00:00:00
hai hidup setiap tanggal 2mei kita
00:00:10
memperingati Hari Pendidikan Nasional
00:00:12
yang diambil dari hari kelahiran Ki
00:00:15
Hajar Dewantara melalui pendidikan Ki
00:00:18
Hadjar berjuang melawan penjajah Belanda
00:00:21
seperti apa ceritanya Ayo teman-teman
00:00:24
kita simak bersama Ki Hajar Dewantara
00:00:27
terlahir dengan nama Raden Mas soewardi
00:00:30
soeryaningrat pada tanggal 2mei 1889 ia
00:00:36
dibesarkan dalam lingkungan Keraton Paku
00:00:38
Alam di Yogyakarta Kihajar sempat kuliah
00:00:42
di stovia atau sekolah dokter pribumi
00:00:46
kemudian ia bekerja sebagai wartawan di
00:00:49
koran seperti utusan media dan kau Mudah
00:00:54
sejak muda Kihajar berani menentang
00:00:57
pemerintah kolonial Belanda di
00:01:00
Rama Daus Dekker dan Cipto
00:01:01
mangoenkoesoemo ia mendirikan Indische
00:01:04
Partij pada tahun 1912 yang bertujuan
00:01:09
mencapai Indonesia merdeka akibat
00:01:12
kritiknya pada pemerintah Belanda dalam
00:01:15
tulisan Seandainya aku seorang Belanda
00:01:18
Kihajar diasingkan ke pulau Bangka
00:01:21
Douwes Dekker dan Cipto mangoenkoesoemo
00:01:23
membela sahabat mereka sehingga akhirnya
00:01:27
tiga serangkai ini diasingkan
00:01:29
bersama-sama ke negeri Belanda masa
00:01:32
pengasingan di Belanda dimanfaatkan
00:01:34
Kihajar untuk mendalami dunia pendidikan
00:01:37
dan pengajaran pada tahun 1919 Kihajar
00:01:42
kembali ke tanah air dan terus
00:01:44
mengkritik pemerintahan kolonial Belanda
00:01:46
lewat tulisan-tulisannya akibatnya Ia
00:01:49
pun sering keluar-masuk penjara tanggal
00:01:53
3 Juli 1922 Ki Hadjar mendirikan lembaga
00:01:57
pendidikan Tamansiswa DJ
00:02:00
atap Sejak saat itu Suwardi Suryaningrat
00:02:03
memakai nama Ki Hajar Dewantara
00:02:08
anak-anak dari semua kalangan baik
00:02:10
meningkat maupun rakyat biasa bisa
00:02:13
bersekolah di Taman Siswa perguruan ini
00:02:16
memiliki semboyan Ing Ngarso Sung tulodo
00:02:20
ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri
00:02:24
Handayani artinya di depan memberi
00:02:28
contoh di tengah membangun semangat dan
00:02:31
di belakang memberi dorongan prinsip ini
00:02:34
berlaku untuk semua Pamong atau guru dan
00:02:38
murid di Taman Siswa setelah Indonesia
00:02:41
merdeka Presiden Soekarno mengangkat Ki
00:02:44
Hadjar sebagai Menteri Pendidikan
00:02:47
pertama semboyan Tut Wuri Handayani pun
00:02:50
hingga kini tetap dipakai dalam dunia
00:02:53
pendidikan Indonesia Bapak Ibu calon
00:02:58
guru penggerak telah
00:03:00
video profil sejarah Bapak pendidikan
00:03:01
nasional kita Ki Hajar Dewantara Pada
00:03:04
kesempatan ini Izinkan saya untuk
00:03:06
memaparkan refleksi saya terkait
00:03:08
pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk
00:03:10
membuat kita lebih memahami impian besar
00:03:12
beliau untuk membawa anak Indonesia
00:03:15
mencapai kemerdekaan belajar ada dua hal
00:03:20
yang ingin saya sampaikan disini pertama
00:03:23
Beliau berkata bahwa pendidikan adalah
00:03:25
tempat persemaian benih benih kebudayaan
00:03:28
padahal ini Ki Hadjar membuat sebuah
00:03:31
koneksi dua hal yang tidak terpisahkan
00:03:33
antara Pendidikan dan Kebudayaan dua hal
00:03:35
ini adalah satu kesatuan menurut Ki
00:03:38
Hajar untuk mencapai kebudayaan yang
00:03:41
kita mimpikan peradaban bangsa yang kita
00:03:43
cita-citakan pendidikan adalah
00:03:45
fondasinya atau dengan bahasanya
00:03:47
kejarlah tempat persemaian benih benih
00:03:50
kebudayaan dengan kata lain pekerjaan
00:03:52
yang kita lakukan di pendidikan bukan
00:03:54
saja pekerjaan untuk anak bersekolah
00:03:56
ujian hasilnya baik dan lain sebagainya
00:03:59
tapi ada
00:04:00
pekerjaan untuk menjemput kebudayaan
00:04:03
yang kita cita-citakan dengan kata lain
00:04:05
ini adalah pekerjaan untuk membentuk
00:04:06
terhadapan jadi ini setelah yang sangat
00:04:09
penting antara pendidikan dan kebudayaan
00:04:11
dua-duanya adalah satu ikatan yang tidak
00:04:13
bisa dilepaskan yang kedua inti dari
00:04:16
filsafat Keder Dewantara itu adalah
00:04:19
perubahan dalam hal ini bagi saya
00:04:22
analogi yang tepat untuk filsafat Kediri
00:04:25
Utara itu adalah seperti tata surya
00:04:27
selalu bergerak selalu tidak pernah
00:04:29
berhenti dari waktu ke waktu dia tidak
00:04:33
pernah statis karena itu bagi ke hajar
00:04:35
kebudayaan tidak boleh statis harus
00:04:38
terus bergerak dalam mengupayakan
00:04:40
peliharaan kebudayaan bagi Kihajar itu
00:04:43
harus terus bergerak sesuai dengan
00:04:45
kodrat alam dan qadar zamannya jika
00:04:47
kebudayaan itu terisolasi kebudayaan itu
00:04:50
akan menuju kehancuran pendidikan pun
00:04:53
juga sama tidak boleh statis pendidikan
00:04:55
harus terus berubah menjawab tuntutan
00:04:57
zamannya karena sepertinya
00:05:00
dalam tata surya itu kalau bapak ibu
00:05:02
bayangkan kalau planet itu berhenti
00:05:04
bergerak statis dia itu akan terjadi
00:05:07
sebuah keos sebuah kekacauan dan itulah
00:05:10
yang yang dilihat oleh Ki Hadjar bahwa
00:05:13
semuanya itu harus terus bergerak dan
00:05:15
bergerak tidak pernah berhenti artinya
00:05:17
perubahan adalah hal yang kekal yang
00:05:19
harus terjadi selanjutnya planet-planet
00:05:22
itu pun dalam tata surya tidak ada yang
00:05:24
sama di sini terlihat keberagaman ada
00:05:27
planet Merkurius ada planet Venus ada
00:05:30
bumi ada Mars dan seterusnya dalam lihat
00:05:33
planet-planet ini inilah yang kita juga
00:05:35
lihat dalam kebudayaan dan pendidikan
00:05:37
dalam kebudayaan menurut Ki Hajar tidak
00:05:39
ada yang sama ada kebudayaan yang
00:05:42
mungkin seperti Marsada seperti bumi
00:05:44
gitu ya tapi tidak bisa disamakan ketika
00:05:47
kita melakukan pertukaran kebudayaan itu
00:05:49
bukan untuk menyamakan semuanya tapi
00:05:51
untuk menguatkan identitas dari
00:05:54
masing-masing kebudayaan dan kebudayaan
00:05:56
itu terus berputar dan terus berputar
00:05:59
pada sumbu y
00:06:00
Hai dan dalam filosofi Kihajar sumbunya
00:06:03
ini atau dimana semua planet itu
00:06:05
bersumbu itu adalah nilai-nilai
00:06:07
kemanusiaan dan ini yang menjadi hal
00:06:11
yang esensi dari semua kebudayaan
00:06:12
dimanapun kebudayaan itu berada maibox
00:06:15
baik itu kebudayaan di Indonesia yang
00:06:17
beragama maupun kebodohan dunia yang
00:06:18
juga sangat beragam esensinya menurutnya
00:06:21
adalah nilai-nilai kemanusiaan
00:06:23
pendidikan pun juga sama anak tidak
00:06:26
pernah ada yang sama dua anak kembar itu
00:06:28
tidak pernah sama persis bahkan kembar
00:06:31
siam sekalipun chip Fitrah dari
00:06:33
penciptaan dari yang Mahakuasa itu
00:06:35
adalah keberagaman menurut Ki Hajar
00:06:37
Biarkanlah anak-anak itu memiliki
00:06:39
keunikannya sendiri-sendiri ibarat
00:06:41
planet-planet Tadi mereka bergerak
00:06:43
dengan kecepatannya sendiri sendiri
00:06:45
kalau Bapak Ibu Lia di tatasurya
00:06:46
Merkurius itu berputar sangat cepat
00:06:48
sementara mungkin planet Jupiter itu ada
00:06:52
lambat berputarnya dan ini mereka juga
00:06:54
berputar dengan kecepatan yang
00:06:56
sendiri-sendiri sesuai dengan kodratnya
00:06:57
masing-masing masing-masing punya
00:07:00
dalam planet yang berbeda-beda jadi
00:07:01
tidak bisa dipaksakan ha bumi itu harus
00:07:04
menjadi seperti Saturnus atau Neptunus
00:07:06
itu menjadi Merkurius semua ada orbitnya
00:07:09
masing-masing semua bergerak pada sumbu
00:07:11
yang yang yang sudah diatur dan
00:07:14
menghamba pada nilai yang sama yaitu
00:07:15
nilai-nilai kemanusiaan nah lalu apa
00:07:19
yang kemudian menjadi relevansi
00:07:21
pemikiran pemikiran Ki Hajar Dewantara
00:07:22
terhadap transformasi pendidikan yang
00:07:24
sedang kita lakukan sekarang filosofi
00:07:27
Kihajar adalah filosofi tentang
00:07:28
perubahan dalam hal ini ada tiga
00:07:30
kerangka perubahan Ki Hajar Dewantara
00:07:33
yang pertama adalah kodrat keadaan dalam
00:07:37
melakukan perubahan kita harus melihat
00:07:39
kode keadaan yang terbagi dua pertama
00:07:42
kodrat alam yang kedua kodrat zaman
00:07:45
kodrat alam itu adalah terkait dengan
00:07:47
alam tempat dimana masyarakat itu berada
00:07:50
seperti yang digambarkan oleh Ki Hadjar
00:07:52
kalau alamnya daerah pertanian itu
00:07:54
berbeda dengan dengan daerah pegunungan
00:07:57
atau daerah avantime ya
00:08:00
dua musim itu berbeda dengan empat musim
00:08:01
dan seterusnya Kihajar bercerita bahwa
00:08:04
kalau orang Belanda melihat orang
00:08:05
Indonesia itu boros karena orang
00:08:08
Indonesia alamnya sangat ramah sekali
00:08:11
jadi tidak pernah mungkin berpikir untuk
00:08:13
masa depan yang terlalu jauh karena
00:08:14
alami selalu menyediakannya sedangkan
00:08:17
orang Indonesia melihat Belanda itu
00:08:18
pelit tapi ini Belanda dibentuk oleh
00:08:20
alamnya juga karena dia harus hidup
00:08:22
empat musim dia harus berhemat karena
00:08:24
nanti ketika datang musim dingin tidak
00:08:26
bisa lagi tumbuh atau pertanian tidak
00:08:28
bisa bergerak jadi ini kondet alam yang
00:08:31
membentuk sebuah kebudayaan kebiasaan
00:08:33
sebuah masyarakat nah lalu juga Anda
00:08:35
kodak zaman bagian kedua dari kode
00:08:37
keadaan cord zaman ini berkat berarti
00:08:40
bahwa walaupun alamnya sama seperti
00:08:42
daerah Bandung atau daerah Semarang dan
00:08:45
lain sebagainya itu tidak pernah sama
00:08:47
dari waktu ke waktu Jakarta tahun 1950
00:08:51
berbeda dengan Jakarta tahun 2020 dan
00:08:54
akan berbeda dengan Jakarta 2050 dan
00:08:56
seterusnya masing-masing zaman itu
00:08:59
memiliki Tan
00:09:00
nya sendiri-sendiri pada saat ini
00:09:02
tantangan kita adalah bagaimana menjawab
00:09:04
revolusi industri 4.0 dan sebagainya
00:09:07
percepatan revolusi teknologi ini sangat
00:09:10
luar biasa dan ini merupakan tantangan
00:09:12
yang pada zaman ini sedang kita hadapi
00:09:14
lalu yang kedua adalah prinsip melakukan
00:09:18
perubahan kalau tadi kodrat keadaan yang
00:09:21
kedua yang kedua ini prinsip melakukan
00:09:22
perubahan di sini ada yang namanya azas
00:09:25
second kontinuitas konvergensi dan
00:09:29
konsentris dalam melakukan perubahan
00:09:32
menurut Ki Hajar Kita harus melakukan
00:09:34
sebuah dialog kritis dengan sejarah kita
00:09:36
kita harus menjaga nilai utama dari
00:09:39
masyarakat kita harus berakar pada
00:09:41
identitas utama dari sebuah masyarakat
00:09:44
ini walaupun perubahan itu no menjawab
00:09:46
konteks zaman tapi nilai esensi budaya
00:09:48
masyarakat itu harus tetap dipegang tapi
00:09:50
juga harus ada dialog kritis sehingga
00:09:51
bisa terus berubah jadi kontinuitas ini
00:09:54
bisa terjaga dengan baik yang kedua
00:09:56
harus konvergensi Maksudnya apa ya
00:10:00
dan perubahan yang kita lakukan itu
00:10:01
harus menuju pada suatu titik yang
00:10:04
memperkuat nilai-nilai kemanusiaan jadi
00:10:07
dalam konteks konvergensi ini pendidikan
00:10:10
itu harus memanusiakan dan memperkuat
00:10:12
kemanusiaan kita yang ketiga konsentris
00:10:16
jadi walaupun menuju pada nilai-nilai
00:10:18
yang yang sama gitu subuh yang sama tapi
00:10:21
kita tetap harus menghargai keragaman
00:10:23
yang ada karena kalau konsentris itu
00:10:25
ibarat planet tadi dia berputar sesuai
00:10:28
dengan sumbunya sesuai dengan orbitnya
00:10:30
tidak bisa dicampur-campur kan Karena
00:10:33
itu pendidikan itu harus menghargai
00:10:35
keunikan karena itu juga pendidikan itu
00:10:37
harus memerdekakan Biarkanlah
00:10:39
masing-masing berputar pada sumbunya
00:10:41
beredar sesuai dengan orbitnya menurut
00:10:43
akad akhir pendidik itu ibarat
00:10:46
petani-petani itu dia bercocok tanam Dia
00:10:49
memiliki banyak sekali misalnya bibit
00:10:51
ada bibit padi ada bibit jagung ada
00:10:54
bibit kedelai
00:10:55
Hai yang pagi tumbuhkanlah dia sebagai
00:10:58
Padi Jangan menumbuhkan padi itu
00:11:00
berharap menjadi jagung tidak akan
00:11:02
pernah jadi seperti itu Dan jangan pula
00:11:04
memelihara jagung dengan ilmu memelihara
00:11:07
padi enggak jadi tumbuh kembangnya
00:11:08
jagung itu jadi masing-masing itu sesuai
00:11:11
dengan kodratnya dan itulah keragaman
00:11:14
yang dihadapi oleh para pendidik dalam
00:11:16
konteks kehidupan sehari-hari lalu yang
00:11:19
ketiga apa yang berubah yang berubah
00:11:22
disini adalah budi pekerti maksudnya ini
00:11:25
apa ada dua kata di sini ada Budi ada
00:11:28
pekerti Bude itu menurut bahagia jadi
00:11:32
tanda tiga komponen yaitu Cipta Rasa dan
00:11:35
Karsa Cipta itu artinya pikiran rasa itu
00:11:39
perasaan karr satu adalah kemauan dan
00:11:42
pekerti pekerti itu maksudnya tenaga
00:11:44
atau raga dalam Filosofi pendidikan Ki
00:11:47
Hadjar ini harus seimbang terjadinya
00:11:49
perubahan tersebut ada olahcipta
00:11:51
menajamkan pikiran oleh rasa
00:11:53
menghaluskan rasa oleh
00:11:55
memperkuat kemauan dan olahraga
00:11:57
menyehatkan jasmani sehingga pendidikan
00:12:00
itu harus holistik harus seimbang tidak
00:12:02
bisa timpang kalau pendidikan ini bisa
00:12:06
di kita lakukan dengan seimbang rezeki
00:12:08
hadiah ini akan terjadi kesempurnaan
00:12:09
budi pekerti yang membawa kita pada
00:12:11
kebijaksanaan dengan kata lain jika kita
00:12:16
melakukan pendidikan yang seimbang
00:12:18
tumbuh kembang anak secara holistik ini
00:12:20
akan menghadirkan banyak insan-insan
00:12:22
yang penuh kebijaksanaan sebaliknya jika
00:12:25
kita melakukan pendidikan dengan timpang
00:12:28
maka kita akan menciptakan masyarakat
00:12:29
yang langka bahkan mungkin hampa dengan
00:12:33
kebijaksanaan pada akhirnya semua
00:12:35
disiplin ilmu harus menuju kepada
00:12:37
kebijaksanaan dan relevansi yang kedua
00:12:41
dari apa yang kita pelajari dari
00:12:43
filosofi kiat Dewantara adalah keharusan
00:12:46
untuk memandang anak dengan rasa hormat
00:12:49
berorientasi kepada anak Jadi apa tujuan
00:12:53
pendidikan kita itu adalah murid murid
00:12:55
murid
00:12:55
Hai jadi menurut Ki Hajar semua yang
00:12:59
kita lakukan di bidang di bidang
00:13:01
pendidikan dan para pendidik itu harus
00:13:03
berorientasi penuh kepada murid dengan
00:13:06
bahasa Kihajar salah satu azas dari
00:13:08
Taman Siswa bebas dari segala ikatan
00:13:10
dengan sucihati mendekati sang anak
00:13:13
tidak untuk meminta suatu hak namun
00:13:15
untuk berhamba pada sang anak kata-kata
00:13:18
berharap pada sang anak adalah sebuah
00:13:19
analogi tapi memiliki kedalaman nilai
00:13:21
yang luar biasa bahwa Ski hanjar seorang
00:13:24
yang sangat ditokohkan melihat bahwa
00:13:27
berorientasi kepada anak ini adalah hal
00:13:30
yang paling utama paling esensial bagi
00:13:32
kita pada pendidik semoga refleksi
00:13:35
singkat ini bisa menjadi sebuah
00:13:37
inspirasi bagi bapak ibu semua
00:13:39
calon-calon guru penggerak yang saya
00:13:41
banggakan Terima kasih Bapak Ibu
00:13:43
penggerak salam bahagia
00:13:46
[Musik]