00:00:06
[Musik]
00:00:17
Halo teman-teman selamat datang kembali
00:00:20
di channel YouTube Gia Academy Semoga
00:00:23
teman-teman selalu sehat dan terus
00:00:25
semangat
00:00:28
saat malam hari ketika kita menggunakan
00:00:30
mobil dan menghidupkan lampunya kita
00:00:33
bisa memperhatikan cahaya lampu mobil
00:00:35
tersebut merambat lurus searah dengan
00:00:37
sumber cahayanya di waktu lain sesaat
00:00:40
setelah hujan terkadang kita bisa
00:00:42
melihat cahaya warna-warni di langit
00:00:44
yang disebut dengan pelangi nah
00:00:47
kira-kira bagaimana ya proses Pelangi
00:00:49
terbentuk kita akan mempelajari
00:00:51
gejala-gejala cahaya tersebut di video
00:00:53
kali ini
00:00:55
jadi di video ini kita akan belajar
00:00:58
tentang gelombang cahaya simak terus
00:01:01
videonya ya
00:01:03
nah teman-teman Cahaya merupakan salah
00:01:06
satu energi berbentuk gelombang
00:01:08
elektromagnetik dengan panjang gelombang
00:01:10
sekitar
00:01:11
380 sampai 750 nanometer gelombang
00:01:15
cahaya ini tidak membutuhkan medium
00:01:17
untuk merambat sehingga Cahaya dapat
00:01:20
merambat dalam ruang hampa udara itulah
00:01:23
mengapa cahaya matahari dapat sampai ke
00:01:25
bumi meskipun melewati ruang hampa udara
00:01:27
di luar angkasa dengan kecepatan 300
00:01:30
juta meter per sekon
00:01:32
[Musik]
00:01:34
sebagai gelombang elektromagnetik cahaya
00:01:36
memiliki sifat-sifat berikut pertama
00:01:39
Cahaya dapat dipantulkan atau refleksi
00:01:42
dapat dibiaskan refraksi mengalami
00:01:46
perpaduan atau interferensi mengalami
00:01:49
pelenturan difraksi dapat diuraikan
00:01:52
dispersi dan mengalami penutupan atau
00:01:56
polarisasi
00:01:58
jadi inilah 6 sifat-sifat cahaya yang
00:02:01
akan kita bahas dalam video kali ini
00:02:04
refleksi refleksi interferensi difraksi
00:02:09
dispersi dan polarisasi Yuk kita bahas
00:02:13
satu persatu
00:02:15
kita mulai dari pemantulan cahaya atau
00:02:18
refleksi pemantulan cahaya merupakan
00:02:20
pembalikan arah cahaya karena mengenai
00:02:23
sebuah permukaan proses pemantulan
00:02:25
cahaya mengikuti hukum pemantulan yaitu
00:02:28
Sinar datang garis normal dan sinar
00:02:31
pantul terletak pada satu bidang datar
00:02:33
besar sudut datang sama dengan besar
00:02:36
sudut pantul
00:02:38
sifat kedua pembiasan cahaya atau
00:02:41
refraksi pembiasan cahaya adalah
00:02:43
pembelokan arah rambatan cahaya karena
00:02:46
melewati bidang batas 2 medium rambatan
00:02:49
yang berbeda proses pembiasan cahaya
00:02:51
mengikuti hukum pembiasan yang
00:02:53
dinyatakan oleh Wheels seorang ahli
00:02:57
fisika berkebangsaan Belanda snellius
00:03:00
mengemukakan hukum pembiasan sebagai
00:03:01
berikut Sinar datang garis normal dan
00:03:04
sinar bias terletak pada satu bidang
00:03:06
datar perbandingan antara sinus Sudut
00:03:09
datang dan sinus sudut bias adalah
00:03:11
konstan
00:03:13
hukum kedua snellius tadi dapat kita
00:03:16
Tuliskan dalam persamaan berikut Sin
00:03:19
Teta 1/sin theta 2 =
00:03:22
n2/n1 = n21 N1 V1 = N2 V2 N1 lamda 1 =
00:03:31
N2 lamda 2 dengan Teta 1 Sudut datang
00:03:34
teta2 sudut bias N1 N2 indeks bias
00:03:38
medium V1 V2 cepat rambat gelombang
00:03:41
cahaya dalam meter per sekon lamda 1
00:03:45
lamda 2 panjang gelombang cahaya dalam
00:03:47
meter
00:03:49
menurut snellius saat cahaya dibiaskan
00:03:52
pada medium yang berbeda kerapatan maka
00:03:54
yang akan terjadi adalah sinar yang
00:03:56
datang dari medium kurang rapat ke
00:03:58
medium yang lebih rapat dibiaskan
00:04:00
mendekati garis normal sinar yang datang
00:04:03
dari medium yang lebih rapat ke medium
00:04:06
yang kurang rapat dibiaskan menjauhi
00:04:08
garis normal ingat ya renggang kerapat
00:04:11
mendekat rapat ke renggang menjauh
00:04:13
sedangkan Sinar datang yang tegak lurus
00:04:15
bidang batas tidak dibiaskan tetapi
00:04:18
diteruskan
00:04:21
sifat cahaya berikutnya interferensi
00:04:24
interferensi cahaya adalah perpaduan
00:04:26
antara dua gelombang cahaya yang koheren
00:04:29
memiliki frekuensi dan amplitudo yang
00:04:31
sama sedangkan beda fasenya tetap
00:04:36
interferensi terdiri dari dua jenis
00:04:39
pertama interferensi maksimum atau
00:04:42
konstruktif yaitu interferensi yang
00:04:44
saling menguatkan sifat-sifat
00:04:46
interferensi ini adalah menghasilkan
00:04:48
pola terang terjadi jika gelombang
00:04:51
sefase atau beda fasenya 0° atau
00:04:54
bilangan bulat kelipatan
00:04:56
360° interferensi kedua interferensi
00:05:00
minimum atau destruktif artinya
00:05:03
interferensi ini saling melemahkan
00:05:06
interferensi Ini menghasilkan pola gelap
00:05:09
terjadi jika gelombang berbeda fase 180
00:05:13
derajat atau bilangan ganjil kali 180°
00:05:18
ada beberapa percobaan untuk menyelidiki
00:05:21
pola interferensi cahaya pertama
00:05:23
percobaan Thomas yang atau fresnol untuk
00:05:26
menguji interferensi celah ganda dalam
00:05:29
percobaannya Thomas yang memperagakan
00:05:31
satu sumber cahaya yang menerangi dua
00:05:34
celah sejajar yang terpisah dengan jarak
00:05:37
D sehingga menghasilkan dua cahaya
00:05:39
koheren dengan sudut deviasi theta pola
00:05:42
interferensi diamati pada layar yang
00:05:44
berjarak l dari celah dan memiliki pola
00:05:48
teratur yaitu pola terang untuk hasil
00:05:50
interferensi maksimum dan pola gelap
00:05:53
untuk hasil interferensi minimum pada
00:05:56
bagian tengah layar terdapat terang
00:05:58
pusat jarak terang pusat ke terang atau
00:06:00
gelap ke n dilambangkan dengan y n
00:06:05
dari percobaan celah ganda tersebut kita
00:06:08
bisa menghitung besaran-besaran berikut
00:06:10
pada pola terang berlaku persamaan Desin
00:06:14
Teta = n lamda atau dyn per l = n lamda
00:06:19
bilangan n menyatakan orde atau nomor
00:06:22
terang dengan ketentuan 0 untuk terang
00:06:25
pusat 1 terang ke-1 dan seterusnya
00:06:28
sedangkan pada pola gelap berlaku
00:06:30
persamaan D Sin Teta = n - 1/2 * lamda
00:06:36
atau dyn per l = n - 1/2 * lamda
00:06:42
bilangan n menyatakan orde atau nomor
00:06:45
gelap dimulai dengan gelap ke-1 N = 1
00:06:48
gelap kedua n = 2 dan seterusnya seperti
00:06:53
yang sudah kita bahas sebelumnya
00:06:55
besaran-besaran untuk persamaan
00:06:57
interferensi celah ganda ini adalah D
00:07:00
merupakan jarak celah dalam meter Teta
00:07:03
sudut deviasi n
00:07:06
orde interferensi lamda panjang
00:07:08
gelombang satuannya meter l jarak celah
00:07:11
ke layar satuannya juga meter dan y n
00:07:15
adalah jarak terang pusat ke terang atau
00:07:17
gelap ke n dalam satuan meter
00:07:22
percobaan pola interferensi kedua yaitu
00:07:25
interferensi pada lapisan tipis
00:07:27
peristiwa interferensi pada lapisan
00:07:29
tipis dapat kita amati pada gelembung
00:07:32
air sabun yang terkena sinar matahari
00:07:34
atau lapisan tipis minyak tanah yang
00:07:36
tumpah di atas air sehingga menghasilkan
00:07:38
warna-warna cahaya tertentu pola
00:07:41
interferensi pada lapisan tipis terjadi
00:07:44
ketika suatu Sinar dengan sudut datang I
00:07:46
menuju lapisan tipis dengan ketebalan d
00:07:49
dan indeks bias n sehingga Sinar
00:07:52
mengalami pemantulan dan pembiasan
00:07:54
dengan sudut bias R hingga pola
00:07:57
warna-warna Cahaya dapat kita lihat
00:08:01
adanya perbedaan panjang lintasan optik
00:08:03
dan perubahan fase Sinar pantul tadi
00:08:06
menyebabkan terjadinya interferensi
00:08:08
maksimum dan minimum pada interferensi
00:08:11
maksimum atau pola terang berlaku
00:08:13
persamaan
00:08:15
2ndr = m - 1/2 * lamda sedangkan pada
00:08:21
interferensi minimum atau pola gelap
00:08:24
berlaku
00:08:25
2ndr = m lamda dengan D ketebalan
00:08:30
lapisan tipis satuannya meter R sudut
00:08:33
bias n indeks bias lapisan tipis lamda
00:08:37
panjang gelombang cahaya di udara dalam
00:08:40
satuan meter
00:08:42
panjang gelombang cahaya dalam lapisan
00:08:45
tipis satuannya meter dan m orde
00:08:48
interferensi
00:08:51
dan percobaan pola interferensi terakhir
00:08:53
yaitu interferensi cincin Newton cincin
00:08:57
n merupakan garis-garis lingkaran gelap
00:08:59
yang dihasilkan dari peristiwa
00:09:01
interferensi cahaya oleh pemantulan dua
00:09:04
bidang berbeda yaitu lensa plant konveks
00:09:06
dan kaca plan paralel pola interferensi
00:09:09
cincin Newton ini terjadi Jika cahaya
00:09:12
datang dalam arah tegak lurus pada
00:09:15
sistem optik yang terdiri dari sebuah
00:09:17
lensa cembung datar atau plant convex
00:09:20
dengan jari-jari R besar yang diletakkan
00:09:23
di atas kaca plan paralel menghasilkan
00:09:25
pola garis lingkaran gelap dan terang
00:09:28
berjari-jari R kecil dan memiliki
00:09:31
ketebalan lapisan udara d diantara
00:09:33
Permukaan kaca dan lensa
00:09:35
[Musik]
00:09:37
persamaan yang dihasilkan dari pola
00:09:39
interferensi cincin Newton tersebut
00:09:41
adalah untuk Pola lingkaran terang nr² =
00:09:45
m - 1/2 * lamda R Pola lingkaran gelap
00:09:50
nr² = m lamda r dan untuk menghitung
00:09:55
ketebalan lapisan udara antara Permukaan
00:09:57
kaca dan lensa pada pola terang d = m -
00:10:02
1/2 * lamda / 2 pada pola gelap d = m *
00:10:08
lamda/2 dengan d adalah ketebalan udara
00:10:12
R kecil jari-jari cincin keduanya dalam
00:10:15
satuan meter n indeks bias lensa plan
00:10:19
konveks lamda panjang gelombang cahaya
00:10:21
satuannya meter m orde interferensi dan
00:10:25
R besar merupakan jari-jari lensa dalam
00:10:28
satuan meter
00:10:31
karakteristik cahaya berikutnya difraksi
00:10:34
difraksi cahaya adalah peristiwa
00:10:36
pelenturan atau pembelokan arah rambat
00:10:39
cahaya apabila melewati celah sempit
00:10:42
atau kisi sehingga gelombang cahaya
00:10:44
tampak melebar pada tepi celah pada
00:10:47
difraksi juga terjadi interferensi
00:10:50
sehingga terbentuk garis gelap dan
00:10:52
terang pada layar
00:10:55
berdasarkan medium atau Celah yang
00:10:57
dilewatinya difraksi dapat dibedakan
00:10:59
menjadi tiga jenis pertama difraksi
00:11:03
celah tunggal pada difraksi celah
00:11:05
tunggal sebuah cahaya datang dengan
00:11:07
panjang gelombang lamda memasuki celah
00:11:10
Tunggal dengan lebar D mengalami
00:11:12
pelenturan gelombang dan membentuk sudut
00:11:15
deviasi theta cahaya yang masuk jatuh
00:11:18
tepat di layar sehingga membentuk pola
00:11:21
gelap dan terang jarak antara celah dan
00:11:23
layar dilambangkan dengan l dan jarak
00:11:26
terang pusat ke terang atau gelap ke n
00:11:29
adalah y n sehingga kita bisa menghitung
00:11:32
besaran pada difraksi ini untuk pola
00:11:35
gelap berlaku persamaan
00:11:37
disinteta = n lamda atau dyn per l = n
00:11:43
lamda dengan n menyatakan orde atau
00:11:46
nomor pola gelap sedangkan pada pola
00:11:49
terang berlaku persamaan
00:11:50
desinteta = n - 1/2 * 16 atau dyn per l
00:11:57
= n - 1/2 * lamda dengan n adalah orde
00:12:03
atau nomor pola terang
00:12:06
sebuah besaran pada persamaan difraksi
00:12:08
celah tunggal ini sama dengan besaran
00:12:11
interferensi celah ganda pada pembahasan
00:12:14
sebelumnya ya hanya saja rumus untuk
00:12:16
pola terang dan pola gelapnya dibalik
00:12:19
Mengapa demikian pada difraksi celah
00:12:22
tunggal tampak bahwa pita terang pusat
00:12:24
lebih lebar daripada lebar celah pita
00:12:28
terang lainnya makin sempit ketika makin
00:12:30
jauh dari terang pusat tetapi lebar pita
00:12:33
gelap hampir tetap Karena itulah jika
00:12:36
disinteta = n lamda maka yang terjadi
00:12:39
pada difraksi celah tunggal adalah
00:12:41
interferensi minimum atau pita gelap
00:12:46
jenis difraksi kedua yaitu difraksi kisi
00:12:49
kisi adalah penghalang yang memiliki
00:12:51
Celah yang sangat banyak dengan ukuran
00:12:53
lebar celah dan jarak antar Celah yang
00:12:56
sama besar Seberkas cahaya yang
00:12:58
dilewatkan melalui kisi menghasilkan
00:13:00
pita terang yang lebih tajam
00:13:02
dibandingkan interferensi celah ganda
00:13:05
dan difraksi celah tunggal beberapa
00:13:07
persamaan yang dapat kita gunakan untuk
00:13:10
mencari besaran pada difraksi kisi
00:13:12
adalah pertama kita bisa menghitung
00:13:15
tetapan kisi atau jarak antar celah D
00:13:18
dengan persamaan d = 1/n n menyatakan
00:13:22
jumlah garis per cm berikutnya persamaan
00:13:26
untuk menghitung besaran pada pola
00:13:28
terang dan pola gelap di mana
00:13:30
persamaannya sama dengan persamaan pada
00:13:33
interferensi celah ganda pada pola
00:13:36
terang berlaku persamaan the sinteta = d
00:13:40
y n per l = n lamda dan pada pola gelap
00:13:44
berlaku Desin tetas sama dengan dyn/l =
00:13:48
n - 1/2 * lamda
00:13:53
dan jenis difraksi yang terakhir yaitu
00:13:55
difraksi daya urai pada alat optik daya
00:13:59
urai alat optik merupakan kemampuan alat
00:14:01
optik untuk menghasilkan bayangan yang
00:14:03
terpisah dari dua benda yang berdekatan
00:14:06
apabila suatu alat optik memiliki
00:14:08
diameter diafragma D maka dua sumber
00:14:12
cahaya S1 dan S2 masih dapat dipisahkan
00:14:15
secara tepat pada layar membentuk
00:14:17
bayangan S1 aksen dan S2 aksen dengan
00:14:21
daya urai DM aksen perpotongan dua
00:14:25
cahaya tersebut pada diafragma lensa
00:14:27
akan membentuk sudut pemisah atau sudut
00:14:29
resolusi minimum Teta m dan jarak benda
00:14:33
dari lensa adalah l Nah untuk menghitung
00:14:36
daya urai pada alat optik ini kita bisa
00:14:39
menggunakan persamaan berikut DM =
00:14:43
1,22 lamda l/d dan untuk menghitung
00:14:47
sudut resolusi minimumnya adalah Teta m
00:14:50
=
00:14:51
1,22 lamda /d dengan l merupakan jarak
00:14:55
benda dari lensa dan d adalah diameter
00:14:58
bukaan alat optik keduanya dalam satuan
00:15:02
meter sampai di sini teman-teman bisa
00:15:04
memahaminya ya
00:15:06
selanjutnya kita akan membahas sifat
00:15:09
cahaya kelima yaitu dispersi dispersi
00:15:13
cahaya adalah proses penguraian cahaya
00:15:14
putih atau polikromatik menjadi cahaya
00:15:17
berwarna-warni atau monokromatik
00:15:20
dispersi terjadi ketika cahaya melewati
00:15:22
medium dengan indeks bias berbeda pada
00:15:25
gambar berikut bisa kita lihat bahwa
00:15:27
cahaya putih yang melalui Prisma
00:15:29
diuraikan menjadi spektrum warna yaitu
00:15:32
warna merah jingga kuning hijau biru
00:15:37
nila dan ungu hal ini menunjukkan bahwa
00:15:40
sesungguhnya cahaya putih tersebut
00:15:42
merupakan gabungan dari ke-7 warna tadi
00:15:45
disebut cahaya polikromatis sedangkan
00:15:48
cahaya yang hanya terdiri dari satu
00:15:50
warna disebut cahaya monokromatis
00:15:54
pada peristiwa dispersi cahaya oleh
00:15:56
Prisma terbentuk sudut dispersi yang
00:15:59
merupakan lebar spektrum yang
00:16:01
ditimbulkan oleh Prisma yang besarnya
00:16:03
bergantung pada selisih antara sudut
00:16:05
deviasi warna ungu dan warna merah
00:16:08
besarnya sudut dispersi ini dapat kita
00:16:11
hitung dengan persamaan B = NU kurang nm
00:16:15
dikali beta dengan P merupakan sudut
00:16:18
dispersi NU indeks bias cahaya Ungu nm
00:16:22
indeks bias cahaya merah dan beta adalah
00:16:25
sudut Puncak atau sudut pembias Prisma
00:16:30
dan sifat cahaya yang terakhir adalah
00:16:32
polarisasi polarisasi cahaya adalah
00:16:35
peristiwa terserapnya sebagian arah
00:16:38
getar gelombang cahaya cahaya dapat
00:16:41
terpolarisasi karena peristiwa berikut
00:16:43
pemantulan pembiasan dan pemantulan
00:16:46
pembiasan ganda atau bias kembar
00:16:49
absorpsi selektif hamburat dan beginilah
00:16:52
ilustrasi jalannya polarisasi cahaya
00:16:57
dalam polarisasi cahaya kita bisa
00:16:59
menentukan intensitas cahaya yang
00:17:02
ditransmisikan menggunakan dua buah
00:17:04
Polaroid Polaroid pertama disebut
00:17:07
polarisator yang berfungsi melewatkan
00:17:09
Sinar terpolarisasi dengan arah getar
00:17:12
sesuai dengan sumbu mudah P1 polaroid
00:17:16
kedua disebut analisator yang berfungsi
00:17:18
menganalisis sinar yang dilewatkan oleh
00:17:21
polarisator apabila analisator diputar
00:17:24
maka pada saat sumbu mudahnya P2 sejajar
00:17:27
dengan sumbu mudah polarisator P1 akan
00:17:31
terlihat sinar paling terang selanjutnya
00:17:33
Sinar meredup dan akan tampak gelap pada
00:17:36
saat P1 dan P2 saling tegak lurus jika
00:17:39
sudut yang terbentuk antara P1 dan P2
00:17:42
adalah Teta maka intensitas cahaya yang
00:17:45
dilewatkan analisator adalah I2 = I1 cos
00:17:50
kuadrat Teta = 1/2 i0 cos kuadrat Teta
00:17:55
dengan i0 intensitas cahaya pemula I1
00:17:58
intensitas cahaya terpolarisasi keluar
00:18:01
dari polarisator dan I2 intensitas
00:18:04
cahaya terpolarisasi keluar dari
00:18:07
analisator ketiganya dalam satuan watt
00:18:10
per meter kuadrat
00:18:12
Nah teman-teman itulah tadi keseluruhan
00:18:15
pembahasan kita tentang sifat-sifat
00:18:18
cahaya yaitu pemantulan refleksi
00:18:21
pembiasan refraksi perpaduan
00:18:24
interferensi pelenturan difraksi
00:18:27
penguraian dispersi dan penutupan
00:18:29
polarisasi teman-teman bisa memahaminya
00:18:32
ya
00:18:34
agar teman-teman semakin paham Mari kita
00:18:36
selesaikan contoh soal berikut
00:18:39
soal pertama diketahui panjang gelombang
00:18:42
datang pada interferensi celah ganda
00:18:45
yang sebesar
00:18:46
7500 angstrong yang kita konversikan ke
00:18:49
meter menjadi 7,5 kali 10 pangkat min 7
00:18:53
m lebar celah 0,2 mm = 2 x 10 pangkat
00:18:58
min 4 M jarak celah ke layar 1 meter dan
00:19:03
jarak terang pusat ke terang paling
00:19:04
pinggir 7,5 cm artinya yn = 7,5 cm = 7,5
00:19:12
kali 10 pangkat min 2 m yang ditanya
00:19:16
jumlah garis terang pada layar atau n
00:19:19
nah kita tahu persamaan yang digunakan
00:19:21
untuk menyelesaikan soal pola terang
00:19:23
pada interferensi celah ganda adalah d y
00:19:27
n per l =
00:19:29
kita masukkan semua nilai besaran yang
00:19:32
sudah dikonversikan ke satuan meter tadi
00:19:35
dua kali 10 pangkat min 4 kali 7,5 * 10
00:19:39
^ -2/1 = n * 7,5 * 10 ^ -7 kita lakukan
00:19:47
operasi hitungnya hingga diperoleh n =
00:19:51
15/7,5 * 10 ^ 1 = 20 jadi jumlah garis
00:19:56
terang pada layar adalah 20 jawaban yang
00:20:00
benar d
00:20:02
soal kedua diketahui panjang gelombang
00:20:05
datang pada selaput tipis adalah
00:20:09
589,3 nanometer kita tidak perlu
00:20:12
melakukan konversi ke dalam meter karena
00:20:14
pilihan jawaban pada soal juga dalam
00:20:17
bentuk nanometer indeks bias air sabun n
00:20:20
=
00:20:21
1,33 karena yang terjadi adalah pola
00:20:25
terang pertama maka orde interferensinya
00:20:28
adalah 1 dan sudut biasnya tegak lurus
00:20:31
dengan selaput tipis maka R = 0° yang
00:20:35
ditanya pada soal ini adalah ketebalan
00:20:38
selaput atau D untuk menjawabnya kita
00:20:41
ingat lagi persamaan interferensi
00:20:43
selaput tipis pada pola terang yaitu
00:20:46
2nd cos r = m - 1/2 * lamda sehingga
00:20:52
untuk mencari nilai d = m - 1/2 * lamda
00:20:57
per 2 n cos R kita masukkan nilai
00:21:01
besaran yang diketahui pada persamaan d
00:21:04
= 1 - 1/2 dikali
00:21:10
589,3/2 *
00:21:12
1,33 dikali 1 dan kita lakukan operasi
00:21:16
hitungnya hingga diperoleh D =
00:21:20
110,8 nanometer jadi ketebalan selaput
00:21:24
air sabun adalah
00:21:26
110,8 nanometer jawaban yang benar a
00:21:30
soal selanjutnya Diketahui jari-jari
00:21:33
lingkaran cincin Newton R kecil = 1 mm =
00:21:38
1 * 10 ^ -3 m jari-jari planet konveks
00:21:43
atau R besar adalah 4 m dan indeks bias
00:21:47
lensa N = 1 karena pola yang terjadi
00:21:50
adalah terang pertama maka m-nya = 1
00:21:54
yang ditanya panjang gelombang cahaya
00:21:56
atau lamda kita tahu soal ini berkaitan
00:21:59
dengan interferensi cincin n yang
00:22:02
persamaan Pola lingkaran terangnya
00:22:04
adalah nr² = m - 1/2 * lamda R sehingga
00:22:11
untuk mencari lamda kita bisa memasukkan
00:22:13
nilai besaran yang diketahui 1 * 10 ^ -3
00:22:18
dipangkatkan dua sama dengan 1 - 1/2 *
00:22:23
lamda * 4 lamda = 1 * 10 ^ -6/2 lamda =
00:22:30
5 * 10 ^ -7 m = 5000 Amstrong jadi
00:22:35
jawaban yang sesuai adalah C
00:22:39
soal keempat Diketahui sebuah kisi
00:22:42
difraksi 1500 garis per cm dilewati oleh
00:22:46
Seberkas cahaya dari sebuah lampu yang
00:22:48
menghasilkan pola terang N = 1 jika
00:22:52
sudut deviasi orde pertama sebesar 30°
00:22:55
kita diminta menentukan panjang
00:22:57
gelombang cahaya dari lampu tersebut
00:23:00
pada difraksi kisi persamaan yang
00:23:02
digunakan adalah Desin Teta = n lamda
00:23:06
dengan D = 1/n sehingga persamaan
00:23:10
menjadi 1/n Sin Teta = n lamda kita
00:23:15
masukkan nilai besaran yang diketahui
00:23:18
1/1500 Sin 30° = 1 lamda sehingga
00:23:23
diperoleh lamda =
00:23:27
0,0033 CM =
00:23:31
3,33 * 10 ^ - 6 m jadi panjang gelombang
00:23:36
cahaya dari lampu adalah 3, 33 * 10 ^ -6
00:23:42
m jawaban yang benar a
00:23:45
soal berikutnya diketahui sudut pembias
00:23:48
Prisma adalah 10 derajat indeks bias
00:23:51
cahaya merah nm =
00:23:53
1,60 dan ungu NU =
00:23:57
1,64 soal ini meminta kita menentukan
00:24:01
besar sudut dispersi pada Prisma untuk
00:24:04
menghitung sudut dispersi prisma kita
00:24:06
gunakan persamaan phi = NU kurang NF
00:24:10
dikali beta lalu kita masukkan nilai
00:24:13
besaran yang diketahui V =
00:24:16
1,64 - 1,60 * 10 derajat sehingga
00:24:22
diperoleh phi = 0,04 * 10° = 0,4 derajat
00:24:28
jadi sudut dispersi prismanya adalah 0,4
00:24:32
derajat jawaban yang benar d
00:24:36
soal terakhir diketahui sudut antara
00:24:39
polarisator dan analisator 60° dan
00:24:42
intensitas cahaya alam mula-mula 124
00:24:46
watt per meter kuadrat dengan I1 hanya
00:24:49
50% artinya I1 pada kasus ini hanya 1/2
00:24:53
0 yang ditanya pada soal adalah besar
00:24:56
intensitas cahaya yang keluar dari
00:24:59
analisator atau I2 Nah kita bisa
00:25:02
menghitung I2 pada polarisasi ini dengan
00:25:05
persamaan I2 = I1 cos kuadrat Teta
00:25:09
karena I1 = 1/2 in 0 maka I2 = 1/2 0
00:25:16
cos² Teta kita masukkan angka yang
00:25:19
diketahui I2 = 1/2 * 124 * cos kuadrat
00:25:26
60 derajat sehingga diperoleh I2 =
00:25:31
124/2 * 1/2 dikuadratkan =
00:25:36
15,5 watt per meter kuadrat jadi besar
00:25:39
intensitas cahaya yang keluar dari
00:25:42
analisator adalah
00:25:44
15,5 watt per meter kuadrat Jawabannya a
00:25:49
Oke teman-teman demikianlah pembahasan
00:25:51
kita tentang gelombang cahaya jangan
00:25:54
lupa tonton terus video tentang
00:25:55
gelombang cahaya jangan lupa tonton
00:25:57
terus video-video terbaru di channel
00:25:59
kita ya sampai jumpa di video berikutnya
00:26:01
[Musik]