Bhante Sri Paññāvaro | Hidup bagaikan Jalan Raya, Ramai Sekali, Ramai Penderitaan | Karaniya Channel

00:23:20
https://www.youtube.com/watch?v=3SkAbj3jGXQ

Zusammenfassung

TLDRThe speech emphasizes the importance of helping others to overcome suffering, using the metaphor of crossing a busy road. It discusses the root causes of suffering, primarily unmeasured desires, and advocates for stopping evil actions, maintaining a calm mind, and accepting life's changes. The speaker highlights that aging and death are inevitable, and accepting these realities can alleviate suffering. The ultimate goal is to achieve a state free from suffering, as exemplified by the teachings of Buddha, culminating in the concept of 'parinibana', where one is liberated from the cycle of rebirth and suffering.

Mitbringsel

  • 🚦 Life is like a busy road; help others cross it.
  • 🛑 Suffering arises from unmeasured desires.
  • 🧘‍♂️ A calm mind is essential for clarity.
  • 🔄 Accepting change reduces suffering.
  • 👵 Aging and death are natural processes.
  • 💡 Wisdom helps endure life's changes.
  • ✋ Stop doing evil to alleviate suffering.
  • 🧘‍♀️ Meditation can help achieve a peaceful mind.
  • 🌱 Good deeds are important but do not prevent aging.
  • 🌌 Parinibana signifies liberation from suffering.

Zeitleiste

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The speaker uses a metaphor of a busy road to illustrate life filled with suffering, emphasizing the importance of helping others cross the road of suffering. By assisting others, one also finds their own way to freedom from suffering, as exemplified by great teachers who have guided many towards liberation.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    The root cause of suffering is identified as desire and unmeasured wants. The speaker stresses the need to stop doing evil, as it leads to suffering, and encourages a balanced approach to desires. This universal teaching applies to everyone, including leaders who cause harm through their actions.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    The speaker highlights the importance of a calm mind to discern right from wrong and to manage desires. Meditation is recommended as a practice to achieve mental clarity. Accepting change is also crucial, as aging, sickness, and death are inevitable parts of life that should be faced without fear or suffering.

  • 00:15:00 - 00:23:20

    Ultimately, the teachings of the Buddha address both mental and physical suffering. By overcoming inner impurities and achieving a state of parinibbana, one can escape the cycle of rebirth and suffering, leading to a final liberation from all forms of suffering.

Mehr anzeigen

Mind Map

Video-Fragen und Antworten

  • What is the main metaphor used in the speech?

    The metaphor of crossing a busy road is used to illustrate helping others and overcoming suffering together.

  • What causes suffering according to the speaker?

    Suffering is caused by unmeasured desires and the actions that stem from them.

  • What should one do to reduce suffering?

    One should stop doing evil, maintain a calm mind, and accept changes in life.

  • What is the ultimate goal mentioned in the speech?

    The ultimate goal is to achieve a state free from suffering, as taught by Buddha.

  • How does the speaker suggest achieving a calm mind?

    The speaker suggests practicing meditation to achieve a calm and clear mind.

  • What does the speaker say about aging and death?

    Aging and death are natural processes that everyone must face, and accepting them can reduce suffering.

  • What is 'parinibana'?

    Parinibana is the state of complete liberation from suffering, where one does not experience rebirth or suffering again.

  • How does the speaker view the relationship between good deeds and suffering?

    Good deeds are important, but even good people will face aging and death; the key is to accept these changes.

  • What is the significance of wisdom in facing life's changes?

    Wisdom helps individuals to endure life's changes and maintain peace despite external circumstances.

  • What is the role of desires in suffering?

    Unmeasured desires lead to suffering; desires should be kept within reasonable limits.

Weitere Video-Zusammenfassungen anzeigen

Erhalten Sie sofortigen Zugang zu kostenlosen YouTube-Videozusammenfassungen, die von AI unterstützt werden!
Untertitel
id
Automatisches Blättern:
  • 00:00:00
    Ada satu perumpamaan yang bagus
  • 00:00:04
    sekali, simpel,
  • 00:00:07
    sederhana, tetapi mudah
  • 00:00:10
    diingat. Kalau saudara berada di jalan
  • 00:00:13
    raya yang ramai sekali, kehidupan ini
  • 00:00:17
    seperti jalan raya, ramai dengan
  • 00:00:22
    penderitaan. Saudara berada di seberang
  • 00:00:25
    ini akan menyeberang ke sana.
  • 00:00:29
    Tetapi saudara melihat di kanan kiri
  • 00:00:31
    juga ada orang yang mau
  • 00:00:34
    menyeberang. Saudara juga menolong yang
  • 00:00:37
    mau
  • 00:00:39
    menyeberang. Ayo kita nyeberang
  • 00:00:44
    bareng-bareng. Menolong yang lain untuk
  • 00:00:46
    menyeberang.
  • 00:00:49
    Kalau yang ditolong ini berhasil
  • 00:00:53
    menyeberang di jalan raya yang sangat
  • 00:00:56
    ramai
  • 00:00:57
    itu, saya ulang sekali
  • 00:01:00
    lagi, kalau yang lain kanan kiri ini
  • 00:01:03
    berhasil ditolong
  • 00:01:06
    menyeberang, saudara yang menolong itu
  • 00:01:09
    otomatis juga sudah ikut menyeberang.
  • 00:01:17
    Bukan saudara sendiri yang
  • 00:01:19
    menyeberang. Yang
  • 00:01:21
    menyeberangi lalu lintas
  • 00:01:24
    penderitaan. Kalau saudara menolong yang
  • 00:01:26
    lain untuk menyeberang, menolong yang
  • 00:01:29
    lain
  • 00:01:30
    menyeberang dan yang ditolong ini
  • 00:01:33
    berhasil ke
  • 00:01:34
    seberang, saudara sudah tentu ikut
  • 00:01:40
    menyeberang. Itulah yang dilakukan oleh
  • 00:01:42
    guru agung kita.
  • 00:01:45
    bukan hanya dirinya yang bebas dari
  • 00:01:48
    penderitaan, tetapi mengajarkan banyak
  • 00:01:51
    orang untuk juga bebas dari
  • 00:01:55
    penderitaan selama 45 tahun.
  • 00:02:01
    Ibu, Bapak, dan
  • 00:02:04
    Saudara, sekarang adalah waktu meskipun
  • 00:02:08
    hanya singkat bagi kami. Lalu Bhante,
  • 00:02:13
    apa yang menjadi sebab penderitaan
  • 00:02:16
    itu? Sebab penderitaan adalah nafsu
  • 00:02:23
    keinginan. Jadi, orang tidak boleh punya
  • 00:02:26
    keinginan. Pandai boleh.
  • 00:02:31
    Siapa yang melarang? Tetapi keinginan
  • 00:02:38
    yang sesuai dengan takaran.
  • 00:02:44
    Kalau Anda mempunyai keinginan yang
  • 00:02:47
    tidak sesuai dengan
  • 00:02:50
    takaran, keinginan yang tidak
  • 00:02:54
    terukur, keinginan itulah sumber
  • 00:02:57
    penderitaan yang ada yang kita buat
  • 00:03:00
    sendiri, bukan dari luar.
  • 00:03:07
    Oleh karena itu, guru guru agung kita
  • 00:03:10
    mengingatkan kepada
  • 00:03:13
    kita, kalau engkau sekalian ingin bebas
  • 00:03:16
    dari
  • 00:03:17
    penderitaan, mengurangi
  • 00:03:20
    penderitaan, bebas dari penderitaan yang
  • 00:03:22
    pertama
  • 00:03:24
    adalah haruslah berhenti berbuat jahat.
  • 00:03:32
    Karena kejahatan
  • 00:03:34
    itu membawa penderitaan, mengakibatkan
  • 00:03:41
    penderitaan. Bukankah ajaran ini
  • 00:03:43
    universal, Ibu, Bapak,
  • 00:03:47
    Saudara? Tidak usah diberi embel-embel.
  • 00:03:50
    Ini ajaran agama Buddha. Tidak
  • 00:03:54
    usah anjuran. Berhentilah berbuat jahat.
  • 00:04:00
    Karena kejahatan merugikan orang
  • 00:04:03
    lain dan menghancurkan diri Anda
  • 00:04:06
    sendiri.
  • 00:04:07
    [Tepuk tangan]
  • 00:04:08
    Kejahatan membuat
  • 00:04:12
    penderitaan. Bukankah ini anjuran untuk
  • 00:04:15
    semua orang?
  • 00:04:18
    Dia termasuk presiden-presiden dunia
  • 00:04:23
    itu yang suka berperang, suka membuat
  • 00:04:27
    kehancuran,
  • 00:04:30
    membunuh banyak sekali
  • 00:04:33
    manusia. Berhentilah berbuat kejahatan
  • 00:04:36
    karena
  • 00:04:38
    kejahatan mengakibatkan penderitaan.
  • 00:04:44
    Berhenti berbuat kejahatan itu membuat
  • 00:04:47
    keinginan
  • 00:04:50
    terukur. Karena kejahatan juga bisa
  • 00:04:53
    memberikan iming-iming
  • 00:04:56
    kenikmatan. Kejahatan bisa
  • 00:05:01
    memberikan
  • 00:05:04
    menjanjikan kesenangan.
  • 00:05:07
    Orang tertarik melakukan
  • 00:05:10
    kejahatan, membunuh, menyakiti, korupsi,
  • 00:05:14
    mencuri, selingkuh, berbohong
  • 00:05:18
    karena memberikan
  • 00:05:21
    kenikmatan. Berhentilah berbuat jahat
  • 00:05:24
    karena
  • 00:05:25
    akhirnya
  • 00:05:27
    ujung-ujungnya kejahatan itu berakibat
  • 00:05:30
    penderitaan.
  • 00:05:33
    Kemudian guru agung kita
  • 00:05:37
    melanjutkan haruslah mempunyai pikiran
  • 00:05:39
    yang
  • 00:05:41
    tenang. Kalau pikiran Anda kemerungsung,
  • 00:05:45
    kalau pikiran Anda
  • 00:05:47
    ribet, Anda tidak bisa mengukur
  • 00:05:52
    melihat tujuan ini benar atau tidak
  • 00:05:55
    bermanfaat atau merugikan.
  • 00:05:58
    Pikiran yang kacau tidak bisa melihat
  • 00:06:01
    yang
  • 00:06:02
    jernih. Pikiran yang tenang akan melihat
  • 00:06:06
    yang jernih. Oh, ini buruk. Oh, ini
  • 00:06:10
    merugikan. Ini baik. Ini bermanfaat.
  • 00:06:15
    Orang yang pikirannya tenang, dia
  • 00:06:18
    bisa mengukur
  • 00:06:20
    keinginannya supaya keinginannya tidak
  • 00:06:23
    menjadi
  • 00:06:26
    nafsu. Meskipun keinginan
  • 00:06:29
    baik, kalau menjadi
  • 00:06:31
    nafsu itu adalah sebab penderitaan.
  • 00:06:36
    Anda punya keinginan yang baik, tapi
  • 00:06:38
    tidak sesuai dengan ukuran kemampuan
  • 00:06:41
    Anda. Anda harus menakar diri Anda
  • 00:06:45
    sendiri. Saya mampu atau
  • 00:06:49
    tidak. Meskipun itu
  • 00:06:52
    baik, kalau Anda tidak mampu, Anda
  • 00:06:55
    paksakan. Timbullah keserakahan,
  • 00:06:58
    timbullah kejengkelan, timbullah
  • 00:07:01
    kemarahan. Itu penderitaan.
  • 00:07:05
    Tetapi bagaimana Bhante membuat batin
  • 00:07:08
    ini
  • 00:07:10
    tenang? Cobalah melatih
  • 00:07:14
    [Musik]
  • 00:07:15
    meditasi. Ajaran Guru Agung Buddha
  • 00:07:17
    Kotama sangat kaya dengan
  • 00:07:23
    meditasi. Kalau kami di Wihara membuat
  • 00:07:26
    program
  • 00:07:28
    meditasi yang ikut meditasi
  • 00:07:31
    saudara-saudara kami lintas agama.
  • 00:07:35
    Saudara kami lintas agama, peserta yang
  • 00:07:37
    paling banyak nomor satu, nomor
  • 00:07:41
    dua. Umat Buddha biasanya nomor
  • 00:07:46
    tiga. Mungkin sudah merasa pintar
  • 00:07:50
    meditasi atau mungkin malas
  • 00:07:53
    meditasi. Justru saudara kami umat
  • 00:07:56
    beragama yang lain ingin
  • 00:07:59
    meditasi. Meditasi membuat batin ini
  • 00:08:02
    tenang.
  • 00:08:05
    Anda harus melatih
  • 00:08:08
    itu sebagai umat Buddha.
  • 00:08:12
    Sayang kalau sebagai umat Buddha tidak
  • 00:08:16
    mengerti dan tidak pernah melatih
  • 00:08:19
    meditasi. Meditasi itu membuat pikiran
  • 00:08:23
    ini menap.
  • 00:08:26
    Kalau pikiran itu
  • 00:08:28
    menep, maka pikiran itu jadi
  • 00:08:31
    bening. Kalau pikiran itu bening, Anda
  • 00:08:35
    bisa melihat dengan
  • 00:08:38
    jelas. Bagaimana kalau air itu
  • 00:08:41
    butek,
  • 00:08:43
    keruh, Anda tidak bisa melihat apa-apa.
  • 00:08:48
    Buatlah air pikiran itu menep
  • 00:08:51
    bening meskipun hanya sementara tidak
  • 00:08:55
    apa. Ada cara untuk membuat
  • 00:08:59
    lerem
  • 00:09:01
    kelerem menek
  • 00:09:04
    bening supaya air itu menjadi
  • 00:09:07
    jernih. Air pikiran kita.
  • 00:09:13
    Yang ketiga, Guru Agung kita mengajarkan
  • 00:09:17
    kepada
  • 00:09:18
    kita harus siap menerima
  • 00:09:23
    perubahan. Kalau Anda tidak siap
  • 00:09:26
    menerima
  • 00:09:27
    perubahan, Anda sangat
  • 00:09:32
    menderita. Bante saya sudah tidak
  • 00:09:35
    berbuat jahat, bagus. Bante saya sudah
  • 00:09:39
    senang beramal, berbuat baik, mulia.
  • 00:09:43
    Tetapi apakah orang baik itu tidak
  • 00:09:46
    menjadi tua,
  • 00:09:49
    Saudara? Apakah orang baik itu tidak
  • 00:09:52
    akan pernah
  • 00:09:56
    sakit? Orang baik sekalipun juga akan
  • 00:09:59
    menjadi tua, akan menjadi sakit.
  • 00:10:03
    Apalagi kalau usia sudah
  • 00:10:04
    lanjut,
  • 00:10:06
    sakitnya
  • 00:10:11
    berganti-ganti. Kalau masih muda dengan
  • 00:10:13
    masih muda ketemu, kamu kerja di mana
  • 00:10:16
    sekarang? Kamu kedudukan kok,
  • 00:10:18
    kedudukanmu
  • 00:10:20
    apa? Tapi kalau sudah tua, ketemu tua,
  • 00:10:24
    eh obatmu sekarang apa saja?
  • 00:10:28
    Saya minum pil ini, minum pil ini. Saya
  • 00:10:32
    kena kencing
  • 00:10:35
    manis. Sudah suntik
  • 00:10:37
    belum? Pameran
  • 00:10:40
    obat, pameran
  • 00:10:43
    penyakit. Siapa yang bisa menghindari,
  • 00:10:47
    Saudara? Tidak bisa. Orang baik
  • 00:10:50
    sekalipun tidak bisa
  • 00:10:54
    menghindari. Akhirnya kematian.
  • 00:10:58
    Semua yang duduk di sini termasuk
  • 00:11:00
    kami-kami
  • 00:11:01
    ini satu saat tiba waktunya kalau tidak
  • 00:11:05
    dimakamkan
  • 00:11:08
    dikremasi. Gak usah
  • 00:11:11
    takut. Takut juga akan
  • 00:11:14
    terjadi. Jadi buat apa
  • 00:11:17
    takut? Apakah kematian tidak
  • 00:11:20
    wajar? Apakah kematiannya hanya spesial
  • 00:11:24
    untuk segelintir orang? Tidak.
  • 00:11:28
    Apakah kematian itu istimewa?
  • 00:11:32
    Tidak. Kematian adalah
  • 00:11:35
    wajar. Termasuk Guru Agung Buddha Gotama
  • 00:11:39
    juga
  • 00:11:40
    mangkat. Hanya kemangkatan beliau
  • 00:11:43
    kemangkatan yang
  • 00:11:44
    sempurna.
  • 00:11:48
    Parinibana. Jadi bagaimana Bhante? Siap
  • 00:11:53
    menerima perubahan.
  • 00:11:57
    Apakah menjadi proses menjadi tua,
  • 00:11:59
    sakit, dan
  • 00:12:01
    kematian. Kalau Anda tidak siap menerima
  • 00:12:05
    perubahan, proses itu menjadi
  • 00:12:09
    penderitaan. Kalau Anda siap menerima
  • 00:12:12
    perubahan, sakit, tua, mati hanyalah
  • 00:12:18
    perubahan.
  • 00:12:19
    Proses wajar.
  • 00:12:22
    Yang wajar tidak harus membuat
  • 00:12:27
    penderitaan. Wah, ya sulit
  • 00:12:31
    pante. Kalau masih muda ya ingin muda
  • 00:12:35
    terus. Kalau sudah senang ya ingin
  • 00:12:37
    senang
  • 00:12:39
    terus. Kalau sudah berpangkat ya ingin
  • 00:12:41
    berpangkat
  • 00:12:42
    terus. Kalau sudah sehat ya ingin sehat
  • 00:12:46
    terus. Apakah mungkin saudara?
  • 00:12:50
    Lah kalau sudah tua bagaimana? Ingin tua
  • 00:12:54
    terus, tidak ingin mati. Apakah mungkin,
  • 00:12:59
    Saudara? Tidak
  • 00:13:02
    mungkin. Siap menerima perubahan.
  • 00:13:07
    Satu ketika kehidupan saudara
  • 00:13:10
    menurun, ekonomi sekarang menurun,
  • 00:13:13
    efisiensi di mana-mana dan lain-lain dan
  • 00:13:17
    lain-lain. Hadapi itu sebagai
  • 00:13:21
    kenyataan. Apa toh, Saudara yang abadi
  • 00:13:24
    di dunia ini apa? tidak ada sama
  • 00:13:33
    sekali. Di awal uraian ini saya mengutip
  • 00:13:36
    kalimat bahasa Pali dari
  • 00:13:40
    Teragata. Siwa tewapi
  • 00:13:44
    sapanyo. Apik witak parikaya. Apik witak
  • 00:13:49
    parikaya.
  • 00:13:53
    Seandainya ekonomi Anda hancur,
  • 00:13:56
    seandainya, saya tidak
  • 00:13:59
    mengharap, seandainya ekonomi Anda
  • 00:14:01
    hancur, menurun atau
  • 00:14:04
    hancur, jiwa tewa pik sapanyu, kalau
  • 00:14:08
    Anda punya wisdom, punya
  • 00:14:12
    kebijaksanaan, Anda tetap bertahan.
  • 00:14:17
    Sebaliknya meskipun ekonomi Anda, materi
  • 00:14:21
    Anda sangat
  • 00:14:24
    berlebihan, kalau Anda tidak punya
  • 00:14:27
    kebijaksanaan saat itu sebenarnya Anda
  • 00:14:30
    sudah
  • 00:14:32
    hancur. Karena Anda akan menggunakan
  • 00:14:34
    fasilitas segalanya
  • 00:14:36
    itu untuk melakukan perbuatan-perbuatan
  • 00:14:39
    yang
  • 00:14:40
    buruk yang merugikan orang lain dan
  • 00:14:44
    merugikan dirinya sendiri.
  • 00:14:47
    jiwa tewapi apik
  • 00:14:49
    sapanyo orang bijak akan
  • 00:14:53
    bertahan apik wit parik kaya
  • 00:14:58
    meskipun kondisi hidupnya sedang menurun
  • 00:15:02
    dia bisa
  • 00:15:04
    bertahan salah satu kebijaksanaan yang
  • 00:15:07
    harus kita pegang adalah
  • 00:15:10
    siap menerima
  • 00:15:13
    perubahan jangan alergi dengan perubahan
  • 00:15:17
    Perubahan kesehatan, perubahan usia,
  • 00:15:20
    perubahan tinggal, perubahan perasaan,
  • 00:15:22
    perubahan pikiran, perubahan kedudukan,
  • 00:15:26
    perubahan ekonomi, perubahan keluarga,
  • 00:15:29
    segala
  • 00:15:31
    macam. Dan akhirnya perubahan hidup ini
  • 00:15:35
    menuju
  • 00:15:37
    kematian. Siapa yang bisa menyangkal
  • 00:15:40
    kasunyatan ini, Ibu, Bapak, dan Saudara?
  • 00:15:44
    Apa yang dibabarkan oleh guru agung,
  • 00:15:48
    Guru Agung Buddha Utama ini kenyataan
  • 00:15:51
    yang saudara bisa lihat setiap
  • 00:15:54
    hari. Perubahan-perubahan
  • 00:15:57
    perubahan-perubahan. Umur tua sakit
  • 00:16:00
    kematian. Umur tua sakit
  • 00:16:04
    kematian. Berpisah dengan orang yang
  • 00:16:07
    dicintai. Bertemu dengan orang yang
  • 00:16:09
    tidak disuka,
  • 00:16:11
    kegagalan, kekecewaan.
  • 00:16:14
    Itulah
  • 00:16:16
    penderitaan. Kalau saudara mempunyai
  • 00:16:19
    pikiran yang tenang, saudara akan
  • 00:16:21
    menghadapi itu dengan
  • 00:16:24
    bijak. Semuanya itu tidak
  • 00:16:28
    kekal. Kesehatan tidak kekal, umur
  • 00:16:31
    panjang tidak kekal, hidup juga tidak
  • 00:16:35
    kekal, pangkat tidak kekal, kesenangan
  • 00:16:38
    tidak kekal. Apa toh, Saudara yang kekal
  • 00:16:41
    di dunia ini? mboten wonten tidak
  • 00:16:47
    ada siap menghadapi perubahan akan
  • 00:16:50
    membuat saudara menjadi
  • 00:16:53
    tenang. Anda akan melihat semua
  • 00:16:56
    perubahan sebagai proses yang
  • 00:16:59
    alami. Tidak perlu perubahan membuat
  • 00:17:03
    penderitaan. Jangan sampai perubahan
  • 00:17:06
    membuat
  • 00:17:08
    penderitaan. Jaga diri dengan baik.
  • 00:17:12
    punya keinginan yang
  • 00:17:14
    terukur, punya batin yang tenang, dan
  • 00:17:17
    siap menerima
  • 00:17:20
    perubahan. Itulah jalan untuk mengatasi
  • 00:17:23
    penderitaan.
  • 00:17:26
    Semua orang bisa melakukan jalan ini
  • 00:17:29
    untuk kepentingan dirinya
  • 00:17:32
    masing-masing. Jadi,
  • 00:17:34
    Bhante, setelah Guru Agung, setelah
  • 00:17:38
    Pangeran Sidarta mencapai
  • 00:17:41
    pencerahan itu ya Pangeran Sidarta, sang
  • 00:17:43
    Buddha itu ya menjadi tua
  • 00:17:45
    juga. Apakah Sang Buddha itu juga kena
  • 00:17:48
    sakit? Apakah Sang Buddha itu juga
  • 00:17:51
    meninggal dunia?
  • 00:17:55
    Kalau jawaban anak muda ya
  • 00:18:00
    iyalah. Masa Sang Buddha tidak menjadi
  • 00:18:03
    tua, tidak sakit, tidak meninggal.
  • 00:18:07
    Tetapi ketuaan dan sakit dan meninggal
  • 00:18:10
    dunia yang dialami oleh guragung kita,
  • 00:18:13
    beliau terima, beliau alami,
  • 00:18:19
    beliau menyaksikan itu, mengalami itu
  • 00:18:23
    sebagai
  • 00:18:26
    perubahan, sebagai
  • 00:18:29
    proses, tidak perlu menderita.
  • 00:18:32
    Ya memang kehidupan begini menjadi tua,
  • 00:18:36
    sakit berproses akhirnya
  • 00:18:39
    meninggal. Oleh karena itu sering
  • 00:18:41
    dikatakan sudahama itu menyelesaikan
  • 00:18:44
    penderitaan
  • 00:18:45
    mental bukan penderitaan
  • 00:18:50
    fisik. Menjadi tua tetap, kena sakit
  • 00:18:53
    tetap meninggal dunia tetap, tetapi
  • 00:18:56
    menghadapi dengan bijak.
  • 00:18:59
    sehingga proses itu tidak berubah
  • 00:19:02
    menjadi
  • 00:19:04
    penderitaan. Mentalnya tidak menderita
  • 00:19:07
    meskipun fisiknya ini mengalami
  • 00:19:11
    perubahan. Budha Gotama menyelesaikan
  • 00:19:13
    penderitaan
  • 00:19:15
    mental bukan penderitaan
  • 00:19:20
    fisik. Karena tidak mungkin mencegah
  • 00:19:23
    bagaimana Bhante supaya tidak tua, tidak
  • 00:19:26
    sakit, tidak mati. Impossible. Gak
  • 00:19:30
    mungkin. Tidak pernah terjadi di dunia
  • 00:19:32
    ini orang yang tidak mati. Belum pernah
  • 00:19:36
    terjadi. Orang-orang suci, guru-guru
  • 00:19:39
    besar, para nabi, orang-orang agung,
  • 00:19:43
    semua meninggal dunia. Mengalami
  • 00:19:45
    ketuaan, sakit
  • 00:19:49
    meninggal. Agama Buddha juga tidak bisa
  • 00:19:52
    menolak perubahan.
  • 00:19:55
    Agama Buddha tidak bisa menghentikan
  • 00:19:57
    perubahan,
  • 00:19:58
    tetapi bisa menghentikan
  • 00:20:03
    penderitaan. Kalau Anda berusaha dengan
  • 00:20:06
    sungguh-sungguh, perubahannya tidak bisa
  • 00:20:09
    diop, tetapi
  • 00:20:12
    penderitaannya berhentilah.
  • 00:20:14
    Kalau Anda mau
  • 00:20:17
    berusaha menghentikan penderitaan tidak
  • 00:20:20
    bisa
  • 00:20:22
    dimohon. Menjaga diri jangan berbuat
  • 00:20:24
    jahat, tidak bisa
  • 00:20:26
    diminta. Anda sendiri harus berusaha.
  • 00:20:30
    Saya tidak akan berbuat
  • 00:20:33
    jahat. Anda mau minta pada
  • 00:20:38
    siapa? Perubahan tidak bisa dihentikan.
  • 00:20:41
    Perubahan tidak bisa diop.
  • 00:20:44
    Tetapi penderitaan bisa
  • 00:20:48
    dihentikan. Dan guru agung kita
  • 00:20:50
    mengajarkan cara untuk menghentikan
  • 00:20:54
    penderitaan meskipun perubahan berjalan
  • 00:20:57
    terus karena perubahan tidak bisa
  • 00:20:59
    dihentikan.
  • 00:21:03
    Ibu, Bapak, dan Saudara, saya ingin
  • 00:21:06
    menutup dengan kalimat ini, tetapi masih
  • 00:21:09
    ada
  • 00:21:11
    tetapi. Kalau seseorang sudah
  • 00:21:14
    membersihkan kotoran batin, keserakahan,
  • 00:21:17
    kebencian, iri hati, dendam, dan
  • 00:21:20
    keakuan.
  • 00:21:24
    Pada saat
  • 00:21:26
    meninggal dia tidak lahir
  • 00:21:29
    kembali, tidak mengalami tua lagi, tidak
  • 00:21:32
    mengalami sakit lagi, tidak mengalami
  • 00:21:35
    kecewa lagi, tidak mengalami penderitaan
  • 00:21:38
    lagi, tidak mengalami mati lagi. Karena
  • 00:21:41
    matinya mati yang terakhir.
  • 00:21:45
    Guru agung kita menyelesaikan
  • 00:21:48
    sekaligus penderitaan mental dan
  • 00:21:52
    penderitaan fisik.
  • 00:21:55
    Karena kalau sudah meninggal tidak lahir
  • 00:21:57
    kembali, fisiknya juga tidak menderita
  • 00:22:02
    lagi. Kalau kotoran batin belum habis,
  • 00:22:06
    meninggal lahir kembali, lahir kembali
  • 00:22:08
    ya mesti berproses
  • 00:22:10
    lagi. Jadi tua lagi, sakit lagi, kecewa
  • 00:22:15
    lagi, timbul nafsu keinginan bosan
  • 00:22:20
    marah, lalu meninggal lagi, menderita
  • 00:22:24
    lagi. Menderita fisik menderita mental.
  • 00:22:28
    Tetapi kalau kematian ini
  • 00:22:31
    selesailah, selesailah sudah tidak lahir
  • 00:22:36
    kembali, tidak mengalami penderitaan
  • 00:22:38
    lagi, tidak mengalami tua lagi, tidak
  • 00:22:40
    mengalami sakit lagi, tidak mati-mati
  • 00:22:43
    lagi, maka ajaran guru agung kita
  • 00:22:46
    menyelesaikan dua penderitaan
  • 00:22:48
    sekaligus. Penderitaan mental selesai,
  • 00:22:52
    penderitaan fisik juga selesai.
  • 00:22:56
    Itulah yang disebut dengan
  • 00:22:59
    parinibana. Selamat merayakan Tri
  • 00:23:02
    Wawaaka Puja tahun Buddhis
  • 00:23:07
    2569. Semoga kita bisa terbebas dari
  • 00:23:12
    penderitaan. Sabe sata sabaduka
  • 00:23:17
    Pujangku. Terima kasih. Yeah.
Tags
  • suffering
  • Buddhism
  • meditation
  • desires
  • change
  • wisdom
  • parinibana
  • calm mind
  • helping others
  • acceptance