00:00:00
Sebagian orang berpikir apa yang terjadi
00:00:02
di Bekasi dalam Bekasi adalah urusan
00:00:06
orang lain, bukan urusan mereka.
00:00:08
Barangkali sebagian di antara kita
00:00:10
berpikir itu urusan orang-orang yang
00:00:12
tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
00:00:15
Orang-orang yang memang inginnya bekerja
00:00:17
di pabrik, bekerja di sektor manufaktur,
00:00:20
atau orang-orang yang kurang dalam bekal
00:00:22
pendidikannya. Bahkan mereka harus
00:00:24
melamar berkali-kali untuk mendapatkan
00:00:26
pekerjaan. Lalu dari 25.000 R orang yang
00:00:30
datang ke sana. Ternyata hanya sekitar
00:00:32
2.400 lapangan pekerjaan yang tersedia.
00:00:35
Itu pun ditenggarai dengan macam-macam
00:00:37
berita. Ada yang mengatakan itu hanya
00:00:39
sekedar formalitas belaka dan lain
00:00:41
sebagainya. Dan kita menyaksikan betapa
00:00:44
tradisionalnya kita ketika melakukan
00:00:46
rekrutmen atau job fair. Inikah
00:00:49
persoalan yang dihadapi semata-mata
00:00:50
hanya apa yang kita lihat atau kita juga
00:00:53
bisa melihat sesuatu yang lebih jauh.
00:00:55
The future of work. Seperti apa gambaran
00:00:58
pekerjaan masa depan? Bukankah hari ini
00:01:00
kita menyaksikan sebagian besar anak
00:01:03
muda telah beralih ke dalam gig ekonomi?
00:01:06
Cara pemerintah menyediakan lapangan
00:01:07
pekerjaan pun juga harus berubah. Di
00:01:10
Amerika Serikat sendiri, pemerintah
00:01:11
tengah dikutuk oleh masyarakatnya karena
00:01:13
telah memberikan insentif yang sangat
00:01:15
besar untuk pengembangan usaha-usaha
00:01:19
yang bersifat mengurangi penggunaan
00:01:20
tenaga kerja. Dan akibatnya ini akan
00:01:23
merusak suatu peradaban, merusak ekonomi
00:01:26
suatu bangsa dan akhirnya merusak bangsa
00:01:28
itu sendiri. Seperti apa the future of
00:01:31
work? Ini adalah persoalan kaum muda.
00:01:33
Bagaimana kaum muda sekarang
00:01:34
mempersiapkan diri menghadapi masa
00:01:36
depan? Tidak bisa sama lagi antara anak
00:01:39
dengan orang tua. Akan terjadi
00:01:41
misalignment antara orang tua dengan
00:01:43
anak-anak. Karena orang tua semakin hari
00:01:45
akan semakin gaptek. Anak-anak dituntut
00:01:48
untuk selalu ready menggunakan teknologi
00:01:50
yang terbaru. Bahkan cara bekerja pun
00:01:53
harus berubah. Bahkan memandang tempat
00:01:55
bekerja pun harus berubah. Tidak
00:01:57
terbatas hanya itu.
00:01:59
Hrvisi sumber daya manusia dulu kita
00:02:02
sebutnya personal department itu pun
00:02:05
juga harus berubah. Karena hari ini
00:02:07
sifat pekerjaan berubah, orang bekerja
00:02:09
berubah, pemerintah pun dituntut untuk
00:02:11
berubah. Bayangkan tahun ini selain
00:02:14
tidak menyediakan anggaran yang cukup
00:02:17
untuk menggerakkan ekonomi dan kita bisa
00:02:19
lihat misalnya sebentar lagi banyak
00:02:22
hotel yang akan melakukan PHK. Paling
00:02:23
tidak ancaman-ancaman itu sudah kita
00:02:25
dengar. Lalu kita mendengar pula pada
00:02:27
tahun 2025 pemerintah tidak akan
00:02:30
merekrut CPNS. Pemerintah akan fokus
00:02:32
pada penempatan CPNS yang sudah
00:02:35
diseleksi tahun 2024. Jadi bagaimana
00:02:38
dong? Pekerjaan ini kan adalah sesuatu
00:02:40
yang penting. Tugas pemerintah adalah
00:02:43
menciptakan lapangan pekerjaan. Ini
00:02:45
adalah sesuatu yang sangat penting yang
00:02:47
bukan sekedar masalah pendapatan, tapi
00:02:49
soal identitas manusia dalam kehidupan.
00:02:53
Buat apa kita sekolah kalau akhirnya
00:02:55
kita tidak bisa bekerja? Itulah yang
00:02:57
ingin saya bahas dalam intrig kali ini.
00:03:00
Episode yang saya ingin mengajak Anda
00:03:02
untuk melihat. Jangan hanya terpaku
00:03:04
melihat apa yang ada di lapangan, tapi
00:03:07
mari kita melihat jauh ke depan apa yang
00:03:09
akan terjadi dan apa yang harus
00:03:11
dipersiapkan orang tua dalam mendidik
00:03:13
anak-anaknya dan kaum muda dalam
00:03:16
mempersiapkan hari esok
00:03:20
[Musik]
00:03:23
mereka.
00:03:25
[Musik]
00:03:30
Apa sih yang terjadi ketika kita
00:03:32
menyaksikan ada ribuan orang antri
00:03:35
berebutan QR code? Padahal mereka datang
00:03:37
ke sana bukan untuk belanja, tetapi
00:03:39
mereka untuk mencari pekerjaan. Itu
00:03:42
terjadi di Bekasi Jobfir yang sudah kita
00:03:44
saksikan beritanya menjadi berita
00:03:46
perbincangan di mana-mana. Kemudian
00:03:48
masyarakat mengunjingkan pekerjaan cuma
00:03:50
sedikit tapi yang mendaftar banyak. Ada
00:03:52
sekitar 25.000 Rib orang yang hadir,
00:03:53
tetapi kabarnya yang tersedia cuma
00:04:01
seperepnya. Kemudian yang diributkan
00:04:04
juga adalah QR code karena dipasang di
00:04:07
tempat mana sih negara kita ini? Ini kan
00:04:09
harusnya sudah selesai. Kita harusnya
00:04:12
menggunakan manajemen antrian mengelola
00:04:14
flow. Bukankah dulu kita juga pernah
00:04:16
menghadapinya ketika kita membeli tiket
00:04:18
kereta api? Masih dalam ingatan banyak
00:04:21
orang ketika akan mudik dulu orang
00:04:23
membeli tiket kereta api di stasiun
00:04:25
kereta api pada saat akan berangkat
00:04:27
malam hari sebelum berangkat pagi
00:04:28
harinya orang sudah antri panjang sekali
00:04:31
menghadapi
00:04:32
ketidakpastian. Mau makan tidak bisa,
00:04:34
punya uang tidak bisa dibelikan makanan.
00:04:36
Yang jual makanan tidak bisa menjual
00:04:38
karena orang terkunci di antrian dan
00:04:40
sudah antri tidak mendapat tiket karena
00:04:42
ada calok yang juga berjualan secara
00:04:44
tersembunyi. Lalu kemudian ketika dapat
00:04:46
tiket orang tidak percaya akan
00:04:47
mendapatkan kursinya. Maka orang masuk
00:04:49
lewat jendela. Bayangkan situasi itu
00:04:51
pernah kita hadapi dulu dan betapa
00:04:53
amburadulnya kehidupan di dalam kereta
00:04:56
api dalam perjalanan kereta api dulu
00:04:57
itu. Tapi hari ini kita menyaksikan
00:05:01
bahwa kita bisa hidup lebih damai, lebih
00:05:03
tentram, lebih tertib karena antrian
00:05:05
bisa kita kelola. Jadi itu pelajaran
00:05:08
pertama. Pelajaran kedua, bagaimana
00:05:10
negara sekarang harus menciptakan
00:05:12
pekerjaan. Bukankah tugas negara itu
00:05:14
adalah melakukan job creation, bukan
00:05:16
menghabiskan anggaran yang tidak
00:05:18
menciptakan pekerjaan? Karena pekerjaan
00:05:20
sejatinya itu adalah harga diri manusia.
00:05:23
Tanpa pekerjaan, manusia merasa lost
00:05:25
identity, merasa tidak berharga, tidak
00:05:27
berguna. Orang yang sudah bekerja saja
00:05:30
setelah pensiun masih ingin dihargai,
00:05:32
masih ingin punya pekerjaan. Apalagi
00:05:35
ketika dia baru lulus, dia mempunyai
00:05:37
gelar, dia mempunyai pendidikan, dia
00:05:38
mempunyai skill, ternyata tidak laku,
00:05:41
tidak mendapatkan pekerjaan.
00:05:43
Ini saya kira adalah musibah besar bagi
00:05:46
suatu
00:05:52
bangsa. Tentu saja kita harus
00:05:54
menciptakan situasi ekonomi yang
00:05:55
kondusif seperti yang terjadi di
00:05:57
negara-negara yang masih berhasil
00:05:59
menciptakan pekerjaan. Siapa mereka?
00:06:02
Vietnam, Kamboja, India, Pakistan,
00:06:04
Bangladesh. Mereka masih menciptakan
00:06:06
pekerjaan. Walaupun juga ada ria krisis
00:06:09
di negara itu, tapi mereka berhasil
00:06:10
menciptakan pekerjaan. Bahkan Kamboja
00:06:13
terlepas dari segala menakutkan lapangan
00:06:16
pekerjaan di sana. Ternyata kaum muda
00:06:19
masih membicarakannya di sosial media
00:06:21
untuk bekerja. Sehingga tidak
00:06:22
mengherankan kalau sekarang meningkat
00:06:24
jumlah orang yang berangkat ke Kamboja,
00:06:26
orang Indonesia itu meningkat 11 kali
00:06:28
lipat dibandingkan tahun 2020. Yang
00:06:31
berangkat ke sana menurut catatan dari
00:06:32
KBRI kita di sana itu hanya sekitar
00:06:34
14.000 orang. Tapi pada tahun 2024
00:06:38
jumlahnya meningkat 11 kali lipat
00:06:40
menjadi sekitar
00:06:41
166.000. Bayangkan itu terjadi
00:06:44
peningkatan yang sangat besar. Kamboja
00:06:46
saja menjadi kunjungan walaupun kemudian
00:06:49
orang membicarakan hati-hati dengan
00:06:51
ginjalmu harganya itu mahal dan orang
00:06:54
kemudian bisa mencuri dan kemudian
00:06:56
melakukan operasi sembunyi-sembunyi di
00:06:58
rumah sakit milik militer dan lain
00:07:00
sebagainya. Tentu kita perlu waspadai.
00:07:02
Ditambah lagi juga ada online scam. Jadi
00:07:05
terlepas bahwa Kamboja itu menciptakan
00:07:07
lapangan pekerjaan, tentu ada hal-hal
00:07:09
yang perlu diwaspadai oleh kaum muda.
00:07:11
Tapi baiklah, negara-negara itu juga
00:07:13
menciptakan situasi ekonomi yang
00:07:15
kondusif untuk para investor. Pajaknya
00:07:18
tidak terlalu tinggi. Lalu kalau mau
00:07:20
mereka investasi, tanah disediakan,
00:07:22
gangguan dari premanisme mereka
00:07:24
singkirkan, ada kepastian dan
00:07:26
seterusnya. Di negara kita kan terjadi
00:07:28
sebaliknya. Pajaknya tidak bisa
00:07:30
diturunkan. Kita pengin ada lapangan
00:07:32
pekerjaan, tapi juga ada pajak yang
00:07:34
tinggi. Kita juga membiarkan terjadinya
00:07:37
premanisme, pemerasan, ketidakpastian,
00:07:39
dan sebagainya. Tentu ini harus
00:07:43
[Musik]
00:07:47
dibersihkan. Mari kita bedah satu
00:07:49
persatu. Apa yang terjadi kemarin di
00:07:51
Bekasi JOF? itu saya kira ada dua hal
00:07:53
yang berjalan beriringan yang kita sebut
00:07:56
sebagai job crisis dan job disruptions.
00:08:00
Apa bedanya antara kedua ini? Job crisis
00:08:03
adalah kehilangan pekerjaan karena kita
00:08:06
tidak bisa menciptakan pekerjaan karena
00:08:08
banyak sekali yang terlanda oleh krisis
00:08:11
ekonomi. Jadi ada krisis ekonomi dan
00:08:14
orang kemudian kehilangan pekerjaan
00:08:16
karena situasinya berubah karena daya
00:08:18
beli hilang, karena ada ekor dari
00:08:20
pandemi. Ketika negara-negara menghadapi
00:08:22
inflasi, bahan baku berkurang, lalu
00:08:24
kemudian permintaan tiba-tiba bergerak
00:08:26
naik, harganya mahal, costnya naik, tapi
00:08:29
kemudian muncul pesaing dari negara lain
00:08:31
yang ternyata bisa membuat produk dengan
00:08:34
harga atau biaya yang lebih murah,
00:08:36
kompetisi menjadi sangat berat. Lalu
00:08:38
kemudian job crisis ini ditambah lagi
00:08:40
dengan adanya perilaku
00:08:42
pengusaha-pengusaha yang buruk atau
00:08:44
dalam tanda kutip bisa kita katakan
00:08:46
lebih buruk lagi, yaitu pengusaha yang
00:08:48
dalam tanda kutip disebut pengusaha
00:08:50
busuk. pelakuan fraud dan akhirnya
00:08:52
kemudian pengusaha mengorbankan SDM yang
00:08:55
ada. Orang kan menghadapi job identity
00:08:58
crisis. Dia kehilangan pekerjaan. Dia
00:09:01
merasa sudah mengikat dirinya dengan
00:09:03
nama perusahaan. Tiba-tiba perusahaannya
00:09:04
hilang meninggalkan mereka. Inilah yang
00:09:06
kita sebut sebagai job crisis. Pekerjaan
00:09:09
hilang karena perusahaan tidak
00:09:11
kompetitif. Terjadi krisis keuangan,
00:09:14
terjadi kehilangan daya saing dan
00:09:16
akhirnya kemudian tidak bisa eksis. Mari
00:09:18
kita lihat sekarang yang kedua, job
00:09:20
disruptions. Inilah situasi yang tentu
00:09:23
perlu lebih saya ingatkan kepada kaum
00:09:25
muda, kepada keluarga-keluarga muda yang
00:09:28
masih mempunyai anak dalam usia yang
00:09:29
masih muda, masih kecil, yang lagi
00:09:31
sekolah. Karena beberapa kajian telah
00:09:34
mengatakan bahwa ketika aku lulus nanti
00:09:37
kemungkinan aku tidak mempunyai
00:09:39
pekerjaan. tidak mempunyai pekerjaan.
00:09:41
Bukan karena semata-mata tidak ada
00:09:43
pekerjaan, tetapi tuntutan pekerjaan
00:09:46
tidak sama dengan yang diberikan ketika
00:09:48
mereka sekolah. Ini tentu PR bagi kita
00:09:51
semua karena job ini akan berubah dari
00:09:55
waktu ke waktu dan yang kita khawatirkan
00:09:58
terjadilah keusangan, keterampilan atau
00:10:01
pengetahuan. Karena pada hari ini tentu
00:10:03
saja muncul pekerjaan-pekerjaan baru
00:10:05
dengan basis teknologi dan cara berpikir
00:10:07
yang berbeda. Berbasiskan data,
00:10:10
berbasiskan cyber security, berbasiskan
00:10:13
AI dengan cara-cara baru. Banyak hal-hal
00:10:17
baru yang tersedia di dalam kehidupan
00:10:24
ini. Saya bisa bercerita barangkali
00:10:26
situasi yang kurang lebih sama ketika
00:10:29
revolusi industri bergeser dari 1.0
00:10:31
zero, yaitu kereta api menjadi 2.0
00:10:34
ketika motor penggeraknya adalah
00:10:36
otomotif, industri mobil. Nah, pada saat
00:10:38
industri mobil mulai berkembang pada
00:10:40
tahun
00:10:41
1910-120, Ford tiba-tiba menciptakan
00:10:44
cara kerja baru yang membuat harga mobil
00:10:46
menjadi sangat murah. Jadi mereka
00:10:48
menciptakan dua hal. Sistem ban berjalan
00:10:51
di mana orang tidak perlu datang ke
00:10:52
mobil untuk melakukan pekerjaannya,
00:10:55
tetapi mobil datang ke dia, bergerak ke
00:10:57
sampingnya dia dan kemudian pekerja ini
00:10:59
bisa melakukan pekerjaannya di situ.
00:11:01
Kemudian mobil itu bergerak lagi ke
00:11:03
depan sesuai dengan jumlah waktu yang
00:11:05
dibatasinya. Yang kedua, mereka
00:11:07
melakukan standarisasi sehingga semua
00:11:09
mobil itu rodanya sama, bodinya sama,
00:11:12
warnanya sama, mesinnya sama.
00:11:14
Standarisasi efeknya biaya per unitnya
00:11:17
menjadi murah. Karena biaya per unitnya
00:11:19
jadi murah, harga jualnya murah,
00:11:20
lapangan pekerjaan yang diciptakan jadi
00:11:21
semakin banyak. Karena banyak orang
00:11:23
ingin beli mobil. Karena orang ingin
00:11:25
beli mobil, maka industri baja laku,
00:11:28
industri kaca laku, industri karet, ban,
00:11:32
dan seterusnya. Lalu kemudian industri
00:11:34
penopangnya juga tumbuh. Industri
00:11:36
konstruksi, dealership, penjualan mobil,
00:11:39
pembiayaan. Lalu kemudian industri
00:11:41
perjalanan, konstruksi, perjalanan,
00:11:44
hotel, kemudian restoran siap saji,
00:11:47
hiburan nonton itu dulu kan orang dari
00:11:49
dalam mobil. Nah, industri ini kemudian
00:11:51
berkembang. Lapangan pekerjaan tumbuh.
00:11:54
Lantas di mana masalahnya? Masalahnya
00:11:56
adalah sebagian besar orang pada saat
00:11:58
itu investasinya adalah pada bengkel
00:12:01
kereta kuda. Dulu kan orang pergi ke
00:12:03
mana-mana dengan kereta kuda. Masih bisa
00:12:05
kita lihat kok. Kalau kita buka YouTube
00:12:07
ada tuh suasana New York tahun 1920-an.
00:12:10
Kereta kuda itu lari kencang sekali. Ada
00:12:13
kereta kuda yang kudanya 4 ekor, 8 ekor.
00:12:16
Dan orang yang duduk di atas itu adalah
00:12:18
para eksekutif itu bisa belasan orang di
00:12:21
atas kereta kuda. Tidak mengherankan
00:12:22
banyak sekali orang yang mempunyai
00:12:24
keahlian merawat kuda, merawat kendaraan
00:12:27
kuda ya, kereta kudanya, kemudian ee
00:12:30
bekerja di peternakan kuda dan
00:12:31
seterusnya terkait dengan kuda. Kali ini
00:12:34
terkait dengan mesin ini kan menjadi
00:12:35
sulit bekerja di sektor industri
00:12:37
manufaktur ini. Itulah yang terjadi
00:12:39
karena ada disrupsi. Saya beruntung
00:12:42
karena saya dibesarkan ketika terjadi
00:12:44
peralihan dari industri 2.0, 3.0 ke 4.0.
00:12:48
Nah, sampai 4.0 ini masih kurang lebih
00:12:50
saling berhubungan. Bukankah kita
00:12:51
menyaksikan perubahan itu terjadi
00:12:53
perlahan-lahan walaupun cukup
00:12:54
mengecokan, tapi sekarang perubahannya
00:12:56
mulai berlari sangat cepat sekali.
00:12:59
Ketika bergerak sangat cepat, yang kita
00:13:01
khawatirkan adalah industri yang
00:13:02
sekarang tidak cukup untuk bisa bersaing
00:13:05
menghadapi persaingan dengan cara-cara
00:13:07
baru. Kita tidak memiliki SDM yang cukup
00:13:10
ketika kita harus menciptakan
00:13:12
pekerjaan-pekerjaan baru. Jadi, sayang
00:13:15
sekali anak-anak muda kalau tidak
00:13:16
memiliki kemampuan-kemampuan
00:13:23
tertentu. Lantas seperti apa yang harus
00:13:26
kita persiapkan untuk menghadapi hari
00:13:28
esok? karena sifat pekerjaan berubah dan
00:13:30
tentu saja investasi kita juga harus
00:13:33
berubah. Inilah seilan hal yang
00:13:35
menyangkut the future of work yang perlu
00:13:37
dipersiapkan oleh para manajer sumber
00:13:39
daya manusia, oleh para pemimpin
00:13:41
perusahaan, oleh orang tua dalam
00:13:43
melakukan investasi pada anak-anaknya
00:13:45
dan tentu saja juga bagi anak-anak muda
00:13:47
itu sendiri dalam menghadapi masa depan.
00:13:49
Lalu apa dong peran pemerintah?
00:13:52
Pemerintah juga perlu menimbang-nimbang
00:13:54
me-review kembali strategi dalam
00:13:56
menciptakan lapangan pekerjaan. Mari
00:13:58
kita lihat sembilan hal ini yang
00:14:00
menyangkut soal pekerjaan di masa depan.
00:14:02
Yang pertama, otomatisasi dan AI.
00:14:05
Otomatisasi dan AI bukan hanya sekedar
00:14:08
menolong manusia, tetapi telah terbukti
00:14:11
berhasil merampas pekerjaan manusia.
00:14:14
Maka perlu dicarikan cara bahwa kita
00:14:16
juga harus bisa bekerja menggunakan
00:14:18
teknologi baru ini. Itu yang pertama.
00:14:21
Yang kedua, terjadi digitalisasi dan
00:14:23
remote work. Anak-anak muda hari ini
00:14:26
mempunyai pilihan untuk bekerja dari
00:14:27
jarak jauh. Siapapun tidak harus pergi
00:14:30
ke Amerika untuk bekerja di Amerika.
00:14:32
Tidak harus pergi ke Belanda untuk
00:14:33
bekerja di negeri Belanda. Pekerjaan itu
00:14:36
tersedia di mana-mana asalkan kita
00:14:39
memiliki teknologinya. Yang ketiga,
00:14:42
ekonomi geek dan freelance. Dunia di
00:14:45
tenggarai telah dikuasai oleh ekonomi
00:14:47
gig. Di Amerika Serikat sudah ada 56
00:14:50
juta atau 36% dari angkatan kerjanya
00:14:52
yang bekerja di gig ekonomi. Di
00:14:55
Indonesia diperkirakan di antara kaum
00:14:57
muda ada 2,3 juta orang dan kalau
00:15:00
diperluas dengan sektor informal
00:15:02
jumlahnya bisa lebih dari 50% karena gig
00:15:05
ekonomi seringkiali disebut juga sebagai
00:15:08
sektor informal. Lalu yang keempat,
00:15:11
keterampilan yang dibutuhkan untuk
00:15:13
bekerja berubah terus-menerus secara
00:15:16
cepat, cepat sekali. Bahkan keterampilan
00:15:19
kita bisa menjadi usang setiap 3 sampai
00:15:22
5 tahun sekali. Usang 35 tahun sekali.
00:15:25
Bayangkan kalau dulu orang bekerja
00:15:27
adalah polanya belajar, bekerja, lalu
00:15:31
kemudian pensiun. Ketika mencapai usia
00:15:33
pensiun, hari ini usia pensiun
00:15:35
diperpanjang, maka yang di bawahnya pun
00:15:38
tidak bisa naik ke atas. Lalu kemudian
00:15:40
cara bekerjanya karena apa yang
00:15:42
dipelajari cepat usang maka kemudian
00:15:45
orang harus bekerja dan kemudian belajar
00:15:49
bekerja belajar lagi bekerja belajar
00:15:52
lagi. Dan akibatnya kita harus
00:15:54
menghadapi situasi yang berbeda pada
00:15:56
setiap kesempatan. Oleh karena itu,
00:15:59
dibutuhkan mental toughness dalam
00:16:01
menghadapi situasi yang berbeda,
00:16:03
kemampuan untuk beradaptasi dan
00:16:04
menyesuaikan diri dengan
00:16:06
pekerjaan-pekerjaan baru. Yang keenam,
00:16:09
perubahan dalam divisi sumber daya
00:16:11
manusia. Ini juga perlu diperhatikan
00:16:13
bahwa fokusnya adalah pada peningkatan
00:16:16
kesejahteraan mental, fleksibilitas, dan
00:16:19
pengembangan individu. Jadi orang-orang
00:16:21
HR bukan semata-mata berpikir
00:16:23
rekrutment, selection, placement, lalu
00:16:25
kemudian promotion, baru kemudian kita
00:16:28
mempersiapkan orang untuk dilepas dari
00:16:29
perusahaan. Bukan sekedar itu, tetapi
00:16:32
kesejahteraan mental. Ini adalah
00:16:34
pekerjaan penting dan menciptakan
00:16:36
orang-orang yang mampu bekerja lebih
00:16:38
fleksibel. Yang berikutnya adalah
00:16:41
manusia dan mesin bisa bekerja
00:16:43
bersama-sama atau yang kita sebut
00:16:45
sebagai augmented work. Lalu yang
00:16:48
ketujuh tentu saja adalah lifelong
00:16:51
learning. Learning itu bukan cuma pada
00:16:53
usia muda, pada saat kita menuju ke
00:16:56
universitas. Dulu orang-orang yang
00:16:59
bekerja pada tahun
00:17:00
1940-150-an hanya menggunakan ijazah
00:17:03
SMA. tahun 0 dan 80-an mulailah orang
00:17:07
kemudian investasi dalam pendidikan
00:17:09
tinggi diperlukan pendidikan S1 dan
00:17:12
kemudian begitu memasuki abad 21 banyak
00:17:15
sekali orang yang tertarik untuk
00:17:16
melakukan investasi pada pendidikan S2
00:17:19
dan S3. Nyatanya di kemudian hari
00:17:22
pekerjaan itu adalah belajar sepanjang
00:17:24
waktu bahkan membuang sebagian
00:17:27
pengalaman dan pengetahuan yang sudah
00:17:29
didapatkan di masa lalu. Yang kedelapan,
00:17:32
pekerjaan semakin personal dan purpose
00:17:35
driven. Jadi, inilah yang sekarang
00:17:38
dicari oleh kaum muda, yaitu mencari
00:17:41
makna pekerjaan yang meaningful,
00:17:43
pekerjaan yang bisa memberikan arti bagi
00:17:46
kehidupannya. Bagaimana bisa menolong
00:17:48
orang, bagaimana bisa mencapai sesuatu
00:17:50
pada setiap hari? Merasakan apa yang
00:17:53
dilakukan secara bertahap setiap saat.
00:17:56
Dan akhirnya yang kesembilan adalah
00:17:58
karir bukanlah suatu yang bergerak
00:18:01
mengikuti jalan lurus. di universitas
00:18:04
ada yang pernah mengeluarkan kebijakan
00:18:07
bahwa untuk menjadi seorang guru besar
00:18:09
diperlukan kebijakan atau pengetahuan
00:18:11
yang bersifat linier dari ilmu A menjadi
00:18:15
ilmu A menjadi ilmu A semakin dalam
00:18:17
semakin dalam S1, S2, S3 terus-menerus
00:18:21
seperti itu. Sedangkan karir manusia ke
00:18:23
depan tidak bergerak seperti itu. Karir
00:18:26
manusia ke depan bergerak zigzag
00:18:29
berpindah-pindah. Bahkan seorang guru
00:18:31
bisa menjadi seorang penulis. Bahkan
00:18:33
kemudian sekarang dikenal sebagai
00:18:35
multien career. Ini tidak lain adalah
00:18:38
bagaimana seorang bisa mengkombinasikan
00:18:40
pekerjaan yang sangat berbeda bahkan
00:18:43
sangat bertentangan. Yang satu pekerjaan
00:18:45
sangat serius, yang satu pekerjaan yang
00:18:47
bersifat sangat kreatif, lalu kemudian
00:18:50
melayani orang. Jadi pekerjaan itu
00:18:52
bersifat multien. Dengan demikian maka
00:18:55
keahlian pun bisa berkembang. Manusia
00:18:57
harus menjadi manusia yang seutuhnya,
00:18:59
tidak lagi menjadi manusia yang
00:19:01
spesialis.
00:19:05
[Musik]
00:19:08
Tapi baiklah, ada job crisis, ada job
00:19:12
disruptions. Lalu apa dong yang harus
00:19:15
dilakukan? Begini, keluarga-keluarga
00:19:18
muda tentu harus ingat bahwa siapapun
00:19:21
yang bekerja itu juga harus melakukan
00:19:23
investasi. Dan investasi yang terbaik
00:19:25
itu adalah investasi pada dirimu,
00:19:28
investasi pada keterampilan, pada
00:19:30
pengetahuan. Nah, investasi pada
00:19:33
keterampilan pengetahuan ini tentu tidak
00:19:34
bisa 100% diserahkan pada sekolah, pada
00:19:37
sistem persekolahan, pendidikan tidak
00:19:39
bisa 100%. Sementara dunia persekolahan
00:19:42
kita juga harus berubah. Berkali-kali
00:19:45
saya katakan bahwa dalam menghadapi
00:19:46
disrupsi ini dunia pendidikan
00:19:49
benar-benar harus diperbaiki dan
00:19:51
melakukan transformasi besar-besaran.
00:19:53
Apa yang harus dilakukan?
00:19:55
Sekolah-sekolah vokasi misalnya itu
00:19:57
harus melakukan kemitraan total dengan
00:19:59
dunia usaha yang tumbuh. Sekarang ini
00:20:02
kan yang terjadi hanya dijadikan tempat
00:20:04
untuk magang, tidak dipersiapkan
00:20:06
mentalnya, tidak dipersiapkan
00:20:08
kurikulumnya, tidak dipersiapkan
00:20:11
tempatnya sehingga mereka hanya
00:20:12
melakukan pekerjaan yang sangat
00:20:13
sederhana. seharusnya itu ada kemitraan
00:20:16
yang bersifat tetap bertahun-tahun
00:20:18
sehingga gurunya juga menjadi advisor
00:20:21
atau menjadi supervisor di dunia
00:20:24
industri sehingga kemudian terjadi
00:20:25
pertukaran di situ. Apapun juga yang mau
00:20:28
dihasilkan harus sesuai dengan tuntutan
00:20:30
industri baru. Nah, kemudian yang kedua,
00:20:33
sifat orang belajar tentu harus lebih
00:20:36
adaptif. yang perlu ditanamkan hari ini
00:20:38
adalah sikap untuk belajar terus-menerus
00:20:41
bahwa kapanpun di mana pun orang berada
00:20:43
dia tetap harus belajar lagi karena
00:20:45
skill mereka akan segera obserit. Dulu
00:20:48
saya katakan 5 10 tahun sekali tapi
00:20:50
sekarang bisa jadi 2 3 tahun sekali
00:20:52
karena sekarang AI itu sudah menyangkut
00:20:54
generative AI dan akan lebih cepat lagi
00:20:56
perubahan itu terjadi. Tentu saja tidak
00:20:59
cukup hanya hal-hal seperti itu. Kita
00:21:01
juga perlu membangun mental yang
00:21:04
tangguh. bagaimana kita menghadapi
00:21:06
situasi baru yang tidak mudah. Karena
00:21:08
kalau tidak yang didapat itu adalah
00:21:11
mental health problem, anxiety, cemas
00:21:13
dan lain sebagainya. Menghadapi situasi
00:21:15
baru ini kan kadang-kadang nanti di usia
00:21:18
40 kalian harus mulai belajar lagi.
00:21:21
Kalian akan kehilangan
00:21:22
pekerjaan-pekerjaan yang sudah stabil
00:21:24
dan ketika pekerjaan itu hilang maka
00:21:27
manusia akan merasakan kehilangan
00:21:29
identitas. Loss of identity. Kok saya
00:21:33
dibuang? Padahal kan saya sudah related
00:21:34
dengan perusahaan. Saya terkait dengan
00:21:36
nama perusahaan. Perilaku saya sudah
00:21:39
terbentuk di perusahaan itu. Tiba-tiba
00:21:40
saya kehilangan. Jadi ketangguhan mental
00:21:43
ini menjadi sangat penting untuk kita
00:21:45
bangun. Maka saya pun di rumah perubahan
00:21:48
menghidupkan kembali self driving camp.
00:21:50
tidak lain adalah untuk membentuk
00:21:53
generasi baru yang memiliki ketangguhan
00:21:55
menghadapi masa depan nanti. Memiliki
00:21:58
selfdiplin, mengenal self-nya, lalu
00:22:01
mempunyai self inisiatif dan kemudian
00:22:03
bisa bergerak ke depan agar mereka tidak
00:22:05
menjadi passenger dalam kehidupan, tapi
00:22:07
mereka menjadi a driver for change. Itu
00:22:10
yang saya kira perlu kita ciptakan di
00:22:12
masa depan. Akhirnya tentu saja saya
00:22:14
harus menutup percakapan ini dari apa
00:22:16
yang kita saksikan di Bekasi. Percayalah
00:22:18
bahwa ini bukanlah yang terakhir. Kita
00:22:21
akan menyaksikan gelombang-gelombang
00:22:24
masa begitu besar. Kaum muda yang
00:22:26
berebutan mencari pekerjaan sementara
00:22:28
jumlah pekerjaan sangat terbatas. Tentu
00:22:30
saja negara harus lebih bisa mengelola
00:22:33
ini, mengelola perasaan orang-orang ini,
00:22:36
mencarikan jalan lapangan pekerjaan
00:22:38
lain, bukan justru malah membatasi
00:22:41
lapangan pekerjaan. Kita ketahui
00:22:43
hari-hari ini misalnya sebentar lagi PHK
00:22:45
di sektor perhotelan akan terjadi,
00:22:47
bagaimana government spending atau
00:22:49
pengeluaran yang dilakukan oleh
00:22:51
pemerintah mulai ditahan. Sementara
00:22:53
investasi unsur I itu justru belum
00:22:56
datang, belum tersedia. I belum datang
00:22:58
tapi government spending itu sudah kita
00:23:00
kempeskan. Maka yang terjadi adalah
00:23:03
government tidak membiayai masyarakat.
00:23:05
Masyarakat tidak mendapatkan kehidupan.
00:23:08
Maka ini akan terjadi pelambatan
00:23:10
pergerakan ekonomi. Kita saksikan pula
00:23:13
banyak kepala-kepala daerah yang juga
00:23:14
membatasi gerakan-gerakan yang bersifat
00:23:17
ekonomi. Kalau itu terjadi, ya sudah
00:23:20
semakin sempit kesempatan masyarakat
00:23:22
untuk mendapatkan rezeki atau pekerjaan
00:23:25
yang bisa diciptakan oleh sektor UMKM.
00:23:27
Akhirnya saya ingin mengutip apa yang
00:23:29
disampaikan oleh seorang ekonom dan
00:23:31
sosiolog Edward White. Dia pernah
00:23:32
mengatakan bahwa dengan pekerjaan ada
00:23:36
masa depan. Tanpa pekerjaan ada kematian
00:23:39
perlahan-lahan di semua sektor yang
00:23:42
menciptakan kesejahteraan dan
00:23:44
kebahagiaan. Apakah itu maksud dari kita
00:23:47
melakukan ini semua? Saya kira tentu
00:23:50
bukan itu. Negara, para pemerintah
00:23:52
daerah, para pelaku usaha tentu harus
00:23:54
tetap berupaya menciptakan
00:23:58
pekerjaan job creation. Bagaimana
00:24:01
menurut pendapat Anda? Stay relevan.
00:24:06
[Musik]