00:00:01
[Musik]
00:00:05
masyarakat kita agar tetap patuh pada
00:00:09
adat yang ada nomor satu adalah hubungan
00:00:12
kita dengan
00:00:13
alam ya kedua adalah hubungan dengan
00:00:18
sesama manusia
00:00:20
yang ketiga yang tidak boleh
00:00:23
ditinggalkan dan itu adalah hal yang
00:00:25
utama adalah hubungan antara manusia
00:00:27
dengan Tuhan jadi ketiga hubungan
00:00:32
harmonis itu harus selalu berjalan
00:00:43
[Musik]
00:00:53
Tengger merupakan Suku yang mendiami
00:00:56
dataran tinggi di sekitar pegunungan
00:00:58
Bromo dan Semeru Jawa Timur
00:01:02
cikal bakal nama Tengger berasal dari
00:01:06
nama Rara Antang seorang putri kerajaan
00:01:09
Majapahit yang berlindung di wilayah
00:01:11
penanjakan Gunung Bromo ketika Majapahit
00:01:14
mengalami pergolakan
00:01:18
Di sana ia bertemu dengan seorang pemuda
00:01:21
bernama Joko seger
00:01:23
yang pada akhirnya menjadi suaminya
00:01:30
penggabungan nama keduanya lah yang
00:01:32
akhirnya menjadi nama suku Tengger
00:01:34
hingga saat ini
00:01:39
masyarakat Tengger sangat menjaga
00:01:41
kesakralan Gunung Bromo karena mereka
00:01:44
memiliki kedekatan emosional
00:01:48
masyarakat Tengger juga percaya Jika
00:01:50
kehidupan saat ini erat kaitannya dengan
00:01:53
timbal balik antara kehidupan di dunia
00:01:55
dan kehidupan lelangnya
00:02:00
kepercayaan untuk menjaga alam pada
00:02:04
akhirnya terbawa dalam kehidupan
00:02:05
sehari-hari masyarakat
00:02:09
Mereka pun memiliki pola tersendiri
00:02:12
dalam menjaga keseimbangan alam yang
00:02:14
tercermin dalam setiap kegiatan upacara
00:02:17
adat baik kalau misalkan masalah
00:02:19
pelestarian lingkungan sendiri Pak
00:02:21
Bagaimana masyarakat Tengger ini
00:02:23
melakukan
00:02:24
upaya untuk pelestarian lingkungan
00:02:26
karena kan beberapa
00:02:28
upacara itu kan tadi bapak bilang kan
00:02:30
menggunakan bahan-bahan dari alam ketika
00:02:33
diambil kan ada potensi untuk habis
00:02:35
Bagaimana cara masyarakat Tengger ini
00:02:37
melakukan
00:02:38
itu tadi apa pelestarian lingkungannya
00:02:41
Pak
00:02:42
masyarakat Tengger itu rata-rata punya
00:02:44
ladang ya Baik itu dari warisan terutama
00:02:48
adalah dari warisan ya walaupun hanya
00:02:51
sedikit itu pasti punya warisan dari
00:02:54
leluhur mereka dan hampir di setiap
00:02:57
ladang itu ada sejenis tanaman yang
00:03:01
dipakai untuk
00:03:02
cara itu namanya itu ada tiga ya yang
00:03:07
pokok Itu namanya bunga kenikir ya yang
00:03:12
kedua Tan alayu tanah layu
00:03:15
tanah layu itu kita kenal dengan
00:03:18
edelweis edelweis itu bukan hanya untuk
00:03:23
menambah suasana menjadi bagus saja ya
00:03:26
tetapi juga dipakai sarana upah cara
00:03:30
jadi sedikit yang pertama tadi atau
00:03:32
kenikir dan yang ketiga itu namanya
00:03:35
putihan ya itu tiga jenis
00:03:39
bahan dari alam yang kita padukan
00:03:42
dan itupun bukan hanya sekedar kita
00:03:45
memadukan saja tetapi baik demikian
00:03:52
itu juga mengandung makna yang sangat
00:03:56
dalam
00:03:59
ndak bisa diganti daun yang lain gitu ya
00:04:13
[Musik]
00:04:38
kecintaan masyarakat Tengger terhadap
00:04:40
lingkungan juga disampaikan salah
00:04:43
Seorang warga bernama Uli
00:04:46
secara detail Ia menjelaskan mengenai
00:04:49
filsafat kehidupan masyarakat Tengger
00:04:51
salah satunya Kami dari kelompok Ulun
00:04:54
yang kelompok tani Desa edelweis itu
00:04:57
melaksanakan yang namanya konservasi
00:04:59
berupa tanaman edelweis tanaman edelweis
00:05:02
ini adalah tanaman sakral bagi kami
00:05:04
bahwasanya tanaman edelweis merupakan
00:05:07
rangkaian atau sarana untuk melaksanakan
00:05:10
upacara salah satunya yang sangat
00:05:13
mempergunakan edelweis atau namanya
00:05:15
tanah layu kalau dijadikan upacara itu
00:05:18
tanah layu Jadi bukan edelweis lagi itu
00:05:21
namanya itu Apa nama yang berkembang di
00:05:24
masyarakat tetapi kalau misalkan
00:05:26
dipergunakan sebagai upacara itu tanah
00:05:30
layu tanah layu artinya tidak akan layu
00:05:32
nah kemudian
00:05:34
Masak sih kita menggunakan upacara ini
00:05:37
kita harus ambil di kawasan harus
00:05:39
mencuri harus lari-larian
00:05:40
kucing-kucingan dengan pihak taman
00:05:42
nasional
00:05:44
dengan adanya kita budidaya edelweis ini
00:05:47
minimal ada terpenuhi dan kemudian
00:05:49
masyarakat ini melaksanakan adat ini
00:05:51
dengan bangga bahwasanya edelweis ini
00:05:54
atau tanah layu ini tidak mengambil di
00:05:56
kawasan ada tidak mencuri istilahnya
00:05:58
dengan demikian di Alam Lestari ada
00:06:02
tradisinya juga Lestari dan semuanya itu
00:06:05
akan menjadi keseimbangan yang Hakiki
00:06:10
[Musik]
00:06:19
[Musik]
00:06:21
hampir semua upacara melibatkan alam
00:06:24
jadi upacara sekecil apapun kita itu
00:06:29
melibatkan alam keinginan kita itu apa
00:06:32
agar alam ini selalu
00:06:34
bersinergi dengan kita ya jadi seperti
00:06:39
itu Jadi kita
00:06:41
memohon kepada Tuhan agar keadaan alam
00:06:46
ini selalu
00:06:48
bersinergi dengan kita bukan kita
00:06:51
menantang kehendak tuhan loh ya kita
00:06:55
hanya memohon kepada Tuhan contohnya
00:06:57
setiap misalnya kita melakukan kegiatan
00:07:01
misalnya kita memohon pada Tuhan
00:07:03
Misalnya saja agar hari ini hujan reda
00:07:08
ya kita memohon pada Tuhan Kalau Tuhan
00:07:12
berkehendak
00:07:15
yang penting kita tidak berlebihan
00:07:18
misalnya sampai
00:07:20
secara umum
00:07:23
model-model pawang hujan tidak sampai
00:07:25
seperti itu ya kita hanya sebatas
00:07:29
memohon pada Tuhan Ya Tuhan itu merestui
00:07:32
atau ndak terserah Tuhan karena kita
00:07:35
percaya kalau kita benar otomatis kita
00:07:38
mendapatkan hal yang benar kalau kita
00:07:40
tidak benar otomatis kita juga
00:07:43
mendapatkan hal yang tidak benar seperti
00:07:46
itu Jadi kita percaya bahwa Tuhan itu ya
00:07:49
bersama dengan kita
00:07:51
karena Tuhan itu bersama dengan kita
00:07:54
sudah satu jiwa dengan kita otomatis ya
00:07:58
tidak sulit loh mengendalikan alam
00:08:03
[Musik]
00:08:13
masyarakat asli Tengger yang juga
00:08:16
Berdagang di kawasan penanjakan Gunung
00:08:18
Bromo telah membentuk sebuah paguyuban
00:08:22
yang salah satu kegiatannya adalah
00:08:24
membersihkan kawasan penanjakan karena
00:08:27
lokasi itu menjadi salah satu tujuan
00:08:30
wisata di kawasan Bromo
00:08:33
paguyubannya orang warung sini aja
00:08:36
soalnya itu ada jadwalnya juga Biar
00:08:39
kebersihan sampahnya dia paginya biar
00:08:41
bersih terus itu dijadwal sama paguyuban
00:08:44
PKL ke jalur ini jadi kalau yang di sini
00:08:48
itu jadwalnya itu 4 warung 4 warung tiap
00:08:52
paginya ada sendiri-sendiri ada
00:08:55
jadwalnya sendiri-sendiri biar buat
00:08:57
tamunya yang besoknya biar bersih lagi
00:09:00
biar nggak ada bekas tisu yang atas
00:09:03
sekarang ini ada tamu besoknya biar
00:09:05
enggak ada sudah sampah gitu Jam berapa
00:09:08
Mbak biasanya apanya Jam berapa
00:09:12
habis tamu kalau tamu sudah turun-turun
00:09:15
gini mulai bersih-bersih sampai di dalam
00:09:19
warung juga seperti itu
00:09:30
[Musik]
00:09:54
meski mengaku masih menemukan sejumlah
00:09:56
sampah yang dibuang tidak pada tempatnya
00:09:59
Namun dua sahabat asal Amerika Serikat
00:10:02
yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo
00:10:04
yaitu mich dan draw mengaku kebersihan
00:10:09
kawasan Bromo masih terjaga dengan baik
00:10:12
kemudian
00:10:52
[Musik]
00:11:00
[Musik]
00:11:21
dan suku-suku lain di Indonesia memiliki
00:11:24
kearifan lokal yang berbeda itu yang
00:11:27
membuat keunikan mereka masing-masing
00:11:30
tugas kita sangat sederhana menjaga dan
00:11:34
melestarikan kearifan lokal tersebut
00:11:49
[Musik]
00:12:10
[Musik]
00:12:19
[Musik]
00:12:26
[Musik]