00:00:00
Assalamualaikum warahmatullahi
00:00:02
wabarakatuh Hari ini kita akan menyelami
00:00:04
kisah luar biasa yang mengguncang satu
00:00:06
kampus di Korea Selatan sebuah kisah
00:00:09
yang bukan hanya tentang debat panas
00:00:11
antara seorang profesor ateis yang
00:00:13
terkenal dengan argumen-argumen tajamnya
00:00:16
tetapi juga tentang keberanian seorang
00:00:18
mahasiswi muslim yang tak disangka mampu
00:00:20
membalikkan keadaan di depan seluruh
00:00:22
kelas kisah ini bukan sekadar perdebatan
00:00:26
tetapi pertarungan Antara Logika dan
00:00:28
keyakinan antar ilmu dan iman di salah
00:00:32
satu Universitas ternama di Seul ada
00:00:35
seorang Profesor filsafat bernama dokter
00:00:38
Richard Han pria berusia 50 tahun yang
00:00:41
dikenal sebagai sosok yang cerdas
00:00:43
skeptis dan tak terkalahkan dalam debat
00:00:47
sudah puluhan tahun Ia mengajar dan
00:00:49
selama itu pula tak ada satu pun
00:00:52
mahasiswa yang mampu menandingi
00:00:54
argumen-argumennya terutama dalam
00:00:56
diskusi tentang keberadaan
00:00:58
Tuhan Punya gaya mengajar yang khas ia
00:01:02
selalu membuka kelas dengan
00:01:03
pertanyaan-pertanyaan tajam Yang
00:01:05
memancing diskusi sengit baginya agama
00:01:08
Hanyalah ilusi sesuatu yang diciptakan
00:01:11
manusia untuk mencari penghiburan di
00:01:13
tengah ketidakpastian hidup banyak
00:01:15
mahasiswa yang terpesona dengan
00:01:17
kecerdasannya tapi ada juga yang merasa
00:01:20
terganggu dengan caranya meremehkan
00:01:22
agama di sisi lain di sudut kelas duduk
00:01:26
seorang mahasiswi berusia 18 tahun
00:01:28
bernama aaki
00:01:30
ia bukan mahasiswa biasa meskipun baru
00:01:33
tahun pertama Ia dikenal sebagai gadis
00:01:36
pendiam tetapi memiliki pemikiran yang
00:01:39
tajam Aisah adalah seorang mualaf sejak
00:01:42
masuk Islam di usia 16 tahun Ia sering
00:01:45
menghabiskan waktu mempelajari Alquran
00:01:48
dan filsafat Islam namun ia jarang
00:01:51
menampakkan keislamannya di kelas karena
00:01:54
ia tahu banyak yang mungkin tidak bisa
00:01:56
menerima pilihannya hari itu kelas
00:02:00
dipenuhi dengan atmosfer yang berbeda
00:02:02
semua mahasiswa sudah tahu bahwa dokter
00:02:05
Han sedang dalam m terbaiknya untuk
00:02:07
memulai diskusi yang akan menguji batas
00:02:09
pemikiran mereka ia berdiri di depan
00:02:12
kelas menatap mahasiswanya satu persatu
00:02:15
lalu berkata dengan suara lantang hari
00:02:18
ini kita akan membahas tentang
00:02:21
keberadaan Tuhan Saya ingin bertanya
00:02:24
jika Tuhan benar-benar ada Mengapa dunia
00:02:26
penuh dengan pend ja Dia Maha kuasa
00:02:30
mengapa dia membiarkan kejahatan terjadi
00:02:33
dan jika kalian percaya bahwa dia Maha
00:02:36
bijaksana Mengapa begitu banyak orang
00:02:38
beragama justru hidup dalam kebodohan
00:02:41
seisi kelas langsung Haning mahasiswa
00:02:43
saling bertukar pandang tapi tak ada
00:02:46
yang berani menjawab mereka sudah tahu
00:02:49
jika ada yang mencoba membantah dokter
00:02:51
Han akan segera membanjiri mereka dengan
00:02:54
logika yang sulit dipatahkan beberapa
00:02:57
mahasiswa mulai tersenyum simpul sudah
00:02:59
bisa menebak bahwa hari ini akan menjadi
00:03:01
hari di mana dokter Han kembali
00:03:04
membuktikan bahwa agama Hanyalah ilusi
00:03:07
namun tanpa diduga aisakim mengangkat
00:03:10
tangannya mata semua orang langsung
00:03:12
tertuju padanya seisi kelas mendadak
00:03:15
senyap dokter Han menaikkan alisnya
00:03:18
sedikit terkejut melihat gadis yang
00:03:20
selama ini lebih banyak diam tiba-tiba
00:03:22
ingin berbicara dengan senyum tipis ia
00:03:25
mengangguk silakan Aisah Saya penasaran
00:03:29
dengan jawabanmu Aisyah menarik napas
00:03:32
dalam-dalam ia tahu ini bukan sekadar
00:03:35
debat biasa ini adalah momen yang akan
00:03:37
menentukan bagaimana ia dipandang oleh
00:03:40
teman-temannya dan yang lebih penting
00:03:42
bagaimana ia mempertahankan keyakinannya
00:03:45
di depan seorang profesor yang selama
00:03:47
ini tak pernah
00:03:48
terkalahkan dengan suara yang tenang
00:03:51
tapi penuh keyakinan Aisyah mulai
00:03:54
berbicara Profesor Sebelum saya menjawab
00:03:57
pertanyaan Anda Izinkan saya bertanya
00:04:00
sesuatu kepada anda terlebih dahulu
00:04:03
suasana di kelas semakin menegang semua
00:04:06
orang menunggu jawaban dokter Han kelas
00:04:08
masih Hening setelah Aisyah mengangkat
00:04:10
tangannya beberapa mahasiswa mulai
00:04:13
berbisik satu sama lain tak percaya
00:04:15
bahwa gadis pendiam itu berani menantang
00:04:17
dokter Han sementara itu sang Profesor
00:04:22
hanya menyilangkan tangan di dadanya
00:04:24
menunggu dengan ekspresi penuh rasa
00:04:26
ingin tahu Aisyah Tetap tenang mata
00:04:29
hanya menatap lurus ke arah dokter Han
00:04:32
seolah tak terintimidasi oleh reputasi
00:04:35
profesor yang selalu menang dalam setiap
00:04:37
debatnya Profesor Sebelum saya menjawab
00:04:40
pertanyaan Anda Izinkan saya bertanya
00:04:43
sesuatu terlebih dahulu kata Aisah
00:04:46
dengan suara yang jernih dokter Han
00:04:49
mengangkat alisnya Oh baiklah silakan
00:04:52
Aisyah menarik napas pelan Profesor
00:04:55
Apakah Anda percaya bahwa manusia
00:04:58
memiliki akal dan kebebasan untuk
00:05:00
memilih dokter hunterenyum tipis Tentu
00:05:03
saja itu adalah dasar dari filsafat
00:05:06
manusia kita memiliki akal dan dengan
00:05:09
akal itu kita bisa menentukan pilihan
00:05:12
kita sendiri Aisyah mengangguk lalu jika
00:05:16
seseorang memilih untuk melakukan
00:05:18
kejahatan misalnya membunuh seseorang
00:05:21
apakah kita bisa menyalahkan sistem
00:05:23
hukum yang ada atau apakah kita
00:05:25
menyalahkan individu yang memilih untuk
00:05:28
melakukan kejahatan tersebut dokter Han
00:05:30
menghela napas merasa bahwa pertanyaan
00:05:33
ini terlalu sederhana tentu saja kita
00:05:36
menyalahkan individu itu sistem hukum
00:05:39
tidak bisa disalahkan atas tindakan
00:05:41
seseorang hukum hanya memberikan panduan
00:05:44
tetapi manusia tetap punya kehendak
00:05:46
bebas Aisyah tersenyum tipis lalu
00:05:50
Mengapa ketika ada kejahatan dan
00:05:52
penderitaan di dunia Anda menyalahkan
00:05:55
Tuhan kelas mendadak sunyi beberapa
00:05:58
mahasiswa terbelalak tak menyangka bahwa
00:06:00
Aisyah mampu membalikkan argumen sang
00:06:02
Profesor hanya dengan satu pertanyaan
00:06:05
sederhana dokter Han menatap Aisa dengan
00:06:08
sorot mata yang kini tampak sedikit
00:06:10
lebih serius sejenak ia terdiam sebelum
00:06:14
akhirnya tersenyum kecil menarik tapi
00:06:17
argumen itu terlalu sederhana jika Tuhan
00:06:20
benar-benar maha kuasa mengapa dia
00:06:22
menciptakan sistem yang memungkinkan
00:06:24
manusia melakukan kejahatan Aisyah Tak
00:06:27
tergoyahkan profesor
00:06:30
Anda barusan mengatakan bahwa manusia
00:06:32
memiliki akal dan kebebasan untuk
00:06:34
memilih Tuhan memberi kita akal tetapi
00:06:37
kita yang menentukan jalan kita sendiri
00:06:40
jika semua yang ada di dunia ini dipaksa
00:06:43
untuk menjadi baik Apakah itu masih
00:06:45
disebut kebaikan jika tidak ada
00:06:48
kejahatan Bagaimana kita bisa memahami
00:06:51
nilai sejati dari kebaikan kelas kembali
00:06:54
sunyi beberapa mahasiswa mulai
00:06:56
mengangguk-angguk mencerna kata-kata
00:06:58
Aisah bahkan beberapa dari mereka mulai
00:07:01
mencatat menyadari bahwa ini bukan
00:07:04
sekadar perdebatan biasa tetapi
00:07:06
pelajaran yang sangat berharga namun
00:07:09
dokter Han tidak akan semudah itu
00:07:12
mengalah ia melipat tangannya dan
00:07:14
menatap Aisah dengan lebih tajam Baiklah
00:07:17
Katakanlah Tuhan Memang memberi manusia
00:07:19
kebebasan tapi bagaimana dengan bencana
00:07:22
alam gempa bumi tunami penyakit itu
00:07:26
bukan perbuatan manusia mengapa Tuhan
00:07:29
membiarkan itu terjadi beberapa
00:07:31
mahasiswa kembali mengangguk seolah
00:07:34
merasa pertanyaan ini adalah titik balik
00:07:36
kemenangan dokter Han tapi Aisah Tetap
00:07:39
tenang ia menatap Profesor itu dengan
00:07:42
penuh keyakinan Profesor Apakah anda
00:07:45
pernah mendengar tentang seorang dokter
00:07:47
yang meresepkan obat pahit kepada
00:07:49
pasiennya dokter KH mengernyit tentu
00:07:52
saja Aisyah melanjutkan dan mengapa
00:07:55
dokter itu memberikan obat pahit kepada
00:07:57
pasiennya bukan rasanya tidak enak
00:08:00
dokter Han tertawa kecil karena meskipun
00:08:04
rasanya tidak enak obat itu menyembuhkan
00:08:06
pasien Aisah tersenyum begitu pula
00:08:09
dengan penderitaan Profesor kita mungkin
00:08:12
tidak menyukainya tetapi seringkiali
00:08:15
penderitaan mengajarkan kita sesuatu
00:08:17
yang lebih besar bencana alam memang
00:08:20
menyakitkan tetapi dari sana lahirlah
00:08:23
solidaritas kesabaran dan kebangkitan
00:08:26
manusia setiapjian yang diberikan tuan
00:08:29
untuk menyiksa tetapi untuk mendidik
00:08:32
kelas kembali terdiam beberapa mahasiswa
00:08:35
yang tadinya mendukung dokter Han mulai
00:08:38
melihat sudut pandang baru Namun dokter
00:08:41
Han bukan orang yang mudah tersudut ia
00:08:43
kembali tersenyum kali ini dengan nada
00:08:46
mengejek Ais jawabanmu sangat menarik
00:08:50
tapi itu tetap tidak menjawab pertanyaan
00:08:52
dasarnya jika Tuhan itu ada mengapa dia
00:08:55
tidak langsung menciptakan dunia yang
00:08:57
sempurna
00:08:59
tanpa penderitaan tanpa kejahatan tanpa
00:09:02
bencana Aisah menatap dokter Han dengan
00:09:05
pandangan yang lebih dalam Profesor
00:09:08
Apakah anda pernah membaca buku dokter
00:09:11
Han tertawa kecil tentu saja Apakah Anda
00:09:14
lebih suka membaca buku yang memiliki
00:09:17
konflik dan tantangan bagi tokohnya atau
00:09:20
buku yang isinya hanya kesempurnaan
00:09:22
tanpa ada rintangan sama sekali dokter
00:09:24
Han mengernyit tentu saja buku dengan
00:09:27
konflik lebih menarik Ais tersenyum
00:09:30
begitulah kehidupan Profesor jika dunia
00:09:33
ini diciptakan tanpa tantangan tanpa
00:09:36
kesulitan maka tidak akan ada perjuangan
00:09:39
tidak akan ada nilai dalam usaha seperti
00:09:42
seorang penulis yang ingin membuat
00:09:44
cerita yang bermakna Tuhan menciptakan
00:09:47
kehidupan ini dengan tantangan agar kita
00:09:49
bisa menemukan makna sejati dari
00:09:51
eksistensi kita seisi kelas terdiam
00:09:54
Bahkan mereka yang tadinya tampak bosan
00:09:56
kini menatap Aisyah dengan kagum Han
00:10:00
mulai terlihat sedikit terguncang tapi
00:10:02
ia tetap mempertahankan sikapnya jadi
00:10:05
menurutmu semua penderitaan ini hanyalah
00:10:08
bagian dari sebuah cerita yang Tuhan
00:10:11
buat Aisa menggeleng bukan hanya cerita
00:10:14
tapi sebuah ujian untuk melihat siapa di
00:10:17
antara kita yang benar-benar berusaha
00:10:19
mencari kebenaran Siapa yang tetap
00:10:21
berbuat baik meski dalam kesulitan Siapa
00:10:24
yang tetap percaya meski dalam
00:10:26
ketidakpastian dokter hter di untuk
00:10:30
pertama kalinya dalam bertahun-tahun ia
00:10:32
merasa seperti sedang menghadapi lawan
00:10:34
yang sepadan namun ia tidak akan
00:10:37
menyerah begitu saja ia masih punya satu
00:10:40
pertanyaan lagi sambil menatap Ais ia
00:10:44
berkata kalau begitu Katakan padaku satu
00:10:47
hal
00:10:48
Ais jika Tuhan benar-benar ada Mengapa
00:10:52
Masih banyak orang yang tidak percaya
00:10:54
kepadanya Ais menatap dokter handalam
00:10:58
sebelum Akir nya berkata kelas masih
00:11:01
sunyi semua mata tertuju pada Aisah
00:11:04
menunggu jawaban yang akan ia
00:11:06
lontarkan bahkan dokter Han meskipun
00:11:09
mencoba tetap terlihat tenang tak bisa
00:11:12
menyembunyikan rasa penasaran yang mulai
00:11:14
mengusiknya Aisyah menatap Profesor itu
00:11:17
dengan sorot mata yang lembut namun
00:11:19
penuh keyakinan ia menarik napas pelan
00:11:22
sebelum berbicara Profesor pertanyaan
00:11:25
Anda menarik Mengapa Masih banyak orang
00:11:27
yang tidak percaya kepada
00:11:30
saya bisa menjawabnya dengan satu
00:11:31
pertanyaan lain mengapa Masih banyak
00:11:34
orang yang tahu bahwa merokok berbahaya
00:11:36
tapi tetap melakukannya dokter Hunter
00:11:40
diam sejenak kemudian tersenyum tipis
00:11:43
Karena manusia punya kehendak bebas
00:11:45
mereka memilih untuk mengabaikan fakta
00:11:48
demi kesenangan sesaat Aisah mengangguk
00:11:50
tepat begitu pula dengan iman Kebenaran
00:11:53
ada di depan mata tetapi tidak semua
00:11:56
orang mau menerimanya beberapa memilih
00:11:59
untuk mengabaikannya karena mereka
00:12:01
merasa lebih nyaman hidup tanpa batasan
00:12:03
tanpa harus mempertanggungjawabkan
00:12:05
tindakan mereka yang lain mungkin pernah
00:12:08
terluka oleh pengalaman hidup Sehingga
00:12:10
menolak keberadaan Tuhan karena merasa
00:12:13
kecewa dan marah dan ada juga yang tidak
00:12:16
percaya karena belum pernah benar-benar
00:12:18
mencari seisi kelas mendengarkan dengan
00:12:20
saksama beberapa mahasiswa mulai
00:12:23
bertukar pandang tampaknya mulai
00:12:25
memahami sesuatu yang sebelumnya tak
00:12:27
mereka pikirkan namun dokter Han masih
00:12:31
belum selesai ia mencondongkan tubuhnya
00:12:33
sedikit ke depan nada suaranya Kini
00:12:36
lebih serius Baiklah Aisa jika tuhan itu
00:12:40
nyata mengapa dia tidak menampakkan
00:12:43
dirinya secara langsung kepada manusia
00:12:46
mengapa dia harus membiarkan orang
00:12:48
bertanya-tanya meraba-raba dalam
00:12:50
kegelapan Aisah menatap Profesor itu
00:12:53
lalu menghela napas kecil sebelum
00:12:55
menjawab Profesor Apakah anda pernah
00:12:58
jatuh cinta
00:12:59
pertanyaan itu mengejutkan dokter Han Ia
00:13:02
mengernyit sedikit tak menyangka arah
00:13:05
pembicaraan Apa maksudmu Aisah tersenyum
00:13:08
tipis Ketika seseorang jatuh cinta
00:13:11
apakah ia harus selalu melihat
00:13:13
pasangannya setiap detik untuk tahu
00:13:14
bahwa cinta itu nyata atau Apakah ia
00:13:18
bisa merasakan cinta itu Meskipun tidak
00:13:20
selalu melihatnya dokter Hunter diam ia
00:13:23
memandang Ais dengan Tatapan yang lebih
00:13:26
Ais melanjutkan Tuhan ada setiap hal
00:13:29
yang kita rasakan setiap keajaiban kecil
00:13:32
yang terjadi dalam hidup Tuhan tidak
00:13:35
perlu menampakkan dirinya secara
00:13:36
langsung karena tanda-tandanya sudah
00:13:39
begitu jelas bagi mereka yang mau
00:13:41
melihat seperti cinta yang tak harus
00:13:43
selalu terlihat untuk bisa dirasakan
00:13:46
begitu pula dengan keberadaan Tuhan
00:13:49
seorang mahasiswa di barisan depan
00:13:51
tiba-tiba angkat bicara aku tidak pernah
00:13:54
berpikir seperti itu sebelumnya tapi
00:13:56
masuk akal yang lain mengangguk setuju
00:13:59
bahkan beberapa mahasiswa yang
00:14:01
sebelumnya tampak skeptis kini mulai
00:14:03
memandang Aisyah dengan cara yang
00:14:04
berbeda namun dokter Han tetap
00:14:08
mempertahankan pendiriannya ia menarik
00:14:10
napas dalam lalu berkata dengan suara
00:14:13
yang lebih rendah namun lebih tajam kau
00:14:16
berbicara tentang cinta dan keajaiban
00:14:18
tapi bagaimana dengan penderitaan yang
00:14:20
tak masuk akal bagaimana dengan
00:14:23
anak-anak yang lahir dalam kemiskinan
00:14:25
mereka yang menderita sejak lahir tanpa
00:14:28
pilihan di mana Tuhan dalam semua itu
00:14:31
kelas kembali sunyi beberapa mahasiswa
00:14:34
menundukkan kepala seolah ikut merasakan
00:14:37
beban pertanyaan itu Aisyah Tak langsung
00:14:39
menjawab ia menatap dokter Han dengan
00:14:42
ekspresi yang lebih lembut lebih dalam
00:14:45
Profesor Pernahkah Anda mendengar
00:14:47
tentang seseorang bernama Helen ker
00:14:49
dokter Han mengernyit tentu saja wanita
00:14:53
buta dan tuli yang menjadi penulis
00:14:55
terkenal Aisah mengangguk ya Helen lahir
00:14:58
dengan keterbatasan yang bagi sebagian
00:15:00
orang mungkin Terasa seperti kutukan
00:15:03
tapi Tahukah Anda apa yang dia katakan
00:15:05
tentang penderitaannya dokter Hunter
00:15:08
diam Aisah melanjutkan Dia berkata
00:15:11
karakter tidak bisa dibentuk dengan
00:15:13
kenyamanan dan ketenangan hanya melalui
00:15:16
ujian dan penderitaan jiwa bisa
00:15:19
diperkuat visi bisa diperjelas Ambisi
00:15:22
bisa diilhami dan kesuksesan bisa diraih
00:15:26
helener tidak menyalahkan Tuhan atas
00:15:29
terbatasannya sebaliknya dia
00:15:31
memanfaatkannya untuk menjadi seseorang
00:15:33
yang menginspirasi jutaan orang di dunia
00:15:36
beberapa mahasiswa tampak Terpukau salah
00:15:39
satu dari mereka bahkan berbisik kepada
00:15:41
temannya aku baru menyadari sesuatu
00:15:45
mungkin kita terlalu cepat menyalahkan
00:15:47
keadaan namun dokter Han masih belum
00:15:50
menyerah ia menatap Aisah lebih tajam
00:15:53
tapi tidak semua orang sekuat Helen
00:15:55
keler banyak yang menyerah banyak yang
00:15:58
jatuh dalam keputusasaan Apa kau akan
00:16:01
mengatakan bahwa itu bagian dari rencana
00:16:03
Tuhan juga Aisah menghela napas perlahan
00:16:06
Profesor Apa yang terjadi ketika seekor
00:16:09
burung masih berada dalam cangkangnya
00:16:12
dokter Han mengernyit tampaknya sedikit
00:16:15
bingung maksudmu jika seseorang memaksa
00:16:18
membuka cangkang itu dari luar Apa yang
00:16:20
akan terjadi pada burung itu dokter Han
00:16:24
mulai memahami arahnya Ia berpikir
00:16:26
sejenak sebelum menjawab burung itu
00:16:29
mungkin tidak akan kuat ia tidak akan
00:16:31
bertahan hidup karena tidak memiliki
00:16:33
kesempatan untuk mengembangkan
00:16:35
kekuatannya sendiri Aisah tersenyum
00:16:38
tipis begitulah manusia Profesor jika
00:16:41
hidup ini tanpa tantangan tanpa
00:16:44
penderitaan kita tidak akan berkembang
00:16:47
kita tidak akan tumbuh setiap kesulitan
00:16:50
adalah cara bagi kita untuk menguatkan
00:16:52
diri dan ya memang benar bahwa tidak
00:16:55
semua orang bisa melewatinya dengan
00:16:57
mudah tapi itu bukan berarti Tuhan tidak
00:17:00
ada Justru itu adalah panggilan bagi
00:17:03
kita yang mampu untuk membantu mereka
00:17:05
yang sedang berjuang Tuhan memberi kita
00:17:07
akal hati dan kekuatan bukan hanya untuk
00:17:11
diri kita sendiri tetapi untuk menolong
00:17:14
mereka yang membutuhkan seisi kelas
00:17:17
terdiam beberapa mahasiswa tampak
00:17:19
termenung mencerna kata-kata Aisah
00:17:22
bahkan dokter Han tampak sedikit
00:17:25
terpengaruh meskipun ia berusaha
00:17:27
menyembunyikannya untuk pertama kalinya
00:17:30
dalam sejarah kelas ini seseorang
00:17:32
benar-benar menantang pemikiran dokter
00:17:35
Han hingga ia kehabisan kata-kata namun
00:17:38
sang Profesor masih memiliki satu
00:17:41
pertanyaan terakhir ia menatap Aisah
00:17:43
dengan tajam seolah ingin menguji
00:17:45
keyakinannya hingga titik terakhir kalau
00:17:48
begitu Ais jika Tuhan Memang ada dan
00:17:52
jika dia begitu adil dan penuh kasih
00:17:55
mengapa dia membiarkan orang-orang
00:17:57
seperti saya tetap kep Ais tersenyum
00:18:01
sorot matanya tetap lembut namun penuh
00:18:03
makna Profesor mungkin karena dia masih
00:18:07
memberimu waktu untuk mencari kebenaran
00:18:09
kelas kembali sunyi tapi kali ini
00:18:12
Kesunyian itu bukan karena
00:18:14
ketidapastian melainkan karena sesuatu
00:18:17
yang
00:18:18
lebihkter Han menatap Ais lama ia tak
00:18:21
langsung menjawab ada sesuatu kata-kata
00:18:24
Ais yang menguncangnya sesu yangum
00:18:27
perahas
00:18:29
dan untuk pertama kalinya sang Profesor
00:18:32
tidak memiliki jawaban instan kelas
00:18:34
masih sunyi semua mahasiswa terpaku
00:18:37
dalam kebisuan yang penuh makna jawaban
00:18:40
terakhir Aisah mengguncang mereka bukan
00:18:42
hanya sebagai argumen dalam perdebatan
00:18:45
tetapi juga sebagai pertanyaan besar
00:18:47
bagi diri mereka sendiri dokter Han
00:18:50
menatap Ais dengan ekspresi yang sulit
00:18:53
diartikan biasanya ia bisa dengan mudah
00:18:56
membantah setiap argumen mahasiswa yang
00:19:00
tapi kali ini berbeda ada sesuatu dalam
00:19:03
kata-kata Aisah yang membuatnya diam ia
00:19:05
menatap keluar jendela hujan mulai turun
00:19:08
pelan membasahi kaca jendela ruang kelas
00:19:11
seakan menggambarkan pikirannya yang
00:19:13
mulai terbuka perlahan tapi pasti kau
00:19:17
mengatakan bahwa tuhan masih memberiku
00:19:19
waktu untuk mencari kebenaran katanya
00:19:21
akhirnya suaranya tidakegas tadi tapi
00:19:25
bagaimana jika aku telah mencari
00:19:27
Sepanjang hidupku dan menemukannya Aisah
00:19:30
tersenyum lembut Profesor mungkin selama
00:19:33
ini anda mencari Tuhan seperti seseorang
00:19:35
yang mencari kacamata yang sudah ada di
00:19:37
atas kepalanya bisa jadi Anda terlalu
00:19:40
sibuk mencari bukti yang luar biasa
00:19:43
padahal tanda-tandanya sudah ada di
00:19:45
sekitar Anda selama ini dokter Han
00:19:48
mengerutkan kening tampak berpikir
00:19:50
dalam-dalam Aisah melanjutkan Profesor
00:19:54
selalu mencari jawaban dalam ilmu Logika
00:19:57
dan pemikiran ras
00:19:59
tapi bagaimana dengan hati Bukankah hati
00:20:02
juga punya cara sendiri untuk merasakan
00:20:04
sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan
00:20:06
angka atau teori Hening beberapa
00:20:09
mahasiswa mulai menunduk tampak
00:20:11
tersentuh oleh kata-kata Aisah mereka
00:20:14
bukan hanya mendengarkan debat ini
00:20:16
sebagai tontonan tapi mulai merenungi
00:20:19
sesuatu yang lebih besar dokter Han
00:20:22
menghela napas panjang untuk pertama
00:20:24
kalinya ia merasa tersudut bukan karena
00:20:27
kalah dalam argumen tapi karena
00:20:29
menghadapi sesuatu yang selama ini ia
00:20:31
hindari perasaan kosong yang selalu
00:20:34
mengiringi kehidupannya ia teringat masa
00:20:37
kecilnya dulu ia adalah anak yang
00:20:39
percaya pada Tuhan ibunya selalu
00:20:42
mengajaknya ke tempat ibadah mengajarkan
00:20:45
doa-doa dan menceritakan kisah-kisah
00:20:47
penuh makna tapi ketika ibunya meninggal
00:20:50
dalam kecelakaan tragis saat ia berusia
00:20:53
14 tahun keyakinannya runtuh jika Tuhan
00:20:57
benar-benar ada i pernah berpikir
00:20:59
mengapa dia mengambil satu-satunya orang
00:21:02
yang paling aku cintai Sejak saat itu ia
00:21:06
memilih untuk tidak lagi percaya bagi
00:21:08
dokter Han agama hanyalah pelarian bagi
00:21:11
mereka yang takut menghadapi kenyataan
00:21:13
pahit tapi malam ini untuk pertama
00:21:17
kalinya dalam puluhan tahun Ia merasa
00:21:19
ragu Aisah katanya akhirnya suaranya
00:21:23
lebih lembut apa yang membuatmu begitu
00:21:26
yakin akan keberadaan Tuhan Apa yang
00:21:28
membuatmu begitu Teguh Aisah menatapnya
00:21:31
dengan penuh empati karena aku
00:21:34
merasakannya Profesor bukan hanya dengan
00:21:37
pikiranku tapi dengan hatiku aku pernah
00:21:40
mengalami saat-saat sulit dalam hidup
00:21:42
saat aku merasa sendirian dan tidak ada
00:21:45
yang bisa menolongku tapi setiap kali
00:21:48
aku berdoa setiap kali aku berserah
00:21:50
kepadanya selalu ada ketenangan yang
00:21:53
datang sesuatu yang tidak bisa
00:21:55
dijelaskan dengan kata-kata tapi aku
00:21:58
tahu nyata dokter Hunter diam kata-kata
00:22:02
itu sederhana tapi terasa begitu dalam
00:22:05
Profesor lanjut Aisa kadang kita tidak
00:22:08
bisa menemukan jawaban hanya dengan
00:22:11
bertanya kadang kita harus diam sejenak
00:22:14
merasakan dan membiarkan hati kita
00:22:17
sendiri yang berbicara dokter Han
00:22:20
menatap ke arah jendela lagi hujan sudah
00:22:23
mulai reda cahaya matahari sore perlahan
00:22:25
menyelinap di antara awan menciptakan
00:22:28
semburat warna jingga di langit Entah
00:22:31
mengapa Pemandangan itu terasa berbeda
00:22:33
kali ini seolah-olah ada sesuatu yang
00:22:36
berbisik di hatinya sesuatu yang selama
00:22:39
ini ia abaikan ia menghela napas lalu
00:22:42
menoleh ke arah Aisyah ada Ketulusan
00:22:45
dalam sorot matanya Terima kasih Aisyah
00:22:48
Aisyah tersenyum Saya hanya berbagi apa
00:22:51
yang saya yakini Profesor selebihnya
00:22:55
semua kembali pada anda seisi kelas
00:22:58
masih terdiam seolah menyaksikan sesuatu
00:23:00
yang lebih besar dari sekadar perdebatan
00:23:03
biasa dokter Han tersenyum kecil lalu
00:23:06
mengangkat tangannya Baiklah kelas
00:23:09
selesai kalian boleh pergi para
00:23:12
mahasiswa mulai berkemas tapi suasana di
00:23:15
ruangan itu terasa berbeda mereka keluar
00:23:18
bukan dengan wajah bosan seperti
00:23:20
biasanya melainkan dengan ekspresi yang
00:23:22
penuh pemikiran Ais berdiri bersiap
00:23:26
pergi Tapi sebelum
00:23:30
Han memanggilnya pelanis Gadis itu menoh
00:23:34
Aku tidak tahu apakah aku Bis percaya
00:23:36
begitu saja tapi aku akan mencoba untuk
00:23:39
Melat dengan cara yang berbed Ais
00:23:42
tersenyum hangat itu sudah lebih
00:23:44
dariukup Profesor ia mangkah Kuar
00:23:48
meninggalkankter Han yang Diana menap
00:23:51
langit
00:23:57
yang buka hatinya kembali pesan moral
00:24:01
satu kebenaran tidak selalu ditemukan
00:24:03
dalam perdebatan tapi dalam ketulusan
00:24:06
hati yang mencari dua Iman bukan sekadar
00:24:10
tentang logika tapi juga tentang
00:24:12
perasaan yang dirasakan dalam hati tiga
00:24:15
setiap orang memiliki perjalanan
00:24:17
spiritualnya sendiri dan terkadang yang
00:24:20
dibutuhkan bukan bukti melainkan
00:24:22
keberanian untuk percaya empat
00:24:25
perdebatan seharusnya bukan untuk
00:24:27
menjatuhkan tapi untuk membuka pikiran
00:24:29
dan memahami sudut pandang lain lima
00:24:32
Tuhan selalu ada bahkan ketika kita
00:24:35
merasa ragu kadang kita hanya perlu
00:24:38
Berhenti sejenak dan merasakan
00:24:40
kehadirannya dalam hidup kita dan cerita
00:24:43
selesai terima kasih