00:00:13
[Musik]
00:00:34
bahwa kita dari masa di buayan masih
00:00:38
umur 6 bulan sudah dikasih makan sagu
00:00:42
itu kasih makan sagu itu sampai kita
00:00:45
bisa makan makanan keras bisa bubur
00:00:49
saya ketika masih kecil kita makan nasi
00:00:51
ini nanti hari Jumat lalu di bulan
00:00:54
Ramadhan itu nanti sahur saja makan
00:00:56
sahur dengan nasi nasi pun terbatas
00:01:00
jadi Makanan pokok orang Maluku terutama
00:01:03
Tidore Ternate dan pulau-pulauan motif
00:01:05
itu adalah
00:01:21
[Musik]
00:01:22
[Tepuk tangan]
00:01:44
[Musik]
00:02:05
[Musik]
00:02:16
di abad 13 banyak orang-orang Cina itu
00:02:19
yang datang ke Maluku Utara entah itu
00:02:22
Ternate maupun Tidore Mereka banyak
00:02:24
mengangkut cengkeh rempah-rempah yang
00:02:28
pada waktu itu orang-orang Maluku Utara
00:02:31
tidak tahu bahwa itu adalah komoditas
00:02:34
penting mereka baru tahu itu penting
00:02:38
ketika orang Eropa banyak membutuhkannya
00:02:41
dan itu laku di pasaran Asia
00:02:54
Tidore menjadi magnet luar biasa bagi
00:02:57
orang-orang Eropa yang datang dan
00:03:00
cengkeh ini yang membuat mereka Kenapa
00:03:03
orang Portugal Spanyol Belanda Inggris
00:03:07
singgah di Tidore
00:03:14
riwayat pelayanan pertama
00:03:18
yang mewakili Raja Spanyol itu
00:03:21
sebenarnya keinginan magalai sendiri
00:03:24
untuk menemukan kepulauan rempah-rempah
00:03:30
dengan biaya support dari Raja Spanyol
00:03:34
makalah membuat perjalanan Spanyol ke
00:03:38
barat hingga kemudian menemukan Maluku
00:03:44
Sebastian elcano itu adalah pengganti
00:03:47
dari Fernando yang ketika ingin ke
00:03:52
Maluku dia terbunuh di Filipina
00:03:58
sehingga banyak orang Spanyol yang
00:04:01
kemudian bermukim di Tidore dalam
00:04:05
beberapa waktu
00:04:08
rempah-rempah di abad ke-16 permintaan
00:04:12
dari orang Eropa terutama dari lisben
00:04:14
itu menurun karena perahu yang memuat
00:04:18
rempah-rempah dari Maluku itu tidak
00:04:21
sampai ke Goa sudah habis dan orang
00:04:25
Portugis untung sangat banyak
00:04:30
dan cengkeh ini yang membuat mereka
00:04:32
kemudian berpikir untuk singgah dan
00:04:35
membuat benteng
00:04:46
jika kita melihat sejarah kolonialisme
00:04:49
Eropa di berbagai belahan dunia manapun
00:04:52
terutama di Maluku Utara dan juga Tidore
00:04:55
kita bisa melihat kehidupan mereka
00:04:57
sehari-hari ketika mereka berada di
00:05:01
benteng dan pasokan makanan utama ke
00:05:05
Benteng itu bukan mereka memproduksi
00:05:07
sendiri mereka sangat membutuhkan
00:05:10
support dari orang-orang lokal setempat
00:05:13
dan makanan itu tentu saja adalah sagu
00:05:30
ini berasal dari Papua yang ditanam oleh
00:05:33
cerita legenda itu seorang yang tubuhnya
00:05:36
3 meter Tinggi 3 meter lebar bahu
00:05:40
1,75 nama cekel bekas Kaki masih ada di
00:05:45
belakang lele
00:05:47
yang menanam pohon sagu dari Papua
00:05:50
sampai dengan pulau-pulau Halmahera
00:05:54
manfaat dari pohon sagu selain isinya
00:05:58
batangnya dibuat makanan pokok tepungnya
00:06:00
sagu kemudian daun juga
00:06:03
membuat rumah daun rumbia batangnya itu
00:06:07
kemudian menjadi lantai dibuat lantai
00:06:10
seperti itu namanya doko rata-rata dulu
00:06:13
menggunakan kue itu dari tepung sagus
00:06:16
sama tepung singkong tanpa mengenal
00:06:19
belum ada tepung terigu
00:06:27
catatan tentang
00:06:29
tumbuhan ini yang pertama lebih banyak
00:06:32
sagu Aren jadi sagu Sebenarnya
00:06:35
macam-macam ada sagu yang disebut sagu
00:06:37
itu mungkin artinya adalah padi kalau
00:06:40
sagu rumbia kita harus membuat
00:06:42
saripatinya dulu dan itu perlu paling
00:06:44
tidak 5 hari untuk proses menjadi
00:06:46
padinya jadi perlu
00:06:49
ditebang dibelah direndam kemudian
00:06:53
diparut kemudian setelah itu di
00:06:57
diamkan di rendaman dan rendaman sisa
00:07:01
rendaman itulah yang menjadi padi sagu
00:07:03
rumbia sementara ini
00:07:05
gula singkong ini bola kasti ini atau di
00:07:09
sini sebutnya gula Dose hanya memerlukan
00:07:13
kita cabut dari Kebon kemudian kita
00:07:15
bersihkan kita kupas kita parut kita
00:07:19
peras nanti baru itu dicetak langsung
00:07:37
[Musik]
00:07:44
lanjut sebut sagu lempeng karena
00:07:46
bentuknya lempengan kemudian ini disebut
00:07:49
sabu bakar karena pornonya atau
00:07:51
cetakannya itu dibakar mereka disebut
00:07:54
sagu panggang juga karena ini setelah
00:07:56
dicetak mereka panggang di parah-parah
00:07:59
gula singkong ini gula kasbi ini disebut
00:08:03
jagung itu mungkin artinya adalah padi
00:08:05
Karena kasbi itu adalah hal yang
00:08:07
diperkenalkan dari Amerika Jadi
00:08:09
kemungkinan setelah abad-abad 17 akhir
00:08:13
atau 18 baru muncul ini sebelumnya ya
00:08:17
kita tahu sendiri bahwa di nusantara aku
00:08:20
tuh Mang atau sagu rumbia
00:08:45
sagu bahasa sekami disebut hula
00:08:48
kebetulan Kampung ini namanya Kelurahan
00:08:52
Jaya jadi brandnya itu hulajahi satu
00:08:56
kali produksi itu sekitar
00:08:59
400-500 lempeng itu untuk penuhi
00:09:02
kebutuhan hidup satu minggu itu satu
00:09:04
kali produksi
00:09:10
sagu ini sendiri merupakan mata
00:09:13
pencaharian hampir 90% masyarakat Toraja
00:09:16
ini memproduksi sagu ini untuk memenuhi
00:09:20
kebutuhan hidup sehari-hari kalau setiap
00:09:23
minggu bahwa di pasar
00:09:25
dijual di Pasar room ke sosial dan ke
00:09:30
Ternate
00:09:34
mau bawa 500 atau mau bawa 1000 lempeng
00:09:37
tetap saja habis karena
00:09:39
sagu ini sudah merupakan satu kebutuhan
00:09:43
terutama kami masyarakat
00:09:46
Maluku Utara
00:09:50
kalau untuk sagu yang original
00:09:53
produksinya
00:09:54
4-6 kali sebulan tetap untuk sakurasnya
00:09:58
sendiri satu bulan dua kali
00:10:06
cara prinsip sebenarnya kalau sagu rasa
00:10:09
lebih ke komoditas karena diperuntukkan
00:10:11
untuk konsumsi yang di luar kebiasaan
00:10:13
sehari-hari sebelum ada
00:10:16
tapi kalau untuk makna sebagai
00:10:18
dan sagu merah lebih ke makanan Stable
00:10:23
ya istilahnya makan keseharian mereka
00:10:25
yang utama
00:10:42
cara mereka mengolah sagu itu dengan
00:10:45
menggunakan cetakan cetakan itu oleh
00:10:47
masyarakat lokal disebut sebagai kita
00:10:53
menariknya ketika kemudian kita dibawa
00:10:57
ke pasar diperjualbelikan mereka
00:10:59
mengistilahkan dengan istilah porno dan
00:11:03
porno diserap dari kosakata Portugis
00:11:06
yang berarti tungku atau oven
00:11:34
[Musik]
00:11:37
lihat kalau di sini pokoknya nama saja
00:11:40
orang tidur itu selera tinggi itu sagu
00:11:43
tapi untuk orang Maret tidak ada
00:11:45
pencetak sagu itu nanti beli di pasar
00:11:54
bahan bakunya kalau untuk tanah saja
00:11:57
diambil dari pulau Mare
00:12:00
ambil tanahnya itu tuh bapak atau anak
00:12:04
laki-laki Jadi kalau tanah itu dibawa
00:12:07
dari bapak itu dari gunung Ibu
00:12:09
memilah-milah buka batunya buka pasirnya
00:12:13
tinggal tanah daging tanahnya yang untuk
00:12:16
kita itu saja untuk manual pakai tangan
00:12:20
kalau batunya diambil dari pulau Ternate
00:12:23
yaitu di sulamadaha Terus yang pasir
00:12:27
yang finishingnya tanah merah itu
00:12:30
diambil dari Kecamatan Oba
00:12:37
beli makanan untuk pulang ya sebagiannya
00:12:41
ditabung karena anak-anak sekolah jadi
00:12:44
kalau orang Marinir rata-ratanya anak
00:12:46
sekolah itu penghasilannya dari kita
00:12:49
semua cuma pengrajin ini nih perempuan
00:12:52
saja
00:13:09
di Tidore khususnya kan di sana ada
00:13:12
pencetak sagu jadi pesanannya banyak
00:13:15
ada yang pesan sampai 10 pasang ada
00:13:19
sampai 20 pasang kalau bersisi
00:13:23
Halmahera Selatan yang paling laris itu
00:13:26
porno yang mata lima Terus yang paling
00:13:29
laris di Tidore matanya 10 itu karena
00:13:32
sabu jahenya terkenal
00:13:34
[Musik]
00:13:48
atau kita ini tidak ada cetakan
00:13:51
kita buat itu sesuai selera kita karena
00:13:55
setiap Kampung Itu pesanan matanya
00:13:58
berbeda-beda
00:14:03
jadi itu ya Mereka bilang dari imajinasi
00:14:06
lah
00:14:10
[Musik]
00:14:25
[Musik]
00:14:40
[Musik]
00:14:47
[Musik]
00:14:53
[Musik]
00:15:00
[Musik]
00:15:08
lingkup pengaruh dari tidur ini tidak
00:15:11
terbatas di Pulau Tidore saja tetapi ada
00:15:16
pulau-pulau lain yang bukan hanya
00:15:18
menjadi fase dari Tidore tetapi juga ada
00:15:22
yang menjadi Mitra dari tidur itu
00:15:25
sendiri
00:15:27
lingkup pengaruh ini bukan hanya
00:15:30
persoalan spasial atau politik Tetapi
00:15:33
lebih jauh kepada koneksi ekonomi dan
00:15:37
juga kebudayaan
00:15:43
bahwa Sultan Tidore pada waktu itu juga
00:15:46
punya visi kesejahteraan bersama artinya
00:15:50
memang produksi sagu lempeng itu ada di
00:15:55
Tidore tetapi cetakan dari sagu lempeng
00:16:00
tidak diproduksi di Pulau Tidore tetapi
00:16:03
ada di pulau lain yaitu pulau mareh dan
00:16:07
menariknya bahan baku dari cetakan bahan
00:16:12
baku dari sagu lempeng bukan hanya
00:16:16
berasal dari daerah itu tetapi juga ada
00:16:20
dari daerah Halmahera Makian baca dan
00:16:24
lain sebagainya
00:16:28
[Tepuk tangan]
00:16:38
jadi saat itu ketika di dalam sejarah
00:16:42
yang dikenal motif perbon persekutuan
00:16:45
multi itu itu kemudian menyatukan empat
00:16:49
kesultanan kerajaan ini menjadi satu
00:16:51
negara besar tapi dibagi tugas
00:16:54
Ternate urusan pemerintahan dengan
00:16:56
istilah alam makolano Tidore pertahanan
00:17:00
keamanan dengan istilah
00:17:21
mereka mengakibatkan adanya transfer
00:17:25
pengetahuan tidak salah jika kemudian
00:17:27
pada satu pihak di Tidore misalnya ada
00:17:32
kue sagu ada olahan sagu tetapi di
00:17:36
daerah lain di lingkup pengaruh dari
00:17:40
Tidore juga punya kebudayaan
00:17:43
sagu yang sama
00:17:49
porno itulah menjadikan identitas ikonik
00:17:53
karena itu digunakan untuk mencetak
00:17:54
sakunya Karena itu adalah istilah dari
00:17:57
Portugis konon itu menjadi sebuah
00:18:00
identitas yang juga kosmopolit atau
00:18:03
dalam artian sekarang bisa dijual
00:18:05
internasional
00:18:17
[Musik]
00:18:33
[Musik]
00:18:50
Antonio calpao dia menyebutkan bahwa
00:18:52
ketika singgah di Tidore ketika berkuasa
00:18:56
di Ternate Mereka melihat sagu adalah
00:18:59
makanan yang enak dan mereka mengolah
00:19:02
roti sagu atau sagu lempeng dan mereka
00:19:05
mengkonsumsinya karena kehabisan tadi
00:19:08
roti tidak ada lagi gandum abknya turun
00:19:11
mengajak penduduk detektif itu kan
00:19:14
mereka
00:19:20
kemudian
00:19:21
ras airnya setelah itu dibakar di porno
00:19:26
jadi rotinya orang Spanyol
00:19:30
mereka bertahan hidup sampai 1660
00:19:36
lalu artinya senang juga kan pertumbuhan
00:19:39
ekonomi yang bagus jadi Sultan saja
00:19:44
mereka sampai angkat kaki itu
00:19:45
meninggalkan salah satu budaya ini
00:19:48
termasuk bahasa kadera jendela kursi
00:19:51
termasuk sagu
00:19:54
sebenarnya orang Portugis ketika
00:19:57
kemudian berada di nusantara lebih
00:20:00
menyesuaikan diri bukan hanya Portugis
00:20:04
sebenarnya tapi juga Spanyol dan juga
00:20:06
Belanda mereka tetap menggunakan bahasa
00:20:08
Melayu
00:20:13
hanya saja Kemudian ada beberapa
00:20:16
terminologi yang mereka tidak tahu
00:20:19
sehingga mereka menyebutkan dengan
00:20:21
kosakata mereka sendiri
00:20:24
ketika mereka mengucapkan itu
00:20:26
orang-orang lokal berusaha menirunya
00:20:30
dengan cara mereka sendiri
00:20:35
ketika ada percampuran bahasa berarti
00:20:38
ada
00:20:40
simbol percampuran budaya antara orang
00:20:45
Eropa dan juga orang lokal
00:21:04
[Musik]
00:21:26
secara antropologis mereka masih
00:21:29
mengidentifikasikan keseharian mereka
00:21:31
dengan saku Bahkan mereka punya kearifan
00:21:35
lokal dengan namanya tusuk
00:21:40
secara harfiah itu melubangi
00:21:44
lojo itu ini kerongkongan
00:21:49
ritual untuk memperkenalkan makanan
00:21:52
dunia pertama sekali dia masuk harus itu
00:21:56
ritualnya khusus jadi anak sudah di saat
00:22:01
usia sudah 44 hari wajib melakukan
00:22:04
ritual tulus
00:22:09
itu dia harus mampu menelan potongan
00:22:12
kecil popeda itu sebanyak 44 potongan
00:22:17
Nah itu ada nanti biangnya yang kemudian
00:22:19
dia suapkan itu potongan kecil-kecil
00:22:23
sebisa aku kucarilah 44 potongan agar
00:22:28
mereka mengenal sejak awal bahwa makanan
00:22:31
mereka itu salah satunya
00:22:34
selain itu juga menjadi identitas mereka
00:22:37
bahwa lemahkan kalau belum ada sagu
00:22:48
[Musik]
00:23:11
saya bilang dulu merah Sultan Nuku
00:23:13
Sampai Tuhan guru di Afrika sana di ini
00:23:16
sudah jadi bekal makanan pokok sudah
00:23:18
jadi bakal kehidupan masyarakat
00:23:22
makan nasi nanti hari Jumat pun terbatas
00:23:25
ditaruh sudah dengan piring tidak pakai
00:23:28
tanpa nasi begini ukuran ini
00:23:32
tidak perlu tambah-tambah belum ke yang
00:23:35
tambah sagu
00:23:40
bulan puasa
00:23:42
batal puasa namanya itu setelah batal
00:23:46
puasa makan malam sagu nanti sahur baru
00:23:49
makan nasi
00:23:51
saya dulu biasa pagi-pagi itu selalu
00:23:54
konsumsi sagu dengan teh di pagi hari di
00:23:57
meja makan biasanya dengan sayur apa
00:24:00
saja bagusnya juga dengan Sayur Lilin
00:24:03
juga ikan tore ikan bakar juga masih
00:24:08
ikan goreng dan sama dabu-dabu ini kan
00:24:12
hari Jumat nih Minggu saya beli lagi
00:24:14
terus Selasa saya beli lagi begitu
00:24:16
hari-hari Pasar Besar
00:24:19
kalau orang Jawa makan nasi pagi saya
00:24:22
makan sagu pagi
00:24:23
sebelum ke kantor saya sudah makan sagu
00:24:26
setiap hari sih tidak tapi selalu ada
00:24:29
untuk menikmati kue sagu ini atau roti
00:24:32
sagu ini yang paling biasa dilakukan
00:24:34
oleh orang-orang di sini adalah
00:24:39
manis baru dinikmati
00:24:47
bawa sagu di sini ditiduri khususnya di
00:24:50
Kepulauan Tidore atau di Maluku Utara
00:24:52
khususnya sangat sustain Jadi mereka
00:24:55
hampir tiap hari harus ada Meskipun
00:24:58
tidak dimakan tapi sebagaimana manusia
00:25:03
umumnya pada umumnya seperti kita ini
00:25:05
Jadi mereka juga punya variasi sendiri
00:25:09
macam-macam untuk mengisi karbohidrat
00:25:12
mereka sebagai makanan keseharian kalau
00:25:14
mereka udah bosen itu semua mereka
00:25:16
kembali ke sagu rumbia
00:25:20
masyarakat tidurnya tidak mengenal satu
00:25:23
karbo mereka sangat senang dengan ini
00:25:26
tapi tidak tergantung banget dengan ini
00:25:28
itu yang harus dikenalkan di Jawa
00:25:30
terutama untuk tidak lagi mengenal satu
00:25:33
karbonasi atau beras
00:25:35
sebenarnya kita bisa belajar dari
00:25:37
Indonesia timur ini tentang sistem
00:25:39
dengan diversifikasi pangan yang selalu
00:25:42
didengung-dengungkan oleh pemerintah
00:25:43
dari zaman dulu sampai sekarang
00:25:52
Dari dulu hingga saat ini mereka masih
00:25:55
makan sagu yang nanti juga mungkin
00:25:58
bergantian dengan
00:26:00
kuliner-kuliner lainnya nasi dan lain
00:26:03
sebagainya sehingga walaupun masa
00:26:06
berganti sagu tetap menjadi makanan
00:26:09
sehari-hari dari
00:26:11
masyarakat tidur
00:26:17
[Musik]
00:27:01
Allah maka ingat
00:27:08
saudara
00:27:26
[Musik]
00:27:27
[Tepuk tangan]
00:27:31
laki-laki
00:27:43
ruh dia kusimu
00:27:48
Aifa
00:27:52
Uma ribu ribu Ruri Ruri lari illa Riko
00:27:59
nil
00:28:01
alaha
00:28:04
holidadika ikuti ala