00:00:00
tahun baru aturan Baru pemerintah akan
00:00:01
menaikkan tarif pajak pertambahan nilai
00:00:03
atau PPN dari 11% Jadi 12% per 1 Januari
00:00:07
2025 alasannya supaya bisa meningkatkan
00:00:09
penerimaan negara dan mengurangi defisit
00:00:11
anggaran lalu akankah kebijakan ini jadi
00:00:14
solusi fiskal yang efektif atau justru
00:00:16
memperburuk kondisi ekonomi nah kami
00:00:18
akan membahasnya sore hari ini dengan
00:00:19
head of center INF Mas Rizal tfiur
00:00:22
Rahman dan kami in discllaimer terlebih
00:00:24
dahulu bahwa tim CNN Indonesia juga
00:00:26
sudah mengundang pihak Istana
00:00:27
Kepresidenan untuk bergabung dalam sesi
00:00:29
dialog ini untuk bisa memberikan
00:00:31
perspektif dari pemerintah namun hingga
00:00:33
kini masih belum bisa bergabung Saya
00:00:35
langsung menyapa Mas ee Rizal Selamat
00:00:38
sore Mas
00:00:39
Rizal Selamat sore Mbak Diana Mas Rizal
00:00:42
ini tadi Di paket E berita sebelumnya
00:00:44
sudah disampaikan ya sebenarnya
00:00:46
dampak-dampak dan lain sebagainya
00:00:47
kemudian ee terutama kaum menengah yang
00:00:50
mungkin semakin bisa di ee tekan begitu
00:00:54
ya e ada ee proyeksi tambahan biaya dan
00:00:57
lain sebagainya nah ini meskipun ada
00:00:58
pengecualian ya Mas Ya seperti barang e
00:01:00
kebutuhan pokok seperti beras telur dan
00:01:03
lain sebagainya tapi apakah memang
00:01:05
pengecualian ini benar-benar bisa
00:01:07
menjamin harga kebutuhan pokok ini tidak
00:01:09
naik
00:01:10
begitu saya kira enggak ada jaminan ya
00:01:13
jadi justru KPN 12% ini meskipun untuk
00:01:16
barang meah baik itu kendaraan properti
00:01:20
eh pendidikan
00:01:24
kesehatan karena market ini enggak bisa
00:01:27
dikendalikan Siapa yang bisa
00:01:28
mengendalikan market bahkan listing
00:01:31
barang-barang yang definisi mewah sampai
00:01:34
sekarang kan
00:01:36
ditungguleh para pengusaha dan pengusaha
00:01:41
juga memang sangat khawatir ya dengan
00:01:45
ini terutama mereka yang memproduksi
00:01:48
barang-barang mewah ini kekhawatiran itu
00:01:52
kemungkinan akan
00:01:54
[Musik]
00:01:57
terjadiud atau komoditya juga akan naik
00:02:01
UN daya beli terkena duluan nih ya yang
00:02:05
berpendapatan tinggi
00:02:07
nah kemudian juga di eh rumah tangga
00:02:11
menengah rumah tangga menengah juga
00:02:13
mereka akan kumtion gitu ya mereka lebih
00:02:17
baik eh apa kalupun punya kelebihan
00:02:21
mereka akan simpan untuk jaga-jaga yang
00:02:23
lebih dan ini yang dikhawatirkan
00:02:25
terjadiing pengetatan atau juga
00:02:28
jaga-aga ya konsumsi akan terhentak eh
00:02:34
turun atau juga ee apa namanya akan
00:02:37
ladai gitu dan ini ya tentu akan sangat
00:02:42
dikhawatirkan karena akan berpengaruh
00:02:44
terhadap e produk domestik brut kita nah
00:02:48
lagi-lagi misalnya eh PPN 12% ini juga
00:02:52
akan menstimulus dan menggerek
00:02:55
harga-harga ya jadi penurunan
00:02:58
consumption ini tidak hanya karena
00:03:01
eh
00:03:02
terjadinya kemungkinan besar peluang
00:03:05
cring out tapi juga inflasi jadi akan
00:03:08
menggerek harga-harga meskipun harga
00:03:11
misalnya sembak tidak naik tapi namanya
00:03:15
harga ya di level konsumen maupun di
00:03:19
pasar itu pasti sangat sensitif gitu
00:03:22
jadi pajak dengan harga itu
00:03:25
sensitivitasnya sangat tinggi ya
00:03:27
Terhadap Peningkatan biaya produksi dan
00:03:29
harga itu sendiri harga produksi yang
00:03:31
kemudian akan mendorong
00:03:33
ee apa namanya harga harga barangnya dan
00:03:37
itu tentu kalau ya bersama-sama harga
00:03:39
naik mak akanan inflasi
00:03:42
apalagi barang mewah
00:03:45
properti kemudian juga pendidikan
00:03:48
kesehatan selama ini juga punya
00:03:50
kontribusi terhadap eh apa namanya
00:03:53
inflasi karena sebagai voltility eh infl
00:03:57
gitu ya ini saya kira jadi eh catatan
00:04:01
begitu ya bahwa PPN 12% punya potensi
00:04:06
besar dialan menekan consumption yang
00:04:09
ujungnya pertumbuhan ekonomi yang
00:04:12
ditargetkan oleh pemerintah di tahun
00:04:15
depan ini 53 apa katakan di APBN
00:04:18
5,2% harapannya 5,3% dijmn Katakanlah
00:04:23
itu sangat mungkin sangat sulit gitu
00:04:25
sangat sulit gitu karena lagi-lagi hanya
00:04:28
mengandalan consumption tahun depan
00:04:31
investasi juga saya kira realisasinya
00:04:34
apalagi kalau kita siklikal setiap
00:04:37
pergantian presiden tahun depannya
00:04:39
biasanya tantangannya cukup besar
00:04:41
terjadi penyesuaian eh kinerja ya
00:04:44
kemudian koordinasi dan sinkronisasi di
00:04:46
dalam menjalankan program-program he Oke
00:04:49
berarti ini memang berpotensi untuk
00:04:51
menekan e daya beli di masyarakat begitu
00:04:54
ya terlebih ini sebenarnya agak cukup
00:04:56
membingungkan begitu ya Mas Rizal ya
00:04:57
Terutama ketika saya mendengar begitu
00:04:59
itu awalnya pemerintah menyebutkan Oh
00:05:01
ini hanya untuk barang mewah saja tetapi
00:05:03
ketika disampaikan barang mewah dalam
00:05:05
pikiran saya itu mungkin barang-barang
00:05:07
branded otomotif dan lain sebagainya
00:05:09
tapi ini ternyata ketika diumumkan
00:05:11
misalnya beras premium kemudian daging
00:05:14
sapi premium kemudian ada juga ee apa eh
00:05:17
Rumah Sakit ee yang termasuk kategori
00:05:20
premium dan lain sebagainya Sehingga
00:05:21
tadi yang Mas Rizal Sebutkan ya Ini
00:05:23
pasti tentu tidak ada jaminan ee satu
00:05:25
dan yang lainnya itu tidak saling
00:05:26
berkaitan nah tapi pemerintah ini kan
00:05:28
mengklaim sudah menyiapkan paket
00:05:30
kebijakan ekonomi nih Mas untuk
00:05:31
kesejahteraan ee dengan total 445,3
00:05:35
triliun ada 15 jenis insentif Kalau saya
00:05:37
tidak salah ada diskon listrik yang
00:05:39
hanya 2 bulan sebenarnya kemudian ada
00:05:42
50% iuran jaminan kecelakaan kerja untuk
00:05:44
kelas menengah diklaim untuk bisa e
00:05:46
menekan eh potensi naiknya e beban biaya
00:05:50
Nah itu sudah tepat sasaran belum ya Mas
00:05:53
Rizal I memang pemerintah kan sudah buat
00:05:56
eh mitigasi antisipatif gitu ya dengan
00:05:59
berbagai Sebai eh kebijakan eh
00:06:02
supportingnya Tapi nampaknya eh seperti
00:06:06
hanya listrik misalnya ya eh 2 bulan 50%
00:06:10
bagi yang tidak di bawah 3.300
00:06:14
misal rasanya itu juga tidak nendang
00:06:17
yang yang di bawah itu kan mayoritas
00:06:19
menengah ke bawah ya menengah ke bawah
00:06:22
dan eh seolah-olah pemerintah itu
00:06:25
menanggung kan atau mensubsidi kan pada
00:06:28
das menubsidi mensubsidi eh ke tidak
00:06:32
diberlakukannya atau apa diberikan
00:06:34
diskon 50 tapi dalam 2 bulan
00:06:36
hitung-hitungan pemerintah kemungkinan
00:06:38
ya itu masih masuklah gitu ya tapi
00:06:41
nyatanya Kalau menurut saya bukan itu
00:06:43
substansinya tapi justru karena perilaku
00:06:47
marketnya perilaku pasar eh komoditas
00:06:50
yang eh mempengaruhi inflasi di di
00:06:52
Indonesia ini ya Eh selain komodita apa
00:06:56
namanya sembelin energi ka listrik gitu
00:06:59
itu sangat sensitif gitu terhadap
00:07:01
perubahan harga ini termasuk juga secara
00:07:05
teknis operasional di lapangan Bagaimana
00:07:08
pemerintah memonitor pelaksanaan ini
00:07:11
efektif meskipun ada program-program
00:07:14
tadi antisipasi untuk kelas menengah ke
00:07:16
bawah atau kelas miskin gitu ya dengan
00:07:18
program-program kemiskinan atau juga ada
00:07:21
juga beberapa program-program yang lain
00:07:23
tapi implementasinya kan tidak bisa
00:07:27
berefek pada saat itu ya Bahkan eh
00:07:31
implementasinya juga membutuhkan waktu
00:07:33
ada
00:07:34
time ya dan di bulan pertama yaulan eh
00:07:41
pertama tahun depan kemungkinan terjadi
00:07:43
gitu ya implasinya di tanggal 1 Januari
00:07:47
2025 akan terjadi ekonomi yang itu akan
00:07:51
menurunkan
00:07:53
melandaikan
00:07:54
konsumsiyarakatyarakat akan jaga-aga
00:07:57
bahkan kemungkinan itu juga berpengaruh
00:07:59
di akhir tahun ini orang tidak lagi
00:08:02
ketika misalnya mendapatkan gaji gitu ya
00:08:05
apalagi gajinya juga sekarang meskipun
00:08:08
naik Katakanlah tahun depan tapi rasanya
00:08:10
juga tidak akan memberikan eh apa
00:08:13
namanya dampak yang cukup segkan
00:08:15
terhadap pengeluaran mereka to terjadi
00:08:17
kenaikan yang cukupedirikan gitu bahkan
00:08:20
lebih kecil kenaikan gaji upah dibanding
00:08:23
dengan naiknya atau angkanya karena kan
00:08:26
ini Angka psikologis Ini du digit ya
00:08:28
angka kan du digit meskipun kenaikan 1%
00:08:31
tapi psikologis di di market atau di
00:08:35
pasar ini sangat besar gitu dan ini akan
00:08:39
menggerek harga-harga baik harga yang
00:08:42
tadi mewah atau Premium yang middle
00:08:45
maupun yang bawah karena para pelaku
00:08:49
usaha mereka juga tidak ingin rugi atau
00:08:52
tidak ingin eh apa namanya mengalami eh
00:08:56
penurunan revenya sehingga mereka akan
00:08:59
melakukan penyesuaian
00:09:01
hargaitu
00:09:02
apalagi kondisi ini yang dikhawatirkan
00:09:05
justru banyak pemburu rente yang
00:09:07
memanfaatkan situasi ini yang tadinya
00:09:09
tidak masuk Lis eh PPN tapi kemudian
00:09:12
jadi masuk dan siapa ini yang bisa
00:09:14
mengendalikan ini kan barang-barang juga
00:09:17
buaketnya kan banyak sekali gitu
00:09:19
komoditas ini ya Katakanlah eh eh apa
00:09:23
dengan jumlah tertentu ya hampir di
00:09:25
baket ekonomi itu kan 144 komoditi
00:09:28
Katakanlah begitu
00:09:30
Bagaimana kalau semuanya naik dan itu
00:09:32
kan ee itu yang mestinya pemerintah
00:09:34
antisipatif gitu dengan itu bahkan ya
00:09:37
seaganya ketika terjadi kenaikan harga
00:09:40
misalnya berpotensi kenaikan harga Apa
00:09:42
yang harus dilakukan pemerintah agar ini
00:09:45
tidak eh apa namanya justru menurunkan
00:09:48
daya beli kemudian menambah
00:09:51
ketidakberdayaan konsumsi untuk kelas
00:09:54
menengah gitu karena kelas menengah
00:09:56
justru sekarang yang sedang ee mengalami
00:09:59
pemerosotan daya beli ini meskipun ada
00:10:02
6,5% untuk menaikkan eh upah mereka Tapi
00:10:06
nampaknya ini enggak Happy juga
00:10:09
gitu berarti ini artinya Mas Rizal e
00:10:12
selain ada stimulus ataupun tadi ee
00:10:14
paket-paket eh kebijakan tambahan l dari
00:10:18
pemerintah untuk meredam dampak PPN 12%
00:10:20
ini terutama untuk kaum menengah ini
00:10:22
harus juga ada intervensi tambahan
00:10:24
begitu menurut Mas Rizal terutama untuk
00:10:26
bisa menjaga harga-harga agar tetapab
00:10:29
jadi tidak hanya paket-paket yang
00:10:31
kemarin ee sempat disampaikan ataupun
00:10:33
ditawarkan tetapi juga ee perihal
00:10:35
stabilitas harga juga harus dijaga
00:10:37
begitu ya Mas Rizal ya Iya memang betul
00:10:41
justru menurut saya yang
00:10:43
eh apa yang terkena PPN ini kan otomatis
00:10:46
harga naik he ya Nah ini list
00:10:50
barang-barangnya yang mana nih gitu ya
00:10:52
terus secara teknis Seperti apa misalnya
00:10:56
sektor pendidikan bidang pendidikan
00:10:57
sekolah-sekolah internasional atau juga
00:10:59
ee kesehatan ya rumah sakitrumah sakit
00:11:03
yang internasional yang premium ya
00:11:05
premium itu yang mana gitu dan Ini kan
00:11:07
harus clear oke justru jangan sampai apa
00:11:11
terjadi gojolak baru yang kemudian Ya
00:11:13
udah ramai-ramai naikin aja harga
00:11:15
gitu dan ini kan yang dikhawatirkan G he
00:11:19
oke eh Mas Riz he saya mau tanya juga
00:11:22
ini soal kenaikan tarif PPN ini kan
00:11:24
memang dirasa tidak tepat ya tadi e
00:11:26
masizal juga sempat menyebutkan ini daya
00:11:28
beli masyarakat juga sebenarnya Ee tidak
00:11:31
dalam kondisi yang sudah pulih begitu
00:11:34
misalnya sudah dalam kondisi baik begitu
00:11:36
tapi sebenarnya apa sih mas sebenarnya
00:11:37
eh solusi yang tepat menurut eh
00:11:40
teman-teman di indef begitu misalnya
00:11:43
untuk bisa mengurangi ee defisit
00:11:45
anggaran tetapi juga tidak membebani
00:11:49
masyarakat begitu kebijakan Seperti apa
00:11:51
kalau misalnya kita boleh memilih untuk
00:11:54
Ee tidak menaikkan tarif PPN begitu
00:11:57
karena kan sudah ada banyak petisi juga
00:11:58
ya Ee kita tidak tahu apakah ini akan
00:12:00
berkembang tetap di 1 Januari pemerintah
00:12:03
tetap tok begitu ya di 1 Januari atau
00:12:04
tidak ada solusi lain enggak sih Mas
00:12:06
atau kebijakan lain yang bisa
00:12:08
dimaksimalkan selain menaikkan tarif PPN
00:12:11
Ini pertama penerimaan negara itu kan
00:12:14
banyak Eh Macamnya ya dari pajak gitu ya
00:12:18
yang kedua dari non pajak misalnya
00:12:21
memanfaatkan sumber daya alam kita gitu
00:12:23
ya melalui ee optimalisasi maupun
00:12:27
akselerasi ee eh apa namanya
00:12:30
investasinya plus juga mampu mendorong
00:12:33
nilai tambahnya melalui industri
00:12:37
industrialisasi ituusnya bisanya
00:12:39
dilakukan dan itu bisa memberikan eh
00:12:43
kontribusi yang sustain dan jangka
00:12:45
panjang cuma nampaknya pemerintah kan
00:12:47
kalau misalnyaambil pajak itu kan jangka
00:12:49
pendek ingin cepat gitu Padahal
00:12:51
pemerintah seharusnya mengambil
00:12:54
kebijakan yang yang fundamental gitu ya
00:12:57
dan juga jangka panjang yang kedua kan
00:12:59
bisa juga dari
00:13:01
eh apa namanya dari
00:13:04
eh apa namanya uang gitu ya yang selama
00:13:08
ini justru diselewengkan ya Saya kira
00:13:11
ini juga banyak ya kasus-kasus yang
00:13:14
cukup besar misalnya uang eh Katakanlah
00:13:17
pelaku korupsi misalnya ya yang selama
00:13:20
ini belum selesai ya Itu juga saya kira
00:13:22
menjadi eh penerimaan negara Apalagi itu
00:13:25
uang negara Misalnya ini kan juga e
00:13:28
harusnya dilakukan terus yang ketiga
00:13:31
karena karena kalau misalnya government
00:13:33
la enforcement kuat Gitu ya terutama eh
00:13:37
uang negara yang diselewengkan kemudian
00:13:39
diambil lagi ya Dan itu menjadi hak eh
00:13:43
untuk digunakan oleh negara
00:13:44
untukemakmuran rakyat Saya kira itu juga
00:13:46
menjadi salah satu
00:13:48
solusinya yang ketiga memang
00:13:51
eh apa namanya bagaimana meningkatkan
00:13:54
produktivitas gitu ya produktivitas
00:13:56
semua sektor melalui apa ya gitu ya Saya
00:14:00
kira melalui dorongan produktivitas
00:14:03
kayak teknologi memanfaatkan teknologi
00:14:06
yang ada ya untuk meningkatkan produksi
00:14:08
kan memang e nilai tambahnya harus
00:14:10
didorong eh apa namanya teknologinya dan
00:14:13
itu optimalisasi teknologi menjadi
00:14:15
penting meskipun memang jangka panjang
00:14:17
gitu tetapi pemerintah kalau jangka
00:14:19
pendek seyogianya mengambil satu
00:14:23
kebijakan yang tidak punya dampak ikutan
00:14:26
yang banyak begitu kalau misalnya pajak
00:14:29
ya katakan apaja yang dinaikkan
00:14:31
khususnya PPN ini ke
00:14:34
mana-manaesannya dan ini terjadi
00:14:36
perubahan struktur market
00:14:39
struktur market setiapod yang ada gitu
00:14:42
dan ini kan sulit lagi membalikkan lagi
00:14:45
kondisi market stabil kalau pemerintah
00:14:47
bisa menjamin untuk mengembalikan lagi
00:14:50
ya danstabilisasi harga
00:14:53
itu tetapi itu tidak mudah gitu ya
00:14:57
ketikaga naik ituak bisa lagi tidak
00:15:00
mudah gitu dan ini berisiko sehingga
00:15:03
transmisi ekonomi ketika PPN naik maka
00:15:06
ini akan menambah beban biaya bagi Sisi
00:15:10
produsen dan harga
00:15:12
ehi produk bagi
00:15:14
konsumen dan ini tentu akan menjadi
00:15:18
ekonomi biaya mahal ini yang saya kira
00:15:21
menjadi catatan
00:15:23
penting oke Baik terima kasih Mas kita
00:15:26
harapkan nanti di tahun baru di 2025
00:15:29
tentu ee entah itu kaum menengah bawah
00:15:32
ataupun atas begitu ya semua lapisan
00:15:34
masyarakat Indonesia ini bisa diberikan
00:15:37
stimulus terutama buat menengah dan juga
00:15:38
yang EE lapisan bawah begitu ya Ee
00:15:41
supaya tidak terlalu terdampak oleh
00:15:42
tarif PPN 12% ini supaya tidak semakin
00:15:45
rentan miskin begitu ya Mas Rizal ya
00:15:47
Terima kasih Mas Rizal atas waktunya
00:15:48
untuk di CNN Indonesia News room hari
00:15:50
ini Selamat sore mas Selamat berakhir
00:15:52
pekan sama-sama Mbak dia sama-sama
00:15:54
terima kasih