#UGMPodcast - Ngobrol Tentang Fenomena #Klitih bareng @tirtowisastro (Sosiolog Kriminalitas)

00:19:31
https://www.youtube.com/watch?v=rSmvG3hoGuc

Sintesi

TLDRThe discussion revolves around 'klitih', a term in Jogja that originally denoted leisure activities but has morphed into a youth phenomenon associated with violence and gang behavior. The emergence of klitih stems from a shift in youth interactions post-regulation against traditional gang fights, transforming their quest for rivals into reckless behavior often leading to conflicts. Causes include a mix of seeking revenge, expressing identity, and external pressures. Family and schools are identified as pivotal in prevention strategies, emphasizing the need for engaged parenting and reform in educational approaches to foster positive character development. Community action and collaboration among social institutions are urged to inhibit this cycle of violence and ensure a safer environment for youth.

Punti di forza

  • 📜 Klitih originally meant positive leisurely activities.
  • ⚡ The meaning has shifted to indicate youth violence.
  • 🕵️‍♂️ Youths seek rivals when traditional fights are restricted.
  • 🏫 Schools must enhance their role in positive extracurriculars.
  • 👨‍👩‍👧 Families should monitor children's activities to prevent klitih.
  • 🔄 Community participation is crucial in tackling this issue.
  • 📅 Historical trends show youth violence has evolved over the years.
  • 🤝 Integrating multiple social institutions is vital for effective prevention.
  • 📉 Media influences may glamorize violent behaviors among youth.
  • 🛡️ A multi-faceted approach is necessary for a long-term solution.

Linea temporale

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The discussion highlights the phenomenon of 'klitih', which originally referred to positive activities done to spend free time. However, it has evolved into a term associated with violence, specifically looking for enemies, often among youth. This behavior has developed partly in response to regulations that made traditional brawls less common, leading to a need for an outlet for aggression and identity expression among teenagers. The discussion reflects on the motivations behind these actions, including peer pressure and certain groups exploiting these behaviors.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Historically, similar trends of violence have been observed in past decades, particularly around 2007-2010, indicating a pattern of youth seeking solidarity or revenge against rival groups. The current situation in locations like Yogyakarta shows that youth violence, which has roots in deeper social issues, can spread to surrounding areas but has been identified as more pronounced in specific regions like Yogyakarta. The underlying societal and psychological factors, such as the concept of identity and external influences, have become pivotal in understanding this issue.

  • 00:10:00 - 00:19:31

    To combat 'klitih', there is a call for cooperation among family, educational institutions, and the community. Re-establishing roles that families play in providing safety and norms is essential. Educational reform focusing on character-building is necessary, but involvement from all societal sectors, including governmental and non-governmental organizations, is critical to effectively address the youth violence problem. The ultimate goal is to create a safer environment by providing constructive outlets for youth, thereby reducing the opportunities for engaging in violent behavior.

Mappa mentale

Video Domande e Risposte

  • What is klitih?

    Originally meant leisure activities but evolved to signify youth violence.

  • Why did the meaning of klitih change?

    When traditional gang fights became difficult due to regulations, youths took to the streets.

  • What are the causes behind klitih?

    Motivations include revenge, identity assertion, and external influence.

  • Is klitih limited to Jogja?

    Though primarily noted in Jogja, similar activities have emerged in surrounding areas.

  • Who participates in klitih?

    Mostly male youths, though some female participation is noted.

  • What roles do families and schools play in preventing klitih?

    Families must monitor children's activities; schools should enhance positive extracurricular activities.

  • What institutional changes are needed?

    Schools need to adapt their curriculums to promote character development.

  • What impact does social media have on klitih?

    Social media can glamorize such behaviors and influence youth.

  • How can the community help tackle klitih?

    Community involvement and responsibility are crucial for addressing the issue.

  • What are the suggested long-term solutions?

    Integrating family, educational, religious, economic, and governmental efforts is essential.

Visualizza altre sintesi video

Ottenete l'accesso immediato ai riassunti gratuiti dei video di YouTube grazie all'intelligenza artificiale!
Sottotitoli
id
Scorrimento automatico:
  • 00:00:00
    Hai tawuran yang tadinya juga bermotif
  • 00:00:03
    membalas dendam karena kemudian tidak
  • 00:00:06
    mudah mendapatkan musuh lalu mereka
  • 00:00:09
    melakukan aktivitas
  • 00:00:11
    keliling-keliling untuk mencari muncul
  • 00:00:14
    yang kemudian mereka namai klitih
  • 00:00:20
    [Musik]
  • 00:00:25
    Halo kawan UGM berjumpa lagi dalam UGM
  • 00:00:29
    Portgas sumbatan kali ini mudah-mudahan
  • 00:00:30
    kabar Anda semuanya dalam kondisi sehat
  • 00:00:32
    walafiat nah UGM podcast dikesempatan
  • 00:00:35
    kali ini kita akan memperbincangkan
  • 00:00:37
    seputar Apa itu klitih dan Bagaimana
  • 00:00:40
    solusi untuk menanganinya dan sudah
  • 00:00:43
    hadir bersama saya kawan UGM Baba
  • 00:00:45
    dokterandes Suprapto esok kriminolog
  • 00:00:48
    atau sosiolog kriminalitas dari fisipol
  • 00:00:51
    UGM tepatnya demikian banyaknya Gimana
  • 00:00:53
    Pak Bapak kabarnya baik akal sehat ya
  • 00:00:56
    oke bye ug4 sekali ini Pak patut kita
  • 00:00:59
    akan putar klitih ini Pak ya kita tahu
  • 00:01:02
    di beberapa media akhir-akhir ini atau
  • 00:01:04
    Minggu ini kembali mencuat sablet ini
  • 00:01:07
    tapi Konsep ini kita perlu perjelas dulu
  • 00:01:09
    ini Pak Prapto kayaknya Apa itu klitih
  • 00:01:11
    dan Kayaknya ada pergeseran makna klitih
  • 00:01:14
    ya Pak ya nyoba ya Teh jadi kalau
  • 00:01:17
    berdasarkan pengertiannya klitih itu
  • 00:01:19
    pada dasarnya positif yaitu berarti
  • 00:01:23
    sebagai kegiatan Mengisi waktu luang
  • 00:01:26
    kegiatan Mengisi waktu luang itu bisa
  • 00:01:28
    macem-macem misalnya ketika seorang ibu
  • 00:01:31
    atau bapak menunggu Anaknya sekolah
  • 00:01:34
    penjemput sekolah kemudian dia sambil
  • 00:01:37
    minum kopi ataupun dirumah sambil
  • 00:01:40
    menjahit dan sebagainya intinya itu
  • 00:01:42
    positif itu ya tetapi ketika kemudian
  • 00:01:45
    klitih itu diadopsi oleh anak-anak atau
  • 00:01:49
    remaja mereka menggeser makna itu
  • 00:01:53
    menjadi pertamanya ya keliling-keliling
  • 00:01:56
    kota naik sepeda motor tetapi
  • 00:02:00
    tidak hanya sebentar keliling-keliling
  • 00:02:01
    kota lebih dimaknai sebagai kegiatan
  • 00:02:05
    mencari musuh Nah jadi kalau dulu Sekali
  • 00:02:10
    lagi artinya adalah kegiatan Mengisi
  • 00:02:13
    waktu luang dan itu bersifat positif
  • 00:02:16
    tapi ketika diadopsi oleh remaja menjadi
  • 00:02:19
    bermakna sebagai kegiatan mencari musuh
  • 00:02:23
    dan mengapa itu bergeser yaitu ketika
  • 00:02:27
    kegiatan tawuran Yang kenapa kita
  • 00:02:30
    menggunakan atau mereka menggunakan kata
  • 00:02:32
    tawuran karena senjata mereka adalah
  • 00:02:35
    batu yang dilempar
  • 00:02:37
    menjadi tidak mudah dilakukan ketika
  • 00:02:40
    Hai pemerintah khususnya Walikota Jogja
  • 00:02:43
    pada waktu itu membuat peraturan bahwa
  • 00:02:46
    kalau ada anak-anak sekolah pelajar
  • 00:02:48
    melakukan tawuran maka akan dikembalikan
  • 00:02:51
    ke
  • 00:02:52
    orang tuanya untuk mengganti kata
  • 00:02:54
    dikeluarkan gitu ya Sehingga beberapa
  • 00:02:56
    siswa yang
  • 00:02:59
    Hai berfikir rasional ingin sekolah
  • 00:03:01
    mulai sulit untuk diajak melakukan
  • 00:03:05
    kegiatan tawuran lalu akhirnya tawuran
  • 00:03:08
    yang tadinya juga bermotif membalas
  • 00:03:11
    dendam karena kemudian tidak mudah
  • 00:03:14
    mendapatkan musuh lalu mereka melakukan
  • 00:03:17
    aktivitas
  • 00:03:18
    keliling-keliling untuk mencari musuh
  • 00:03:21
    yang kemudian mereka namai klitih dan
  • 00:03:25
    itu memang hanya fenomena ini kelilingi
  • 00:03:27
    mau di Jogja tadi Pak ya Menurut
  • 00:03:29
    pengamatan dan penelitian saya klitih
  • 00:03:33
    sebagaimana yang terjadi sekarang ini
  • 00:03:36
    motivasinya kemudian juga
  • 00:03:39
    Hai modus operandinya mekanisme kerja
  • 00:03:41
    mereka hanya ada di Jogja itu memang apa
  • 00:03:44
    Pak dasar yang melatarbelakangi
  • 00:03:45
    remaja itu tadi ia kalau kita lihat Apa
  • 00:03:50
    yang melatarbelakangi itu sangat beragam
  • 00:03:52
    yang dulunya akan memang dimaksudkan
  • 00:03:55
    atau bermotif untuk mencari atau
  • 00:03:57
    membalas dendam Bruce kembali rendam
  • 00:03:59
    tetapi kemudian bergeser menjadi
  • 00:04:02
    kegiatan mencari musuh untuk menunjukkan
  • 00:04:06
    eksistensi mereka
  • 00:04:08
    tetapi lambat laun mereka yang melakukan
  • 00:04:13
    kegiatan ini dimanfaatkan oleh
  • 00:04:15
    pihak-pihak tertentu sehingga akhirnya
  • 00:04:17
    memiliki motif yang beragam jadi bisa
  • 00:04:21
    balas dendam bisa untuk menunjukkan
  • 00:04:23
    identitas diri bisa untuk
  • 00:04:28
    menerima mereka pesanan-pesanan atau
  • 00:04:31
    juga untuk pelampiasan kekecewaan di
  • 00:04:33
    dalam kehidupan keseharian mereka
  • 00:04:35
    sehingga Kemudian saya melihat juga
  • 00:04:38
    bahwa Vani Sasu mereka berubah atau
  • 00:04:41
    berkembang dan itu juga merata bukan
  • 00:04:43
    hanya di kota Jogja banyak bisa ke
  • 00:04:46
    beberapa harga yang di sekitar juga bisa
  • 00:04:49
    bantu sekitarnya Iya betul
  • 00:04:52
    Hai selama ini memang tidak hanya
  • 00:04:54
    disekitar kota Jogja tetapi juga
  • 00:04:57
    merambah ke Bantul ke Sleman gitu ya dan
  • 00:05:01
    fenomena klitik Kalau mungkin Pak Prapto
  • 00:05:04
    flashback ke belakang begitu memang dari
  • 00:05:06
    tahun-tahun yang dulu apakah ada semacam
  • 00:05:08
    apa tren yang sama juga meskipun namanya
  • 00:05:10
    lain begitu ditahun-tahun 70 80 90 an
  • 00:05:13
    gitu Iya kalau dibandingkan dengan
  • 00:05:16
    tahun-tahun yang dulu kan memang sekali
  • 00:05:19
    lagi tawurannya yaitu untuk
  • 00:05:22
    mencari beban menyelesaian atas biasanya
  • 00:05:26
    perilaku kelompok lain gitu ya atau
  • 00:05:28
    dengan kata lain balas dendam atau untuk
  • 00:05:31
    menunjukkan solidaritas dan itu saya
  • 00:05:33
    lihat mulai
  • 00:05:35
    mulai muncul agak subur itu sekitar
  • 00:05:40
    tahun
  • 00:05:43
    2007-2008 media sampai 2010 itu agak
  • 00:05:48
    kuat gitu
  • 00:05:50
    Hai dan pada saat-saat itulah
  • 00:05:53
    penerapan bahwa siswa yang melakukan
  • 00:05:56
    tawuran itu akan mendapatkan sanksi di
  • 00:05:59
    sekolahan itu ada poin melanggar sekian
  • 00:06:02
    poin maka dia akan mendapatkan sanksi
  • 00:06:03
    tertentu sehingga kemudian lalu bergeser
  • 00:06:07
    bahwa pola kerja mereka dari yang sekali
  • 00:06:10
    lagi dagingnya memang musuhnya jelas
  • 00:06:12
    membalas dendamnya kemana sekarang Ia
  • 00:06:15
    lalu asal aja untuk menunjukkan
  • 00:06:17
    identitas diri mereka tapi memang masih
  • 00:06:19
    didominasi oleh remaja yang laki-laki
  • 00:06:22
    banyak dari penelitian yang Pak atau
  • 00:06:23
    lagu Iya jadi memang kebanyakan
  • 00:06:26
    dilakukan oleh remaja laki-laki Meskipun
  • 00:06:29
    tidak tertutup kemungkinan ada beberapa
  • 00:06:32
    remaja putri yang terlibat tapi
  • 00:06:34
    jumlahnya sangat sedikit dia tapi
  • 00:06:37
    pertanyaannya yang mereka adalah begini
  • 00:06:38
    Peken apa Jogjakarta gitu Pak Prapto
  • 00:06:40
    selama ini kan kita kena Jogja sebagai
  • 00:06:42
    Kota budaya Kota pelajar kita Apakah hai
  • 00:06:45
    hai Apa slogan atau simbol identitas
  • 00:06:49
    Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan
  • 00:06:50
    memang sudah mulai banyak tergerus itu
  • 00:06:53
    Pak Iya jadi seperti yang saya katakan
  • 00:06:56
    bahwa semula itu merupakan murni
  • 00:06:59
    kegiatan ataupun aktivitas belajar Dri
  • 00:07:02
    atau anak-anak tetapi kemudian saya
  • 00:07:05
    menangkap pada tanda petik penumpang
  • 00:07:08
    penumpang gelap Gitu ya ada juga
  • 00:07:11
    beberapa upaya dari luar yang untuk
  • 00:07:14
    mencoba mendiskreditkan Jogja itu dan
  • 00:07:19
    kita tentunya
  • 00:07:20
    tidak lupa atau masih hangat dalam
  • 00:07:23
    ingatan kita ketika ada kasus
  • 00:07:25
    ayo kumpul kebo dulu gitu ya terus juga
  • 00:07:28
    ada hasil penelitian bahwa
  • 00:07:32
    Hai kegadisan di Jogja itu hanya sekian
  • 00:07:36
    persen Sufyan ke-90 sekian persen sudah
  • 00:07:39
    tidak lagi pengertian juga kita di
  • 00:07:43
    internet melihat tanda foto Jogja forgis
  • 00:07:47
    gitu satu adegan berciuman di sebelah
  • 00:07:51
    timur Tugu Jogja Nah itu beberapa hal
  • 00:07:54
    yang nampaknya memang itu bukan tindakan
  • 00:07:57
    spontan gitu ya tetapi satu
  • 00:08:00
    tindakan-tindakan pesanan apapun
  • 00:08:02
    maksudnya sehingga dan Jogja karena
  • 00:08:05
    merupakan Justru karena merupakan kota
  • 00:08:07
    pelajar banyak jumlah pelajarnya yang
  • 00:08:10
    menurut mereka masih mudah untuk diraih
  • 00:08:13
    indoktrinasi untuk dicuci otak dan
  • 00:08:16
    sebagainya yang tapi arah indikasi
  • 00:08:18
    mendeskreditkan Jogja ini memang cukup
  • 00:08:21
    kentara gitu Bapak dilakukan oleh
  • 00:08:24
    internal orang-orang di Jogja tuh pihak
  • 00:08:26
    di luar ia bisa juga dari internal Jogja
  • 00:08:30
    ketika terjadi bersaing Hai persaingan
  • 00:08:33
    aktivitas ya Mekkah itu dagang ataukah
  • 00:08:37
    politik gitu untuk menunjukkan untuk
  • 00:08:40
    membuat bahwa Jogja dikesan bukan tempat
  • 00:08:44
    yang aman karena juga ketika ada
  • 00:08:47
    foto Jogja forgis itu saya mendengar
  • 00:08:51
    laporan dari kepala dinas pendidikan
  • 00:08:54
    pada waktu itu Jogja turun
  • 00:08:57
    30% kira-kira itu pendatang pelajar dari
  • 00:09:00
    luar kerja karena para orangtua menjadi
  • 00:09:03
    khawatir untuk menyekolahkan anak-anak
  • 00:09:05
    mereka di Jogja menjadi itu saya tangkap
  • 00:09:07
    sebagai sebuah upaya yang disengaja
  • 00:09:10
    ataupun tidak itu sangat merugikan Jogja
  • 00:09:13
    Oke Baik Pak Prabowo ini kemudian kita
  • 00:09:15
    beralih ke lebih fokus yang dalam kasus
  • 00:09:18
    minggu-minggu ini mulai mencuat lagi
  • 00:09:19
    baik di Sleman maupun di Bantul posisi
  • 00:09:22
    keluarga sama dengan Dinas Pendidikan
  • 00:09:25
    atau sekolah itu dimana Pak mereka dalam
  • 00:09:28
    mengakses video ini ya jadi saya
  • 00:09:31
    menangkap bahwa ada beberapa lembaga
  • 00:09:35
    sosial dasar Saya kira yang perlu ikut
  • 00:09:39
    berpartisipasi itu yang menanggulangi
  • 00:09:42
    atau bahkan mencegah tindak dan perilaku
  • 00:09:45
    kritik ini terutama yang awal lembaga
  • 00:09:49
    keluarga brush pohon misalnya mengatakan
  • 00:09:51
    bahwa kira five basic social institution
  • 00:09:54
    present binal societies ada lima lembaga
  • 00:09:57
    sosial dasar yang
  • 00:09:59
    hadir atau ada di dalam setiap
  • 00:10:02
    masyarakat yang pertama lembaga keluarga
  • 00:10:04
    Jadi kalau misalnya keluarga-keluarga
  • 00:10:07
    itu memenuhi fungsinya paling tidak
  • 00:10:10
    fungsi sosialisasi budaya nilai dan
  • 00:10:14
    norma kemudian fungsi perlindungan maka
  • 00:10:17
    anak-anak tentunya ketiga dia
  • 00:10:19
    mendapatkan perlakuan tidak nyaman dari
  • 00:10:22
    pihak lain jaman Saya sekolah dulu kan
  • 00:10:25
    mengaduknya mengeluhnya akan pada orang
  • 00:10:28
    tua pada katakan dokter bales tak
  • 00:10:31
    kandake bawa itunya Hai getaran itu
  • 00:10:33
    enggak Oh tak landak preman Malioboro
  • 00:10:36
    takkan dangke kancaku gali dan
  • 00:10:38
    sebagainya gitu ya atau teman-teman
  • 00:10:40
    sekolah gitu nah jadi itu artinya fungsi
  • 00:10:44
    perlindungan dirasa mulai menipis
  • 00:10:46
    Nah kalau misalnya keluarga itu kembali
  • 00:10:50
    seperti misalnya itu kan
  • 00:10:51
    peristiwa-peristiwa klitih biasanya
  • 00:10:54
    terjadi dini hari kalau misalnya
  • 00:10:56
    keluarga itu kemudian mencermati ketika
  • 00:10:58
    anaknya tidak berada di rumah pada
  • 00:11:00
    jam-jam tersebut dipantau lah syukur
  • 00:11:03
    kalau bisa diajak pulang kalau posisinya
  • 00:11:05
    jelas ya oke mungkin sedang mengerjakan
  • 00:11:07
    tugas-tugas sekolah atau yang lain
  • 00:11:09
    kemudian lenting kedua lembaga
  • 00:11:11
    pendidikan Segera penting juga
  • 00:11:14
    kurikulum pendidikan segera mulai perlu
  • 00:11:18
    ditinjau kembali dan implementasinya
  • 00:11:22
    bahwa the fishing pendidikan di
  • 00:11:25
    Indonesia adalah menciptakan dulunya
  • 00:11:28
    sampai dengan tahun 2010 menciptakan
  • 00:11:31
    Insan Indonesia yang Hai cerdas dan
  • 00:11:33
    kompetitif
  • 00:11:34
    ternyata dengan dua itu belum cukup
  • 00:11:36
    karena kecerdasannya bisa dilakukan
  • 00:11:38
    untuk melakukan tindakan-tindakan
  • 00:11:40
    kejahatan lalu diganti menjadi
  • 00:11:44
    menciptakan Insan Indonesia yang cerdas
  • 00:11:46
    kompetitif dan berkarakter berkarakter
  • 00:11:49
    dan kemudian lalu dirumuskan lah 18
  • 00:11:55
    karakter itu ya yang dicoba dimasukkan
  • 00:11:59
    di dalam kurikulum pendidikan harapan
  • 00:12:03
    kami itu betul-betul di internalisasikan
  • 00:12:06
    pada siswa sehingga Lalu ada
  • 00:12:11
    institutionalize atau penerapan perilaku
  • 00:12:14
    kalau sekadar Apa hukuman gitu belum
  • 00:12:18
    bisa untuk membuat efek grunge nampaknya
  • 00:12:20
    baik faktor keluarga namanya menjadi
  • 00:12:22
    benteng paling kuat bagi ini generasi
  • 00:12:24
    muda Iya rawan klik keluarga merupakan
  • 00:12:27
    benteng awal ya kuat dan awal karena
  • 00:12:31
    kalau seorang anak itu sudah mendapatkan
  • 00:12:35
    masukan tentang norma nilai dan budaya
  • 00:12:38
    segera dia tidak akan mudah untuk
  • 00:12:40
    melakukan tindakan-tindakan
  • 00:12:43
    menyakiti orang lain apalagi fisik
  • 00:12:45
    menyakiti secara psikologi saja biasanya
  • 00:12:49
    orang yang sudah memiliki
  • 00:12:51
    Hai bekal dari keluarganya akan kecil
  • 00:12:55
    kemungkinannya itu kemudian ada lagi ke
  • 00:12:59
    Kencana Pokja antiquity kalau enggak
  • 00:13:01
    selain seberapa efektif aku akan melihat
  • 00:13:04
    elehiya Jadi kami
  • 00:13:07
    mengharapkan bahwa apapun namanya
  • 00:13:11
    kita jangan hanya mengatasi akibat Jadi
  • 00:13:15
    kalau tadi misalnya dikatakan apakah
  • 00:13:17
    hukuman itu tidak cukup cukup hukuman
  • 00:13:21
    yang sekarang yang dulunya hanya diversi
  • 00:13:23
    hanya pembinaan sekarang menjadi
  • 00:13:25
    diterapkan peraturan perundangan yang
  • 00:13:28
    berlaku sesuai dengan bentuk Hai
  • 00:13:31
    bathinda Kanya gitu itu sebetulnya
  • 00:13:34
    efektif bagi pelaku tetapi saya berharap
  • 00:13:38
    Apakah itu box ya atau apapun namanya
  • 00:13:41
    Lembaga ini hendaknya bisa menelusuri ke
  • 00:13:45
    belakang Hulk paint di accident atau bnd
  • 00:13:50
    event Apa yang
  • 00:13:52
    melatarbelakangi Siapa yang berada di
  • 00:13:54
    balik perilaku itu karena saya melihat
  • 00:13:56
    bahwa
  • 00:13:57
    sudah bukan murni lagi itu merupakan
  • 00:14:00
    aktivitas meluluh pelajar atau remaja
  • 00:14:05
    eh kemungkinan melebar ke daerah lain
  • 00:14:09
    fenomena-fenomena semacam ini sangat
  • 00:14:11
    terbuka juga batu Pak Prapto bukan hanya
  • 00:14:13
    identik nanti di Jogja butuhkan ini
  • 00:14:15
    perlu diwaspadai bagi Map
  • 00:14:18
    Hai Bisa iya bisa juga tidak ya karena
  • 00:14:20
    kelihatannya para
  • 00:14:23
    saya menyebutnya sutradara itu lebih
  • 00:14:25
    berkonsentrasi ke Jogja sebetulnya Kalau
  • 00:14:28
    misalnya itu
  • 00:14:30
    mau diperlebar sangat Mungkin gitu ya di
  • 00:14:34
    daerah-daerah lain seperti juga mesinnya
  • 00:14:36
    Bandung berpotensi tetapi yang ada di
  • 00:14:38
    sana tetap berbeda dengan di Jogja dan
  • 00:14:42
    kemungkinan kedua yang mereka memang
  • 00:14:44
    lebih menyukai masih lebih menyukai
  • 00:14:46
    untuk
  • 00:14:48
    mengembangkannya di Jogja
  • 00:14:50
    kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler di
  • 00:14:53
    sekolah itu mungkin perlu diperbanyak
  • 00:14:54
    YouTube apa-apa karena tadi selain
  • 00:14:56
    mereka untuk melepas mengurangi
  • 00:14:58
    aktivitas di luar yang mungkin tidak
  • 00:15:00
    banyak manfaatnya mungkin di sekolah
  • 00:15:01
    juga perlu ditambah kegiatan-kegiatan
  • 00:15:04
    ekstra ia sayap menangkap dari
  • 00:15:07
    serangkaian kebanyakan kegiatan ekstra
  • 00:15:09
    sudah cukup banyak itu hanya Saya
  • 00:15:12
    berharap Andaikata itu ada jangan sampai
  • 00:15:15
    kegiatan ekstra itu justru tidak size di
  • 00:15:18
    sekolahan sehingga anak-anak menjadi
  • 00:15:21
    punya alasan lo Saya mau mengerjakan
  • 00:15:23
    tugas kok hingga Ketika pulang sekolah
  • 00:15:25
    mereka masih keluar lagi gitu jadi
  • 00:15:27
    Andaikata misalnya memang ada
  • 00:15:30
    extrakurikuler ya lakukanlah pada
  • 00:15:32
    jam-jam sekolah Andaikata misalnya ada
  • 00:15:35
    extra bisa tambah satu dua jam dirinya
  • 00:15:38
    dari jam yang seharusnya pulang tapi
  • 00:15:40
    setelah itu sebaiknya jangan memberikan
  • 00:15:42
    PR yang membuat para remaja itu punya
  • 00:15:45
    kesempatan keluar Tanah kalau di
  • 00:15:48
    kepolisian kan ada rumus n + k = k tapi
  • 00:15:56
    rumus ini saya usulkan
  • 00:15:58
    dirubah karena ada dua Khan maknanya
  • 00:16:01
    beda niat plus kesempatan sama dengan
  • 00:16:03
    kejahatan itu usai ganti niat plus
  • 00:16:06
    ksempatan = KC kejahatan sehingga
  • 00:16:11
    kesempatannya kalau bisa jangan
  • 00:16:13
    mendukung niat di itu supaya Hai bisa
  • 00:16:16
    diminimalkan ya tadi dalam bentuk
  • 00:16:17
    ekstrakurikuler baik untuk mengisi
  • 00:16:20
    waktu-waktu mereka secara positif dan
  • 00:16:23
    itu merupakan makna Glide yang
  • 00:16:25
    sebenarnya Tapi kalo bisa jangan membuat
  • 00:16:29
    mereka punya alasan punya kesempatan
  • 00:16:31
    untuk keluar rumah lagi di malam hari
  • 00:16:34
    dari yang Bapak pernah lakukan
  • 00:16:36
    penelitian dan balas dendam identitas
  • 00:16:38
    diri aku mungkin Faktor ikut-ikutan
  • 00:16:39
    lingkungan itu juga sangat berpengaruh
  • 00:16:41
    Pak ya sangat berpengaruh ya Jadi kita
  • 00:16:45
    juga mengenal beberapa psikolog yang
  • 00:16:48
    mengembangkan galil peniruan itu bahwa
  • 00:16:52
    memang orang juga mempunyai potensi
  • 00:16:56
    menirukan orang lain yang dikaguminya
  • 00:16:59
    yang disenanginya gitu sehingga kalau
  • 00:17:02
    kita tidak membekali dari awal memang
  • 00:17:06
    orang sangat Mudah terpengaruh untuk
  • 00:17:08
    mengikuti Apakah itu Perilaku gurunya
  • 00:17:11
    baik positif maupun negatif bir grupnya
  • 00:17:13
    atau kelompok-kelompok yang lain enggak
  • 00:17:15
    lah kemudian apa solusi yang paling
  • 00:17:19
    manjur begitu papa Bang bisa dilakukan
  • 00:17:21
    karena ini melibatkan banyak pihak
  • 00:17:23
    keluarga kemudian apa sekolah dan
  • 00:17:26
    namanya masyarakat di luar pun juga
  • 00:17:29
    harus bisa apa menggerakkan gerakan anti
  • 00:17:31
    klitih ini nampaknya Pak Iya jadi yang
  • 00:17:34
    pertama saya tetap meminta ke
  • 00:17:37
    mengharapkan ada integrasi antar limbah
  • 00:17:39
    lima lembaga sosial dasar berdaya jadi
  • 00:17:42
    tadi ada lembaga keluarga lembaga
  • 00:17:45
    pendidikan lembaga agama lembaga ekonomi
  • 00:17:48
    dan lembaga pemerintah
  • 00:17:50
    penanganan klitih penanganan perilaku
  • 00:17:54
    klitih itu jangan
  • 00:17:57
    dibebankan hanya pada pemerintah atau
  • 00:17:59
    kepolisian tapi setiap anggota
  • 00:18:02
    masyarakat mestinya ikut merasa
  • 00:18:05
    bertanggungjawab untuk itu kemudian yang
  • 00:18:09
    kedua
  • 00:18:11
    Hai itu ada lembaga lah kalau tadi
  • 00:18:14
    misalnya Pokja yang lain yang bisa
  • 00:18:17
    menampung
  • 00:18:19
    bagi anak-anak atau remaja yang menjadi
  • 00:18:22
    korban untuk lapor valid atau Meminta
  • 00:18:25
    perlindungan sehingga Andaikata keluarga
  • 00:18:28
    tidak mampu untuk melakukannya maka
  • 00:18:30
    Pokja ini akan bisa membantu itu karena
  • 00:18:33
    akan selalu alasannya aw kami balas
  • 00:18:36
    dendam anggota kami di lukai nah Mari
  • 00:18:39
    laporkan aja lalu diselesaikan secara
  • 00:18:42
    hukum seperti apa gitu sehingga
  • 00:18:45
    lingkaran setan itu menjadi bisa diputus
  • 00:18:48
    Iya baik terima kasih Pak dokterandes
  • 00:18:51
    Supra baso sosiologi menetas dari
  • 00:18:54
    fisipol UGM yang sudah hadir bersama
  • 00:18:57
    kita kawan UGM berbincang-bincang
  • 00:18:58
    seputar klitih dan solusi Bagaimana
  • 00:19:02
    menanganinya mudah-mudahan dalam obrolan
  • 00:19:05
    kita yang singkat Ini bisa memberikan
  • 00:19:07
    banyak manfaat bagi kita semuanya kita
  • 00:19:11
    lagi di lain kesempatan dalam UGM
  • 00:19:13
    podcast di lain waktu
  • 00:19:15
    [Musik]
  • 00:19:24
    hai hai
  • 00:19:30
    mbok
Tag
  • klitih
  • youth violence
  • community
  • education
  • Jogja
  • sociology
  • family
  • crime
  • prevention
  • social institutions