00:00:00
[Musik]
00:00:00
april 2 2025 will forever be remembered
00:00:04
as the day American industry was reborn
00:00:07
the day America's destiny was reclaimed
00:00:11
and the day that we began to make
00:00:14
America wealthy again china first row
00:00:18
China 67% that's tariffs charged to the
00:00:23
USA including currency manipulation and
00:00:26
trade barriers presiden Amerika Serikat
00:00:29
Donald Trump bangun tidur di suatu pagi
00:00:31
dan mikir "He kayaknya dunia ini tidak
00:00:32
adil dan saatnya gua naikin tarifarif
00:00:36
masuk barang-barang ke negara gua."
00:00:39
Iya oke Teman-teman semua mungkin sudah
00:00:41
mendengar pemberitaan di mana muncul
00:00:44
satu istilah baru yaitu Trump tarif atau
00:00:46
tarif Trump yang mana hal tersebut
00:00:47
menghebohkan dunia benar-benar heboh
00:00:49
gitu loh karena berlaku ke hampir
00:00:51
seluruh negara di belahan dunia ini ya
00:00:54
kan dan dibicarakan oleh semua orang
00:00:57
waktu itu nah sederhananya gini trump
00:00:59
itu memberlakukan tarif impor untuk
00:01:02
barang-barang yang masuk ke Amerika
00:01:04
Serikat mulai tanggal 2 April 2025 lalu
00:01:07
dan tarif impor ini berbeda dari tarif
00:01:09
impor sebelumnya alias tarif impor baru
00:01:12
beliau menyebut ini sebagai Liberation
00:01:14
Day
00:01:17
days in my opinion American history it's
00:01:20
our declaration of economic
00:01:25
independence
00:01:26
[Musik]
00:01:32
Americans
00:01:34
forever menetapin batas tarif dasar 10%
00:01:37
untuk semua negara jadi semua negara itu
00:01:39
rata 10% nah problemnya enggak sampai di
00:01:42
situ Teman-teman nah beberapa negara itu
00:01:45
ternyata dikasih tarif jauh di atas
00:01:47
rata-rata negara yang lain atau dinilai
00:01:49
10% itu
00:01:51
terutama untuk negara-negara yang selama
00:01:53
ini Trump anggap curang dengan Amerika
00:01:55
Serikat wah ya kan dan ternyata di
00:01:58
antara lis-lilis negara itu banyak
00:02:00
negara yang sangat kita kenal dan sangat
00:02:02
dekat dengan kita vietnam Thailand
00:02:04
Malaysia dan tentunya Indonesia
00:02:07
nah di sini gua mau coba jelasin dengan
00:02:09
cara sesederhana mungkin supaya mudah
00:02:11
untuk teman-teman ikuti dan pahami jadi
00:02:13
kembali lagi bersama saya Feri Irwandi
00:02:15
di segmen bahasa bye
00:02:23
[Musik]
00:02:29
oke jadi gini ceritanya teman-teman
00:02:31
supaya common ground-nya dapat nih ya
00:02:33
karena di channel gua gua bakal bahas
00:02:35
sesuatu yang agak lebih kompleks dan
00:02:38
mungkin agak lebih impactful ke
00:02:41
masyarakat kita dan karena ini ada
00:02:42
perubahan besar tapi di sini di bahasa
00:02:44
Bay ini gua akan ngomong secara literal
00:02:46
tentang kenapa tarif Trump ini muncul
00:02:50
apa dampaknya dan bagaimana perkembangan
00:02:52
saat ini gitu jadi gini kita mulai dari
00:02:54
dasar dulu jadi Teman-teman buat yang
00:02:56
belum paham setiap negara itu punya satu
00:02:58
tarif pungutan yang mereka terapkan ke
00:03:01
setiap barang-barang yang diekspor ke
00:03:02
negara tersebut misalnya negara A mau
00:03:05
jualan sepatu ke negara B nah negara B
00:03:07
ini bakal masing tarif yang dibayarkan
00:03:09
ke pemerintah negara B buat sepatu dari
00:03:12
negara A untuk masuk ke negaranya paham
00:03:14
kan nah misalnya tarif negara B itu 10%
00:03:17
untuk sepatu artinya kalau negara A mau
00:03:19
jual sepatu dengan harga dasar Rp100.000
00:03:21
R000 pihak yang mengekspor sepatu itu ke
00:03:23
negara B harus bayar tarif 10% dari
00:03:25
harga itu yakni Rp10.000 per unit jadi
00:03:28
nanti sepatu itu ketika beredar di
00:03:30
negara B harganya akan naik karena
00:03:32
ketambahan pungutan impor tadi ini bisa
00:03:34
ngaruh ke beberapa hal Teman-teman yang
00:03:37
paling kelihatan ya jumlah orang yang
00:03:39
mengkonsumsi barang tersebut karena
00:03:40
dalam elastisitas permintaan jelas price
00:03:44
demand
00:03:45
supply itu kan saling bergerak satu sama
00:03:48
lainnya jadi karena mereka ngelihat
00:03:49
harganya lebih tinggi mereka bisa nyari
00:03:51
substitusi barangnya mereka coba cari
00:03:55
alternatifnya dan akhirnya ketika
00:03:56
harganya sudah terlampau tinggi mereka
00:03:58
cari yang lebih murah dan barang yang
00:04:00
dijual itu pun jumlah penjualannya juga
00:04:02
turun jadi paham kan jadi ya orang stop
00:04:05
konsumsi karena daya belinya enggak lagi
00:04:07
nyampai misalnya nih di harga Rp10.000
00:04:10
ada 1 juta orang yang mampu beli dan
00:04:12
bisa beli ternyata di harga barunya yang
00:04:14
misalnya dari Rp10.000 tuh jadi Rp1 juta
00:04:16
gitu ya yang mampu beli itu enggak lagi
00:04:18
1 juta orang katakan 200.000 orang
00:04:21
akhirnya berkurang lebih dari setengah
00:04:23
pembelian di negara tersebut dari situ
00:04:25
dampaknya juga bakal panjang ke ekonomi
00:04:27
secara keseluruhan makanya ini sebuah
00:04:30
kebijakan yang gua enggak bilang
00:04:31
sederhana ya tapi bisa kita katakan
00:04:35
mudah dimengerti tapi impact-nya bisa
00:04:37
sangat besar sampai sini paham ya kan
00:04:39
oke kita lanjut nah mari kita langsung
00:04:41
bahas secara konkret dalam kasus yang
00:04:43
sedang kita hadapi saat ini yaitu tarif
00:04:45
baru Trump dan dampaknya untuk
00:04:51
Indonesia jadi Teman-teman supaya
00:04:53
Teman-teman paham selama ini Indonesia
00:04:55
itu masang tarif yang cukup tinggi buat
00:04:57
barang Amerika Serikat masuk misalnya
00:04:59
tekstil dan sepatu itu bahkan bisa
00:05:01
sampai 25 atau 30% ya lumayan tinggi
00:05:05
sekali dan yang paling familiar buat
00:05:06
orang-orang itu kan ya misalnya
00:05:08
elektronik iPhone kenapa di Indonesia
00:05:10
lebih mahal nah itu salah satu
00:05:12
pengaruhnya ya itu tadi tarif impor tadi
00:05:15
nah sementara Amerika Serikat ke
00:05:17
Indonesia itu masang tarifnya rendah
00:05:19
cuma
00:05:20
3,3% jadi buat barang-barang kita yang
00:05:22
masuk di sana atau dikonsumsi di Amerika
00:05:24
Serikat itu cuma kena tarif 3,3% artinya
00:05:26
kenaikan harganya enggak akan
00:05:27
sesignifikan barang Amerika yang masuk
00:05:29
ke
00:05:30
Indonesia dan bahkan banyak yang berada
00:05:32
di bawah itu Teman-teman beberapa kompen
00:05:34
elektronik yang diekspor dari Indonesia
00:05:35
ke Amerika Serikat itu tarifnya cuma 0%
00:05:39
alias gratis jadi enggak ada pungutan
00:05:41
masuk dari Amerika Serikat untuk
00:05:42
barang-barang Indonesia yang masuk ke
00:05:44
sana jadi paham ya sampai sini kenapa
00:05:46
demikian gua harus ngejelasin ini karena
00:05:47
ketika gua memantau liniassa memantau
00:05:49
TikTok memantau Twitter memantau
00:05:51
Instagram ternyata banyak sekali
00:05:52
teman-teman yang belum paham tarif 32%
00:05:54
ini yang mereka artikan adalah ketika
00:05:56
Trump mengeluarkan kebijakan tarif 32%
00:05:58
artinya kita membeli barang Amerika
00:06:00
Serikat itu jauh lebih mahal gitu enggak
00:06:01
enggak kayak gitu artinya barang kita
00:06:03
yang ke sana ya nantinya harganya akan
00:06:05
jauh lebih mahal berarti bagus dong Bang
00:06:07
mergennya bakal untung ya tidak ketika
00:06:08
harganya sudah terlalu mahal orang akan
00:06:11
beralih ke barang yang lain jadi ya
00:06:13
ekspor kita justru akan menurun jadi
00:06:14
gitu ya jangan kebalik-balik teman-teman
00:06:16
nah kita lanjut karena kondisi seperti
00:06:19
ini Trump bangun tidur dan berpikir kok
00:06:21
Amerika Serikat dizalimi nih kita nih
00:06:24
korban ketidakadilan kita sangat baik
00:06:26
untuk negara-negara lain masukin
00:06:27
barangnya ke sini tapi ketika barang
00:06:29
kita mau masuk ke sana mereka kasih
00:06:31
tarif tinggi-tinggi termasuk Indonesia
00:06:32
nih gitu 25 sampai 30% ini berlebihan
00:06:35
nih gua harus bikin ini seimbang gitu
00:06:38
padahal kan sebenarnya alasan di balik
00:06:39
itu semua juga tahu ya ya perbedaan gap
00:06:42
ekonomi antar negara perbedaan produksi
00:06:45
bagaimana barang-barang Amerika Serikat
00:06:46
menguasai dunia dan lain sebagainya
00:06:48
seharusnya ter sadari itu tapi ya
00:06:50
seperti kata Bu Menteri Keuangan Bu Sri
00:06:52
Munani Indrawati semua ilmu makro semua
00:06:55
ilmu ekonomi sudah tidak berlaku atas
00:06:57
kebijakan Trump ini jadi ya kita harus
00:06:59
merespon ini dengan baik oke lanjut
00:07:02
sebenarnya kalau kita tarik konteksnya
00:07:04
ke belakang Teman-teman logika penerapan
00:07:06
tarif yang berbeda dan enggak setara itu
00:07:08
ada di tingkat ekonomi negara terkait
00:07:11
jadi logikanya negara maju ngasih
00:07:12
keringanan tarif ke negara berkembang
00:07:14
supaya ngebantu industrinya jadi
00:07:16
berkembang gitu jadi maju gitu
00:07:18
ekspektasinya ini bisa memperkuat daya
00:07:20
ekonomi negara tersebut yang pada
00:07:22
akhirnya berkontribusi juga ke ekonomi
00:07:23
global nah contoh paling nyatanya ya
00:07:25
Jepang habis perang tanpa hal seperti
00:07:27
itu tanpa mekanisme seperti ini Jepang
00:07:29
enggak akan berkembang tuh ee RnD-nya
00:07:32
teknologinya ekonominya ya karena karena
00:07:34
bentuk seperti ini jadi didorong gitu
00:07:36
loh nah jadi industri di negara
00:07:39
berkembang lebih maju daya beli
00:07:40
masyarakat naik konsumsi naik termasuk
00:07:42
konsumsi barang-barang negara maju terus
00:07:44
bisnis di negara maju semakin
00:07:45
menghasilkan keuntungan ekonomi
00:07:47
negaranya pun akan semakin mapan
00:07:48
sementara Trump ini berpikir berbeda
00:07:50
Teman-teman logika yang mendasari dia
00:07:53
memutuskan Trump tarif ini adalah "Nah
00:07:55
gua enggak mau yang kayak gini ini
00:07:56
enggak fair nih ini enggak free market
00:07:58
ini ini enggak enggak adil kat ya kalau
00:08:01
gua masuk ke lu tarifnya gede maka lu
00:08:03
masuk ke gua juga tarifnya gede jadi itu
00:08:06
yang di sampaikan oleh Trump maka dia
00:08:08
membuat kejutan sebesar itu contoh case
00:08:10
lansunya ya Indonesia tadi di Mata Trump
00:08:13
Indonesia selama ini nerapin banyak
00:08:15
proteksi kayak tarif yang lumayan tinggi
00:08:17
terus ada TKDN dan lain-lain ya nanti
00:08:19
gua jelasin di channel gua nah gara-gara
00:08:21
itu Trump ngerasa oke Indonesia harus
00:08:23
kita kasih pelajaran nih langsung kasih
00:08:25
32% nah bayangin teman-teman dari
00:08:28
awalnya secara umum itu tarif itu ada di
00:08:30
angka 3,3% ya itu dinaikin jadi 32%
00:08:33
untuk semua barang jadi kenaikannya
00:08:35
hampir 30% dan ini jelas bukan angka
00:08:37
yang kecil nah gua udah coba analisis
00:08:40
dampak kemungkinan ekonominya secara
00:08:41
langsung maupun tidak langsung di level
00:08:43
yang paling nampak dan bisa dirasakan
00:08:44
oleh kita
00:08:49
semua nah selama ini kita banyak
00:08:51
mengekspor macam-macam barang ke Amerika
00:08:53
bahkan di tahun 2023 dan 2024 nilai
00:08:56
ekspor kita lebih besar dari impor kita
00:08:58
jadi surplus nih transaksi bilia teral
00:09:00
antara Indonesia dan Amerika gitu ya
00:09:02
jadi kita lebih banyak ngasih daripada
00:09:03
menerima gitu nah di tahun 2023 nilai
00:09:06
ekspor kita ke Amerika Serikat itu
00:09:07
mencapai sekitar 14 miliar US DO atau
00:09:10
sekitar 235,7 triliun nah dengan adanya
00:09:13
tarif baru dan sejumlah asumsi umum maka
00:09:15
kita akan ketemu nih angka perkiraan
00:09:17
penurunan demand impor yang ternyata
00:09:19
hampir setengahnya Pak jadi nilainya
00:09:21
bisa turun sekitar kalau coret-coretan
00:09:24
kasarnya ya 8 miliar US Do nilai ini
00:09:27
kalau diestimasikan dalam dampaknya ke
00:09:29
bisnis kemungkinan bisa menyebabkan PHK
00:09:31
sebanyak 1 sampai 1,5 juta pekerja dari
00:09:36
sini kita bisa kehilangan ya around 1
00:09:39
atau 2% GDP kita itu berarti kalau
00:09:42
teman-teman berdagang akan lebih sulit
00:09:44
untuk mendapatkan pelanggan kalau
00:09:46
teman-teman bekerja akan lebih sulit
00:09:47
untuk mencari pekerjaan dan kemungkinan
00:09:49
kehilangan pekerjaannya juga lebih besar
00:09:51
dan kalau teman-teman sedang mencari
00:09:52
kerja maka kegiatan mencari kerja
00:09:55
bukanlah kegiatan yang mudah untuk
00:09:57
dilakukan karena sulit sekali dan
00:09:58
sialakamannya lagi kalau tidak ada
00:10:00
pengetatan barang masuk negara kita bisa
00:10:02
kebanjiran limpahan barang yang gagal
00:10:04
masuk ke Amerika Serikat karena kenaikan
00:10:06
tarif ngumet
00:10:07
kan akhirnya siklusnya makin parah terus
00:10:10
yang dagang makin ketat kompetisinya
00:10:12
bisa semakin enggak laku dari situ
00:10:14
bisnis-bisnis bisa gulung tikar dan
00:10:15
lagi-lagi yang bekerja bisa kehilangan
00:10:16
pekerjaan dan yang nyari kerja bisa
00:10:18
enggak dapat pekerjaan gitu jadi butuh
00:10:20
respon yang tepat confident kalem dari
00:10:23
pemerintah sesegera mungkin untuk bisa
00:10:25
mengarahkan semua pelaku ekonomi ke
00:10:26
langkah yang sehat supaya kita enggak
00:10:28
stuck di dalam lubang kekacauan industri
00:10:35
nah sekarang kan kita lihat
00:10:36
perkembangannya dan kita baru
00:10:37
mendapatkan info terbaru bahwa Trump itu
00:10:40
menunda 10 hari tarif Trump ini untuk
00:10:42
negara-negara yang coba bernegosiasi
00:10:45
yang gua bingung adalah beberapa orang
00:10:46
itu merasa kayak "Wah enggak boleh kita
00:10:48
harus lawan Men enggak bisa gitu enggak
00:10:50
bisa ngelawan bar-bar kayak gitu kita
00:10:53
bukan China kita bukan Jerman kita bukan
00:10:55
Jepang gitu loh kebetulan ekspor impor
00:10:57
kita ke Amerika Serikat itu masih
00:10:59
terlalu tinggi dan jangan karena lu
00:11:01
tidak suka dengan pemerintah atau lu
00:11:03
pengin terus savage dengan pemerintah
00:11:05
kitanya jadi tidak benar dalam melihat
00:11:07
problemnya gitu loh jadi malah perang
00:11:09
tarif dengan Amerika Serikat itu bukan
00:11:11
keputusan yang tepat apalagi Amerika
00:11:13
Serikat dipimpin sama orang kayak gini
00:11:15
nih yang penuh dengan elemen kejutan nih
00:11:18
yang tiba-tiba mengacaukan seluruh dunia
00:11:20
nih kita bingung gitu jadi yang benar ya
00:11:22
emang kita harus bisa ngasih leverage
00:11:24
dan bergaining tanpa harus menurunkan
00:11:27
apa ya harkat martabat bangsa ataupun
00:11:29
tanpa harus segitunya kepada Amerika
00:11:31
Serikat sambil mencari
00:11:33
alternatif-alternatif lain jadi enggak
00:11:34
cuma bergantung sama US nih apalagi kan
00:11:36
kita sudah gabung bricks ya harusnya itu
00:11:38
ngembuka banyak possibility dan
00:11:40
kemungkinannya lain gitu loh sambari
00:11:42
negosiasi berjalan ini juga terus
00:11:43
berjalan jadi ketergantungan itu bisa
00:11:45
dikurangi karena kalau tidak ya bahaya
00:11:48
mau dilawan peran tarif ujungnya kayak
00:11:49
China gitu jadi 90 hari ini semuanya
00:11:52
ditunda kecuali Cina yang mana bukannya
00:11:54
malah diturunin makin dinaikin lagi sama
00:11:56
Trump karena apa karena Cina melawan
00:11:57
juga dia naikin juga dan ini akan
00:11:59
memberikan dampak yang buruk bagi
00:12:01
ekonomi global ya dua power house ini
00:12:03
harus konflik ya itu ya savage sih keras
00:12:08
sih kalau kita ngomongin di media sosial
00:12:10
dan seru sih kalau di ngomongin di media
00:12:12
sosial tapi kalau itu kejadian yang
00:12:13
susah kok susah banget jadi sebenarnya
00:12:15
pemerintah kita juga sedang bekerja
00:12:17
untuk urusan ini dan dari informasi
00:12:19
terakhir yang kita dapat ya emang
00:12:20
negosiasinya sudah masuk tapi kita belum
00:12:22
tentu belum tahu persis nih apa yang
00:12:23
dinegosiasikan apa yang diover apa yang
00:12:25
kita dapat tapi Amerika Serikat sudah
00:12:28
ngasih pengumuman juga sudah consider
00:12:30
over dari Indonesia dan kita berharap
00:12:32
ini jalan terbaik buat ekonomi kita
00:12:34
karena kita butuh kestabilan kan lu mau
00:12:36
pro pemerintah lu mau oposisi ketika
00:12:38
negara ini tidak stabil dan perekonomian
00:12:41
individu kita tidak dalam keadaan
00:12:43
baik-baik saja maka kita akan jadi salah
00:12:45
satu bagian dari masyarakat yang paling
00:12:46
terdampak atas ketidakstabilan ekonomi
00:12:49
ini makanya ini harus dihindari
00:12:51
Teman-teman gitu makanya kita pantau
00:12:54
terus ee prosesnya sampai mana dan
00:12:56
jangan sampai negara kita mengalami
00:12:58
kerugian gitu dan syukur-syukur overnya
00:13:02
pun overnya masuk akal bukan sesuatu
00:13:04
yang menimbulkan kontroversial yang
00:13:07
besar dan beralur karena seperti yang
00:13:08
pernah gua bilang kebijakan politik
00:13:10
akhirnya berpengaruh pada keputusan
00:13:11
ekonomi keputusan ekonomi pun akhirnya
00:13:13
mengantarkan situasi politik jadi ini
00:13:15
sebab akibat atau kosalitas yang
00:13:16
benar-benar jelas dan terakhir gua harap
00:13:19
teman-teman semua bisa berbagi optimisme
00:13:22
dan tetap produktif mendorong perputaran
00:13:23
ekonomi di dalam negeri kita jadi ya
00:13:26
supaya kita punya ketahanan yang baik
00:13:29
dan ketika ada volatilitas yang luar
00:13:30
biasa di perekonomi yang global seperti
00:13:32
sekarang ya kita bisa sustain dan keep
00:13:34
strong gitu loh dan gua juga berharap
00:13:36
pemerintah juga concern dengan hal itu
00:13:37
ya jadi ketimbang lu mengesahkan RUU
00:13:40
undang-undang yang emang belum ada
00:13:41
urgensinya dan lain sebagainya banyak
00:13:44
anu ini itunya mending fokus yuk
00:13:47
sama-sama yuk kestabilan ekonomi ini
00:13:49
kita jaga dulu pertumbuhan ekonomi ini
00:13:50
kita jaga dulu volume transaksi ekonomi
00:13:53
ini kita jaga dulu kita buang dulu
00:13:55
behavior-behavior buruknya kita benerin
00:13:57
dulu kita tingkatkan RnD kita leadbank
00:14:00
kita kita bikin konsumen itu mendapatkan
00:14:03
barang terbaik dengan harga yang terbaik
00:14:05
tapi di satu sisi pengusaha kita petani
00:14:07
kita para produsen lokal juga diproteksi
00:14:10
dan diurus dengan benar gitu loh
00:14:13
bukannya untuk beberapa pihak tertentu
00:14:15
kartel mafia dan lain sebagainya jadi
00:14:17
ekonomi kita bisa survive dan sebenarnya
00:14:19
di tahun 2025 ini kita sudah punya bench
00:14:22
untuk cari benchmarking yang tepat yang
00:14:24
benar-benar bisa kita aplikasikan itu
00:14:26
enggak susah kita bisa lihat Thailand
00:14:28
Vietnam dan lain sebagainya
00:14:30
itu sih jadi itu aja dari gua semoga
00:14:32
konten ini bermanfaat sampai jumpa di
00:14:34
bahasa baik selanjutnya saya Feri
00:14:36
Irwandi salam masyarakat baru