00:00:11
Kalau matematika itu adalah bahasa
00:00:14
logika, Teman-teman. Ekonomi itu adalah
00:00:16
tentang menentukan pilihan, maka
00:00:17
komunikasi apa coba? Seni. Oke. Rasa?
00:00:22
Rasa kebebasan, informasi. Oke. Ketika
00:00:26
kita belajar antropologi dan kita
00:00:27
belajar manusia, kita akan memahami
00:00:29
bahwa komunikasi adalah fondasi
00:00:32
peradaban sekarang.
00:00:35
[Musik]
00:00:52
Komunikasilah yang menciptakan apa yang
00:00:54
disebut realitas. Kita tahu itu kertas,
00:00:56
bahwa kertas itu adalah uang, itu hasil
00:00:59
dari komunikasi dan kesepakatan bersama
00:01:01
tentang nilainya. Maka jadilah itu uang.
00:01:03
Tanpa komunikasi itu tetaplah
00:01:06
kertas. Paham kan? Negara. Negara itu
00:01:09
kan imaginari kolektif kita semua ya.
00:01:12
enggak ada bentuk aslinya tuh dengan
00:01:14
simbol, bendera, bahasa, dan segala
00:01:16
macam kita paham. Nah, itulah produk
00:01:18
komunikasi. Ketika gua baca semua buku
00:01:20
komunikasi tadi, gua gua sampai kepada
00:01:22
satu kesimpul lagi nih, Teman-teman.
00:01:24
Komunikasi itu realitas, gitu. Bukan
00:01:27
cuman soal menyampaikan pesan, tapi soal
00:01:31
siapa yang menentukan
00:01:40
realitas. Komunikasi itu pencipta
00:01:43
realitas.
00:01:45
Politik itu panggung realitas. Internet
00:01:49
atau
00:01:49
digital itu penguji realitas. Kita balik
00:01:53
lagi ee konsensual manusia gitu. Manusia
00:01:56
itu punya hak azazi untuk bicara dan
00:01:58
tidak berbicara.
00:02:00
I kan ya enggak teman-teman jadi kayak
00:02:03
kayak saya sering diprotes baru baru
00:02:05
kemarin baru pagi ini saya diprotes. Mas
00:02:08
kenapa diam soal ijazah palsu
00:02:11
gitu. Mungkin ke depannya mau gimana Pak
00:02:15
Jokowi kalah di pengadilan itu enggak
00:02:16
mungkin orang UGM-nya bilang itu asli.
00:02:18
dalam posisi ini adalah menjelaskan
00:02:21
sebagai sebuah lembaga yang memiliki
00:02:24
dokumen ini ee mahasiswa kami dulu atau
00:02:27
tidak dan lulus atau tidak. Itu sudah
00:02:30
kami jelaskan dan Joko Widodo itu lulus
00:02:33
pada November ya
00:02:36
ee 5 November 1985.
00:02:46
Kenapa isu ini yang harus dinaikin ya
00:02:49
kan Pak Jokowinya main pula kan enggak
00:02:52
mau tunjukin ijazah katanya
00:02:56
nih nih nih nih eh kalian gak boleh kata
00:02:58
dia time roman segala macam foto ditanya
00:03:02
kaca kok enggak pakai kacamata Pak kalau
00:03:04
orang ini enggak main tentu dia jelasin
00:03:06
oh enggak kacamata saya pecah enggak ada
00:03:09
duit untuk ganti orang ini presiden dua
00:03:11
kali
00:03:12
loh Orang tuh kadang lupa Pak Jokowi itu
00:03:15
seorang proletar, seorang Korea kalau
00:03:17
kata Pak Babang Pacul ya, tanpa darah
00:03:20
biru, bisa punya kekuasaan dan kekuatan
00:03:23
tanpa
00:03:24
partai. Sebesar itu gitu apalagi isu
00:03:27
ijazah doang. Dua periode. Dua periode
00:03:30
saya sampai simulasikan. Lu bayangin deh
00:03:32
pengadilannya nanti nih Pak Jokowi
00:03:33
ditanya ijazahnya. Halo Pak Jokowi,
00:03:36
ijazahnya palsu atau asli? Asli. UGM
00:03:39
asli enggak? Yang ngeluarin asli.
00:03:40
Selesai.
00:03:42
Sesimpel itu, sesimpel itu sampai
00:03:44
enggak, Bang. Masih ada peluang itu yang
00:03:46
penting ada foto aslinya diuji forensik
00:03:48
ke Singapura.
00:03:50
Ngapain? Ngapain? Oh, misalnya kalau di
00:03:52
Singapura keluar, wah ini hasilnya
00:03:54
palsu. OGM-nya bilang asli kok.
00:03:58
Ke
00:03:59
mana? Nah, itu dalam dalam komunikasi
00:04:02
politik juga dijelasin Bapak, Ibu semua
00:04:04
biar nantinya juga kita ya ada red
00:04:06
hearing kan.
00:04:08
hearing, ada hal yang emang maintenance,
00:04:11
sesuatu yang bisa lu kontrol gitu. Nah,
00:04:13
sebenarnya lebih kayak gitu. Nah, balik
00:04:15
lagi ke pertanyaan abangnya. Kenapa
00:04:16
orang pintar diam? Karena problem
00:04:19
problem yang ada di dalam komunikasi
00:04:21
masa kita sekarang itu
00:04:23
beyond dari kecerdasan yang ada
00:04:26
sekarang. Pada akhirnya karena mereka
00:04:28
merasa beond, semakin kita terisi,
00:04:30
semakin kita tahu problematika yang ada
00:04:32
di dalam diri kita dan dalam struktur
00:04:34
ini. Kita harus bisa mengartikulasikan
00:04:37
itu dengan baik, mengkomunikasikan itu
00:04:39
dengan baik, dan kita harus punya
00:04:41
orang-orang yang emang bersedia untuk
00:04:44
fight with
00:04:45
it. Nah, itulah problemnya. Dan akhirnya
00:04:48
jadi lingkaran setan kan yang ngomong
00:04:50
yang pintar makin diam, yang berisik
00:04:52
makin ribut dan akhirnya kita buat
00:04:54
konten di TikTok.
00:04:56
Ya, itulah hasilnya. Pada komentar,
00:04:59
komentarnya pada wah main blowing
00:05:01
sekali. Lagi ngomen apa-apa. Mandi dulu,
00:05:02
Bang.
00:05:03
[Tertawa]
00:05:06
Katanya. Ah, gua enggak percaya sama lu
00:05:08
gitu loh. Tampang lu orang susah
00:05:12
kat kita sih biasa. Ah, enggak apa-apa
00:05:15
santai
00:05:16
aja. Emang aku jelek banget.
00:05:21
Itu itu itu yang terjadi dan itu yang
00:05:23
salah satu itulah kenapa dan memang
00:05:25
harus di-encourage semakin banyak.
00:05:27
Makanya itu yang udah tak tak bilang
00:05:29
kita hidupkan ruang publik, kita
00:05:31
hidupkan diskursus kritik mau
00:05:32
sekeras-kerasnya it's oke enggak masalah
00:05:34
respon enggak masalah yang penting lu
00:05:36
enggak buat kriminal aja. Tahati
00:05:38
kaidahnya jangan ambil hak orang lain.
00:05:40
That's it. Nah, sekarang kita masuk ke
00:05:42
bagan otak teman-teman dan balik lagi
00:05:45
take fast taking slow itu buku yang
00:05:47
wajib kalian beli kalau kalian punya
00:05:48
uang.
00:05:51
Nah, kayak gimana gambar otaknya? Kalau
00:05:53
enggak salah kayak gini. Set, set, set.
00:05:57
Imbik, set, otak belakang. Batang. Udah
00:06:01
bentuk otak atau paus
00:06:03
ini? Otak. Otaklah ya. Otaklah. Sit sit
00:06:08
sit. Ini
00:06:11
kegedean. Dah. Ini nyebutnya reptil.
00:06:15
Bagian reptil. Ini prefrontal.
00:06:18
ee bagian otak paling baru. Nah, biasa
00:06:21
informasi itu masuknya dari Limbik nih.
00:06:22
Limbik ini soal simpati, emosi, memori,
00:06:26
powerful. Sangsang powerful. Ini yang
00:06:29
menentukan nasib politisi itu.
00:06:31
Selanjutnya nanti kita jelasin. Nah, ini
00:06:34
bagian reptil itu insting survive. Ini
00:06:38
bagian otak paling tua. Itulah kenapa
00:06:40
kalian sering
00:06:41
dengarkan antek asing. Kita akan hancur,
00:06:44
negara akan bangkrut supaya apa? supaya
00:06:47
ini aktif. Nah, ini yang terakhir yang
00:06:50
tadi masuk ke sistem dua,
00:06:54
logik, visi rasional rasional
00:06:59
lambat lambat karena dia enggak akan
00:07:03
bisa aktif kalau ya itu tadi ini sudah
00:07:06
ngerasa puas atau ini enggak cukup
00:07:08
tenang, enggak akan aktif ini. Makanya
00:07:10
harus semuanya dimulai dari sini. Bukan
00:07:12
ini enggak ada yang negatif positif ya,
00:07:14
tapi inilah kerja otaknya kita. Pak
00:07:16
Prabowo menang apakah karena joget apa
00:07:18
gemo no. Salah satu moment of truth Pak
00:07:21
Prabowo menang dan mengunci kemenangan
00:07:22
adalah debat. Pendukung Mas Anis,
00:07:24
pendukung Pak Ganjar itu senang di
00:07:27
Twitter ngelihat wah savage argumenn
00:07:29
yang kuat dan segala macam. Pak Prabowo
00:07:30
menang karena
00:07:34
ekspresi orang tua gitu
00:07:37
kan kok gini ya gitu. Nah itu itu momen
00:07:42
kemenangan. Kenapa? Karena ini tadi
00:07:44
orang enggak peduli nih seberapa banyak
00:07:47
yang melihat dari sisi ini. Salah tidak.
00:07:49
Itulah politik, itulah komunikasi. Kalau
00:07:52
terus-terusan maksa orang untuk naik
00:07:54
level di sini, maka pendidikan kita
00:07:55
harus
00:07:56
diperbaiki, SDM kita harus diperbaiki.
00:07:58
Itulah kenapa Malaka ada.
00:08:01
Karena kalau keadaannya sekarang ya mati
00:08:03
saya.
00:08:09
Orang-orang memilih Pak Prabowo bukan
00:08:10
karena makan siang gratis.
00:08:13
itu sudah masuk ke sini sebenarnya
00:08:14
karena program rasional ya. Rasional
00:08:16
visi masuk atau enggak? Enggak. Pak
00:08:19
Prabowo sudah menang duluan di
00:08:20
sini di limbiknya ini. Siapa pemilih Pak
00:08:24
Prabowo di sini? Peduli sama makan siang
00:08:26
gratisnya?
00:08:27
Mbak fight berkali-kali.
00:08:30
Terus dia nunjukin kucing. Kucing. Bobi.
00:08:34
Iya.
00:08:35
terus datang jenguk ang anak bawa bunga.
00:08:38
Strategi Pak Prabowo ketika kita bicara
00:08:40
komunikasi politik diilise atau enggak
00:08:43
modal politiknya modal komunikasinya
00:08:46
sudah dari
00:08:47
2009. Makanya ada yang bilang, "Wah,
00:08:49
Prabowo menang karena joget
00:08:51
gemoy." Anda perlu datang ke kelas ini
00:08:54
berarti untuk ngelihat bigger
00:08:56
picture-nya gitu. Siapapun yang bisa
00:08:57
merebut simpati, dia merebut pelanggung.
00:09:00
Mau dia dapat simpati itu dengan cara
00:09:02
apapun, selama simpati itu sudah dapat,
00:09:04
dia merebut panggung. Mau itu dipakai
00:09:06
dengan cara ngasih makan kucing, ee
00:09:10
nemuin anak atau jala atau joget, tapi
00:09:12
yang kunci kemenangannya itu disimpati,
00:09:15
bukan di jogetnya. Disebut aja angkanya
00:09:17
berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh.
00:09:19
Jangan di bawah lima. Sebut aja berapa.
00:09:22
11, Mas, dari 100.
00:09:27
Ini sedikit ngajari kendel Mas Anis biar
00:09:29
berani.
00:09:31
Karena kalau kunci kemenangannya dijoget
00:09:33
ya Pak Anis joget juga dong. Pak Ganjar
00:09:36
joget juga dong ya. Karena dia enggak
00:09:37
mau enggak. Kalau dia tahu dia menang
00:09:39
dia pasti joget
00:09:40
itu dua-duanya karena tahu ya bukan dia.
00:09:44
Karena game of simpatinya enggak dapat
00:09:46
di situ. Apa, Mas? Kalau yang paling
00:09:49
pasti menang. Iya iya iya. itu kalau
00:09:51
kalau kuncinya dijoget sama gemoy siapa
00:09:54
paling lunak dan paling gimana ya
00:09:56
bahasanya ya gemoy kan udah ini sudah
00:09:59
selesai di sini bahkan orang enggak
00:10:01
perlu lagi di sini karena di sini sudah
00:10:02
puas mereka tapi kalau pertarungannya
00:10:05
Pak Ganjar sama Pak Anis enggak ada Pak
00:10:07
Prabowo pasti sampai di level ini orang
00:10:09
akhirnya contoh paling nyata Pak Ahok
00:10:10
sama Pak Anis sudah sampai di level in
00:10:12
walaupun ininya masih berpengaruh
00:10:14
sentimen dan Pak Ahok sama Pak Anis itu
00:10:17
lebih gila lagi udah ke bagar reptil
00:10:20
Soalnya sudah masuk agama kan. Kalau
00:10:22
kita tanya ke bilik suara, "Kenapa pilih
00:10:24
Pak Prabowo?" Kasihan mah sudah tiga
00:10:26
kali. Dan itu benar-benar ada. Iya. Iya.
00:10:28
Iya kan? Oke, sekarang masih ada masalah
00:10:31
otak ini. Ini masalah Indonesia kok.
00:10:34
Masalah otak
00:10:37
ya. Orang ngriset Trump itu riset
00:10:40
terbaiknya berasal dari pebencinya gitu.
00:10:43
Itu Trump. Supaya apa? supaya trumnya
00:10:45
enggak menang lagi. Eh, dia evolusi lagi
00:10:49
dan dia dapat momen kan.
00:11:00
[Musik]
00:11:03
Sap dah selesai itu
00:11:05
memilik limbik limik limbik anak. Wah, I
00:11:09
take a bullet for democracy. Katanya hm.
00:11:14
Siapa yang bisa menang lagi itu? Kamala
00:11:16
Haris nih endorse-nya Taylor Swift.
00:11:18
Kurang apa Taylor Swift? Enggak peduli
00:11:20
Trump. Trump cuma ngomong sama Joe Rogen
00:11:22
sama Mike Tyson. Enggak, enggak Taylor
00:11:24
Swift. Enggak Raffi Ahmad dia. Enggak.
00:11:27
Jo Rogan
00:11:29
Elon dia
00:11:31
menang. Ya, itu Kamala Haris udah lagu
00:11:34
ngendorse artis besar keluar case-nya
00:11:36
PDD. Selesai. Gua langsung ke poinnya
00:11:38
aja. Pertama TikTok.
00:11:40
TikTok itu yang paling pertama dia ada
00:11:42
satu fase nih. TikTok tiga fase ini
00:11:45
viral akhirnya viral. Ini testing kedua
00:11:48
ini testing pertama. Mau follower lu 10
00:11:51
sekalipun lu masih punya kemungkinan
00:11:53
untuk dapatin view sampai puluhan juta.
00:11:55
Kalau tiga step
00:11:57
ini lewat. Pertama, ketika kita bikin
00:12:01
konten TikTok secara random itu bakal
00:12:04
menguji ke 300 sampai 500 orang
00:12:07
nonfollower untuk nonton itu, ya kan?
00:12:10
Nah, ketika itu lewat dia bakal
00:12:13
menguji
00:12:15
retensinya berapa banyak yang
00:12:18
menyelesaikan
00:12:20
itu, menyelesaikan video itu. Nah,
00:12:23
ketika retensi sudah selesai, berapa
00:12:25
yang komen terus like bahkan share.
00:12:30
Nah, setelah ini semua, oh ini terpenuhi
00:12:32
nih. Oh, bagus ya nonton retensinya
00:12:34
bagus, CTR-nya bagus, ee like-nya bagus.
00:12:37
Dia masuk
00:12:39
ke
00:12:40
kedua. Masuk kedua ini pengujian kedua
00:12:43
yang tadi yang 300 500 ini jadi 6.000
00:12:45
6.000 sampai 20.000 orang.
00:12:48
Nah, kalau ternyata profilingnya masih
00:12:50
bagus nih, akhirnya viral dan itulah
00:12:52
yang bikin orang sekalinya di TikTok itu
00:12:54
R juta itu bakal kounding sampai 9
00:12:56
sampai R juta. Method yang simpel,
00:12:59
bagus. Makanya hook-nya di TikTok selalu
00:13:01
penting. Hook terbaik enggak usah pakai
00:13:03
teori macam-macam itu selalu
00:13:09
why. Mengapa Prabowo
00:13:11
menang? Dibanding inilah penyebab
00:13:14
Prabowo menang. Lu bisa ngomongin Y
00:13:17
tanpa ngomongin solusi sampai akhir
00:13:18
video dan orang nonton. Ya, kenapa ya?
00:13:20
Padahal kita enggak mau tahu. Tapi
00:13:21
kenapa ya? Oh, iya juga ya. Nah, selalu
00:13:23
mulai dengan why ini. Ini TikTok kita
00:13:26
cepat aja. Terus IG. IG itu sebenarnya
00:13:29
untuk viralitas, untuk penyebaran itu
00:13:32
enggak sepak secepat TikTok, enggak
00:13:34
sebrand road TikTok. Tapi itu untuk
00:13:38
branding, branding, behind the
00:13:44
scene dan lain sebagainya. Kebutuhannya
00:13:47
itu kebutuhan directory, kebutuhan
00:13:50
persona, kebutuhan bagaimana kita mau
00:13:51
terlihat, bagaimana orang sudah kenal
00:13:52
kita dan pengin tahu lebih dalam, maka
00:13:54
mereka akan ke IG kita. Jadi, spend
00:13:57
energy so much di IG itu enggak terlalu
00:13:59
worthy kalau yang kita kejar injement.
00:14:01
Tapi kalau ketika enjustment itu sudah
00:14:03
dapat, maintenance-nya di sini.
00:14:06
Ya, algoritmnya, triknya hampir sama.
00:14:08
Tapi yang ngebedain di IG adalah reels
00:14:10
itu power-nya terlalu kuat. Semuanya
00:14:13
base-nya resels. Dan base reels itu
00:14:16
kalau misalnya interaksi juga interaksi
00:14:18
di IG itu makin sering kalian klik
00:14:20
profile-nya makin kiri dia muncul di
00:14:23
story kalian. Artinya ketika lu bikin
00:14:25
story yang menarik nih, berkait-kaitan,
00:14:27
lu akan terus muncul di ciri story orang
00:14:29
semua. Makanya gua sering nulis di story
00:14:32
penyebabnya itu dan kirnya apapun yang
00:14:35
gua buat itu jadi prioritas pertama
00:14:37
mereka dan komen share itu selalu
00:14:40
berdampak ya. IG enggak susah cuman ya
00:14:41
ini branding. Jadi di sinilah foto-foto
00:14:44
terbaik kita ditunjukin, kehidupan kita
00:14:46
ditunjukin dan lain sebagainya. YouTube
00:14:47
kurang lebih kayak TikTok tadi CTR ya.
00:14:50
YouTube itu yang paling penting itu
00:14:52
thumbnail sama judul teman-teman.
00:14:55
Nah, ini cocok untuk konten panjang,
00:14:57
cocok untuk explanation video, cocok
00:14:59
untuk menjelaskan visi misi dan lain
00:15:00
sebagainya. Tapi retensi orang nonton
00:15:02
juga penting. Tapi yang pertama itu
00:15:04
CTR-nya, click rate-nya. Makanya judul
00:15:07
thumbnail itu penting. Nah, bodohnya
00:15:08
orang seringkiali thumbnail dan judul
00:15:10
itu sama. Itu adalah sebuah kesalahan.
00:15:12
Kenapa demikian? Karena dengan thumbnail
00:15:14
dan judul yang berbeda, lu punya dua
00:15:16
bait yang berbeda.
00:15:19
Nah, ini based on selera lagi dan bas on
00:15:21
market lagi. Kalau gua enggak akan
00:15:23
pernah bikin thumbnail dengan tulisan
00:15:24
clickbait. Alaha Om Dedy K bujar.
00:15:26
Enggak,
00:15:27
enggak. Yang diomongin apa ya? Kayak
00:15:30
kemarin gua podcast sama dia. Musuh
00:15:32
nomor satu pemerintah. Allahu
00:15:34
Akbar. Jangan pernah buat video di bawah
00:15:37
10
00:15:37
menit. Logiknya simpel.
00:15:41
Karena multiplay iklan itu cuma bisa
00:15:43
diplay di 10 menit, di bawah 10 menit
00:15:45
atau di bawah 8 menit itu cuma satu
00:15:47
iklan. Dan sebagai perusahaan logiknya
00:15:48
kayak gimana? Kita tentu akan menaikkan
00:15:50
video yang bisa bikin kita untung.
00:15:53
Makanya harus dibuat 10 menit.
00:15:56
Thumbnail-nya bagus, durasinya bagus,
00:15:59
share-nya banyak, kontennya oke,
00:16:01
relevansinya oke,
00:16:03
maka bakal kick off, bakal take off itu
00:16:06
konten YouTube. Okay.