Prabowo Menang bukan Karena Joget dan Gemoy!

00:16:11
https://www.youtube.com/watch?v=vS4egbEEn6E

Sintesi

TLDRVideo ini menjelaskan peranan komunikasi dalam membentuk realitas dan peradaban manusia. Komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga menciptakan konsensus yang membentuk nilai-nilai sosial, seperti uang dan negara. Dalam konteks politik, komunikasi berfungsi untuk membangun simpati dan dukungan publik. Video ini juga membahas bagaimana otak manusia memproses informasi melalui berbagai bagian yang berfungsi untuk emosi, insting, dan logika. Selain itu, strategi komunikasi di media sosial seperti TikTok dan Instagram sangat penting untuk mencapai tujuan politik dan sosial, dengan penekanan pada pentingnya konten yang menarik dan relevan.

Punti di forza

  • 🗣️ Komunikasi adalah fondasi peradaban.
  • 💵 Uang adalah hasil dari kesepakatan komunikasi.
  • 🏛️ Negara adalah produk dari komunikasi kolektif.
  • 🧠 Otak manusia memproses informasi melalui emosi dan logika.
  • 📱 Media sosial mempengaruhi opini publik.
  • 🤝 Simpati adalah kunci dalam politik.
  • 📈 Strategi komunikasi yang baik meningkatkan pengaruh.
  • 🎥 Konten menarik di media sosial penting untuk viral.
  • 🔍 Memahami audiens adalah kunci sukses komunikasi.
  • 📊 Retensi dan interaksi penting untuk viralitas konten.

Linea temporale

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Dalam video ini, pembicara membahas pentingnya komunikasi dalam membentuk realitas dan peradaban. Ia menjelaskan bahwa komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang siapa yang menentukan realitas. Negara dan uang adalah contoh produk dari komunikasi yang disepakati bersama. Pembicara juga menyoroti hak asasi manusia untuk berbicara dan tidak berbicara, serta tantangan yang dihadapi dalam komunikasi politik saat ini.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pembicara melanjutkan dengan membahas bagaimana komunikasi politik berfungsi dan bagaimana strategi komunikasi dapat mempengaruhi hasil pemilihan. Ia menjelaskan tentang struktur otak dan bagaimana emosi serta simpati memainkan peran penting dalam politik. Contoh yang diberikan adalah bagaimana Pak Prabowo memenangkan pemilihan dengan menarik simpati publik, bukan hanya melalui argumen rasional, tetapi juga melalui momen emosional yang menghubungkan dengan pemilih.

  • 00:10:00 - 00:16:11

    Di bagian akhir, pembicara membahas tentang penggunaan media sosial, khususnya TikTok dan Instagram, dalam konteks komunikasi politik. Ia menjelaskan bagaimana algoritma dan strategi konten dapat mempengaruhi viralitas dan branding. Pembicara menekankan pentingnya thumbnail dan judul dalam video YouTube, serta bagaimana konten yang relevan dan menarik dapat meningkatkan retensi penonton dan interaksi.

Mappa mentale

Video Domande e Risposte

  • Apa yang dimaksud dengan komunikasi sebagai pencipta realitas?

    Komunikasi menciptakan konsensus dan kesepakatan yang membentuk persepsi kita tentang dunia, termasuk nilai uang dan konsep negara.

  • Mengapa komunikasi penting dalam politik?

    Komunikasi membangun simpati dan dukungan publik, yang sangat penting untuk keberhasilan seorang politisi.

  • Bagaimana cara kerja otak dalam memproses informasi?

    Otak manusia memiliki bagian yang berbeda untuk memproses emosi, insting, dan logika, yang mempengaruhi bagaimana kita merespons informasi.

  • Apa peran media sosial dalam komunikasi politik?

    Media sosial seperti TikTok dan Instagram berfungsi untuk menyebarkan informasi dan membangun branding, serta mempengaruhi opini publik.

  • Mengapa penting untuk memahami strategi komunikasi di media sosial?

    Strategi komunikasi yang baik dapat meningkatkan visibilitas dan pengaruh di media sosial, yang penting untuk mencapai tujuan politik atau sosial.

Visualizza altre sintesi video

Ottenete l'accesso immediato ai riassunti gratuiti dei video di YouTube grazie all'intelligenza artificiale!
Sottotitoli
id
Scorrimento automatico:
  • 00:00:11
    Kalau matematika itu adalah bahasa
  • 00:00:14
    logika, Teman-teman. Ekonomi itu adalah
  • 00:00:16
    tentang menentukan pilihan, maka
  • 00:00:17
    komunikasi apa coba? Seni. Oke. Rasa?
  • 00:00:22
    Rasa kebebasan, informasi. Oke. Ketika
  • 00:00:26
    kita belajar antropologi dan kita
  • 00:00:27
    belajar manusia, kita akan memahami
  • 00:00:29
    bahwa komunikasi adalah fondasi
  • 00:00:32
    peradaban sekarang.
  • 00:00:35
    [Musik]
  • 00:00:52
    Komunikasilah yang menciptakan apa yang
  • 00:00:54
    disebut realitas. Kita tahu itu kertas,
  • 00:00:56
    bahwa kertas itu adalah uang, itu hasil
  • 00:00:59
    dari komunikasi dan kesepakatan bersama
  • 00:01:01
    tentang nilainya. Maka jadilah itu uang.
  • 00:01:03
    Tanpa komunikasi itu tetaplah
  • 00:01:06
    kertas. Paham kan? Negara. Negara itu
  • 00:01:09
    kan imaginari kolektif kita semua ya.
  • 00:01:12
    enggak ada bentuk aslinya tuh dengan
  • 00:01:14
    simbol, bendera, bahasa, dan segala
  • 00:01:16
    macam kita paham. Nah, itulah produk
  • 00:01:18
    komunikasi. Ketika gua baca semua buku
  • 00:01:20
    komunikasi tadi, gua gua sampai kepada
  • 00:01:22
    satu kesimpul lagi nih, Teman-teman.
  • 00:01:24
    Komunikasi itu realitas, gitu. Bukan
  • 00:01:27
    cuman soal menyampaikan pesan, tapi soal
  • 00:01:31
    siapa yang menentukan
  • 00:01:40
    realitas. Komunikasi itu pencipta
  • 00:01:43
    realitas.
  • 00:01:45
    Politik itu panggung realitas. Internet
  • 00:01:49
    atau
  • 00:01:49
    digital itu penguji realitas. Kita balik
  • 00:01:53
    lagi ee konsensual manusia gitu. Manusia
  • 00:01:56
    itu punya hak azazi untuk bicara dan
  • 00:01:58
    tidak berbicara.
  • 00:02:00
    I kan ya enggak teman-teman jadi kayak
  • 00:02:03
    kayak saya sering diprotes baru baru
  • 00:02:05
    kemarin baru pagi ini saya diprotes. Mas
  • 00:02:08
    kenapa diam soal ijazah palsu
  • 00:02:11
    gitu. Mungkin ke depannya mau gimana Pak
  • 00:02:15
    Jokowi kalah di pengadilan itu enggak
  • 00:02:16
    mungkin orang UGM-nya bilang itu asli.
  • 00:02:18
    dalam posisi ini adalah menjelaskan
  • 00:02:21
    sebagai sebuah lembaga yang memiliki
  • 00:02:24
    dokumen ini ee mahasiswa kami dulu atau
  • 00:02:27
    tidak dan lulus atau tidak. Itu sudah
  • 00:02:30
    kami jelaskan dan Joko Widodo itu lulus
  • 00:02:33
    pada November ya
  • 00:02:36
    ee 5 November 1985.
  • 00:02:46
    Kenapa isu ini yang harus dinaikin ya
  • 00:02:49
    kan Pak Jokowinya main pula kan enggak
  • 00:02:52
    mau tunjukin ijazah katanya
  • 00:02:56
    nih nih nih nih eh kalian gak boleh kata
  • 00:02:58
    dia time roman segala macam foto ditanya
  • 00:03:02
    kaca kok enggak pakai kacamata Pak kalau
  • 00:03:04
    orang ini enggak main tentu dia jelasin
  • 00:03:06
    oh enggak kacamata saya pecah enggak ada
  • 00:03:09
    duit untuk ganti orang ini presiden dua
  • 00:03:11
    kali
  • 00:03:12
    loh Orang tuh kadang lupa Pak Jokowi itu
  • 00:03:15
    seorang proletar, seorang Korea kalau
  • 00:03:17
    kata Pak Babang Pacul ya, tanpa darah
  • 00:03:20
    biru, bisa punya kekuasaan dan kekuatan
  • 00:03:23
    tanpa
  • 00:03:24
    partai. Sebesar itu gitu apalagi isu
  • 00:03:27
    ijazah doang. Dua periode. Dua periode
  • 00:03:30
    saya sampai simulasikan. Lu bayangin deh
  • 00:03:32
    pengadilannya nanti nih Pak Jokowi
  • 00:03:33
    ditanya ijazahnya. Halo Pak Jokowi,
  • 00:03:36
    ijazahnya palsu atau asli? Asli. UGM
  • 00:03:39
    asli enggak? Yang ngeluarin asli.
  • 00:03:40
    Selesai.
  • 00:03:42
    Sesimpel itu, sesimpel itu sampai
  • 00:03:44
    enggak, Bang. Masih ada peluang itu yang
  • 00:03:46
    penting ada foto aslinya diuji forensik
  • 00:03:48
    ke Singapura.
  • 00:03:50
    Ngapain? Ngapain? Oh, misalnya kalau di
  • 00:03:52
    Singapura keluar, wah ini hasilnya
  • 00:03:54
    palsu. OGM-nya bilang asli kok.
  • 00:03:58
    Ke
  • 00:03:59
    mana? Nah, itu dalam dalam komunikasi
  • 00:04:02
    politik juga dijelasin Bapak, Ibu semua
  • 00:04:04
    biar nantinya juga kita ya ada red
  • 00:04:06
    hearing kan.
  • 00:04:08
    hearing, ada hal yang emang maintenance,
  • 00:04:11
    sesuatu yang bisa lu kontrol gitu. Nah,
  • 00:04:13
    sebenarnya lebih kayak gitu. Nah, balik
  • 00:04:15
    lagi ke pertanyaan abangnya. Kenapa
  • 00:04:16
    orang pintar diam? Karena problem
  • 00:04:19
    problem yang ada di dalam komunikasi
  • 00:04:21
    masa kita sekarang itu
  • 00:04:23
    beyond dari kecerdasan yang ada
  • 00:04:26
    sekarang. Pada akhirnya karena mereka
  • 00:04:28
    merasa beond, semakin kita terisi,
  • 00:04:30
    semakin kita tahu problematika yang ada
  • 00:04:32
    di dalam diri kita dan dalam struktur
  • 00:04:34
    ini. Kita harus bisa mengartikulasikan
  • 00:04:37
    itu dengan baik, mengkomunikasikan itu
  • 00:04:39
    dengan baik, dan kita harus punya
  • 00:04:41
    orang-orang yang emang bersedia untuk
  • 00:04:44
    fight with
  • 00:04:45
    it. Nah, itulah problemnya. Dan akhirnya
  • 00:04:48
    jadi lingkaran setan kan yang ngomong
  • 00:04:50
    yang pintar makin diam, yang berisik
  • 00:04:52
    makin ribut dan akhirnya kita buat
  • 00:04:54
    konten di TikTok.
  • 00:04:56
    Ya, itulah hasilnya. Pada komentar,
  • 00:04:59
    komentarnya pada wah main blowing
  • 00:05:01
    sekali. Lagi ngomen apa-apa. Mandi dulu,
  • 00:05:02
    Bang.
  • 00:05:03
    [Tertawa]
  • 00:05:06
    Katanya. Ah, gua enggak percaya sama lu
  • 00:05:08
    gitu loh. Tampang lu orang susah
  • 00:05:12
    kat kita sih biasa. Ah, enggak apa-apa
  • 00:05:15
    santai
  • 00:05:16
    aja. Emang aku jelek banget.
  • 00:05:21
    Itu itu itu yang terjadi dan itu yang
  • 00:05:23
    salah satu itulah kenapa dan memang
  • 00:05:25
    harus di-encourage semakin banyak.
  • 00:05:27
    Makanya itu yang udah tak tak bilang
  • 00:05:29
    kita hidupkan ruang publik, kita
  • 00:05:31
    hidupkan diskursus kritik mau
  • 00:05:32
    sekeras-kerasnya it's oke enggak masalah
  • 00:05:34
    respon enggak masalah yang penting lu
  • 00:05:36
    enggak buat kriminal aja. Tahati
  • 00:05:38
    kaidahnya jangan ambil hak orang lain.
  • 00:05:40
    That's it. Nah, sekarang kita masuk ke
  • 00:05:42
    bagan otak teman-teman dan balik lagi
  • 00:05:45
    take fast taking slow itu buku yang
  • 00:05:47
    wajib kalian beli kalau kalian punya
  • 00:05:48
    uang.
  • 00:05:51
    Nah, kayak gimana gambar otaknya? Kalau
  • 00:05:53
    enggak salah kayak gini. Set, set, set.
  • 00:05:57
    Imbik, set, otak belakang. Batang. Udah
  • 00:06:01
    bentuk otak atau paus
  • 00:06:03
    ini? Otak. Otaklah ya. Otaklah. Sit sit
  • 00:06:08
    sit. Ini
  • 00:06:11
    kegedean. Dah. Ini nyebutnya reptil.
  • 00:06:15
    Bagian reptil. Ini prefrontal.
  • 00:06:18
    ee bagian otak paling baru. Nah, biasa
  • 00:06:21
    informasi itu masuknya dari Limbik nih.
  • 00:06:22
    Limbik ini soal simpati, emosi, memori,
  • 00:06:26
    powerful. Sangsang powerful. Ini yang
  • 00:06:29
    menentukan nasib politisi itu.
  • 00:06:31
    Selanjutnya nanti kita jelasin. Nah, ini
  • 00:06:34
    bagian reptil itu insting survive. Ini
  • 00:06:38
    bagian otak paling tua. Itulah kenapa
  • 00:06:40
    kalian sering
  • 00:06:41
    dengarkan antek asing. Kita akan hancur,
  • 00:06:44
    negara akan bangkrut supaya apa? supaya
  • 00:06:47
    ini aktif. Nah, ini yang terakhir yang
  • 00:06:50
    tadi masuk ke sistem dua,
  • 00:06:54
    logik, visi rasional rasional
  • 00:06:59
    lambat lambat karena dia enggak akan
  • 00:07:03
    bisa aktif kalau ya itu tadi ini sudah
  • 00:07:06
    ngerasa puas atau ini enggak cukup
  • 00:07:08
    tenang, enggak akan aktif ini. Makanya
  • 00:07:10
    harus semuanya dimulai dari sini. Bukan
  • 00:07:12
    ini enggak ada yang negatif positif ya,
  • 00:07:14
    tapi inilah kerja otaknya kita. Pak
  • 00:07:16
    Prabowo menang apakah karena joget apa
  • 00:07:18
    gemo no. Salah satu moment of truth Pak
  • 00:07:21
    Prabowo menang dan mengunci kemenangan
  • 00:07:22
    adalah debat. Pendukung Mas Anis,
  • 00:07:24
    pendukung Pak Ganjar itu senang di
  • 00:07:27
    Twitter ngelihat wah savage argumenn
  • 00:07:29
    yang kuat dan segala macam. Pak Prabowo
  • 00:07:30
    menang karena
  • 00:07:34
    ekspresi orang tua gitu
  • 00:07:37
    kan kok gini ya gitu. Nah itu itu momen
  • 00:07:42
    kemenangan. Kenapa? Karena ini tadi
  • 00:07:44
    orang enggak peduli nih seberapa banyak
  • 00:07:47
    yang melihat dari sisi ini. Salah tidak.
  • 00:07:49
    Itulah politik, itulah komunikasi. Kalau
  • 00:07:52
    terus-terusan maksa orang untuk naik
  • 00:07:54
    level di sini, maka pendidikan kita
  • 00:07:55
    harus
  • 00:07:56
    diperbaiki, SDM kita harus diperbaiki.
  • 00:07:58
    Itulah kenapa Malaka ada.
  • 00:08:01
    Karena kalau keadaannya sekarang ya mati
  • 00:08:03
    saya.
  • 00:08:09
    Orang-orang memilih Pak Prabowo bukan
  • 00:08:10
    karena makan siang gratis.
  • 00:08:13
    itu sudah masuk ke sini sebenarnya
  • 00:08:14
    karena program rasional ya. Rasional
  • 00:08:16
    visi masuk atau enggak? Enggak. Pak
  • 00:08:19
    Prabowo sudah menang duluan di
  • 00:08:20
    sini di limbiknya ini. Siapa pemilih Pak
  • 00:08:24
    Prabowo di sini? Peduli sama makan siang
  • 00:08:26
    gratisnya?
  • 00:08:27
    Mbak fight berkali-kali.
  • 00:08:30
    Terus dia nunjukin kucing. Kucing. Bobi.
  • 00:08:34
    Iya.
  • 00:08:35
    terus datang jenguk ang anak bawa bunga.
  • 00:08:38
    Strategi Pak Prabowo ketika kita bicara
  • 00:08:40
    komunikasi politik diilise atau enggak
  • 00:08:43
    modal politiknya modal komunikasinya
  • 00:08:46
    sudah dari
  • 00:08:47
    2009. Makanya ada yang bilang, "Wah,
  • 00:08:49
    Prabowo menang karena joget
  • 00:08:51
    gemoy." Anda perlu datang ke kelas ini
  • 00:08:54
    berarti untuk ngelihat bigger
  • 00:08:56
    picture-nya gitu. Siapapun yang bisa
  • 00:08:57
    merebut simpati, dia merebut pelanggung.
  • 00:09:00
    Mau dia dapat simpati itu dengan cara
  • 00:09:02
    apapun, selama simpati itu sudah dapat,
  • 00:09:04
    dia merebut panggung. Mau itu dipakai
  • 00:09:06
    dengan cara ngasih makan kucing, ee
  • 00:09:10
    nemuin anak atau jala atau joget, tapi
  • 00:09:12
    yang kunci kemenangannya itu disimpati,
  • 00:09:15
    bukan di jogetnya. Disebut aja angkanya
  • 00:09:17
    berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh.
  • 00:09:19
    Jangan di bawah lima. Sebut aja berapa.
  • 00:09:22
    11, Mas, dari 100.
  • 00:09:27
    Ini sedikit ngajari kendel Mas Anis biar
  • 00:09:29
    berani.
  • 00:09:31
    Karena kalau kunci kemenangannya dijoget
  • 00:09:33
    ya Pak Anis joget juga dong. Pak Ganjar
  • 00:09:36
    joget juga dong ya. Karena dia enggak
  • 00:09:37
    mau enggak. Kalau dia tahu dia menang
  • 00:09:39
    dia pasti joget
  • 00:09:40
    itu dua-duanya karena tahu ya bukan dia.
  • 00:09:44
    Karena game of simpatinya enggak dapat
  • 00:09:46
    di situ. Apa, Mas? Kalau yang paling
  • 00:09:49
    pasti menang. Iya iya iya. itu kalau
  • 00:09:51
    kalau kuncinya dijoget sama gemoy siapa
  • 00:09:54
    paling lunak dan paling gimana ya
  • 00:09:56
    bahasanya ya gemoy kan udah ini sudah
  • 00:09:59
    selesai di sini bahkan orang enggak
  • 00:10:01
    perlu lagi di sini karena di sini sudah
  • 00:10:02
    puas mereka tapi kalau pertarungannya
  • 00:10:05
    Pak Ganjar sama Pak Anis enggak ada Pak
  • 00:10:07
    Prabowo pasti sampai di level ini orang
  • 00:10:09
    akhirnya contoh paling nyata Pak Ahok
  • 00:10:10
    sama Pak Anis sudah sampai di level in
  • 00:10:12
    walaupun ininya masih berpengaruh
  • 00:10:14
    sentimen dan Pak Ahok sama Pak Anis itu
  • 00:10:17
    lebih gila lagi udah ke bagar reptil
  • 00:10:20
    Soalnya sudah masuk agama kan. Kalau
  • 00:10:22
    kita tanya ke bilik suara, "Kenapa pilih
  • 00:10:24
    Pak Prabowo?" Kasihan mah sudah tiga
  • 00:10:26
    kali. Dan itu benar-benar ada. Iya. Iya.
  • 00:10:28
    Iya kan? Oke, sekarang masih ada masalah
  • 00:10:31
    otak ini. Ini masalah Indonesia kok.
  • 00:10:34
    Masalah otak
  • 00:10:37
    ya. Orang ngriset Trump itu riset
  • 00:10:40
    terbaiknya berasal dari pebencinya gitu.
  • 00:10:43
    Itu Trump. Supaya apa? supaya trumnya
  • 00:10:45
    enggak menang lagi. Eh, dia evolusi lagi
  • 00:10:49
    dan dia dapat momen kan.
  • 00:11:00
    [Musik]
  • 00:11:03
    Sap dah selesai itu
  • 00:11:05
    memilik limbik limik limbik anak. Wah, I
  • 00:11:09
    take a bullet for democracy. Katanya hm.
  • 00:11:14
    Siapa yang bisa menang lagi itu? Kamala
  • 00:11:16
    Haris nih endorse-nya Taylor Swift.
  • 00:11:18
    Kurang apa Taylor Swift? Enggak peduli
  • 00:11:20
    Trump. Trump cuma ngomong sama Joe Rogen
  • 00:11:22
    sama Mike Tyson. Enggak, enggak Taylor
  • 00:11:24
    Swift. Enggak Raffi Ahmad dia. Enggak.
  • 00:11:27
    Jo Rogan
  • 00:11:29
    Elon dia
  • 00:11:31
    menang. Ya, itu Kamala Haris udah lagu
  • 00:11:34
    ngendorse artis besar keluar case-nya
  • 00:11:36
    PDD. Selesai. Gua langsung ke poinnya
  • 00:11:38
    aja. Pertama TikTok.
  • 00:11:40
    TikTok itu yang paling pertama dia ada
  • 00:11:42
    satu fase nih. TikTok tiga fase ini
  • 00:11:45
    viral akhirnya viral. Ini testing kedua
  • 00:11:48
    ini testing pertama. Mau follower lu 10
  • 00:11:51
    sekalipun lu masih punya kemungkinan
  • 00:11:53
    untuk dapatin view sampai puluhan juta.
  • 00:11:55
    Kalau tiga step
  • 00:11:57
    ini lewat. Pertama, ketika kita bikin
  • 00:12:01
    konten TikTok secara random itu bakal
  • 00:12:04
    menguji ke 300 sampai 500 orang
  • 00:12:07
    nonfollower untuk nonton itu, ya kan?
  • 00:12:10
    Nah, ketika itu lewat dia bakal
  • 00:12:13
    menguji
  • 00:12:15
    retensinya berapa banyak yang
  • 00:12:18
    menyelesaikan
  • 00:12:20
    itu, menyelesaikan video itu. Nah,
  • 00:12:23
    ketika retensi sudah selesai, berapa
  • 00:12:25
    yang komen terus like bahkan share.
  • 00:12:30
    Nah, setelah ini semua, oh ini terpenuhi
  • 00:12:32
    nih. Oh, bagus ya nonton retensinya
  • 00:12:34
    bagus, CTR-nya bagus, ee like-nya bagus.
  • 00:12:37
    Dia masuk
  • 00:12:39
    ke
  • 00:12:40
    kedua. Masuk kedua ini pengujian kedua
  • 00:12:43
    yang tadi yang 300 500 ini jadi 6.000
  • 00:12:45
    6.000 sampai 20.000 orang.
  • 00:12:48
    Nah, kalau ternyata profilingnya masih
  • 00:12:50
    bagus nih, akhirnya viral dan itulah
  • 00:12:52
    yang bikin orang sekalinya di TikTok itu
  • 00:12:54
    R juta itu bakal kounding sampai 9
  • 00:12:56
    sampai R juta. Method yang simpel,
  • 00:12:59
    bagus. Makanya hook-nya di TikTok selalu
  • 00:13:01
    penting. Hook terbaik enggak usah pakai
  • 00:13:03
    teori macam-macam itu selalu
  • 00:13:09
    why. Mengapa Prabowo
  • 00:13:11
    menang? Dibanding inilah penyebab
  • 00:13:14
    Prabowo menang. Lu bisa ngomongin Y
  • 00:13:17
    tanpa ngomongin solusi sampai akhir
  • 00:13:18
    video dan orang nonton. Ya, kenapa ya?
  • 00:13:20
    Padahal kita enggak mau tahu. Tapi
  • 00:13:21
    kenapa ya? Oh, iya juga ya. Nah, selalu
  • 00:13:23
    mulai dengan why ini. Ini TikTok kita
  • 00:13:26
    cepat aja. Terus IG. IG itu sebenarnya
  • 00:13:29
    untuk viralitas, untuk penyebaran itu
  • 00:13:32
    enggak sepak secepat TikTok, enggak
  • 00:13:34
    sebrand road TikTok. Tapi itu untuk
  • 00:13:38
    branding, branding, behind the
  • 00:13:44
    scene dan lain sebagainya. Kebutuhannya
  • 00:13:47
    itu kebutuhan directory, kebutuhan
  • 00:13:50
    persona, kebutuhan bagaimana kita mau
  • 00:13:51
    terlihat, bagaimana orang sudah kenal
  • 00:13:52
    kita dan pengin tahu lebih dalam, maka
  • 00:13:54
    mereka akan ke IG kita. Jadi, spend
  • 00:13:57
    energy so much di IG itu enggak terlalu
  • 00:13:59
    worthy kalau yang kita kejar injement.
  • 00:14:01
    Tapi kalau ketika enjustment itu sudah
  • 00:14:03
    dapat, maintenance-nya di sini.
  • 00:14:06
    Ya, algoritmnya, triknya hampir sama.
  • 00:14:08
    Tapi yang ngebedain di IG adalah reels
  • 00:14:10
    itu power-nya terlalu kuat. Semuanya
  • 00:14:13
    base-nya resels. Dan base reels itu
  • 00:14:16
    kalau misalnya interaksi juga interaksi
  • 00:14:18
    di IG itu makin sering kalian klik
  • 00:14:20
    profile-nya makin kiri dia muncul di
  • 00:14:23
    story kalian. Artinya ketika lu bikin
  • 00:14:25
    story yang menarik nih, berkait-kaitan,
  • 00:14:27
    lu akan terus muncul di ciri story orang
  • 00:14:29
    semua. Makanya gua sering nulis di story
  • 00:14:32
    penyebabnya itu dan kirnya apapun yang
  • 00:14:35
    gua buat itu jadi prioritas pertama
  • 00:14:37
    mereka dan komen share itu selalu
  • 00:14:40
    berdampak ya. IG enggak susah cuman ya
  • 00:14:41
    ini branding. Jadi di sinilah foto-foto
  • 00:14:44
    terbaik kita ditunjukin, kehidupan kita
  • 00:14:46
    ditunjukin dan lain sebagainya. YouTube
  • 00:14:47
    kurang lebih kayak TikTok tadi CTR ya.
  • 00:14:50
    YouTube itu yang paling penting itu
  • 00:14:52
    thumbnail sama judul teman-teman.
  • 00:14:55
    Nah, ini cocok untuk konten panjang,
  • 00:14:57
    cocok untuk explanation video, cocok
  • 00:14:59
    untuk menjelaskan visi misi dan lain
  • 00:15:00
    sebagainya. Tapi retensi orang nonton
  • 00:15:02
    juga penting. Tapi yang pertama itu
  • 00:15:04
    CTR-nya, click rate-nya. Makanya judul
  • 00:15:07
    thumbnail itu penting. Nah, bodohnya
  • 00:15:08
    orang seringkiali thumbnail dan judul
  • 00:15:10
    itu sama. Itu adalah sebuah kesalahan.
  • 00:15:12
    Kenapa demikian? Karena dengan thumbnail
  • 00:15:14
    dan judul yang berbeda, lu punya dua
  • 00:15:16
    bait yang berbeda.
  • 00:15:19
    Nah, ini based on selera lagi dan bas on
  • 00:15:21
    market lagi. Kalau gua enggak akan
  • 00:15:23
    pernah bikin thumbnail dengan tulisan
  • 00:15:24
    clickbait. Alaha Om Dedy K bujar.
  • 00:15:26
    Enggak,
  • 00:15:27
    enggak. Yang diomongin apa ya? Kayak
  • 00:15:30
    kemarin gua podcast sama dia. Musuh
  • 00:15:32
    nomor satu pemerintah. Allahu
  • 00:15:34
    Akbar. Jangan pernah buat video di bawah
  • 00:15:37
    10
  • 00:15:37
    menit. Logiknya simpel.
  • 00:15:41
    Karena multiplay iklan itu cuma bisa
  • 00:15:43
    diplay di 10 menit, di bawah 10 menit
  • 00:15:45
    atau di bawah 8 menit itu cuma satu
  • 00:15:47
    iklan. Dan sebagai perusahaan logiknya
  • 00:15:48
    kayak gimana? Kita tentu akan menaikkan
  • 00:15:50
    video yang bisa bikin kita untung.
  • 00:15:53
    Makanya harus dibuat 10 menit.
  • 00:15:56
    Thumbnail-nya bagus, durasinya bagus,
  • 00:15:59
    share-nya banyak, kontennya oke,
  • 00:16:01
    relevansinya oke,
  • 00:16:03
    maka bakal kick off, bakal take off itu
  • 00:16:06
    konten YouTube. Okay.
Tag
  • komunikasi
  • realitas
  • politik
  • media sosial
  • strategi komunikasi
  • otak manusia
  • simpati
  • peradaban
  • konsensus
  • informasi