00:00:00
Assalamualaikum B Selamat datang kembali
00:00:01
di guru Gembul channel kalau ada pihak
00:00:03
yang mengatakan bahwa
00:00:04
mahasiswa-mahasiswa zaman now itu tidak
00:00:07
lebih baik daripada mahasiswa-mahasiswa
00:00:10
angkatan 10 tahun atau 20 tahun yang
00:00:12
lalu Baraya Setuju enggak dengan
00:00:14
pernyataan itu kalau Beraya setuju
00:00:16
dengan pernyataan itu maka saya harus
00:00:18
mengabari bahwa kesetujuan itu memang
00:00:21
dikonfirmasi oleh beberapa indikasi dan
00:00:24
kriteria bahwa misalkan
00:00:25
mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang itu
00:00:28
secara akademik memang lebih bermasalah
00:00:31
Kemampuan mereka dalam haristik dalam
00:00:33
mencari sumber dalam mengolahnya dan
00:00:35
kemudian dalam mempresentasikannya itu
00:00:37
tidak lebih baik daripada angkatan 10
00:00:39
atau 20 tahun yang lalu setidaknya
00:00:41
begitulah pengakuan para dosen yang
00:00:43
sudah berpengalaman kemudian e secara
00:00:45
organisatoris kita juga mengetahui bahwa
00:00:48
isu-isu yang dikemukakan oleh mahasiswa
00:00:50
zaman sekarang itu sama sekali tidak
00:00:51
menggigit nampaknya ada banyak drama dan
00:00:55
kemungkinan juga disusupi oleh
00:00:56
kepentingan-kepentingan yang lain banyak
00:00:59
orang yang juga seperti itu jadi secara
00:01:01
organisatoris maupun secara akademis
00:01:04
mahasiswa-mahasiswa sekarang tidak lebih
00:01:06
baik daripada generasi 20 tahun yang
00:01:08
lalu tapi kenapa bisa seperti itu ada
00:01:11
banyak sekali faktor ada banyak sekali
00:01:13
alasan tapi kita akan memulai dari
00:01:15
beberapa hal yang sangat sederhana
00:01:17
terkait dengan sistem pendidikan di
00:01:19
Indonesia mentalitas simak videonya
00:01:22
sampai tuntas Khususnya ketika Baraya
00:01:24
adalah mahasiswa calon mahasiswa atau
00:01:27
mantan mahasiswa Yuk kita mulai
00:01:39
di tahun 2003 dan kemudian berlanjut
00:01:42
sampai tahun ini masyarakat Indonesia
00:01:45
pemerintah Indonesia dan secara khusus
00:01:47
Kementerian Pendidikan Indonesia
00:01:49
ditampar berulang-ulang dengan hasil
00:01:51
survei yang menyakitkan dari pa yang
00:01:54
selalu menyebut bahwa Indonesia adalah
00:01:57
negara penyelenggara pendidikan terburuk
00:01:59
di dunia atau salah satu yang terburuk
00:02:01
di dunia dengan menyebut dalam survei
00:02:04
anak-anak di Indonesia yang menjadi
00:02:06
siswa di sekolah itu lemah sekali dalam
00:02:09
hal matematika rendah sekali nilainya
00:02:11
dalam sains dan rendah sekali kesadaran
00:02:14
mereka untuk membaca jadi semuanya jelek
00:02:17
kalau sudah seperti itu ya masa depan
00:02:18
kayak gimana Jadi Pisa memberikan
00:02:20
penekanan kepada masyarakat Indonesia
00:02:22
dan kepada pemerintah Indonesia supaya
00:02:24
lebih memperhatikan pendidikan nah
00:02:27
tetapi pemerintah Indonesia ya bukan
00:02:30
hanya Mengubah sistem pendidikan Sejak
00:02:33
saat itu bukan hanya Mengubah sistem
00:02:35
asesmen Sejak saat itu tetapi mereka
00:02:38
melakukan tindakan-tindakan yang jauh
00:02:40
lebih cerdas lagi apa itu kan mereka
00:02:43
mikirnya gini bisa menganggap sistem
00:02:47
pendidikan Kita jelek dari mana mereka
00:02:49
mengetahuinya dari statistik dari
00:02:52
angka-angka dari numerik kan begitu maka
00:02:56
kalau misalkan kita harus Mengubah
00:02:58
sistem pendidikan kita itu jauh lebih
00:03:00
berat kalau kita nanti harus mengubah
00:03:02
anak-anak kita menjadi lebih jenius itu
00:03:04
jauh lebih lama prosesnya ada proses
00:03:06
yang lebih cepat yaitu Apa karena
00:03:09
kecerdasan anak-anak karena
00:03:10
penyelenggaraan pendidikan baik dan
00:03:12
buruknya itu dinilai dengan angka-angka
00:03:14
Ya sudah angkanya ditinggikan saja gitu
00:03:16
jadi Sejak saat itu obral nilai di
00:03:19
Indonesia itu terjadi di mana-mana dari
00:03:21
setiap sekolah setiap universitas apa
00:03:23
semuanya obral nilai coba Misalkan
00:03:25
Baraya hitung ya Baraya pernah Enggak
00:03:28
ngalami ini sebagai siswa p Baraya pasti
00:03:30
pernah mengalamin khususnya angkatan
00:03:32
tahun 2000-an ke sini gitu ya atau tahun
00:03:34
1990-an ke sini gitu kalau misalkan
00:03:37
Baraya belajar tentang suatu kemudian
00:03:39
Baraya tidak paham dan kemudian nilai
00:03:41
ulangannya jelek terus dan Baraya
00:03:43
dimarahin terus sama guru dan kemudian
00:03:44
Baraya dikasih tugas-tugas tambahan
00:03:46
untuk bisa melengkapi nilai dan
00:03:47
sebagainya dan Beraya Merasa bahwa saya
00:03:50
tidak menguasai pelajaran itu saya tidak
00:03:51
berbakat di pelajaran itu tapi pas
00:03:53
nerima rapot nilai Baraya itu KKM atau
00:03:55
bahkan hampir sama dengan nilai-nilai
00:03:57
anak yang rajin pernah enggak ngalamin
00:03:59
seperti itu pas belajar susah payah
00:04:01
ternyata enggak bisa apa-apa tapi pas
00:04:02
nilainya bagus kenapa bisa seperti itu
00:04:05
karena nilai di Indonesia itu di katrol
00:04:08
di angkatan saya nilai 6 itu sudah biasa
00:04:11
di angkatan sekarang kalau misalkan ada
00:04:13
guru yang ngasih nilai 6 itu akan
00:04:14
diuber-uber sama kepala sekolah 2 jam eh
00:04:16
2 jam 2 minggu bahkan untuk dibujuk
00:04:19
Gimana caranya agar anak itu diluluskan
00:04:21
secara KKM dan kkm-nya juga ditinggikan
00:04:23
gitu jadi 75 gitu atau 70 gitu ya
00:04:26
padahal kan KKM itu 50 juga sudah cukup
00:04:28
sebenarnya Tapi ini mah KK 70 udah itu
00:04:31
semua anaknya ada di Ren atas gitu jadi
00:04:33
anak yang paling cerdas 95 anak yang
00:04:36
paling bodoh itu 75 gitu rentangnya cuma
00:04:39
20 gitu Kenapa karena kkm-nya
00:04:41
ditinggikan dan anak-anak nilainya
00:04:43
semuanya wajib dikatrol sampai tinggi
00:04:45
gitu Nah itu terjadinya Sejak kapan ya
00:04:47
terjadi sejak tahun 2000-an itu sejak
00:04:49
Pisa menampar kita dan akhirnya kita
00:04:52
bikin cara cerdas untuk menjadi bodoh ya
00:04:55
cara cerdas kan luar biasa jadi ee Pisa
00:04:58
ngasih nilai Kita jelek dan nilai itu
00:04:59
berarti dengan angka-angka ya Ah untuk
00:05:01
menaikkan nilainya angka-angkanya
00:05:03
dinaikin gitu dan itu bukan hanya untuk
00:05:05
di sekolah tapi untuk di semua hal
00:05:07
bahkan misalkan untuk sesuatu yang
00:05:09
sangat masif dalam level nasional yaitu
00:05:11
misalkan Ujian Nasional Ujian Nasional
00:05:13
itu di Indonesia luar biasa waktu masih
00:05:16
ada itu itu setiap tahun kelulusannya
00:05:19
adalah
00:05:21
99,9% dengan angka-angka yang nyari sama
00:05:25
di seluruh Indonesia bayangkan Baraya
00:05:27
sebuah sekolah yang sangat mahal dengan
00:05:30
baju siswanya yang warna-warni itu yang
00:05:32
kelas internasional kelas apa yang
00:05:34
aneh-aneh pokok pokoknya kayak gitulah
00:05:36
programnya aneh-aneh yang sppnya sangat
00:05:38
mahal itu ternyata nilai rata-ratanya
00:05:40
hampir sama dengan siswa Papua yang
00:05:43
memiliki akses terhadap pendidikan
00:05:45
sangat rendah yang perjalanan untuk ke
00:05:47
sekolahnya sampai 4 jam jalan kaki dan
00:05:49
melewati sungai-sungai penuh buaya dan
00:05:52
di sekolahnya itu sudah reyot sudah
00:05:54
Lapuk kalau hujan kehujanan banjir
00:05:56
kebanjiran sekolah yang semacam itu
00:05:58
nilai rata-rata UN nya itu sama dengan
00:06:00
yang ada di Jakarta dengan salah satu
00:06:02
sekolah terbaik sekolah bonavit masuk
00:06:04
akal enggak sih coba Baraya Cek nilai UN
00:06:07
semuanya kok
00:06:08
99% bagus karena apa
00:06:11
diduga itu di situ banyak kecurangan
00:06:14
baik itu kecurangannya siswa dikasih
00:06:16
contekan atau guru dipaksa mengubah
00:06:19
kunci jawaban siswa dan sebagainya itu
00:06:21
sudah terjadi nah sama pemerintah pada
00:06:23
waktu itu khususnya sama Kementerian
00:06:25
bahkan Pak menterinya sampai keliling
00:06:26
Indonesia untuk menegaskan bahwa tidak
00:06:28
ada kecurangan UN dan sebagain nya tapi
00:06:30
kan itu ya itu tapi intinya
00:06:32
adalah gara-gara Pisa itu akhirnya UN di
00:06:36
Indonesia semuanya nilainya
00:06:37
tinggi-tinggi
00:06:39
99,9%. kepala sekolah dipaksa oleh dinas
00:06:42
pendidikan dalam tanda kutip ini mah
00:06:43
dalam skenario pikiran imajinatif saya
00:06:45
aja gitu ya kepala sekolah eh sama Dinas
00:06:48
Pendidikan dituntut untuk bikin nilai
00:06:51
supaya 99% lulus kalau enggak sekolahnya
00:06:53
akan dapat sanksi dan seterusnya dan
00:06:55
seterusnya Kenapa dinas memaksa seperti
00:06:57
itu karena dipaksa juga oleh Kementerian
00:07:00
Kenapa Kementerian dipaksa seperti itu
00:07:02
dipaksa karena apa Karena untuk
00:07:04
menunjukkan bahwa Indonesia itu enggak
00:07:05
bodoh-bodoh amat bahwa Indonesia itu
00:07:07
nilainya enggak jelek Buktinya apa
00:07:09
buktinya nilai UN kita
00:07:11
99% lulus dengan rata-rata nilai yang
00:07:15
sama sama rata di seluruh wilayah
00:07:17
Indonesia dari yang paling miskin sampai
00:07:19
yang paling kaya dari yang akses
00:07:21
pendidikannya dekat sampai jauh dari
00:07:23
yang mendapatkan evaluasi secara rutin
00:07:26
sampai yang tidak dan sebagainya Itu
00:07:27
semuanya nilainya relatif sama luar
00:07:30
biasa kan karena apa Karena kita
00:07:32
melakukan hal yang sangat cerdas demi
00:07:34
kebodohan kita ya ah kalau misalkan kita
00:07:37
dinilai jelek ya udah nilainya aja yang
00:07:40
dinaikin nah termasuk dalam hal ini
00:07:43
mahasiswa coba Beraya cek sekarang
00:07:46
mahasiswa-mahasiswa sekarang ketika dia
00:07:48
lulus lulus dari Universitas biasanya
00:07:53
cumlaud Datanya ada di beberapa
00:07:56
universitas yang sampai 75% kelulusan
00:07:59
itu kum laud luar biasa UGM kemarin
00:08:03
65% lulusannya kum laud kok luar biasa
00:08:07
kenapa bisa kan Cum laoud itu atau
00:08:09
ipk-nya 3,5 sekian itu atau lebih dari
00:08:12
itu itu kan sebenarnya adalah sesuatu
00:08:14
yang sangat susah dulu di angkatan saya
00:08:17
itu atau misalkan angkatan Sebelum saya
00:08:20
itu untuk mendapatkan IPK 2,9 itu
00:08:23
skripsinya itu harus nyeberang Pulau
00:08:25
untuk menemukan referensi gitu saking
00:08:27
susahnya gitu dan itu pun dapatnya ya
00:08:29
cuman segitu gitu nah zaman sekarang si
00:08:33
mahasiswa-mahasiswa presentasi aja
00:08:35
enggak bisa nyari sumber aja yang mereka
00:08:38
lakukan itu adalah nyari di Google
00:08:41
kemudian laman pertama langsung diambil
00:08:43
dimasukkan ke situ kemudian dicopas
00:08:45
doang kemudian nama penulisnya ganti
00:08:47
jadi nama kelompok kemudian ketika
00:08:49
presentasi pun baca presentasi itu baca
00:08:52
mahasiswa loh ya Mahasiswa kalau
00:08:54
presentasi baca atau baca PowerPoint
00:08:56
yang ada di situ nilainya ipk-nya 3,6
00:08:59
jadi nilai 3,6 di Indonesia Mahasiswa
00:09:02
sekarang itu adalah mereka yang
00:09:04
presentasi aja gagal haristik aja gagal
00:09:06
menyampaikan analisis saja gagal
00:09:08
berargumentasi aja gagal nilainya 3,6
00:09:11
coba cek Sekarang Baraya lihat
00:09:12
mahasiswa-mahasiswa sekarang ipk-nya
00:09:15
gede-gede gitu nah kenapa ipk-nya
00:09:17
gede-gede karena ya tadi itu ditampar
00:09:20
Wah kalau misalkan ditampar seperti ini
00:09:22
kita tunjukkan kepada dunia bahwa nilai
00:09:24
kita itu bagus-bagus ya nilainya
00:09:26
di-upgrade
00:09:28
makanya universitas-universitas di
00:09:30
Indonesia berlomba-lomba untuk bisa
00:09:32
dapat akreditasi A Untuk bisa dapat
00:09:35
akreditasi baik maka lulusannya itu
00:09:36
kumlaud semua demi akreditasi mereka
00:09:39
rela untuk menciptakan inflasi dalam
00:09:42
nilai jadi kumlaud sekarang tuh enggak
00:09:44
istimewa biasa biasa aja Kemarin saya
00:09:46
ketemu sama mahasiswa berapa ipk-nya 3,9
00:09:49
Jangan
00:09:50
sombong tunjukkan kepada saya bagaimana
00:09:52
cara berpikir secara logis Bagaimana
00:09:54
caranya berintelektual bagaimana caranya
00:09:56
berdiskusi Bagaimana caranya
00:09:58
menyampaikan gagasan pend dan yang lebih
00:10:00
penting lagi Bagaimana caranya mencerap
00:10:02
informasi sehingga menghasilkan sebuah
00:10:03
kesimpulan baru bisa engak kan gagal
00:10:06
gitu ya tidak semua mahasiswa saya
00:10:08
percaya bahwa banyak mahasiswa yang
00:10:09
masih potensial cuman maksudnya mereka
00:10:11
semua pada akhirnya menjadi korban
00:10:12
sistem di mana sistem sekarang
00:10:14
menghendaki semuanya nilainya harus
00:10:16
ditinggi-tinggikan Biar bisa
00:10:17
disombong-sombongkan biar akreditasinya
00:10:19
gampang dan sebagainya dan kenapa Eh
00:10:22
sekolah-sekolah tinggi
00:10:24
universitas-universitas dan hal yang
00:10:26
semacam itu bisa mengobral nilai seperti
00:10:28
itu ya karena ditekan agar kita
00:10:31
kelihatan lebih pintar cara cerdas untuk
00:10:34
jadi
00:10:36
bodoh dan hal-hal semacam itu Tu
00:10:38
merembet ke semua bidang misalkan dulu
00:10:40
pas ada UN pas ada bimbel gitu ya itu
00:10:42
kan kocak banget ber ngerti enggak sih
00:10:45
betapa Ironi dan betapa kocaknya dan
00:10:47
betapa kecerdasan orang Indonesia yang
00:10:49
sangat luar biasa itu benar-benar
00:10:51
diarahkan untuk menciptakan kebodohan
00:10:53
sendiri gitu kita cerdas kita jenius
00:10:55
tapi membuat merekayasa diri agar
00:10:57
menjadi bodoh gitu coba misal akan cek
00:10:59
kasus yang seperti inilah Baraya pasti
00:11:02
ingat waktu sekolah Baraya belajar
00:11:05
matematika kemudian belajar Matematika
00:11:07
itu sama sekali enggak belajar logika
00:11:09
belajar Matematika itu Baraya belajar
00:11:11
hafalan karena apa Karena ketika belajar
00:11:14
matematika Baraya dikasih rumus yang
00:11:16
harus dihafalkan Jadi kalau misalkan ada
00:11:18
masalah bentuknya seperti ini masukkan
00:11:20
ke rumus seperti ini kalau misalkan
00:11:22
Baraya menemukan rumus sendiri
00:11:25
menciptakan teori sendiri kemudian
00:11:27
mengeluarkan Sebuah Jawaban yang akurat
00:11:28
dan benar tetapi dengan rumus alternatif
00:11:31
yang berbeda maka Baraya tetap akan
00:11:33
dianggap salah sama guru karena apa
00:11:35
walaupun jawabannya benar kalau caranya
00:11:37
salah maka jawabannya salah oke dianggap
00:11:40
salah jadi kecerdasan kita untuk
00:11:42
berinovasi dorongan kita untuk berkreasi
00:11:45
itu dihalang-halangi harus menghafal
00:11:48
rumus yang ditemukan oleh lain kalau
00:11:50
kamu menemukan rumus sendiri tidak boleh
00:11:52
gitu kan satu cerdas banget kemudian
00:11:56
ketika mau ujian lalu bimbel-bimbel
00:11:59
menawarkan cara alternatif cara praktis
00:12:02
untuk bisa memecahkan soal-soal yang
00:12:04
seperti ini Padahal cara praktis yang
00:12:05
dimaksud itu sebenarnya sejak dulu tuh
00:12:08
udah tahu kita tuh sudah ngerti banyak
00:12:10
di antara kita yang sudah menemukannya
00:12:11
cuma dilarang nah tapi pas mau ujian
00:12:14
sama bimbel-bimbel dikasih yang seperti
00:12:17
itu akhirnya Apa karena kita diajarin
00:12:20
bukan menemukan sendiri kita kalau
00:12:22
menemukan sendiri dilarang tapi sama
00:12:24
bimb kemudian diajarin dikasih tahu
00:12:26
caranya ngecheat Gimana cara mendapatkan
00:12:28
rumus yang cepat bimbol-bimbol kan
00:12:30
ngasih rumus cepat semuanya ngasih rumus
00:12:32
cepat untuk menghadapi soal ini akhirnya
00:12:34
apa anak-anak tidak terbiasa untuk
00:12:36
berpikir anak-anak berpikir untuk
00:12:37
menemukan pola-pola yang paling praktis
00:12:39
untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah
00:12:41
jadi mahasiswa-mahasiswa yang akhirnya
00:12:43
digabung ke PTN itu adalah
00:12:45
mahasiswa-mahasiswa yang berpikirnya
00:12:47
praktis tidak runut tidak panjang dan
00:12:50
lain sebagainya tidak menggunakan effort
00:12:52
yang sangat luar biasa karena selama
00:12:54
mampu untuk bayar bimbel dan kemudian
00:12:56
dapat tips-tips rumus cepas Ya sudah
00:12:58
selesai gitu coba Baraya sekarang mikir
00:13:00
gini ya yang Ngapain juga kita punya
00:13:02
rumus sendiri tapi dilarang tapi
00:13:04
endingnya kita harus otak kita tuh harus
00:13:06
dikasih sesuatu yang instan dengan
00:13:08
rumus-rumus baru yang cepat gitu jadi
00:13:10
Baraya di situ Double Kill sebenarnya
00:13:12
cara cerdas untuk membuat kita bodoh
00:13:15
cerdas luar biasa karena apa anak-anak
00:13:18
yang jenius yang pintar yang bikin rumus
00:13:20
sendiri kemudian dihalang-halangi dan
00:13:21
ditutup tapi nanti menjelang UN E itu
00:13:24
dikasih lagi tetapi jangan ditemukan
00:13:27
sendiri harus pakai orang lain yang
00:13:28
bayar yang bimbel itu yang bayar gitu
00:13:31
kan Ini aneh gitu itu kan benar-benar
00:13:33
cara cerdas untuk menjadi bodoh gitu
00:13:35
ditambah lagi dan dan akhirnya kemudian
00:13:37
kan di sekolah-sekolah di mana-mana kita
00:13:40
akhirnya menemukan fenomena-fenomena
00:13:42
yang sama gitu ada sekolah favorit
00:13:46
Kenapa sih sekolah ini favorit ternyata
00:13:49
sekolah itu penyelenggaraan
00:13:51
pendidikannya biasa-biasa aja gurunya
00:13:53
biasa-biasa aja tukang Bolos juga
00:13:55
kadang-kadang tapi kenapa dia jadi
00:13:56
sekolah favorit karena kalau mau masuk
00:13:59
ke sekolah itu harus diuji harus
00:14:02
anak-anak dengan level nilai tertinggi
00:14:05
saja yang boleh masuk akhirnya yang
00:14:07
cerdas-cerdas saja yang ada di sana di
00:14:09
sana yang orang-orang yang cerdas yang
00:14:10
berpotensi yang sangat luar biasa tidak
00:14:12
dikembangkan hanya dimanfaatkan
00:14:14
kecerdasannya untuk naikin pamor sekolah
00:14:16
jadi ketika anak-anak itu ikut
00:14:19
perlombaan ikut apa pialanya dipajang di
00:14:22
sekolah kan gitu Jadi ini sebenarnya
00:14:24
adalah eksploitasi terhadap anak anak
00:14:27
yang cerdas masuk ke sini sudah masuk ke
00:14:30
sini dieksploitasi bukan untuk
00:14:31
dikembangkan kecerdasan supaya menjadi
00:14:33
lebih baik lagi tapi diarahkan agar
00:14:35
membanggakan pihak sekolah cerdas luar
00:14:38
biasa itu sekolah cerdas bahkan ada SD
00:14:41
yang tidak boleh Ada anak yang masuk ke
00:14:44
sini sebelum bisa baca tulis itu cerdas
00:14:47
luar biasa Untuk menciptakan kebodohan
00:14:49
pada masyarakat Indonesia Nah inilah
00:14:51
yang pada akhirnya membuat
00:14:54
generasi-generasi pekerja di Indonesia
00:14:57
ketika sudah lulus Universitas sudah
00:14:59
sudah lulus sekolah mereka juga
00:15:00
melakukan praktik-praktik yang sama
00:15:02
menciptakan kecerdasan yang sangat luar
00:15:04
biasa untuk membodohkan diri dan
00:15:06
masyarakat gitu jadi jadi
00:15:10
PNS kalau sudah jadi PNS disuruh kerja
00:15:13
nah e kinerja PNS dihitung dari mana
00:15:17
Dari penyerapan anggaran yang luar biasa
00:15:20
bagus apa gitu ya dan sebagainya Nah
00:15:23
dari mana kita tahu penyerapan anggaran
00:15:24
itu bagus dari laporannya Jadi mereka
00:15:26
enggak kerja sama sekali yang penting
00:15:28
lapor perya bagus mereka enggak
00:15:31
ngapa-ngapain yang penting rapatnya
00:15:33
harus di sini apanya Di sini sehingga
00:15:34
anggaran nanti pas akhirnya ketahuan
00:15:36
sudah terkeluarkan semuanya itu kan
00:15:38
cerdas gitu Jadi mereka enggak usisa
00:15:40
ngapa-ngapain yang penting laporannya
00:15:42
bagus di semua bidang kan seperti itu
00:15:44
Pemilu demi menunjukkan bahwa kita
00:15:46
demokrasi ya laporannya saja gitu
00:15:50
statistiknya saja esensinya apa ya bukan
00:15:53
seperti itu Nah jadi mohonlah Baraya
00:15:56
Semua Untuk menghentikan cara-cara
00:15:58
seperti ini kita itu masyarakat yang
00:15:59
cerdas kita masyarakat yang hebat bukti
00:16:02
bahwa kita mampu merekayasa sebuah
00:16:04
mekanisme dan sebuah sistem yang begitu
00:16:06
rumit dan ngejelimetnya untuk
00:16:08
menciptakan kebodohan kita itu
00:16:10
menunjukkan bahwa kita tuh cerdas coba
00:16:12
gunakan kecerdasan itu gunakan potensi
00:16:14
yang besar itu untuk membangun bangsa
00:16:16
untuk membangun diri untuk membuat diri
00:16:18
kita lebih bermanfaat untuk orang lain
00:16:20
untuk membuat bangsa ini dihormati oleh
00:16:22
bangsa-bangsa lain dengan temuan-temuan
00:16:24
baru dengan kontribusi terhadap dunia
00:16:26
dan lain sebagainya kecerdasan itu kita
00:16:29
gunakan untuk sesuatu yang positif bukan
00:16:31
untuk malah membodohkan diri sendiri
00:16:32
ngapain juga sih kita menciptakan
00:16:35
kemunafikan-kemunafikan untuk Akhirnya
00:16:36
bisa leha-leha santai dan terus-terusan
00:16:38
dibully sama masyarakat dunia Terima
00:16:41
kasih karena sudah menyimak saya guru
00:16:42
Gembul yang suka marah-marah Kalau bahas
00:16:44
tentang pendidikan asalamualaikum
00:16:45
warahmatullahi wabarakatuh