00:00:01
[Musik]
00:00:05
apa yang kita bisa alami di dalam
00:00:08
kehidupan kita
00:00:12
sebetulnya
00:00:14
semua kebahagiaan yang anda alami
00:00:18
semua penderitaan yang kita alami
00:00:22
itu sebetulnya tanaman kita sendiri
00:00:29
tapi Apakah anda tahu sampai di situ
00:00:34
dalam kehidupan anda sehari-hari
00:00:38
ketika Anda berjalan dan kaki Anda
00:00:41
menabrak meja
00:00:43
yang anda salahkan orang lain Siapa ini
00:00:47
meletakkan meja di sini bikin saya
00:00:50
nabrak Kaki saya sakit aduh aduh
00:00:54
[Musik]
00:00:57
belum tahu bahwa itu tanaman anda
00:00:59
sendiri yang anda panen Jangan
00:01:01
mengatakan siapa ini
00:01:04
yang manen manggis Padahal saya nanam
00:01:07
manggis lho ya memang Anda yang nanam
00:01:10
manggis yang mesti panen manggis Ketika
00:01:11
anda menanam penyakit ada menyakiti
00:01:14
makhluk lain
00:01:16
apapun buahnya pasti datang pada diri
00:01:20
Anda
00:01:21
pembantu Anda meletakkan meja dengan
00:01:24
cara yang salah anak-anak membuang kulit
00:01:27
pisang dengan cara sembarangan sehingga
00:01:30
kita kepeleset
00:01:32
itu hanya jalan
00:01:36
tetapi
00:01:37
kenapa anak Anda buang kulit pisang
00:01:42
berkali-kali anda tidak jatuh tetapi
00:01:45
kenapa hari ini kepleset karena hari ini
00:01:49
Karma buruk kita matang
00:01:52
bukan anaknya yang salah
00:01:56
tetapi perilaku kita sendiri
00:02:00
Berapa kali dalam kehidupan kita selalu
00:02:03
menyalahkan orang lain
00:02:05
Dharma ajaran Sang Buddha
00:02:08
tidak mengajarkan seperti itu Dharma
00:02:12
ajaran Sang Buddha ketika melihat
00:02:14
penderitaan bukan mencari sebab di luar
00:02:19
Pangeran Sidharta sebagai contoh ketika
00:02:22
melihat tua sakit dan mati sebagai
00:02:25
penderitaan
00:02:27
beliau bukan menyalahkan Lho kenapa saya
00:02:32
kok dilahirkan jadi saya tua sakit dan
00:02:35
mati Bukan
00:02:37
tetapi ketika beliau mencapai kesucian
00:02:39
adalah karena menyadari
00:02:42
tua sakit dan mati ini adalah buah
00:02:44
perbuatannya sendiri sehingga karena
00:02:48
kemelekatannya Maka manusia lahir
00:02:50
kembali Lahir Kembali Lahir Kembali
00:02:52
sehingga kalau kemelekatannya
00:02:53
dilenyapkan kemelekatannya dikurangi
00:02:55
kemelekatannya bisa dihilangkan
00:02:58
kelahiran kembali itu pun bisa
00:03:00
dihentikan jadi tidak menyalahkan
00:03:03
siapapun juga
00:03:06
ketika usaha anda sepi
00:03:10
Jangan menyalahkan bom Bali
00:03:13
[Musik]
00:03:15
Duh gara-gara bom Bali saya sepi
00:03:25
Kenapa
00:03:26
karena bom Bali juga bisa menimbulkan
00:03:28
usaha yang ramai Apa itu
00:03:33
wartawan
00:03:36
Wah meriah sekali dia tiap hari menulis
00:03:39
sampai hari beritanya berhari-hari itu
00:03:42
minggu pertama minggu kedua
00:03:46
perang Irak berhari-hari itu bisnis
00:03:49
besar untuk jurnalistik
00:03:52
ya kan orang anda kan diisinya kan
00:03:56
perang semua tuh tiap hari sampai
00:03:58
mungkin ibu-ibu pusing ibu-ibu senangnya
00:04:00
yang acara masak-masak acara bintang
00:04:04
film ini ada yang Kawin Cerai Apa yang
00:04:06
apa bintang film biduran aja jadi jadi
00:04:10
berita ah ibu-ibu cari yang itu kok
00:04:13
isinya perang terus bingung lah lihatnya
00:04:18
karena itu bukan usaha sepi karena
00:04:20
perang bukan usaha sepi karena bukan
00:04:23
usaha sepi karena tetangga membuka
00:04:26
misalnya
00:04:27
toko yang sama
00:04:30
usaha sepi adalah karena Karma buruk
00:04:34
saya berbuah
00:04:39
anak saya sakit
00:04:43
bukan karena
00:04:45
wanitanya Oh dibawa temennya ketularan
00:04:50
tetangganya ketularan bukan anak kita
00:04:53
sakit adalah karena buah Karma buruk
00:04:57
yang kita miliki
00:05:02
semua orang hari ini takut dengan SARS
00:05:10
tapi Berapa banyak tuh yang kena
00:05:13
apa kalau sudah pakai masker nggak kena
00:05:16
belum tentu
00:05:19
belum tentu kan
00:05:21
apakah yang tidak pakai masker selalu
00:05:23
dikenal juga belum tentu itu adu Karma
00:05:32
saudara-saudara ada beberapa kasus di
00:05:35
Jawa yang saya belum lihat di sini
00:05:38
toko kalau di Jawa itu ngumpul sejenis
00:05:44
toko buah semua toko buah semua
00:05:47
berjejer-jejer di sini ya
00:05:50
nggak ya
00:05:52
terus pompa ban
00:05:55
itu semua
00:05:59
jejer-jejer-jejer banyak sekali di sini
00:06:01
juga ndak begitu untung
00:06:05
cuman jadi sulit melihat Aduh Karma
00:06:10
karena kalau di Jawa Anda ke Surabaya
00:06:13
saja itu gampang sekali lihat kan toko
00:06:16
buah semua Toko Emas satu daerah itu
00:06:18
toko emas semua
00:06:20
kemudian onderdil onderdil semua itu
00:06:24
kalau di Gedung Doro itu ya
00:06:32
yang Heran saudara-saudara apa yang
00:06:35
menghilangkan
00:06:37
semua tokoh itu semua kios itu semua
00:06:42
penjual itu bisa menghidupi keluarganya
00:06:46
apa nggak aneh Kalau Anda sendirian di
00:06:50
kota ini lalu Jualan buah laris itu
00:06:53
normal
00:06:55
karena tidak ada saingan
00:06:57
tapi jualan sederet anda tetap bisa
00:07:01
menghidupi keluarga anda tetap bisa
00:07:04
menyekolahkan anak-anak dan itu
00:07:06
jualannya juga bertahan berbelas-belas
00:07:08
tahun itu yang luar biasa
00:07:12
kenapa Karena di dalam kehidupan ini
00:07:15
kita sebetulnya Aduh Karma
00:07:18
kebahagiaan yang kita miliki adalah buah
00:07:21
dari perbuatan kita sendiri
00:07:23
sebaliknya keburukan penderitaan
00:07:26
kejengkelan
00:07:27
itu juga buah perbuatan kita kalau kita
00:07:31
sudah menyadari seperti itu kita akan
00:07:35
takut melakukan kejahatan itu otomatis
00:07:39
Anda suka gosip
00:07:42
jangan salah kalau nanti anda di
00:07:44
belakang di gosip orang itu tanaman anda
00:07:48
sendiri soalnya
00:07:52
anda akan
00:07:53
Siapa yang buka toko ini kira-kira yang
00:07:56
punya karyawan
00:07:57
hampir semua ya baik pada waktu terima
00:08:01
karyawan kan Anda ada wawancara tuh
00:08:04
ada nggak
00:08:06
ada biasanya kan ditanya-tanya kamu
00:08:09
bahasa belum kerja di sini kerja di mana
00:08:12
Oh kerja di si A Ngapain keluar
00:08:21
tidak pasti Kenapa karena nanti satu
00:08:25
ketika dia juga akan menjual kejelekan
00:08:27
Anda ya kan
00:08:29
itu sebetulnya hukum karma
00:08:32
dia akan menjual kejelekan orang
00:08:34
akhirnya kan dia dapat nama jelek
00:08:35
sendiri Berapa kali dalam kehidupan kita
00:08:38
ini kita menjual kejelekannya orang
00:08:43
Wah Bagaimana sih
00:08:49
bener selain menjengkelkan dia waduh aku
00:08:53
pernah begini Hah berapa kali Coba itu
00:08:55
mental Anda seperti itu
00:08:59
pernah pernah belum pernah
00:09:04
itu tanaman anda
00:09:07
siap-siap nanti satu ketika anda panen
00:09:15
ngeri nggak coba
00:09:16
[Musik]
00:09:18
itu hal yang sederhana sekali kok
00:09:22
Oleh karena itu saudara-saudara ketika
00:09:25
kita mempersembahkan buah Ketika kita
00:09:27
melihat persembahan buah dan bunga coba
00:09:30
renungkan dengan baik-baik
00:09:32
bahwa semua kehidupan kita ini adalah
00:09:34
diri kita sendiri
00:09:38
dan sumber kejengkelan kita
00:09:41
sebetulnya adalah pikiran kita sendiri
00:09:45
suka dan duka itu tergantung pikiran
00:09:48
Ketika anda bisa berpikir positif Ketika
00:09:51
anda bisa berpikir yang baik
00:09:55
maka kebahagiaan selalu menjadi milik
00:09:58
anda ada satu contoh saudara saya pernah
00:10:02
berkunjung ke rumah sakit
00:10:05
di sana ada ibu yang
00:10:08
Sakit Ibu ini sudah tua umur sekitar
00:10:11
60-an
00:10:14
Dia kena kecelakaan naik mobil dan
00:10:17
tulang pinggulnya ini remuk
00:10:20
kira-kira dua bulan Mungkin dia di rumah
00:10:22
sakit
00:10:24
lalu saya berkunjung
00:10:28
konsep orang kalau di rumah sakit
00:10:30
berbulan-bulan ini kan penderitaan
00:10:33
ya kan sehingga saya juga tanya
00:10:36
bagaimana ibu
00:10:40
Apakah bisa tenang di rumah sakit
00:10:45
Oh selain tenang saya juga senang
00:10:52
Apa itu senang
00:10:54
selama dua bulan saya istirahat tidak
00:10:57
ngelayani suami saya yang rewel
00:11:01
dan saya akhir-akhir ini saya bisa
00:11:03
nonton Liga Itali
00:11:05
62 tahun nonton 3 Italia
00:11:13
suka dan duka dan dilihat dari mana dia
00:11:16
berpikir
00:11:18
ketika kita bisa berpikir mengambil
00:11:20
nilai positifnya
00:11:23
yang ada kebahagiaan kok hidup itu
00:11:28
anda punya pasangan hidup Ketika anda
00:11:31
selalu happy punya pasangan hidup
00:11:34
berarti ibaratnya kalau sekarang ada
00:11:36
barang berat bisa diangkat barang anda
00:11:38
akan selalu happy tapi ketika anda
00:11:41
berpikir punya pasangan hidup anda
00:11:43
sepiring nasi jadi dibagi dua nih
00:11:50
cara berpikir berapa kali Coba anda yang
00:11:54
sudah berumah tangga satu ketika anda
00:11:55
senang sekali berumah tangga Aduh untung
00:11:58
aku punya pasangan hidup yang ini tapi
00:12:00
berapa kali juga Anda nyesel dengan
00:12:02
pasangan hidup anda itu kenyataan toh
00:12:07
itu kenyataan kenapa karena pikiran kita
00:12:10
selalu berubah
00:12:13
Berapa kali Anda kepingin punya anak
00:12:16
Aduh seneng punya anak tapi Berapa kali
00:12:19
Anda stress kalau anak malam-malam
00:12:21
nangis atau sakit aduh tahu begini lebih
00:12:24
baik nggak punya anak tidur enggak
00:12:26
nyenyak ini jadinya
00:12:27
itu kenyataan
00:12:31
problemnya bukan pasangan hidup anda
00:12:34
problemnya bukan anak Anda problemnya
00:12:37
bukan dagangan anda problemnya bukan bom
00:12:41
bukan perang bukan saus
00:12:45
problemnya pikiran kita siap
00:12:48
ndak kita
00:12:49
menerima kenyataan bahwa itu buah Karma
00:12:54
kita
00:12:56
Aduh punya pasangan kayak gini terus
00:12:59
sebetulnya dulu saya milih kakaknya kok
00:13:01
dapatnya adiknya
00:13:02
ya sudah bagian dari karma saya
00:13:08
[Musik]
00:13:12
Duh gara-gara saya kerja usaha ini hanya
00:13:15
kena buang ini semua ya bagian dari
00:13:18
karma saya loh kan enak ini tahap
00:13:21
pertama saudara jangan terus ya
00:13:24
Karma lah
00:13:29
sudah habis kan sembuh-sembuh sendiri
00:13:31
Wah matilah kita kalau caranya gitu
00:13:34
enggak Enggak seperti itu
00:13:40
kita melihat semua itu Karma adalah
00:13:43
supaya kita bisa menerima kenyataan
00:13:47
seperti pangeran tidak harta ketika
00:13:49
menjadi Buddha yang pertama adalah
00:13:50
melihat bahwa lahir tua sakit dan mati
00:13:54
adalah kenyataan
00:13:56
jadi Pangeran Sidharta tidak terus
00:13:58
menolak Aku nggak mau tua aku nggak mau
00:14:00
sakit nggak mau mati nanti banyak orang
00:14:02
tanya loh sudah menjadi budak Kok bisa
00:14:04
tua ya Kok bisa sakit ya Kok bisa mati
00:14:07
ya
00:14:08
pernah ada pertanyaan seperti itu
00:14:12
nanti saya kasih pertanyaan bagi yang
00:14:15
belum datang hari ini anda besok boleh
00:14:16
tanyain Kenapa Ayo Sang Buddha kan
00:14:20
menemukan obat sakit tua lahir mati
00:14:22
kenapa kok tetap mati
00:14:27
karena sebetulnya kita tidak menolak
00:14:30
kematian itu sebagai kenyataan kita
00:14:34
tidak menolak Perpisahan dengan yang
00:14:37
Dicinta dan berkumpul dengan yang
00:14:39
dibenci itu sebagai kenyataan tetapi
00:14:41
kita siap menghadapi itu dan apa yang
00:14:45
harus kita kerjakan melihat kenyataan
00:14:48
itu
00:14:49
seperti ketika pangeran di data melihat
00:14:51
rumah sakit dan mati Oh ini kenyataan
00:14:54
lalu apa sekarang kalau begitu saya
00:14:56
mengurangi kemelekatan
00:15:00
sehingga ketuaan penyakit dan kematian
00:15:02
itu saya bisa terima dengan baik ketika
00:15:04
anda sudah berubah dan anda menerima
00:15:06
uban anda
00:15:09
itu berarti anda menerima kenyataan
00:15:12
Ketika anda berubah dan anda sibuk
00:15:15
menyemir
00:15:18
sebetulnya anda kurang menerima
00:15:21
kenyataan itu
00:15:24
banyak Wah maaf kalau menyinggung
00:15:31
padahal TNI nunggu ban semua loh seperti
00:15:34
Romo nih supaya kelihatan bijaksana
00:15:36
begitu
00:15:40
Kenapa karena inilah kenyataan tetapi
00:15:43
cara berpikir kita yang penting bukan
00:15:45
meninggalkan Istana bukan meninggalkan
00:15:47
ke dunia yang bukan harus jadi Biku
00:15:50
bukan orang melihat kehidupan Pangeran
00:15:54
si data meninggalkan istana dan menjadi
00:15:56
bhikk itu sebagai simbolik Kalau Anda
00:15:58
bisa menjadi biku anda bisa meninggalkan
00:16:00
ke duniawian silahkan tetapi bukan itu
00:16:03
yang paling penting anda boleh punya
00:16:05
keluarga Anda boleh punya harta Anda
00:16:07
boleh punya segalanya tetapi siap enggak
00:16:10
Anda kehilangan segalanya itu kalau anda
00:16:12
siap
00:16:13
berarti anda sebetulnya sudah menjadi
00:16:15
bhikkhu di dalam rumah tangga
00:16:19
punya uang siap nggak hilang punya mobil
00:16:23
siap nggak lecet
00:16:25
punya pasangan hidup siap nggak bisa
00:16:31
Kenapa kok mesti bisa sebetulnya waktu
00:16:33
pemberkaran perkawinan Romo kan
00:16:35
perkawinan toh
00:16:37
mestinya ada nasehat perkawinan ini hari
00:16:40
ini dikukuhkan tapi siaplah menghadapi
00:16:43
perceraian
00:16:47
berani nggak ngomong gitu kalau saya
00:16:49
nggak berani karena nanti saya takut
00:16:51
dikasih nggak dikasih makan tapi kalau
00:16:53
Romo kan cari makan sendiri mestinya
00:16:55
berani dong
00:17:02
Kenapa takut
00:17:06
perkawinan itu pasti berakhir perceraian
00:17:09
Percaya nggak
00:17:11
cerai mati atau cerai hidup urusan lain
00:17:15
tapi pasti cerai maka ada pepatah
00:17:19
mengatakan kita itu dulu lahir satu-satu
00:17:24
terus jadi dua karena kan kawin terus
00:17:28
beranak
00:17:31
kan jadi banyak tapi anak ini kan terus
00:17:34
makin besar terus sekolah terus berumah
00:17:38
tangga sendiri akhirnya kan berdua lagi
00:17:41
di rumah
00:17:44
sudah berdua lagi nanti kan satu-satu
00:17:47
lagi
00:17:49
jarang yang mati bareng kecuali di Irak
00:17:52
atau kena bom Bali
00:17:56
normalnya kan satu-satu makanya sampai
00:18:00
ada ada suaminya ada apa itu ramalan
00:18:05
mau lihat yang meninggal ayahnya Atau
00:18:07
ibunya dulu lihat apanya
00:18:12
lihat apanya
00:18:16
ngapain
00:18:19
lihat jari kakinya
00:18:24
bergerak jari kaki nggak bergerak ya
00:18:28
ya bangkai
00:18:31
dari kaki itu kan ada ibu jari
00:18:33
sebelahnya namanya apa telunjuk
00:18:37
pernah menunjuk pakai jari kaki
00:18:41
Anda telunjuk ngikut aja saya nggak tahu
00:18:45
namanya yang jelas karena bahasa
00:18:47
Indonesia belum ada itu
00:18:49
ibu jari kaki ada tapi sebelahnya belum
00:18:52
tahu Nanti kalau ada telunjuk jari
00:18:54
tengah jari manis masa digagal ada
00:18:57
cincinnya ada kelingking kaki
00:19:01
ada telunjuknya
00:19:04
Nah itu ada yang mengatakan
00:19:07
Katakanlah telunjuklah dalam tanda petik
00:19:09
saya mengikuti Ibu ini aja
00:19:12
kalau telunjuknya itu
00:19:15
lebih tinggi
00:19:17
daripada sebelahnya
00:19:21
itu Bapak mati duluan
00:19:25
lihat kakinya masing-masing
00:19:28
ini untungnya umat Buddha karena kan
00:19:30
masuk Piala nggak pakai sandal jadi bisa
00:19:33
lihat kakinya langsung
00:19:34
[Tertawa]
00:19:40
kalau sama
00:19:42
Pak mati komplit Bapak ibunya
00:19:46
Happy Aduh Karma memang tapi rata-rata
00:19:49
itu ada yang telunjuknya dalam tanda
00:19:53
petik tadi lebih pendek
00:19:54
ada yang lebih pendek
00:19:56
jarang itu ibu yang meninggal duluan
00:20:00
Makanya karena jarang lebih banyak bapak
00:20:03
mati duluan
00:20:07
Berapa banyak janda dibandingkan duda
00:20:11
loh ini kenyataan lho
00:20:13
[Musik]
00:20:20
ya kan
00:20:21
yang ditinggal sekarang Coba saya mau
00:20:24
tahu yang ditinggal bapak berapa orang
00:20:25
Coba dari sekian banyak ini yang
00:20:28
Ditinggal papanya berapa orang punya
00:20:31
papa
00:20:33
lihat dari yang masih punya mama loh
00:20:35
tapi ya
00:20:37
tidak ada apa-apa masih punya mama lihat
00:20:40
jari kakinya bener nggak saya omongan
00:20:42
saya tadi
00:20:43
hah betul
00:20:46
sekarang yang ditinggal Mama tapi masih
00:20:48
ada Papa siapa
00:20:53
jari kakinya gimana
00:20:55
benar yang yang telunjuk tadi lebih
00:20:58
pendek
00:21:00
ya betul betul
00:21:05
itu satu bukti makanya banyak janda
00:21:08
daripada duda
00:21:12
saudara-saudara sekali lagi
00:21:16
itu adalah Karma ya kita ini lahir
00:21:21
karena Karma kita
00:21:24
Terimalah itu sebagai kenyataan
00:21:28
berkumpul dengan yang dibenci sudah
00:21:30
kakinya nggak usah dilihat lagi acara
00:21:33
kaki sudah selesai
00:21:35
ini sudah cerita yang lain
00:21:38
nanti kaki Terus yang diurusin nanti
00:21:41
kalau anda mendengarkan akan saya akan
00:21:42
kasih yang lebih hebat-hebat lagi
00:21:45
makanya kaki selesai nanti di rumah
00:21:47
liatin kakinya semua orang
00:21:50
dan Anda lihat kaki anda
00:21:52
nanti anda akan tahu siapa yang
00:21:54
meninggal duluan
00:21:56
jangan takut
00:22:00
ya nah saudara-saudara
00:22:04
Jadi sebetulnya semua adalah bagian dari
00:22:07
karma kita di dalam Dharma kita harus
00:22:10
menerima itu sebagai kenyataan lahir tua
00:22:13
sakit mati adalah kenyataan
00:22:16
sekarang Apa yang harus kita lakukan
00:22:18
menghadapi itu
00:22:20
Pangeran Siddharta ketika menjadi Buddha
00:22:22
adalah karena melihat lahir tua sakit
00:22:24
dan mati saya terima itu sebagai
00:22:26
kenyataan itu bagian dari karma saya
00:22:28
lalu
00:22:30
apa yang sekarang harus saya kerjakan
00:22:33
yaitu mengurangi ketamaan mengurangi
00:22:37
kebencian mengurangi kemelekatan saya
00:22:40
sehingga ketika saya mengalami tua saya
00:22:44
sudah tidak melekat rambut saya Putih
00:22:46
saya sudah tidak perlu mencari
00:22:49
yaitu apa Lady Lady apa itu namanya
00:22:55
Saya tidak perlu mencari Top Lady lagi
00:23:00
Ketika
00:23:01
saya
00:23:03
ditinggal pasangan hidup saya saya bisa
00:23:06
menerima itu sebagai kenyataan
00:23:09
karena inilah hakikat dunia ketika ada
00:23:13
perkawinan ada persatuan satu ketika
00:23:16
pasti akan ada perpisahan karena
00:23:18
perkawinan pasti berakhir dengan
00:23:20
perceraian cerai mati cerai hidup itu
00:23:23
urusan nanti Tapi itu pasti
00:23:26
Ketika saya bisa menyadari begitu saya
00:23:29
mengurangi keinginan Ketika saya
00:23:32
mengurangi keinginan Sebetulnya saya
00:23:34
telah menjadi Miku di dalam kehidupan
00:23:36
masing-masing
00:23:39
dengan anak ketika anak sakit kita tidak
00:23:42
stress tapi kita bisa mencoba mencari
00:23:45
jalan ya Ini anak sakit adalah buah
00:23:47
Karma burukku anak sakitnya ini juga dia
00:23:50
punya Karma buruk Mari sekarang kita
00:23:52
mengembangkan kebajikan pergi ke dokter
00:23:54
itu salah satunya kemudian mengembangkan
00:23:56
kebajikan mungkin mungkin melepas
00:23:59
makhluk mungkin menjalankan sila mungkin
00:24:01
membaca parita itu adalah mengembangkan
00:24:03
kebajikan sehingga akhirnya anak yang
00:24:05
sakit ini bisa sembuh
00:24:07
jadi kalau kita sudah menerima itu
00:24:09
sebagai buah dari karma kita kita
00:24:12
mencoba mengerjakan sesuatu untuk
00:24:15
meningkatkan kebahagiaan kebaikan kita
00:24:18
kebajikan kita dengan kerelaan kemoralan
00:24:21
dan konsentrasi
00:24:25
ini sesungguhnya
00:24:27
yang harus kita kerjakan di dalam
00:24:30
kehidupan Nah sekarang Apa yang akan
00:24:32
kita dapatkan kalau tadi buah Ungu kita
00:24:35
harus tanam bijinya buah Ungu atau
00:24:38
manggis harus kita tanam biji manggis
00:24:41
Maka kalau saya ingin mendapatkan apel
00:24:44
saya harus tanam apa Kalau Anda kepingin
00:24:48
sukses
00:24:50
Anda harus membantu
00:24:52
menyukseskan makhluk lain Dahulu
00:24:55
ketika anda kepingin sehat Anda harus
00:24:59
membantu menyehatkan makhluk lain Dahulu
00:25:02
ketika anda kepingin umur panjang
00:25:06
Buatlah makhluk lain umur panjang dahulu
00:25:09
apapun yang anda inginkan lakukanlah itu
00:25:13
kepada orang lain
00:25:17
coba contohnya
00:25:20
Anda pengen mendapatkan senyuman
00:25:24
Senyumlah kepada orang lain dahulu kenal
00:25:28
nggak kenal Anda senyumi dia nanti kan
00:25:29
senyum kepada anda
00:25:31
mana Anda coba 10 orang yang tidak Anda
00:25:35
kenal Anda kasih senyum
00:25:37
hampir semua akan membalas senyuman anda
00:25:43
ya
00:25:46
pernah anda buktikan
00:25:49
senyum Anda gratis sejak bayi Anda sudah
00:25:52
punya senyuman Kenapa dijual mahal kalau
00:25:54
barang yang gratis saja sudah anda jual
00:25:56
mahal apalagi yang Anda harus
00:25:58
beli lebih mahal lagi pasti
00:26:02
senyuman Gratis kok tinggal tarik bibir
00:26:06
sedikit sudah jadi kenapa harus sama
00:26:08
pasangan hidup
00:26:12
ngut gratis barang gratis beri-beri
00:26:15
bagi-bagi
00:26:19
apalagi kalau anda kulakan gula Anda
00:26:22
bahasa Jawa bahasa Bali apa
00:26:25
belanja maksudnya gini loh beli Kemudian
00:26:28
untuk dijual lagi Itu apa
00:26:35
apalagi kalau anda kulaan
00:26:39
pasti jualan Anda mual sekali
00:26:43
buktinya yang gratis kan juga Anda mahal
00:26:45
kan
00:26:48
Kenapa saudara-saudara karena kita di
00:26:52
dalam kehidupan ini kita sulit
00:26:55
mengembangkan kebajikan
00:26:58
kita sulit menerima kenyataan
00:27:05
akhirnya kita jengkel nah oleh karena
00:27:09
itu saudara-saudara
00:27:10
di dalam kehidupan ini kuncinya adalah
00:27:14
kalau Saya kepingin mendapatkan senyuman
00:27:16
marilah kita tersenyum kepada orang
00:27:20
kalau saya ingin mendapat cinta kasih
00:27:23
marilah kita berusaha menyayangi
00:27:25
mencintai dahulu saya ingin umur panjang
00:27:28
seperti yang tadi saya sarankan Coba
00:27:31
kita pergi ke restoran
00:27:36
lele
00:27:38
masih hidup anda tunjuk
00:27:43
anda beli dua misalnya
00:27:46
kemudian ada mengatakan masukkan plastik
00:27:50
kasih air
00:27:52
kita nanti Lepaskan di pinggir sawah
00:27:54
sana juga bisa atau cari di sungai tanam
00:27:58
umur panjang lele kan mestinya begitu
00:28:01
ditunjuk langsung dipotong kepalanya
00:28:02
karena itu kalau bayar harus hati-hati
00:28:04
banyak orang pernah anda beli lele
00:28:08
untuk dilepaskan maksud saya
00:28:11
lele hidup untuk dimakan
00:28:14
ya Terimalah karmamu
00:28:19
kadang-kadang begini beberapa umat kan
00:28:22
beli lele yang ini yang besar-besar
00:28:25
sudah sehat-sehat terus dia sibuk sibuk
00:28:28
nyari uang untuk bayar
00:28:30
begitu uangnya sudah lengkap lelenya
00:28:33
nggak punya kepala
00:28:35
karena biasanya sama penjualnya langsung
00:28:37
pegang kepalanya dipotong
00:28:39
ya kan atau dipukul kepalanya nah Anda
00:28:43
Kali ini harus hati-hati begitu petunjuk
00:28:46
lele tunggu sampai diplastikin tunggu
00:28:49
sampai dimasukkan air bawa pulang Lalu
00:28:51
Anda lepaskan Anda tanam umur panjang
00:28:55
Anda bisa bertekad Semoga dengan saya
00:28:58
menanam usia panjang ini saya pun juga
00:29:02
mendapat panjang usia
00:29:06
kesehatan anda sering sakit-sakitan
00:29:09
cobalah anda pergi ke panti asuhan
00:29:12
membawa obat
00:29:15
Anda berikan sambil Anda bertekad Semoga
00:29:19
dengan saya mempersembahkan obat-obatan
00:29:22
ini saya juga mendapat kesehatan atau
00:29:25
kalau jauh-jauh pegawai Anda Sakit
00:29:29
Kasih obat kasih uang ke dokter bisa
00:29:33
jadi apa saja yang anda inginkan Anda
00:29:37
bisa dapatkan dengan menanam di dalam
00:29:41
Dharma hukumnya menanam jangan minta aku
00:29:46
minta manggis Aku minta apel Aku minta
00:29:50
jeruk tanpa melakukan sesuatu Aku ingin
00:29:54
manggis Aku ingin jeruk Aku ingin apel
00:29:57
aku tanam itu semua
00:30:00
Aku ingin sehat Aku ingin kuat aku tanam
00:30:04
itu
00:30:06
Kalau anda selalu begitu maka
00:30:09
kebahagiaan bukan menjadi hal yang aneh
00:30:12
untuk Anda Anda akan merasa ya kalau aku
00:30:15
bahagia kan memang buah karmaku tapi
00:30:18
penderitaan
00:30:19
anda juga siap menghadapi karena anda
00:30:23
juga menyadari ini buah dari perbuatan
00:30:26
anda
00:30:29
inilah saudara-saudara yang menjadi satu
00:30:31
makna Kenapa di dalam kehidupan kita
00:30:33
sehari-hari sebagai seorang umat Buddha
00:30:36
kita mempersembahkan
00:30:38
salah satunya adalah buah ataupun bunga
00:30:43
sebagai seorang umat Buddha Jangan hanya
00:30:46
berhenti sampai upacara saja tetapi
00:30:49
cobalah Anda renungkan setelah saya
00:30:51
menjadi umat Buddha setelah Wihara sudah
00:30:54
menjadi sedemikian Mekkah
00:30:56
Sudahkah saya menjadi lebih baik
00:31:02
Kalau Anda setelah kenal agama Buddha
00:31:04
dan menjadi lebih baik maka agama Buddha
00:31:07
cocok untuk Anda dulu Anda suka gosip
00:31:10
terus tidak pernah gosip
00:31:12
dulu anda marah-marah sekarang jadi
00:31:16
sabar dulu ada pendendam sekarang pemaaf
00:31:19
dulu kalau ngomel-ngomel dengan suami
00:31:21
atau istri dua minggu nggak pernah
00:31:23
ngomong sekarang langsung ngomong anda
00:31:26
berhasil menjadi umat Buddha
00:31:29
tapi kalau dulu nggak pernah gosip
00:31:32
setelah kenal agama Buddha temannya
00:31:35
Padang gosip wah malah sekarang
00:31:36
aktifitasnya lebih daripada dahulu
00:31:40
dulu pemaaf setelah umat buddhanya
00:31:43
aneh-aneh kelakuannya begini wajah di
00:31:45
pendendam dulu dengan suami atau
00:31:48
istrinya baik enggak pernah cocok
00:31:50
setelah kenal agama Buddha malah cekcok
00:31:53
terus
00:31:54
malah kalau cekcok bertahan diam-diam 2
00:31:58
minggu 3 minggu dulunya kalau diam hanya
00:32:00
2 minggu sekarang jadi 1 bulan
00:32:02
katanya meditasi
00:32:06
Saya kira Anda belum mengerti ajaran
00:32:10
sing sesungguhnya
00:32:13
Kenapa karena kalau kita ikut agama
00:32:15
Buddha dan menjadi lebih jelek kelakuan
00:32:18
kita maka sesungguhnya kita memahami
00:32:21
agama Buddha secara salah
00:32:24
Tetapi kalau kita melihat agama Buddha
00:32:27
mengikuti ajaran Sang Buddha dan kita
00:32:29
menjadi lebih baik sedikit demi sedikit
00:32:31
menjadi lebih baik ndak harus hari ini
00:32:33
kotak agama Budha langsung besoknya
00:32:35
berubah total kayak Dewa atau Dewi Saya
00:32:38
kira ya ndak seperti itu itu semua harus
00:32:40
berproses kita mau berubah Aduh aku
00:32:42
orang Wihara Jangan sampai aku mau
00:32:45
menjelekkan agama Buddha kelakuanku
00:32:47
harus aku jaga perilakuku ucapanku aku
00:32:50
harus jaga Ketika anda bisa berlaku
00:32:52
seperti itu agama Buddha ini bermanfaat
00:32:55
untuk Anda dan ketika agama Buddha
00:32:58
bermanfaat untuk Anda Anda juga
00:33:00
bermanfaat untuk umat Buddha Kenapa
00:33:03
karena ketika lingkungan Anda melihat
00:33:06
anda dan kemudian
00:33:09
menyadari eh umat Budha ini baik-baik
00:33:12
lho setelah ke Wihara semuanya kok jadi
00:33:15
baik-baik semua tertarik ke Wihara itu
00:33:18
manfaat anda untuk agama Buddha tapi
00:33:21
kalau setelah ikut agama Buddha Anda
00:33:23
malah tambah ndak karuan tambah
00:33:25
berantakan orang lain juga akan ke
00:33:30
Wihara lah wiharanya bagus tapi orangnya
00:33:40
tidak perlulah siapa yang rugi kita
00:33:45
sendiri karena itu majunya agama Buddha
00:33:48
kemunduran agama Buddha tidak tergantung
00:33:52
agama lain tapi tergantung diri kita
00:33:54
sendiri
00:33:56
berjejer-jejer toko emas berjajar-jajar
00:33:59
toko onderdil berjajar-jajar Toko
00:34:01
buah-buahan Maju atau mundurnya usaha
00:34:05
kita tergantung Karma kita sendiri
00:34:08
sanggup nggak ada melakukan itu
00:34:12
karena itu saudara-saudara mulailah hari
00:34:15
ini perbaiki perilaku kita kita semua
00:34:18
pasti punya kekurangan tapi ajaran Sang
00:34:21
Buddha ini menunjukkan jalan bagaimana
00:34:23
kita memperbaiki ucapan kita memperbaiki
00:34:27
perilaku kita dan memperbaiki cara
00:34:29
berpikir kita kalau kita bisa mulai
00:34:32
sedikit demi sedikit Anda Sesungguhnya
00:34:34
telah berdana Dharma berdarah Dharma
00:34:38
bukan hanya membantu pembangunan Vihara
00:34:40
menyumbang ini menyumbang itu bukan tapi
00:34:43
kelakuan Anda yang baik menunjukkan
00:34:46
bukti ajaran Sang Buddha di dalam
00:34:48
kehidupan Anda sehingga Anda bisa
00:34:50
menjadi contoh untuk lingkungan Anda
00:34:53
keluarga anda anak-anak anda menantu
00:34:56
menantu anda cucu-cucu anda anda
00:34:59
sebetulnya telah berdanah Dharma marilah
00:35:02
kita perbaiki perilaku kita
00:35:04
Jangan hanya Wihara saja yang dibikin
00:35:08
megah tapi juga perilaku kita
00:35:12
ya dengan demikian maka Mengertilah
00:35:15
bahwa semua di dalam kehidupan ini
00:35:17
adalah Karma Kita Renungkan itu semua
00:35:19
dan kita siap memperbaiki Karma kita
00:35:22
dengan kerelaan kemoralan dan
00:35:25
konsentrasi sehingga akhirnya
00:35:27
Kebahagiaan akan menjadi milik kita
00:35:30
bersama ya inilah yang perlu saya
00:35:33
sampaikan dalam kesempatan malam hari
00:35:35
ini saya kira ini kesempatan pertama
00:35:38
Karena besok kita akan adakan lagi ya
00:35:40
Dan saya ingin mungkin nanti juga
00:35:43
setelah ini ada acara diskusi dan lain
00:35:45
sebagainya yang tentunya akan memberi
00:35:48
manfaat untuk kita semua semoga anda
00:35:50
berbahagia di dalam Dharma semoga Anda
00:35:52
bisa berubah perilakunya dengan Jalan
00:35:56
Dharma semoga Dharma menjadi jalan hidup
00:35:59
anda nafas kehidupan Anda sehingga
00:36:02
akhirnya Anda berbahagia di dalam Dharma
00:36:05
baik dalam kehidupan ini maupun dalam
00:36:07
kehidupan kehidupan yang akan datang
00:36:09
Semoga anda selalu berba saya Semoga
00:36:13
semua makhluk baik yang tampak maupun
00:36:15
yang tidak tampak memperoleh kebaikan
00:36:17
dan kebahagiaan sesuai dengan kondisi
00:36:19
karmanya masing-masing
00:36:21
sabesata pawanto sugitata