00:00:00
[Musik]
00:00:17
Saya bukan orang hukum eh melihatnya
00:00:19
secara politik
00:00:21
eh menurut saya secara substantif itu eh
00:00:25
muatan politisnya sangat kental ya
00:00:28
sangat kuat eh dan tidak meyakinkan juga
00:00:34
terhadap publik secara umum karena eh
00:00:37
kesimpulannya itu
00:00:39
e membingungkan termasuk dari para ahli
00:00:43
e hukum tata negara misalnya seperti Pak
00:00:48
harono saya tadi diskusi dengan beliau
00:00:51
eh dengan opininya termasuk orang
00:00:55
seperti Yusril yang mengatakan itu cacat
00:00:58
yang sangat serius yang dibuat oleh EE
00:01:01
Mahkamah Konstitusi walaupun itu
00:01:03
mengikat ya Nah Oleh karena itu menurut
00:01:05
saya itu tidak
00:01:07
Ee tidak punya
00:01:09
nilai Saya menilainya tidak punya nilai
00:01:13
legal dan oleh karena itu implikasi
00:01:16
politiknya buruk kira-kira begitu
00:01:18
mungkin ada agenda politik di situ tapi
00:01:22
tidak bisa dieksusi dengan baik Kalau
00:01:24
Mahkamah Konstitusi digunakan untuk
00:01:26
eksekusi politik ee keputusan yang
00:01:29
dibuat seperti itu itu sangat lemah dan
00:01:32
tidak membantu tujuan
00:01:34
awal kenapa harus menggunakan MK sebagai
00:01:39
instrumen untuk tujuan politik tersebut
00:01:41
sebut aja misalnya saya ter terang aja
00:01:43
yang dimaksud itu adalah tujuan dari
00:01:46
Gibran dalam hal ini siapun di
00:01:48
belakangnya itu mungkin pak Jokowi
00:01:50
sendiri gitu Ya karena dari eh
00:01:54
permohonan itu kan eksplisit disebutkan
00:01:58
karena yang memohonnya itu ada adalah
00:02:00
pengagum Gibran sebutlah begitu Jadi ini
00:02:03
dibuat spesial memang untuk melayani
00:02:05
Gibran sayangnya keputusan yang dibuat
00:02:08
oleh para hakim itu itu tidak meyakinkan
00:02:11
menurut saya target politiknya tidak
00:02:15
tercapai
00:02:18
eh pertama adalah demokrasi itu salah
00:02:20
satu unsur yang penting adalah mengakui
00:02:22
rule of Law gitu ya itu itu sangat
00:02:25
fundamental di mana Di manapun gitu ya
00:02:28
demokrasi itu bersandar pada rule of Law
00:02:30
jadi ee bukan hanya partisipasi dan
00:02:33
aspirasi dari masyarakat dari bawah tapi
00:02:36
juga harus konstitusional nah Oleh
00:02:38
karena itu kalau
00:02:39
eh aspek hukum rule of law-nya itu tidak
00:02:44
independen diintervensi saya melihatnya
00:02:48
itu diintervensi oleh eksekutif gitu ya
00:02:50
maka ee di sana kemudian tidak ada
00:02:53
independensi eh penegakan hukum atau apa
00:02:57
namanya rule of Law di dalam
00:03:00
apa di dalam negara dalam demokrasi kita
00:03:03
dan itu ancaman yang sangat serius salah
00:03:06
satu unsur yang sangat penting dari
00:03:09
demokrasi itu untuk membuat sebuah
00:03:11
demokrasi itu matang adalah ada yang
00:03:13
disebut sebagai
00:03:15
konstrain dari judikatif dan legislatif
00:03:20
terhadap eksekutif konren itu artinya
00:03:23
kontrol ya kontrol itu dimungkinkan
00:03:25
kalau dia independen Nah itu kelemahan
00:03:28
kita yang sangat fundamental sejak
00:03:30
secara
00:03:31
sistematik sejak Pak Jokowi menjadi
00:03:34
presiden 10 tahun terakhir itu lemahnya
00:03:36
di situ kita lihat
00:03:37
misalnya Harusnya Pak Prabowo itu
00:03:40
menjadi oposisi sampai sekarang harusnya
00:03:43
oposisi itu dibutuhkan untuk tadi Eh
00:03:46
legislative constrain of executif jadi
00:03:50
kontrol e DPR dalam ini terhadap
00:03:54
pemerintah itu wajib hukumnya nah itu
00:03:57
yang mencirikan sebuah demokrasi yang
00:03:59
semakin matang dengan Pak Prabowo atau
00:04:02
dulu ya Golkar dan sebagainya Itu kan
00:04:04
kebanyakan partai itu pendukung Prabowo
00:04:06
waktu 2014 tapi memasuki
00:04:09
2015 sebagian pindah ke Prabowo eh ke
00:04:13
maaf ke pindah ke ke Pak Jokowi eh
00:04:18
sehingga kemudian kontrol dari DPR
00:04:19
menjadi lemah memasuki seterah pemilu
00:04:22
2009 Semakin menjadi jadi prabowonya
00:04:25
sendiri berada di dalam pemerintahan Pak
00:04:27
Jokowi oleh karena itu itu ah
00:04:30
menunjukkan indikasi kematian eh check
00:04:33
and balances rule of Law
00:04:35
eh dari demokrasi
00:04:41
[Musik]
00:04:42
kita bahwa kita lihat aja prosesnya ya
00:04:46
apakah ini dinasti atau bukan gitu ya
00:04:49
kalau kita lihat mestinya secara Etik Ya
00:04:53
saya kira di semua lembaga ee apa
00:04:57
namanya penegak hukum adalah
00:05:00
kalau ada Hakim yang punya hubungan
00:05:04
khusus personal dengan orang yang
00:05:06
mengajukan kasus mestinya dia independen
00:05:09
mestinya dia tidak ikut di situ itu
00:05:12
pertama untuk kasus yang pertama untuk
00:05:14
soal soal apa soal umur ya umurnya itu
00:05:18
tidak mesti harus 40 tahun itu kan yang
00:05:20
diajukan oleh banyak termasuk oleh teman
00:05:22
dari PSI gitu ya itu kan ditolak semua
00:05:24
semua setuju dengan itu dan Pak MK ini e
00:05:29
tidak apa namanya tidak berada pada
00:05:31
pihak yang eh mengambil keputusan di
00:05:35
situ tapi begitu dalam perkembangannya
00:05:38
ada pengajuan yang berbeda dengan
00:05:40
memberikan Eksepsi bahwa kalau dia
00:05:43
berpengalaman menjadi elected official
00:05:45
seperti Walikota seperti Bupati dan
00:05:48
sebagainya bahkan mungkin jangan-jangan
00:05:50
kepala desa juga gitu ya itu juga
00:05:52
elected official kepala desa itu gitu ya
00:05:54
Eh itu boleh misalnya nah itu di situ
00:05:58
bapak eh ketua MK ikut eh apa sebagai
00:06:03
Hakim di situ yang ikut memutus kita
00:06:05
tahu kan suara yang betul-betul
00:06:07
membolehkan permohonan itu kan tiga tiga
00:06:09
Hakim gitu ya termasuk ketua MK itu
00:06:12
sendiri gitu ya dan oleh karena itu saya
00:06:15
tidak melihat di situ Itu betul-betul
00:06:17
murni objektif sebagai proses apa
00:06:21
namanya judisial berlangsung di MK gitu
00:06:24
loh Saya melihat itu lebih unsur unsur
00:06:27
politiknya tadi seperti saya kataakan
00:06:29
kan itu sangat kental dan politiknya
00:06:32
bukan politik yang yang kita harapkan
00:06:36
tapi itu politik nepotisme gitu ya
00:06:38
politik yang mengorbankan kepentingan
00:06:41
publik
00:06:42
untuk hubungan keluarga atau hubungan
00:06:45
kekerabatan dan seterusnya semacam itu
00:06:48
sederhana sederhananya politik dinasti
00:06:50
itu adalah politik yang diperoleh karena
00:06:53
hubungan darah karena hubungan
00:06:56
kekeluargaan Di mana Di situ dalam
00:06:59
hubungan tersebut ada pihak yang sedang
00:07:01
berkuasa itu itu dasarnya itu kalau
00:07:04
Gibran maju sekarang UN bukan hanya maju
00:07:07
sebagai wakil presiden nanti sekarang
00:07:09
pun dia jadi Walikota itu tidak
00:07:12
dipisahkan tidak bisa dipisahkan dari
00:07:14
konsep politik dinasti itu karena apa
00:07:19
bayangkan ya dalam prosesgbran menjadi
00:07:21
walikota saja contohnya di Solo itu
00:07:24
hampir dia tidak menemukan lawannya Saya
00:07:27
dengar tapi saya tidak punya bukti
00:07:29
empirik
00:07:30
bahwa lawannya pun itu sengaja dibuat
00:07:32
gitu loh karena tidak ada orang yang mau
00:07:35
bersaing dengan Gibran begitu kuatnya
00:07:38
Gibran kalau anak saya di Banten sana
00:07:41
misalnya mau jadi seorang Bupati di
00:07:44
Serang misalnya di sana Siapa yang
00:07:46
peduli karena saya bukan
00:07:49
siapa-siapa tapi seorang Gibran itu
00:07:53
punya nilai politik yang luar biasa
00:07:55
besarnya karena bapaknya seorang
00:07:57
presiden jadi bagaimana kita tidak bisa
00:08:00
mengatakan bahwa nilai politik Gibran
00:08:03
itu tidak bisa dipisahkan dari Jokowi
00:08:06
itu faktanya memang kebesaran Gibran
00:08:09
kebesaran Kaesang tanpa perkaderan
00:08:12
partai hanya dalam tempo beberapa hari
00:08:14
saja Kemudian ditunjuk atau diangkat
00:08:18
menjadi ketua umum partai politik kalau
00:08:20
bukan anak Jokowi Maaf ya
00:08:23
samaang bukan saya merendahkan Anda gitu
00:08:26
ya tapi faktanya begitu
00:08:29
Pak jok dengan demokrasi kita
00:08:33
tanpaanpa apa namanya tanpa dinasti
00:08:37
tanpa politik dinasti Mestinya Kita
00:08:41
mororium dulu Pap ini
00:08:44
presiden potensial dimanfaatkan oleh
00:08:46
orang gu ya orang pada datang ke sini
00:08:50
untuk kepentingan bisnis ataupun politik
00:08:52
para broker pada datang kayak begitu
00:08:54
karena kekuatanekuasaan jaringan ada
00:08:59
bisa digerakkan oleh Presiden gitu kalau
00:09:01
dia bukan presiden Dia tidak punya
00:09:03
resource yang cukup untuk mobilisasi
00:09:05
tersebut oleh karena itu seharusnya
00:09:08
normalnya kalau di kanen dengan ini
00:09:11
tunggu papa Pensiun jadi presiden
00:09:14
silakan nanti anda maju mungkin bisnis
00:09:16
saja bisnis pun sebenarnya itu harus
00:09:20
hati-hati karena karena tadi bisa
00:09:23
potensial orang mau bekerja sama bisnis
00:09:27
dengan Gibran dengan Kaesang itu karena
00:09:29
pertimbangan bapaknya seorang presiden
00:09:31
gitu loh jadi supaya tidak ada Conflict
00:09:35
of Interest kayak begitu seharusnya
00:09:38
moratorium dulu gitu ya soal itu itu
00:09:41
akan menjadi pendidikan dan penciptaan
00:09:44
budaya politik yang sangat baik untuk
00:09:46
demokrasi kita tapi mungkin itu harapan
00:09:49
yang terlalu tinggi kita saya terhadap
00:09:52
seorang Pak Jokowi terhadap seorang
00:09:54
Gibran terhadap seorangesang itu terlalu
00:09:57
tinggi Harapan itu mungkin Jadi itulah
00:10:00
keadaannya tidak punya imajinasi yang
00:10:02
cukup untuk membayangkan sebuah
00:10:04
demokrasi kita Indonesia yang matang
00:10:06
kira-kira
00:10:12
begitu Itu juga satu hal yang unik pada
00:10:15
Pak Jokowi gitu ya kita punya presiden
00:10:18
sebelumnya yang menghadapi Pemilu
00:10:21
langsung dipilih oleh rakyat kita sebut
00:10:23
Ibu Mega ya seingat saya kalau dibuka
00:10:27
apa digitalnya saya tidak melihat ibu
00:10:29
Mega melakukan mobilisasi
00:10:32
kelompok-kelompok kepentingan di dalam
00:10:34
apa di dalam menjelang pemilihan umum e
00:10:38
kecuali partainya sendiri kira-kira
00:10:39
begitu nah itu wajar karena dia ketua
00:10:41
partai tapi ada yang namanya relawan ada
00:10:45
kelompok sosial dan seterusnya kayak
00:10:46
gitu ikut serta mengarahkan opini agar
00:10:51
memilih ee pemimpin dengan karakteristik
00:10:53
tertentu karakteristik tertentu yang
00:10:56
kita tahu misalnya eh harus harus tegas
00:11:00
harus punya nyali seperti itu itu kan
00:11:04
punya punya makna yang agak spesifik dan
00:11:07
bisa mengacu kepada orang tertentu
00:11:09
minimal orang menduga-duga eh persepsi
00:11:12
ini Pak Jokowi sebenarnya menginginkan
00:11:14
siapa dia sebagai kepala negara Kalaupun
00:11:16
dia punya preferensi mestinya tidak
00:11:19
terbuka kepada publik kalau itu udah
00:11:21
kampanye namanya dan saya melihat pada
00:11:23
kasus bukan hanya Ibu Mega pada kasus
00:11:25
psbe pun tidak dilakukan itu walaupun
00:11:29
Pak SBI punya preferensi saya tahu gitu
00:11:31
ya yang harusnya siapa tapi tidak
00:11:33
ngomong di publik dia cukup mengantarkan
00:11:37
Pemilu ini
00:11:38
berjalan dengan baik gitu ya memastikan
00:11:42
pemilunya jurdil sebisa mungkin seperti
00:11:44
itu dan itu kewajiban negara untuk itu
00:11:47
kewajiban presiden memastikan Pemilu
00:11:49
berlangsung dengan baik soal Siapa yang
00:11:51
menang siapa yang kalah itu bukan
00:11:53
kewajiban presiden kira-kira begitu dan
00:11:55
pak
00:11:56
Jokowi mengabaikan unsur itu
00:11:59
jadi unsur pentingnya imparsialitas
00:12:03
Presiden eh apa namanya tidak
00:12:05
partisannya presiden untuk memastikan
00:12:09
Pemilu berjalan dengan baik dan objektif
00:12:11
itu diabaikan oleh Pak Jokowi itu
00:12:15
satu dan kesan saya adalah memang
00:12:19
penguatan demokrasi penguatan rule of
00:12:23
Law misalnya itu bukan prioritas Pak
00:12:25
Jokowi dari awal itu sangat sistematik
00:12:27
gitu dia sendiri yang bicara gitu ya
00:12:30
Kalau tidak salah mungkin Najwa sih
00:12:32
pernah wawancara dengan itu dan saya
00:12:34
membaca dan melihatnya gitu ya jadi
00:12:37
walaupun misalnya HAM itu penting tapi
00:12:41
ekonomi lebih dulu kira-kira begitu
00:12:43
bahasanya gitu itu saya pakai gitu ya
00:12:46
jadi model model pemerintahan Pak Jokowi
00:12:49
ini sebenarnya model orde baru gitu ya
00:12:51
tapi lahirnya dia lewat demokrasi Kalau
00:12:54
Pak Harto lahirnya itu lewat kudeta Pak
00:12:57
Jokowi lahirnya itu lewat demokrasi itu
00:12:59
ironis banget sebenarnya gitu dia yang
00:13:01
dilkan oleh demokrasi tapi membunuh
00:13:03
demokrasi sendiri atau membiarkan
00:13:05
seti-tidanya demokrasi menjadi melemah
00:13:07
di kita dengan argumen bahwa ekonomi
00:13:10
dulu kira-kira begitu Padahal kalau kita
00:13:13
pelajari orde baru pun itu tidak bisa
00:13:17
sustainable pembangunan ekonomi t
00:13:19
disertai oleh rule of Law tanpa disertai
00:13:22
oleh demokrasi tidak sustainable ya
00:13:24
buktinya tumbang orde baru itu kira-kira
00:13:26
kayak begitu nah Pak Jokowi tidak Cukup
00:13:29
belajar untuk itu tapi mudah-mudahanlah
00:13:32
kita punya pemimpin yang lebih care
00:13:34
terhadap ini atau cara pandang yang
00:13:36
lebih baru sebetulnya terhadap hubungan
00:13:38
antara demokrasi dengan pembangunan
00:13:40
ekonomi yang cara pandang yang baru itu
00:13:44
adalah tidak bisa dipisahkan antara
00:13:46
keduanya kita tidak bisa meniru kayak
00:13:48
Cina begitu misalnya atau kayak
00:13:50
Singapura yang tidak
00:13:52
demokratis mungkin dalam Plus minusnya
00:13:55
adalah kita meniru seperti India gitu
00:13:57
loh Oleh karena itu karena kita lebih
00:14:00
beragam masyarakatnya dibanding Cina
00:14:02
Cina itu lebih homogen sebenarnya
00:14:03
walaupun penduduknya besar India mungkin
00:14:05
contoh kita Oleh karena itu di sana Saya
00:14:09
tidak melihat Pak Jokowi punya visi yang
00:14:12
serius yang kompleks yang
00:14:14
sisti untuk menjalankan pemerintahan Ini
00:14:17
hubungannya antara pembangunan ekonomi
00:14:19
dengan
00:14:27
demokrasi negara gu ya kalau sesuai
00:14:31
dengan undang-undang yang berlaku
00:14:33
menurut saya layak itu kan masalah
00:14:35
masalah hukum masalah aturan masalah
00:14:38
konstitusi dan seterusnya sejauh itu
00:14:40
memenuhi Katakanlah Gibran tidak
00:14:42
memenuhi syarat itu karena ada ukuran
00:14:44
umur E itu tidak memenuhi Nah itu kan
00:14:48
kasusnya seperti Pak Jokowi ingin
00:14:50
menjadi tiga periode dia
00:14:53
mengutak-atik undang-undang gitu loh
00:14:55
untuk memasukkan keinginannya itu jadi
00:14:59
kita tahu ada misalnya kasus Gibran ini
00:15:03
eh yang menghambatnya yaitu batasan umur
00:15:07
tapi kan kemudian dengan eh sangat
00:15:10
cerdiknya dimasukkan kasus yang lain
00:15:13
lagi argumen yang lain lagi nah itu
00:15:15
menurut saya eh politik di atas hukum
00:15:20
menurut saya Bukan sebaliknya Harusnya
00:15:23
kalau mau tertib politik itu harus
00:15:24
berjalan berdasarkan hukum bukan dibalik
00:15:26
gitu loh kalau dibalik itu pasti
00:15:29
ketidakpastian
00:15:30
ee akan terjadi di dalam politik kita
00:15:34
Oleh karena itu menurut saya Gibran
00:15:36
punya hak untuk itu untuk jadial asal
00:15:40
sesuai dengan Hukum nah ketika sekarang
00:15:42
MK
00:15:44
memutuskan bahwa Gibran bisa karena dia
00:15:48
Walikota jadinya Tentu saja boleh tapi
00:15:51
ini kan perubahan itu terjadi Kelihatan
00:15:54
sekali motifnya itu untuk melayani
00:15:57
seorang Gibran untuk bukan
00:16:00
imparsialitas dalam proses demokratisasi
00:16:02
yang terjadi dalam masyarakat
00:16:09
kita Saya pendukung Pak Jokowi gitu ya
00:16:11
Eh terus terang saja
00:16:14
eh menjelang Pemilu 2014 terang-terangan
00:16:17
di media sosial itu digitalnya jelas
00:16:20
gitu ya tapi saya mendukung Pak Jokowi
00:16:23
bukan karena Pak Jokowi hebat sebenarnya
00:16:24
gitu karena lawannya enggak ada adanya
00:16:27
terlalu untuk jadi Presiden
00:16:30
Indonesia karena saya gak mau orang yang
00:16:33
menurut penilaian Saya mungkin bisa
00:16:35
dianggap subjektif kita bisa berdebat
00:16:36
gitu ya Pak Prabowo tidak pantas untuk
00:16:38
jadi Presiden Indonesia Nah sekarang
00:16:41
lawannya tinggal Pak Jokowi gak bisa
00:16:44
gitu ya saya terpaksa harus memilih dan
00:16:46
mendukung Pak Jokowi sampai saya diteror
00:16:49
misalnya dilaporin ke Bawaslu kantor
00:16:52
saya mau dibom misalnya kayak gitu itu
00:16:55
saya lakukan gitu ya karena saya ingin
00:16:57
punya seorang presiden yang pantas untuk
00:17:00
negeri kita yang kita cintai ini nah
00:17:02
Oleh karena itu saya mendukung Pak
00:17:03
Jokowi Karena pilihannya sangat terbatas
00:17:06
hanya bisa milih Pak Prabowo atau Pak
00:17:08
Jokowi dalam konteks ini dengan segala
00:17:12
Plus minusnya Tentu saya mililiih Pak
00:17:13
Jokowi gitu demikian juga 2019 gitu Saya
00:17:17
berharap si 2019 Pak Prabowo tidak maju
00:17:20
lagi sehingga ada calon lain yang
00:17:22
berhadapan dengan Pak Jokowi tapi itu
00:17:23
tidak terjadi Nah sekarang juga begitu
00:17:26
nah ironisnya adalah saya mendukung Pak
00:17:28
Jokowi itu karena saya tidak mau Pak
00:17:32
Prabowo jadi presiden nah kemudian
00:17:35
sekarang Pak Jokowi tidak maju lagi
00:17:37
anaknya kemudian akan menjadi
00:17:41
wakilnya Pak Prabowo yang itu di di mata
00:17:45
saya Pak Jokowi ini berhadapan dengan
00:17:47
Pak Prabowo tapi sekarang justru
00:17:50
beraliansi yang saya bayangkan
00:17:52
berkonfrontasi itu sekarang menjadi apa
00:17:55
namanya eh menjadi aliansi aliansi yang
00:17:58
tidak Suci Kalau menurut saya nah Oleh
00:18:01
karena itu itu ironis ya mungkin pak
00:18:05
Jokowi tidak seperti saya melihatnya
00:18:08
dalam kontestasi politik ini gitu loh
00:18:10
itu mungkin berbeda Jadi kalau dia
00:18:13
masuk dalam kontestasi politik nasional
00:18:16
untuk pemilihan presiden
00:18:17
eh tidak punya argumen kepantasan atau
00:18:21
ketidak pantasan Prabowo untuk jadi
00:18:24
presiden alasan bukan itu dugaan saya
00:18:27
gitu ya Ya beda dengan saya kalau saya
00:18:30
masalah kepantasan Prabowo untuk jadi
00:18:32
presiden Oleh karena itu saya milih Pak
00:18:34
Jokowi Kalau Pak Jokowi mungkin
00:18:35
alasannya bukan itu mungkin dia merasa
00:18:38
e kalau Pak Prabowo bisa dipilih oleh
00:18:43
rakyat para pendukung Prabowo bilang
00:18:45
argumen-argumen saya itu udah basi
00:18:47
begitu kan sering disampaikan kayak
00:18:49
begitu mungkin pak jowi juga berpikirnya
00:18:52
seperti itu kalau masyarakat banyak akan
00:18:55
mendukung Pak
00:18:57
Prabowo Pak Jokowi tidak masalah dan
00:19:00
kecenderungannya adalah Pak
00:19:03
Jokowi ingin mendukung siapapun yang
00:19:06
kemungkinan akan menang nah di dalam
00:19:08
observasi kita memang Pak Prabowo ada
00:19:11
peluang untuk menang kali ini gitu loh
00:19:13
Nah jadi ini soal politik real gitu
00:19:15
tidak ada Norman di situ tidak ada
00:19:17
nilainya di situ saya melihatnya
00:19:20
begitulah Pak Jokowi berpolitik
00:19:23
[Musik]
00:19:27
kira-kira harapannya begitu harapan saya
00:19:30
begitu Gibran masih muda dan prospeknya
00:19:33
masih panjang kira-kira begitu kenapa
00:19:35
tidak berjalan dengan cara-cara yang e
00:19:38
normal dalam tanda kutip begitu artinya
00:19:41
Apa artinya dia menjalani e pemerintahan
00:19:44
menjalankan pemberiannya dengan baik
00:19:46
tunjukkan kepada publik bahwa dia bisa
00:19:48
berprestasi dengan baik kira-kira begitu
00:19:51
dan pada saatnya nanti dan jangan
00:19:53
menjadi wakil orang yang dipersoalkan
00:19:55
yang kontroversial seperti Pak Prabowo
00:19:57
gitu loh tunggulah misalnya satu satu
00:20:00
atau dua periode dia masih sangat muda
00:20:02
itu harapan tapi apakah Gibran berpikir
00:20:05
Demikian Ya itu soal yang lain
00:20:09
[Musik]
00:20:10
lagi
00:20:12
Eh bagi bagi pemilih ya bagai pemilih
00:20:16
adalah bahwa kita tidak bisa menilai e
00:20:20
dari janji-janjinya saja gitu terhadap
00:20:23
calon itu e Belajarlah apalagi sekarang
00:20:26
kan sudahah relatif Ses terhadap
00:20:28
informasi relatif jauh lebih baik itu
00:20:31
dibanding 25 tahun yang lalu 20 tahun
00:20:34
yang lalu lihatlah trik recordnya gitu
00:20:38
kepantasan orang untuk menjadi pemimpin
00:20:40
nasional bukan dari janjinya bahwa dia
00:20:43
akan melakukan hal-hal yang baik ke
00:20:45
depan itu penting tapi yang lebih
00:20:48
penting menurut saya adalah trik
00:20:50
recordnya apa yang sudah dia lakukan di
00:20:52
masa yang lalu Apakah ada hal yang eh
00:20:57
positif
00:20:59
ada hal yang negatif dihitung-hitung
00:21:00
seperti itu Menurut saya orang yang
00:21:03
paham politik Indonesia mestinya e cukup
00:21:07
memberikan informasi yang memadai kepada
00:21:11
para pemilih yang mungkin kurang cukup
00:21:14
literate kurang cukup mengerti tentang
00:21:16
tokoh-tokoh yang E menjadi calon
00:21:19
pemimpin nasional
00:21:26
kita