00:00:02
[Musik]
00:00:20
Seperti apa apresiasi audience terhadap
00:00:23
seni terkadang cenderung tidak tahu
00:00:26
harus memulai dari mana agar bisa
00:00:27
memahami seni
00:00:29
dan bagaimana suatu karya seni mampu
00:00:32
menangkap perhatian kita bagaimana Indra
00:00:35
merespon karya seni berwarna suram
00:00:38
meriah atau sepi
00:00:41
setelah melampaui itu semua kita
00:00:44
dihadapkan dengan persepsi
00:00:46
persepsi memuat gagasan yang fokus pada
00:00:49
hubungan antara subjektif dan objektif
00:00:56
[Musik]
00:01:03
sebuah karya seni yang baik mengajak
00:01:06
kita untuk bermain di ranah persepsi
00:01:08
disini audience akan dipertemukan pada
00:01:11
sebuah inti yang disampaikan oleh
00:01:13
seniman beberapa karya seni mencoba
00:01:16
untuk menyampaikan sebuah persepsi yang
00:01:19
akan disepakati oleh audience-nya
00:01:22
menciptakan sesuatu dan interpretasi
00:01:24
bisa juga macam-macam tergantung dari
00:01:26
latar belakang setiap orang juga yang
00:01:28
nonton karya itu dan mereka dapat apa
00:01:31
gitu
00:01:33
sebagian mencoba untuk menanamkan
00:01:35
persepsi baru pada audience dihadapkan
00:01:38
pada sebuah pengalaman dan pengetahuan
00:01:40
yang sama sekali baru sebagian lagi
00:01:43
karya seni mencoba memelintir atau
00:01:45
bahkan memutarbalikan persepsi audience
00:01:53
coba menginterpretasikan dengan dengan
00:01:56
hatinya sendiri Jadi sebetulnya tidak
00:01:58
ada satu arti saja jadi setiap orang
00:02:00
punya kebebasan untuk
00:02:01
mengidentifikasikan karya dengan potensi
00:02:03
masing-masing
00:02:05
audience bisa mengapresiasi tinggi
00:02:07
ketika melihat bermacam karya seni
00:02:10
apapun bentuknya ketika diciptakan oleh
00:02:13
seniman ternama terkadang audience hanya
00:02:16
mampu mengapresiasi visual dan nilai
00:02:19
dari sebuah karya seni ini sangat wajar
00:02:21
seni pada akhirnya terbangun dari selera
00:02:24
pemahaman pengetahuan dan pengalaman
00:02:28
estetik
00:02:30
Aku sebenarnya nggak begitu tahu sih ini
00:02:32
apa tapi kalau dilihat secara sekilas
00:02:34
tuh kayak celana terus ditempelin
00:02:36
logo-logo jamu gitu tapi kayaknya
00:02:39
setelah dilihat-lihat lagi ini jamunya
00:02:43
itu obat kuat ya terus di dalamnya itu
00:02:45
ada orang berdua sepertinya orangnya tuh
00:02:47
sedang diskusi Nah setelah dipikir-pikir
00:02:50
lagi kayaknya ada keterkaitannya dengan
00:02:52
kesetaraan gender atau isu Emansipasi
00:02:54
Wanita ya cowok di mata perempuan atau
00:02:57
gimana cowok dalam tatanan sosial kayak
00:03:00
gitu soalnya kan jamu kuat itu
00:03:03
melambangkan cowok karena biasanya
00:03:05
makainya cowok
00:03:09
mungkin karena staminanya tinggi saling
00:03:12
mulai berkelahi atau melawan satu sama
00:03:15
lain
00:03:17
sepertinya dua-duanya laki-laki sih
00:03:20
salah satunya wanita yang mungkin saling
00:03:22
mendekat karena
00:03:25
[Musik]
00:03:28
unik dan keren sih aku lihatnya kayak
00:03:32
pertama lihat tuh kayak ini kok
00:03:34
jamu-jamu ya ada di sini masih nggak
00:03:37
ngerti sih ini apa terus kaget ada
00:03:39
patung-patung di dalamnya
00:03:42
terus bentuknya kayak apa ya kaki gitu
00:03:45
loh Ya kaki aja gini terus pakai celana
00:03:49
tapi dia tuh obat-obat kuat kalau dibaca
00:03:53
unik banget unik banget
00:03:57
karya itu saya buat pada waktu saya
00:03:59
dapat undangan untuk pemeran di Paris di
00:04:02
museum dari Loui vitong dan karya itu
00:04:06
ada di sebelah dengan tas-tas dari Loui
00:04:09
itu sangat menarik aku bikin apa ya
00:04:12
untuk pemeran di sana gitu karya saya
00:04:15
itu banyak bicara mengenai
00:04:17
fisik artinya saya mencari sesuatu yang
00:04:21
bisa bicara mengenai fisik dan
00:04:24
kepentingan badan gitu nah aku menemukan
00:04:27
emblem-emblem obat kuat
00:04:31
itu semacam ya semacam simbol buat aku
00:04:34
untuk orang tambah kuat dari udah fisik
00:04:37
penting tapi harus tambah kuat itu
00:04:40
bagaimana manusia selalu mencari
00:04:43
sesuatu yang yang lebih gitu kan fisik
00:04:47
kuat itu ya aku menterjemahkan juga
00:04:49
dengan dua orang dua orang yang
00:04:52
berhadapan dan ya bisa berkelahi bisa
00:04:57
bersenang-senang bisa ketemu gitu dan
00:05:00
orang sekarang harus sangat fisik harus
00:05:03
sangat bagus dan tampil dan padahal ini
00:05:06
sebetulnya orang yang bercacat jadi
00:05:08
cuman satu kaki satu tongkat gitu jadi
00:05:11
ya itu permainan dengan masalah-masalah
00:05:14
yang yang dunia yang indah yang selalu
00:05:17
perfect sebetulnya tidak ada perfeksi
00:05:20
tapi ini juga ambil semacam filosofi
00:05:23
dari timur Bagaimana apa ya yang yang
00:05:26
jelek sama yang bagus itu harus seimbang
00:05:28
Kita juga bisa melihat sesuatu yang
00:05:30
indah yang bagus karena kita juga bisa
00:05:32
melihat yang jelek gitu kan tapi bentuk
00:05:35
dari dua karya itu bahwa fisik fisik
00:05:38
laki-laki itu selalu ya berdominasi dan
00:05:41
itu juga menciptakan selalu tegangan di
00:05:44
dunia kita nggak pernah lepas dari
00:05:46
perang juga itu juga pasti berhubungan
00:05:48
dengan itu tantangannya ada gitu Wah
00:05:50
keren nih kayak page-page yang sering
00:05:53
dipakai sama anak-anak ketika mereka
00:05:55
nongkrong ditempel di baju ternyata pas
00:05:57
semakin saya deketin lagi ke depannya
00:05:59
itu Wah ternyata ada obat-obat kuat kan
00:06:03
pikiran aja gitu kan si senimannya
00:06:05
kemudian saya pun lama-lama berpikir
00:06:08
bahwasanya lama-lama kok kompleksitas
00:06:11
bordiran yang ada itu membentuk celana
00:06:14
yang seperti menggambarkan laki-laki
00:06:17
gitu Bagaimana caranya itu supremasi
00:06:20
laki-laki laki-laki bisa dilihat tapi
00:06:22
apakah benar-benar supremasi laki-laki
00:06:23
itu ada Ketika Harus didampingi oleh
00:06:26
obat-obat yang ada tersebut seperti itu
00:06:30
karena ya masyarakat juga berkembang
00:06:33
dengan apa moral gitu apa moral apa yang
00:06:36
tidak moral apa yang ya seperti itu Jadi
00:06:40
yang jelek yang baik itu selalu
00:06:42
berubah-ubah tergantung manusia bergerak
00:06:44
ke mana gitu kan sebenarnya dengan karya
00:06:47
itu saya juga ingat pada wayang dan
00:06:49
seperti yang
00:06:51
ada ada karakter-karakter yang jelek ada
00:06:54
karakter-karakter yang baik dan mereka
00:06:55
harus berperang untuk mendapat semacam
00:06:57
kesepakatan yang bisa seimbang karya ini
00:07:00
kurang lebih seperti itu
00:07:02
memahami seni tidak berarti harus
00:07:05
menikmati atau menyukai seni itu sama
00:07:07
sekali
00:07:08
seni membantu kita melihat dunia dari
00:07:11
perspektif yang berbeda memberi kita
00:07:14
empati dan membantu kita memahami sesama
00:07:17
tempat periode sejarah dan problematika
00:07:21
yang mungkin tidak kita kenal
00:07:23
[Musik]
00:07:31
melihat lagi kembali judulnya itu kan
00:07:33
sebetulnya itu aku
00:07:35
mengakomodir dari salah satu
00:07:38
ketika itu Jim morison kan sebetulnya
00:07:40
ingin
00:07:43
sedang mencari nama bandnya sebetulnya
00:07:46
gitu nah the doorsnya itu yang belakang
00:07:49
aku ganti menjadi dapur sebetulnya jadi
00:07:51
aku
00:07:53
sebetulnya kayak
00:07:56
proses tersebut Aku ingin tidak
00:07:58
selesaikan seperti aku ingin
00:08:00
mempertanyakan kembali ke masyarakat
00:08:02
atau ke publik ketika itu adalah dengan
00:08:05
realitas perkembangan
00:08:07
teknologi-teknologi yang sekarang kan
00:08:09
berkembang sangat
00:08:12
instan cepat terus nggak terbatas gitu
00:08:15
terus orang kan dengan sosial medianya
00:08:18
scrolling dengan yang
00:08:20
[Musik]
00:08:22
visual-visualnya tuh sepertinya
00:08:25
sangat beragam tapi di sisi lain menurut
00:08:28
aku sangat statis akhirnya mereka
00:08:30
seperti kayak scrolling di dunia sosial
00:08:32
media pun gitu kayak itu mungkin dalam
00:08:35
hitungan waktu Sebentar pun mereka akan
00:08:39
lupa apa yang mereka lihat sebetulnya
00:08:41
gitu Nah makanya akhirnya aku juga
00:08:44
mempertanyakan kembali sebetulnya di
00:08:47
situ kehadiran seperti yang nggak
00:08:48
terbatas itu adalah sesuatu yang
00:08:51
kebenaran yang belum tentu indah dan
00:08:54
keindahan yang belum tentu benar gitu
00:08:56
Jadi aku Kembalikan ke publik gitu
00:08:58
akhirnya sebetulnya karyanya ada di
00:09:00
publik itu sendiri yang menjadi memoar
00:09:02
atau mereka representasinya ketika
00:09:05
mereka hadir di situ mereka membuat
00:09:07
video itu sendiri terus atau foto dan
00:09:12
publik itu sendiri yang akhirnya
00:09:15
menjadi bagian karya tersebut
00:09:19
beragam warna itu bakal kalau disatuin
00:09:22
tuh dipaduin nanti dia akan menghasilkan
00:09:26
Iya hasil karya yang
00:09:28
populer yang keren gitu yang dipajang di
00:09:32
sini tuh
00:09:33
bahkan nggak dibilang biasa Enggak
00:09:37
karena mungkin karena banyak lampu ya
00:09:40
jadi
00:09:41
buat ruangan ini terang dan bener-bener
00:09:44
yang nggak gini doang nggak ini nih
00:09:47
maksudnya tuh dibalik semua ini ternyata
00:09:50
apalagi ada besi-besi ini kan dia
00:09:52
memantulkan
00:09:54
lampu lagi gitu yang jadi ternyata
00:09:57
dibalik bus ini tuh ini terlihat lagi
00:10:00
loh mereka tersusun secara rapi dan
00:10:05
bikin karya seni yang bukan hal yang
00:10:08
biasa lagi gitu
00:10:10
yang menjadi persoalan aku ketika itu
00:10:13
adalah prinsip dari kamera dan mata
00:10:16
manusia yang menangkap gambar atau objek
00:10:19
bergerak atau maupun tidak gitu termasuk
00:10:21
dengan mata manusia
00:10:24
akhirnya aku balik di situ Bagaimana
00:10:26
jika cahayanya yang aku hadirkan di situ
00:10:29
sebagai objek Aku bukan ingin
00:10:32
menjadikan lampu atau sebagai objek tapi
00:10:37
sebetulnya cahayanya yang sebagai objek
00:10:39
di situ aku sadar dengan
00:10:42
cahaya itu adalah spektrum jadi
00:10:45
sangat visuallah maksudnya musik juga
00:10:48
adalah spektrum gitu kayak video visual
00:10:51
itu adalah spektrum akhirnya yang aku
00:10:53
Tampilkan tuh
00:10:54
representasi itu tadi yang aku bilang
00:10:57
tapi yang ingin tak terbatas dari
00:11:00
warnanya ya warnanya itu mirip kayak
00:11:02
futuristik gitu sih sebenarnya lebih
00:11:05
kayak cyberpunk gitu jadi anggapannya
00:11:08
pertamanya itu kayak futuristik abis itu
00:11:10
tempatnya itu Instagram mebel bener
00:11:13
banget gitu ada maknanya gitu
00:11:16
maknanya kayak lebih dalam kayak di
00:11:20
sebelah Sisi ini ada sisi-sisi lainnya
00:11:23
gitu secara medium atau material
00:11:26
tersebut aku rasa sih secara basic
00:11:29
adalah
00:11:30
material-material yang transparan
00:11:32
sebetulnya ya kalau orang ingin melihat
00:11:35
karya kan kadang sejajar dengan dengan
00:11:38
pandangan mata atau atau lebih tinggi
00:11:42
atau seperti apa ada sifat Agungnya lah
00:11:44
gitu kan
00:11:46
tapi justru aku di situ kan menyimpannya
00:11:49
merendahkan
00:11:50
seniman itu menciptakan karya untuk
00:11:52
dinikmati oleh publik tentu di dalamnya
00:11:56
ada pesan yang ingin disampaikan kepada
00:11:58
publik melalui bahasa seni ketika bisa
00:12:02
menikmati merasakan sesuatu dari karya
00:12:05
itu ini tentu tergantung pada
00:12:06
masing-masing orang merasakan
00:12:10
estetika atau apapun dari karya itu
00:12:13
kemudian kita mulai
00:12:14
mendalami
00:12:16
persoalan-persoalan apa yang ingin
00:12:17
kira-kira ingin disampaikan oleh seniman
00:12:20
itu lewat bentuk-bentuk yang disampaikan
00:12:23
secara simbolik secara visual di dalam
00:12:26
karya-karya itu
00:12:30
judulnya adalah
00:12:33
yang menggambarkan apa ya Paradoks dalam
00:12:37
kehidupan manusia ketika dia harus
00:12:41
mengeksploitasi alam di satu sisi tapi
00:12:43
di sisi lain dia juga harus
00:12:45
memberi melestarikan lingkungannya
00:12:50
jadi saya banyak menggunakan
00:12:52
material-material dari alam juga kayu
00:12:54
bambu daun dan sebagainya
00:12:57
untuk mengangkat isu tentang
00:13:00
lingkungan khususnya tentang hutan dan
00:13:03
pohon karya yang di belakang Ini
00:13:06
karyanya itu karena dia ngomongin
00:13:07
globalisasi saat ini dan hubungannya
00:13:11
dengan ekosistem karena disitu kan ada
00:13:13
petik-petik kotak-kotak gitu yang
00:13:15
didalamnya terdapat biji-bijian
00:13:16
biji-bijian ini dilambangkan itu
00:13:18
tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan
00:13:21
sedangkan ada di atas itu ada lampu di
00:13:23
mana lampu itu melambangkan matahari kan
00:13:26
kalau biji itu kalau tumbuh itu kan
00:13:28
butuh sinar matahari jadi lampu itu
00:13:30
diibaratkan sinar matahari
00:13:32
masyarakat kita itu sangat dekat dengan
00:13:37
material-material alam terutama kayu
00:13:39
jadi saya mengambil inspirasi juga dari
00:13:41
budaya lokal
00:13:44
tradisi-tradisi leluhur kita yang begitu
00:13:47
dekat dengan alam dan banyak menggunakan
00:13:49
material-material alam terutama kayu
00:13:51
yang kita memang kaya di dalam hal ini
00:13:54
ya Nah di sini saya
00:13:58
sengaja menggunakan material-material
00:14:00
yang tidak terpakai artinya
00:14:05
saya tidak pernah dengan sengaja
00:14:07
misalnya
00:14:09
menebang satu pohon untuk untuk
00:14:11
karya-karya misalnya gitu ya dan juga
00:14:14
Kebanyakan kayu-kayu yang saya gunakan
00:14:16
itu bukan dari jenis kayu yang yang
00:14:20
mahal dengan kualitas bagus ya cerita di
00:14:24
dalam pembuatannya itu ya pertama di
00:14:26
dalam mendapatkan kayu itu sendiri ya
00:14:29
jadi kayu itu punya tetangga saya yang
00:14:34
tadinya batang sebatang pohon Mindi yang
00:14:37
masih berdiri dengan
00:14:40
suburnya gitu itu ditawarkan kepada saya
00:14:43
untuk dibeli tapi saya sendiri ya karena
00:14:48
pertimbangan saya tidak mau menebang
00:14:51
pohon karena itu merusak lingkungan dan
00:14:53
sebagainya Saya tolak ya saya nggak mau
00:14:56
membelinya akhirnya dia potong sendiri
00:14:58
setelah dia potong baru dia tawarkan
00:15:01
lagi kepada saya baru saya mau beli
00:15:05
Saya suka karya dari Pak nusapati ini
00:15:08
karena pertama saya lihat itu ada
00:15:09
kotaknya tuh lucu-lucu gitu karena ada
00:15:12
ukiran-ukiran daunnya terus habis itu di
00:15:15
atasnya tuh ada lampu-lampu gitu kayak
00:15:17
ngasih kesan hangat gitu di dalamnya tuh
00:15:19
ada biji-biji gitu biji-biji tanaman
00:15:21
gitu terus kotaknya Tadi aku lihat
00:15:24
Jumlahnya ada 9 aku hitung itu kayaknya
00:15:27
mungkin sesuatu yang sakral kali ya
00:15:29
angka 9 itu kayak Wali Songo dan segala
00:15:31
macamnya
00:15:33
angka 9 nya sih enggak ya cuman secara
00:15:35
komposisi Saya ingin sesuatu yang
00:15:39
kelihatan cukup banyak lah tapi juga
00:15:42
tidak terlalu banyak sehingga karya itu
00:15:45
menjadi terlalu
00:15:46
sedentik ya dan juga saya ingin ada
00:15:50
repetisi bentuk yang sama berulang-ulang
00:15:53
sehingga Pesannya sudah lebih kuat itu
00:15:56
apa sih maksud ada kotak tapi
00:15:58
diterang-terangi dengan adanya lampu dan
00:16:00
di dalam setiap kotak yang berbeda itu
00:16:03
pasti untuk mempertahankan dalam sisi
00:16:06
misalnya dalam sisi kehidupannya pasti
00:16:08
di dalam kotak itu ada surprise-surprise
00:16:10
yang kita nggak tahu jadi dalam setiap
00:16:14
di Lini kehidupan juga kita harus siap
00:16:16
dengan istilahnya mungkin cahaya adalah
00:16:19
suatu sinaran matahari yang gimana
00:16:21
setiap pagi kita harus beraktivitas
00:16:24
dengan kotak-kotak baru yang kita nggak
00:16:26
tahu itu surprise-nya kayak apa di hari
00:16:29
kayak gitu
00:16:32
peti itu secara
00:16:34
simbolik kan tempat untuk menyimpan
00:16:37
sesuatu yang berharga ya Nah jadi di
00:16:41
situ kalau biji-biji itu saya letakkan
00:16:43
di dalam peti itu sebetulnya Seperti apa
00:16:46
representasi dari upaya untuk
00:16:49
melestarikan atau memprisef makna yang
00:16:53
sebenarnya dari seni ini ternyata
00:16:55
anexpected banget dan itu beneran
00:16:58
beneran unik dari awal aku lihat sampai
00:17:00
aku tahu maknanya ternyata emang keren
00:17:03
itu
00:17:04
seni dapat menciptakan Sinergi perubahan
00:17:06
sikap persepsi dan pikiran bagi yang
00:17:10
melihatnya tanpa seni emosi kita yang
00:17:13
kuat suara vital kita
00:17:16
energi yang bersemangat bergerak cepat
00:17:18
empati hubungan sosial semuanya akan
00:17:22
layu dan hilang
00:17:24
seni itu penting bersama mereka kita
00:17:27
berarti
00:17:31
galeri nasional Indonesia
00:17:34
[Musik]
00:17:40
itu salah satu kekayaan luar biasa
00:17:42
kekuatan
00:17:43
[Tertawa]
00:17:46
[Musik]