APA YANG SEBENARNYA TERJADI PADA LUMPUR LAPINDO?

00:38:57
https://www.youtube.com/watch?v=0X2RWNhfWJg

摘要

TLDRKejadian Lumpur Lapindo di Sidoarjo mulai pada 2006, diakibatkan oleh kegiatan pengeboran oleh PT Lapindo Brantas yang tidak sesuai prosedur. Bencana ini mengakibatkan ribuan rumah hancur, lahan pertanian terendam, dan lingkungan tercemar. Pihak perusahaan dan pemerintah masih diperdebatkan mengenai tanggung jawabnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi bencana ini, termasuk pembangunan waduk, tetapi masalah masih terus berlanjut. Analisis menunjukkan lumpur mengandung logam berat berbahaya, dan beberapa penduduk mengalami dampak kesehatan yang serius. Keterlambatan penanganan menyebabkan kondisi masyarakat semakin sulit, dengan banyak yang masih mencari keadilan.

心得

  • ⚠️ Lumpur Lapindo bermula dari pengeboran yang tidak sesuai prosedur.
  • 🏚️ Ribuan rumah dan lahan pertanian hancur akibat bencana.
  • 🌍 Lingkungan mengalami pencemaran akibat semburan lumpur.
  • 💰 Tanggung jawab perusahaan masih menjadi perdebatan hangat.
  • 🔬 Penelitian menunjukkan adanya logam berat dalam lumpur.
  • 🏗️ Upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana berlanjut, namun belum optimal.
  • 🔍 Masyarakat masih menuntut keadilan dan penyelesaian masalah.
  • 📉 Kesehatan masyarakat terdampak menurun secara signifikan.
  • 📂 Bukti kesalahan prosedur dalam pengeboran ditemukan oleh BPK.
  • 🌱 Penanggulangan bencana harus melibatkan partisipasi publik.

时间轴

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Tragedi Lumpur Lapindo telah menyebabkan kerugian besar di Sidoarjo, Jawa Timur, selama hampir 19 tahun. Ini bukan hanya bencana alam tetapi juga mencerminkan kegagalan pembangunan yang mengabaikan kepentingan masyarakat dan lingkungan demi keuntungan tertentu. Pertanyaan masih berlanjut mengenai tanggungjawab dalam tragedi ini.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pengeboran oleh PT Lapindo Brantas dimulai pada 2006, namun diduga terjadi kesalahan dalam perancangan pengeboran yang tidak mengikuti standar keamanan dan prosedur yang telah ditetapkan. Ini menyebabkan kerugian besar bagi tanah dan kehidupan masyarakat yang terpengaruh.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Investigasi menunjukkan bahwa kesalahan fatal terjadi pada perencanaan pengeboran, mengakibatkan lumpur panas yang meluap. Prosedur operasional yang salah membuat lumpur bertekanan tinggi keluar dari sumur dan mengakibatkan semburan yang tidak terkendali, merugikan banyak orang.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Kejadian semburan lumpur pertama kali terjadi pada 29 Mei 2006, dan teorinya berkisar pada apakah ini disebabkan oleh kesalahan manusia atau faktor alam. Meskipun PT Lapindo memberikan dua teori penyebab, mayoritas ahli geologi sepakat bahwa semburan diakibatkan oleh kegiatan pengeboran yang keliru.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Laporan audit menunjukkan bahwa kesalahan teknis dalam pengeboran Lapindo menjadi penyebab utama semburan lumpur, yang telah merusak infrastruktur penting dan memperoleh banyak perhatian dari pemerintah. Kegiatan tersebut mengancam kehidupan masyarakat dan mendatangkan kerugian yang besar bagi perekonomian kawasan.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa lumpur Lapindo tidak mengandung barang bahan berbahaya (B3), tetapi ada juga temuan yang menunjukkan pencemaran dari logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia dalam jangka panjang. Ini menimbulkan ketidakpastian di kalangan masyarakat yang terkena dampak.

  • 00:30:00 - 00:38:57

    Banyak warga terpaksa mengungsi dan mengalami kerugian ekonomi. Upaya penanggulangan telah dilakukan oleh pemerintah, tetapi hasilnya tidak memadai, dan banyak warga yang merasa kehilangan hak serta tidak memperoleh keadilan. Walaupun ada ganti rugi, kehidupan mereka masih terganggu dengan masalah kesehatan dan ketidakpastian masa depan.

显示更多

思维导图

视频问答

  • Apa itu Lumpur Lapindo?

    Lumpur Lapindo adalah bencana lumpur panas yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur, akibat kegiatan pengeboran oleh PT Lapindo Brantas.

  • Kapan bencana Lumpur Lapindo terjadi?

    Bencana ini dimulai pada 29 Mei 2006.

  • Siapa yang bertanggung jawab atas bencana ini?

    Tanggung jawab masih diperdebatkan, namun banyak pihak menganggap kegiatan pengeboran oleh PT Lapindo Brantas sebagai penyebab utama.

  • Apa dampak dari Lumpur Lapindo?

    Dampaknya meliputi kerusakan infrastruktur, hilangnya tempat tinggal, dan penurunan kualitas hidup masyarakat.

  • Apakah Lumpur Lapindo mengandung zat berbahaya?

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lumpur ini mengandung logam berat seperti kadmium dan timbal.

  • Apa upaya pemerintah untuk menangani bencana ini?

    Pemerintah telah berusaha membangun tanggul dan waduk untuk mengatasi luapan lumpur.

查看更多视频摘要

即时访问由人工智能支持的免费 YouTube 视频摘要!
字幕
id
自动滚动:
  • 00:00:16
    sudah hampir 19 tahun semenjak Lumpur
  • 00:00:18
    panas pertama Lapindo menyembur keluar
  • 00:00:20
    merampas banyak kehidupan menghancurkan
  • 00:00:22
    ribuan rumah lahan pertanian dan
  • 00:00:24
    infrastruktur di wilayah Sidoarjo Jawa
  • 00:00:26
    Timur tergedi ini telah mengubah
  • 00:00:28
    kehidupan bahkan merusak banyak orang
  • 00:00:30
    yang menjadi korbannya perlu ditegaskan
  • 00:00:32
    kalau lumpur Lapindo bukanlah hanya
  • 00:00:34
    sekedar bencana alam tetapi bukti nyata
  • 00:00:37
    dari suramnya pembangunan di Indonesia
  • 00:00:39
    yang kerap kali mengabaikan kepentingan
  • 00:00:41
    publik lingkungan dan masyarakat sekitar
  • 00:00:43
    demi keuntungan semata Dari peristiwa
  • 00:00:45
    ini masih ada pertanyaan mendasar yang
  • 00:00:47
    belum terjawab mengenai Siapa yang
  • 00:00:50
    sebenarnya harus bertanggung jawab atas
  • 00:00:51
    tragedi ini apakah lumpur Lapindo murnni
  • 00:00:54
    kesalahan alam atau justru andil
  • 00:00:56
    terbesarnya berasal dari aktivitas
  • 00:00:57
    manusia yang tidak bertanggung jawab
  • 00:01:00
    kali ini kita akan membicarakan tragedi
  • 00:01:01
    lumpur Lapindo untuk mengingat kembali
  • 00:01:04
    seberapa banyak harga yang harus dibayar
  • 00:01:06
    ketika pembangunan Negara hanya
  • 00:01:08
    mementingkan keuntungan segelintir
  • 00:01:10
    golongan
  • 00:01:19
    saja sebelum tragedi banjir Lumpur panas
  • 00:01:22
    sidowarjo atau yang lebih familiar
  • 00:01:23
    disebut lumpur Lapindo diketahui bahwa
  • 00:01:26
    pada tahun 2006 PT Lapindo Brantas
  • 00:01:28
    Incorporation salah satu perusahaan
  • 00:01:30
    kontraktor kontrak kerja sama yang
  • 00:01:32
    ditunjuk oleh badan pengatur minyak dan
  • 00:01:34
    gas bumi atau BP Migas memulai proses
  • 00:01:36
    pengoboran minyak gas dan bumi lokasi
  • 00:01:39
    pengoboran sebenarnya terletak di dua
  • 00:01:40
    lokasi yakni di Dusun balongnongo Desa
  • 00:01:43
    Reno Kenongo dan desa jetirejo Kecamatan
  • 00:01:46
    porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
  • 00:01:49
    tercatat di awal Maret 2006 PT Lapindo
  • 00:01:51
    bratas in cororporation mulai mengeebor
  • 00:01:54
    sumur eksplorasi yang dinamai sumur
  • 00:01:55
    Banjar Panji 1 atau bjp 1 di Porong
  • 00:01:59
    sidowar PT Lapindo Brantas mempercayakan
  • 00:02:02
    pekerjaan ini kepada PT medisi Citra
  • 00:02:04
    Nusantara sebuah perusahaan kontraktor
  • 00:02:06
    pengoboran yang mendapat kontrak atas
  • 00:02:08
    nama alton internationional Indonesia
  • 00:02:10
    setelah memenangkan tender senilai 24
  • 00:02:13
    juta us do pada bulan Januari 2006 pada
  • 00:02:16
    awalnya sumur bjp 1 itu direncanakan
  • 00:02:18
    dengan cukup ambisius PT Lapindo
  • 00:02:20
    berantas menargetkan supaya sumur
  • 00:02:22
    mencapai kedalaman 8.500 kaki atau
  • 00:02:25
    sekitar 2.590 m di bawah permukaan laut
  • 00:02:29
    tujuannya adalah untuk menembus formasi
  • 00:02:31
    Kujung yang diperkirakan mengandung batu
  • 00:02:33
    gamping dan berpotensi menyimpan
  • 00:02:35
    cadangan gas alam untuk mencapai
  • 00:02:37
    kedalaman tersebut sumur ini akan
  • 00:02:39
    dipasangi serangkaian selubung bor atau
  • 00:02:41
    casing dengan ukuran yang berbeda-beda
  • 00:02:43
    disesuaikan dengan kedalaman yang
  • 00:02:44
    dicapai pemasakan sulbungbor ini
  • 00:02:46
    bertujuan untuk mencegah terjadinya
  • 00:02:48
    circulation loss atau hilangnya lumpur
  • 00:02:50
    pengeboran ke dalam formasi dan kick
  • 00:02:53
    yakni maksudnya fluide formasi ke dalam
  • 00:02:55
    sumur sebab jika kedua hal itu terjadi
  • 00:02:57
    maka dapat membahayakan proses
  • 00:02:58
    pengeboran dan dan menimbulkan masalah
  • 00:03:00
    yang serius maka sesuai dengan desain
  • 00:03:02
    awal pengeboran PT Lapindo berantas
  • 00:03:05
    mengaku telah memasang serangkaian
  • 00:03:06
    selubung bor atau casesing dengan ukuran
  • 00:03:08
    yang berbeda-beda pada kedalaman
  • 00:03:10
    tertentu selubung bor itu diganti secara
  • 00:03:12
    bertahap Awalnya mereka memasang
  • 00:03:14
    selubung bor 30 inci pada kedalaman 150
  • 00:03:17
    kaki lalu selubung bor 20 inci pada
  • 00:03:19
    kedalaman
  • 00:03:20
    1196 kaki berikutnya selubung bor yang
  • 00:03:23
    disebut liner dengan ukuran 16 inci pada
  • 00:03:25
    kedalaman
  • 00:03:27
    23.385 kaki dan selubung bor dengan
  • 00:03:29
    ukuran 13 3/8 inci pada kedalaman
  • 00:03:33
    3.580 kaki namun saat pihak Lapindo
  • 00:03:36
    berantas mengebur lapisan bumi dari
  • 00:03:37
    kedalaman
  • 00:03:38
    3.580 kaki sampai ke
  • 00:03:41
    9.297 kaki mereka mengaku bahwa belum
  • 00:03:44
    memasang selubung berukuran 9 5/8 inci
  • 00:03:47
    yang memang Rencananya akan dipasang
  • 00:03:49
    tepat di kedalaman batas antara formasi
  • 00:03:51
    kali Beng bawaah dengan formasi Kujung
  • 00:03:54
    hal ini jelas menyalahi standar keamanan
  • 00:03:56
    dan prosedur operasional yang ditetapkan
  • 00:03:58
    oleh lapindok beratas sendiri dalam
  • 00:04:00
    kegiatan pengeboran mereka dari
  • 00:04:02
    Investigasi yang dilakukan diduga kuat
  • 00:04:04
    kalau PT Lapindo Brantas memang telah
  • 00:04:06
    melakukan kesalahan fatal sejak awal
  • 00:04:08
    perencanaan kegiatan pengeboran sumur
  • 00:04:10
    bjp 1 mereka membuat prognosis atau
  • 00:04:13
    perkiraan pengeboran yang ternyata tidak
  • 00:04:15
    sesuai dengan kondisi geologi yang
  • 00:04:17
    sebenarnya di wilayah tersebut lapino
  • 00:04:19
    berantas mengasumsikan kalau zona
  • 00:04:20
    pengeboran mereka berada di zona Rembang
  • 00:04:23
    dengan target pengoboran adalah formasi
  • 00:04:25
    Kujung yang dikenal sebagai formasi
  • 00:04:27
    batuan gemping dan berpotensi mengand
  • 00:04:29
    ung cadangan minyak dan gas bumi namun
  • 00:04:32
    kenyataannya mereka justru melakukan
  • 00:04:33
    pengeoboran di zona Kendeng di mana
  • 00:04:35
    formasi Kujung tidak ditemukan kesalahan
  • 00:04:38
    ini berakibat sangat fatal sebab dari
  • 00:04:40
    tahap perencanaan pemasangan selubung
  • 00:04:42
    bor atau casing saja mereka sudah
  • 00:04:43
    melakukannya dengan cara yang tidak
  • 00:04:45
    tepat lapino Brantas berencana memasang
  • 00:04:48
    casing setelah mencapai target formasi
  • 00:04:50
    Kujung yang ternyata tidak pernah mereka
  • 00:04:51
    temui dalam pengeboran selama proses
  • 00:04:53
    pengeburan yang berlangsung pula mereka
  • 00:04:55
    tidak memasang casing pada lubang sumur
  • 00:04:57
    Padahal di waktu yang sama lumput over
  • 00:05:00
    pressure atau lumpur bertekanan tinggi
  • 00:05:01
    dari formasi pucangan sudah berusaha
  • 00:05:03
    untuk keluar dari sumur atau istilahnya
  • 00:05:05
    adalah blow out kondisi ini sangat
  • 00:05:07
    berbahaya karena dapat menyebabkan
  • 00:05:09
    semburan lumpur yang tidak terkendali
  • 00:05:11
    Walaupun memang saat it lapindop
  • 00:05:12
    berantas atau kontraktor mereka yakni PT
  • 00:05:15
    medicis Citra Nusantara masih mampu
  • 00:05:17
    mengatasi tekanan lumpur yang tinggi
  • 00:05:18
    dengan menggunakan pompa lumpur
  • 00:05:20
    sayingnya upaya tersebut hanya bersifat
  • 00:05:22
    sementara pengeburan dilanjutkan
  • 00:05:24
    mencapai kedalaman
  • 00:05:25
    9.297 kaki di mana matabor akhirnya
  • 00:05:28
    menyentuh formasi batu yang oleh Lapindo
  • 00:05:30
    berantas dikira sebagai formasi Kujung
  • 00:05:33
    target pengeburan mereka namun mereka
  • 00:05:35
    sudah salah mengira karena kenyataannya
  • 00:05:37
    formasi batuan yang mereka sentuh
  • 00:05:38
    sebenarnya adalah formasi klitik di
  • 00:05:40
    bagian formasi klitik ini karakteristik
  • 00:05:42
    bebatuannya sangat berbeda dengan
  • 00:05:44
    formasi Kujung sebab batu gemping pada
  • 00:05:46
    formasi klitik sangat poros atau
  • 00:05:48
    berlubang-lubang akibatnya lumpur yang
  • 00:05:51
    digunakan untuk menahan tekanan lumpur
  • 00:05:53
    formasi pucangan hilang ke dalam
  • 00:05:54
    lubang-lubang di Batu gemping formasi
  • 00:05:56
    klitik Kondisi ini dikenal dengan
  • 00:05:58
    istilah circulation loss atau hilangnya
  • 00:06:00
    Lumpur pengoboran ke dalam formasi yang
  • 00:06:02
    menyebabkan lapido berantas kehabisan
  • 00:06:04
    lumpur di permukaan padahal lumpur
  • 00:06:06
    pengoboran memiliki peran yang sangat
  • 00:06:08
    penting dalam proses pengeboran selain
  • 00:06:10
    berfungsi untuk mengangkat serpian
  • 00:06:11
    batuan ke permukaan lumpur pengeboran
  • 00:06:13
    juga berfungsi untuk menahan tekanan
  • 00:06:15
    dari dalam bumi dan mencegah terjadinya
  • 00:06:17
    semburan liar maka setelah lumpur
  • 00:06:19
    pengeburan habis akibat circulation l
  • 00:06:22
    tadi lumpur bertekanan tinggi dari
  • 00:06:23
    formasi pucangan akhirnya berhasil
  • 00:06:25
    menerobos keluar atau terjadi kondisi
  • 00:06:27
    kick dalam situasi kritis ini para
  • 00:06:30
    pekerja berusaha menarik mata bor namun
  • 00:06:31
    sayangnya mata bor yang mereka gunakan
  • 00:06:33
    itu terjepit dan akhirnya harus dipotong
  • 00:06:36
    sesuai dengan prosedur standar
  • 00:06:37
    keselamatan operasi pengeboran pun
  • 00:06:39
    segera dihentikan perangkat Blow Up
  • 00:06:41
    preventer atau biop Dirik yang berfungsi
  • 00:06:43
    sebagai penutup sumur darurat segera
  • 00:06:45
    ditutup langkah yang dilakukan
  • 00:06:47
    selanjutnya oleh kontraktor adalah
  • 00:06:48
    memompak lumpur pengoboran dengan
  • 00:06:50
    densitas berat ke dalam sumur dengan
  • 00:06:52
    tujuan untuk mematikan kick namun
  • 00:06:54
    kemungkinan besar fluida formasi
  • 00:06:56
    bertekanan tinggi telah naik terlalu
  • 00:06:58
    tinggi hingga mencapai as antara lubang
  • 00:07:00
    terbuka dan selubung di permukaan
  • 00:07:02
    berdiameter 13 3/8 inci pada kedalaman
  • 00:07:05
    ini kondisi geologis tanah diperkirakan
  • 00:07:07
    tidak stabil dan terdapat banyak rekan
  • 00:07:09
    alami atau natural visors yang mungkin
  • 00:07:12
    mencapai permukaan tanah lalu karena
  • 00:07:14
    biopi telah ditutup flida formasi
  • 00:07:16
    bertekanan tinggi tidak dapat lagi
  • 00:07:17
    keluar melalui lubang sumur fluida ini
  • 00:07:19
    mencari jalan keluar lain yang lebih
  • 00:07:21
    mudah yaitu melalui rekan alami yang
  • 00:07:23
    terhubung ke permukaan akibatnya
  • 00:07:25
    semmuran Lumpur panas tidak terjadi di
  • 00:07:27
    Sumber pengeburan itu sendiri melainkan
  • 00:07:29
    di di berbagai tempat di sekitar area
  • 00:07:30
    sumur sebuah fenomena yang disebut
  • 00:07:32
    surfus blowout semuran pertama tercatat
  • 00:07:35
    muncul pada tanggal 29 Mei 2006
  • 00:07:37
    berlokasi di Porong yang hanya berjarak
  • 00:07:38
    150 M dari sumur bjp 1 perlu diingat
  • 00:07:42
    kembali bahwa setiap tindakan dalam
  • 00:07:44
    operasi pengeburan minyak dan gas bumi
  • 00:07:45
    di Indonesia ini harus mendapatkan izin
  • 00:07:48
    dari BP Migas jadi tentu saja semua
  • 00:07:50
    dokumen terutama yang berkaitan dengan
  • 00:07:52
    pemasangan casing harus disetujui oleh
  • 00:07:54
    BP Migas ini artinya standar keamanan
  • 00:07:57
    dan prosedur operasional yang sangat
  • 00:07:58
    ketat seharusnya sudah diikuti dalam
  • 00:08:01
    kegiatan pengoboran sumur Banjar Panji 1
  • 00:08:04
    namun dengan terjadinya tragedi lumpur
  • 00:08:05
    Lapindo menunjukkan bahwa sesuatu yang
  • 00:08:08
    salah telah terjadi dan diduga kuat
  • 00:08:10
    memang berasal dari aktivitas pengeboran
  • 00:08:12
    yang dilakukan lapino berantas di sumur
  • 00:08:14
    tersebut pihak perusahaan Lapindo
  • 00:08:16
    Brantas sendiri memiliki pandangan lain
  • 00:08:18
    berkaitan kemunculan semburan lumpur
  • 00:08:20
    dengan mengajukan dua teori mengenai
  • 00:08:21
    asal usulnya teori pertama menjelaskan
  • 00:08:23
    bahwa semburan ini mungkin saja memang
  • 00:08:25
    terkait dengan kesalahan prosedur dalam
  • 00:08:27
    kegiatan pengeburan mereka sementara
  • 00:08:30
    teori kedua menyatakan bahwa semburan
  • 00:08:31
    lumpur terjadi secara kebetulan
  • 00:08:33
    bersamaan dengan pengeboran tetapi
  • 00:08:35
    kemungkinan disebabkan oleh faktor lain
  • 00:08:37
    yang belum diketahui terlepas teori mana
  • 00:08:39
    yang lebih benar tapi dari sebagian
  • 00:08:41
    besar bukti yang ada opini publik
  • 00:08:43
    akhirnya lebih condong pada kesimpulan
  • 00:08:44
    bahwa semburan lumpur panas tersebut
  • 00:08:46
    adalah akibat dari aktivitas pengeboran
  • 00:08:48
    yang dilakukan oleh PT lapino Brantas
  • 00:08:51
    pada konferensi internasional tahunan
  • 00:08:53
    yang diselenggarakan oleh American
  • 00:08:54
    Association of Petroleum geologis atau
  • 00:08:56
    aapg di capton Afrika Selatan pada
  • 00:08:59
    tanggal 26 hingga 29 Oktober 2008 para
  • 00:09:02
    ahli geologi dari seluruh dunia
  • 00:09:04
    berkumpul untuk membahas berbagai isu
  • 00:09:06
    terkait geologi perminyakan salah satu
  • 00:09:08
    topik yang menjadi perhatian utama
  • 00:09:10
    adalah penyebab dari semburan lumpur
  • 00:09:12
    panas Lapindo dalam Konferensi tersebut
  • 00:09:14
    para ahli geologi menyampaikan pendapat
  • 00:09:16
    mereka mengenai penyebab tragedi
  • 00:09:18
    Hasilnya cukup beragam tapi mayoritas
  • 00:09:20
    ahli yang berjumlah 42 suara menyatakan
  • 00:09:23
    Bah semburan lumpur panas tersebut
  • 00:09:25
    disebabkan oleh aktivitas pengoboran
  • 00:09:27
    yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas
  • 00:09:29
    corporation sementara itu tiga ahli dari
  • 00:09:31
    Indonesia mendukung teori bahwa gempa
  • 00:09:33
    bumi Bantul 2006 menjadi pemicu dari
  • 00:09:35
    semburan lumpur panas sedangkan 13 ahli
  • 00:09:38
    lainnya berpendapat kalau kombinasi
  • 00:09:40
    antara gempa bumi dan aktivitas
  • 00:09:41
    pengoboran menjadi penyebab utama dari
  • 00:09:43
    tragedi ini dan untuk 16 ahli lainnya
  • 00:09:46
    belum dapat mengambil kesimpulan karena
  • 00:09:48
    kurangnya informasi atau bukti yang kuat
  • 00:09:50
    sebenarnya selain pendapat dari para
  • 00:09:52
    ahli geologi ini laporan audit dari
  • 00:09:54
    Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK yang
  • 00:09:57
    dilakukan pada tanggal 29 Mei 2007
  • 00:09:59
    menemukan adanya kesalahan-kesalahan
  • 00:10:01
    teknis dalam proses pengeburan yang
  • 00:10:03
    dilakukan oleh Lapindo Brantas temuan
  • 00:10:05
    ini semakin memperkuat dugaan bahwa
  • 00:10:07
    aktivitas pengeburan menjadi penyebab
  • 00:10:09
    utama dari bencana lumpur Lapindo titik
  • 00:10:11
    semburan lumpur ini pada akhirnya
  • 00:10:13
    merenggut lahan dan tempat tinggal warga
  • 00:10:15
    sekitar bahkan melenyapkan berbagai
  • 00:10:17
    sumber penghidupan masyarakat dan
  • 00:10:18
    menghancurkan infrastruktur penting
  • 00:10:20
    Selain itu karena titik semburan berada
  • 00:10:22
    tidak jauh dari jalan tol serta jalur
  • 00:10:24
    kereta api jelas saja tragedi ini
  • 00:10:26
    mengancam keberlangsungan operasional
  • 00:10:28
    transportasi publik
  • 00:10:39
    dalam beberapa kasus sebenarnya kejadian
  • 00:10:41
    semburan lumpur panas tidak hanya
  • 00:10:42
    terjadi di Sidoarjo di Indonesia
  • 00:10:44
    fenomena-fenomena semburan lumpur panas
  • 00:10:46
    ini kerap muncul secara alami karena
  • 00:10:48
    terjadi patahan di bawah permukaan bumi
  • 00:10:50
    seperti misalnya di Gunung Anyar Madura
  • 00:10:52
    atau bakan di beleduk kuu Jawa Tengah
  • 00:10:55
    makanya beberapa ahli geologi
  • 00:10:56
    berpendapat bahwa semburan lumpur panas
  • 00:10:58
    di Sidoarjo diseb kan oleh adanya
  • 00:11:00
    patahan alami di bawah permukaan bumi
  • 00:11:02
    dan menurut mereka ini bukan hal baru
  • 00:11:04
    karena memang telah terjadi sejak
  • 00:11:05
    puluhan atau bahkan ratusan tahun yang
  • 00:11:07
    lalu para ahli geologi juga berargumen
  • 00:11:10
    bahwa volume lumpur yang keluar dari
  • 00:11:11
    perut bumi di Sidoarjo mencapai sekitar
  • 00:11:13
    100.000 m³ per hari yang dianggap
  • 00:11:16
    terlalu besar jumlahnya untuk keluar
  • 00:11:18
    hanya dari lubang hasil pengoboran
  • 00:11:20
    selebar 30 cm mereka meyakini bahwa
  • 00:11:23
    pasti ada faktor lain yang menyebabkan
  • 00:11:25
    semburan lumpur dalam volume yang sangat
  • 00:11:26
    besar tersebut Selain itu beberapa ahli
  • 00:11:28
    geolog juga menyoroti dampak dari
  • 00:11:31
    pendapat awal yang disampaikan oleh
  • 00:11:32
    Wahana lingkungan hidup Indonesia atau
  • 00:11:34
    walhi dan kementerian lingkungan hidup
  • 00:11:37
    atau klh yang menyatakan kalau lumpur di
  • 00:11:39
    sidaowarjo ini berbahaya pendepat ini
  • 00:11:41
    menyebabkan dibuatnya tanggul di atas
  • 00:11:43
    tanah milik masyarakat seingnya karena
  • 00:11:45
    volume lumpurnya sangat besar sehingga
  • 00:11:47
    tidak mungkin tanggul tersebut menampung
  • 00:11:49
    seluruh luapan Lumpur dan akhirnya
  • 00:11:51
    menjadikan lahan yang terkena dampak pun
  • 00:11:53
    menjadi semakin luas namun Apakah benar
  • 00:11:55
    semburan lumpur panas lapino mengandung
  • 00:11:56
    zat berbahaya seperti pendapat awal
  • 00:11:58
    walkali atau klh untuk mengetahui apakah
  • 00:12:00
    lumpur Lapindo Ini mengandung limbah
  • 00:12:02
    berbahaya dan beracun atau limbah B3
  • 00:12:05
    maka para ahli melakukan pengujian
  • 00:12:07
    toksikologis di tiga laboratorium
  • 00:12:09
    terakreditasi yaitu di sukovindo corlab
  • 00:12:12
    Dan bogorlab dari hasil analisis dan
  • 00:12:14
    pengujian di ketiga laboratorium
  • 00:12:16
    tersebut semuanya menunjukkan kesimpulan
  • 00:12:17
    yang sama bolumpur laapindo sebenarnya
  • 00:12:19
    tidak termasuk ke dalam kategori limbah
  • 00:12:21
    B3 baik untuk bahan anorganik maupun
  • 00:12:24
    bahan organik semua parameter bahan
  • 00:12:26
    kimia yang telah diujikan berada di
  • 00:12:28
    bawah ambang bat baku mutu yang
  • 00:12:30
    ditetapkan Hasil pengujian inilah yang
  • 00:12:32
    memberikan kepastian bahwa lumpur
  • 00:12:33
    Lapindo tidak mengandung limbah B3 yang
  • 00:12:35
    berbahaya bagi kesehatan manusia dan
  • 00:12:37
    lingkungan selanjutnya Untuk mengetahui
  • 00:12:40
    tingkat bahaya Dan Racun lumpur Lapindo
  • 00:12:41
    terhadap biota aquatik dilakukan
  • 00:12:43
    pengujian letal concentration 50 atau
  • 00:12:46
    lc50 terhadap lava udang windu dan
  • 00:12:48
    organisme akatik lainnya seperti davia
  • 00:12:51
    karinata lc50 ini merupakan uji untuk
  • 00:12:54
    menentukan konsentrasi bahan pencemar
  • 00:12:55
    yang dapat menyebabkan kematian pada 50%
  • 00:12:58
    hewan uji dalam periode waktu tertentu
  • 00:13:00
    Hasil pengujian menunjukkan bahwa lumpur
  • 00:13:02
    Lapindo tidak berbahaya dan tidak
  • 00:13:04
    beracun bagi biota aquatik berdasarkan
  • 00:13:06
    standar EDP bppka Pertamina suatu lumpur
  • 00:13:10
    dikatakan beracun apabila nilai lc50-nya
  • 00:13:12
    sama dengan atau kurang dari 30.000 MG
  • 00:13:15
    per liter suspended particulet P dari
  • 00:13:18
    Hasil pengujian lc50 terhadap Larva
  • 00:13:20
    udang windu dan davia karinata lumpur
  • 00:13:22
    Lapindo memiliki nilai lc50 yang jauh di
  • 00:13:24
    atas standar yang ditetapkan sebagai
  • 00:13:26
    ambang batas beracun hal ini membuktikan
  • 00:13:28
    bahwa lumpur Lapindo tidak memiliki
  • 00:13:30
    potensi untuk menyebabkan kematian pada
  • 00:13:31
    biota aquatik pada konsentrasi yang
  • 00:13:34
    ditemukan di lingkungan Hasil pengujian
  • 00:13:36
    yang telah dilakukan pun sudah sesuai
  • 00:13:37
    dengan standar yang berlaku di beberapa
  • 00:13:39
    negara yang memperbolehkan pembuangan
  • 00:13:41
    lumpur bekas pengoboran ke laut Jika
  • 00:13:42
    nilai lc50-nya melebih ambang batas
  • 00:13:45
    30.000 mg/lit namun kesimpulan berbeda
  • 00:13:48
    dinyatakan oleh walhi yang melakukan
  • 00:13:49
    penelitian terhadap ekosistem di sekitar
  • 00:13:51
    lumpur walhi menemukan bahwa area
  • 00:13:53
    luberan lumpur dan sungai Porong telah
  • 00:13:55
    tercemar oleh logam kadmium dan timbal
  • 00:13:58
    dalam kadar yang berbahaya bagi manusia
  • 00:14:00
    kadar timbal yang ditemukan dalam lumpur
  • 00:14:02
    Lapindo dan sedimen Sungai Porong bahkan
  • 00:14:04
    mencapai 146 kali dari ambang batas yang
  • 00:14:07
    telah ditentukan Hal ini tentu sangat
  • 00:14:09
    mengkhawatirkan karena timbal merupakan
  • 00:14:11
    logam berat yang sangat beracun dan
  • 00:14:13
    dapat menyebabkan berbagai masalah
  • 00:14:14
    kesehatan serius terutama jika
  • 00:14:17
    terakumulasi dalam tubuh manusia dalam
  • 00:14:18
    jangka panjang temuan wahli ini jelas
  • 00:14:20
    bertentangan dengan Hasil pengujian lc50
  • 00:14:23
    yang menunjukkan bahwa lumpur Lapindo
  • 00:14:24
    tidak beracun bagi biot aquatik
  • 00:14:26
    perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
  • 00:14:27
    fokus pengujian yang berbeda pengujian
  • 00:14:29
    lc50 lebih fokus pada toksisitas akut
  • 00:14:32
    terhadap biot akatik sementara
  • 00:14:34
    penelitian walhi lebih fokus pada
  • 00:14:35
    kandungan logam berat yang berbahaya
  • 00:14:37
    bagi kesehatan manusia dalam jangka
  • 00:14:39
    panjang kontradiksi antara Hasil
  • 00:14:41
    pengujian lc50 dan temuan walhi ini
  • 00:14:43
    menunjukkan bahwa masalah lumpur Lapindo
  • 00:14:45
    tidak sesederhana yang dibayangkan
  • 00:14:47
    meskipun lumpur Lapindo mungkin tidak
  • 00:14:49
    beracun bagi biota aquatik dalam jangah
  • 00:14:51
    pendek kandungan logam beratnya dapat
  • 00:14:53
    menjadi ancaman serius bagi kesehatan
  • 00:14:55
    manusia dan lingkungan dalam jangka
  • 00:14:56
    panjang masih berkaitan dengan uji toxik
  • 00:14:59
    ologi jika berdasarkan peraturan
  • 00:15:00
    pemerintah nomor 41 Tahun 1999 ambang
  • 00:15:03
    batas yang diizinkan untuk kandungan
  • 00:15:05
    poisclic aromatic hidrocarbons atau ph
  • 00:15:08
    dalam lingkungan adalah 0,23 mg/ m³ atau
  • 00:15:12
    0,23 mg/ kg hasil analisis terhadap
  • 00:15:16
    sampel lumpur Lapindo menunjukkan bahwa
  • 00:15:18
    seluruh titik pengambilan sampel
  • 00:15:19
    mengandung kadar Kesin di atas ambang
  • 00:15:22
    yang telah ditentukan krasin merupakan
  • 00:15:24
    salah satu jenis pH yang bersifat
  • 00:15:26
    karsinogenik atau dapat menyebabkan
  • 00:15:27
    kanker selain ditemukan juga senyawa PH
  • 00:15:30
    lain yang berbahaya di tiga titik
  • 00:15:32
    pengambilan sampel yakni senyawa benzet
  • 00:15:34
    resin yang lagi-lagi berada di atas
  • 00:15:36
    ambang batas yang telah ditentukan
  • 00:15:38
    temuan-temuan ini yang mengindikasikan
  • 00:15:39
    kalau lumpur lapido mengandung senyawa
  • 00:15:41
    yang memang dapat berpotensi berbahaya
  • 00:15:43
    bagi kesehatan manusia dan lingkungan
  • 00:15:45
    yang kalau terus terpapar akan
  • 00:15:46
    meningkatkan resiko munculnya berbagai
  • 00:15:48
    penyakit dampak senyawa-senyawa
  • 00:15:50
    berbahaya dalam lumpur Lapindo bagi
  • 00:15:52
    manusia dan lingkungan mungkin tidak
  • 00:15:54
    akan terlihat dalam waktu dekat tapi
  • 00:15:56
    efeknya dapat muncul dalam 5 hingga 10
  • 00:15:58
    tahun mendar
  • 00:15:59
    hal yang paling mengkhawatirkan adalah
  • 00:16:00
    potensi bahaya PH bagi generasi
  • 00:16:02
    mendatang terutama bagi mereka yang
  • 00:16:04
    tinggal di sekitar area semburan lumpur
  • 00:16:06
    Lapindo dalam beberapa laporan seperti
  • 00:16:08
    yang dimuat oleh Mabi banyak sekali
  • 00:16:10
    warga yang terdampak dan menjadi korban
  • 00:16:12
    lumpur Lapindo ini mengalami penurunan
  • 00:16:14
    kesehatan bahkan mengalami sakit keras
  • 00:16:16
    seperti kanker maupun paru-paru
  • 00:16:29
    ada beberapa upaya penanggulangan yang
  • 00:16:31
    telah dilakukan untuk mengatasi luapan
  • 00:16:33
    lumpur Lapindo yang tidak kunjung
  • 00:16:34
    berhenti salah satu upaya yang dilakukan
  • 00:16:36
    oleh pemerintah adalah dengan membangun
  • 00:16:38
    tanggul di sekitar area genangan lumpur
  • 00:16:41
    Tujuannya adalah untuk menahan lumpur
  • 00:16:42
    agar tidak meluas ke wilayah lain namun
  • 00:16:44
    Upaya ini tidak sepenuhnya berhasil
  • 00:16:46
    karena lumpur terus menyembur setiap
  • 00:16:48
    hari sehingga tanggul yang telah dibuat
  • 00:16:50
    itu berpotensi besar untuk jebol dan
  • 00:16:52
    akan mengancam pemukiman warga di
  • 00:16:54
    sekitarnya untuk mengatasi masalah ini
  • 00:16:56
    awalnya pemerintah membuat rencana untuk
  • 00:16:58
    membangun Waduk beton raksasa seluas 342
  • 00:17:02
    hektar Waduk ini dalam rencana tersebut
  • 00:17:04
    akan dibangun jika dalam 3 bulan bencana
  • 00:17:07
    tidak dapat tertangani untuk membangun
  • 00:17:09
    Waduk tersebut maka ada 12.000 warga
  • 00:17:11
    yang akan dievakuasi supaya pemerintah
  • 00:17:13
    punya ruang untuk melakukan pembangunan
  • 00:17:15
    waduk Kementerian lingkungan hidup
  • 00:17:17
    bahkan telah menyiapkan 150 hektar Waduk
  • 00:17:20
    baru untuk menampung lumpur hingga bulan
  • 00:17:22
    Desember 2006 dan ada sebanyak 342
  • 00:17:25
    hektar lahan cadangan yang diharapkan
  • 00:17:28
    dapat memenuhi kebutuhan hingga bulan
  • 00:17:29
    Juni 2007 sekitar akhir Oktober 2006
  • 00:17:33
    diketahui kalau volume lumpur
  • 00:17:34
    diperkirakan telah mencapai 7 juta M
  • 00:17:37
    persegi seharusnya Waduk segera dibangun
  • 00:17:39
    untuk membendung bencana lumpur tetapi
  • 00:17:41
    justru pemerintah membatalkan rencana
  • 00:17:43
    tanpa alasan yang jelas pad rencana
  • 00:17:45
    pembangunan waduk diharapkan dapat
  • 00:17:47
    menjadi solusi jangka panjang untuk
  • 00:17:49
    mengatasi masalah luapan lumpur Lapindo
  • 00:17:52
    pembatalan rencana ini jelas kemudian
  • 00:17:53
    menimbulkan pertanyaan besar mengenai
  • 00:17:55
    keseriusan pemerintah dalam menangani
  • 00:17:57
    bencana lumpur Lapindo di sisi lain
  • 00:17:59
    masyarakat sidowarjo yang terdampak
  • 00:18:01
    lumpur mulai merasa sangat khawatir
  • 00:18:03
    mengenai ketidakpastian nasib dan masa
  • 00:18:05
    depan mereka apalagi untuk mereka yang
  • 00:18:07
    telah kehilangan tempat tinggal dan mata
  • 00:18:09
    pencaharian akibat lumpur saat itu
  • 00:18:11
    muncul pula prediksi dari BMKG mengenai
  • 00:18:14
    datangnya musim hujan dalam 2 bulan
  • 00:18:16
    mendatang yang menjadi perhatian serius
  • 00:18:18
    terkait bencana lumpur Lapindo jika
  • 00:18:20
    prediksi tersebut tepat maka Waduk
  • 00:18:22
    penampungan lumpur berpotensi mengalami
  • 00:18:24
    kelebihan kapasitas yang akan
  • 00:18:25
    mengakibatkan lumpur dapat meluap dan
  • 00:18:27
    akhirnya mencemari lingkungan sekitarnya
  • 00:18:30
    Institut Teknologi 10 November Surabaya
  • 00:18:32
    atau its juga sempat menyampaikan
  • 00:18:34
    perkiraan bahwa musim hujan dapat memicu
  • 00:18:36
    jebolnya tanggul penahan lumpur
  • 00:18:38
    meluapkan waduk-waduk penahan lumpur
  • 00:18:40
    meredam jalan tol bahkan lumpur
  • 00:18:42
    diperkirakan bisa mencapai rel kereta
  • 00:18:44
    api ini adalah potensi bahaya yang
  • 00:18:46
    sangat nyata dalam jangka pendek
  • 00:18:48
    perkiraan ini jelas menjadi situasi
  • 00:18:50
    kritis yang akhirnya membuat pemerintah
  • 00:18:52
    bergerak pada 9 September 2006 Presiden
  • 00:18:54
    Susilo Bambang Yudoyono menandatangani
  • 00:18:57
    surat keputusan pembentukan tim nasional
  • 00:18:59
    penanggulangan semburan lumpur di
  • 00:19:00
    siloarjo yaitu Kepres nomor 13 tahun
  • 00:19:03
    2006 dalam Kepres disebutkan bahwa tim
  • 00:19:06
    dibentuk untuk menyelamatkan penduduk di
  • 00:19:07
    sekitar lokasi bencana menjaga
  • 00:19:09
    infrastruktur dasar dan menyelesaikan
  • 00:19:11
    masalah semburan lumpur dengan risiko
  • 00:19:13
    lingkungan paling kecil tim yang
  • 00:19:15
    dipimpin oleh Basuki Hadi muulono Kepala
  • 00:19:17
    Badan penelitian dan pengembangan
  • 00:19:18
    Departemen pekerjaan umum dengan tim
  • 00:19:20
    pengarah sejumlah menteri diberi mandat
  • 00:19:22
    selama 6 bulan seluruh biaya untuk
  • 00:19:24
    pelaksanaan tugas tim nasional ini
  • 00:19:26
    dibebankan pada PT Lapindo Brantas
  • 00:19:28
    selaku pihak yang bertanggung jawab atas
  • 00:19:30
    tragedi tim nasional ini di dalamnya
  • 00:19:32
    terbagi menjadi tiga tim ahli yang
  • 00:19:34
    bekerja secara paralel tim-tim ini
  • 00:19:36
    bertugas untuk mengupayakan pemadaman
  • 00:19:38
    Lumpur dan menanggulangi dampak yang
  • 00:19:40
    ditimbulkan setiap tim terdiri dari
  • 00:19:42
    perwakilan Lapindo pemerintah dan
  • 00:19:44
    sejumlah ahli dari berbagai Universitas
  • 00:19:46
    terkemuka termasuk its ITB dan UGM tim
  • 00:19:50
    sat difokuskan untuk melakukan
  • 00:19:51
    penanggulangan lumpur dengan berupaya
  • 00:19:53
    mencari skenario pemadaman yang efektif
  • 00:19:55
    tujuan jangka pendek dari tim 1 adalah
  • 00:19:57
    untuk menghentikan suburan lumpur dan
  • 00:19:59
    menemukan solusi cepat untuk mengatasi
  • 00:20:01
    jutaan kubik lumpur yang telah mencemari
  • 00:20:03
    lahan upaya Tim 1 untuk menghentikan
  • 00:20:05
    semuran lumpur yang makin tidak
  • 00:20:07
    terkendali itu terbagi menjadi beberapa
  • 00:20:09
    skenario dan jika skenario-skenario
  • 00:20:11
    tersebut gagal atau terlambat tanggul
  • 00:20:13
    yang ada tidak akan mampu menampung
  • 00:20:15
    volume Lumpur panas yang mencapai
  • 00:20:17
    126.000 m³ per hari semua skenario
  • 00:20:20
    tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
  • 00:20:22
    luapan lumpur memang disebabkan oleh
  • 00:20:24
    kesalahan manusia salah satu skenario
  • 00:20:26
    yang sempat diusulkan adalah penggunaan
  • 00:20:28
    snabbing UN pada sumur bjp 1 snabing
  • 00:20:31
    unit merupakan sistem peralatan hidrolik
  • 00:20:33
    yang biasanya digunakan untuk pekerjaan
  • 00:20:34
    well intervention dan workover pada
  • 00:20:37
    sumur yang sudah ada dalam kasus ini
  • 00:20:39
    snabing unit diharapkan dapat mencapai
  • 00:20:41
    rangkaian mata bor seberat 25 Ton dan
  • 00:20:43
    panjang 400 m yang tertinggal pada saat
  • 00:20:46
    pengeboran awal Tujuannya adalah untuk
  • 00:20:48
    menemukan mata bor tersebut lalu
  • 00:20:50
    mendorongnya ke dasar sumur yang sudah
  • 00:20:52
    mencapai kedalaman
  • 00:20:54
    9.297 kaki dan kemudian menutup sumur
  • 00:20:56
    dengan menyuntikkan semen dan lumpur
  • 00:20:58
    berat namun sayangnya skenario pertama
  • 00:21:00
    ini gagal total sebenarnya rangkaian
  • 00:21:02
    mata bor sudah berhasil ditemukan oleh
  • 00:21:03
    snubbing unit pada kedalaman
  • 00:21:06
    2991 kaki tetapi snubbing unit gagal
  • 00:21:08
    mendorongnya lebih dalam ke dasar sumur
  • 00:21:11
    jadi setelah upaya pertama dengan
  • 00:21:12
    snubbing unit itu gagal skenario kedua
  • 00:21:15
    yang dicoba adalah melakukan pengeboran
  • 00:21:16
    miring atau side tracking yang bertujuan
  • 00:21:19
    untuk menghindari mata bor yang
  • 00:21:20
    tertinggal di dalam sumur bjp 1
  • 00:21:22
    pengoboran ini kemudian dilakukan
  • 00:21:24
    menggunakan rig milik PT Pertamina namun
  • 00:21:26
    lagi-lagi skenario kedua ini pun
  • 00:21:28
    mengalami kegagalan total sebab
  • 00:21:30
    ditemukan kerusakan selubung di beberapa
  • 00:21:32
    kedalaman antara 1060 hingga 1500 kaki
  • 00:21:35
    serta pergerakan leral di lokasi
  • 00:21:37
    pembuoran bjp 1 kondisi ini sangat
  • 00:21:39
    mempersulit pelaksanaan set tracking
  • 00:21:41
    Selain itu muncul gelembung-gelembung
  • 00:21:43
    gas bumi di lokasi pumboran yang
  • 00:21:45
    dikhawatirkan membahayakan keselamatan
  • 00:21:47
    para pekerja ketinggian tanggul di
  • 00:21:49
    sekitar lokasi pembboran juga telah
  • 00:21:50
    melebihi 15 m dari permukaan tanah
  • 00:21:53
    sehingga tidak memungkinkan untuk
  • 00:21:54
    ditinggikan lagi akhirnya karena
  • 00:21:57
    berbagai kendala tadi Lapindo berantas
  • 00:21:59
    memutuskan untuk melakukan penutupan
  • 00:22:00
    secara permanen sumur bjp 1 lalu
  • 00:22:03
    dimulailah skenario ketiga kali ini tim
  • 00:22:05
    memutuskan untuk membuat tiga sumur baru
  • 00:22:07
    yang disebut relief well ketiga sumur
  • 00:22:10
    tersebut akan dibangun di tiga titik
  • 00:22:11
    yang berbeda di mana titik pertama akan
  • 00:22:13
    berada sekitar 500 m barat daya dari
  • 00:22:16
    sumur bjp 1 lalu titik kedua berada
  • 00:22:18
    sekitar 500 m barat laut dari sumur bjp
  • 00:22:21
    1 dan titik ketiga ditempatkan di
  • 00:22:23
    sekitar utara timur laut dari sumur bjp
  • 00:22:26
    1 skenario ketiga ini awalnya dipikir
  • 00:22:28
    akan berhasil tetapi sayangnya sama
  • 00:22:30
    seperti skenario pertama dan kedua upaya
  • 00:22:32
    ketiga ini kembali mendapat kegagalan
  • 00:22:35
    relevel di titik pertama yang mengebor
  • 00:22:37
    pada kedalaman 1170 kaki awalnya
  • 00:22:40
    berjalan normal tetapi kemudian tanggul
  • 00:22:42
    di desa Siring jebol dan mengendangi
  • 00:22:44
    area relief well tanggul jebol ini juga
  • 00:22:46
    membuat relief well di titik du dan 3
  • 00:22:48
    gagal dilaksanakan karena areanya
  • 00:22:50
    dibanjiri lumpur tanggul yang jebol itu
  • 00:22:52
    lebarnya sekitar 3 m dan terus memanjang
  • 00:22:55
    hingga diperkirakan mencapai 10 m tim
  • 00:22:57
    awalnya berupaya untuk menguatkan
  • 00:22:59
    tanggul di dekat Jalan Tol dengan
  • 00:23:00
    memasang geotekstil Bahkan mereka
  • 00:23:03
    mengarahkan alat berat untuk menutupi
  • 00:23:05
    tanggul yang jebol tersebut cara ini
  • 00:23:07
    cukup berhasil tapi kemudian menimbulkan
  • 00:23:08
    masalah baru karena aliran lumpur justru
  • 00:23:11
    mengalir ke arah Desa Siring ketiga
  • 00:23:13
    upaya yang gagal tadi sebenarnya hanya
  • 00:23:14
    didasarkan pada hipotesis bahwa lumpur
  • 00:23:17
    berasal dari retakan di dinding sumur
  • 00:23:18
    bjp 1 namun perlu diingat bahwa ada
  • 00:23:21
    hipotesis lain yang menyebut bahwa
  • 00:23:22
    semburan lumpur Lapindo itu merupakan
  • 00:23:24
    fenomena alam yang disebut gunung lumpur
  • 00:23:26
    atau mood volcano yang mirip dengan apa
  • 00:23:29
    yang terjadi di bleduk kuu Purwodadi
  • 00:23:31
    Jawa Tengah bleduk ka sendiri hingga
  • 00:23:33
    saat ini masih terus mengeluarkan lumpur
  • 00:23:35
    cair dan membentuk Rawa Rudi Rubiandini
  • 00:23:38
    Seorang anggota ahli dari tim pertama
  • 00:23:40
    yang dibentuk untuk menangani bencana
  • 00:23:41
    lumpur Lapindo sempat menyampaikan
  • 00:23:43
    pendapat bahwa gunung lumpur Lapindo
  • 00:23:45
    hanya dapat diatasi dengan
  • 00:23:46
    mengoperasikan empat atau lima relief
  • 00:23:48
    well sekaligus relief well yaitu sumur
  • 00:23:50
    yang dibuat untuk mengurangi tekanan dan
  • 00:23:52
    mengendalikan semburan lumpur diharapkan
  • 00:23:54
    dapat mengepung retakan-retakan tempat
  • 00:23:56
    keluarnya lumpur dan menghentikan
  • 00:23:58
    semburan dengan membuat beberapa sumur
  • 00:24:00
    sekaligus namun pekerjaan ini bukanlah
  • 00:24:02
    pekerjaan yang mudah dan murah biaya
  • 00:24:04
    yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
  • 00:24:05
    saturik atau anjungan pengoboran beserta
  • 00:24:08
    ongkos operasionalnya bisa mencapai r95
  • 00:24:11
    miliar Bia ini bahkan dapat membengkak
  • 00:24:13
    karena kontraktor dan perusahan penyewwa
  • 00:24:14
    alat pengoboran Biasanya menggenakan
  • 00:24:16
    tarif yang lebih mahal di wilayah
  • 00:24:18
    berbahaya seperti lokasi lumpur Lapindo
  • 00:24:20
    ini dengan demikian untuk mengoperasikan
  • 00:24:22
    lima relief sekaligus seperti yang
  • 00:24:24
    diusulkan Rudy rubian Dini maka
  • 00:24:26
    dibutuhkan biaya sedikitnya EMP r75
  • 00:24:29
    miliar masalahnya kendalanya tidak hanya
  • 00:24:31
    dibiaya saat itu sulit untuk mendapatkan
  • 00:24:34
    RI yang sedang tidak beroperasi di
  • 00:24:36
    tengah melambungnya harga minyak
  • 00:24:38
    sementara itu Rofiki Dwi putrohari
  • 00:24:40
    seorang geolog independen telah
  • 00:24:42
    melakukan analisis mendalam terhadap
  • 00:24:44
    lokasi sumur Porong 1 yang terletak
  • 00:24:46
    sejauh 7 KM di sebelah timur dari sumur
  • 00:24:48
    bjp 1 tempat awal mula semburan lumpur
  • 00:24:51
    Lapindo berdasarkan pengamatannya Rofiki
  • 00:24:54
    menemukan tanda-tanda geologi yang
  • 00:24:56
    mengindikasikan bahwa luapan lumpur
  • 00:24:57
    kemungkinan pernah terjadi di wilayah
  • 00:24:59
    yang sama pada zaman dahulu penemuan
  • 00:25:01
    analisisnya yang didasarkan pada
  • 00:25:02
    jejak-jejak masa lalu yang menunjukkan
  • 00:25:04
    aktivitas serupa di wilayah tersebut
  • 00:25:06
    tentu saja mencemaskan banyak pihak
  • 00:25:09
    karena hasil analisis juga mencatat
  • 00:25:10
    bahwa semburan lumpur kemungkinan baru
  • 00:25:12
    akan berhenti dalam rentang waktu yang
  • 00:25:14
    sangat panjang bisa mencapai puluhan
  • 00:25:16
    bahkan ratusan tahun jika analisis
  • 00:25:18
    Rofiki ini benar adanya maka dampak
  • 00:25:20
    negatifnya bagi masyarakat dan
  • 00:25:22
    lingkungan akan menjadi sangat lebih
  • 00:25:24
    besar dan berkepanjangan wilayah Porong
  • 00:25:26
    dan sekitarnya bahkan bisa menjadi
  • 00:25:27
    wilayah ah yang tidak layak huni dalam
  • 00:25:29
    jangka waktu yang sangat lama hanya saja
  • 00:25:32
    Rofiki sendiri menegaskan bahwa prediksi
  • 00:25:34
    dan hasil analisisnya bukan sesuatu yang
  • 00:25:36
    pasti tapi sebagai seorang ahli dia
  • 00:25:38
    memang memiliki dasar ilmiah yang kuat
  • 00:25:40
    untuk menyampaikan pandangannya
  • 00:25:42
    temuannya diharapkan menjadi peringatan
  • 00:25:44
    bagi banyak pihak terkait supaya lebih
  • 00:25:46
    serius dalam menangani bencana lumpur
  • 00:25:47
    Lapindo Ini masalahnya bukan hal yang
  • 00:25:49
    mudah menghentikan lumpur Lapindo di
  • 00:25:51
    Indonesia laporan audit BPK ter tanggal
  • 00:25:53
    29 Mei 2007 mengungkap bahwa upaya
  • 00:25:56
    penghentian semburan lumpur dengan
  • 00:25:57
    teknik relief well tidak berhasil
  • 00:25:59
    sebenarnya karena faktor-faktor
  • 00:26:01
    nonteeknis terutama kurangnya
  • 00:26:02
    ketersediaan peralatan yang dibutuhkan
  • 00:26:04
    temuan BPK ini sejalan dengan pernyataan
  • 00:26:06
    Rudy sebelumnya dan juga memang tidak
  • 00:26:09
    dilanjutkan karena kekurangan dana jadi
  • 00:26:11
    situasi keterbatasan dana dan langkahnya
  • 00:26:13
    ketersediaan alat menjadi kendala utama
  • 00:26:15
    dalam upaya penghentian lumpur padahal
  • 00:26:18
    menurut beberapa ahli teknik relief well
  • 00:26:20
    ini dianggap sebagai salah satu cara
  • 00:26:22
    yang paling potensial untuk mengatasi
  • 00:26:24
    masalah semburan lumpur sekarang yang
  • 00:26:26
    tersisa adalah asumsi bahwa luapan
  • 00:26:28
    lumpur tersebut sebenarnya merupakan
  • 00:26:30
    fenomena alam maka skenario yang lebih
  • 00:26:32
    tepat untuk mengatasi lumpur tersebut
  • 00:26:33
    adalah dengan mengalirkan Lumpur ke laut
  • 00:26:35
    dan masyarakat akan belajar hidup
  • 00:26:37
    berdampingan dengan lumpur namun masih
  • 00:26:39
    ada beberapa pilihan terkait skenario
  • 00:26:40
    ini pilihan pertama adalah melanjutkan
  • 00:26:42
    penanganan lumpur di lokasi semburan
  • 00:26:44
    dengan membangun Waduk tambahan di dekat
  • 00:26:46
    tanggul yang sudah ada upaya penggalian
  • 00:26:48
    lahan di tempat yang akan dijadikan
  • 00:26:49
    Waduk tambahan dapat sedikit memperbesar
  • 00:26:51
    daya tampungnya masalahnya membebaskan
  • 00:26:54
    Lahan di sekitar Waduk tersebut
  • 00:26:56
    membutuhkan waktu yang lama begitu
  • 00:26:58
    begitu pula penyiapan tanggul yang baru
  • 00:27:00
    Tim akan sangat diburu waktu karena
  • 00:27:01
    semburan lumpur terus berlangsung dan
  • 00:27:03
    volumenya semakin besar dari hari ke
  • 00:27:05
    hari jadi terpikir pilihan kedua yaitu
  • 00:27:08
    membuang langsung Lumpur panas ke
  • 00:27:10
    kaliporong rapat kabinet pada tanggal 27
  • 00:27:12
    September 2006 akhirnya memutuskan bahwa
  • 00:27:14
    pilihan ini adalah pilihan yang terbaik
  • 00:27:17
    apalagi saat itu situasinya Sedang
  • 00:27:18
    krisis karena terjadi peningkatan volume
  • 00:27:20
    semburan lumpur dari 50.000 m³/hi
  • 00:27:23
    menjadi 126.000 m³/hi jadi lumpur pun
  • 00:27:27
    dialirkan ke kaliporong untuk memberikan
  • 00:27:29
    tambahan waktu untuk mengupayakan
  • 00:27:31
    penghentian semburan lumpur tersebut dan
  • 00:27:33
    sekaligus mempersiapkan alternatif
  • 00:27:35
    penanganan yang lain seperti pembentukan
  • 00:27:37
    Rawa Baru di kawasan pantai Kabupaten
  • 00:27:39
    Sidoarjo sebagai tempat penyimpanan
  • 00:27:41
    lumpur kaliporong dapat dianggap sebagai
  • 00:27:43
    Waduk alami yang sudah tersedia tanpa
  • 00:27:45
    perlu digali kali ini memiliki potensi
  • 00:27:47
    volume penampungan Lumpur panas yang
  • 00:27:49
    cukup besar dengan kedalaman 10 m di
  • 00:27:51
    bagian tengahnya jika separuhnya diisi
  • 00:27:53
    Lumpur panas sidowarjo maka potensi
  • 00:27:55
    penyimpanan lumpur di kaliporong sekitar
  • 00:27:57
    300 1000 m³ setiap kilmnya dengan kata
  • 00:28:00
    lain kaliporong dapat membantu menampung
  • 00:28:02
    lumpur sekitar 5 juta m³ atau memberikan
  • 00:28:05
    tambahan waktu hingga 5 bulan jika
  • 00:28:07
    volume lumpur yang dipompa ke kaliporong
  • 00:28:09
    tidak melebihi 50.000 m³ per hari Jika
  • 00:28:12
    yang dialirkan ke kaliporong adalah
  • 00:28:14
    keseluruhan lumpur yang menyebur sejak
  • 00:28:15
    awal Oktober 2006 maka volume lumpur
  • 00:28:18
    yang Akan berpindah ke kaliporong bisa
  • 00:28:19
    mencapai 10 juta m³ Pada bulan Desember
  • 00:28:22
    2006 volume lumpur yang sangat besar ini
  • 00:28:24
    membutuhkan frekuensi dan volume
  • 00:28:26
    tambahan air dari Sungai Brantas yang
  • 00:28:28
    yang sangat tinggi serta kegiatan
  • 00:28:29
    pengerukan dasar sungai yang
  • 00:28:31
    terus-menerus agar kaliporong tidak
  • 00:28:33
    berubah menjadi Waduk lumpur Selain itu
  • 00:28:35
    untuk mencegah penyebaran kolwid lumpur
  • 00:28:37
    Lapindo di perairan selat Madura maka
  • 00:28:39
    diperlukan upaya pengendapan dan
  • 00:28:41
    stabilisasi lumpur tersebut di kawasan
  • 00:28:43
    pantai sidowarjo para pakar yang
  • 00:28:45
    melakukan simposium di ITS pada minggu
  • 00:28:47
    ke-2 September telah menyampaikan
  • 00:28:48
    informasi bahwa kawasan pantai di
  • 00:28:50
    Kabupaten sidowarjo mengalami proses
  • 00:28:52
    reklamasi pantai secara alami dalam
  • 00:28:54
    beberapa dekade terakhir akibat
  • 00:28:56
    sidementasi dan dinamik ke perairan
  • 00:28:58
    selat Madura jadi setiap tahunnya pantai
  • 00:29:00
    sidowarjo itu bertambah 40 m Oleh karena
  • 00:29:03
    itu upaya membentuk kawasan lahan basah
  • 00:29:05
    atau RAW di pantai yang terbuat dari
  • 00:29:07
    lumpur panas Lapindo dianggap selaras
  • 00:29:09
    dengan proses alamiah reklamasi pantai
  • 00:29:11
    yang telah berlangsung selama beberapa
  • 00:29:13
    dekade terakhir dengan mengumpulkan
  • 00:29:15
    Lumpur panas sidowarjo ke tempat yang
  • 00:29:17
    kemudian menjadi lahan basa yang akan
  • 00:29:18
    ditanami mangruf lumpur tersebut dapat
  • 00:29:21
    dicegah masuk ke Selat Madura sehingga
  • 00:29:23
    dapat mengancap kehidupan nelayan Tambak
  • 00:29:24
    di kawasan pantai sidowarjo dan nelayan
  • 00:29:27
    penangkap ikan di Selat Madura pantai
  • 00:29:29
    Rawa Baru yang akan menjadi lahan
  • 00:29:30
    reklamasi tersebut dikembangkan menjadi
  • 00:29:33
    hutan bakau yang lebat dan subur yang
  • 00:29:35
    bermanfaat bagi pemijahan ikan daerah
  • 00:29:37
    penyangga untuk pertambahan udang namun
  • 00:29:40
    sebenarnya rencana pembuangan lumpur
  • 00:29:41
    Lapindo ke laut melalui kaliporong ini
  • 00:29:43
    sempat mendapat banyak penolakan dari
  • 00:29:45
    berbagai pihak termasuk walhi dan it
  • 00:29:47
    sendiri mereka lebih khawatir bahwa
  • 00:29:49
    rencana ini akan menimbulkan dampak
  • 00:29:51
    buruk yang semakin meluas bagi
  • 00:29:52
    lingkungan dan masyarakat sekitar
  • 00:29:54
    Menteri Kelautan dan Perikanan saat itu
  • 00:29:56
    yakni Freddy numberi dalam rapat dengar
  • 00:29:58
    pendapat dengan komisi 4 DPR RI pada 5
  • 00:30:01
    September 2006 menyatakan bahwa luapan
  • 00:30:03
    lumpur Lapindo telah menyebabkan kegal
  • 00:30:05
    panen pada lahan tembak seluas 989
  • 00:30:08
    hektar di dua Kecamatan Departemen
  • 00:30:10
    Kelautan dan Perikanan bahkan
  • 00:30:12
    memperkirakan kerugian akibat luapan
  • 00:30:14
    lumpur pada budidaya Tambak di kecamatan
  • 00:30:16
    Tanggulangin dan Porong mencapai 10,9
  • 00:30:19
    miliar per tahun walhi dan its
  • 00:30:21
    berpendapat bahwa pembuangan Lumpur ke
  • 00:30:23
    laut melalui sungai Porong dapat
  • 00:30:24
    memperburuk kerusakan ekosistem sungai
  • 00:30:26
    dan mencemari Selat Mat lura mereka juga
  • 00:30:28
    khawatir bahwa lumpur yang sampai di
  • 00:30:30
    Pantai akan terbawa oleh aliran
  • 00:30:32
    transport sedimen sepanjang pantai dan
  • 00:30:34
    mencemari tambak-tambak di sepanjang
  • 00:30:36
    pesisir sidowarjo dan daerah kabupaten
  • 00:30:38
    lain di sekitarnya areal Tambak seluas
  • 00:30:40
    16600 hektar di pesisir sidowarjo
  • 00:30:42
    diperkirakan akan terpengaruh oleh
  • 00:30:44
    pencemaran lumpur ini its mengkaji
  • 00:30:47
    alternatif lain yaitu dengan memisahkan
  • 00:30:48
    air dari endapan lumpur lalu membuang
  • 00:30:50
    airnya ke laut lumpur Lapindo mengandung
  • 00:30:53
    70% air dan Sisanya adalah bahan endapan
  • 00:30:56
    jika airnya dapat Dibuang ke laut maka
  • 00:30:58
    Danau penampungan tidak perlu diperlebar
  • 00:31:00
    dan tekanan pada tanggul dapat dikurangi
  • 00:31:02
    namun hingga tahun 2009 Teori ini belum
  • 00:31:04
    dapat membuktikan adanya dampak yang
  • 00:31:10
    [Musik]
  • 00:31:22
    signifikan semuran lumpur Lapindo telah
  • 00:31:24
    menimbulkan dampak yang sangat luas baik
  • 00:31:26
    bagi masyarakat sekitar Ma maupun
  • 00:31:28
    perekonomian di Jawa Timur dari data
  • 00:31:30
    terkini yang didapatkan selama riset
  • 00:31:31
    tercatat kalau lumpur panas Lapindo
  • 00:31:34
    telah merendam 19 desa di ttiga
  • 00:31:35
    kecamatan yang ada di sidowarjo awalnya
  • 00:31:38
    ada empat desa yang terendam dengan
  • 00:31:39
    ketinggian lumpur sekitar 6 m yang
  • 00:31:41
    menyebabkan evakuasi ribuan warga dan
  • 00:31:43
    kerusakan lahan pertanian luapan Lumpur
  • 00:31:46
    panas pun merusak sarana pendidikan dan
  • 00:31:47
    markas Koramil Porong pada Agustus 2006
  • 00:31:50
    luapan lumpur telah meluas ke beberapa
  • 00:31:52
    desa kelurahan di Kecamatan porong Jabon
  • 00:31:55
    dan Tanggulangin dengan total lebih dari
  • 00:31:57
    8.2 jiwa dievakuasi dan sekitar 25.000
  • 00:32:00
    jiwa mengungsi lebih dari
  • 00:32:02
    10.426 unit rumah dan 77 unit rumah
  • 00:32:05
    ibadah terendam lumpur lahan dan ternak
  • 00:32:08
    yang tercatat terkena dampak lumpur
  • 00:32:10
    hingga Agustus 2006 saja sudah meliputi
  • 00:32:12
    lahan tebus seluas 25,61 hektar lahan
  • 00:32:15
    padi seluas
  • 00:32:17
    172,39 hektar serta 16605 ekor unggas 30
  • 00:32:21
    ekor kambing du sapi dan 7 ekor Kijang
  • 00:32:24
    roda perekonomian warga pun macet sebab
  • 00:32:26
    sekitar 30 pabrik terpaksa menghentikan
  • 00:32:29
    produksi dan merumahkan ribuan tenaga
  • 00:32:31
    kerja yang tercatat mencapai
  • 00:32:33
    1873 orang yang terdampak empat Kantor
  • 00:32:36
    Pemerintah juga tidak berfungsi sarana
  • 00:32:38
    dan prasana infrastruktur meliputi
  • 00:32:40
    jaringan listrik dan telepon juga
  • 00:32:41
    mengalami kerusakan saat itu pihak
  • 00:32:44
    Lapindo melalui Imam Agustino Jenderal
  • 00:32:46
    manajer PT Lapindo berantas mengklaim
  • 00:32:48
    telah menyisihkan dana sebanyak 70 juta
  • 00:32:50
    us do atau sekitar 665 Miliar untuk dana
  • 00:32:54
    darurat penanggulangan lumpur dana yang
  • 00:32:57
    tampaknya masih sangat kurang untuk
  • 00:32:59
    menutupi berbagai kerugian yang
  • 00:33:00
    disebabkan oleh lumpur panas Lapindo
  • 00:33:03
    lumpur itu dari waktu ke waktu terus
  • 00:33:05
    menimulkan kerusakan baru seperti
  • 00:33:07
    amblesnya permukaan tanah sehingga pipa
  • 00:33:09
    air milik PDAM Surabaya patah dan pipa
  • 00:33:11
    gas milik Pertamina meledak dengan
  • 00:33:13
    sekitar 2,5 KM pipa gas terendam sebuah
  • 00:33:16
    Sutet milik PT PLN juga ikut terendam
  • 00:33:18
    lumpur Jalan Tol Surabaya Gempol ruas
  • 00:33:21
    Porong Gempol sebanyak 6 KM ditutup
  • 00:33:23
    tanpa batas waktu pemerintah sendiri
  • 00:33:25
    telah menggelontorkan dana ganti rugi
  • 00:33:27
    dengan total sebesar 11,27 triliun
  • 00:33:30
    selama 12 tahun dimulai dari tahun 2006
  • 00:33:33
    hingga tahun 2015 selain ganti rugi
  • 00:33:36
    pemerintah juga memfasilitasi relokasi
  • 00:33:38
    warga korban lbur Lapindo ke kompleks
  • 00:33:40
    rinojyo Kecamatan porong warga
  • 00:33:42
    mendapatkan sertifikat tanah secara
  • 00:33:44
    gratis kecuali biaya pajak bumi dan
  • 00:33:46
    bangunan atau pbb-nya PT Lapindo juga
  • 00:33:48
    memberikan ganti rugi tambahan dengan
  • 00:33:50
    meminjam dana dari pemerintah yang pada
  • 00:33:52
    tahun 2024 lalu tercatat total hutangnya
  • 00:33:55
    telah mencapai r2,2 triliun ya yang
  • 00:33:58
    sempat ditagih oleh kementerian keuangan
  • 00:34:00
    ke grup Bakri namun dana ganti rugi
  • 00:34:02
    tersebut jelas belum cukup bagi banyak
  • 00:34:03
    warga yang kehilangan ruang hidup dan
  • 00:34:05
    sumber penghidupan mereka warga banyak
  • 00:34:08
    yang mengaku bahwa mereka merasa belum
  • 00:34:09
    mendapat keadilan bahkan merasa
  • 00:34:11
    pemerintah seakan lepas tangan setelah
  • 00:34:13
    memberikan ganti rugi Ya saya ingin
  • 00:34:17
    segera dikasih
  • 00:34:19
    80 yang gal 80% itu saya ingin dikasih
  • 00:34:25
    ingin Iya ingin saya jadikan
  • 00:34:29
    bangun rumah
  • 00:34:32
    saya tujuh orang satu yang meninggal
  • 00:34:35
    bapak sayaang yang kena ini pikir pikir
  • 00:34:38
    rumahnya kena lumpur sakit
  • 00:34:48
    [Tepuk tangan]
  • 00:34:54
    meninggal masalah tidak begitu saja
  • 00:34:57
    selesai setelah warga mendapat tempat
  • 00:34:58
    untuk pindah dan menerima ganti rugi
  • 00:35:01
    banyak sekali warga yang mengaku
  • 00:35:02
    kesulitan memulai hidup dari awal
  • 00:35:04
    apalagi di wilayah tersebut sangat sulit
  • 00:35:06
    mencari pekerjaan untuk hidup
  • 00:35:07
    sehari-hari rasanya sudah sangat sulit
  • 00:35:09
    warga Kian tercekik belum lagi dampak
  • 00:35:12
    lingkungan dan kesehatan yang warga
  • 00:35:13
    sekitar rasakan karena lumpur Lapindo
  • 00:35:15
    telah menurunkan kualitas air sumur dan
  • 00:35:17
    udara membuat banyak sekali warga
  • 00:35:19
    Mengalami penurunan kesehatan sehingga
  • 00:35:21
    harus mengeluarkan biaya tambahan untuk
  • 00:35:23
    pemeriksaan kesehatan berkala dari hasil
  • 00:35:26
    pengecekan kualitas udara saja terbukti
  • 00:35:28
    bahwa dari tahun 2016 hingga 2024
  • 00:35:31
    menunjukkan kualitas udara yang buruk di
  • 00:35:33
    sekitar Tanggu lumpur sehingga warga
  • 00:35:35
    yang berada di sekitar lumpur mengalami
  • 00:35:37
    peningkatan jumlah penderita ISPA pada
  • 00:35:39
    tahun 2024 tercatat lebih dari 6.700
  • 00:35:42
    penderita ISPA di Puskesmas Porong lebih
  • 00:35:45
    dari 6.300 di Puskesmas Jabon dan hampir
  • 00:35:48
    5.000 kasus di Puskesmas Tanggulangin
  • 00:35:50
    selain ISPA penyakit seperti diare batuk
  • 00:35:53
    demam dan masalah otot juga mendominasi
  • 00:35:55
    di tiga Puskesmas sekitar tanggulum
  • 00:36:01
    [Musik]
  • 00:36:06
    dalam kasus lumpur Lapindo ini Polda
  • 00:36:08
    Jawa Timur telah menetapkan 13 tersangka
  • 00:36:10
    termasuk di antaranya petinggi PT energi
  • 00:36:12
    Mega Persada PT medisi citranusa PT 3
  • 00:36:16
    Musim Mas Jaya dan lapino Brantas
  • 00:36:18
    Incorporation mereka dijerat dengan
  • 00:36:20
    pasal 187 dan pasal 188 KUHP serta UU
  • 00:36:24
    nomor 23 tahun 1997 pasal 41 ayat 1 dan
  • 00:36:27
    pasal 42 tentang pencemaran lingkungan
  • 00:36:30
    dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara
  • 00:36:33
    namun perkara pidana ini dihentikan oleh
  • 00:36:34
    penyidik Polda Jawa Timur dengan alasan
  • 00:36:36
    bahwa gugatan perdata yang diajukan oleh
  • 00:36:38
    ybhi dan walhi kepada Lapindo dan
  • 00:36:41
    pemerintah telah gagal Selain itu
  • 00:36:43
    terdapat perbedaan pendapat di antara
  • 00:36:45
    para ahli mengenai penyebabemburan
  • 00:36:47
    lumpur gerakan menutup lumpur Lapindo
  • 00:36:49
    pernah mengajukan nama-nama ahli
  • 00:36:51
    tambahan termasuk ahli terkemuka dari
  • 00:36:53
    Indonesia dan luar negeri yang tergabung
  • 00:36:54
    dalam engineer drilling Club atau EDC
  • 00:36:57
    yang mendukung fakta kesalahan pemboran
  • 00:36:59
    berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa
  • 00:37:01
    Keuangan namun pengajuan ini ditolak
  • 00:37:03
    oleh penyidik Polda Jawa Timur di sisi
  • 00:37:06
    lain PT Lapindo Brantas Incorporation
  • 00:37:08
    sering kali mengingkari
  • 00:37:09
    perjanjian-perjanjian yang telah
  • 00:37:10
    disepakati dengan para korban menurut
  • 00:37:12
    beberapa media dari
  • 00:37:15
    12.883 dokumen pada Mei 2009 hanya
  • 00:37:18
    sekitar 400 dokumen yang belum
  • 00:37:20
    dibayarkan karena status tanah yang
  • 00:37:21
    belum jelas namun banyak korban yang
  • 00:37:23
    memberikan keterangan kepada komnasham
  • 00:37:25
    bahwa mereka telah diminta
  • 00:37:26
    menandatangani kue etansi lunas oleh
  • 00:37:28
    minara klapindo Jaya padahal pembayaran
  • 00:37:31
    yang dijanjikan belum lunas hingga saat
  • 00:37:33
    ini dalam keterangannya kepada DPRD
  • 00:37:35
    sidowarjo pada Oktober 2010 Andi
  • 00:37:37
    Darussalam tabusalah mengakui bahwa dari
  • 00:37:40
    sekitar 13.000 berkas baru sekitar 8.000
  • 00:37:43
    berkas yang diselesaikan dan kebanyakan
  • 00:37:45
    dari korban yang berasal dari perumtas
  • 00:37:47
    Tanggulangin Sidoarjo hal ini
  • 00:37:49
    menunjukkan bahwa banyak keterangan dan
  • 00:37:51
    penjelasan yang masih Simpang sior dan
  • 00:37:53
    tidak jelas dalam kasus ini
  • 00:37:58
    [Musik]
  • 00:38:44
    [Tepuk tangan]
  • 00:38:46
    [Musik]
标签
  • Lumpur Lapindo
  • Sidoarjo
  • bencana
  • pengeboran
  • PT Lapindo Brantas
  • kerusakan lingkungan
  • logam berat
  • masalah kesehatan
  • evaluasi pemerintah
  • tanggung jawab