[FULL] Sri Mulyani Bicara Tarif Impor Trump, Kondisi APBN, dan Danantara

00:31:46
https://www.youtube.com/watch?v=4Hf0rhA8xgk

摘要

TLDRThe video addresses the economic implications of the reciprocal tariffs imposed by the United States on 60 countries, specifically its impact on Indonesia's economy. It highlights the misunderstanding among economists regarding these tariffs, emphasizing that they lack a proper economic basis and primarily aim to eliminate trade deficits. The speaker reassures that Indonesia's budget (APBN) will remain sustainable and outlines four critical points: geopolitical shifts, US trade tariffs, Indonesia's economic resilience, and the performance of its budget. The discourse presents the need for immediate economic reforms to counteract the uncertainties introduced by US tariffs and reassures that Indonesia's strategies will help maintain its economic stability and attractiveness for foreign investment. Furthermore, ongoing initiatives aim to rectify tax and customs procedures to facilitate business operations, thereby reducing the overall economic burden and maintaining a positive trade balance.

心得

  • 📊 Understanding US reciprocal tariffs is crucial for economic strategy.
  • 🔄 Economic resilience is vital amid global shifts.
  • 💼 Indonesia's reforms aim to boost investor confidence.
  • 📉 The risk of recession in the US could affect commodities.
  • 📈 Indonesia's manufacturing sector shows signs of growth.
  • 🌍 Diversifying exports is necessary for stability.
  • 🔧 Simplifying tax processes can reduce burdens on businesses.
  • 🏛️ Maintaining a sustainable budget is a priority for Indonesia.
  • 🚀 Prompt responses to global economic challenges can create opportunities.
  • 🤝 Collaboration between government and economic stakeholders is essential.

时间轴

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The speaker addresses the complexity of reciprocal tariffs imposed by the U.S. on 60 countries, expressing that the calculations are hard to comprehend from an economic standpoint. They reassure that the national budget (APBN) will not collapse despite concerns regarding its stability.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    The speaker conveys a sense of gratitude towards President Jokowi and summarizes the importance of the APBN in macroeconomic management, especially during global shocks. They point out geopolitical shifts and discuss past agreements that are now being undermined by unilateral actions from the U.S.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Detailing recent tariff actions from the U.S. against its trading partners, the speaker expresses concern over the unpredictability of global trade, emphasizing the need for Indonesia to remain vigilant and responsive in a rapidly changing economic landscape.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Critiquing the U.S.'s tariff policies, the speaker mentions that these actions stem from a transactional mindset rather than sound economic principles. They urge for responsiveness based on current realpolitik rather than traditional alliances.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    The speaker discusses the immediate effects of U.S. tariffs on global trade dynamics, mentioning the potential for Indonesia to gain from trade diversification while highlighting economic vulnerabilities, such as competitive disadvantages from higher tariffs compared to neighboring countries.

  • 00:25:00 - 00:31:46

    They conclude by outlining Indonesia's economic resilience, detailing positive trade performance, tax revenue growth, and ongoing reforms aimed at reducing administrative burdens. They emphasize that the national budget remains sound and that measures are in place to sustain economic health.

显示更多

思维导图

视频问答

  • What are reciprocal tariffs?

    Reciprocal tariffs are tariffs that one country imposes on another in response to tariffs imposed by that country.

  • How do the US tariffs affect Indonesia's economy?

    The US tariffs introduce significant uncertainty but the Indonesian economy is deemed resilient, with expectations of maintaining budget stability.

  • Is Indonesia at risk of budget deficit?

    No, it is believed that Indonesia's budget (APBN) will remain stable despite external pressures.

  • What are some measures Indonesia is taking in response to the tariffs?

    Indonesia is implementing reforms in tax and customs administration to ease business operations and reduce tariff burdens.

  • What is friend-shoring?

    Friend-shoring refers to restructuring supply chains to rely more on friendly nations in the wake of global trade tensions.

  • How is Indonesia maintaining its export potential?

    Indonesia is diversifying its exports to avoid reliance on the US market, while exploring alternatives in neighboring countries.

  • What is the current state of Indonesia's manufacturing sector?

    Indonesia's manufacturing sector is still expanding, showing resilience amid global economic uncertainties.

  • What are the economic projections for the US?

    There is an increasing probability of a recession in the US, which could impact global commodity prices.

  • How is the Indonesian government addressing investor concerns?

    The government is actively reforming policies to reassure investors and maintain confidence in the economy.

  • What key reforms are being prioritized?

    Reforms focus on simplifying tax procedures, increasing efficiency in customs, and ensuring transparency in government spending.

查看更多视频摘要

即时访问由人工智能支持的免费 YouTube 视频摘要!
字幕
id
自动滚动:
  • 00:00:00
    Tarif resiprokal yang disampaikan oleh
  • 00:00:03
    Amerika terhadap 60 negara
  • 00:00:06
    menggambarkan cara penghitungan tarif
  • 00:00:09
    tersebut yang saya rasa semua ekonom
  • 00:00:11
    yang sudah belajar ekonomi tidak bisa
  • 00:00:13
    memahami. Jadi ini juga sudah tidak
  • 00:00:16
    berlagu lagi ilmu ekonomi. Enggak ada
  • 00:00:19
    landasan ilmu ekonominya. Jadi
  • 00:00:21
    teman-teman ini ada ee Ise di sini mohon
  • 00:00:25
    maaf tidak berguna, Pak ilmunya
  • 00:00:28
    hari-hari
  • 00:00:29
    ini. Jadi jangan khawatir tidak jebol
  • 00:00:34
    APBN-nya. Banyak yang mengatakan apakah
  • 00:00:36
    APBN-nya jebol? Tidak. Program-program
  • 00:00:39
    Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN
  • 00:00:43
    yang
  • 00:00:44
    ada. Makasih, Bapak
  • 00:00:46
    Presiden. Bismillahirrahmanirrahim.
  • 00:00:48
    Asalamualaikum warahmatullahi
  • 00:00:50
    wabarakatuh. Selamat siang dan salam
  • 00:00:52
    sejahtera untuk kita semua. Om
  • 00:00:54
    swastiastu. Namo buddhaya. Salam
  • 00:00:57
    kebajikan. Bapak Presiden yang kami
  • 00:00:59
    hormati, Bapak dan Ibu sekalian ee
  • 00:01:02
    kabinet ee merah putih dan seluruh
  • 00:01:05
    hadirin yang kami hormati.
  • 00:01:08
    Ee saya juga ingin menyampaikan selamat
  • 00:01:11
    Idul Fitri kepada Bapak dan Ibu sekalian
  • 00:01:13
    yang merayakan dan mohon maaf lahir
  • 00:01:15
    batin. Kami akan melengkapi presentasi
  • 00:01:18
    dari Pak Menko Perekonomian ee yang
  • 00:01:21
    tentu lebih banyak kepada instrumen APBN
  • 00:01:25
    karena ini salah satu instrumen di dalam
  • 00:01:27
    pengelolaan ekonomi dan terutama dari
  • 00:01:29
    sisi makro yang banyak sekali diandalkan
  • 00:01:32
    pada saat ee menghadapi syok ataupun
  • 00:01:35
    guncangan-guncangan. empat hal yang akan
  • 00:01:38
    saya sampaikan, pergeseran geopolitik
  • 00:01:41
    yang sebagian tadi telah disampaikan
  • 00:01:42
    oleh Pak Menko, tarif perdagangan yang
  • 00:01:46
    diimplementasikan Amerika Serikat dan
  • 00:01:49
    dampaknya resiliensi dari perekonomian
  • 00:01:52
    Indonesia dan bagaimana kinerja APBN.
  • 00:01:55
    Ibu Bapak sekalian, kita semua memahami
  • 00:01:58
    bahwa dunia berubah luar biasa. Pasca
  • 00:02:02
    Perang Dunia Kedua di mana pada saat itu
  • 00:02:04
    negara Eropa porak-poranda dan harus
  • 00:02:07
    dibangun memunculkan suatu tekad bersama
  • 00:02:10
    terutama di negara-negara barat untuk
  • 00:02:13
    memunculkan suatu institusi-institusi
  • 00:02:17
    global seperti WTO, IMF,
  • 00:02:23
    Wankomian dunia agar bisa membangun
  • 00:02:26
    kembali pasca puing perang dunia kedua.
  • 00:02:31
    Sekarang ini seluruh institusi global
  • 00:02:33
    ini menjadi kurang efektif atau bahkan
  • 00:02:37
    tidak efektif karena shareholder
  • 00:02:40
    utamanya yaitu G7 terutama Amerika
  • 00:02:42
    Serikat sendiri yang melahirkan
  • 00:02:45
    institusi ini sekarang tidak lagi
  • 00:02:48
    percaya pada institusi yang dibuat
  • 00:02:50
    sehingga memunculkan suatu sistem yang
  • 00:02:53
    sifatnya
  • 00:02:54
    unilateral. Ini rule base yang selama
  • 00:02:57
    dikenal sejak Perang Dunia Kedua.
  • 00:03:00
    sekarang menjadi tidak pasti. Di sisi
  • 00:03:04
    lain memunculkan blok-blok baru termasuk
  • 00:03:06
    brick tadi dan juga kebijakan yang
  • 00:03:09
    semuanya cenderung menjadi dalam situasi
  • 00:03:12
    tidak pasti intensitas dari persaingan
  • 00:03:16
    yang sangat runcing. Setiap negara pasti
  • 00:03:18
    instingnya adalah menjaga domestiknya.
  • 00:03:21
    Maka banyak kebijakan ekonomi menjadi
  • 00:03:24
    inward
  • 00:03:26
    looking. My country first, American
  • 00:03:28
    first, China first, Indonesia first, dan
  • 00:03:32
    yang lain-lain. Karena ini memang pada
  • 00:03:34
    saat exsternal environment tidak bisa
  • 00:03:37
    diandalkan, maka yang harus dilakukan
  • 00:03:40
    adalah menjaga kepentingan nasional. Dan
  • 00:03:42
    ini sudah disampaikan oleh Bapak
  • 00:03:44
    Presiden termasuk tadi di dalam
  • 00:03:46
    pembukaannya penekanan ini bahkan
  • 00:03:48
    sebelum Donald Trump
  • 00:03:51
    menyampaikan Trump tarif atau liberation
  • 00:03:54
    days tarif yang disampaikan minggu lalu.
  • 00:03:58
    Tadinya kita masih berharap adanya
  • 00:04:00
    supply change yang berdasarkan
  • 00:04:02
    perkawanan. Makanya waktu itu muncul
  • 00:04:04
    friend shoring, near shoring. Sekarang
  • 00:04:07
    bahkan tidak ada definisi yang disebut
  • 00:04:09
    kawan atau friend lagi. Karena Amerika
  • 00:04:13
    terhadap Kanada, terhadap Meksiko negara
  • 00:04:16
    yang tergabung dalam nafta ini pun juga
  • 00:04:19
    yang dibidani oleh Amerika Serikat
  • 00:04:21
    sekarang ini diabund dan menjadi
  • 00:04:24
    persaingan yang tidak ada lagi definisi
  • 00:04:28
    kawan atau lawan. Inilah dunia yang kita
  • 00:04:31
    hadapi. Kebijakan tarif Amerika
  • 00:04:34
    menjadikan risiko ketidakpastian yang
  • 00:04:36
    luar biasa. Kalau kita lihat
  • 00:04:38
    timeline-nya selama satu episode 1
  • 00:04:42
    Februari hingga April ini dalam 2 bulan
  • 00:04:45
    telah mengubah landscap perekonomian
  • 00:04:48
    global. Pada saat Presiden Trump tanggal
  • 00:04:51
    1 April mengeluarkan executive order
  • 00:04:53
    untuk mengatakan Kanada diberikan tarif
  • 00:04:56
    10% dan untuk energinya 25%, Meksiko
  • 00:05:01
    diberikan tarif 25 dan Tiongkok 10%. Itu
  • 00:05:05
    telah mengubah seluruh tatanan
  • 00:05:08
    perkawanan yang tadinya dianggap taken
  • 00:05:10
    for granted itu akan terus berjalan.
  • 00:05:13
    Sejalan dengan waktu muncul kemudian
  • 00:05:15
    retaliasi atau
  • 00:05:18
    responsaman tambahan untuk produk
  • 00:05:20
    tertentu seperti baja dan aluminium.
  • 00:05:24
    Kemudian ee muncul executive order yang
  • 00:05:27
    baru tanggal 4 Maret persis sebulan yang
  • 00:05:30
    lalu untuk menambah untuk Tiongkok 20%
  • 00:05:34
    dan Kanada melakukan retaliasi. Timeline
  • 00:05:38
    ini menggambarkan hanya dalam waktu 1
  • 00:05:40
    bulan dunia yang tadinya digovern dengan
  • 00:05:45
    rule base sekarang tidak ada lagi
  • 00:05:49
    kepastian. Ini yang menjadi salah satu
  • 00:05:51
    yang perlu untuk kita perhatikan di
  • 00:05:53
    dalam kita mengelola ekonomi tidak kita
  • 00:05:55
    terus-menerus terkaget-kaget. Namun pada
  • 00:05:58
    saat yang sama kita tetap waspada.
  • 00:06:01
    Tarif resiprokal yang disampaikan oleh
  • 00:06:04
    Amerika terhadap 60 negara
  • 00:06:06
    menggambarkan cara penghitungan tarif
  • 00:06:10
    tersebut yang saya rasa semua ekonom
  • 00:06:12
    yang sudah belajar ekonomi tidak bisa
  • 00:06:14
    memahami. Jadi ini juga sudah tidak
  • 00:06:16
    berlagu lagi ilmu ekonomi. Yang penting
  • 00:06:19
    pokoknya tarif duluan karena tujuannya
  • 00:06:22
    adalah menutup defisit. tidak ada ilmu
  • 00:06:25
    ekonominya di situ. Menutup defisit itu
  • 00:06:28
    artinya saya tidak ingin tergantung atau
  • 00:06:31
    beli kepada orang lain lebih banyak dari
  • 00:06:33
    apa yang saya bisa jual kepada orang
  • 00:06:35
    lain. Itu is purely transactional.
  • 00:06:39
    Enggak ada landasan ilmu ekonominya.
  • 00:06:42
    Jadi teman-teman ini ada ee Ise di sini
  • 00:06:46
    mohon maaf tidak berguna, Pak ilmunya
  • 00:06:50
    hari-hari
  • 00:06:51
    ini. Nah, oleh karena itu karena ini
  • 00:06:55
    adalah pragmatis sebetulnya pada saat
  • 00:06:57
    kita semua dilantik oleh Presiden
  • 00:07:00
    Prabowo, kita diberikan pembekalan dan
  • 00:07:04
    pembekalan itu menjadi sangat relevan.
  • 00:07:06
    Beliau menyampaikan dunia sekarang
  • 00:07:08
    digawen oleh realis. Jadi pragmatik dan
  • 00:07:12
    realism rather than theoretical ideology
  • 00:07:16
    yang selama ini menggover dunia semenjak
  • 00:07:18
    perang dunia kedua ini menjadi realita
  • 00:07:22
    yang jauh lebih cepat dan harus kita
  • 00:07:24
    segera responsif resiprokral direspon
  • 00:07:28
    oleh berbagai negara seperti yang tadi
  • 00:07:30
    disampaikan oleh Pak Menko, Tiongkok
  • 00:07:32
    yang tadinya dianggap akan restrain atau
  • 00:07:34
    menahan diri justru melakukan retaliasi
  • 00:07:37
    yang sama kerasnya dan ini menimbulkan
  • 00:07:40
    suatu eskalasi makanya pemburukan di
  • 00:07:43
    pasar uang dalam 2 hari terakhir ini
  • 00:07:46
    karena respons kedua sesudah RRT
  • 00:07:50
    menyampaikan retaliasi. Sesudah RRT
  • 00:07:53
    menyampaikan retaliasi Presiden Trump
  • 00:07:55
    dengan Twitter mengatakan saya akan
  • 00:07:57
    menaikkan lagi tarifnya menjadi 50%. So,
  • 00:08:01
    ini adalah eskalasi yang belum berakhir
  • 00:08:03
    dan karena ini sudah menyangkut presiden
  • 00:08:05
    dengan presiden biasanya akan sangat
  • 00:08:08
    sulit untuk face saving-nya. Jadi, ini
  • 00:08:11
    adalah situasi yang harus kita hadapi
  • 00:08:14
    secara sangat openmed, pragmatik, dan
  • 00:08:18
    pada saat yang sama kita harus agile,
  • 00:08:21
    harus cepat. Seperti yang disampaikan
  • 00:08:23
    Bapak Presiden dan Pak Menko tadi,
  • 00:08:24
    polisi apa yang bisa di kita lakukan
  • 00:08:26
    segera dan bisa mengoreksi atau
  • 00:08:28
    menggunakan opportunity harus bisa kita
  • 00:08:31
    lakukan sekarang. Uni Eropa sebetulnya
  • 00:08:33
    belum retaliasi tapi sudah ada di dalam
  • 00:08:35
    paket tapi ini sebetulnya untuk salvo
  • 00:08:38
    pembuka untuk renegosiasi. Kanada sudah
  • 00:08:40
    melakukan
  • 00:08:41
    retaliasi. Jadi berbagai negara yang
  • 00:08:44
    lain mungkin lebih kepalanya dingin
  • 00:08:46
    dengan pendekatan diplomasi dan
  • 00:08:48
    negosiasi. Tapi not necessarily hasilnya
  • 00:08:50
    juga menyenangkan. Karena seperti ee
  • 00:08:54
    Vietnam yang mengatakan promise untuk 0%
  • 00:08:58
    tarif dikatakan itu tidak memadai karena
  • 00:09:01
    non tarif barrier juga menjadi salah
  • 00:09:03
    satu bagian yang menjadi negosiasi.
  • 00:09:07
    Dengan adanya kenaikan tarif di Amerika
  • 00:09:11
    Serikat memunculkan sebuah pemikiran
  • 00:09:13
    atau hal yang akan menjadi reaksinya
  • 00:09:16
    yaitu terjadinya diversion dari
  • 00:09:20
    perdagangan. Straight diversion ini yang
  • 00:09:22
    sekarang sedang dibahas dunia. negara
  • 00:09:25
    mana yang bisa
  • 00:09:26
    menjadi tujuan ekspor alternatif atau
  • 00:09:30
    negara mana yang bisa menjadi tempat
  • 00:09:32
    investasi alternatif untuk kemudian
  • 00:09:35
    munculnya trade without Amerika atau
  • 00:09:37
    Amerika menjadi dialineate dan kemudian
  • 00:09:40
    muncul di antara sisa Amerikanya. Karena
  • 00:09:43
    memang Amerika di dalam perdagangan
  • 00:09:44
    dunia plus RRT itu hanya menjelaskan
  • 00:09:47
    sekitar 25% dari global trade. Jadi 75%
  • 00:09:51
    sebetulnya bisa berdagang di luar dua
  • 00:09:53
    negara besar itu. Namun pengaruh dari
  • 00:09:56
    spill over dua negara tidak bisa juga
  • 00:09:59
    dianggap enteng. peluang Indonesia untuk
  • 00:10:02
    take over. Karena beberapa negara
  • 00:10:04
    Vietnam, Bangladesh, Thailand, China
  • 00:10:06
    yang rate dari resiprokalnya dari
  • 00:10:11
    Amerika itu lebih tinggi yaitu 34, 36,
  • 00:10:14
    37 bahkan 46. Tapi kita juga tahu banyak
  • 00:10:17
    negara di sekitar kita atau yang mirip
  • 00:10:19
    dengan kita yang tarifnya juga lebih
  • 00:10:22
    rendah. Filipin hanya
  • 00:10:24
    17%, Malaysia 24, Korea Selatan 25 dan
  • 00:10:27
    India hanya 26%. Jadi di dalam tabel ini
  • 00:10:31
    kita bisa menggambarkan komoditas apa
  • 00:10:35
    yang potensi kita akan bisa
  • 00:10:37
    menjadi pemasok baru atau kita akan
  • 00:10:41
    dikalahkan oleh yang tadi tarifnya lebih
  • 00:10:43
    rendah. Ini yang menggambarkan betapa
  • 00:10:46
    pentingnya situasi seperti ini.
  • 00:10:47
    Saraesahan ekonomi. Bapak Presiden ingin
  • 00:10:50
    kemudian bertemu dengan semua
  • 00:10:52
    stakeholder karena ini adalah perang
  • 00:10:54
    bersama. ini harus bersama-sama antara
  • 00:10:57
    pemerintah, policy maker, para pelaku
  • 00:11:01
    ekonomi dan bagaimana kita
  • 00:11:03
    merespons-nya. Investor portfolio
  • 00:11:06
    merespons negatif kebijakan RRT. Kita
  • 00:11:08
    semuanya hari ini adalah hari pertama
  • 00:11:10
    pembukaan bursa dan kita sudah melihat
  • 00:11:13
    Indonesia tadi sesi yang kedua di bawah
  • 00:11:16
    8% 7,7. Kalau kita lihat banyak negara
  • 00:11:20
    yang indeks harga sahamnya pada tanggal
  • 00:11:23
    8 April dibanding 2 April, banyak yang
  • 00:11:25
    koreksinya sangat dalam hingga 14%.
  • 00:11:27
    Bahkan tadi yang Pak Menko menyampaikan
  • 00:11:29
    beberapa bisa mencapai di atas
  • 00:11:32
    25%. Nilai tukar kita Pak Gubernur Bank
  • 00:11:37
    Indonesia sudah menyampaikan juga
  • 00:11:39
    beberapa langkah bahkan sebelum
  • 00:11:40
    pembukaan hari ini dan alhamdulillah
  • 00:11:42
    kita sekarang sudah bisa turun di bawah
  • 00:11:44
    17. Namun dinamika ini seperti harga
  • 00:11:47
    saam, nilai tukar, maupun dalam hal ini
  • 00:11:50
    obligasi, surat berharga itu seperti
  • 00:11:52
    pair kita itu seperti shock e absorber.
  • 00:11:57
    Karena shocknya terjadi ini adalah
  • 00:11:59
    bentuk respons yang mungkin harus
  • 00:12:01
    terbiasa kita lihat, namun tidak berarti
  • 00:12:03
    kita kemudian shifting attention-nya
  • 00:12:06
    dari fondasi yang tetap harus dijaga.
  • 00:12:08
    Tekanan di pasar keuangan yang tinggi
  • 00:12:10
    terakhir ini sebetulnya bukan hal yang
  • 00:12:13
    baru. US Tresory baik yang 2 tahun
  • 00:12:15
    maupun 10 tahun agak melemah karena dia
  • 00:12:18
    dianggap safe heaven tapi dolar
  • 00:12:21
    indeksnya juga melemah. Jadi kepercayaan
  • 00:12:24
    100% terhadap dolar juga mulai menurun.
  • 00:12:28
    Sementara fixed index yaitu volatility
  • 00:12:31
    juga meningkat. Tapi kalau kita
  • 00:12:32
    bandingkan pada saat COVID kenaikannya
  • 00:12:35
    sebetulnya masih relatively managable.
  • 00:12:37
    Tapi ini menggambarkan suasananya
  • 00:12:40
    alarmnya mulai berbunyi. Jadi kita harus
  • 00:12:43
    juga tetap hati-hati tanpa panik. GP
  • 00:12:46
    Morgan, Goldman Sax semuanya mengatakan
  • 00:12:49
    bahwa Amerika kemungkinan masuk ke
  • 00:12:50
    resesi. Probabilitanya sekarang naik ke
  • 00:12:53
    60% dari tadinya di bawah 50%.
  • 00:12:57
    Dengan outlook seperti itu, tidak heran
  • 00:13:00
    maka commodity price menurun karena
  • 00:13:02
    nanti demand turun kalau terjadi resesi.
  • 00:13:05
    Kita lihat harga komoditas mengalami
  • 00:13:07
    koreksi. Harga minyak terutama yang kita
  • 00:13:09
    lihat sekarang ada di level
  • 00:13:11
    6465. APBN kita menggunakan asumsi 0lar.
  • 00:13:15
    Jadi ini berarti nanti subsidi lebih
  • 00:13:17
    rendah. Moga-moga kita tetap jaga. ini
  • 00:13:20
    juga membuat APBN kita menjadi
  • 00:13:22
    relatively menjadi berkurang tekanannya
  • 00:13:26
    meskipun nilai tukar kita agak di atas
  • 00:13:28
    dari asumsi. Sementara CPO justru
  • 00:13:31
    membaik. Ini membuat penerimaan negara
  • 00:13:33
    juga membaik. Copper juga masih relatif
  • 00:13:36
    bagus. Nikel mengalami penurunan dan
  • 00:13:40
    coal kita masih agak e struggle bahkan
  • 00:13:43
    sekarang sudah di bawah 100.
  • 00:13:45
    Aktivitas manufacturing sampai hari ini
  • 00:13:48
    masih diekspansi tapi tipis di 50,3.
  • 00:13:51
    Tadi telah disampaikan Pak Menko
  • 00:13:53
    Indonesia masih di atas 52 berarti kita
  • 00:13:56
    masih ekspansif. Kemarin kita sempat
  • 00:13:58
    turun tapi kemudian kita naik secara
  • 00:14:00
    cepat sekali. Ini menggambarkan cukup
  • 00:14:03
    resilience dari sektor manufaktur di
  • 00:14:06
    Indonesia. Ekspor Indonesia untuk
  • 00:14:08
    pertanian. Dalam hal ini pertumbuhan
  • 00:14:11
    year on year-nya 52% untuk manufaktur
  • 00:14:14
    29%. Itu menggambarkan bahwa sebelum
  • 00:14:17
    tarif Trump kita cukup baik dan oleh
  • 00:14:20
    karena itu neraca perdagangan kita tetap
  • 00:14:23
    terjaga
  • 00:14:24
    surplus. Kalau kita lihat dari sisi
  • 00:14:27
    neraca perdagangan ini, Amerika adalah
  • 00:14:29
    the second largest. Tapi antara yang the
  • 00:14:32
    first large largest yaitu eh China,
  • 00:14:36
    Amerika itu di 23 billion. Dan ini tidak
  • 00:14:40
    banyak berbeda dengan destinasi lainnya.
  • 00:14:43
    Kalau lihat dari tabel ini, Indonesia
  • 00:14:45
    punya banyak alternatif sebetulnya dalam
  • 00:14:48
    artian seperti yang dikatakan oleh Pak
  • 00:14:50
    Menko tadi bahwa destinasi ekspor kita
  • 00:14:53
    masih bisa kita diversify dan attachment
  • 00:14:57
    atau dependency kita terhadap Amerika
  • 00:14:59
    tidak terlalu besar dibandingkan
  • 00:15:02
    negara-negara lain yang tadi disebutkan.
  • 00:15:05
    Nah, Presiden Prabowo telah menyampaikan
  • 00:15:08
    bahwa menteri-menteri ekonomi yang
  • 00:15:09
    sekarang harus menghadapi kondisi perang
  • 00:15:12
    ekonomi ini, kita di dalam frontline-nya
  • 00:15:15
    harus berinisiatif untuk melakukan
  • 00:15:18
    reform dan deregulasi. Karena kejadian
  • 00:15:21
    syok seperti ini bukan pertama kali di
  • 00:15:24
    dalam sejarah kita. Kita pernah
  • 00:15:25
    mengalami pada tahun 0-an waktu itu syok
  • 00:15:28
    minyak dan perang. Kita juga menghadapi
  • 00:15:31
    kondisi global economic shock. tahun
  • 00:15:35
    2008-2009 9798 kita menghadapi krisis
  • 00:15:38
    ekonomi. Belajar dari semua syok ini
  • 00:15:41
    pada saat terjadinya syok justru ini
  • 00:15:44
    menjadi opportunity untuk mereform dan
  • 00:15:47
    melakukan deregulasi. Jadi berdasarkan
  • 00:15:49
    instruksi Bapak Presiden, bahkan sebelum
  • 00:15:52
    Trump Liberation Day tarif, kita sudah
  • 00:15:55
    diminta untuk memformulasikan
  • 00:15:58
    deregulasi, mempermudah seperti yang
  • 00:16:00
    tadi telah ditekahkan oleh Bapak
  • 00:16:02
    Presiden. Saya sampaikan untuk beberapa
  • 00:16:04
    yang di area yang pasti banyak
  • 00:16:06
    teman-teman dari bisnis melihat dan
  • 00:16:09
    penting karena ini sangat mempengaruhi
  • 00:16:11
    cash flow dan yang lain-lain. Korteks
  • 00:16:14
    kita sudah makin membaik. ini akan
  • 00:16:16
    mempercepat proses pemeriksaan, proses
  • 00:16:19
    keberatan, dan termasuk validasi dari
  • 00:16:23
    instansi melalui layanan. Ini membuat
  • 00:16:25
    nanti dokumentasi menjadi lebih mudah
  • 00:16:29
    sehingga segala proses termasuk
  • 00:16:30
    restitusi menjadi jauh lebih cepat
  • 00:16:34
    karena ini termasuk salah satu yang
  • 00:16:36
    menjadi potensial dari komplain yang
  • 00:16:40
    muncul dari USTR terhadap Indonesia.
  • 00:16:43
    Pemeriksaan pajak akan diperpendek 50%
  • 00:16:46
    waktunya dari 12 bulan menjadi 6 bulan.
  • 00:16:50
    Dan untuk pemeriksaan wajib pajak yang
  • 00:16:52
    sifatnya group untuk transfer pricing
  • 00:16:54
    yang selama ini membutuhkan 2 tahun
  • 00:16:56
    sekarang hanya menjadi 10 bulan. Untuk
  • 00:16:59
    restitusi kami melakukan secara jauh
  • 00:17:02
    lebih cepat ee untuk yang orang pribadi
  • 00:17:06
    di bawah 100 juta sama sekali tidak ada
  • 00:17:08
    pemeriksaan. Untuk yang lainnya dengan
  • 00:17:11
    adanya korttex kita jauh bisa melakukan
  • 00:17:15
    pengembalian lebih bayar PPN secara
  • 00:17:17
    otomatis. Ini akan sangat mempengaruhi
  • 00:17:20
    banget dari sisi cash flow dari
  • 00:17:25
    perusahaan. Kita juga penetapan ee nilai
  • 00:17:28
    pabean dan ini juga termasuk yang
  • 00:17:29
    dikomplain oleh pelaku usaha termasuk
  • 00:17:32
    yang dari Amerika. Kita akan menggunakan
  • 00:17:34
    rentang harga yang berbasis bukti yang
  • 00:17:37
    valid. Jadi ini lebih memberikan
  • 00:17:40
    kepastian penghapusan kuota impor dan
  • 00:17:43
    peraturan teknis ini disampaikan oleh
  • 00:17:45
    Bapak Presiden ini akan sangat membantu
  • 00:17:47
    karena kuota itu tidak memberikan
  • 00:17:51
    penerimaan negara menambah beban
  • 00:17:53
    transaksi dan
  • 00:17:55
    menimbulkan
  • 00:17:57
    ketidaktransparan. Kalau ini dihapus
  • 00:17:59
    akan sangat menentukan banget perbaikan
  • 00:18:02
    dari sisi impor- ekspor Indonesia.
  • 00:18:06
    Penyediaan perizinan dan tata niaga
  • 00:18:08
    impor akan disederhanakan
  • 00:18:10
    berbasiskan IT dan data. Juga pergeseran
  • 00:18:14
    dari pengawasan border menjadi post
  • 00:18:18
    border dengan National Logistic
  • 00:18:20
    ecosystem di mana semua transaksi
  • 00:18:23
    logistik ada di dalam digital
  • 00:18:26
    technology. Maka ini akan menurunkan
  • 00:18:29
    waktu dan biaya logistik. Saat ini 53
  • 00:18:34
    pelabuhan dan 7uh bandaran sudah
  • 00:18:37
    terkonnect dengan NLI sehingga seluruh
  • 00:18:41
    transaksi itu semuanya digital dan jauh
  • 00:18:44
    lebih cepat dan
  • 00:18:46
    pasti. Kita juga mengimplementasikan
  • 00:18:49
    HIKO X-ray. Dengan demikian petugas Buka
  • 00:18:53
    tidak perlu harus melihat, membongkar
  • 00:18:56
    karena kita sudah bisa lihat setiap
  • 00:18:58
    kontainer tanpa adanya intervensi dari
  • 00:19:02
    petugas.
  • 00:19:03
    Kita juga akan melakukan harmonisasi
  • 00:19:05
    kebijakan dan administrasi perpajakan
  • 00:19:07
    dan kepabeanan untuk aktivitas impor dan
  • 00:19:11
    ekspor sehingga antara polisi di hulu
  • 00:19:15
    hingga ke hilir akan lebih sinergi. Ini
  • 00:19:19
    untuk memudahkan berbagai transaksi
  • 00:19:21
    restitusi, perbaikan proses kerja dan
  • 00:19:24
    fasilitas impor. Kami juga telah
  • 00:19:27
    mendapatkan feedback dalam situasi
  • 00:19:29
    seperti ini mungkin ada perusahaan
  • 00:19:30
    merger akuisisi itu perlu untuk lebih
  • 00:19:33
    cepat dan biasanya ini terhalangi oleh
  • 00:19:36
    polisi karena adanya implikasi
  • 00:19:38
    perpajakan. Kami sangat terbuka untuk
  • 00:19:40
    membuka dan melihat aspek perpajakan
  • 00:19:44
    agar perusahaan-perusahaan yang perlu
  • 00:19:46
    melakukan merger akuisisi itu jauh bisa
  • 00:19:49
    lebih agile karena situasi memang
  • 00:19:52
    mengharuskan begitu. Beberapa fiscal
  • 00:19:54
    measure ini kalau dihitung berdasarkan
  • 00:19:57
    imputed tarif adalah sebagai berikut.
  • 00:20:00
    Kalau perbaikan administrasi perpajakan
  • 00:20:03
    dan kepabeanan dari mulai pemeriksaan
  • 00:20:05
    pajak, restitusi pajak,
  • 00:20:07
    perizinan ini ekivalen mengurangi tarif
  • 00:20:11
    hingga 2% sendiri. Jadi ini adalah
  • 00:20:14
    reform yang bisa kita lakukan di pajak
  • 00:20:16
    Bea Cukai hanya dari sisi administratif
  • 00:20:18
    penyederhanaan akan mengurangi beban.
  • 00:20:21
    Jadi kalau tadi dunia usahakan kena 32%
  • 00:20:24
    ini bisa dengan berbagai reform 2% lebih
  • 00:20:27
    rendah. Kebijakan perpajakan untuk
  • 00:20:31
    PPhimport kami akan melakukan
  • 00:20:33
    penyesuaian untuk produk tertentu yang
  • 00:20:36
    tadinya antara 2,5 ke hanya 0,5%. Ini
  • 00:20:41
    berarti mengurangi lagi 2% beban tarif.
  • 00:20:46
    Jadi anything yang bisa ngurangi tarif
  • 00:20:48
    karena sudah adanya beban tarif selama
  • 00:20:51
    belum turun dari Amerika. kita akan coba
  • 00:20:53
    lakukan penyesuhan tarif bi masuk produk
  • 00:20:56
    impor yang antara 5 hingga 10% menjadi 0
  • 00:20:59
    sampai 5% ini berarti mengurangi lagi 5%
  • 00:21:03
    beban tarif ini untuk produk-produk yang
  • 00:21:07
    berasal dari Amerika Serikat yang masuk
  • 00:21:09
    dalam M faer nation untuk tarif beasiswa
  • 00:21:14
    eh beas beasiswa karena kita sering
  • 00:21:17
    ngasih beasiswa mohon maaf bea keluar
  • 00:21:20
    untuk CPO kita juga akan lakukan
  • 00:21:22
    adjustment. Ini juga ekuivalen
  • 00:21:24
    mengurangi beban hingga 5%. Dan trade
  • 00:21:27
    remedies ini termasuk Menteri
  • 00:21:29
    Perdagangan, pemenku perekonomian semua
  • 00:21:32
    minta agar bea masuk anti damping
  • 00:21:35
    imbalan safeguard bisa dilakukan dan
  • 00:21:37
    dipercepat hanya dalam waktu 15 hari.
  • 00:21:40
    itu akan kita lakukan bersama dengan KL
  • 00:21:42
    yang lain. Jadi kami akan terus
  • 00:21:45
    melakukan reform terutama di bidang
  • 00:21:47
    pajak be dan cukai dan prosedur supaya
  • 00:21:50
    ini betul-betul mengurangi beban sesuai
  • 00:21:53
    dengan penekanan Bapak Presiden. Ini
  • 00:21:56
    adalah waktu yang tepat untuk deregulasi
  • 00:21:59
    dan reform yang lebih ambisius. Banyak
  • 00:22:02
    dari teman-teman usaha media menyoroti
  • 00:22:05
    mengenai APBN kita. APBN memang selama
  • 00:22:08
    ini menjadi salah satu anchor yang
  • 00:22:10
    terus-menerus kita sampaikan secara
  • 00:22:13
    transparan. Postur dari APBN
  • 00:22:15
    kita sampai dengan akhir Maret itu
  • 00:22:19
    sekarang sudah dalam situasi membaik.
  • 00:22:21
    Kemarin headline seolah-olah mengatakan,
  • 00:22:23
    "Oh, penerimaan pajak mengalami
  • 00:22:25
    kontraksi dan
  • 00:22:27
    lain-lain." Kenapa kami kemarin menunda
  • 00:22:29
    melakukan press conference? karena
  • 00:22:31
    memang datanya masih sangat liquid,
  • 00:22:35
    masih dinamis karena adanya cortex, di
  • 00:22:39
    sisi lain adanya penerapan TER dan juga
  • 00:22:41
    adanya beberapa perusahaan wajib pajak
  • 00:22:44
    besar yang melakukan restitusi itu one
  • 00:22:46
    off sehingga tidak ingin menciptakan
  • 00:22:49
    kepanikan market. Kami melakukan
  • 00:22:52
    presentasi. Kalau kita lihat pada bulan
  • 00:22:55
    Maret penerimaan pajak bruto kita sudah
  • 00:22:57
    turn around yang tadinya growth-nya
  • 00:23:00
    minus 13 bulan Januari Februari minus 4
  • 00:23:04
    ini sekarang sudah pos 9,1. Turning
  • 00:23:07
    around itu kelihatan sudah mulai baik.
  • 00:23:10
    Kami hanya ingin menyampaikan bahwa
  • 00:23:12
    memang dalam 4 tahun terakhir kita lihat
  • 00:23:14
    pola dari penerimaan pajak dan kita
  • 00:23:17
    lihat rata-rata Desember, Januari,
  • 00:23:18
    Februari, Maret itu tahun ini 2025 di
  • 00:23:23
    179,7 lebih baik dari tahun lalu yang
  • 00:23:26
    174 lebih baik dari tahun 2023 waktu itu
  • 00:23:29
    boom komoditi di 167 dan di tahun 2022
  • 00:23:33
    tentu itu pasca COVID yaitu 146. Jadi
  • 00:23:37
    saya ingin memberikan keyakinan bahwa
  • 00:23:39
    penerimaan pajak masih on track karena
  • 00:23:42
    dalam sebulan terakhir ini dibuat
  • 00:23:45
    headline untuk membuat seolah-olah APBN
  • 00:23:48
    tidak sustainable, APBN tidak pruden dan
  • 00:23:51
    ini akan menjadi berantakan. Tidak.
  • 00:23:53
    Presiden memang punya banyak program
  • 00:23:55
    tapi itu semuanya didesain dalam APBN
  • 00:23:58
    yang tetap pruden dan sustainable. Jadi
  • 00:24:01
    ini yang ee menjadi anor bagi kita untuk
  • 00:24:05
    menyampaikan bahwa jangan kita semua
  • 00:24:08
    menambah keresahan yang tidak perlu
  • 00:24:11
    untuk hal-hal yang sebetulnya
  • 00:24:12
    fundamentally masih baik. Saya juga
  • 00:24:15
    minta untuk para pengamat, para isi dan
  • 00:24:17
    yang lain-lain untuk juga membantu.
  • 00:24:20
    Untuk sisi belanja pemerintah kita masih
  • 00:24:22
    on track. Meskipun banyak program besar
  • 00:24:24
    yang Bapak Presiden telah sampaikan,
  • 00:24:26
    kita tetap memantau secara detail.
  • 00:24:29
    belanja KL 196 triliun sudah kita
  • 00:24:31
    lakukan 16,9. Belanja non KL itu
  • 00:24:34
    termasuk subsidi pensiun ee ada 217.
  • 00:24:39
    Kalau kita lihat persentase dari belanja
  • 00:24:42
    kita tidak banyak berbeda. Tahun lalu
  • 00:24:45
    karena pemilu kita melakukan front
  • 00:24:47
    loading untuk persiapan pemilu memang
  • 00:24:49
    persentase belanja adalah di 17,3 tapi
  • 00:24:53
    sebelum pemilu year 15,5 tahun ini 15,3.
  • 00:24:57
    Jadi masih comparable masih cukup baik.
  • 00:25:00
    Untuk pensiun tetap kita bayar. Kemarin
  • 00:25:03
    ada kenaikan pensiun plus THR, kita
  • 00:25:06
    tetap meningkatkan belanja yaitu
  • 00:25:09
    tumbuhnya 4% tahun lalu karena ada
  • 00:25:11
    kenaikan yang cukup tinggi. Subsidi tadi
  • 00:25:14
    yang Bapak Presiden menyampaikan subsidi
  • 00:25:16
    pupuk. Coba bayangkan kita di 2025
  • 00:25:20
    sampai dengan Maret sudah mengeluarkan
  • 00:25:23
    1,7 juta
  • 00:25:26
    ton dan ini dilakukan secara tepat waktu
  • 00:25:30
    dan tadi sesuai dengan instruksi Bapak
  • 00:25:32
    Presiden
  • 00:25:33
    simplifikasi yang menjelaskan bagaimana
  • 00:25:36
    kita bisa men-secure panen yang baik
  • 00:25:40
    karena pupuknya datang pada saat memang
  • 00:25:43
    dia tanam tahun-tahun sebelumnya. nya
  • 00:25:46
    pupuknya datang ada anggarannya tapi
  • 00:25:49
    datangnya terlambat dan hilang. Jadi ini
  • 00:25:52
    matters a lot. Reform itu sangat-sangat
  • 00:25:56
    memberikan pengaruh yang luar biasa
  • 00:25:58
    besar terhadap perbaikan apa yang ada di
  • 00:26:01
    dalam pelaksanaan. Beberapa dari subsidi
  • 00:26:04
    BPM, LPG 3 kilo, subsidi ee listrik,
  • 00:26:08
    semuanya dari sisi volume mengalami
  • 00:26:10
    kenaikan. Ini artinya APBN bekerja untuk
  • 00:26:12
    melindungi masyarakat agar mereka yang
  • 00:26:15
    bebannya terasa dalam situasi saat ini
  • 00:26:18
    mereka mendapatkan perlindungan dari
  • 00:26:20
    APBN. Belanja pemerintah ke daerah
  • 00:26:23
    transfer juga dalam hal ini tetap
  • 00:26:25
    terjaga dan on track. Ini bahkan yang
  • 00:26:28
    oleh Bapak Presiden menyampaikan kalau
  • 00:26:30
    kita sekarang membelanjakan hampir
  • 00:26:32
    sepertiga belanja kita ke pemerintah
  • 00:26:34
    daerah sudah seharusnya kita melihat
  • 00:26:36
    setiap rupiah itu harus benar-benar
  • 00:26:39
    bermanfaat untuk masyarakat. Dari mulai
  • 00:26:42
    dana desa, dana bagi hasil, dana alokasi
  • 00:26:45
    umum, dana alokasi khusus baik itu yang
  • 00:26:48
    fisik maupun nonfisik. Jadi semua angka
  • 00:26:51
    di APBN memang dilihat secara lebih
  • 00:26:54
    teliti. Itu barangkali yang membuat
  • 00:26:56
    banyak yang tidak komfortable. Tapi ini
  • 00:26:59
    tujuannya adalah untuk supaya meyakinkan
  • 00:27:01
    bahwa setiap rupiah bekerja untuk bisa
  • 00:27:05
    dinikmati oleh masyarakat secara
  • 00:27:07
    langsung. Pembiayaan APBN karena banyak
  • 00:27:10
    yang mengatakan apakah APBN akan defisit
  • 00:27:12
    dan defisitnya nanti akan berapa. APBN
  • 00:27:15
    didesain dengan defisit 2,53%. ini
  • 00:27:18
    sesuai dengan Undang-Undang APBN yang
  • 00:27:20
    sudah disetujui oleh DPR yaitu
  • 00:27:22
    Undang-Undang 62 tahun 2024
  • 00:27:26
    2,53% itu artinya defisit 616 triliun
  • 00:27:30
    sampai dengan sekarang defisit dan
  • 00:27:32
    pembiayaan kita bisa isu
  • 00:27:35
    250 untuk surat berharga negara kita 282
  • 00:27:39
    memang terjadi kenaikan karena kita
  • 00:27:40
    melakukan front loading
  • 00:27:43
    mengantisipasi bahwa Pak Trump akan
  • 00:27:46
    membuat banyak disruption. Jadi kalau
  • 00:27:49
    kita melakukan front loading bukan
  • 00:27:50
    karena kita enggak punya duit, karena
  • 00:27:52
    kita memang strategi dari isu kita untuk
  • 00:27:56
    mengantisipasi ketidakpastian yang pasti
  • 00:27:58
    akan membuat kenaikan. Jadi, dalam hal
  • 00:28:00
    ini kami ingin menyampaikan bahwa kita
  • 00:28:02
    akan tetap menjaga APBN dan terutama
  • 00:28:05
    utang dan juga defisit kita secara tetap
  • 00:28:09
    pruden, transparan, hati-hati. Dan ini
  • 00:28:12
    yang menyebabkan tadi disampaikan oleh
  • 00:28:14
    Pak Menko, rating kita tetap terjaga.
  • 00:28:17
    stabel bahkan outlook-nya pun tetap
  • 00:28:20
    stable. APBN adalah instrumen untuk
  • 00:28:22
    membiayai banyak program-program penting
  • 00:28:25
    ketahanan pangan yang Bapak Presiden
  • 00:28:26
    telah sampaikan tadi. Kita telah
  • 00:28:28
    memberikan subsidi pupuk 1,3 juta ton di
  • 00:28:33
    the first three months. Ketahanan
  • 00:28:35
    energi, subsidi BPM, subsidi listrik,
  • 00:28:38
    makanan bergizi sudah 2,6 juta penerima.
  • 00:28:41
    mungkin nanti kita update selalu setiap
  • 00:28:43
    bulan untuk menyampaikan berapa yang
  • 00:28:45
    sudah dan nanti Pak Dadan juga bisa
  • 00:28:47
    menyampaikan program-program pendidikan
  • 00:28:49
    tetap kita jaga. Presiden meminta agar
  • 00:28:52
    ini tetap dijaga bahkan ada
  • 00:28:54
    inisiatif-inisiatif baru itu semuanya
  • 00:28:57
    dibiayai di dalam amplop APBN yang ada.
  • 00:29:00
    Jadi jangan khawatir tidak jebol
  • 00:29:03
    APBN-nya. Banyak yang mengatakan apakah
  • 00:29:06
    APBN-nya jebol? Tidak. program-program
  • 00:29:09
    Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN
  • 00:29:13
    yang ada. Program kesehatan termasuk ee
  • 00:29:16
    pemeriksaan ee kesehatan gratis itu
  • 00:29:19
    sudah dianggarkan di dalam APBN.
  • 00:29:22
    pembangunan desa termasuk koperasi desa
  • 00:29:24
    itu juga nanti akan menggunakan dana
  • 00:29:26
    desa governance-nya yang kita sekarang
  • 00:29:29
    workout tapi tidak menambah amplop
  • 00:29:31
    sehingga kemudian orang menganggap oh
  • 00:29:33
    akan ada pengeluaran yang akan membuat
  • 00:29:36
    APBN kita menjadi tidak sustainable.
  • 00:29:38
    pertahanan semesta baik untuk alut sista
  • 00:29:41
    dan juga industri pertahanan dalam
  • 00:29:42
    negeri itu semuanya ada di dalam APBN
  • 00:29:45
    kita
  • 00:29:46
    danantara yang diestablish termasuk
  • 00:29:49
    penggunaan dividen itu sudah kita
  • 00:29:51
    perhitungkan. Jadi kami ingin
  • 00:29:53
    menyampaikan bahwa APBN tetap terjaga
  • 00:29:55
    sebagai anchor confidence karena ini
  • 00:29:57
    penting sekali dan antara dalam hal ini
  • 00:30:00
    kami dengan Pak Rosan dan Menteri BUMN
  • 00:30:02
    akan terus bekerja bersama seperti yang
  • 00:30:04
    disampaikan oleh Bapak Presiden ya harus
  • 00:30:07
    dikelola secara pruden transparan karena
  • 00:30:10
    ini adalah harta untuk anak cucu kita.
  • 00:30:14
    Kita akan mendesain dengan tata kelola
  • 00:30:17
    di mana whistle blower ada, oversight
  • 00:30:20
    cukup kuat dan penekanan untuk tidak ada
  • 00:30:24
    konflik kepentingan dan bebas korupsi.
  • 00:30:26
    Untuk program-program yang sudah
  • 00:30:28
    diidentifikasi tetap akan dilihat secara
  • 00:30:31
    profesional sehingga tujuan yang baik
  • 00:30:33
    dilaksanakan dengan baik dan dapat
  • 00:30:36
    dikelola dengan amanah dan accountable.
  • 00:30:39
    itu yang tentu akan memberikan assurance
  • 00:30:41
    bersamaan nanti kita akan bersama-sama
  • 00:30:43
    dengan teman-teman BUMN danantara untuk
  • 00:30:45
    terus menyampaikan kepada para investor
  • 00:30:47
    yang masih menanyakan karena Danantara
  • 00:30:49
    dan APBN termasuk dua hal yang terus
  • 00:30:52
    dipertanyakan. Tapi saya ingin
  • 00:30:54
    menyampaikan bahwa kami bertanggung
  • 00:30:55
    jawab untuk menjaga kepercayaan
  • 00:30:58
    Presiden, mission yang diberikan oleh
  • 00:31:00
    Presiden, tapi juga kepercayaan dari
  • 00:31:02
    market dan masyarakat. Karena itu
  • 00:31:04
    semuanya adalah sama, tujuannya, sama
  • 00:31:07
    tujuannya, baik dan oleh karena itu kita
  • 00:31:10
    akan kelola dengan baik. Demikian yang
  • 00:31:12
    bisa kami sampaikan semoga bisa
  • 00:31:14
    memberikan kejelasan dan juga memberikan
  • 00:31:17
    juga ketenangan bagi masyarakat dan
  • 00:31:20
    seluruh pelaku ekonomi. Makasih.
  • 00:31:22
    Wasalamualaikum. warahmatullahi
  • 00:31:23
    wabarakatuh.
  • 00:31:42
    [Musik]
标签
  • tariffs
  • Indonesia
  • economy
  • US tariffs
  • APBN
  • geopolitical shifts
  • trade
  • reforms
  • economic resilience
  • market confidence