KETIKA HIDUP TERASA BERAT UNTUK MELEPAS ORANG YANG SANGAT KITA CINTAI || Karaniya Channel

00:31:16
https://www.youtube.com/watch?v=vT2WdhZJO-4

摘要

TLDRVideo ini membahas tentang pentingnya meningkatkan kesadaran dan kerelaan dalam menghadapi kehilangan orang yang kita cintai. Pembicara menjelaskan bahwa hidup adalah perubahan dan kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi kehilangan. Proses ini melibatkan berbagai level, mulai dari belajar melepaskan materi hingga mengembangkan cinta kasih dan kesabaran. Pembicara menekankan pentingnya mendoakan orang yang telah pergi dan menerima kenyataan bahwa perpisahan adalah bagian dari kehidupan. Dengan memahami keinginan dan kenyataan, kita dapat lebih mudah merelakan orang yang kita cintai.

心得

  • 🧠 Pentingnya kesadaran dalam menghadapi kehilangan.
  • 💔 Kehidupan adalah perubahan yang harus diterima.
  • 💸 Dana paramita membantu kita belajar melepaskan materi.
  • 🙏 Mendoakan orang yang telah pergi adalah langkah penting.
  • ⏳ Butuh waktu untuk menerima kenyataan perpisahan.
  • ❤️ Cinta kasih dan kesabaran membantu proses merelakan.
  • 🔄 Keinginan dan kenyataan harus seimbang untuk kebahagiaan.
  • 📖 Pengalaman hidup tidak bisa dilupakan, hanya diterima.
  • 🌱 Proses belajar melepaskan memerlukan waktu dan usaha.
  • 🏗️ Setiap pencapaian dimulai dari langkah kecil.

时间轴

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Pembicaraan dimulakan dengan membahas cara meningkatkan kesedaran tentang kehilangan orang yang kita cintai. Penekanan diberikan kepada pentingnya persiapan mental untuk menghadapi perubahan dalam hidup, termasuk kehilangan. Terdapat pelbagai tahap persiapan yang perlu dihadapi, dari tahap awal hingga tahap yang lebih tinggi.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Kehilangan orang yang kita cintai boleh berlaku dalam pelbagai bentuk, sama ada mereka pergi atau meninggal dunia. Persiapan mental yang baik dapat membantu kita menghadapi kehilangan ini. Latihan seperti 'dana paramita' diperkenalkan sebagai cara untuk belajar melepaskan apa yang kita miliki, termasuk nilai material.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Dalam konteks 'dana paramita', penekanan diberikan kepada nilai material dan bagaimana ia mempengaruhi kedudukan kita dalam masyarakat. Terdapat perbandingan antara cara anak-anak belajar tentang nilai material dan bagaimana mereka belajar untuk berkongsi dan memberi.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Ketika kita dewasa, kita mula memahami nilai kerja keras dan bagaimana hasil usaha kita dapat digunakan untuk memberi kepada orang lain. Ini termasuk memberi sumbangan kepada kegiatan sosial dan pembangunan, yang menunjukkan kematangan dalam cara kita memberi.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Ketika berhadapan dengan orang yang kita cintai yang telah pergi, kita perlu belajar untuk merelakan mereka dengan cara mendoakan kebahagiaan mereka. Ini adalah proses yang memerlukan waktu dan kesabaran, di mana kita perlu menerima kenyataan bahawa perpisahan adalah sebahagian daripada kehidupan.

  • 00:25:00 - 00:31:16

    Akhirnya, pembicaraan menekankan bahawa semua yang kita cintai adalah objek keinginan kita. Kita perlu belajar untuk mengendalikan keinginan ini dan menerima kenyataan. Proses ini memerlukan latihan dan kesabaran, dan setiap langkah kecil dalam perjalanan ini adalah penting.

显示更多

思维导图

视频问答

  • Apa yang dibahas dalam video ini?

    Video ini membahas cara meningkatkan kesadaran dan kerelaan dalam menghadapi kehilangan orang yang kita cintai.

  • Mengapa penting untuk mempersiapkan diri menghadapi kehilangan?

    Karena hidup adalah perubahan dan kita perlu belajar melepaskan yang kita cintai.

  • Apa yang dimaksud dengan dana paramita?

    Dana paramita adalah latihan berbagi yang membantu kita belajar melepaskan materi.

  • Bagaimana cara menghadapi perpisahan dengan orang yang dicintai?

    Dengan mendoakan mereka dan menerima kenyataan bahwa perpisahan adalah bagian dari kehidupan.

  • Apa yang harus dilakukan setelah kehilangan orang yang dicintai?

    Butuh waktu untuk menerima kenyataan dan mendoakan kebahagiaan mereka.

查看更多视频摘要

即时访问由人工智能支持的免费 YouTube 视频摘要!
字幕
id
自动滚动:
  • 00:00:00
    Nah, ee bagaimana caranya kita
  • 00:00:03
    meningkatkan kesadaran yang sedini
  • 00:00:06
    mungkin akan ee melatih supaya ee kita
  • 00:00:10
    rela misalnya dalam kondisi kehilangan
  • 00:00:14
    ee orang yang paling kita cintai kayak
  • 00:00:16
    gitu. Makasih, Band.
  • 00:00:20
    Iya, betul. Jadi kita sebetulnya tadi
  • 00:00:24
    sudah saya sampaikan hidup ini adalah
  • 00:00:27
    perubahan dan bagaimana kita
  • 00:00:29
    mempersiapkan
  • 00:00:31
    diri. Tapi persiapan ini kan juga
  • 00:00:35
    levelnya berbeda-beda ya. Tadi mulai
  • 00:00:37
    dari menengah ee bawah, menengah dan
  • 00:00:40
    atas.
  • 00:00:41
    termasuk kehilangan orang yang kita
  • 00:00:44
    cintai. Kehilangan itu bisa hanya pergi,
  • 00:00:48
    kehilangan itu bisa kemudian sudah tidak
  • 00:00:51
    lagi ada di dunia ini. Dia sudah
  • 00:00:53
    terlahir di tempat lain atau di alam
  • 00:00:56
    yang lain. Gimana ini
  • 00:00:58
    sekarang? Tentu tergantung level kita.
  • 00:01:03
    Kalau level kita ini sudah terbiasa ya
  • 00:01:06
    tadi dari sekolah minggu misalnya kita
  • 00:01:08
    latih dengan dana paramita sebetulnya
  • 00:01:10
    itu itu level awal sekali ya. Jadi kita
  • 00:01:14
    belajar kehilangan apa yang kita
  • 00:01:17
    miliki. Dana paramita terutama yang
  • 00:01:20
    misalnya bentuknya materi katakanlah
  • 00:01:23
    dalam bahasa sederhananya adalah uang.
  • 00:01:26
    itu adalah yang menjadi alat tukar di
  • 00:01:30
    dalam kehidupan sehari-hari dan
  • 00:01:33
    menjadi ukuran
  • 00:01:36
    kadang-kadang berapa banyak uang yang
  • 00:01:38
    kita miliki. Itulah posisi kita di dalam
  • 00:01:41
    masyarakat setinggi
  • 00:01:43
    itu. Sehingga misalnya anak sekolah
  • 00:01:46
    minggu saya
  • 00:01:48
    dana nilai materinya besar. Wah, maka
  • 00:01:53
    akhirnya saya bisa nilai materi yang
  • 00:01:55
    besar ini uangnya saya buka, saya
  • 00:01:58
    masukkan supaya teman-teman semua tahu.
  • 00:02:00
    Nih loh, nih loh
  • 00:02:03
    noh. Tapi saya yang berdana nilai
  • 00:02:05
    materinya kecil saya gulung kecil saya
  • 00:02:09
    lipat-lipat saya masukkan. Saya takut
  • 00:02:11
    dilihat orang
  • 00:02:12
    lain. Nah, itu karena kita melihat atau
  • 00:02:17
    di dalam masyarakat nilai materi itu
  • 00:02:19
    kadang menunjukkan
  • 00:02:23
    posisi sehingga ketika anak-anak diberi
  • 00:02:26
    materi tertentu, nilai tertentu oleh
  • 00:02:28
    orang tua, wow
  • 00:02:31
    ini ini menjadi bagian dari meningkatkan
  • 00:02:34
    kualitas diri saya. atau mungkin saya
  • 00:02:37
    punya cita-cita nanti ee saya kumpulkan
  • 00:02:40
    dananya mau saya pakai untuk membeli
  • 00:02:43
    sepeda misalnya atau saya mau beli apa
  • 00:02:45
    yang saya sukai, tetapi hari Minggu saya
  • 00:02:49
    harus dana paramita ini. Nah, nilai yang
  • 00:02:52
    sedemikian ini mestinya saya bisa untuk
  • 00:02:55
    membeli apa yang saya suka itu akhir
  • 00:02:57
    bulan ini setelah sekian minggu saya
  • 00:03:01
    berhemat. Tapi saya harus berdana
  • 00:03:03
    paramita. Jadi waktu yang saya butuhkan
  • 00:03:07
    menjadi lebih panjang. Mestinya akhir
  • 00:03:09
    bulan ini menjadi akhir bulan depan. Ya
  • 00:03:11
    sudahlah enggak apa-apa saya
  • 00:03:13
    mengembangkan kerelaan. Jadi sebetulnya
  • 00:03:15
    saya
  • 00:03:16
    berat untuk berbagi, tetapi saya mau
  • 00:03:21
    berbagi. Nah, itu artinya belajar
  • 00:03:25
    melepaskan yang
  • 00:03:28
    dicintai. Kemudian kita makin
  • 00:03:32
    dewasa lalu kita bisa
  • 00:03:34
    bekerja. Bekerja tujuannya apa? Kan ya
  • 00:03:37
    cari duit.
  • 00:03:39
    Tapi nanti di hari tertentu puja bakti
  • 00:03:42
    ataupun ada kegiatan-kegiatan WA dan
  • 00:03:44
    lain sebagainya kita harus berdana. Ini
  • 00:03:47
    dana ini sudah beda sama yang waktu tadi
  • 00:03:50
    kita sekolah minggu. Sekolah minggu
  • 00:03:51
    hanya dikasih orang tua, ayah dan ibu.
  • 00:03:55
    Kemudian kita hanya untuk
  • 00:03:57
    kepentingan-kepentingan yang sederhana
  • 00:03:58
    sekali. Mau beli ini, mau beli itu, mau
  • 00:04:01
    beli mainan kayak, mau beli apa. Itu
  • 00:04:03
    sangat sederhana sekali untuk kita di
  • 00:04:06
    level yang sekarang. Tapi di level
  • 00:04:08
    anak-anak itu juga termasuk complicated,
  • 00:04:10
    termasuk yang sulit juga ya.
  • 00:04:13
    Itu itu kita sudah relakan. Nah,
  • 00:04:16
    sekarang kita di level yang lebih
  • 00:04:17
    dewasa. Wow, duit ini saya peroleh dari
  • 00:04:22
    keringat saya ini, dari waktu saya. Saya
  • 00:04:25
    bekerja pagi sampai malam ini untuk
  • 00:04:27
    dapat duit. So sekarang tahu-tahu ada
  • 00:04:29
    pembangunan wihara, sekarang ada
  • 00:04:31
    kegiatan seperti ini, ada baksos ini.
  • 00:04:34
    Aduh saya
  • 00:04:35
    kasihkan nilainya menjadi tinggi sekali.
  • 00:04:38
    Kenapa? Karena ini hasil keringat saya.
  • 00:04:40
    Saya bukan dari mencuri, saya bukan dari
  • 00:04:42
    korupsi, tapi saya benar-benar dari
  • 00:04:45
    keringat saya, waktu saya, tenaga saya
  • 00:04:50
    danakan.
  • 00:04:53
    Artinya sekarang saya bisa berbagi nilai
  • 00:04:56
    yang tertinggi yang saya bisa
  • 00:05:00
    berikan. Nah,
  • 00:05:03
    kemudian sekarang saya
  • 00:05:05
    mengalami kalau tadi mungkin orang yang
  • 00:05:08
    gak suka sama
  • 00:05:10
    saya. Orang yang gak suka sama
  • 00:05:14
    saya sekarang apa yang harus saya
  • 00:05:16
    danakan adalah
  • 00:05:19
    kesabaran dan cinta kasih.
  • 00:05:22
    Apakah saya harus beli sih kesabaran
  • 00:05:25
    itu? Ini loh uang hasil keringat saja
  • 00:05:29
    saya danakan untuk
  • 00:05:31
    biara. Sabar dan cinta kasih itu kan
  • 00:05:34
    enggak
  • 00:05:35
    beli. Apa saya juga enggak mampu
  • 00:05:39
    bagikan. Oh, ini barang gratis yang ada
  • 00:05:42
    di dalam diri saya. Gratisnya ini saat
  • 00:05:45
    ini. Tapi sebetulnya itu adalah hasil
  • 00:05:47
    latihan dari kita masih sekolah minggu.
  • 00:05:52
    Kemudian ketika saya
  • 00:05:55
    diajak misalnya tersenyum sama
  • 00:05:59
    orang, sebetulnya saya enggak suka ya
  • 00:06:01
    sama dia ini. Ini orang ini ngurusi saya
  • 00:06:04
    banget ini. Mertua saya ini. Aduh,
  • 00:06:07
    menjengkelkan sekali. Tapi saya sama
  • 00:06:09
    mertua masa enggak
  • 00:06:11
    boleh apa ya harus kasar begitu. Saya
  • 00:06:15
    terpaksa harus tersenyum sama orang
  • 00:06:17
    mertua saya ini. Juengkel.
  • 00:06:21
    Tapi saya harus
  • 00:06:23
    tersenyum, saya harus sabar, saya harus
  • 00:06:26
    penuh cinta kasih. Lah tersenyum ini kan
  • 00:06:28
    tidak biaya. Tadi yang saya kasih materi
  • 00:06:32
    saja saya bisa. Yang itu hasil kerja
  • 00:06:34
    saya. Masa senyum saja saya enggak mau.
  • 00:06:37
    Ini kan enggak ada enggak ada biayanya.
  • 00:06:39
    Ini kan
  • 00:06:40
    gratis. Akhirnya saya bisa senyum dengan
  • 00:06:43
    orang yang saya enggak suka tadi. Mertua
  • 00:06:46
    misalnya. Akhirnya saya bisa
  • 00:06:48
    menyapa selamat pagi, selamat sore,
  • 00:06:52
    selamat malam. Akhirnya saya bisa
  • 00:06:54
    menyapa walaupun ya cukup menyapa itu.
  • 00:06:56
    Mungkin saya levelnya cuma di tengah itu
  • 00:06:58
    aja ya. Siap di tengah kemudian habis
  • 00:07:00
    itu pergi sudah ya. Ee maaf ini masih
  • 00:07:02
    ada
  • 00:07:03
    kesibukan saya mungkin levelnya itu tapi
  • 00:07:06
    kalau nanti saya levelnya meningkat ya
  • 00:07:07
    saya bisa ngobrol dan lain sebagainya.
  • 00:07:10
    Nah, sekarang jatuh tempo yang orang
  • 00:07:12
    yang kita
  • 00:07:15
    cintai. Mulai dari kecil tadi sebetulnya
  • 00:07:18
    duit itu yang kita cintai, kita
  • 00:07:22
    bagikan. Dewasa duit ini juga yang kita
  • 00:07:25
    cintai, kita sudah bagikan.
  • 00:07:30
    Sekarang orang yang kita
  • 00:07:35
    cintai. Kalau tadi duit ini kita kasih
  • 00:07:39
    bagian ini tujuannya apa? Wah ini ada
  • 00:07:42
    acara Waisak, ada kegiatan ini, ada
  • 00:07:45
    pembangunan wihara, ada ini itu. Oke,
  • 00:07:47
    saya dana. Tujuannya apa? Tujuannya
  • 00:07:51
    supaya yang menerima dana ini mendapat
  • 00:07:54
    manfaat. Tujuannya supaya dia memperoleh
  • 00:07:56
    kebahagiaan. Oh, akhirnya dia acaranya
  • 00:08:00
    sukses. Wow, pembangunannya luar biasa
  • 00:08:04
    ya.
  • 00:08:05
    Pembangunan sembilan lantai
  • 00:08:09
    wiara
  • 00:08:10
    Girinaga yang telah dibangun setelah
  • 00:08:13
    kutik belakang itu dibangun.
  • 00:08:16
    Itu bukan dana pribadi Saudara Roi atau
  • 00:08:20
    Pak Roi. Itu adalah Pak Roi mengelola
  • 00:08:24
    dana yang sedemikian banyak dari
  • 00:08:26
    umat-umat diwujudkan menjadi bangunan
  • 00:08:29
    yang demikian kokoh, megah, dan luar
  • 00:08:32
    biasa. Nah, artinya apa? Donasi Anda
  • 00:08:37
    besar atau
  • 00:08:39
    kecil itu memberikan manfaat yang besar
  • 00:08:42
    sehingga hari itu panitia pembangunan
  • 00:08:44
    bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik
  • 00:08:47
    dan bisa diresmikan dengan luar biasa
  • 00:08:51
    sekali. Bahkan sekarang katanya Pak Roi
  • 00:08:54
    sudah membeli tanah seberang lagi untuk
  • 00:08:57
    parkiran dan sebagainya kan itu luar
  • 00:08:59
    biasa banget. Jadi itu sebetulnya waktu
  • 00:09:02
    kita
  • 00:09:03
    berdana pihak lain menjadi
  • 00:09:06
    bahagia. Nah,
  • 00:09:08
    sekarang
  • 00:09:10
    ketika kita ditinggal orang yang kita
  • 00:09:14
    cintai pada saat saya
  • 00:09:18
    merelakan sebetulnya. Kenapa? Karena
  • 00:09:21
    yang dicintai mungkin sudah mendapatkan
  • 00:09:24
    kebahagiaan lebih daripada ketika
  • 00:09:27
    bersama dengan saya.
  • 00:09:31
    Misalnya orang yang dicintai ini pergi
  • 00:09:34
    ke tempat lain, mungkin di tempat lain
  • 00:09:37
    itu dia lebih bahagia daripada di tempat
  • 00:09:40
    ini bersama saya. Kalau demikian saya
  • 00:09:43
    hanya mendoakan saja sama dengan dana
  • 00:09:45
    materi yang tadi bisa dipakai jadi
  • 00:09:47
    bangun wihara. Kalau demikian saya juga
  • 00:09:49
    mendoakan semoga dana kerelaan yang saya
  • 00:09:53
    berikan ini membuahkan kebahagiaan
  • 00:09:56
    engkau pada kamu kepada engkau di tempat
  • 00:10:01
    yang
  • 00:10:02
    berbeda. Jadi memberikan harapan doa
  • 00:10:06
    ucapan selamat.
  • 00:10:09
    Sebaik sebaliknya kalau sekarang orang
  • 00:10:13
    yang kita cintai ini sudah terlahir di
  • 00:10:15
    alam
  • 00:10:16
    lain, maka kita merelakannya adalah
  • 00:10:19
    dengan mengatakan, "Semoga engkau di
  • 00:10:22
    alam yang sekarang, di kelahiran engkau
  • 00:10:24
    yang sekarang akan selalu lebih
  • 00:10:28
    berbahagia dibandingkan dengan yang saat
  • 00:10:31
    ini." Kenapa saya sedih ketika ditinggal
  • 00:10:35
    orang yang dicintai? Karena
  • 00:10:38
    saya masih ingin selalu bertemu dengan
  • 00:10:42
    yang dicinta, tidak mau berpisah dengan
  • 00:10:46
    yang
  • 00:10:48
    dicinta. Padahal kenyataan semua itu
  • 00:10:52
    adalah netral. Cinta dan benci itu hanya
  • 00:10:55
    karena
  • 00:10:57
    keinginan. Cinta itu karena keinginan
  • 00:11:00
    kita tercapai.
  • 00:11:02
    Maka saya mencintai dia,
  • 00:11:06
    saya keinginannya terpuaskan oleh dia.
  • 00:11:10
    Maka saya mencintai dia. Sebetulnya dia
  • 00:11:14
    adalah
  • 00:11:15
    objek kepuasan diri saya. Itulah yang
  • 00:11:19
    saya sebut
  • 00:11:21
    cinta. Sedangkan orang yang saya benci
  • 00:11:25
    adalah orang yang tidak bisa memuaskan
  • 00:11:28
    keinginan saya. Setiap kali saya ingin
  • 00:11:31
    gini, dia tidak melakukan. Setiap kali
  • 00:11:33
    saya ingin gini, dia enggak melakukan.
  • 00:11:35
    Saya benci dia karena dia adalah objek
  • 00:11:38
    yang tidak bisa memuaskan keinginan
  • 00:11:41
    saya. Kita renungkan di dunia
  • 00:11:45
    ini, apapun yang kita
  • 00:11:47
    cintai sebetulnya adalah karena
  • 00:11:50
    keinginan kita tercapai.
  • 00:11:53
    Jadi
  • 00:11:55
    misalnya
  • 00:11:57
    saya suka loh HP merek ini. Saya tidak
  • 00:12:02
    suka HP merek itu. Kenapa? Karena HP
  • 00:12:05
    merek ini memenuhi keinginan saya. Saya
  • 00:12:09
    ingin ini bisa, saya ingin itu bisa,
  • 00:12:11
    maka HP ini saya
  • 00:12:15
    suka. HP yang itu saya enggak suka.
  • 00:12:17
    Kenapa? Karena HP itu tidak memenuhi
  • 00:12:19
    keinginan saya. Saya mau gini enggak
  • 00:12:21
    bisa, saya mau gitu enggak bisa.
  • 00:12:23
    menjengkelkan sekali HP itu saya enggak
  • 00:12:25
    suka dan
  • 00:12:27
    kadang-kadang urusan yang sangat relatif
  • 00:12:31
    ini kita jadikan sebagai yang
  • 00:12:38
    objektif. Misalnya HP ini saya suka itu
  • 00:12:42
    sebetulnya relatif karena saya suka,
  • 00:12:44
    tetapi saya jadikan objektif HP ini
  • 00:12:46
    bagus. Lalu kita merekomen teman-teman
  • 00:12:49
    kita, HP ini bagus, HP ini bagus. Kita
  • 00:12:51
    anggap teman kita sama dengan kita
  • 00:12:54
    keinginannya. Padahal teman kita akan
  • 00:12:57
    mengatakan, "Hap kayak gitu kok bagus.
  • 00:12:59
    Oh, enggak cocok itu." Kan saya enggak
  • 00:13:00
    senang itu. Kenapa? Karena keinginannya
  • 00:13:02
    dia
  • 00:13:04
    berbeda. Kemudian HP ini gak bagus.
  • 00:13:08
    Kenapa? Karena enggak sesuai dengan
  • 00:13:09
    keinginan kita.
  • 00:13:11
    Subjektif. Tapi kemudian kita jadikan
  • 00:13:14
    objektif. Jangan beli HP yang ini enggak
  • 00:13:16
    bagus ini enggak bagus HP ini. Orang
  • 00:13:18
    lain punya kebutuhan yang berbeda. Orang
  • 00:13:21
    lain punya kesulitan yang berbeda. Tidak
  • 00:13:23
    perlu kita memaksakan kehendak kepada
  • 00:13:26
    dia. Ini HP. Kemudian teman juga
  • 00:13:30
    sama. Saya teman ini saya suka. Kenapa?
  • 00:13:34
    Karena teman itu memuaskan keinginan
  • 00:13:36
    saya. Saya kepengin kalau ngomong tuh
  • 00:13:38
    halus-halus. Eh, teming ngomongnya
  • 00:13:39
    halus-halus nih. Saya kepengin kalau
  • 00:13:42
    saya sedang sedih bisa
  • 00:13:45
    dihibur. Teman ini suka
  • 00:13:48
    menghibur. Saya kalau butuh uang dia
  • 00:13:50
    bisa minjamin. Ah, teman ini suka
  • 00:13:53
    minjemin. Saya kalau sedang ee eh
  • 00:13:58
    sakit, butuh perhatian, dia sangat
  • 00:14:01
    memperhatikan. Jadi saya cinta dia bukan
  • 00:14:05
    karena dia, tapi karena
  • 00:14:10
    saya terpenuhi
  • 00:14:13
    [Musik]
  • 00:14:15
    keinginannya. Sebaliknya, Teman yang itu
  • 00:14:17
    saya enggak suka. Kenapa? Saya kepengin
  • 00:14:19
    ngomongnya halus, dia kasar sih. Saya
  • 00:14:22
    kepengin perhatian, dia gak ada
  • 00:14:23
    perhatian. Dia cuek banget. Jadi saya
  • 00:14:25
    enggak suka. itu sebetulnya adalah
  • 00:14:28
    kebutuhan pribadi. Tetapi kemudian kita
  • 00:14:32
    jadikan objektif. Yang subjektif kita
  • 00:14:35
    jadikan objektif. Jadi kita ngomong, "Yo
  • 00:14:39
    teman ini baik. Ayo kamu kalau
  • 00:14:41
    teman-temanan yang model begini nih, ini
  • 00:14:43
    bagus nih, ini bagus." Itu urusan
  • 00:14:45
    pribadi kita. Kita jadikan yang objektif
  • 00:14:49
    gitu. Kalau teman itu aku wah paling
  • 00:14:51
    enggak suka itu menjengkelkan itu jahat
  • 00:14:54
    itu. Padahal itu urusan pribadi kita.
  • 00:14:57
    Dan akhirnya orang lain akan mengatakan
  • 00:14:59
    jahat kan sama kamu sama aku enggak kok
  • 00:15:05
    misalnya. Nah jadi kita ini sebetulnya
  • 00:15:10
    hanya urusan subjektif banget. Demikian
  • 00:15:13
    pula dengan tempat misalnya wah tempat
  • 00:15:16
    ini bagus. Kenapa tempat ini bagus?
  • 00:15:18
    karena memenuhi keinginan saya. Saya
  • 00:15:20
    kepengin udaranya sejuk, dia sejuk.
  • 00:15:23
    Pemandangannya bagus, dia bagus. Sesuai
  • 00:15:25
    dengan keinginan saya. Maka saya
  • 00:15:27
    mengatakan, "Wah, teman ini tempat ini
  • 00:15:29
    recommended banget ini. Ini bagus ini.
  • 00:15:32
    Kita jadikan objektif." Padahal dia
  • 00:15:34
    sebetulnya urusannya
  • 00:15:36
    subjektif. Tempat ini enggak bagus.
  • 00:15:39
    Kenapa? Karena gak memenuhi keinginan
  • 00:15:41
    saya. Pemandangannya jelek, udaranya
  • 00:15:43
    jelek, dan lain sebagainya. Itu
  • 00:15:45
    subjektif. Kemudian kita jadikan
  • 00:15:47
    objektif. Ini loh tempatnya kalau ini
  • 00:15:49
    jelek jangan pergi ke
  • 00:15:50
    sana. Restoran juga sama. Restoran ini
  • 00:15:54
    bagus. Kenapa? Karena cocok dengan
  • 00:15:57
    keinginan saya. Makanannya cocok dengan
  • 00:15:59
    keinginan saya. Harganya oke, tempatnya
  • 00:16:02
    oke. Jadi kemudian kita jadikan yang
  • 00:16:05
    subjektif ini sebagai objektif. Ini loh
  • 00:16:07
    restoran bagus. Padahal itu hanya
  • 00:16:09
    kepenuhi keinginan kita. Restoran ini
  • 00:16:12
    gak bagus. Kenapa? E makanannya bagi
  • 00:16:14
    saya enggak cocok. kemudian udaranya,
  • 00:16:18
    pemandangannya dan pelayanannya dan
  • 00:16:20
    lain-lain. Ah, ini restoran enggak
  • 00:16:22
    benar. Itu semua adalah urusan
  • 00:16:25
    subjektif. Jadi di dunia ini semua itu
  • 00:16:29
    hanya objek keinginan kita. Kita yang
  • 00:16:32
    belum mencapai kesucian itu selalu
  • 00:16:35
    menjadikan lingkungan kita ini sebagai
  • 00:16:38
    objek, pemuas keinginan. Mereka yang
  • 00:16:41
    bisa memuaskan keinginan kita, kita
  • 00:16:43
    sebut bagus dan kita
  • 00:16:45
    cintai. Kucinglah saya senang kucing
  • 00:16:47
    yang ini. Kok saya enggak suka kucing
  • 00:16:49
    yang itu. Kenapa? Karena kucing yang ini
  • 00:16:51
    memenuhi keinginan saya. Ketika saya
  • 00:16:54
    sedang stres, dia bisa datang
  • 00:16:55
    mencium-cium saya, menggosokkan
  • 00:16:57
    badannya. Kucing yang itu saya enggak
  • 00:17:00
    suka. Kenapa? Karena kucing itu malah
  • 00:17:01
    mencakar saya, menggigit saya. Anjing
  • 00:17:04
    yang ini saya suka. Kenapa? Karena
  • 00:17:06
    anjing ini kalau saya saya datang selalu
  • 00:17:08
    mengibaskan ekor. Kalau yang itu saya
  • 00:17:10
    enggak suka. Kenapa? Karena kalau saya
  • 00:17:12
    datang dia malah lari. Jadi anjing itu
  • 00:17:15
    pun hanya objek keinginan kita. Kucing
  • 00:17:18
    itu juga objek keinginan kita. Semua di
  • 00:17:22
    dunia adalah objek keinginan kita. Nah,
  • 00:17:24
    sekarang orang yang kita cintai
  • 00:17:26
    sebetulnya dia adalah objek keinginan
  • 00:17:28
    kita.
  • 00:17:30
    Kita tidak mau melepas dia adalah karena
  • 00:17:33
    keinginan kita belum terpuaskan secara
  • 00:17:37
    tuntas. Contohnya kalau orang
  • 00:17:40
    tua, Anda yang bergerak di bidang
  • 00:17:43
    keagamaan spiritual ini tentu tahu.
  • 00:17:45
    Misalnya ada orang tua yang masih muda,
  • 00:17:47
    anak-anaknya masih kecil, ketika sakit
  • 00:17:50
    maka biasanya ada keluarganya yang
  • 00:17:52
    datang ke wiara dan meminta, "Tolonglah
  • 00:17:54
    teman-teman bacain parita, ayahku
  • 00:17:57
    sakit."
  • 00:17:58
    karena dia masih muda masih
  • 00:18:02
    diperlukan. Tapi tentu teman-teman juga
  • 00:18:05
    tahu ketika ayahnya ini sudah umurnya 80
  • 00:18:08
    90 tahun sudah sakit-sakitan, anaknya
  • 00:18:11
    sudah mandiri semua, maka orang ini akan
  • 00:18:14
    pergi ke wiara. Dan tolonglah bantu
  • 00:18:17
    teman-teman doa supaya ayah saya atau
  • 00:18:20
    orang tua saya ini cepat jalannya.
  • 00:18:22
    Kasihan dia sakitnya lama.
  • 00:18:24
    Peristiwa ditinggal orang yang kita
  • 00:18:26
    cintai, ayah itu atau ibu, orang tua
  • 00:18:30
    sama peristiwanya, cuman kebutuhannya
  • 00:18:32
    yang berbeda. Kalau dia masih menjadi
  • 00:18:36
    objek pemuasan keinginan saya, kalau
  • 00:18:39
    bisa umurnya yang panjang supaya saya
  • 00:18:42
    bisa lebih lama dipuaskan.
  • 00:18:45
    Tapi kalau dia sudah tidak memuaskan
  • 00:18:48
    keinginan saya, dia sudah sakit-sakitan,
  • 00:18:50
    sudah tidak memberikan penghasilan,
  • 00:18:52
    malah mengeluar membuat pengeluaran
  • 00:18:54
    keuangan saya bulanannya jadi tinggi
  • 00:18:56
    karena perobatan, pengobatan dan
  • 00:18:58
    sebagainya, maka kalau bisa
  • 00:19:01
    dipercepat. Sangat mengerikan
  • 00:19:04
    teman-teman semua di dunia ini bahwa
  • 00:19:06
    semua ukurannya hanya karena keinginan
  • 00:19:09
    kita. Kalau kita bisa memahami itu dan
  • 00:19:12
    kita punya cinta
  • 00:19:14
    kasih, maka keinginan itu kita mulai
  • 00:19:18
    bisa tekan pelan-pelan. Keran itu
  • 00:19:21
    sebetulnya yang menjadi dasar kita bisa
  • 00:19:23
    mengembangkan kesabaran dan cinta kasih
  • 00:19:26
    sehingga hasilnya nanti ketika orang
  • 00:19:29
    yang kita cintai
  • 00:19:30
    itu berpisah dengan kita, maka kita
  • 00:19:34
    lebih bisa merelakan. Nah, sekarang
  • 00:19:36
    bagaimana sikapnya menghadapi orang yang
  • 00:19:39
    kehilangan orang yang dicintai? Nomor
  • 00:19:41
    satu tentu butuh
  • 00:19:43
    waktu. Waktu
  • 00:19:45
    itu bisa membantu kita untuk menerima
  • 00:19:48
    kenyataan. Aduh, aku kok ditinggal orang
  • 00:19:51
    yang aku cintai. Aku kok belum puas ya
  • 00:19:53
    sebetulnya dengan apa yang saya harus
  • 00:19:57
    dipuaskan dari dia ini. Aku kok belum
  • 00:20:00
    belum cukup saya merasa. Nah, ini nanti
  • 00:20:02
    butuh waktu untuk bisa nerima. Yang
  • 00:20:05
    kedua, dalam mengisi waktu ini kita
  • 00:20:08
    mendoakan semoga dia di mana pun dia
  • 00:20:11
    berada semoga dia bahagia. Jadi kita
  • 00:20:14
    mendoakan walaupun itu melawan melawan
  • 00:20:17
    diri kita sendiri. Kadang-kadang aku
  • 00:20:19
    bagaimana bisa mendoakan aku gak bisa
  • 00:20:21
    karena aku masih sedih. Tapi kita paksa
  • 00:20:25
    karena kalimat doa itu akan menjadi
  • 00:20:28
    program untuk pikiran kita dengan kita
  • 00:20:30
    sering mengatakan semoga dia bahagia.
  • 00:20:32
    setiap kali kita kepikir, aduh kok dia
  • 00:20:34
    sudah gak ada saya lagi ya. Semoga dia
  • 00:20:38
    bahagia, semoga semua makhluk bahagia.
  • 00:20:40
    Terus kita ucapkan gitu dan akhirnya
  • 00:20:43
    nanti setahap demi setahap
  • 00:20:46
    akhirnya kita bisa nerima kenyataan.
  • 00:20:49
    Terima kenyataan bahwa berpisah dengan
  • 00:20:51
    yang dicinta itu bukan berarti
  • 00:20:54
    melupakan. Kita tidak pernah lupa
  • 00:20:56
    peristiwa-peristiwa yang berkesan, baik
  • 00:20:59
    yang menyenangkan maupun yang tidak
  • 00:21:01
    menyenangkan. tidak bisa dilupakan.
  • 00:21:03
    Bahkan sebetulnya
  • 00:21:07
    secara ilmu pikiran apalagi yang dialami
  • 00:21:11
    yang sudah pernah kita lihat di dalam
  • 00:21:13
    Dhamma, Pangeran Sidarta sebelum
  • 00:21:16
    mencapai
  • 00:21:17
    kebudhaan di saat-saat malam menjelang
  • 00:21:21
    pagi, beliau
  • 00:21:24
    ingat ribuan kehidupan
  • 00:21:27
    sebelumnya. Semua itu ada di dalam
  • 00:21:30
    memorinya.
  • 00:21:33
    Kalau Pangeran Sidarta bisa seperti itu,
  • 00:21:35
    sebetulnya setiap
  • 00:21:37
    orang juga bisa ingat kehidupan
  • 00:21:43
    sebelumnya. Jadi, semua itu ada di dalam
  • 00:21:46
    pikiran. Makanya orang yang ingat
  • 00:21:48
    sebagian dari pengalaman hidupnya, dia
  • 00:21:52
    disebut orang yang jenius.
  • 00:21:57
    Misalnya umur 4 tahun kok sudah pintar
  • 00:22:01
    matematika. Padahal biasanya anak umur 4
  • 00:22:04
    tahun itu masih ah mainan. Ini kok sudah
  • 00:22:06
    pintar matematika yang kelas SMP, SMA.
  • 00:22:10
    Kenapa? Wah, ini jenius. Kalau dalam
  • 00:22:13
    Dhamma sebetulnya karena dia
  • 00:22:15
    ingat matematika di kehidupan yang
  • 00:22:18
    sebelumnya sehingga dia tahu bagaimana
  • 00:22:22
    pemecahan soal-soal itu lebih awal.
  • 00:22:25
    daripada orang lain. Orang lain harus
  • 00:22:27
    belajar di kehidupan ini karena dia lupa
  • 00:22:30
    dengan kehidupan sebelumnya. Tapi dia
  • 00:22:33
    sudah tahu karena di kehidupan
  • 00:22:36
    sebelumnya dia sudah ingat itu. Kemudian
  • 00:22:39
    ada orang yang
  • 00:22:41
    bisa komposisi musik misalnya dari umur
  • 00:22:44
    yang sangat dini misalnya. Kenapa? Ya
  • 00:22:47
    karena dia ingat dari kehidupan
  • 00:22:48
    sebelumnya. Jadi kalau Pangeran Sedarta
  • 00:22:52
    ingat banyak kehidupan dan banyak segi.
  • 00:22:55
    Kalau orang-orang jinis itu hanya satu
  • 00:22:56
    dua segi saja sehingga dia disebut
  • 00:22:59
    jenius. Kalau begitu kita tidak bisa
  • 00:23:02
    lupa juga dulu
  • 00:23:04
    pengalaman-pengalaman orang yang
  • 00:23:06
    menyakiti kita ataupun orang yang
  • 00:23:09
    membahagiakan kita. Orang yang menyakiti
  • 00:23:12
    kita menjadi luka batin bagi kita yang
  • 00:23:15
    tidak bisa kita lupakan. Kita hanya bisa
  • 00:23:18
    nerima dia sebagaimana adanya dengan
  • 00:23:20
    kesabaran dan cinta kasih. Demikian pula
  • 00:23:23
    orang yang kita sayangi karena memuaskan
  • 00:23:26
    keinginan kita. Kita hanya bisa menerima
  • 00:23:29
    perpisahan itu dengan kesabaran dan
  • 00:23:31
    cinta kasih. Mendoakan dia di mana pun
  • 00:23:34
    berbahagia, tapi kita tidak akan pernah
  • 00:23:37
    melupakannya. Jadi jangan harap Anda
  • 00:23:40
    sudah jangan lupa, lupa, lupa ya. Anda
  • 00:23:43
    hanya isi dengan doa sehingga Anda
  • 00:23:45
    menerima kenyataan sebagaimana adanya.
  • 00:23:48
    Ya, kalau Anda luka misalnya ada luka di
  • 00:23:51
    badan, Anda mungkin karena waktu ya dia
  • 00:23:54
    akan sembuh tapi ada bekasnya. Dan Anda
  • 00:23:58
    hanya bisa nerima itu sebagaimana adanya
  • 00:24:00
    dan ingat bahwa oh ini dulu saya pernah
  • 00:24:02
    luka di sana, saya pernah patah tulang
  • 00:24:04
    di sini. Ya sudah hanya ingat itu. Tapi
  • 00:24:07
    bukan berarti melupakan. menerima
  • 00:24:10
    kenyataan adalah tidak sama dengan
  • 00:24:13
    melupakan dan kita tidak akan bisa
  • 00:24:16
    melupakannya. Baik,
  • 00:24:19
    sebetulnya memang inilah inti Dhamma
  • 00:24:23
    bahwa di dalam kehidupan kita, kita
  • 00:24:26
    sering dipermainkan oleh keinginan kita
  • 00:24:29
    sendiri. Tadi kita sudah sampaikan bahwa
  • 00:24:31
    di seluruh dunia, di lingkungan kita
  • 00:24:35
    semua itu sebetulnya adalah netral. Yang
  • 00:24:38
    membuat tidak netral adalah keinginan
  • 00:24:41
    kita. Dan keinginan kita ini tidak
  • 00:24:44
    selalu sesuai dengan kenyataan. tadi
  • 00:24:47
    salah satu contoh yang saudara
  • 00:24:48
    disampaikan dalam pertanyaan itu
  • 00:24:50
    misalnya kita berpisah dengan yang
  • 00:24:53
    dicinta itu tidak sesuai dengan
  • 00:24:55
    keinginan karena kita inginnya selalu
  • 00:24:58
    berkumpul dengan yang dicinta ingin kita
  • 00:25:01
    tidak pernah bertemu dengan yang kita
  • 00:25:03
    tidak suka. Kenyataan kita bisa berpisah
  • 00:25:06
    dengan yang dicinta otomatis bertemu
  • 00:25:09
    dengan yang tidak disuka. Perpisahan itu
  • 00:25:12
    sendiri adalah pertemuan dengan yang
  • 00:25:14
    kita tidak suka. kenyataan itu tidak
  • 00:25:17
    bisa kita
  • 00:25:19
    ubah. Dulu ketika saya pergi ke Wihara
  • 00:25:24
    Girinaga di awal masih satu lantai ya
  • 00:25:28
    yang kemudian masih ada rupang tiga
  • 00:25:31
    kemudian jadi sampingnya rambut saya
  • 00:25:33
    masih hitam semua hari itu. Kemudian ee
  • 00:25:38
    Pak Roy juga masih masih hitam semua.
  • 00:25:42
    Pak Roni juga semuanya ya. Roni Ruslem
  • 00:25:45
    adiknya dan lain sebagainya. Semua itu
  • 00:25:49
    adalah masih muda-muda semua,
  • 00:25:51
    gagah-gagah semua ya. Walah saya ingat
  • 00:25:54
    itu Pak Roni pun belum menikah hari itu
  • 00:25:57
    masih baru berpacaran dan sebagainya.
  • 00:26:00
    Nah, tetapi kan proses itu selalu
  • 00:26:04
    berubah sampai
  • 00:26:06
    akhirnya rambut menjadi putih, usia
  • 00:26:10
    bertambah. Usia bertambah otomatis
  • 00:26:12
    kekuatan menurun.
  • 00:26:15
    Nah, kalau sudah kekuatan menurun ketika
  • 00:26:18
    kita mulai naik tangga ya ini kan e
  • 00:26:21
    lantai 9 misalnya naik dari lantai 1
  • 00:26:24
    langsung enggak mau mau lantai keesembil
  • 00:26:27
    bisa enggak tahan. Nah, kenapa? Karena
  • 00:26:30
    keinginan saya mau langsung naik ke
  • 00:26:33
    tetapi
  • 00:26:34
    kenyataan kemampuan saya menurun karena
  • 00:26:38
    saya sudah umur makin bertambah, tenaga
  • 00:26:40
    makin berkurang. Sehingga akhirnya
  • 00:26:43
    ketika saya pergi ke Wihara Kirinaga ya
  • 00:26:46
    naik satu lantai jalan-jalan dulu di
  • 00:26:49
    situ sambil lihat-lihat menikmati semua
  • 00:26:52
    hasil karyanya semua umat Buddha di
  • 00:26:55
    Makassar dan semuanya itu para donatur
  • 00:26:58
    itu sambil menikmati sudah sambil
  • 00:27:00
    istirahat naik lagi satu lantai, naik
  • 00:27:03
    lagi satu lantai, naik lagi satu lantai
  • 00:27:05
    sampai akhirnya semua bisa dapat
  • 00:27:07
    kemudian turun. Ya seperti itu juga
  • 00:27:09
    artinya apa?
  • 00:27:11
    Kenyataan memang saya tubuhnya menjadi
  • 00:27:15
    lemah, tapi sekarang keinginan saya
  • 00:27:18
    tetap naik. Berarti keinginan yang saya
  • 00:27:20
    ubah saya tidak langsung ke atas, tapi
  • 00:27:22
    bertahap secara bertahap perlantai,
  • 00:27:25
    perlantai, perlantai. Sampai sambil
  • 00:27:27
    menikmati. Demikian pula di dalam
  • 00:27:29
    kehidupan yang tadi saya sampaikan
  • 00:27:32
    misalnya Saudara pertanyaan tentang
  • 00:27:34
    berpisah dengan yang dicinta tadi.
  • 00:27:37
    Kenyataannya kita sudah berpisah,
  • 00:27:39
    keinginannya selalu berkumpul. Jadi
  • 00:27:41
    sekarang yang kita ubah adalah
  • 00:27:43
    keinginan. Keinginan saya apa? Ya
  • 00:27:45
    keinginan saya karena mau berkumpul gak
  • 00:27:47
    bisa ya saya ganti dengan mendoakan.
  • 00:27:50
    Jadi keinginan yang diubah karena
  • 00:27:53
    kenyataan tidak pernah bisa berubah.
  • 00:27:56
    Anda yang
  • 00:27:57
    misalnya sudah terlahir sebagai pria
  • 00:27:59
    atau sebagai wanita, ya sudah. Wah, saya
  • 00:28:02
    padahal pengin sekali saya melakukan
  • 00:28:05
    kerjaan-kerjaan yang di luar gender
  • 00:28:07
    saya. Sebagai pria saya pengin kerjaan
  • 00:28:10
    wanita. Yang wanita saya pengin kerjaan
  • 00:28:12
    pria. Tapi ya yang kita ubah adalah
  • 00:28:14
    keinginan disesuaikan dengan kenyataan.
  • 00:28:18
    Di dalam hidup kita ini. Keinginan dan
  • 00:28:20
    kenyataan ini selalu harusnya seimbang.
  • 00:28:23
    Itu baru bahagia. Kalau keinginannya
  • 00:28:26
    lebih rendah daripada kenyataan, maka
  • 00:28:29
    hidup kita bahagia banget nih ya. Nah,
  • 00:28:32
    karena misalnya saya keinginannya bulan
  • 00:28:34
    ini sebetulnya saya hanya misalnya
  • 00:28:37
    materi ya, saya hanya mengumpulkan Xia.
  • 00:28:40
    Kerja saya hasilnya X tapi ternyata
  • 00:28:43
    kenyataannya 5X. Wow, happy banget nih.
  • 00:28:46
    Aduh, senang sekali. Karena ini kalau
  • 00:28:48
    dipikir keuntungan ya. Tapi ada satu
  • 00:28:52
    ketika keinginan kita lebih tinggi
  • 00:28:56
    daripada kenyataan. Ingin saya
  • 00:29:01
    xatnya
  • 00:29:03
    1/2x. Jarak antara kenyataan dengan
  • 00:29:06
    keinginan inilah yang bisa menimbulkan
  • 00:29:10
    stres. Kenyataan saya hanya dapat
  • 00:29:12
    setengah X. Keinginan X. Saya tidak bisa
  • 00:29:16
    mengubah kenyataan, tetapi yang saya
  • 00:29:19
    ubah adalah keinginan. yaitu ya sudahlah
  • 00:29:23
    dengan 1/2x ya. Oke. Cuman nanti saya
  • 00:29:26
    perlu evaluasi bagaimana satu ketika di
  • 00:29:31
    bulan depan mungkin X ini tercapai atau
  • 00:29:33
    misalnya saya maunya kan X bulan ini,
  • 00:29:37
    tetapi kok ternyata hanya setengah X.
  • 00:29:39
    Oh, berarti saya harus tambah 2 minggu
  • 00:29:41
    lagi ya. Membutuhkan waktu untuk bisa
  • 00:29:45
    mencapai X. Jadi keinginan saya turunkan
  • 00:29:48
    dimensi waktunya atau mungkin saya
  • 00:29:52
    turunkan keinginannya. Ya, memang saya
  • 00:29:54
    belum nyampailah di level itu. Jadi, ini
  • 00:29:57
    semua adalah permainan pengendalian
  • 00:29:59
    keinginan. Dan pengendalian keinginan
  • 00:30:00
    dimulai dari mana? Ya, dimulai dari dana
  • 00:30:03
    paramita itu tadi bahwa ingin saya saya
  • 00:30:05
    memiliki ini, tapi saya mau bagikan
  • 00:30:08
    dimulai dari situ yang materi itu sampai
  • 00:30:12
    akhirnya yang bukan materi. Karena itu
  • 00:30:15
    kita jangan
  • 00:30:18
    melupakan tahap-tahapan di dalam latihan
  • 00:30:20
    Dhamma. Karena tidak semua itu bisa
  • 00:30:23
    dicapai dalam waktu yang seketika.
  • 00:30:25
    Bahkan Pangeran Sidarta yang jenius pun
  • 00:30:29
    mencapai kebudannya setelah melatih diri
  • 00:30:31
    selama 6 tahun. Apalagi kita yang tidak
  • 00:30:35
    termasuk jenius tentu membutuhkan waktu
  • 00:30:38
    yang lebih lama. Sabar untuk berlatih.
  • 00:30:41
    Karena perjalanan 1000 langkah dimulai
  • 00:30:44
    dari satu langkah.
  • 00:30:47
    pembangunan wihara wihara Girinaga yang
  • 00:30:51
    sembilan lantai itu juga dimulai dari
  • 00:30:55
    satu batu yang diletakkan tambah dua
  • 00:30:58
    batu, tiga batu tambah batu bat satu
  • 00:31:00
    satu sampai akhirnya lantai satu
  • 00:31:03
    terbangun lantai dua lantai lantai dan
  • 00:31:06
    seterusnya semuanya membutuhkan waktu
  • 00:31:08
    semuanya membutuhkan perjuangan dan
  • 00:31:11
    hidup ini adalah perjuangan berjuanglah
  • 00:31:14
    untuk hidup terima kasih
标签
  • kesadaran
  • kerelaan
  • kehilangan
  • cinta kasih
  • dana paramita
  • mendoakan
  • perpisahan
  • keinginan
  • kenyataan
  • penerimaan