00:00:10
Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru
00:00:13
hebat. Selamat datang di modul mendidik
00:00:16
dan melatih kecerdasan budi pekerti.
00:00:19
Pada kesempatan ini kita akan membahas
00:00:22
materi budi pekerti berdasarkan
00:00:25
pemikiran Ki Hajar Dewantara agar kita
00:00:28
dapat memahami gagasan Ki Hajar
00:00:31
Dewantara mengenai tujuan dan azas
00:00:33
pendidikan nasional untuk melatih dan
00:00:36
mendidik kecerdasan budi pekerti murid.
00:00:39
Suatu hari Ibu Handa mendaftarkan Wuri
00:00:42
dan dua temannya untuk mengikuti lomba
00:00:45
cerdas cermat berkelompok tingkat SMP.
00:00:49
Wuri merasa paling pandai di antara
00:00:51
teman satu
00:00:53
kelompoknya. Pada saat lomba
00:00:55
berlangsung, Wuri selalu berusaha dengan
00:00:57
cepat menjawab pertanyaan lomba tanpa
00:01:01
mendiskusikannya dengan teman
00:01:03
setimnya. Bahkan sampai membuat teman
00:01:06
satu timnya merasa diabaikan. Akibatnya
00:01:09
banyak jawaban yang salah sehingga
00:01:12
membuat timnya tidak masuk ke babak
00:01:14
selanjutnya.
00:01:16
Selesai lomba, Ibu Handa mendekati
00:01:19
muridnya dan bertanya mengapa mereka
00:01:22
menjawab soal dengan cepat sekali dan
00:01:25
tanpa diskusi terlebih
00:01:27
dahulu. Sementara diberikan waktu untuk
00:01:29
diskusi oleh
00:01:31
panitia, Wuri lalu menjawab dengan
00:01:33
menyalahkan teman satu timnya. Jika
00:01:37
mereka tidak mengerti pertanyaannya,
00:01:39
apalagi jawabannya. Ia pun mengatakan
00:01:43
jika dirinya saja tidak dapat
00:01:45
menjawabnya, apalagi
00:01:47
teman-temannya sehingga merasa tidak
00:01:49
perlu diskusi. Melihat lomba tersebut,
00:01:53
Ibu Handa tersadar bahwa selama ini ia
00:01:56
terlalu fokus melatih penguasaan materi
00:01:59
lomba dan lalai mengajarkan perilaku
00:02:02
rendah hati dan bekerja sama.
00:02:06
Ibu dan Bapak guru, dari cerita tersebut
00:02:08
apakah kita sebagai pendidik cukup hanya
00:02:11
membantu murid dengan kecakapan kognitif
00:02:14
saja? Sementara murid membutuhkan
00:02:17
tuntunan yang dapat menumbuhkan budi
00:02:20
pekerti dalam kehidupannya.
00:02:24
Budi pekerti atau yang disebut watak
00:02:26
diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia
00:02:30
yang merupakan hasil dari bersatunya
00:02:33
gerak pikiran, perasaan, dan kehendak
00:02:36
atau kemauan sehingga menimbulkan suatu
00:02:39
tenaga. Budi pekerti juga dapat dimaknai
00:02:42
sebagai perpaduan antara cipta kognitif
00:02:47
dan rasa afektif sehingga menghasilkan
00:02:51
karsa
00:02:53
psikomotorik. Misalnya seseorang yang
00:02:57
memiliki budi pekerti jujur maka kecil
00:03:01
kemungkinan ia melakukan kebohongan atau
00:03:04
mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
00:03:07
atau bahkan ia akan merasa terganggu
00:03:10
jika melihat ketidakjujuran terjadi di
00:03:12
sekitarnya.
00:03:14
Kita dapat melihat perpaduan antara
00:03:16
pengetahuan atau wawasan tentang
00:03:19
kejujuran
00:03:21
kognitif dan perasaan yang mengikutinya
00:03:24
seperti ia merasa gelisah jika ia
00:03:27
berperilaku tidak jujur atau melihat
00:03:30
perilaku ketidakjujuran di sekitarnya
00:03:33
afektif yang kemudian menghasilkan watak
00:03:37
atau budi pekerti jujur yang ditampilkan
00:03:40
psikomotorik.
00:03:44
[Musik]
00:03:46
Bagian biologis adalah bagian yang
00:03:48
berhubungan dengan rasa seperti rasa
00:03:51
takut, cemas, gelisah, putus asa, tidak
00:03:56
percaya diri, senang, bahagia, kecewa,
00:04:00
sedih, dan sebagainya.
00:04:03
Di samping itu terdapat juga bagian
00:04:06
inteligible, yaitu bagian yang
00:04:08
berhubungan dengan kemampuan kognitif
00:04:11
atau kemampuan berpikir menyerap
00:04:14
pengetahuan. Kedua bagian watak atau
00:04:17
budi pekerti inilah yang dijadikan dasar
00:04:20
penjelasan Ki Hajah Dewantara mengenai
00:04:23
kertas yang bertuliskan tulisan samar di
00:04:27
dalam pendekatan teori konvergensi. Lalu
00:04:31
bagaimana budi pekerti atau watak bisa
00:04:36
terbentuk? Ki Hajah Dewantara juga
00:04:38
menjelaskan bahwa keluarga merupakan
00:04:41
tempat utama dan yang paling baik dalam
00:04:44
melatih karakter anak atau murid.
00:04:48
Keluarga menjadi tempat anak atau murid
00:04:50
dalam proses
00:04:52
menyempurna menjadi
00:04:55
sempurna sebagai laboratorium awal dan
00:04:58
utama melatih kecerdasan budi pekerti
00:05:01
anak agar siap menjalani hidup dalam
00:05:04
masyarakat.
00:05:06
Kita sebagai pendidik di sekolah ikut
00:05:09
turut serta berperan membantu murid
00:05:12
untuk menemukan kecerdasan budi pekerti
00:05:15
dengan tuntunan dan teladan yang sesuai
00:05:18
dengan kebutuhan murid. Seseorang yang
00:05:21
mempunyai kecerdasan budi pekerti akan
00:05:23
senantiasa memikirkan, merasakan, dan
00:05:27
mempertimbangkan setiap perilaku yang
00:05:29
ditampilkannya.
00:05:32
[Musik]
00:05:36
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan
00:05:38
bagian inteligible dari budi pekerti
00:05:41
karena berhubungan dengan kecerdasan
00:05:43
pikiran atau berpikir murid yang dapat
00:05:46
berubah dari waktu ke waktu serta
00:05:49
keadaan
00:05:50
tertentu. Murid dapat menumbuhkan
00:05:53
kecakapan berpikir atau pikiran dengan
00:05:56
baik karena pengaruh keadaan. Salah satu
00:05:59
yang mempengaruhinya mungkin saja kita
00:06:01
sebagai pendidik yang senantiasa
00:06:04
menuntun tumbuhnya kecerdasan pikiran
00:06:08
murid. Bukankah kita ketika masih
00:06:10
anak-anak saat berusia sekitar 34 tahun
00:06:14
kita sedikit demi sedikit berproses
00:06:17
memahami sesuatu menggunakan panca
00:06:19
indra.
00:06:21
Misalnya ketika orang tua atau guru
00:06:23
membacakan cerita atau menunjukkan
00:06:26
sesuatu, kita menggunakan indra
00:06:29
penglihatan, pendengaran untuk berusaha
00:06:32
memahaminya.
00:06:34
Kemudian kita mencoba mengekspresikan
00:06:36
apa yang kita pahami dengan meniru,
00:06:39
mengulangi kata dan kalimat yang orang
00:06:42
tua atau guru ucapkan sampai kemudian
00:06:45
kita dapat mengenal huruf dan
00:06:48
tulisannya, lalu mengembangkannya hingga
00:06:51
menjadi keterampilan membaca, menulis,
00:06:53
dan berhitung. bahkan memahami isi
00:06:56
bacaan, kemudian mampu menceritakan
00:06:59
kembali isi bacaan hingga memproduksi
00:07:02
bacaan tersebut. Sebagai pendidik tentu
00:07:06
kita menemukan berbagai macam watak
00:07:09
murid setiap harinya di kelas. menemani
00:07:12
proses belajarnya, mendampingi tumbuhnya
00:07:15
kecerdasan pikirnya, dan membantu murid
00:07:18
menemukan budi pekerti atau watak
00:07:22
baiknya, serta membantu murid
00:07:24
mengendalikan dan memperbaiki watak atau
00:07:27
budi pekerti yang kurang
00:07:29
baik. Misalnya di kelas kita menemukan
00:07:33
murid yang belum mampu membaca, menulis,
00:07:35
dan berhitung. Apakah kita dapat
00:07:37
membantu murid untuk mampu membaca,
00:07:40
menulis, dan berhitung? Dengan tuntunan
00:07:43
dan dampingan yang tepat, kita dapat
00:07:46
mengupayakan yang
00:07:47
terbaik agar murid mampu memahami dan
00:07:50
memaknai pentingnya membaca, menulis,
00:07:54
dan berhitung bagi dirinya sehingga bisa
00:07:58
menuntun murid untuk mampu menguasainya.
00:08:02
Contoh lain ketika kita di kelas
00:08:04
menemukan murid yang sangat pemalu untuk
00:08:07
mengungkapkan pendapatnya. Apakah kita
00:08:10
dapat membantunya memunculkan kesadaran
00:08:13
akan pentingnya menjadi lebih berani
00:08:15
untuk mengemukakan pendapatnya di kelas?
00:08:18
Kita dapat membantunya untuk menggali
00:08:20
potensi kecerdasan budi pekerti di dalam
00:08:23
dirinya dengan membuatnya sadar alasan
00:08:27
dan tujuan mengapa penting untuk berani.
00:08:32
mengasah perasaan dan perilaku yang
00:08:34
membuatnya
00:08:35
berpikir rasa, dan memunculkan kehendak
00:08:39
karsa untuk kemudian mempertimbangkan
00:08:42
perilaku berani mengungkapkan
00:08:45
pendapatnya. Memahami kemampuan kodrat
00:08:48
anak atau murid sebagai individu yang
00:08:50
sadar mampu memikirkan, memahami,
00:08:54
merasakan, berempati, berkehendak, dan
00:08:58
bertindak semestinya dapat kita tanamkan
00:09:01
dalam benak kita sebagai pendidik agar
00:09:04
murid mampu berefleksi, memberikan makna
00:09:08
dari
00:09:09
pengalaman-pengalamannya untuk mengenal
00:09:11
dirinya, maka murid dapat menjadi
00:09:14
manusia atau individu. Hidu yang
00:09:16
merdeka, berakal budi, yang menentukan
00:09:19
keberadaan dan jati dirinya. Mari kita
00:09:22
refleksi bersama.
00:09:35
Sekian pembelajaran mengenai budi
00:09:37
pekerti atau watak dalam modul ini.
00:09:40
Semoga materi ini dapat memantapkan
00:09:42
setiap langkah kita dalam menjalankan
00:09:44
tugas sebagai pendidik semakin
00:09:47
bermakna. Selamat belajar, Ibu dan Bapak
00:09:50
guru hebat. Salam dan bahagia.
00:09:54
[Musik]
00:10:13
[Musik]