00:00:04
[Musik]
00:00:06
kisah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
00:00:09
Wasallam
00:00:11
lahirnya nabi terakhir
00:00:15
ribuan tahun lalu Mekkah hanyalah sebuah
00:00:18
lembah di tengah padang pasir tempat
00:00:21
persinggahan para kafilah dagang yang
00:00:24
kemudian diubah menjadi sebuah kota di
00:00:26
masa kekuasaan Nabi Ismail Alaihissalam
00:00:29
Kota Mekah juga menjadi saksi atas
00:00:33
lahirnya khatamul anbiya penutup para
00:00:36
nabi beliau adalah Muhammad bin Abdullah
00:00:41
nenek moyang Nabi Muhammad bernama
00:00:44
Hasyim bin Abdul Manaf saat Hasyim
00:00:48
berkuasa kota Mekkah terkenal dengan
00:00:50
pusat perdagangannya yang makmur tidak
00:00:53
ada yang dapat menyaingi Kemampuan
00:00:55
berdagang masyarakat Mekkah pada saat
00:00:58
itu namun sayangnya kehebatan masyarakat
00:01:01
Mekkah dalam berdagang tidak sebanding
00:01:05
dengan kebiasaan jahiliyah yang sering
00:01:07
mereka lakukan
00:01:09
hei lihatlah burung itu dari tadi ia
00:01:13
terbang di atas kepalaku lalu berbelok
00:01:15
ke arah kiri nenekku pernah berkata jika
00:01:18
burung itu berbelok ke arah kiri maka
00:01:21
kau akan tertimpa sial Benarkah ucapanmu
00:01:24
Ya tentu saja
00:01:27
menurut kepercayaan masyarakat jahiliyah
00:01:30
jika burung itu berbelok ke arah kanan
00:01:33
maka nasi baik akan datang Begitupun
00:01:36
sebaliknya orang-orang Arab pada masa
00:01:39
jahiliyah sangat percaya pada tahayul
00:01:43
kebiasaan jahil lainnya adalah tentang
00:01:46
penyembahan berhala awal mula
00:01:48
penyembahan berhala di Kota Mekah ketika
00:01:51
seorang bernama Amr Bin luhai membawa
00:01:54
sebuah berhala besar bernama Hubal dari
00:01:58
Syam lalu diletakkan berhala Hubal itu
00:02:01
di sekitar Ka'bah dan ia menyuruh
00:02:04
orang-orang menyembahnya
00:02:07
Ayo cepat bawa kemari minumannya
00:02:09
kerongkonganku rasanya kering sekali
00:02:12
Sabarlah sebentar kawan Bagaimana kalau
00:02:15
kita berjudi sambil minum-minum
00:02:17
tawaranmu sungguh menggiurkan tentu aku
00:02:20
tidak bisa melewatkannya kali ini
00:02:23
kamu yang duduk di sana Thank you para
00:02:25
penari untuk menghibur kami
00:02:27
tidak hanya berjudi dan minum arak
00:02:30
pencurian perampokan juga hal yang
00:02:33
sering terjadi sasarannya orang asing
00:02:36
yang mereka temui di jalan
00:02:39
cepat turun dan serahkan semua harta
00:02:42
yang kalian bawa mulai saat ini kau dan
00:02:46
istrimu adalah budak di rumahku kalian
00:02:48
berdua jangan sekali-kali berani
00:02:50
melawanku atau nyawa kalian melayang
00:02:54
tak terasa tahun demi tahun berlalu
00:02:57
dengan cepat kepemimpinan Hasyim
00:03:00
digantikan oleh pemimpin yang lebih muda
00:03:02
dan berkompeten Di Saat usianya telah
00:03:05
lanjut sebelum beliau meninggal hashi
00:03:08
mewariskan banyak sekali harta kepada
00:03:10
Abdul Muthalib wahai keponakanku semua
00:03:15
ini adalah harta milik ayahmu kau pantas
00:03:18
mendapatkannya Terima kasih wahai paman
00:03:21
aku akan menggunakan semua harta
00:03:23
peninggalan Ayahku untuk kebaikan saat
00:03:26
ini Abdul Muthalib berperan sebagai Si
00:03:30
Kaya yaitu orang yang bertugas
00:03:32
menyediakan air dan makanan bagi
00:03:35
pengunjung Ka'bah saat itu Ka'bah sangat
00:03:38
ramai dikunjungi oleh orang-orang
00:03:40
melebihi gereja aku di Yaman milik Raja
00:03:45
Abrahah namun Seiring berjalannya waktu
00:03:49
persediaan air semakin menipis pada saat
00:03:53
itulah Abdul Muthalib teringat tentang
00:03:55
cerita sumur Zamzam banyak orang
00:03:58
mengatakan bahwa sumur Zamzam telah
00:04:01
tertimbun tanah ratusan tahun yang lalu
00:04:03
jadi mustahil jika ditemukan
00:04:06
sepertinya aku harus menemukan sumur
00:04:08
Zamzam itu apalagi Tugasku sekarang
00:04:10
sebagai
00:04:13
Kemudian beliau memanggil salah satu
00:04:15
putranya yang bernama Haris
00:04:18
anakku kemarinlah Dapatkah engkau
00:04:21
menemaniku mencari sumur Zamzam yang
00:04:24
telah tertimbun tanah ratusan tahun
00:04:25
lamanya itu Baiklah dengan senang hati
00:04:28
aku siap membantumu mencari sumur
00:04:30
zam-zam itu wahai ayah
00:04:33
Abdul Muthalib dan hari berpencar dalam
00:04:37
menggali di beberapa tempat namun tidak
00:04:40
ada hasil
00:04:42
Apa mungkin sumur zam-zam benar-benar
00:04:44
telah lenyap tertimbun tanah wahai
00:04:47
Anakku kalau kita bersabar Allah akan
00:04:50
memudahkan pencarian kita
00:04:52
orang-orang yang melihat perbuatan April
00:04:55
Muthalib dan hari hanya bisa mencemooh
00:04:58
wahai Abdul Muthalib Mengapa engkau
00:05:01
mengerjakan perbuatan yang sia-sia sumur
00:05:03
itu telah lama hilang tertimbun tanah
00:05:05
benar yang dikatakannya Bukankah dahulu
00:05:09
nenek moyang kita menurut pernah mencari
00:05:12
tapi juga tidak berhasil
00:05:14
Sudahlah Biarkan saja dia lagi pula kita
00:05:18
telah mengingatkannya
00:05:20
Abdul Muthalib terbangun dari tidurnya
00:05:22
karena mendengar suara Ia seperti
00:05:26
mendapatkan petunjuk tentang keberadaan
00:05:28
sumur Zamzam dalam tidurnya
00:05:31
keesokan harinya dengan penuh semangat
00:05:34
Abdul Muthalib dan harits kembali
00:05:37
menggali diantara berhala Ishak dan
00:05:40
Nayla tiba-tiba air memancar
00:05:44
Ayah lihat ada air Alhamdulillah ayo
00:05:49
harits
00:05:51
sekarang dengan diketemukannya sumur
00:05:54
Zamzam Abdul Muthalib tidak khawatir
00:05:57
lagi untuk memenuhi persediaan air dan
00:06:00
keperluan bagi pengunjung Ka'bah Hari
00:06:03
Demi Hari Berlalu Abdul Muthalib merasa
00:06:07
kewalahan dalam mengemban tugasnya
00:06:09
sebagai si kaya Untuk itu beliau
00:06:12
bernazar Ya Tuhan Andai saja aku punya
00:06:16
10 anak laki-laki yang dapat membantuku
00:06:18
pekerjaan ini akan terasa lebih ringan
00:06:20
jika engkau berkenan mengabulkannya akan
00:06:23
aku persembahkan untukmu satu orang dari
00:06:25
mereka
00:06:26
ternyata takdir menentukan bahwa Abdul
00:06:30
Muthalib memiliki 10 anak laki-laki saat
00:06:34
mereka dewasa dilakukan undian setelah
00:06:37
diundi beberapa kali nama yang muncul
00:06:41
selalu sama yaitu Abdullah si anak
00:06:45
bungsu
00:06:46
wahai anak-anakku sebenarnya hal ini
00:06:49
sangat berat untuk aku lakukan tapi aku
00:06:51
telah terlanjur bernazar
00:06:55
sebenarnya tidak sampai hati Abdul
00:06:58
Muthalib mengatakan tentang nazarnya
00:07:01
kala itu wahai saudaraku Jangan engkau
00:07:04
lakukan itu batalkan nazarmu dan meminta
00:07:07
ampunlah kepada Tuhan Hubble lalu apa
00:07:10
yang harus aku persembahkan sebagai
00:07:11
ganti dari Abdullah Kalau engkau dapat
00:07:14
menebusnya dengan harta maka berikanlah
00:07:17
itu kepada berhala agar mereka tetap
00:07:20
berkenan kepadamu Menurut kami itu
00:07:23
keputusan yang terbaik
00:07:24
setelah melakukan perundingan cukup lama
00:07:28
diputuskan bahwa Abdul Muthalib harus
00:07:31
menyerahkan 100 ekor unta sebagai ganti
00:07:34
dari persembahan Abdullah Abdullah
00:07:37
adalah pemuda baik sopan dan berwajah
00:07:40
tampan banyak gadis-gadis Mekkah yang
00:07:43
tertarik dengannya Apalagi ketika mereka
00:07:46
mendengar bahwa nyawa Abdullah setara
00:07:49
dengan 100 ekor unta
00:07:51
mendengar kenyataan bahwa Abdul Muthalib
00:07:54
berencana menjodohkan Abdullah dengan
00:07:56
anak dari Wahab bin Abdul Manaf para
00:08:00
gadis Mekkah itu tentu kecewa Allah
00:08:04
Subhanahu Wa Ta'ala telah menentukan
00:08:07
jodoh Abdullah dengan Aminah gadis yang
00:08:10
memiliki nasab yang paling baik di
00:08:12
kalangan suku Quraisy akhirnya mereka
00:08:15
berdua menikah
00:08:17
[Musik]
00:08:19
ini tandanya aku harus melakukan
00:08:22
perjalanan dagang ke Syam
00:08:24
pada saat itu Aminah sedang hamil muda
00:08:28
Jika Itu Memang kewajibanmu Pergilah
00:08:31
wahai suamiku meskipun Sesungguhnya aku
00:08:35
sangat berat untuk melepas kepergianmu
00:08:37
simpan kekhawatiranmu Wahai istriku aku
00:08:41
sekarang ini harus bekerja keras untuk
00:08:43
calon bayi yang ada di dalam kandunganmu
00:08:45
ini
00:08:46
keesokan harinya Abdullah berangkat
00:08:49
bersama kafilah dagang yang lain Aminah
00:08:53
melepas kepergian suaminya dengan doa
00:08:56
perjalanan dagang Abdullah berjalan
00:08:58
lancar dalam perjalanan pulang Abdullah
00:09:02
singgah di Madinah untuk menemui sanak
00:09:04
saudara dari ibunya ketika beristirahat
00:09:08
tiba-tiba Abdullah merasakan kesakitan
00:09:11
dan merasa tidak sanggup melanjutkan
00:09:14
perjalanan
00:09:16
sepertinya aku tidak sanggup untuk
00:09:18
melanjutkan perjalanan ke Mekkah Tolong
00:09:20
sampaikan kabar tidak baik ini kepada
00:09:22
Ayahku baik wahai Abdullah aku akan
00:09:26
menyampaikannya kepada Abdul Muthalib
00:09:28
Sesampainya di Mekkah ketika berita itu
00:09:31
sampai ke telinga Abdul mutali beliau
00:09:34
segera menyuruh anak sulungnya Harris
00:09:37
untuk melihat kondisi Abdullah dan
00:09:40
mengajaknya untuk pulang ke Mekkah namun
00:09:43
Setibanya harits di Madinah
00:09:46
Allah telah meninggal beberapa saat
00:09:48
sebelum kau datang wahai Haris
00:09:50
innalillahi wa inna ilaihi rojiun
00:09:54
semua anggota keluarga Abdul Muthalib
00:09:57
berduka mendengar kematian Abdullah
00:10:00
tentu saja Aminah lebih berduka karena
00:10:04
kehilangan suami yang sangat dicintainya
00:10:07
[Musik]
00:10:10
wahai bayi yang ada dalam perutku semoga
00:10:13
kelak engkau tumbuh menjadi orang yang
00:10:16
bermanfaat bagi kita seperti mendiang
00:10:19
ayahmu walaupun kalian belum sempat
00:10:22
bertemu
00:10:23
[Musik]
00:10:26
Abdullah meninggalkan warisan berupa
00:10:29
beberapa hewan ternak dan seorang budak
00:10:32
perempuan bernama Umu Aiman pada tahun
00:10:36
kelahiran bayi Muhammad terjadi
00:10:39
peristiwa penyerangan yang dahsyat oleh
00:10:42
Raja Abrahah dari Yaman saat itu Mekkah
00:10:46
dipimpin oleh Abdul Muthalib Raja
00:10:49
Abrahah berniat untuk menghancurkan
00:10:51
Ka'bah karena merasa iri dan tersaingi
00:10:54
dengan kemasyuran Ka'bah namun Allah
00:10:58
Subhanahu Wa Ta'ala menggagalkan
00:11:00
penyerangan Abrahah beserta pasukan
00:11:03
gajahnya
00:11:04
tepatnya pada hari Senin tanggal 12
00:11:07
Rabiul awal tahun 571 masehi Aminah
00:11:12
melahirkan bayinya seorang bayi
00:11:15
laki-laki tampan dan bersinar terang
00:11:19
semua keluarga besar bersukacita dengan
00:11:22
kelahiran Muhammad seolah-olah
00:11:25
bila hadir kembali di tengah-tengah
00:11:28
mereka
00:11:29
kehadiranmu mengingatkan kepada ayahmu
00:11:32
sungguh menendang Wajahmu mengingatkanku
00:11:35
akan ayahmu wahai cucuku
00:11:37
dengan penuh sukacita Abdul Muthalib
00:11:41
menggendong cucunya untuk bertawaf di
00:11:44
Ka'bah
00:11:45
Ya Allah terima kasih atas hadiah
00:11:48
terindah ini aku sangat bersyukur atas
00:11:50
kelahiran bayi ini akan kuberi nama dia
00:11:53
Muhammad
00:11:55
setelah lewat 7 hari Abdul Muthalib
00:11:58
menyembelih unta sebagai ungkapan rasa
00:12:01
syukur atas kelahiran bayi Muhammad
00:12:05
wahai Abdul Muthalib Siapakah nama bayi
00:12:07
ini aku memberinya nama Muhammad semoga
00:12:11
kelak bayi ini menjadi orang yang teruji
00:12:13
dimanapun ia berada
00:12:15
Aminah memandang bayinya dengan perasaan
00:12:18
Bahagia seperti doa yang selalu ia
00:12:21
panjatkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
00:12:24
telah menakdirkan Muhammad menjadi orang
00:12:28
yang berpengaruh dalam mengubah sejarah
00:12:30
dunia seperti yang disebutkan dalam
00:12:33
Alquran Surat Al Anbiya ayat 107
00:12:37
dan tiadalah kami mengutus kamu Muhammad
00:12:42
melainkan untuk menjadi rahmat bagi
00:12:44
semesta alam
00:12:47
demikianlah akhir kisah lahirnya nabi
00:12:50
terakhir Muhammad Sallallahu Alaihi
00:12:53
Wasallam beberapa hikmah yang dapat kita
00:12:56
ambil dari kisah ini diantaranya pertama
00:13:00
kesabaran dan niat baik dalam melakukan
00:13:03
pekerjaan akan dimudahkan oleh Allah
00:13:06
subhanahu wa ta'ala seperti tekad kuat
00:13:09
Abdul Muthalib Dalam menemukan semur
00:13:12
Zamzam untuk memakmurkan Ka'bah
00:13:15
kedua jangan terlalu lama larut dalam
00:13:18
kesedihan karena semua yang bernyawa
00:13:21
pasti mati dan digantikan dengan
00:13:25
generasi baru seperti kelahiran bayi
00:13:28
Muhammad yang menjadi penyejuk hati bagi
00:13:31
keluarganya setelah kematian Abdullah
00:13:34
wallahualam
00:13:39
[Musik]