00:00:00
monyet begitu Makian aparat kepolisian
00:00:03
kepada mahasiswa Papua pada peristiwa
00:00:05
yang meletus Agustus 2019 silam kala itu
00:00:09
intimidasi dan persekusi terjadi di
00:00:11
Surabaya asrama mahasiswa Papua dikepung
00:00:14
aparat dan ormas selama lebih dari 24
00:00:16
jam pemicunya bendera Indonesia jatuh ke
00:00:19
Solokan dan mahasiswa Papua dituding
00:00:21
sebagai pelaku tanpa bukti jelas Makian
00:00:24
rasis diteriakkan ke arah gedung asrama
00:00:26
dan di sinilah kata monyet itu muncul
00:00:29
sebanyak 43 mahasiswa Papua diangkut
00:00:31
polisi sebelum akhirnya dibebaskan sebab
00:00:34
tidak terbukti membuang bendera
00:00:36
gelombang protes antiasisme kemudian
00:00:38
bermunculan di berbagai daerah di
00:00:40
Indonesia Puncak dan yang terbesar lahir
00:00:43
di Papua di manokari Gedung DPRD Papua
00:00:46
Barat dibakar masa masa turut memblokada
00:00:49
Jalan Serta merusak sejumlah fasilitas
00:00:51
umum sementara di Sorong masa
00:00:53
menargetkan bandara domine Edward
00:00:56
aksi juga terjadi di Jayapura Timika dan
00:01:00
ombes
00:01:02
n rasis diskmin ser kekerasan yangujuk
00:01:06
ke Papua sampai hari ini Papua Medan
00:01:10
konflik panas yang melibatkan kelompok
00:01:12
bersenj Lagi Dan Lagi masyarakat sipil
00:01:16
menjadi korbannya
00:01:26
[Musik]
00:01:30
Ara pembebasan nasional Papua Barat Ia
00:01:33
adalah organisasi Pro kemerdekaan Papua
00:01:35
dan punya bermacam label yang disematkan
00:01:37
pemerintah Indonesia GPL gerakan
00:01:40
pengacau liar GPK gerakan pengacau
00:01:43
keamanan kst kelompok bersenjata
00:01:46
separatis teroris KKB kelompok kriminal
00:01:49
bersenjata dan yang cukup populer OPM
00:01:52
Organisasi Papua Merdeka tpnpb percaya
00:01:56
kalau Papua punya hak untuk merdeka dari
00:01:58
Indonesia demi mewujudkan itu mereka tak
00:02:02
ragu mengambil langkah pilot susir
00:02:04
kewarganegaraan Selandia Baru Philip
00:02:06
mertens diculik pada Februari 2023 dan
00:02:10
belum dibebaskan sampai kini ia disandra
00:02:13
kodaptigan dugama cabang komando tpnpb
00:02:16
yang dipanglimai pemuda bernama egianus
00:02:18
kogoya anak Daniel Yudas kogoya prajurit
00:02:22
tpnpb yang pernah menculik 26 peneliti
00:02:25
tim ekspedisi lwence pada
00:02:27
1996 aksi tpnp bukan hanya itu Mei lalu
00:02:31
tpnpb menembak TNI dan membakar sekolah
00:02:34
di Intan Jaya data aliansi demokrasi
00:02:37
untuk Papua mencatat setidaknya 69 aksi
00:02:40
kekerasan dan konflik bersenjata terjadi
00:02:42
pada 2023 mayoritas merupakan bentrok
00:02:46
antara TNI Polri dan tpnpb gugus tugas
00:02:49
Papua Universitas Gadjah Mada menyebut
00:02:51
lebih dari 2000 orang jadi korban
00:02:53
kekerasan di Papua dalam rentang Januari
00:02:56
2010 hingga Maret 2022 angkaat karilnya
00:03:00
diperkirakan jauh lebih besar ketimbang
00:03:02
yang tercatat masyarakat sipil berada di
00:03:04
tengah pusaran itu dan banyak dari
00:03:07
mereka yang tewas tidak hanya dari
00:03:09
peluru tpnpb melainkan TNI Polri
00:03:12
devianus kogoya misalnya direndam dalam
00:03:15
drum berisi air ia kemudian disiksa
00:03:18
termasuk ditusuk berkali-kali oleh
00:03:20
anggota TNI tersebab dituduh bagian dari
00:03:23
tpnpb TNI mulainya menyangkal tapi
00:03:27
berbalik sikap dan menangkap 13 urit
00:03:30
yang menjadi aktor kekerasan kepada
00:03:32
kogoya siklus kekerasan terhadap orang
00:03:34
asli Papua terjadi secara sistematis ini
00:03:38
Made supriatma akademisi dari ICS yang
00:03:41
aktif mengkaji militerisme Indonesia di
00:03:44
Papua ini beberapa laporan yang pernah
00:03:46
ia buat abuse atau pelanggaran HAM dan
00:03:50
lain sebagainya itu menjadi sesuatu yang
00:03:52
sangat sistemik ya menjadi sesuatu yang
00:03:55
yang terusmenerus berulang penyiksaan
00:03:58
itu tidak perama kali l itu jadi
00:04:00
Tudingan keterlibatan dengan tpnpb kerap
00:04:02
jadi Dali aparat menghajar mereka di
00:04:05
waktu yang sama aparat seolah kebal
00:04:08
hukum apalagi sekarang ketika TNI
00:04:10
kemudian memakai kembali kebijak apa Nam
00:04:13
memakai istilah OPM Banyak orang enggak
00:04:15
sadar apa konsekuensinya konsekuensinya
00:04:17
sangat berat ya karena dengan memakai
00:04:20
istilah OPM itu mereka
00:04:23
mendesignasi tpn itu menjadi pasukan
00:04:27
pemberontak dan TN bisa menangani secara
00:04:31
langsung tanpa melibatkan kepolisian
00:04:33
jadi ini sudah bukan masalah pertahanan
00:04:36
lagi ini akan menjadi masalah eh bukan
00:04:38
masalah keamanan ini menjadi masalah
00:04:40
pertahanan negara sehingga pengerahan
00:04:43
pasukan besar-besar itu justifikasi ini
00:04:46
cara pandang akar dari masalah rasisme
00:04:49
Kolonialisme dan kekerasan sistematik
00:04:51
data amnesti internationional Indonesia
00:04:54
selama Januari 2010 hingga Februari 2018
00:04:57
melaporkan 69 pembunuhan warga Papua
00:05:01
oleh aparat keamanan yang diselesaikan
00:05:04
tanpa investigasi independen diantara
00:05:06
kasus tersebut hanya en berakhir
00:05:08
penangkapan pelaku dan 25 lainnya
00:05:11
menguap begitu saja kami juga temukan
00:05:14
ada beberapa masyarakat sipil yang
00:05:16
kemudian menjadi korban penyalahgunaan
00:05:18
senjata api atau korban penganiayaan
00:05:22
atau korbanah tangk sehingga kemudian
00:05:26
mengalami tindakan
00:05:31
ini adalah beberapa titik gesekan antara
00:05:34
TNI Polri dengan tpnpbopm di wilayah Ini
00:05:38
bentruk senjata dan kekerasan terjadi
00:05:40
dalam skala yang masif padahal
00:05:42
wilayah-wilayah ini bukan Tanah kosong
00:05:45
di dalamnya tumbuh perkampungan
00:05:47
masyarakat konflik di Papua telah
00:05:49
menghancurkan ruang hidup masyarakat
00:05:52
mereka terpaksa melarikan diri dan jadi
00:05:54
pengungsi hari-hari mereka lantas gelap
00:05:57
gulita akses ke kebutuhan dasar
00:05:59
terserabut total sepanjang Desember 2019
00:06:03
sampai Agustus 2023 lebih dari 75.000
00:06:07
orang Papua mengungsi imbas kekerasan di
00:06:09
sana wilayah dua menyumbang porsi paling
00:06:12
banyak dengan lebih dari 50.000 orang
00:06:14
pergi sejak 2018 setelah kami telusuri
00:06:18
kondisi masyarakat sipil yang kemudian
00:06:21
menjadi pengungsi di tempat
00:06:24
pengungsiannya baik di kampung-kampung
00:06:26
maupun juga di gereja Mereka kemudian
00:06:30
mengalami kondisi pemenuhan hak ekonomi
00:06:33
sosial budaya yang sangat miris karena
00:06:35
tidak dipenuhi secara maksimal sementara
00:06:38
ada beberapa perempuan yang karena
00:06:40
kondisi pangannya langka di daerah
00:06:43
tempat mereka mengungsi Mereka mencoba
00:06:46
mengambil makanan di kebun mereka mereka
00:06:48
justru kemudian menjadi korban e
00:06:51
tindakan kekerasan seksual bahkan hingga
00:06:55
pembunuhan sebagaimana yang dialami oleh
00:06:57
dua ibu di kabupaten jahokimo Beberapa
00:07:01
bulan yang lalu pemerintah Indonesia
00:07:03
sebetulnya melihat secara khusus isu
00:07:05
Papua indikatornya sebagai contoh adalah
00:07:08
komitmen Presiden Joko Widodo untuk
00:07:09
lebih sering mengunjungi Papua Sejak
00:07:11
pertama kali dilantik pada 2014 Presiden
00:07:15
Jokowi pernah mengatakan bahwa ia ingin
00:07:17
menciptakan keadilan sosial di Papua
00:07:19
dengan salah satunya pembangunan
00:07:20
infrastruktur yang ditekankan dari
00:07:22
cencanaa itu Presiden Jokowi mengklaim
00:07:24
bakal mengutamakan dialog serta
00:07:26
partisipasi masyarakat Papua kemudian
00:07:28
pembangunan kata Jokowi harus
00:07:30
mengutamakan penegakan nilai-nilai HAM
00:07:32
dan kearifan lokal di Papua meski begitu
00:07:35
dalam beberapa kesempatan Terutama
00:07:37
ketika diminta pendapat mengenai konflik
00:07:39
di Papua Presiden Jokowi mengungkapkan
00:07:41
bahwa kondisi di Papua masih terkendali
00:07:43
serta Jangan memandang semuanya dari
00:07:45
satu sisi saja pemberitaan
00:07:51
negatif akar konflik di Papua bisa
00:07:53
ditarik dari garis sejarah sejak
00:07:56
1960-an kala itu Papua Barat diapit keta
00:07:59
kekuasaan antara Belanda dan Indonesia
00:08:02
ironisnya orang Papua tidak diberi
00:08:04
kesempatan turut serta Penentuan
00:08:07
Pendapat Rakyat ppra 1969 lalu jadi
00:08:10
solusi tujuannya warga Papua bisa
00:08:13
menentukan nasib mereka sendiri
00:08:15
bergabung atau pisah dari Indonesia
00:08:18
hasilnya Papua tetap terintegrasi di
00:08:20
Indonesia namun hasil itu dipandang
00:08:24
manipulatif berdasarkan jurnal ini
00:08:26
rencana One Man One vote yang dijanjikan
00:08:28
lewat new agreement tak pernah
00:08:30
terealisasikan ppra 1969 hanya mengikut
00:08:34
sertakan 1022 orang dalam forum
00:08:37
musyawarah jumlah itu terbilang kecil
00:08:39
untuk mewakili Papua alasan pemerintah
00:08:42
Indonesia Papua dianggap sebagai daerah
00:08:44
terbelakang yang tidak mampu melakukan
00:08:46
proses demokrasi situasi Kian keruh
00:08:49
lantaran Indonesia dituding memilih
00:08:51
perwakilan yang sepaham lalu mayoritas
00:08:54
pemilih pepa diduga mengalami ancaman
00:08:57
sampai suap alhasil dari di sini ppra
00:09:00
1969 dipandang tidak representatif
00:09:03
terhadap keinginan mayoritas warga Papua
00:09:06
itu sangat jelas manipulasi dan rikayasa
00:09:10
itu artinya mereka melakukan dengan
00:09:13
curang kalau begitu kenapa jumlah
00:09:16
penduduk orang Papua yang 800.000 orang
00:09:19
itu tidak ikut ppra Indonesia hanya
00:09:21
ambil e 1225 orang yang dipilih oleh
00:09:25
Indonesia bawa ke Jakarta itu pun kami
00:09:28
punya cadatan itu tadi Sambong ia juru
00:09:31
bicara tpnpb yang dulunya sempat
00:09:33
berkuliah di yyakarta sebagai warga
00:09:35
Indonesia menurutnya pepa jadi pangkal
00:09:38
permasalahan status Papua yang keruh
00:09:40
sampai hari ini baginya dan anggota
00:09:43
tpnpb lainnya orang Papua tidak pernah
00:09:46
diberikan hak dalam menentukan nasib
00:09:48
sendiri mereka bagi kamu nanti enak
00:09:50
semua hidup begini dengan Indonesia kamu
00:09:52
kalau dengan beland kamu menderita
00:09:54
penipuan-penipuan ini ini namanya itu
00:09:56
Brain dalam bahasa inris brain was itu
00:09:59
maksudnya mereka mencuci otak
00:10:02
orang-orang Papua untuk ikut Indonesia
00:10:04
ya ini kan dipaksa bukan karena pilihan
00:10:07
bebas tidak ada pilihan bebas gagal jadi
00:10:10
solusi pepa turut melahirkan benih
00:10:12
kekerasan militer yang berkaitan dengan
00:10:14
kepentingan ekonomi besar yang mesti
00:10:16
dijaga pada
00:10:18
1961 8 tahun sebelum Pepera Indonesia
00:10:22
menaikkan kontrak dengan freort mcmoran
00:10:24
sehubungan pengelolaan tambang emas
00:10:27
kalau menurut jurnal Karya laksam muda
00:10:29
TNI Untung Suropati ini TNI mengirimkan
00:10:32
personel dari luar Papua alias aparat
00:10:35
nonorganik guna melangsungkan berbagai
00:10:37
operasi militer tujuannya pengkondisian
00:10:40
Gejolak penolakan ppra sekaligus
00:10:43
mengamankan situasi menyambut kedatangan
00:10:45
Freeport kekerasan Semakin menjadi pada
00:10:48
era orde baru pemerintah menetapkan
00:10:50
Papua sebagai Daerah Operasi Militer
00:10:52
alias Dom pasukan TNI Polri bertubi-tubi
00:10:55
didatangkan dari luar Papua dengan dalih
00:10:57
mengamankan masyarakat dari teror
00:10:59
kelompok separatis meski status Dom
00:11:02
telah dicabut sejak pasca Orde Baru
00:11:04
pengiriman pasukan nonorganik ke Papua
00:11:06
tidak pernah berhenti ini kemudian
00:11:08
menjadi pertanyaan besar bagi kami
00:11:10
sebenarnya eh status Papua ini apa
00:11:13
sehingga pendropan pasukan terus terjadi
00:11:16
aliansi demokrasi untuk Papua mencatat
00:11:18
TNI Polri mengirim pasukan nonorganik
00:11:20
sebanyak 22 kali hanya dalam 1 tahun
00:11:23
tepatnya 2023 kemarin walaupun jumlah
00:11:27
pasukan kerap dirahasiakan IDP
00:11:29
memperkirakan terdapat lebih dari 10.000
00:11:32
personel TNI Polri yang dikirim ke Papua
00:11:34
tahun lalu masalahnya semakin sering
00:11:37
mengirim pasukan potensi penyalahgunaan
00:11:39
wewenang turut terbuka lebar di
00:11:41
Kabupaten yahokimo ada dua anak yang
00:11:45
sampai saat ini masih ditahan kemudian
00:11:48
di Puncak Jaya ada peristiwa penyiksaan
00:11:52
kedua hal ini itu kan dilakukan oleh
00:11:55
pasukan nonorganik yang dikirimkan dari
00:11:58
luar itu peristiwanya baru terjadi di
00:12:01
tahun 2024 ini kemudian Kalau
00:12:05
peristiwa-peristiwa lainnya seperti e
00:12:08
peristiwa yang dialami oleh Bapak
00:12:10
Pendeta sanambani di tahun 2020 kemudian
00:12:14
peristiwa yang dialami oleh Roni wandik
00:12:17
dan Eden bebari di tahun
00:12:20
202020 juga ada peristiwa-peristiwa lain
00:12:23
di daerah konvik seperti di mabrat di
00:12:26
pengunungan Bintang ini kan terjadi
00:12:29
bukan karena dilakukan oleh organik ya
00:12:32
yang ada di pondres psek maupun juga di
00:12:35
Kodim Koramil tapi itu terjadi ketika
00:12:39
ada penderopan pasukan nonorganik dari
00:12:42
luar dari fakta yang tadi saya Sebutkan
00:12:45
dan kaitannya dengan penderopan pasukan
00:12:48
ya benar dengan adanya penderopan
00:12:50
pasukan maka semakin tinggi praktik
00:12:53
kekerasan penangkapan sewenang-wenang
00:12:56
bahkan juga ada pelanggaran hukum dan
00:12:59
HAM yang
00:13:03
terjadi isu di Papua tidak hanya perihal
00:13:05
penentuan nasib sendiri tapi juga
00:13:07
kepentingan-kepentingan ekonomi yang
00:13:09
bersinggungan di sana di luar Freeport
00:13:11
beberapa daerah menyimpan potensi
00:13:13
eksploitasi sumber daya alam
00:13:15
persoalannya wilayah yang dimaksud
00:13:17
adalah sumbu konflik data LBH menemukan
00:13:21
di setiap wilayah konflik di Papua yang
00:13:23
berjumlah tujuh buah memiliki simpanan
00:13:25
sumber daya alam yang menjadikan situasi
00:13:28
lebih kompleks diinduga misalnya ada
00:13:30
blok warim yang bergerak di sektor migas
00:13:33
di kawasan Puncak bermukim kegiatan
00:13:34
tambang di Intan Jaya ada blok wabu yang
00:13:37
mengeruk emas di maybrat ada tambang
00:13:40
batu bara yang masuk kawasan ekonomi
00:13:41
khusus Sorong di pegunungan Bintang
00:13:43
sudah bercokol PT Antam sedangkan di
00:13:46
yahukimo ada blok deberai dan blok soba
00:13:48
lalu di Fakfak pemerintah membangun PSN
00:13:51
pupuk ini bukan masalah keamanan Ini
00:13:54
masalah sosial dan masalah politik yang
00:13:57
tidak bisa di di didekati diatasi dengan
00:14:00
pendekatan keamanan apalagi pendekatan
00:14:03
militer Ya tapi kalau ngomong begitu
00:14:05
kita capek ya karena memang ada unsur
00:14:09
interest yang sangat besar di kalangan
00:14:11
militer dan dan pihak keamanan Indonesia
00:14:14
militer dan polisian di di di Papua gu
00:14:16
ya ya Di mana mereka bisa eh apa namanya
00:14:20
eh mendapatkan impunitas bisa bertindak
00:14:23
apa saja dan bisa mengekstraksi ya
00:14:26
keuntungan ekonomi dari sana dan semua
00:14:28
orang juga gak tahu bicara konteks
00:14:30
sekarang kebijakan Presiden Jokowi yang
00:14:32
cukup getol menggenjot pembangunan
00:14:34
infrastruktur di Papua turut dikritik
00:14:36
karena tidak menyentuh dasar
00:14:38
permasalahan kami melihat di masa
00:14:40
pemerintahan Jokowi ini ini justru
00:14:43
mengembalikan kami kepada ingatan kami
00:14:46
di tahun
00:14:47
1980-an ketika perusahaan perkebunan
00:14:50
Nusantara 2 mau masuk di kerom untuk
00:14:53
mengambil lahan kemudian menanam kelapa
00:14:55
sawit mereka mengembangkan isu-isu kalau
00:14:58
di di situ ada tpn kemudian di situ ada
00:15:02
GPK di situ ada ini itu kemudian mereka
00:15:06
drop pasukan dan masyarakat ketakutan
00:15:08
mengungsi ke Papua Nugini akhirnya
00:15:11
tanah-tanahnya diambil dan kemudian
00:15:13
diberikan kepada perusahaan kami melihat
00:15:15
modus itu yang saat ini dipraktikkan
00:15:18
kembali oleh Pak Jokowi di masa
00:15:21
kepemimpinannya untuk mengembangkan yang
00:15:23
namanya proyek strategis nasional itu
00:15:26
kemudian kebijakan kita untuk melakukan
00:15:27
pembangunan besar-besar secara cepat di
00:15:30
Papua dengan membuat jalan tol eh Jalan
00:15:33
menghubungkan jalan dan lain sebagainya
00:15:34
kita tidak pernah memperhatikan bahwa
00:15:36
jalan itu melayani orang-orang yang
00:15:39
punya kedudukan ekonomi melayani
00:15:42
pemenang ekonomi istilahnya the winners
00:15:44
of the Economic the bus winners gitu ya
00:15:47
dan kemudian mengalahkan the losers
00:15:49
mengalahkan yang kalah dan dalam pihak
00:15:51
ini ini secara struktural yang terjadi
00:15:53
adalah orang Papua semakin kalah
00:16:00
pendekatan militeristik di Papua
00:16:01
terbukti hanya makan korban selain
00:16:04
seringkiali gagal menyelesaikan masalah
00:16:06
akan tetapi pasukan terus dikirim dan
00:16:09
pemerintah seperti menanggalkan pintu
00:16:11
lain sebenarnya satu satu hal yang harus
00:16:13
diselesaikan oleh pemerintah Indonesia
00:16:15
adalah duduk dan berbicara dengan orang
00:16:17
Papua dengan wakil-wakil mereka dengan
00:16:20
tpn dan OPM gitu ya Indonesia mau
00:16:23
melakukan itu dengan Aceh dengan Gang ya
00:16:26
duduk setara Satu meja gitu sebagai ag
00:16:29
partner berunding untuk menyelesaikan
00:16:30
masalah itu berhasil tapi itu tidak
00:16:33
terjadi di Papua di sini ada faktor
00:16:35
rasisme selalu berpandangan bahwa orang
00:16:38
Papua itu tidak mampu menjadi dirinya
00:16:40
sendiri pemerintah Indonesia tidak
00:16:43
pernah menanggapi situasi ini secara
00:16:46
Serius Kecuali dengan melakukan
00:16:48
pendekatan militer dan melakukan
00:16:50
pendekatan ekonomi yang dipadukan dengan
00:16:52
dua itu ya Tapi Wi the and mind sama
00:16:56
sekali eh tidak pernah
00:16:59
Makanya kalau mau Selesaikan masalah ya
00:17:02
berunding tpn kan jelas kita perang itu
00:17:04
bargeningnya adalah duduk di meja
00:17:06
perunian Indonesia titik Jadi kalau
00:17:09
lewat militer itu tidak akan Selesaikan
00:17:11
masalah
00:17:12
[Musik]
00:17:27
Papua for