00:00:01
Halo mahasiswa semua kita bertemu
kembali pada topik apendicitis.
00:00:10
Pada sesi kali ini kita akan mempelajari mengenai etiologi, patofisiologi apendisitis, manifestasi klinisnya, dan pemeriksaan diagnostik.
00:00:20
Untuk memastikan apakah pasien kita memiliki apendisitis, manajemen interprofesional serta manajemen keperawatan dalam apendisitis.
00:00:32
Apendiks merupakan suatu tabung sempit dan buntu yang merupakan perpanjangan dari inferior cyclum.
00:00:39
Ukuran apendiks rata-rata adalah 9 cm.
00:00:43
Apendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis.
00:00:49
Appendisitis merupakan penyebab paling umum dari nyeri perut akut atau akut abdomen baik pada orang dewasa dan anak-anak.
00:00:59
Gejala klinis muncul karena adanya obstruksi pada rongga luminal
apendiks yang diakibatkan inflamasi baik itu mukosa maupun hiperflasia limfoid atau fekalid.
00:01:11
Etiologi dan faktor risiko terjadinya apendisitis pertama adalah fekalith atau
batu feses yang mengoklusi lumen apendiks.
00:01:19
Penyebab paling umum yang kedua adalah apendiks yang terpuntir.
00:01:23
Yang ketiga adalah pembengkakan dinding usus.
00:01:27
Yang keempat adalah kondisi Fibrosis dinding usus,
00:01:30
Kelima adalah oklusi eksternal usus akibat adhesi dan yang terakhir adalah
infeksi organisme yersinia nah ini telah ditemukan 30% pada kasus.
00:01:43
Terdapat tiga tipe dari
apendiciitis yang pertama adalah apendisitis akut.
00:01:51
Yang kedua adalah apendiciitis akut dengan massa.
00:01:55
Yang ketiga adalah appendisitis dengan peritonitis.
00:02:03
Apendisitis akut yang disebabkan oleh
infeksi primer yakni ketika organisme atau bakteri dapat mengakses dinding
apendiks kemudian terperangkap di submukosa.
00:02:14
Bakteri yang berproliferasi
mengakibatkan perubahan pada dinding apendik, dimana menjadi kemerahan dan bengkak.
00:02:25
Ketika terjadi kondisi di mana adanya obstruksi atau oklusi pada lumen
00:02:30
maka peradangan tersebut akan semakin cepat perkembangannya karena obstruksi atau oklusi sendiri dapat mengakibatkan terjadinya iskemia pada jaringan atau epitel,
00:02:44
selain dari penekanan pada vaskularisasi di area Appendix, inilah yang mengakibatkan peradangan itu menjadi jauh lebih cepat.
00:02:55
Pada apendisitis akut dengan massa, adanya obstruksi dan infeksi atau proses infeksi mengakibatkan terjadinya distensi.
00:03:06
Distensi tersebut merupakan
peregangan yang dialami oleh lumen apendiks oleh karena adanya obstruksi tadi, Proses atau metabolisme akibat infeksi.
00:03:21
Inilah salah satunya adalah
produksi pus yang juga menambah peningkatan intralumen selain daripada produksi
00:03:30
mukus atau cairan yang memang
dikeluarkan secara normal oleh sel-sel epitel di apendix.
00:03:37
Akibat dari peningkatan intralumen ini, penekanan juga dapat terjadi bahkan
sampai dengan oklusi pada vaskularisasi di appendix, dalam hal ini baik itu Vena maupun Arteri.
00:03:53
Akibatnya akan terjadi gangren yang dapat pecah merembes keluar dari apendix.
00:04:02
Bila dapat dilokalisasi oleh
tubuh, maka akan terbentuk abses sebelum akhirnya dapat berkembang
lebih lanjut pecah menuju ke peritonitis.
00:04:17
Itu akan ada pada tahap apendisitis akut dengan peritonitis yang akan kita bahas berikutnya.
00:04:24
Pada apendisitis akut dengan
peritonitis sudah terjadi pecah atau perforasi dari apendisitis tadi keluar dari apendiks
00:04:36
ini akan keluar dan mengakibatkan material
00:04:43
atau produk-produk infeksi tersebut
menyebar sampai ke rongga peritonium.
00:04:48
Inilah yang akan mengakibatkan
terjadinya reaksi kuat peritonium
00:04:52
melalui pengeluaran cairan atau
permukaan serosa usus juga menjadi
00:04:57
serpihan yang disuntikkan dengan
kelenjar getah bening yang membeku
00:05:02
jadi secara garis besar proses
infeksi yang terjadi pada itu dapat terjadi secara primer
00:05:12
dimana bakteri atau organisme yang memang mengakses langsung dinding apendik mengakibatkan terjadinya
00:05:17
peradangan sampai dengan berkembang menjadi infeksi atau merupakan proses
00:05:22
sekunder di mana terjadi obstruksi atau
oklusi pada lumen mengakibatkan
00:05:27
terjadinya peningkatan intralumen di
apendiks yang akan mengakibatkan
00:05:32
terjadinya erosi epitelial dan bakteri dapat mengakses epitelial
00:05:38
atau dinding yang sudah erosi
tersebut atau oleh karena iskemi dan
00:05:45
nekrosis oleh karena penekanan
intralumen mengakibatkan terjadinya peradangan sampai dengan infeksi.
00:05:51
Penyebab dari bakteri yang mengakibatkan apendisitis ini
bisa merupakan bakteri aerob,
00:06:02
bisa merupakan bakteri
anaerob, atau bisa merupakan Bakteri komensal
00:06:08
usus yang mengalami akumulasi oleh
karena obstruksi tersebut
00:06:15
Manifestasi klinis dari
apendisitis sebagaimana kita ketahui
00:06:21
secara demografi apendisitis
paling banyak terjadi pada usia 10 sampai 12 tahun
00:06:26
namun banyak juga
terjadi pada pasien dewasa
00:06:31
manifestasi klinisnya yakni nyeri secara mendadak yang dirasakan seperti tumpul di area periumbilikal.
00:06:40
Nyeri tersebut bersifat menetap atau tidak hilang selama 4 sampai 6 jam
00:06:46
nyeri kemudian terus bertambah namun tetap terlokalisasi di kuadran kanan bawah
00:06:53
pasien juga mengalami demam yang ringan atau tidak terlalu tinggi, nausea dan anoreksia
00:07:03
Pasien juga dapat mengalami tiba-tiba hilangnya nyeri
00:07:09
ini merupakan kondisi di mana apendiks sudah ruptur atau pecah
00:07:16
ini yang akan mengakibatkan terjadinya peritonitis
00:07:20
pemeriksaan khas dari apendisitis adalah adanya rebound, rebound pain atau tenderness pada kuadran kanan bawah
00:07:29
Seperti yang kita ketahui, rebound pain artinya nyeri yang justru dirasakan ketika tekanan dilepas
00:07:36
kemudian pasien juga merasakan nyeri tersebut di area titik Mcburney, ini merupakan khas dari apendisitis
00:07:47
Selain titik McBurney atau
McBurney's point, pemeriksaan khas lainnya adalah psoas sign
00:08:00
blumberg sign, obturator sign dan banyak pemeriksaan lain yang dapat dieksplorasi oleh mahasiswa
00:08:13
tadi sudah dibahas mengenai
seringnya nyeri akan dimulai dari
00:08:20
area periumbilikal tetapi di sini disebutkan juga selain dari nyeri yang
00:08:28
diawali di area periumbilikal yang akan
meningkat selama 4 sampai 6 jam
00:08:33
nyeri juga akan menyebar ke fossa
ilaka kanan atau sejak awal sudah di fossa iliaka kanan,
00:08:42
selain itu selain nyeri periumbilikal dan nyeri di area fossa iliaka kanan,
00:08:49
nyeri juga dapat timbul di area lain tergantung pada ujung dari atau area
dari apendiks yang terkena.
00:09:00
Nyeri di punggung atau panggul bila apendisitisnya adalah terkena di apendiks retrocycal,
00:09:07
bila terkena di apendiks velvik maka dapat nyeri di area suprapelvik atau suprapubik ya
00:09:16
anoreksia sendiri hampir selalu ada pada apendisitis, ini berhubungan dengan
00:09:21
peradangan atau respon peradangan dan muntah terjadi pada 75% pasien
00:09:29
gambaran klinis berikutnya pasien juga
dapat mengalami konstipasi sebelumnya
00:09:35
ataupun diare, ini terutama pada
anak-anak.
00:09:40
Selain itu pasien juga mengeluhkan atau terdeteksi mengalami demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi
00:09:46
maupun juga dapat menunjukkan ocult hematuria,
00:09:52
jadi terdapat darah pada pemeriksaan urin namun pasien tidak menunjukkan perdarahan secara makroskopis
00:10:02
untuk tanda khas lain dari apendisitis adalah Murphy's triad yakni demam muntah dan nyeri
00:10:16
Berikut ini adalah gambaran klinis
dimana apendisitis berkembang menjadi kondisi yang lebih berat
00:10:25
yang pertama adalah tahapan syok, yang kedua adalah tahap reaksi peritonial, yang ketiga adalah tahap peritonitis panggul.
00:10:32
yang pertama kita bahas adalah tahap syok di mana pasien terlihat pucat berkeringat dan cemas
00:10:39
terlihat peningkatan atau terukur
peningkatan denyut nadi atau heart rate
00:10:44
Tekanan darah mulai menurun, suhu
subnormal, dan pernapasan pasien mulai cepat dan dangkal
00:10:53
ini pentingnya EWS, di mana berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital kita memonitor secara bertahap
00:11:00
keadaan pasien sehingga tahapan syok ini segera terdeteksi lebih dini
00:11:05
yang kedua adalah tahap reaksi
peritonial di mana tenderness atau nyeri yang dirasakan secara lokal di fossa iliaka kanan
00:11:16
atau rebound tenderness dimana nyeri dirasakan justru setelah tekanan dilepas
00:11:22
Perut teraba seperti papan dan juga terdapat rektal tenderness atau nyeri pada pemeriksaan rektal
00:11:33
tahap ketiga adalah tahap peritonitis panggul di mana abdominal distended,
00:11:38
bising usus hampir tidak ada atau tidak ada, pasien bisa muntah berisi fekal dan pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
00:11:50
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis apendisitis
00:11:56
Selain dari anamnesis mengenai onset dan karakteristik gejala, kita juga melakukan pemeriksaan fisik
00:12:04
dan pemeriksaan diagnostik lain untuk saling melengkapi pemeriksaan fisik lengkap
00:12:10
tadi sudah disebutkan
sebelumnya tentang tanda khas pemeriksaan fisik pada
apendisitis
00:12:19
untuk pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan adalah USG abdomen
00:12:26
Apendikogram, sudah mulai jarang, foto polos juga sudah mulai jarang, yang sering dilakukan adalah CT scan abdomen
00:12:39
yang mana tingkat akurasinya sangat tinggi.
00:12:42
untuk pemeriksaan darah tepi untuk melihat adanya peningkatan sel darah
putih.
00:12:52
kemudian untuk pemeriksaan urin ini banyak fungsinya untuk wanita untuk
menyingkirkan penyebab lainnya
00:13:03
Apakah ada kehamilan ektopik atau tidak
00:13:08
Untuk pria dan wanita juga dilakukan untuk memastikan adakah nyeri yang berhubungan dengan masalah urologi
00:13:17
seperti batu namun penelitian juga banyak menyebutkan sering terjadi adanya darah samar yang juga terjadi pada kasus apendisitis
00:13:31
alvarado score merupakan sistem scoring yang juga
00:13:38
digunakan untuk mendiagnosis apendisitis akut bila suatu fasilitas atau layanan kesehatan
00:13:43
tidak memiliki banyak pemeriksaan
diagnostik yang mumpuni tetapi pasien
00:13:49
menunjukkan tanda atau gejala yang khas dari pemeriksaan fisik
00:13:53
Alvarado score sistem ini dibuat untuk menilai berdasarkan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien,
00:14:02
contohnya Mahasiswa dapat melihat Apakah nyeri berpindah ke kuadran kanan bawah
00:14:13
Dalam hal ini fossa iliaka kanan skornya satu apabila pasien mengalami nausea dan vomiting skornya satu, anorexia satu, ini untuk gejala.
00:14:23
sementara untuk tanda, adanya tenderness di fossa iliaka kanan nilainya dua kemudian ada rebound tenderness nilainya satu
00:14:33
elevated temperature atau suhu yang meningkat nilainya satu
00:14:38
sementara untuk pemeriksaan
laboratorium adanya peningkatan sel darah putih serta perubahan ke arah kiri dalam hal ini neutrofil.
00:14:50
total skor adalah 10 kemungkinan pasien mengalami apendisitis apabila skornya lebih dari 9
00:14:57
medical management untuk appendiciitis terdiri dari antibiotik
00:15:04
pasien dipuasakan untuk sementara untuk persiapan operasi, pemberian cairan intravena, pemberian antibiotik
00:15:13
serta pemberian antimual, dan
kalau pasien menunjukkan demam pemberian antipiretik
00:15:19
untuk terkait antibiotik pasien akan mendapatkan pilihan antibiotik tergantung dari kondisi klinis dari pasien
00:15:25
Apakah pasien sudah sampai pada tahap
peritonitis atau tidak nah ini akan
00:15:38
mempengaruhi jenis antibiotik yang
digunakan termasuk
00:15:43
kemungkinan bakteri yang akan
Ee kita
00:15:48
singkirkan dalam hal ini ya bisa bakteri anaerob maupun bakteri
00:15:56
aerob tiendakan pembedahan yang yang dilakukan akan sangat tergantung
00:16:01
Bagaimana fasilitas maupun sumber daya
manusia yang ada di suatu fasilitas atau Rumah Sakit
00:16:07
umumnya yang dulu sering dilakukan adalah apendektomi, bila di rumah sakit tersebut tidak memiliki dokter bedah
00:16:15
yang sudah ahli melakukan laparaskopi
Apabila ada maka pilihan berikutnya
00:16:21
adalah laparaskopik apendektomi yakni pembuangan apendiksnya melalui proses
laparoskopi jadi sayatan yang dibuat
00:16:31
sifatnya minimal dan proses
penyembuhan relatif lebih cepat
00:16:36
prosedur yang baru dari laparoscopic apendiktomi adalah natural orifice
00:16:42
transluminal endoscopic Surgery di mana tidak ada diperlukan sayatan
00:16:48
eksternal dari kulit untuk mengakses
ke arah apendiksnya
00:16:55
pada operasi natural orifis transluminal endoscopic Surgery
00:17:01
dilihat dari definisinya jadi mengakses dengan menggunakan scop atau kamera yang dimasukkan
00:17:11
ke lubang natural yang tubuh miliki baik itu dari mulut, vagina, maupun dari rektal
00:17:22
kita paling sering mengetahuinya scop itu digunakan untuk gastroskopi ya atau kolonoskopi
00:17:32
Pada apendisitis, hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan
00:17:38
transvaginal atau transrektal untuk mengakses apendiksnya
00:17:43
ini merupakan contoh bagaimana proses open atau dalam hal ini open apendektomi
00:17:53
dilakukan untuk pengambilan
atau pembuangan apendiks yang sudah
00:17:57
mengalami peradangan
yang diakses dengan melakukan sayatan eksternal di kulit
00:18:03
Dari anamnesis dan pengkajian yang sudah dipaparkan sebelumnya,
00:18:10
paling utama diagnosis
keperawatannya adalah nyeri akut
00:18:15
kemudian gangguan keseimbangan cairan
dalam hal ini kekurangan volume cairan serta cemas
00:18:21
intervensi yang diberikan bertujuan untuk
00:18:26
menangani atau mengurangi nyeri, mencegah kekurangan volume cairan, mengurangi cemas,
00:18:32
mencegah atau mengurangi
infeksi dari saluran cerna yang
00:18:36
berpotensi berkembang lebih luas
kemudian mempertahankan integritas kulit dan mempertahankan nutrisi optimal
00:18:47
secara garis besar sudah dibahas
mengenai manajemen medis ini tentu
00:18:54
akan menjadi manajemen keperawatan
dalam hal ini tindakan kolaborasi dimana
00:19:02
ketika pemeriksaan atau manifestasi
pasien memang menunjang ke arah
00:19:07
apendisitis pasien dipuasakan untuk persiapan operasi
00:19:13
karena pasien dipuasakan kemudian
sebelumnya sudah terjadi peningkatan
00:19:19
pengeluaran cairan melalui muntah, demam kemudian proses infeksi atau inflamasi sendiri
00:19:24
juga menyebabkan perpindahan
cairan pasien juga mengalami
00:19:29
penurunan asupan, sehingga perawat
juga melakukan tindakan kolaborasi
00:19:35
pemasangan infus dan melakukan
penanganan gejala seperti mual dan muntah
00:19:40
diberikan obat-obatan antibiotik
untuk mencegah proses inflamasi
00:19:47
berkembang menjadi infeksi yang lebih
berat ataupun untuk mencegah dampak dari peritonitis
00:19:53
perawat juga memperhatikan tanda-tanda vital pasien untuk monitoring cairan
00:19:59
maupun untuk monitoring keadaan
yang lebih lanjut dalam hal ini yang
00:20:04
ditakutkan adalah syok hipovolemik
maupun syok sepsis
00:20:09
pemeriksaan tanda-tanda
vitalnya tentu berdasarkan EWS juga untuk monitor ulangnya
00:20:19
setelah itu pasien dipersiapkan
untuk operasi, bila memang semua
00:20:25
pemeriksaan penunjangnya mendukung ke arah operasi
00:20:29
setelah operasi pasien mendapatkan
perawatan pasca operasi yakni yang
00:20:35
dipegang saat ini adalah ERAS, dimana bila keadaan pasien stabil, pasien koperatif
00:20:41
pasien sudah dipersiapkan
dengan baik tentang edukasi ini maka
00:20:46
pasien harus segera melakukan mobilisasi dini yakni mobilisasi secara bertahap
00:20:52
Tapi harus segera dimulai kemudian
pasien juga bisa mulai
00:20:57
pemberian oral bertahap ketika
kesadaran pasien sudah baik
00:21:03
diberikan minum bertahap sampai dengan makan bisa langsung diberikan bila pasien
00:21:09
toleransi dan tidak mual muntah yang bisa berhubungan dengan akibat
00:21:14
pemberian anestesi untuk pemulihan aktivitasnya
00:21:21
pasien dapat melakukan aktivitas normal paling tidak 2 sampai 3 minggu pasca operasi
00:21:27
ini daftar pustaka yang dapat
digunakan oleh mahasiswa selain dari
00:21:33
jurnal-jurnal yang mungkin banyak hal
yang lebih baru yang mahasiswa dapatkan
00:21:38
Selamat belajar