AZAB PENJUAL SOSTEL CULAS PAKAI SOSIS BUSUK LANGSUNG DARI TEMPAT SAMPAH || SINETRON AZAB

00:22:54
https://www.youtube.com/watch?v=6vD4AdTcIaw

الملخص

TLDRReni, seorang janda yang baru dipecat, berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia terinspirasi untuk membuka usaha menjual sosis setelah berbincang dengan seorang pedagang. Meskipun pada awalnya usaha berjalan baik dengan banyak keuntungan, dia membuat keputusan buruk dengan menjual sosis busuk, yang akhirnya mengakibatkan keracunan di antara pelanggan. Reni disidang oleh masyarakat dan pada akhirnya dihukum dengan berubah menjadi sosis busuk sebagai azab atas aksinya. Cerita ini menggambarkan perjuangan hidup, kesalahan, dan akibat dari tindakan yang tidak jujur.

الوجبات الجاهزة

  • 😢 Reni dipecat dari pekerjaannya.
  • 💔 Kehidupan Reni berubah setelah kehilangan pekerjaan.
  • 🔥 Ide usaha Reni adalah menjual sosis (sostel).
  • 📉 Reni awalnya mencoba menaikkan harga jualnya.
  • 🛑 Reni menggunakan sosis busuk yang berdampak buruk.
  • 🚨 Pelanggan mengalami keracunan makanan.
  • ⚖️ Reni dihukum karena berbohong.
  • 🙏 Cerita mencerminkan perjuangan dan keputusan buruk.
  • 🏆 Reni sempat mendapatkan banyak keuntungan.
  • ❌ Tak ada yang menguntungkan dari kedustaan.

الجدول الزمني

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Reni terpaksa dipecat dari pekerjaannya kerana situasi syarikat semakin buruk, walaupun dia telah bekerja keras dan menyelesaikan tugasnya tepat pada masanya. Reni berasa amat kecewa, terutamanya setelah kehilangan suami dan merasakan hidupnya kembali berantakan. Dalam keadaan terdesak, Reni bertemu dengan seorang penjual sosel yang menunjukkan kepadanya sedikit perhatian dan empati, yang membangkitkan semangatnya dalam situasi yang sukar.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Setelah dipecat, Reni bertekad untuk membuka perniagaan kecil, walaupun dia merasa kurang yakin tentang kemampuannya. Setelah berbincang dengan temannya Lilis, yang mengesyorkan bisnis sosel yang sedang popular, Reni bersemangat untuk mencuba dan mula berfikir tentang cara untuk memulakan perniagaan tersebut.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Reni menghadapi cabaran dalam menjalankan perniagaan sosel pertamanya. Meskipun mulanya menarik pelanggan dengan menarik, dia berhadapan dengan realiti harga dan kos yang membuat pelanggan enggan membeli sosel yang lebih mahal. Reni memutuskan untuk menurunkan harga dan lebih fokus kepada pembinaan kepercayaan pelanggan untuk memperbaiki situasi perniagaannya.

  • 00:15:00 - 00:22:54

    Akhirnya, Reni menggunakan strategi berisiko dengan menjual sosel dari bahan yang tidak baik untuk menarik pelanggan dengan harga yang murah. Namun, masalah yang lebih besar timbul apabila pelanggannya mengalami keracunan makanan. Ibu Reni yang bersumpah untuk tidak menjual bahan busuk akhirnya menerima balasan dari Tuhan, menjadikan dirinya sebagai sosis busuk sebagai hukuman atas penipuan yang dilakukannya.

اعرض المزيد

الخريطة الذهنية

فيديو أسئلة وأجوبة

  • Siapa tokoh utama dalam video ini?

    Tokoh utama adalah Reni, seorang janda yang dipecat.

  • Apa yang terjadi pada Reni setelah dia dipecat?

    Reni memutuskan untuk membuka usaha menjual sosis.

  • Mengapa Reni dipaksa untuk berhenti kerja?

    Perusahaan melakukan pemangkasan besar-besaran dan divisi Reni terkena dampak.

  • Apa yang menjadi ide usaha Reni?

    Reni berjualan sosis (sostel) setelah mendapatkan inspirasi dari pedagang.

  • Apa kesalahan besar yang dilakukan Reni dalam usahanya?

    Reni menggunakan sosis busuk untuk dijual, yang menyebabkan keracunan makanan.

  • Apa hukuman yang didapat Reni?

    Reni diubah menjadi sosis busuk sebagai azab karena kedustaannya.

  • Apa aspek emosional dari cerita ini?

    Cerita ini menggambarkan perjuangan dan kesedihan Reni setelah kehilangan suami dan pekerjaan.

  • Siapa yang membantu Reni dalam mencari jalan keluar?

    Lilis, teman Reni, memberinya saran untuk membuka usaha sosis.

  • Apa yang terjadi sehari setelah Reni menjual sosis?

    Reni mendapatkan banyak keuntungan pada hari pertama.

  • Mengapa Reni merasa terpukul oleh situasi yang dialaminya?

    Kerugian pekerjaan dan kondisi keuangannya yang berantakan membuatnya sangat sedih.

عرض المزيد من ملخصات الفيديو

احصل على وصول فوري إلى ملخصات فيديو YouTube المجانية المدعومة بالذكاء الاصطناعي!
الترجمات
id
التمرير التلقائي:
  • 00:00:00
    [Musik]
  • 00:00:08
    Reni, aku minta maaf. Ini keputusan yang
  • 00:00:11
    sangat berat buat perusahaan. Tapi kami,
  • 00:00:13
    tapi kamu pasti juga sudah merasakan
  • 00:00:15
    bahwa kondisi kantor makin memburuk.
  • 00:00:17
    Perusahaan sedang melakukan pemangkasan
  • 00:00:19
    besar-besaran dan kamu termasuk yang
  • 00:00:20
    harus kami lepas. Tapi, Pak, kenapa
  • 00:00:23
    saya? Saya kan enggak pernah terut
  • 00:00:25
    kerja. Saya selalu selesaikan tugas
  • 00:00:27
    tepat waktu. Bahkan lembur pun saya
  • 00:00:29
    jelent peran mengeluh. Apa enggak ada
  • 00:00:31
    pertimbangan lain, Pak? Aku paham kamu
  • 00:00:34
    itu bekerja keras. Tapi bukan soal itu.
  • 00:00:37
    Ini murni karena efisiensi. Kami harus
  • 00:00:39
    pilih orang-orang yang pekerjaannya
  • 00:00:40
    masih sangat dibutuhkan. Dan sayangnya
  • 00:00:42
    divisi kamu itu termasuk yang terkena
  • 00:00:44
    dampaknya paling parah. Ini keputusan
  • 00:00:46
    dari pusat. Aku pun enggak bisa berbuat
  • 00:00:48
    banyak. Jadi setelah semua waktu dan
  • 00:00:50
    tenaga yang aku berikan, akhirnya cuman
  • 00:00:53
    begini cara perusahaan mengucapkan
  • 00:00:54
    terima kasih, Pak. Aku baru 2 bulan jadi
  • 00:00:57
    janda. Hidupku baru aja tertata lagi dan
  • 00:01:01
    sekarang semuanya harus berantakan lagi.
  • 00:01:03
    Aku mengerti kamu sedang dalam masa
  • 00:01:04
    sulit, Ren. Tapi percayalah ini bukan
  • 00:01:07
    akhir dari semuanya. Kamu masih muda,
  • 00:01:09
    masih bisa bangkit dan menemukan jalan
  • 00:01:11
    baru. Aku pribadi akan kasih kamu surat
  • 00:01:13
    rekomendasi kalau kamu itu membutuhkan.
  • 00:01:15
    Tapi per hari ini kamu sudah resmi tidak
  • 00:01:17
    lagi bekerja di sini. Ya. Baik, Pak.
  • 00:01:19
    Kalau itu keputusan perusahaan aku
  • 00:01:21
    terima. Tapi jujur aja rasanya sakit
  • 00:01:25
    banget. Aku pergi dulu, ya, Pak.
  • 00:01:30
    [Musik]
  • 00:01:31
    Renny adalah seorang janda yang
  • 00:01:33
    ditinggal suaminya. Dia bekerja di
  • 00:01:35
    perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
  • 00:01:36
    hidupnya. Namun dia bingung karena dia
  • 00:01:38
    sekarang sudah dipecat. Kenapa sih hidup
  • 00:01:41
    selalu begini? Dulu aku pikir kehilangan
  • 00:01:43
    suami adalah yang paling menyakitkan.
  • 00:01:45
    Tapi ternyata kehilangan pekerjaan ini
  • 00:01:47
    juga sangat menyedihkannya. Dulu tiap
  • 00:01:50
    akhir pekan aku bisa belanja sesuka
  • 00:01:52
    hati. Beli tas, sepatu, makanan di
  • 00:01:55
    restoran mahal, semua itu seolah gak
  • 00:01:58
    pernah cukup. Lu sekarang bahkan buat
  • 00:02:01
    beli kopi aja aku harus mikir dua kali.
  • 00:02:04
    Mungkin ini karma ya. Selama ini aku
  • 00:02:06
    terlalu sibuk menikmati dunia. Sibuk
  • 00:02:08
    pamer gaya hidup. Sibuk tampil wah di
  • 00:02:11
    media sosial. Tapi ternyata aku malah
  • 00:02:13
    terjebak. Uang habis, kerjaan hilang.
  • 00:02:16
    Lah sekarang aku sendirian. Bahkan untuk
  • 00:02:18
    menangis pun aku enggak tahu harus
  • 00:02:20
    bercerita apa. Tiba-tiba datang penjual
  • 00:02:22
    sosel.
  • 00:02:28
    Bu, saste aja, Bu. Baru matang masih
  • 00:02:30
    hangat dan enak banget nih. Mau coba
  • 00:02:32
    satu tusuk, Bu. Lagi enggak mau makan,
  • 00:02:34
    jangan ganggu aku. Bisa enggak? Lagi
  • 00:02:36
    peng sendiri sekarang. Maaf, Bu. Saya
  • 00:02:39
    kira Ibu itu lagi butuh cemilan. Kadang
  • 00:02:40
    makan enak itu bisa bikin hati tenang
  • 00:02:42
    loh. Aku enggak lapar dan aku gak butuh
  • 00:02:45
    cemilan. Kenapa kau maksa banget sih?
  • 00:02:47
    Saya itu gak maksa, Bu. Cuma khawatir
  • 00:02:49
    lihat ibu itu duduk sedih sendiri dan
  • 00:02:50
    tadi jadi pengin bantu. Enggak usah sok
  • 00:02:53
    peduli. Urus aja dagang kamu sendiri.
  • 00:02:55
    Saya memang cuma pedagang, Bu. Tapi
  • 00:02:57
    kalau bisa bantu orang walaupun sedikit
  • 00:02:59
    saya selalu mau melakukannya
  • 00:03:02
    [Musik]
  • 00:03:11
    [Musik]
  • 00:03:12
    kok. Kenapa kok masih di sini? Bukan
  • 00:03:15
    yang pergi. Aku bisa kok sendiri. Saya
  • 00:03:17
    bawa satu tusuk buat Ibu nih. Gratis dan
  • 00:03:19
    saya makanlah. Ini gratis dari saya.
  • 00:03:22
    Makanlah. Siapa tahu bisa sedikit
  • 00:03:25
    [Musik]
  • 00:03:29
    menghibur. Kamu beneran mau kasih ini
  • 00:03:34
    gratis buat aku. Tapi kenapa kamu peduli
  • 00:03:38
    sih? Karena saya juga pernah susah, Bu.
  • 00:03:41
    pernah merasakan sendirian di waktu itu.
  • 00:03:43
    Ada orang yang baik bantu saya. Makasih
  • 00:03:45
    ya. Aku enggak nyangka. Padahal aku
  • 00:03:48
    sempat bentak kamu tadi. Enggak apa-apa,
  • 00:03:51
    Bu. Mungkin Ibu cuma butuh didengar.
  • 00:03:53
    Kadang kita cuma butuh sedikit perhatian
  • 00:03:55
    orang lain. Hmm. Sostel ini wangi
  • 00:03:59
    banget. Baru sekarang aku ngerasa ada
  • 00:04:02
    yang tulus sama aku. Kalau cuman
  • 00:04:04
    sepotong cemilan. Kalau Ibu butuh tempat
  • 00:04:06
    cerita, ya saya sering jualan di taman.
  • 00:04:09
    Terima kasih banyak, Mas. Aku Reni.
  • 00:04:13
    Mungkin nanti aku akan cari kamu. Sekali
  • 00:04:15
    lagi. Terima kasih,
  • 00:04:17
    ya. Penjual sosel itu kemudian
  • 00:04:23
    [Musik]
  • 00:04:31
    pergi. Karena dipecat dan tidak ada
  • 00:04:33
    pemasukan, Reni memutuskan untuk membuka
  • 00:04:35
    usaha.
  • 00:04:38
    Aku harus mikir sekarang. Hidup enggak
  • 00:04:40
    bisa cuma duduk diam. Uang sabungan
  • 00:04:42
    makin tipis, pengeluaran tetap jalan.
  • 00:04:44
    Aku enggak bisa terterusan berharap ada
  • 00:04:45
    keajaiban. Aku harus cari cara biar bisa
  • 00:04:48
    tetap hidup dengan layak. Tapi aku bisa
  • 00:04:51
    apa? Skillku cuman kantor. Aku enggak
  • 00:04:54
    bisa masak, enggak ngerti jualan, tapi
  • 00:04:57
    aku harus mulai. Mungkin aku bisa tanya
  • 00:04:59
    Lilis. Dia kan dulu pernah buka usaha
  • 00:05:01
    juga. Siapa tahu dia punya saran bagus.
  • 00:05:14
    Dia selalu menelepon temannya, Lilis
  • 00:05:17
    untuk meminta saran.
  • 00:05:19
    Halo, Ren, lama enggak dengar kabar
  • 00:05:21
    kamu. Gimana kabar kamu sekarang? Hai,
  • 00:05:24
    Lis, aku lagi dibung banget. Aku baru di
  • 00:05:27
    PHK dan sekarang aku harus muter otak
  • 00:05:30
    buat cari pemasukan.
  • 00:05:31
    Astagfirullahalazim. Aku ikut sedih
  • 00:05:33
    dengarnya. Tapi kamu kuat, Ren. Pasti
  • 00:05:37
    bisa bangkit. Sekarang kau mau ngapain?
  • 00:05:40
    Nah, itu dia. Aku belum tahu, makanya
  • 00:05:43
    aku hubungin kamu. Kamu ada saran
  • 00:05:45
    enggak? Aku enaknya usaha apa gitu? Hmm.
  • 00:05:49
    Sekarang yang lagi viral itu Sostel
  • 00:05:52
    Rent. Banyak yang buka dan ramai banget.
  • 00:05:55
    Untungnya juga lumayan. Sostel ya unik
  • 00:05:58
    juga. Dan kebetulan tadi aku dikasih
  • 00:06:00
    sosel sama bapak-bapak. Nah, itu
  • 00:06:02
    pertanda tuh. Kamu bisa mulai dari situ.
  • 00:06:05
    Beli peralatan, latihan dulu, baru mulai
  • 00:06:07
    buka jualan. Iya, aku juga ngerasa gitu.
  • 00:06:10
    Mungkin ini jalan aku buka usaha sosel
  • 00:06:13
    biar hidupku bisa jalan lagi. Aku
  • 00:06:15
    dukung, Ran. Nanti kalau kamu butuh
  • 00:06:17
    bantuan resep atau alat, aku bantu
  • 00:06:20
    cariin ya. Makasih banyak, Lis. Serius
  • 00:06:22
    aku tidak semangat lagi. Tadi aku udah
  • 00:06:25
    sempat ngerasa semuanya udah selesai.
  • 00:06:28
    Jangan nyerah Ren. Hidup kadang emang
  • 00:06:30
    nyakitin. Tapi kita juga bisa bikin
  • 00:06:32
    babak baru sendiri. K pasti bisa. Iya.
  • 00:06:35
    Aku mulai dari sini. Dari tusuk sostel
  • 00:06:38
    kecil ini, ini akan jadi langkah pertama
  • 00:06:40
    dalam hidup baru
  • 00:06:41
    [Musik]
  • 00:06:45
    aku. Keesokan harinya, Bu Reni pergi ke
  • 00:06:48
    grosir untuk membeli bahan-bahan.
  • 00:06:53
    Bismillah. Ini langkah pertama. Aku
  • 00:06:56
    pakai uang tabungan buat belanja bahan.
  • 00:06:58
    Harus bijak untuk semuanya. Hmm, sosis
  • 00:07:00
    ukuran sedang aja deh. Enggak mahal tapi
  • 00:07:02
    cukup enak. Model hemat, hasil harus
  • 00:07:05
    maksimal. Telur juga penting. Aku butuh
  • 00:07:08
    yang kualitasnya bagus biar rasa
  • 00:07:11
    sosennya tuh makin mantap
  • 00:07:17
    [Musik]
  • 00:07:18
    nanti. Selamat pagi, Bu. yang bisa saya
  • 00:07:21
    bantu ee untuk saya pilihkan atau Ibu
  • 00:07:24
    sudah tahu yang dicari? Aku udah nemu,
  • 00:07:26
    Mas. Mau usaha kecil-kecilan soalnya.
  • 00:07:28
    Wah, semangat ya, Bu. Sekarang banyak
  • 00:07:30
    juga yang mulai usaha sostel lagi naik
  • 00:07:32
    daun soalnya sekarang. Iya, aku juga
  • 00:07:35
    dengar itu. Makanya aku coba mulai siapa
  • 00:07:37
    tahu bisa bantu aku bangkit lagi. Semoga
  • 00:07:39
    usaha Ibu itu lancar ya. Kalau butuh
  • 00:07:41
    stok rutin, bisa langganan di sini aja
  • 00:07:43
    biar gampang nanti. Wah, boleh juga. Aku
  • 00:07:46
    cacat deh nomor tokonya. Nanti kalau
  • 00:07:49
    udah jalan, aku balik berhenti di sini
  • 00:07:50
    lagi. Baik, Bu. Total belanjaan Ibu itu
  • 00:07:53
    jadi Rp15.000.
  • 00:07:57
    Mau dibayar tunai atau pakai transfer?
  • 00:08:00
    Aku bayar tunai aja ya, Mas. Ini
  • 00:08:02
    uangnya. Semoga belanja ini bisa jadi
  • 00:08:03
    awal yang baik buat aku.
  • 00:08:08
    [Musik]
  • 00:08:14
    Amin, Bu. Semoga usaha Ibu laris manis.
  • 00:08:17
    Terima kasih belanjanya. Semangat terus
  • 00:08:19
    ya. Terima kasih juga ya, Mas. Doain aku
  • 00:08:21
    ya, aku pengen hidupku pelan-pelan balik
  • 00:08:24
    normal
  • 00:08:26
    [Musik]
  • 00:08:32
    lagi. Keesokan harinya, Bu Reni lalu
  • 00:08:35
    berjualan sosel.
  • 00:08:39
    Aduh, panas banget. Ya Allah. Tapi demi
  • 00:08:41
    hidup ya begini nasibnya Bu Reni
  • 00:08:44
    sekarang. Aduh, dulu bisa duduk manis di
  • 00:08:47
    ruangan berac, sekarang malah berdiri
  • 00:08:50
    tengah terik matahari sambil muter-muter
  • 00:08:52
    sosis. Haduh, hidup hidup
  • 00:08:58
    loh. Bu Reni sekarang jualan sosel ya.
  • 00:09:00
    Wah, wah, wah. Rajin banget Ibu
  • 00:09:01
    sekarang. Saya kira Ibu itu masih kerja
  • 00:09:03
    di perusahaan yang itu. Duh, Pak Budi.
  • 00:09:06
    Jangan bahas itu deh. Perusahaan itu
  • 00:09:08
    udah kayak mantik sakit hati. Sekarang
  • 00:09:10
    Ibu udah tobat, udah beralih profesi.
  • 00:09:13
    Hm. jadi pejuang sostel sejati. Waduh,
  • 00:09:16
    penjual sosel sejati katanya. Tapi aroma
  • 00:09:18
    sosis bakarnya tuh Bu bikin lapar. Ada
  • 00:09:21
    rasa apa aja nih? Iya dong, masa sosel
  • 00:09:24
    bisa aja. Iya dong, masa sosel biasa aja
  • 00:09:27
    nih ya. Ada rasa pedas menggoda, keju
  • 00:09:29
    meleleh, sama rasa manis gurih yang
  • 00:09:31
    cocok buat anak-anak. Pokoknya
  • 00:09:33
    lengkaplah, bisa milih sesuai suasana
  • 00:09:35
    hati. Wah, menarik banget tuh. Jadi
  • 00:09:37
    pengen nyobain satu deh. Kasih saya yang
  • 00:09:39
    pedas menggoda itu, Bu. Biar semangat
  • 00:09:41
    kerja lagi. Sip. Satu sos pedas menggoda
  • 00:09:45
    comingson buat Pak Budi tercinta. Tunggu
  • 00:09:47
    sebentar ya, Pak. Ibu bakar dulu biar
  • 00:09:49
    matangnya pas, enggak gosong tapi tetap
  • 00:09:52
    menggoda. Tak lama kemudian banyak
  • 00:09:54
    pelanggan datang.
  • 00:09:57
    Pulani beli cotel satu. Boleh, Tan. Aku
  • 00:10:00
    sama teman-teman pengen nyobain soalnya
  • 00:10:02
    paunya enak banget. Boleh banget dong.
  • 00:10:04
    Sini, sini, sini. Ibu lagi semangat nih
  • 00:10:06
    jualannya. Mau rasa apa, Mi? Kalian ada
  • 00:10:08
    rasa pedas, keju, atau yang manis-manis?
  • 00:10:11
    Aku mau yang keju ya, Bu. Katanya
  • 00:10:13
    temanku enak banget sampai ngiler
  • 00:10:16
    kemarin. Kalau aku mau yang keju, Bu.
  • 00:10:19
    Katanya temanku enak banget sampai ngil
  • 00:10:22
    kemarin. Sip. Ibu siapin dulu sosel rasa
  • 00:10:24
    keju penuh cinta buat kalian berdua.
  • 00:10:26
    Tunggu sebentar ya. Bahkannya harus pas
  • 00:10:29
    baru keja meleleh di mulut. Wah, Bu Reni
  • 00:10:32
    baru buka aja udah ramai ya. Ternyata
  • 00:10:33
    usaha Sostel ini bisa bikin jalan rezeki
  • 00:10:36
    juga ya. Iya, Pak. Saya juga enggak
  • 00:10:38
    nyangka ternyata suster bisa bikin saya
  • 00:10:40
    ngerasa hidup lagi. Dulu bit budget cuma
  • 00:10:43
    numpang lewat berbeletas brandit.
  • 00:10:45
    Sekarang setiap seribunya berasa kayak
  • 00:10:46
    emas kalau udah masuk ke kotak uang.
  • 00:10:49
    Yang penting halal, Bu. Dan dari yang
  • 00:10:52
    saya lihat sekarang Ibu udah nemuin
  • 00:10:53
    tempat baru buat e berdiri tegak lagi.
  • 00:10:56
    Betul, Pak. Betul banget. Kalau hidup
  • 00:10:58
    bikin kita jatuh, kita balas dengan
  • 00:11:00
    mitosis sampai matang.
  • 00:11:03
    Dan akhirnya hari itu juga hari pertama
  • 00:11:06
    jualan Bu Reni mendapatkan banyak sekali
  • 00:11:13
    [Musik]
  • 00:11:15
    keuntungan. 100, 200, 500, R00.000.
  • 00:11:20
    Astagfirullahalazim. Ini baru sehari
  • 00:11:21
    dong Jan Sestel udah bisa dapati gini
  • 00:11:24
    banyaknya. Gila sih, benar-benar cuan
  • 00:11:26
    ngebul ini mah. Coba-coba ya, siapa tahu
  • 00:11:29
    nembus tas lucu. Kan udah lama banget
  • 00:11:31
    enggak beli tas baru. Tiba-tiba iklan
  • 00:11:34
    tas merek muncul di layar HP-nya.
  • 00:11:36
    Modelnya elegan dengan harga yang sangat
  • 00:11:38
    mencengangkan. Astaga, ini tas ini tuh
  • 00:11:41
    tas edisi terbatas yang kemarin sempat
  • 00:11:44
    viral itu. Waduh, warnanya bikin aku
  • 00:11:47
    pengen peluk tes ini sampai ketiduran.
  • 00:11:49
    Tapi harganya segini
  • 00:11:52
    Rp2.900.000. Ya ampun, ini mah kayak
  • 00:11:55
    nyewa kamar sebulan. Kalau aku maksa
  • 00:11:57
    beli sekarang, uangku langsung habis.
  • 00:11:59
    Besok mau makan apa? Mau makan pakai
  • 00:12:02
    apa? Masa iya makan sosis menta sendiri.
  • 00:12:05
    Tapi kalau aku bisa jualan lebih banyak,
  • 00:12:07
    kalau bisa narik perang lebih banyak
  • 00:12:09
    lagi, siapa tahu Rp2.900 itu bisa aku
  • 00:12:12
    dapetin cuman 2 hari dagang. Kan bisa
  • 00:12:14
    asal caranya
  • 00:12:21
    itu. Bureni terus memikirkan cara biar
  • 00:12:23
    bisa mendapatkan untung lebih banyak.
  • 00:12:25
    kemudian memutuskan untuk menaikkan
  • 00:12:27
    harga jualnya.
  • 00:12:29
    Nah, ini baru namanya usaha berkelas.
  • 00:12:31
    Saya setelah harga Rp15.000 udah kayak
  • 00:12:34
    makan di kafe. Tapi yakin deh orang
  • 00:12:36
    tetap bakal belit soalnya raselku kan
  • 00:12:39
    enggak ada yang lawan.
  • 00:12:41
    [Musik]
  • 00:12:48
    Bu Leni, Bu Leni, antu mau beli e dua
  • 00:12:50
    tucuk yang keju kayak kemalin ya, Bu.
  • 00:12:53
    Waduh, Rika sayang. Sekarang harganya
  • 00:12:57
    oleh beda ya, udah naik dikit. Sekarang
  • 00:12:59
    satu tusuk jadi Rp15.000. Tapi tenang,
  • 00:13:01
    harusnya tetap telat atas. Hah,
  • 00:13:03
    Rp15.000? Tapi kemarin cuma Rp8.000, Bu.
  • 00:13:06
    Kok mahal banget sekarang? Iya dong, ini
  • 00:13:09
    bukan sembarang sosel. Sekarang pakai
  • 00:13:11
    bumbu rahasia baru yang lebih Mo. Sosnya
  • 00:13:13
    juga udah update, katanya sih impor
  • 00:13:16
    Henry. Enggak jadi deh, Bu. Aku beli
  • 00:13:18
    permen aja di warung umi. Permen 200
  • 00:13:21
    perak bisa dapat tujuh. Aku juga, Bu.
  • 00:13:24
    Jajal ya. Yuk, kita main dulu aja ya,
  • 00:13:26
    sayang. Ibu juga butuh berkembang dong.
  • 00:13:29
    Nam juga usaha. Kalau mau yang enak
  • 00:13:31
    hasilnya lebar lebih. Mereka pun berdua
  • 00:13:34
    lalu
  • 00:13:36
    pergi. Maaf Bu Reni, gerobaknya makin
  • 00:13:38
    kece aja hari ini. Tapi tadi saya dengar
  • 00:13:40
    dari anak-anak katanya sekarang harganya
  • 00:13:42
    naik ya. Iya, Pak. Sekarang 15. Iya,
  • 00:13:44
    Pak. Sekarang Rp15.000. Tapi benar deh
  • 00:13:47
    rasanya lebih mantap, porsinya lebih
  • 00:13:49
    jumbo dan ya lebih instagramable juga.
  • 00:13:52
    Cocok buat yang mau makan sambil gaya.
  • 00:13:55
    Hm. Tapi, Bu, ini kan perkampungan. Gaji
  • 00:13:57
    harian warga di sini aja enggak tentu.
  • 00:13:59
    Kalau harganya naik drastis gini,
  • 00:14:01
    takutnya orang jadi enggan beli, Bu.
  • 00:14:03
    Yah, kalau gitu sih mereka bukan target
  • 00:14:05
    pasaran saya, Pak. Ibu kan sekarang mau
  • 00:14:08
    naik kelas, masa jualan murahan terus.
  • 00:14:10
    Ya sudah deh, semoga tetap laris, ya,
  • 00:14:12
    Bu. Tapi menurut saya kadang-kadang yang
  • 00:14:14
    setia itu lebih penting dari sekedar
  • 00:14:16
    harga tinggi. Namun rupanya itu adalah
  • 00:14:18
    sebuah kesalahan. Karena harga yang
  • 00:14:19
    sangat mahal, banyak orang yang tidak
  • 00:14:21
    mau membeli
  • 00:14:30
    lagi. Lah, kok sepi. Masa sih satu pun
  • 00:14:34
    enggak ada yang mampir? Biasanya
  • 00:14:35
    anak-anak kampung ramai banget tiap
  • 00:14:42
    sore. Dan itu berlangsung selama
  • 00:14:44
    berhari-hari menyebabkan semua stok
  • 00:14:46
    sosis milik Bu Reni akhirnya busuk. Ya
  • 00:14:48
    ampun, ini semua sosis yang dulu aku
  • 00:14:50
    beli ke semangat-semangatnya naik harga,
  • 00:14:52
    sekarang malah jadi bangkai makanan.
  • 00:14:56
    Mana bisa aku balik ke M kalau begini
  • 00:14:58
    caranya. Astagfirullahalazim. Ini sih
  • 00:15:01
    udah bukan sosis, ini udah kayak daging
  • 00:15:03
    bangkai. Tapi ini juga modal dan aku
  • 00:15:06
    udah enggak punya uang buat beli bahan
  • 00:15:07
    baru. Aku harus mikir, harus cari jalan.
  • 00:15:10
    Masa iya semua ini dibuang? Sayang
  • 00:15:12
    banget ini sosis masih bisa diselamatkan
  • 00:15:15
    kan ya. H toh nanti kalau udah dibayar,
  • 00:15:17
    toh nanti kalau udah dibakar baunya
  • 00:15:19
    hilang. Bentuknya juga bisa nutupi rasa
  • 00:15:21
    aslinya. Iya benar ini bisa diselamatkan
  • 00:15:25
    selama bentuknya masih utuh masih bisa
  • 00:15:27
    ditusuk dan bisa dibakar. Kenapa enggak?
  • 00:15:29
    Ini bukan penipuan. Ini cuma strategi
  • 00:15:31
    bertanya. Kalau aku buang semua ini, aku
  • 00:15:34
    bakal berbal bangkrut. Mana bisa beli
  • 00:15:37
    tas impi tuh nanti.
  • 00:15:40
    [Musik]
  • 00:15:43
    H. Bu Reni menggunakan sosi itu untuk
  • 00:15:45
    dijual lagi. Meskipun sudah busuk, Bu
  • 00:15:48
    Reni menjualnya dengan harga yang sangat
  • 00:15:49
    murah agar banyak orang yang tidak
  • 00:15:52
    curiga. Sostel murah meriah buatan Bu
  • 00:15:55
    Reni cuman 5.000-an aja. Rasanya dijamin
  • 00:15:59
    makin ketagihan. Buruan sebelum habis
  • 00:16:01
    ya.
  • 00:16:03
    Tak lama banyak pelanggan yang kembali
  • 00:16:05
    berkumpul mendengar harga yang murah
  • 00:16:06
    tersebut.
  • 00:16:09
    Bu Rening, ini penderat cuma R5.000 satu
  • 00:16:12
    tusuk. Yang bener aja kemarin aja
  • 00:16:15
    Rp15.000.
  • 00:16:17
    Iya dong, Ibu sadar kok harga kemarin
  • 00:16:20
    itu emang terlalu tinggi. Jadi sekarang
  • 00:16:21
    Ibu bikin promo spesial buat kalian
  • 00:16:23
    semua biar kalian bisa makan enak tanpa
  • 00:16:26
    bikin kantong king test. Wah, mantap
  • 00:16:28
    banget nih. Aku beli tiga, Bu. Satu buat
  • 00:16:30
    aku, satu buat adik, satu buat nanti
  • 00:16:32
    sore. Aku juga, Bu. Dua ya, yang keju
  • 00:16:35
    sama yang pedas. Wah, Bu Reni ramai juga
  • 00:16:38
    nih dagangannya sekarang. Ganti strategi
  • 00:16:40
    ya? Iya, Pak. Saya sadar dan itu harus
  • 00:16:43
    bekas sama keadaan. Kalau mahal terus ya
  • 00:16:45
    siapa juga yang mau beli. Jadi, sekarang
  • 00:16:47
    saya kembali ke harga rakit tapi tetap
  • 00:16:49
    pakai hati. Saya coba dua ya, Bu. Satu
  • 00:16:52
    yang pedas, satu yang manis. Anak saya
  • 00:16:54
    dari tadi di rumah merengek pengin beli
  • 00:16:56
    juga gara-gara dengerin temannya. Wah,
  • 00:16:58
    senangnya dengar gitu. Tenang aja, Bu.
  • 00:17:01
    Semua sosel Ibu bakar dengan cinta dan
  • 00:17:03
    bumbu
  • 00:17:08
    rahasia. Bu, ini rasanya beda ya. Tapi
  • 00:17:12
    aku suka bumbunya banyak banget. Iya
  • 00:17:14
    dong. Itu karena Ibu sekarang pakai
  • 00:17:16
    teknik baru biar lebih meresap dan lebih
  • 00:17:18
    menggoda lidah.
  • 00:17:24
    Memang agak unik ya rasanya, tapi karena
  • 00:17:26
    murah dan lapar tetap aja enak-enak aja
  • 00:17:29
    sih. Akhirnya pada sore harinya habis
  • 00:17:31
    semua dagangan milik Bu
  • 00:17:38
    [Musik]
  • 00:17:40
    Rennyi. Habis juga akhirnya sosis-susi
  • 00:17:43
    itu enggak jadi bangkai malah jadi uang.
  • 00:17:45
    Ini baru namanya strategi cerdas. Dan
  • 00:17:48
    tinggal sedikit lagi uang tas impianku
  • 00:17:50
    lengkap. Nudes gila aku gak nyangka
  • 00:17:53
    bakal secepat ini. Orang ternyata memang
  • 00:17:55
    suka promo sosis bekas atau segar kalau
  • 00:17:57
    udah murah dan bumbunya ramai pastilah
  • 00:17:59
    aku
  • 00:18:01
    keres. R1 juta, juta,
  • 00:18:05
    Rp2.200, dikit lagi, dikit lagi tes
  • 00:18:09
    impian. Tunggu aku. Lalu setelah
  • 00:18:11
    menghitung keuntungan, dia hendak
  • 00:18:13
    membeli sosis baru. Namun dari jauh dia
  • 00:18:15
    melihat pemilik grosir sedang membuang
  • 00:18:17
    sosis busuk di tempat sampah.
  • 00:18:20
    Hari ini harus beli sos baru. Mudal udah
  • 00:18:22
    kumpul lagi. Jadi dagangan masih lebih
  • 00:18:24
    bersih, lebih aman. Nah, siapa tahu bisa
  • 00:18:26
    naik harga
  • 00:18:28
    dikit. Loh, itu kan Pak Tumuji Family
  • 00:18:32
    Kuraser sosis itu. Dia lagi ngapain di
  • 00:18:34
    situ? Ini sosis sudah 2 hari kena
  • 00:18:37
    listrik padam, suhunya enggak stabil
  • 00:18:39
    jadi baunya begini. Enggak bisa dijual.
  • 00:18:42
    Bisa bisa-bisa diprotes pelanggan kalau
  • 00:18:44
    nekat.
  • 00:18:48
    Ini ini peluang sosis itu masih utuh,
  • 00:18:51
    cuman bawahnya doang yang menyengat.
  • 00:18:52
    Kalau aku bisa akalin dengan bumbu kayak
  • 00:18:54
    kemarin, siapa juga yang bakal
  • 00:18:57
    [Musik]
  • 00:18:59
    tahu. Setelah Pak Tarmuji pergi, Bu Reni
  • 00:19:02
    mengambil sosis busuk tersebut.
  • 00:19:04
    [Musik]
  • 00:19:07
    ngambil yang dibuang ini bukan mencuri.
  • 00:19:09
    Ini cuma nyelamatin makanan dari
  • 00:19:19
    mubazir. Ayo cepat cepat sebelum ada
  • 00:19:21
    yang lihat. Enggak boleh ada yang tahu.
  • 00:19:23
    Enggak boleh ada yang curiga. Ini
  • 00:19:24
    rahasia dapur Bu Reni. Demi hidup demi
  • 00:19:27
    tos impian sosis gratis cuan maksimal.
  • 00:19:30
    Ini namanya manajemen risiko dan
  • 00:19:32
    efisiensi pengeluaran. Bisnis cerdas
  • 00:19:35
    enggak selalu harus mahal,
  • 00:19:38
    [Musik]
  • 00:19:46
    [Musik]
  • 00:19:50
    kan? Bu Reni sangat senang karena
  • 00:19:53
    akhirnya dia bisa membeli tas mewah yang
  • 00:19:55
    dia idam-idamkan meskipun uang yang dia
  • 00:19:57
    dapatkan dari cara yang haram. Rp50.000,
  • 00:19:59
    Rp100.000, Rp200.000, Rp400.000.
  • 00:20:02
    Astagfirullahalazim.
  • 00:20:03
    Ini sih udah hampir sejuta lebih.
  • 00:20:05
    Padahal modalnya cuman plastik sosis
  • 00:20:08
    dari tong
  • 00:20:10
    sampah. R juta 900.000. Dulu cuma bisa
  • 00:20:13
    mimpi. Sekarang tinggal klik doang,
  • 00:20:16
    tinggal tunggu datang tinggal pamer ke
  • 00:20:18
    tengah, Kak. Ya ampun tis ini ber cocok
  • 00:20:20
    banget sama gak ibu yang sekarang. Besok
  • 00:20:23
    aku transfer udah enggak ada alasan buat
  • 00:20:26
    nunda. Aku udah kerja keras, aku udah
  • 00:20:28
    pintar ngatur dagangan. Aku udah belajar
  • 00:20:30
    buat dunia ini. Enggak peduli kamu
  • 00:20:31
    jualan apa. Yang penting untung. Bu Reni
  • 00:20:33
    mencheck out belanjaannya itu. Satu
  • 00:20:35
    pelik untuk memimpin yang tertuta. Satu
  • 00:20:37
    tes buat ngebuktiin kalau hidup enggak
  • 00:20:40
    akan mengijek orang terus-terusan.
  • 00:20:41
    Akhirnya akhirnya aku bisa juga ngerasin
  • 00:20:44
    punya barang bagus. Biar semua orang
  • 00:20:46
    tahu Bura ini bukan janda penyedihkan.
  • 00:20:49
    Bura ini bisa jadi apapun yang dia
  • 00:20:51
    [Musik]
  • 00:20:55
    mau. Namun banyak orang yang akhirnya
  • 00:20:57
    merasakan efek samping memakan dagangan
  • 00:20:59
    milik Bu Reni. Mereka lalu mendatangi
  • 00:21:01
    rumah Bu Reni untuk meminta tanggung
  • 00:21:04
    jawab. Bu Reni, Bu Reni ini keluar. Kita
  • 00:21:08
    mau bicara baik-baik ini. Bu Reni.
  • 00:21:11
    [Musik]
  • 00:21:12
    Ada apa ini? Rame-rame kok pada ngumpul
  • 00:21:15
    di depan rumah saya kayak mau demo. Anak
  • 00:21:17
    saya muntah-muntah Bu sejak makan saster
  • 00:21:19
    dari ibu kemarin sore bukan cuman dia,
  • 00:21:22
    anak tetangga juga sama perutnya pada
  • 00:21:24
    mulus semua. Kami sudah kumpulkan data
  • 00:21:26
    hampir 12 warga alami keracunan makanan
  • 00:21:29
    dan semua baru terjadi. Saya telah makan
  • 00:21:32
    sosel dari gerobak Ibu. Wah, wah wah.
  • 00:21:34
    Jangan main tuduh gitu dong, Pak RT.
  • 00:21:37
    Saya datang pakai saya dagang pakai hati
  • 00:21:39
    bukan pakai niat jahat. Sosis yang saya
  • 00:21:42
    pakai tuh dari bahan terbaik. Mana
  • 00:21:44
    mungkin bikin orang keracunan. Ibu
  • 00:21:46
    jangan pura-pura ya. Kami tahu ibu itu
  • 00:21:48
    pernah mengambil sosis bekas dari pasar.
  • 00:21:50
    Ada yang lihat ibu bawa kantong plastik
  • 00:21:51
    dari dekat tempat sampah. Lah, siapa
  • 00:21:54
    yang bilang begitu? Bohong. Bohong
  • 00:21:56
    semua. Saya enggak pernah pakai bahan
  • 00:21:58
    busuk. Demi Allah, saya bukan pelakunya.
  • 00:22:01
    Kalau ibu yakin, bersumpah saja.
  • 00:22:04
    Bersumpah kalau ibu enggak pernah jualan
  • 00:22:06
    pakai sosik busuk. Kalau bohong, biar
  • 00:22:08
    Allah kasih balasan langsung. Saya
  • 00:22:10
    bersumpah demi Tuhan yang maha tahu
  • 00:22:13
    kalau saya memang penjual sosis pakai
  • 00:22:15
    sosis busuk. Maka biarkanulah tubuh saya
  • 00:22:18
    ini berubah menjadi sosis busuk. Kalau
  • 00:22:20
    saya berdusta biarlah langit menghukum
  • 00:22:22
    saya sekarang juga.
  • 00:22:25
    Langit tiba-tiba mendung dan petin
  • 00:22:27
    menyambar Bu Reni mengubahnya menjadi
  • 00:22:29
    sosis busuk.
  • 00:22:42
    Astagfirullahalazim. Dia benar-benar
  • 00:22:44
    berubah jadi sosis busuk. Itulah azab.
  • 00:22:47
    Azab bagi orang-orang yang berdusta dan
  • 00:22:49
    menipu masyarakat. Tuhan tidak pernah
  • 00:22:51
    tidur. Dia melihat segalanya. Yeah.
الوسوم
  • Reni
  • janda
  • dipecat
  • usaha
  • sosis
  • sostel
  • keracunan
  • hukum
  • perjuangan
  • kehidupan