NALAR Ep. 12. DIFUSI INOVASI

00:22:37
https://www.youtube.com/watch?v=3Vt13GGUciw

الملخص

TLDRThe video delves into the concept of Diffusion of Innovation, focusing on understanding why and how innovations are adopted. It clarifies that adopting an innovation is distinct from innovating it, stressing that while adoption can be the quickest path to innovation, it also carries the risk of disembeddedness—where old ways of thinking inhibit the proper use of new technologies. The speaker discusses the need for organizations to be aware of rising confusion within their operations as market demands shift, particularly in education where traditional qualifications may no longer suffice. It outlines four main takeaways about innovation: the role of adoption, understanding context, timing for innovation, and the inherent risks involved. Furthermore, it lists Rogers’ five criteria for innovation adoption and the stages of the adoption process, emphasizing that successful innovation requires deeper understanding beyond mere participation.

الوجبات الجاهزة

  • 🔍 Understanding the difference between innovation and adoption is crucial.
  • 📈 Adoption is the fastest way to innovate but carries risks.
  • ⚖️ Innovating requires context-based understanding of challenges.
  • ⏰ Timing is essential—know when to innovate.
  • 📝 Five criteria from Rogers help in deciding to adopt an innovation.

الجدول الزمني

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The discussion begins with understanding the concept of Diffusion of Innovations, addressing the importance of innovation in organizations. It highlights that innovation is not synonymous with adoption; adopting innovation is merely a part of the broader innovation process. The importance of this distinction lies in the fact that hasty adoption can lead to disembeddedness, where individuals and organizations struggle to integrate new technologies into their traditional ways of thinking.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    An example is provided of society's shift towards online activities, particularly influenced by the COVID-19 pandemic. This transformation creates a 'gagap' phenomenon, where institutions face challenges in adapting to the new reality. This confusion is prevalent across various contexts, including families and organizations, indicating a widespread inability to grasp changing circumstances and the necessity for innovation.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    The urgency for innovation is emphasized when institutions encounter widespread 'gagap' that directly impacts their performance. The changing demands of the job market, where skills outweigh formal educational qualifications, exemplify this need. Educational institutions must innovate to remain relevant, signaling the critical moment for them to adapt to these trends and address the challenges posed by new market realities.

  • 00:15:00 - 00:22:37

    Finally, the innovation adoption criteria proposed by Everett Rogers are introduced, outlining five key elements: trialability, observability, relative advantage, complexity, and compatibility. The process of adopting innovation is broken down into initiation, decision-making, and implementation stages, emphasizing the significance of understanding the context, decision-making processes, and the need for clarity and routine in adopting innovations. Ultimately, the discourse stresses that adopting innovations should transcend mere imitation, focusing on developing true innovative capacities within individuals and organizations.

اعرض المزيد

الخريطة الذهنية

فيديو أسئلة وأجوبة

  • What is Innovation Diffusion?

    Innovation Diffusion refers to the process by which an innovation is communicated over time among the participants in a social system.

  • What are the main takeaways from the video?

    The video discusses the difference between innovation and adoption, the risks of uneven adoption, and emphasizes the need for organizations to adapt to new demands.

  • Why do organizations need to innovate?

    Organizations must innovate to stay relevant and effectively respond to changing market demands and societal shifts.

  • What risks are associated with high levels of innovation?

    High innovation involves high risks, but if successful, it can yield higher rewards.

  • What are the five criteria for adopting innovations according to Everett Rogers?

    The five criteria are trialability, observability, relative advantage, complexity, and compatibility.

  • What are the stages of the adoption process?

    The stages include initiation, decision, and implementation involving agenda setting, matching, restructuring, clarifying, and routinizing.

  • What does 'disembeddedness' mean in the context of adoption?

    'Disembeddedness' refers to a disconnect between the technology used and the traditional methods of thought or communication.

  • How can organizations manage the fear of change?

    Organizations should focus on understanding the context of changes and recognize the need for innovation to remain relevant.

عرض المزيد من ملخصات الفيديو

احصل على وصول فوري إلى ملخصات فيديو YouTube المجانية المدعومة بالذكاء الاصطناعي!
الترجمات
id
التمرير التلقائي:
  • 00:00:44
    Saudara-saudara, kali ini kita kan mencoba memahami apa itu Difusi Inovasi.
  • 00:00:51
    Setelah sebelumnya kita mencoba mengerti, memahami, apa itu inovasi,
  • 00:00:59
    sekarang kita ingin mendalami mengapa inovasi digunakan?
  • 00:01:06
    Mengapa inovasi diadopsi?
  • 00:01:12
    Bagaimana kita mengidentifikasi: apa yang harus diinovasi, apa yang tidak?
  • 00:01:20
    Bagaimana kita membuat prioritas? Ini adalah pertanyaan penting pertama dalam memahami difusi inovasi.
  • 00:01:29
    Pertama, melakukan inovasi tidaklah selalu sama dengan mengadopsi atau menggunakan sebuah inovasi.
  • 00:01:39
    Saya ulangi: melakukan inovasi tidak selalu sama dengan mengadopsi atau menggunakan sebuah inovasi.
  • 00:01:49
    Mengadopsi atau menggunakan inovasi adalah bagian dari inovasi.
  • 00:01:54
    Tetapi berinovasi tidak harus selalu melalui adopsi. Ini penting untuk diingat.
  • 00:02:03
    Mengapa? Karena adopsi adalah cara tercepat dan termudah untuk berinovasi.
  • 00:02:12
    Tetapi adopsi yang serampangan, punya bahaya ketercerabutan.
  • 00:02:19
    Bahasa Inggrisnya, 'disembededness,' yang lebih besar.
  • 00:02:26
    Apa maksud ketercerabutan di sini?
  • 00:02:29
    Saya beri contoh. Pasti banyak yang diantara kita ini yang sekarang ini menggunakan email. Juga punya 'mobile-phone'.
  • 00:02:36
    Pernah nggak, Anda mengirimkan email kepada seorang teman misalnya, atau kolega kerja.
  • 00:02:45
    Setelah email itu anda kirim, sepuluh menit kemudian, Anda melihat tidak ada jawaban, lalu Anda telepon orang itu.
  • 00:02:55
    “Hai mas/mbak/pak/bu, saya tadi barusan kirim email”.
  • 00:02:59
    Lalu dia membalas, “O iya? Email tentang apa?”
  • 00:03:04
    Lalu Anda jelaskan isi email itu. Pernah terjadi nggak seperti itu?
  • 00:03:10
    Teknologinya email, tetapi seluruh cara pikir kita adalah lisan menggunakan telepon.
  • 00:03:21
    Itu ketercerabutan.
  • 00:03:24
    Nah, saya ulangi, adopsi (adalah) cara tercepat dan termudah dalam berinovasi.
  • 00:03:31
    Bahkan agar kelihatan seperti berinovasi, tetapi yang serampangan punya bahaya ketercerabutan ini.
  • 00:03:40
    Jadi, yang pertama, melakukan adopsi adalah bagian dari inovasi.
  • 00:03:49
    Tapi ingat, berinovasi, bukanlah hanya soal adopsi.
  • 00:03:56
    Kedua, karena berinovasi itu terutama dan pertama-tama adalah soal meningkatkan kemampuan dan kapasitas
  • 00:04:07
    untuk memahami perubahan konteks dirinya sendiri.
  • 00:04:12
    Dengan kata lain, menjawab pertanyaan: apa masalah yang terjadi selama ini sehingga dibutuhkan yang baru itu?
  • 00:04:24
    Ketiga, karena itu imperatif inovasi bagi institusi dan organisasi adalah kemampuan untuk mengenali tiga perkara pokok:
  • 00:04:42
    Satu. Munculnya fenomena kegagapan. Bahasa Jawanya, 'megap-megap.'
  • 00:04:52
    Kegagapan atas apa?
  • 00:04:54
    Kegagapan untuk memberi makna atas peristiwa atau kejadian atau gagasan atau situasi yang dihadapi institusi.
  • 00:05:07
    Misalnya, karena perubahan jaman, orang sekarang lebih senang untuk mengerjakan apapun secara 'online.'
  • 00:05:18
    Mungkin karena kita sekarang menghadapi virus COVID-19.
  • 00:05:22
    Tetapi juga di banyak konteks sebelum pandemi ini terjadi, orang sudah mulai bekerja menggunakan Internet.
  • 00:05:30
    Organisasi mungkin mulai gagap memahami: kenapa ya seperti ini.
  • 00:05:35
    Bahkan ada guyon khan, ada 'joke,'
  • 00:05:40
    dihentikan polisi karena melanggar lampu merah, ditanya polisi,
  • 00:05:44
    “Bapak, ibu mana surat-surat?”
  • 00:05:47
    Anda jawab, ”Maaf Pak Polisi, sekarang saya nggak lagi pakai surat, saya pakai email”.
  • 00:05:52
    Tentu ini sebuah 'joke.'
  • 00:05:53
    Tetapi ini menunjukkan bagaimana situasinya sudah berubah.
  • 00:05:57
    Kegagapan ini biasanya terjadi karena kacamata, cara pandang yang dipakai untuk melakukan atau memahami sesuatu dulu,
  • 00:06:06
    kini tidak mampu lagi untuk menjelaskan gejala atau peristiwa atau kejadian.
  • 00:06:15
    Di tingkat keluarga misalnya, kalau dulu setengah mati meminta anak-anak itu harus kembali masuk rumah
  • 00:06:25
    ketika jam sudah sore hari atau saat Maghrib karena bermain seharian di jalan bersama dengan teman-temannya di halaman.
  • 00:06:34
    Sekarang situasinya berubah. Setengah mati kita menyuruh anak-anak kita sekarang untuk bermain di luar
  • 00:06:39
    karena mereka begitu terikat dengan 'gadget.'
  • 00:06:42
    Mereka begitu terikat dengan 'game.'
  • 00:06:45
    Ini banyak keluarga yang kemudian gagap memaknai itu.
  • 00:06:50
    Bagaimana orang menghabiskan waktu di depan komputer dan berinternet.
  • 00:06:56
    Ini fenomena-fenomena, kejadian-kejadian yang menimbulkan kegagapan.
  • 00:07:01
    Kedua, kegagapan ini muncul secara terulang dan relatif meluas secara sistematis
  • 00:07:09
    baik di dalam institusi, kelompok, organisasi, dan di antara institusi itu
  • 00:07:19
    dengan institusi lain yang serupa.
  • 00:07:21
    Tidak hanya terjadi di keluarga saya, tetapi juga di keluarga Anda, di keluarga mereka.
  • 00:07:27
    Tidak hanya mempengaruhi kantor Pemerintah A tetapi juga Kementerian B dan C.
  • 00:07:33
    Tidak hanya organisasi atau perusahaan 1 tetapi juga perusahaan 2, 3 dan seterusnya.
  • 00:07:39
    Jadi, ada situasi dimana kegagapan cara memahami tadi, muncul secara terulang dan meluas.
  • 00:07:50
    Tiga, nah prioritas tertinggi untuk melakukan inovasi adalah
  • 00:07:58
    ketika fenomena kegagapan ini berdampak langsung pada hakikat akan adanya, dan kinerja, dari institusi tersebut.
  • 00:08:11
    Saya ambil contoh, ketika sekarang banyak keterampilan bisa dipelajari dari Internet.
  • 00:08:21
    Ketika orang bisa belajar bahkan sampai mendapatkan diploma dan sertifikat dengan belajar 'online.'
  • 00:08:29
    Dan, permintaan pasar, organisasi sekarang, sudah tidak lagi mensyaratkan seseorang harus punya ijasah S1.
  • 00:08:42
    Banyak perusahaan besar di dunia sekarang tidak lagi mensyaratkan ijasah untuk bekerja.
  • 00:08:47
    Yang dibutuhkan adalah sertifikat keahlian.
  • 00:08:50
    Ini membuat kegamangan, membuat kegagapan, institusi pendidikan.
  • 00:08:58
    Wah, bagaimana saya menyiapkan mahasiswa saya?
  • 00:09:02
    Apa yang dibutuhkan? Kegagapan ini terulang, meluas.
  • 00:09:08
    Banyak organisasi pendidikan mulai berpikir, "Harus bagaimana saya?"
  • 00:09:13
    Itulah titik di mana mereka mesti melakukan inovasi.
  • 00:09:19
    Karena hanya dengan demikian, ia akan tetap relevan.
  • 00:09:26
    Keempat. Tapi ada dilema, ada tegangan.
  • 00:09:32
    “Highly innovative means high risk, but also high yield.
  • 00:09:41
    Moderately innovative means moderate risk, but also moderate yield”.
  • 00:09:50
    Jadi, makin tinggi inovasinya, resikonya juga makin tinggi.
  • 00:09:59
    Tetapi kalau berhasil, hasilnya juga makin tinggi.
  • 00:10:03
    Sementara kalau inovasinya moderat, resikonya juga moderat.
  • 00:10:11
    Hasilnya juga segitu-gitu saja.
  • 00:10:15
    Jadi, ada empat hal:
  • 00:10:18
    Satu, adopsi adalah bagian dari berinovasi.
  • 00:10:24
    Tetapi tentu berinovasi lebih dari sekedar mengadopsi.
  • 00:10:29
    Yang kedua, berinovasi itu terutama dan pertama-tama terkait dengan
  • 00:10:38
    kemampuan dan kapasitas individu untuk memahami konteks dirinya,
  • 00:10:44
    masalah apa yang terjadi sehingga butuh kebaruan.
  • 00:10:48
    Ketiga, pemahaman kapan inovasi itu mesti dilakukan.
  • 00:10:54
    Yaitu, ketika muncul fenomena ketidakmampuan memahami peristiwa,
  • 00:11:01
    fenomena ini meluas dan berdampak pada kinerja dan hakikatnya sendiri.
  • 00:11:09
    Dan yang keempat, tegangan.
  • 00:11:12
    Makin tinggi inovasinya, main tinggi resikonya tetapi juga makin tinggi hasilnya.
  • 00:11:19
    Nah, apa kriteria dalam ber-adopsi? Dalam mengadopsi inovasi?
  • 00:11:28
    Everett Rogers, seorang cendekiawan dalam bidang inovasi memberi lima kriteria.
  • 00:11:36
    Kriteria nomor satu, 'triability,' bahwa sebuah inovasi itu bisa dicoba.
  • 00:11:48
    Nomor dua, 'observability,' bahwa hasilnya bisa dilihat, bisa diamati.
  • 00:11:58
    Yang ketiga, 'relative advantage,' bahwa inovasi itu punya kelebihan dibandingkan dengan apa yang saat ini sudah ada.
  • 00:12:12
    Yang keempat, ada aspek 'complexity,' bahwa inovasi ini tidak berlebihan kerumitannya untuk dipelajari, untuk digunakan.
  • 00:12:29
    Dan yang kelima, 'compatibility,' bahwa inovasi ini sesuai, cocok, masuk, 'compatible,' dalam lingkungan di mana dia akan diadopsi.
  • 00:12:46
    Ini adalah lima kriteria umum yang diusulkan oleh Rogers,
  • 00:12:53
    bagi kita untuk memutuskan, mengadopsi sebuah inovasi atau tidak.
  • 00:13:01
    Lima kriteria ini bisa dipakai untuk diri pribadi, maupun institusi.
  • 00:13:11
    Bagaimana kita mengadopsi inovasi?
  • 00:13:15
    Rogers, mengemukakan dan mengusulkan sebuah model.
  • 00:13:21
    Model ini terbagi dalam dua bagian besar.
  • 00:13:28
    Bagian pertama adalah inisiasi.
  • 00:13:31
    Bagian yang kedua, implementasi.
  • 00:13:34
    Keputusan diambil ketika inisiasi ini dilakukan,
  • 00:13:42
    sebelum implementasi yang lebih luas dijalankan.
  • 00:13:48
    Dalam tahap inisiasi, ada dua bagian.
  • 00:13:53
    Bagian pertama, namanya 'agenda setting.'
  • 00:13:57
    Bagian yang kedua, namanya 'matching.'
  • 00:14:01
    'Agenda setting' ini adalah tahap di mana masalah yang dihadapi --umumnya oleh organisasi, oleh kelompok--
  • 00:14:11
    itu menciptakan kebutuhan untuk inovasi.
  • 00:14:18
    Contoh, institusi pendidikan menghadapi pasar yang sekarang tidak lagi membutuhkan lulusan S1 untuk bekerja.
  • 00:14:32
    Jadi kita bayangkan seorang Rektor atau pimpinan Perguruan Tinggi memimpin rapat
  • 00:14:39
    untuk mengambil keputusan mengadopsi sebuah inovasi,
  • 00:14:43
    yaitu perubahan kurikulum misalnya.
  • 00:14:45
    Bayangkan dia memimpin rapat tersebut dan berkata,
  • 00:14:49
    ”Bapak, Ibu Dekan Fakultas, Ketua Jurusan, Ketua Departemen.
  • 00:14:54
    Pasar tenaga kerja kita sudah berubah.
  • 00:14:58
    Mereka meminta, tidak lagi lulusan S1 dengan ijasah tetapi cukup punya keahlian dan sertifikat.
  • 00:15:10
    Tetapi kita sebagai Perguruan Tinggi, kita punya misi, dan misi kita lebih dari sekedar memenuhi pasar tenaga kerja.
  • 00:15:18
    Karena itu kita akan mengadopsi sejumlah inovasi.
  • 00:15:22
    Kita kan membuka jurusan baru yang bersifat praktis.
  • 00:15:26
    Kita akan memodifikasi cara kita menyampaikan mata kuliah di jurusan-jurusan yang klasikal dengan cara yang lebih baru, lebih modern.
  • 00:15:38
    Kita akan menggunakan teknologi digital misalnya.
  • 00:15:41
    Kita akan membuka kerja sama dengan industri-industri sehingga mahasiswa kita bisa magang."
  • 00:15:48
    Itu yang oleh Rogers disebut sebagai tahapan 'decision.'
  • 00:15:54
    Setelah 'decision' diambil, setelah keputusan diambil, maka difusi inovasi masuk ke tahap berikutnya yaitu implementasi.
  • 00:16:05
    Di implementasi ini ada tiga bagian besar,
  • 00:16:09
    satu 'redefining' atau 'restructuring,' artinya penataan kembali,
  • 00:16:16
    pemberian definisi ulang, bagaimana inovasi itu diadopsi tapi juga dimodifikasi,
  • 00:16:24
    dimasukkan ke dalam struktur yang ada, atau struktur yang ada diubah.
  • 00:16:29
    Misalnya bagaimana pembelajaran dilakukan.
  • 00:16:33
    Kalau dulu misalnya sepenuhnya pembelajarannya 'offline,' sekarang ada pembelajaran 'online.'
  • 00:16:39
    Bukan hanya karena pandemi, tetapi karena tuntutan pasar.
  • 00:16:42
    Kalau dulu, proses praktis sedikit dilakukan, sekarang didorong lewat magang yang lebih banyak ke industri, misalnya.
  • 00:16:50
    Tetapi kita lihat bahwa 'restructuring' dan 'redefining' ini adalah upaya aktif organisasi
  • 00:16:58
    untuk menghidupi tegangan antara apa yang terjadi di luar sana
  • 00:17:05
    --pasar-- dan ketika inovasi yang baru itu diadopsi. Apa yang musti dikerjakan?
  • 00:17:13
    Setelah 'restructuring' dan 'redefining,' tahap berikutnya adalah 'clarifying.'
  • 00:17:19
    'Clarifying' ini perlu, karena antara organisasi dengan inovasi yang diadopsi ini tadi, mesti terjadi relasi yang pas.
  • 00:17:32
    Bahwa misalnya, visi misi identitas organisasi tidak lantas tergerus karena inovasi.
  • 00:17:41
    Sebuah Perguruan Tinggi yang mempunyai keragaman ilmu tidak lalu lantas tereduksi menjadi semacam kursus, misalnya.
  • 00:17:52
    Karena hanya melayani kepentingan pasar yang membutuhkan keahlian yang itu-itu saja atau yang tertentu saja. Ini 'clarifying.'
  • 00:18:01
    Terakhir, 'routinising.' 'Routinising' adalah tahap terakhir dalam adopsi di mana seluruh warga,
  • 00:18:12
    seluruh anggota organisasi tersebut, melakukan proses mengadopsi inovasi itu
  • 00:18:20
    dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka sehari-hari dalam berorganisasi, dalam menjalankan pekerjaan.
  • 00:18:28
    Contoh tadi, sebuah Perguruan Tinggi, atau Universitas, yang kemudian mengadopsi kurikulum yang baru
  • 00:18:35
    untuk menjawab perubahan pasar tapi sekaligus mempertahankan idealisme sebagai institusi pendidikan tinggi tadi,
  • 00:18:43
    lantas dilakukan, dihidupi, dijalankan oleh seluruh civitas akademika.
  • 00:18:49
    Itu adalah tahapan adopsi inovasi menurut Rogers.
  • 00:18:56
    Jadi saya ulangi sekali lagi,
  • 00:18:59
    dalam mengadopsi inovasi ada tiga bagian besar:
  • 00:19:04
    bagian pertama, inisiasi.
  • 00:19:07
    Bagian kedua, pengambilan keputusan atau 'decision.'
  • 00:19:13
    Bagian ketiga, implementasi.
  • 00:19:15
    Dalam inisiasi, ada 'agenda setting,' memastikan, memahami bahwa organisasi menghadapi persoalan dan dia membutuhkan inovasi.
  • 00:19:32
    'Matching,' melihat apakah inovasi yang akan diadopsi sesuai dengan masalah yang dihadapi.
  • 00:19:44
    Lalu, 'decision.' Setelah 'decision' diambil, setelah keputusan dibuat, implementasi.
  • 00:19:56
    'Restructuring,' menata kembali organisasi agar pas dengan inovasi yang dipilih.
  • 00:20:07
    'Clarifying,' memastikan relasi antara organisasi dengan inovasi itu jelas, nilainya nyambung.
  • 00:20:18
    Dan terakhir 'routinising,' inovasi itu dijalankan sebagai bagian dari hidup oleh organisasi.
  • 00:20:27
    Upaya memahami adopsi inovasi ini penting,
  • 00:20:32
    agar kita tahu tidak hanya teknikalitas bagaimana adopsi dilakukan,
  • 00:20:39
    tetapi lebih dalam dari itu: agar kita sungguh mengerti, bahwa mengadopsi inovasi itu, lebih dari sekedar ikut-ikutan.
  • 00:20:50
    Mulai dari menggunakan 'handphone,' karena teman saya pakai, saya ikut pakai.
  • 00:20:57
    Karena organisasi itu menggunakan pendekatan itu, maka organisasi saya juga ikut.
  • 00:21:07
    Agar kita tidak hanya sekedar ikut-ikutan.
  • 00:21:10
    Tetapi benar-benar memahami mengapa sebuah inovasi mesti kita adopsi.
  • 00:21:18
    Karena, di jaman yang berubah, di jaman yang bergerak makin cepat ini,
  • 00:21:25
    sering kali kita tidak mudah memutuskan karena ruang yang tersisa itu makin sempit.
  • 00:21:35
    Orang mengatakan siapa yang cepat, dia yang menang.
  • 00:21:39
    Kalau dulu, siapa yang besar, yang menang. Sekarang jamannya berubah.
  • 00:21:44
    Siapa yang makin cepat, yang makin lincah yang menang.
  • 00:21:47
    Tanpa sadar, kita mempercayai itu dan selalu hidup dalam ketergesa-gesaan. Termasuk dalam mengadopsi inovasi.
  • 00:21:56
    Ini punya risiko. Ini punya bahaya.
  • 00:22:00
    Bahwa kita hanya akan menjadi pengguna, hanya akan menjadi pasar.
  • 00:22:05
    Padahal, kita memahami inovasi bukan karena kita hanya menjadi pengguna inovasi,
  • 00:22:15
    tetapi justru mengembangkan kapasitas inovatif di diri kita, di diri semua orang.
الوسوم
  • Innovation
  • Adoption
  • Disembeddedness
  • Rogers
  • Relevance
  • Decision Making
  • Education
  • Market Demand
  • Risk Management
  • Change