00:00:01
[Musik]
00:00:19
[Musik]
00:00:38
[Musik]
00:00:51
[Tepuk tangan]
00:00:57
Kabupaten Klaten merupakan daerah di
00:01:00
Jawa Tengah yang banyak menyimpan
00:01:01
potensi wisata seni dan budaya salah
00:01:05
satunya berada di Dukuh Gumantar Desa
00:01:07
Tanjung Kecamatan juwiring
00:01:13
di desa ini masyarakat membuat kerajinan
00:01:15
payung yang sudah turun temurun dan
00:01:18
hingga saat ini masih dipertahankan oleh
00:01:21
generasi penerusnya
00:01:23
[Tepuk tangan]
00:01:28
mendengar nama kecamatan juwiring
00:01:31
rasanya memang tidak pernah terlintas
00:01:33
kekayaan dan keunikan di dalamnya tidak
00:01:37
ada yang unik saat hanya menyebut nama
00:01:40
lokasi tersebut tanpa menyusuri secara
00:01:42
dalam rekam jejak kultural di dalamnya
00:01:45
[Musik]
00:01:55
Kecamatan juwiring Kabupaten Klaten
00:01:58
salah satu daerah yang ada di provinsi
00:02:00
Jawa Tengah nah di daerah ini terkenal
00:02:03
dengan salah satu kerajinannya yaitu
00:02:05
payung juwiring mau tahu seperti apa
00:02:08
payung juring Ayo kita cari bersama
00:02:15
[Musik]
00:02:28
Desa Tanjung Kecamatan juwiring
00:02:30
merupakan sentra pengrajin payung
00:02:32
tradisional payung juwiring ini sudah
00:02:35
ada sejak zaman Mataram Kuno
00:02:38
kini payung juwiring tidak hanya
00:02:40
berfungsi sebagai pelindung dari panas
00:02:43
hujan dan upacara adat tetapi juga
00:02:47
sebagai dekorasi atau hiasan
00:02:49
[Musik]
00:02:53
memang tidak perlu diragukan lagi
00:02:56
keindahannya kerajinan payung juwiring
00:02:59
sungguh mempesona
00:03:02
[Musik]
00:03:11
salah satu pelestari payung juwiring
00:03:13
yang masih berkarya adalah Pak wigit
00:03:15
pengrajin payung Honocoroko meski
00:03:19
usianya tak lagi muda namun cintanya
00:03:21
pada kerajinan payung membuatnya terus
00:03:24
berinovasi
00:03:25
[Musik]
00:03:30
kalau payung sudah zaman zaman Belanda
00:03:34
Mbak Tahun berapa ya sekitar ya zaman
00:03:38
Belanda lah cuma yang ada di sini ada
00:03:42
pabriknya dulu dikenaiba itu sekitar
00:03:43
tahun 70-an tunggu dulunya itu paling
00:03:46
kertas
00:03:47
payung kertas waktu tahun
00:03:49
73 itu kan itu Ayah saya itu ya dulu
00:03:53
waktu itu di Solo pensiun pulang ke desa
00:03:58
terus ini karena ada aneh mendirikan ini
00:04:01
payung jadi yang dulu kertas sekarang
00:04:04
udah ganti udah dimodifikasi
00:04:06
paling-payung lebih payung susun
00:04:08
macam-macam
00:04:11
dulu kan di sini kan ada pabriknya itu
00:04:13
mbak ya itu yang generasi pertama itu
00:04:16
yang yang namanya Bapak kuat Bapak kuat
00:04:22
Payung dari kertas
00:04:26
biasanya di sini banyak sekali untuk
00:04:28
yang buat payung dikarenakan ada payung
00:04:32
dari cina masuk itu yang yang model
00:04:34
kertas itu udah kalah
00:04:36
terus ada generasi yang kedua itu Ayah
00:04:40
saya itu yang saya bilang tadi pensiun
00:04:42
dari militer ke pulang ke desa didepan
00:04:47
model-model lagi model-model kayak
00:04:49
payung tingkat tiga itu
00:04:52
Sebelumnya kan ayah saya sudah ada Saya
00:04:55
ingin durasi ketiga tapi modelnya
00:04:57
macam-macam lagi
00:05:01
almarhum Ahmad sumarlan pensiunan TNI
00:05:05
Angkatan Darat yang tidak lain merupakan
00:05:07
orang tua dari Pak wigit adalah orang
00:05:10
yang memberi sentuhan inovasi payung
00:05:12
kertas dari fungsional menjadi payung
00:05:15
hias
00:05:18
tradisional
00:05:41
tetap saya kembangkan maksudnya banyak
00:05:47
kini payung-payung juwiring diproduksi
00:05:50
untuk pesanan Keraton ritual acara adat
00:05:53
untuk dekorasi dan keperluan payung
00:05:55
kematian
00:05:57
kalau untuk
00:05:59
ini setiap hari memang bulan terus Mbak
00:06:03
kok ada pesan harus ada barangnya nggak
00:06:06
bisa pesan itu
00:06:08
kebanyakan ya Gimana ya di luar daerah
00:06:19
macam-macam tergantung permintaan
00:06:21
Kebanyakan kalau punya saya itu yang ini
00:06:25
dekorasi
00:06:26
pariwisata itu kebanyakan itu
00:06:31
bukan hanya payung berbahan kertas
00:06:33
tetapi kini kain juga digunakan sebagai
00:06:37
bahan pembuatan payung karena kertas
00:06:40
Kraft atau kertas minyak semakin sulit
00:06:42
ditemukan yang motif klasik itu
00:06:46
gambarnya gambar zaman-zaman dulu
00:06:48
contohnya itu yang yang di luar itu yang
00:06:51
di anu tukang lukis itu tapi kalau yang
00:06:54
modern kayak gini itu sudah gambar
00:06:57
sekarang ini ya ini itu tapi kalau yang
00:07:01
klasiknya itu yang di luar itu yang yang
00:07:05
lukis itu ini di sini ada pembuatan
00:07:08
gambar lukis klasik gitu kan Kalau mau
00:07:11
lihat boleh boleh
00:07:13
[Musik]
00:07:18
[Tepuk tangan]
00:07:25
Tidak semua orang bisa yang gambar ini
00:07:28
hanya orang-orang tertentu biasanya yang
00:07:31
yang Emang daerah-daerah daerah sini aja
00:07:35
jadi Tidak semua orang bisa gambar kayak
00:07:37
gini Yang ini yang gitu itu yang modern
00:07:40
Itu
00:07:41
gambar modern ini yang gambar ini
00:07:45
namanya pak marjono ini generasi kedua
00:07:48
dulu Bapaknya juga tukang gambar ini
00:07:51
sekarang Anaknya
00:07:54
dulu Bapaknya pegawainya ayah saya
00:07:57
sekarang Anaknya
00:08:05
selain pengrajin payung Honocoroko yang
00:08:08
merupakan generasi penerus pengrajin
00:08:11
payung Wisnu ada juga pengrajin payung
00:08:14
yang masih bertahan ialah Pak ngadi
00:08:16
pengrajin payung ngudi Rahayu
00:08:19
[Musik]
00:08:24
Apa itu
00:08:25
bisa mengerjakan payung ini sejak tahun
00:08:28
99 tapi saat itu memang belum ada
00:08:31
namanya Mbak jadi baru tahun
00:08:33
2014-an itu saya mendirikan payung di
00:08:38
Rahayu ini
00:08:39
tapi kalau untuk jadi
00:08:44
tahunnya nggak ada yang tahu cuman sejak
00:08:47
zaman kerajaan dulu itu untuk keperluan
00:08:49
payung-payung di Keraton itu banyak yang
00:08:53
mengambil dari payung dari juwiring ini
00:08:56
gitu artinya
00:09:01
jadi kalau di sini pengrajin itu ada
00:09:04
yang
00:09:05
hanya mengerjakan payung khusus untuk
00:09:09
payung jenazah ada yang mengerjakan
00:09:11
khusus untuk payung tiga susun seperti
00:09:13
ini ada yang khusus mengerjakan
00:09:15
payung-payung tari tapi kalau saya
00:09:17
selama mampu dan bisa saya kerjakan jadi
00:09:22
di situ ada payung payung Agung itu
00:09:25
adalah payung yang digunakan untuk
00:09:27
kerajaan ya sekarang lebih banyak
00:09:29
dipakai di Bali dan sebagainya itu
00:09:32
kemudian untuk payung-payung dekorasi
00:09:34
termasuk payung tiga susun ini kayu yang
00:09:37
di depan tadi panjenengan masuk begitu
00:09:40
Itu termasuk ayam dekorasi kemudian
00:09:42
payung
00:09:44
yang banyak dipakai sekarang di resto di
00:09:47
tempat-tempat wisata Terus sekarang kan
00:09:50
banyak hiasannya
00:09:51
seperti di festival payung itu juga
00:09:55
banyak payung itu masuk payung hias juga
00:09:56
itu di sana ribuan payung dipajang di
00:09:59
sana kemudian
00:10:03
pawai seperti itu akhirnya kan pasar
00:10:05
lebih banyak menerima gitu pak daripada
00:10:07
kalau untuk panas juga sekarang orang
00:10:09
mau kemana-mana pakai payung tradisional
00:10:11
kan jadi lucu ya Jadi sekarang daerah di
00:10:15
sini lebih banyak memproduksi
00:10:16
payung-payung hias
00:10:19
terus Kemudian untuk tari juga ada
00:10:21
bahannya sekarang tinggal ini Mbak Jadi
00:10:25
saya udah luas Mbak Kalau dulu kan
00:10:26
pengen tadi itu terbuat dari kertas
00:10:29
kertas Sekarang sulit tidak sulit
00:10:31
didapat kemudian kalau ada bukanya juga
00:10:34
nggak gampang anak-anak apalagi
00:10:36
anak-anak yang baru tahu payung
00:10:38
tradisional Akhirnya saya lebih banyak
00:10:40
membuat payung dari kain yang langsung
00:10:42
bisa digunakan seperti itu
00:10:47
kerajinan payung di Dukuh Gumantar Desa
00:10:50
Tanjung Kecamatan juwiring ini masih
00:10:52
dibuat dengan cara manual tanpa bantuan
00:10:55
mesin tetapi hasilnya tidak kalah dengan
00:10:58
buatan pabrik
00:11:00
untuk prosesnya
00:11:03
sebenarnya nggak nggak begitu rumit
00:11:05
banget yang pertama adalah kita pilih
00:11:07
bahan bambunya dulu yang bambu yang
00:11:09
bagus itu kami biasa menggunakan bambu
00:11:12
wulung Mbak jadi bambu wulung itu
00:11:14
diantara bambu-bambu yang lain itu
00:11:16
paling tahan kangguru warnanya hitam itu
00:11:19
kemudian bambu dipotong-potong sesuai
00:11:21
dengan ukuran yang di yang diinginkan
00:11:24
sesuai dengan
00:11:26
pesanan kemudian di belakang jadi
00:11:28
beratnya kecil-kecil kemudian kita
00:11:30
siapkan
00:11:32
kayunya kayunya itu dari kayu apa itu
00:11:36
Kayu Kembang kenangan itu dipilih karena
00:11:39
kayu itu teksturnya
00:11:41
nggak begitu keras tapi tidak tidak
00:11:44
mudah patah seperti itu kita siapkan
00:11:47
kayunya untuk untuk mengaitkan kalau di
00:11:51
sini ini Mbak Jadi ini kayu yang kayu
00:11:53
kembang Kenongo itu itu untuk mengaitkan
00:11:55
ini kemudian setelah itu di kayu dibubut
00:11:59
sesuai dengan ukurannya kemudian
00:12:02
bambu yang sudah di belah kecil-kecil
00:12:05
tadi itu dikaitkan ke sini Pak ke sini
00:12:09
Untuk Untuk penyangganya gini kemudian
00:12:11
yang di yang di sini itu sama yang di
00:12:15
sini kemudian kedua rangkaian itu
00:12:17
disatukan disatukan menjadi pakai benang
00:12:21
ini Mbak Kemudian dari kerangka itu
00:12:24
dikirim ke sini
00:12:26
dari sini nanti di bawa ke tempat tukang
00:12:30
bikin ini Mbak tukang benang ini jadi
00:12:33
tersebar di daerah sini Mbak jadi banyak
00:12:35
banget di daerah sini dengan mereka
00:12:38
bekerja sesuai dengan apa itu
00:12:41
bagian di bagian masing-masing jadi
00:12:44
pasang ini kemudian balik sini lagi
00:12:45
terus dipasangi kain
00:12:49
sesuai dengan pesanan seperti ini ada
00:12:51
juga yang dipasang kain nanti untuk
00:12:53
dilukis
00:12:54
sampai di situ nanti
00:12:57
kemudian dirangkai kalau payung yang
00:13:00
seperti ini seperti yang di situ kan itu
00:13:03
bakalannya seperti ini itu dirangkai
00:13:04
jadi dari satu rangkaian kemudian
00:13:06
menjadi payung tiga susun yang nanti
00:13:09
penggunaannya biasanya itu di
00:13:11
hotel-hotel Kemudian untuk di apa itu di
00:13:15
pelaminan seperti itu kemudian ada juga
00:13:18
bayang-bayang yang dari Apa itu yang
00:13:21
dibuat untuk lukis itu tidak ada sendiri
00:13:24
gitu
00:13:25
disaat kerajaan masih ada di kasunanan
00:13:28
Surakarta
00:13:31
itu ada payung-payung yang
00:13:34
mengiringi setiap atau menjadi simbol
00:13:37
dari dari kepangkatan mereka di kerajaan
00:13:41
itu jadi misalkan untuk Raja bentuknya
00:13:43
seperti ini untuk permaisuri untuk untuk
00:13:46
putra mahkota dan sebagainya
00:13:48
dan payung-payung payung payung yang
00:13:51
dengan corak khusus dengan untuk
00:13:54
kepangkatan tertentu itu saat itu saat
00:13:57
kerajaan itu tidak boleh digunakan untuk
00:13:59
masyarakat umum karena itu memang hanya
00:14:01
diperuntukkan untuk untuk yang punya
00:14:04
pangkat disitu Tapi sekarang kan
00:14:05
kerajaan sudah menjadi
00:14:08
simbol budaya ya Mbak akhirnya ya supaya
00:14:12
payung bisa dikenal lebih lebih banyak
00:14:14
ke masyarakat luas
00:14:16
Banyak masyarakat umum pun juga mereka
00:14:19
memesan payung seperti yang waktu itu
00:14:22
digunakan di kerajaan warna pun juga
00:14:25
beda pangkat beda warna jadi untuk
00:14:29
payung Raja itu memang beda pangkatnya
00:14:31
juga beda warna coraknya juga beda kalau
00:14:33
misalkan nanti ada lukisannya juga beda
00:14:35
Kemudian untuk apa
00:14:37
bisa di Keraton kasunanan Surakarta
00:14:40
kemudian di apa itu Mangkunegara
00:14:43
kemudian kalau di Jogja di Kesultanan
00:14:45
maupun di pakualaman itu juga coraknya
00:14:47
sudah sudah
00:14:49
mengalami kejayaan itu kurang lebih di
00:14:53
tahun 50-an lah sampai tahun 60 tahun 70
00:14:56
itu mengalami masa kejayaan
00:14:59
dan pernah di Juring itu ada
00:15:01
pabrik payung
00:15:04
namanya pindahan aneka waktu itu itu
00:15:07
dari pengrajin di wilayah sini itu
00:15:10
mereka menyetor banyak ke pabrik itu
00:15:13
kemudian disitu didistribusikan ke
00:15:16
berbagai daerah itu itu di masa
00:15:20
kejayaannya kemudian
00:15:22
waktu terus berkembang akhirnya kan ada
00:15:25
apa itu muncul payung-payung sintetis
00:15:29
dari pabrikan itu itu yang paling parah
00:15:33
itu akhirnya
00:15:35
payung-payung itu produksinya kan
00:15:38
menjadi menjadi merambat masyarakat
00:15:40
beralih dari payung yang semula untuk
00:15:42
mereka parasut itu pakai payung
00:15:44
tradisional kemudian beralih ke payung
00:15:47
sintetis dari pabrik akhirnya banyak
00:15:49
pengrajin yang semula sekitar 90%
00:15:52
masyarakat di sini itu
00:15:55
bermata pencaharian dari payung
00:15:57
tradisional akhirnya beralih ada yang
00:16:00
berdagang ada yang bertani kemudian
00:16:02
hanya tinggal beberapa orang saja dan
00:16:05
akhirnya hampir sampai hampir sampai
00:16:07
punah di sini tidak hanya melayani
00:16:09
payung-payung
00:16:11
Apa itu payung payung untuk pemakaman
00:16:13
itu akhirnya dari tokoh payung disini
00:16:17
membuat inovasi yang payung semula hanya
00:16:21
untuk
00:16:23
pemakaman kemudian keperluan
00:16:25
bayang-bayang Keraton akhirnya Lebih
00:16:28
banyak ke payung hias atau payung
00:16:33
para pengrajin payung di kecamatan
00:16:35
juwiring mempunyai kemampuan membuat
00:16:38
payung secara turun-temurun mempunyai
00:16:40
kemampuan terbatas dan semakin langka
00:16:44
membutuhkan keahlian dan ekstra
00:16:46
kesabaran dari mulai memotong bambu
00:16:49
membuat rangka menyulam dengan benang
00:16:52
hingga melukis payung
00:16:54
[Musik]
00:16:58
payung yang dari produk juwiring ini
00:17:00
memang sangat artistik dan sangat
00:17:05
menunjukkan budaya-budaya Jawa jadi di
00:17:08
sekipan ini memang kita memberikan
00:17:11
nuansa budaya-budaya yang berkumpul di
00:17:15
suatu tempat wisata yang memberikan
00:17:17
objek-objek yang sangat menarik bagi
00:17:19
pengunjung termasuk
00:17:21
ornamen-ornamen payung-payung seperti
00:17:23
ini yang kita
00:17:25
apa beli dari juwiring itu memang sangat
00:17:31
cocok sekali di
00:17:33
berbagai Spot di wisata Bukit sekipan
00:17:36
seperti ini karena dari juwiring itu
00:17:40
memang kebetulan untuk
00:17:44
istilahnya motif dan kualitasnya itu
00:17:47
bagus sekali contoh yang seperti ini
00:17:50
udah sampai 6 tahun sampai 8 tahun itu
00:17:54
masih awet masih bisa
00:17:56
apa istilahnya menarik untuk dijadikan
00:17:59
Spot foto
00:17:59
[Musik]
00:18:03
festival payung Indonesia itu memang
00:18:05
saya gelar tahun 2014 ya Jadi sebenarnya
00:18:08
sebelum tahun 2014 itu saya memang
00:18:12
saya di Museum
00:18:14
dan ketika saya di Museum mendapatkan
00:18:18
sebuah buku yang diterbitkan oleh
00:18:21
Keraton Surakarta tentang payung-payung
00:18:23
tradisi yang memang biasanya untuk
00:18:26
upacara di Keraton Surakarta saya lihat
00:18:28
memang di Keraton Surakarta itu dulu
00:18:31
mengkrediksi selalu berkaitan dengan
00:18:32
payung tradisi dan kebetulan memang
00:18:34
setelah saya lihat Wah betapa luar
00:18:36
biasanya tradisi payung di waktu itu ya
00:18:39
di Keraton Surakarta maupun di
00:18:41
Mangkunegaran dan setelah itu saya
00:18:43
melihat keadaan desa payung di juwiring
00:18:46
pada waktu saya jalan-jalan di sana dan
00:18:48
saya lihat memang kehidupan para
00:18:51
pengrajin payung tersendiri memang tidak
00:18:52
seindah mungkin puluhan tahun yang lalu
00:18:55
ya sekarang ini atau mungkin 7 tahun
00:18:58
yang lalu 7 tahun lalu memang masih
00:19:01
memang masih ada beberapa pengrajin
00:19:03
payung di wiring Klaten Ya tapi memang
00:19:05
saya lihat memang ini kalau kita segera
00:19:08
tidak melakukan sebuah gerakan untuk
00:19:10
melestarikan payung tradisi kita memang
00:19:12
di desa payung juring juga lama-kelamaan
00:19:14
juga akan punah pengrajinnya Ya karena
00:19:17
memang rata-rata pengrajinnya masih
00:19:18
sudah tua semuanya dan kaderisasi
00:19:21
menjadi masalah besar di sana artinya
00:19:23
dari kondisi tentang desa panjuwiring
00:19:25
yang
00:19:27
akan mengalami kepunahan para
00:19:29
pengrajinnya para desa payung itu
00:19:31
sendiri Akhirnya saya punya inisiatif
00:19:34
harus membuat sebuah Festival Festival
00:19:36
payung Indonesia jadi sebuah festival
00:19:38
untuk merayakan dan melestarikan payung
00:19:40
tradisi di desa juwiring maupun
00:19:42
sebenarnya di desa-desa payung di
00:19:44
Indonesia dan kebetulan memang Solo yang
00:19:47
paling dekat Di juwiring Klaten gitu ya
00:19:50
jadi festival payung Indonesia ini
00:19:53
sebenarnya sebuah festival tahunan ya
00:19:55
yang kita selenggarakan mulai tahun 2014
00:19:58
di Solo diadakan Solo sudah tiga kali
00:20:01
empat kali dan terakhir kemarin di Candi
00:20:04
Prambanan sebelumnya di Candi Borobudur
00:20:05
jadi ini sebuah festival untuk
00:20:08
merayakan payung tradisi kita
00:20:10
keindahan-keindahan paling tradisi
00:20:12
Nusantara kita melalui sebuah kegiatan
00:20:15
yang banyak sekali jadi kegiatan itu
00:20:17
tidak hanya melestarikan tapi juga
00:20:18
melakukan sebuah kreasi-kreasi kekinian
00:20:21
sehingga payung tradisi kita bisa
00:20:23
diterima di masa kini juga jadi yang
00:20:26
terlibat banyak sekali ribuan seniman
00:20:29
dari Indonesia maupun dunia
00:20:31
internasional ya jadi memang
00:20:32
melestarikan payung tradisi kita itu
00:20:34
memang harus melalui sebuah festival
00:20:36
untuk menggairahkan kehidupan paling
00:20:39
tradisional kita
00:20:42
payung Ini sebenarnya sudah usianya
00:20:45
sudah panjang kalau kita mau main ke
00:20:47
Prambanan atau Borobudur itu kita akan
00:20:51
tahu relief ada relief yang
00:20:53
menggambarkan
00:20:57
Sang Buddha Gautama itu payungan pertama
00:21:00
itu itu abad 9 kedua ada lagi di
00:21:04
Prambanan
00:21:05
itu orang berpayung dengan menggunakan
00:21:09
daun talas ini artinya ini pola yang
00:21:13
sangat sederhana dimana perkembangan
00:21:15
payung masih awal orang Indonesia saat
00:21:18
itu sudah menggunakan payung jadi ini
00:21:20
bukti ini sekaligus menjawab bahwa
00:21:23
payung itu tidak ada pengaruhnya tidak
00:21:25
ada kaitannya dengan Tionghoa dengan
00:21:28
Cina dengan yang terkena dengan budaya
00:21:31
payung Nah ini bisa menegaskan bahwa
00:21:33
payung itu cukup lama usianya di kota di
00:21:36
nusantara ini dengan bukti relief
00:21:39
kemudian kalau kita tarik maju payung
00:21:43
ini dengan munculnya kreativitas
00:21:45
masyarakat
00:21:46
kemampuan berpikir yang lebih maju
00:21:48
payung kemudian ada yang terbuat dari
00:21:51
daun tapi sangat tebal itu namanya nanti
00:21:55
disebut payu bahwa payung bawah itu
00:22:00
payung yang sangat tebal sekali pokok
00:22:02
atapnya itu terbuat dari daun dan itu
00:22:05
biasa digunakan untuk raja yang
00:22:09
nonton rampokan macan jadi ada
00:22:12
perampokan Macan itu berburu binatang
00:22:14
juga itu biasanya menggunakan payung itu
00:22:16
kemudian ada lagi jenis payung
00:22:21
sumsun jadi secara bersun ada ada
00:22:26
33 apa namanya atap itu lah itu
00:22:28
digunakan untuk ketika putra mahkota
00:22:32
sunatan Nah itu jenis dua jenis tiga ada
00:22:36
payung yang berdasarkan apa fungsinya
00:22:39
saja dan kelas sosial itu jadi ketika
00:22:43
Mataram Islam itu terbentuk muncul
00:22:46
kelas-kelas sosial yang cukup cukup
00:22:49
rumit dalam dunia bangsawan itu
00:22:52
dibedakan dengan payung Oh ini
00:22:56
permaisuri Oh ini dari kalangan adidalem
00:22:59
Oh ini priyayi oh ini sentono dalam
00:23:01
nanti bisa dijelaskan atau bisa
00:23:05
diidentifikasi lewat ukiran dan juga
00:23:08
warna itu itu tiga kemudian ada jenis 4
00:23:12
itu namanya payung Agung itu bahannya
00:23:16
digunakan ketika acara resmi
00:23:20
Kadipaten acara resmi Keraton gitu nah
00:23:24
ini ada jenis 4 jenis boleh ditegaskan
00:23:27
bahwa payung itu di dalam kalau kita
00:23:29
tarik dalam
00:23:31
letak geografis dan Mataram kuno yang
00:23:34
semula berada di sekitar pohon Borobudur
00:23:37
Magelangan itu boleh dikatakan itu telah
00:23:39
eksis sejak zaman itu itu jadi selalu
00:23:42
kemudian kedua dengan munculnya Mataram
00:23:44
Islam
00:23:46
Taruhlah di di mana
00:23:49
Kartosuro kemudian sebelum ke kasunanan
00:23:52
sini itu juring telah hadir gitu
00:23:54
hadirnya dengan apa Dia dengan produksi
00:23:57
payung itu karena posisi mereka sangat
00:23:59
strategis berada di pinggiran Bengawan
00:24:02
Solo jadi dulu untuk distribusi payung
00:24:06
sebagai dagangan tadi itu lewat Bengawan
00:24:08
Solo jalur itu itu sama seperti kalau
00:24:11
kita melihat industri batik Laweyan itu
00:24:13
yang yang hadir zaman sejak zaman pajang
00:24:16
itu dan ini mengandalkan aliran sungai
00:24:19
utamanya itu jadi kalau kita memahami
00:24:23
juwiring itu sebenarnya kearifan lokal
00:24:26
yang dibuka Rivan lokal itu sebuah
00:24:29
kreatifitas masyarakat setempat yang
00:24:31
mampu berkembang dan itu mempunyai
00:24:34
pengaruh dan pengakuan itu karena apa
00:24:37
dia itu tadi motif-motif tadi itu sesuai
00:24:40
sesuai pengaruh Keraton juga jadi mereka
00:24:43
sebagai konsumen itu
00:24:46
tidak bisa bikin sendiri Makanya ada
00:24:48
seni kriya yang berkembang di juwiring
00:24:50
itu itu bisa bertahan Kenapa kita bisa
00:24:55
melihat adanya tradisi-tradisi yang bisa
00:24:58
yang masih menggunakan payung misalkan
00:25:00
acara pernikahan itu sekalipun payung
00:25:02
tidak dipakai apa
00:25:05
seterusnya tapi itu sebagai pajangan itu
00:25:08
asesoris itu yang bisa membuat yang yang
00:25:10
punya nama beken ya tetap juwiring orang
00:25:12
akhirnya mencari ke sana gitu untuk
00:25:14
aksesoris
00:25:18
[Musik]
00:25:19
keindahan payung desa juwiring Kabupaten
00:25:21
Klaten Jawa Tengah telah menembus waktu
00:25:24
dan menjadi salah satu kekayaan budaya
00:25:27
bangsa di masa modern Butuh banyak
00:25:30
tangan untuk tetap melestarikan kearifan
00:25:32
lokal ini termasuk kita para generasi
00:25:35
muda bukan saja agar tetap Lestari
00:25:38
tetapi juga dapat dikenal oleh dunia
00:25:41
sebagai salah satu warisan budaya
00:25:43
Indonesia dan inilah kerajinan payung
00:25:46
juwiring yang merupakan salah satu
00:25:48
warisan budaya asli Indonesia yang wajib
00:25:51
kita lestarikan
00:25:57
[Musik]
00:26:11
[Tepuk tangan]
00:26:14
[Musik]
00:26:21
[Tepuk tangan]
00:26:26
[Musik]
00:26:39
[Musik]