00:00:01
Pada video sebelumnya, kita telah membahas masa praaksara di Indonesia
00:00:07
Sekarang kita akan memasuki rentang waktu dimana Indonesia sudah mulai masuk ke masa aksara atau masa sejarah
00:00:17
Awal dimulainya masa sejarah setiap bangsa dan negara berbeda-beda
00:00:21
Tergantung dengan artefak tulisan tertua yang ditemukan di negara tersebut
00:00:27
Di Indonesia sendiri, artefak yang memiliki aksara muncul pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
00:00:36
Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-3 Masehi
00:00:42
Sebelumnya, masyarakat Indonesia masih menganut animisme dan dinamisme
00:00:48
Animisme, yaitu kepercayaan pada roh nenek moyang yang mendiami suatu benda
00:00:53
Sedangkan, dinamisme yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan gaib
00:01:00
Penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia berkaitan erat dengan hubungan dagang antara Indonesia dengan China dan India
00:01:09
Sambil berdagang, para pedagang asing berinteraksi dengan penduduk setempat, dan mengenalkan agama serta kebudayaan Hindu-Buddha
00:01:18
Para ahli sejarah mengemukakan beberapa teori mengenai masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia
00:01:26
Teori pertama itu teori Brahmana oleh J.C. van Leur
00:01:29
Menurut teori ini kaum Brahmana atau pemuka agama datang ke Indonesia atas undangan untuk menyebarkan agama Hindu-Buddha
00:01:39
Teori kedua, yaitu Teori Ksatria oleh F.D.K. Bosch
00:01:42
dimana penyebaran agama Hindu-Buddha dilakukan oleh para ksatria dan prajurit
00:01:49
Teori Waisya oleh N.J. Krom
00:01:51
menyatakan bahwa pengaruh Hindu-Buddha disebarkan oleh para pedagang
00:01:57
Sedangkan menurut Van Faber penyebaran Hindu-Buddha dilakukan oleh para pekerja India
00:02:01
seperti pelayar dan nelayan yang disebut juga dengan teori Sudra
00:02:07
Ada juga Teori arus balik, yang menyatakan bahwa orang Nusantara
00:02:11
belajar agama ke India dan menyebarkan agama tersebut setelah kembali ke Nusantara
00:02:17
Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyebaran agama Hindu-Buddha terbagi menjadi dua
00:02:24
Yang pertama yaitu masyarakat nusantara berperan pasif dengan mempelajari agama Hindu-Buddha
00:02:29
melalui masyarakat India dan Cina yang datang ke nusantara
00:02:33
Kedua, masyarakat nusantara berperan aktif
00:02:37
yaitu masyarakat nusantara pergi belajar langsung ke India dan Cina,
00:02:40
kemudian kembali sebagai penyebar agama
00:02:44
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha inilah
00:02:47
yang memicu munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara
00:02:58
Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu kerajaan Kutai Martapura, yang berdiri pada abad ke-4 masehi
00:03:06
Kerajaan ini terletak di Muara Kaman Kalimantan Timur, tepatnya di Hulu Sungai Mahakam
00:03:14
Kerajaan ini didirikan oleh raja pertamanya yang bernama Kudungga
00:03:19
Nama Kutai diberikan oleh para ahli, karena tidak ada peninggalan yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini
00:03:26
Kerajaan Kutai mulai mengalami masa kejayaannya dibawah pemerintahan Raja Mulawarman,
00:03:31
yang merupakan anak dari Asmawarman dan cucu dari Kudungga
00:03:35
Hal ini diketahui dari peninggalan sejarahnya yang berupa tujuh prasasti Yupa
00:03:40
yang ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
00:03:45
Yupa tersebut merupakan tugu batu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman
00:03:52
Prasasti yang ditulis dalam tiang batu merupakan ciri khas kebudayaan kerajaan Kutai
00:03:58
Yupa yang ditulis menggunakan huruf Pallawa memunculkan fakta adanya pengaruh India Selatan di Kutai pada masa ini
00:04:06
Tiang batu atau Yupa ini, merupakan kelanjutan dari budaya purba zaman megalitikum atau zaman batu besar
00:04:14
Kerajaan Kutai berakhir pada saat Raja terakhirnya,
00:04:17
Maharaja Dermasetia mati di tangan Raja Kutai Kertanegara
00:04:24
Kerajaan Buddha di Sumatera muncul sekitar ke-6 dan ke-7 Masehi
00:04:29
Berdasarkan Catatan sejarah, ada dua kerajaan
00:04:32
yaitu kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya
00:04:37
Kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di daerah Jambi di tepi alur Sungai Batanghari
00:04:44
Keberadaan Kerajaan ini diperkuat oleh catatan perjalanan seorang pengelana dari China yang bernama I-Tsing
00:04:50
Nama Kerajaan Melayu juga muncul pada kitab Negarakertagama
00:04:54
yang menyebutkan mengenai ekspedisi penaklukan ke Sumatera yang disebut dengan ekspedisi Pamalayu
00:05:01
Sejarah kerajaan di Sumatera sejak abad ke-7 didominasi oleh Kerajaan Sriwijaya
00:05:07
Kerajaan ini awalnya berpusat di sekitar Sungai Batanghari pantai Timur Sumatera
00:05:12
lalu meluas hingga ke semenanjung Malaya dan Jawa Barat
00:05:17
Pengetahuan sejarah mengenai kerajaan ini didapat dari sumber asing berupa catatan perjalanan i-tsing dan beberapa prasasti,
00:05:25
serta sumber dalam negeri atau prasasti
00:05:28
antara lain, prasasti kedukan Bukit,
00:05:31
Prasasti Talang Tuo,
00:05:33
Prasasti kota kapur,
00:05:36
Prasasti-prasasti Sidhayarta prasasti telaga batu dan prasasti Karang Berahi
00:05:43
Ditemukan juga peninggalan berupa candi,
00:05:46
yaitu Candi Muaro Jambi,
00:05:49
dan Candi Muara Takus
00:05:53
Dari sumber-sumber sejarah tersebut,
00:05:55
diketahui bahwa raja pertama yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang
00:06:02
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
00:06:05
dengan menaklukkan daerah Jambi yang sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Melayu
00:06:10
Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya berlangsung di bawah kekuasaan Raja Balaputradewa
00:06:17
Wilayah kekuasaannya semakin meluas hingga ke Semenanjung Malaya
00:06:21
Perluasan wilayah ini, membuat kerajaan Sriwijaya
00:06:24
menjadi Kerajaan Maritim yang menguasai alur pelayaran
00:06:27
dan jalur perdagangan di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka
00:06:33
Sriwijaya kemudian menjadi pusat pembelajaran agama Buddha dan pusat penyebarannya ke Asia Tenggara
00:06:40
Raja terakhir dari Kerajaan Sriwijaya adalah Sri Sanggrama Wijayatunggawarman
00:06:46
Sriwijaya mulai runtuh dengan adanya serangan dari Kerajaan Chola dari India
00:06:52
Melalui Ekspedisi Pamalayu,
00:06:54
Kerajaan Melayu yang berada di bawah Sriwijaya pun dikuasai oleh Singasari
00:06:59
Kerajaan pun semakin melemah, dan akhirnya runtuh pada akhir abad ke-14 akibat Serangan Kerajaan Majapahit
00:07:10
Pada abad ke-4 hingga ke-7 Masehi,
00:07:13
kerajaan yang berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa adalah Kerajaan Tarumanegara
00:07:18
Kerajaan ini didirikan oleh raja pertamanya Jayasingawarman
00:07:22
yang berlokasi di daerah Bogor Jawa Barat
00:07:27
Sumber sejarah dari kerajaan Tarumanegara berupa tujuh buah prasasti
00:07:31
Prasasti Ciaruteun,
00:07:34
Prasasti Kebon Kopi,
00:07:37
Prasasti Jambu,
00:07:39
Prasasti Muara Cianten,
00:07:43
Prasasti Tugu,
00:07:46
Prasasti Pasir Awi,
00:07:49
Dan Prasasti Munjul
00:07:52
Sumber sejarah lain yaitu catatan sejarah penjelajah China bernama Fa Hien
00:07:56
yang menyebutkan keberadaan Kerajaan Tarumanegara
00:08:01
Ada pula catatan dari kerajaan Dinasti Sui dan Dinasti Tang
00:08:07
Peninggalan prasasti yang ditulis dengan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa,
00:08:11
menunjukkan kuatnya pengaruh Hindu India pada Kerajaan ini
00:08:14
Dari beberapa prasasti tersebut, dapat diketahui bahwa raja besar yang memimpin Kerajaan Tarumanegara
00:08:20
adalah Raja Purnawarman
00:08:23
Kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara
00:08:26
mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan
00:08:29
Hal ini dibuktikan dari isi Prasasti Tugu
00:08:31
yang dibuat pada masa Raja Purnawarman mengenai penggalian sungai
00:08:36
Penggalian ini berupaya untuk menghindari banjir dan untuk mengisi irigasi pertanian
00:08:43
Tarumanegara menganut agama Hindu beraliran Wisnu
00:08:46
Hal ini didasarkan dengan penemuan Prasasti Kebon Kopi
00:08:50
Pada prasasti tersebut memuat dua kaki Gajah Airawata
00:08:55
Namun berdasarkan berita Fa Hien, menyebutkan bahwa ada pula sedikit masyarakat yang beragama Buddha dan Animisme
00:09:04
Pada tahun 670, pada akhir nafas Kerajaan Tarumanegara,
00:09:08
Tarusbawa yang menggantikan raja Linggawarman
00:09:11
membagi dua kerajaan menjadi Kerajaan Sunda yang dipegang oleh Tarusbawa,
00:09:15
dan kerajaan Galuh yang dipegang oleh Wretikandayun
00:09:30
Kerajaan ini kemudian berkembang menjadi kerajaan Pajajaran yang awalnya bertempat di Galuh, Jawa Barat
00:09:38
Berdasarkan penemuan Prasasti Sang Hyang Tapak,
00:09:41
diperkirakan bahwa pusat kerajaan dipindahkan dari Galuh ke Pakuan Pajajaran di Jawa Barat bagian tengah
00:09:47
dengan raja yang berkuasa yaitu Sri Jayabhupati
00:09:51
Selanjutnya, pada masa pemerintahan Linggabuana,
00:09:54
Kerajaan Pajajaran sempat terlibat dalam perang Bubat
00:09:57
dengan Kerajaan Majapahit yang saat itu diperintah oleh Hayam Wuruk
00:10:02
Sumber-sumber rujukan tertua mengenai adanya perang ini,
00:10:05
tercantum dalam Serat Pararaton serta Kidung Sunda
00:10:11
Kerajaan ini mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja Ratu Jayadewata,
00:10:18
atau lebih dikenal dalam literatur Sunda sebagai Prabu Siliwangi
00:10:24
Di Bogor, dibangun pura untuk menghormatinya bernama Pura Parahyangan Agung Jagatkarta
00:10:30
Pada masa pemerintahan Ratu Jayadewata, mulai ada penduduk Pajajaran yang menganut Agama Islam
00:10:38
Pada pemerintahan selanjutnya, Kerajaan Pajajaran runtuh Akibat serangan bertubi-tubi dari pasukan Kerajaan Islam Banten
00:10:50
Sebagian orang yang selamat dari serangan itu menyingkir ke pedalaman dan membentuk komunitas yang mengisolasi diri mereka dari luar
00:10:58
Sebagian peneliti berpendapat bahwa komunitas inilah yang sekarang bernama Suku Baduy
00:11:14
Kisah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia tidak terhenti sampai disini
00:11:20
Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia masih terus berlanjut
00:11:22
dengan diwarnai berbagai konflik dan perebutan kekuasaan
00:11:26
Kisah kerajaan Hindu Buddha dan para penguasanya akan berlanjut pada cerita selanjutnya