00:00:00
Nammu
00:00:03
tasa
00:00:07
bhagawato
00:00:08
arahatu samma
00:00:13
sambuddasa
00:00:16
namasa
00:00:19
bhagawatu
00:00:21
arahaktu samma
00:00:27
sambudasa namu tasa
00:00:34
Bagaw
00:00:39
sama
00:00:41
kayena sang waru
00:00:45
sadu
00:00:47
sadu wacaya sang
00:00:51
waru manasa
00:00:54
sangwaru
00:00:57
sadu sadu Bu
00:01:00
sabata sang
00:01:23
waruti sangga
00:01:28
yang saya
00:01:32
muliakan bersama kita adalah
00:01:36
Bapak Pembimas
00:01:40
Buddha Daerah
00:01:44
Khusus Jakarta.
00:01:49
Bapak
00:01:50
Penyelenggara
00:01:52
Bimas Buddha
00:01:55
untuk Jakarta
00:02:00
Utara, para
00:02:06
Pandita,
00:02:09
Ibu, Bapak, dan
00:02:12
Saudara-saudara yang berbahagia.
00:02:19
Tiap-tiap
00:02:21
tahun wihara terawada Buddha
00:02:26
sasana
00:02:32
selain
00:02:35
mengikuti
00:02:39
meditasi pada saat purnama detik Waisak.
00:02:47
juga merayakan atami
00:02:51
puja wesak hari
00:02:56
ke-elapan pada
00:02:59
waktu jasad guru agung dikremasikan.
00:03:10
Ibu, Bapak, dan
00:03:17
Saudara, hampir
00:03:20
semua atau boleh dikatakan
00:03:27
semuanya, semua umat Buddha
00:03:31
tentu mengerti dengan jelas.
00:03:40
Peristiwa Triisuci
00:03:45
Waisak
00:03:48
kelahiran pencapaian pencerahan sempurna
00:03:51
dan
00:03:53
parinibana Guru Agung
00:03:57
Buddha. 8 hari setelah parinibana beliau
00:04:01
dikremasikan.
00:04:10
Oleh karena
00:04:12
itu, saya tidak akan mengulang
00:04:18
kembali
00:04:21
riwayat atau peristiwa Triuci Waisak.
00:04:31
Ibu, Bapak, dan
00:04:37
Saudara,
00:04:41
keberagaman atau
00:04:45
perbedaan sebenarnya adalah
00:04:49
sesuatu fenomena
00:04:53
kehidupan
00:04:55
yang sangat
00:05:01
alami keberagaman atau perbedaan
00:05:06
itu tidak mungkin
00:05:13
dihindari. Dalam bahasa Pali disebut
00:05:16
damata.
00:05:20
Hal-hal yang tidak sama yang beragam
00:05:23
beragam-ragam yang berbeda-beda
00:05:27
itu adalah damata.
00:05:32
alami, sangat
00:05:40
alami. Kita tidak harus melihat
00:05:45
dalam ukuran atau dalam
00:05:54
scop, dalam satu rumah
00:05:58
tangga juga.
00:06:02
Kebersamaan dalam keberagaman itu
00:06:09
alami. Hidup bersama-sama dalam
00:06:13
perbedaan itu
00:06:16
wajar dan mata.
00:06:23
tidak hanya di dalam satu
00:06:25
keluarga, tidak hanya dalam satu
00:06:28
kelompok, satu lembaga, satu
00:06:31
organisasi,
00:06:33
satu
00:06:36
desa yang tidak mungkin sama.
00:06:41
Dua orang anak kembar yang dilahirkan
00:06:44
hampir bersamaan
00:06:47
waktunya juga tidak mungkin sama persis.
00:06:55
Dua orang anak kembar ini
00:07:03
berbeda. Keperbedaan dan keberagaman
00:07:11
itu harus dijaga dengan
00:07:15
baik. Kalau
00:07:18
tidak, tidak mungkin ada kebersamaan.
00:07:26
keberagaman
00:07:27
keanekaragaman atau perbedaan itu kalau
00:07:30
tidak dijaga dengan
00:07:33
baik termasuk di keluarga Ibu Bapak dan
00:07:37
Saudara
00:07:39
sendiri kehancuranlah yang akan
00:07:45
terjadi. Masing-masing merasa
00:07:49
benar, tetapi masing-masing berbeda
00:07:52
dengan yang
00:07:57
lain. Ibu, Bapak, dan
00:08:02
Saudara. Oleh karena
00:08:04
itulah
00:08:06
sacak dalam bahasa Pali sering
00:08:12
diterjemahkan kesungguhan, ketulusan,
00:08:18
kejujuran. Benar.
00:08:21
Tetapi dalam arti yang
00:08:24
luas, bukan hanya kita
00:08:27
jujur berperilaku terhadap orang
00:08:31
lain, tetapi kita juga
00:08:36
jujur mengakui
00:08:41
perbedaan-perbedaan yang ada pada yang
00:08:45
lain. Jujur menerima perbedaan.
00:08:49
Tidak hanya jujur mengakui
00:08:53
perbedaan, jujur dan
00:08:57
sungguh-sungguh menerima perbedaan itu
00:09:00
sebagai
00:09:02
damata, sebagai hal yang sangat
00:09:07
alami yang tidak mungkin
00:09:10
ditiadakan sehingga semua menjadi
00:09:13
seragam. Tidak mungkin.
00:09:17
tidak mungkin dan tidak akan pernah
00:09:25
terjadi. Ibu, Bapak, dan
00:09:29
Saudara, menjaga perbedaan, menjaga
00:09:34
keberagaman
00:09:36
ini selain diperlukan kejujuran menerima
00:09:42
perbedaan, kejujuran di dalam
00:09:47
bersikap, tetapi
00:09:50
juga harus menjaga emosi.
00:09:58
Kalau Anda sekalian, kalau kita tidak
00:10:01
berpandai-pandai menjaga
00:10:05
emosi, perbedaan itu akan menjadi sumber
00:10:14
bencana. Emosi tidak pernah
00:10:17
menyelesaikan masalah. Ingat Ibu, Bapak,
00:10:20
dan
00:10:22
Saudara sebagai seorang suami, seorang
00:10:25
ayah, seorang
00:10:28
ibu juga kepada anak-anak
00:10:31
sekalian
00:10:33
jangan menggunakan
00:10:37
emosi. Tetapi sulit, Bhante, emosi itu
00:10:41
muncul dengan spontan.
00:10:44
Iya. Kalau Anda tidak berusaha melatih
00:10:50
diri, yang spontan itu yang
00:10:55
menghancurkan. Apakah saudara
00:10:57
menginginkan keluarga saudara
00:11:02
hancur? Mengendalikan
00:11:08
emosi tidak bisa ditawar.
00:11:15
Tidak ada masalah, tidak ada persoalan
00:11:17
yang selesai dengan
00:11:25
emosi. Orang yang emosi itu ingin
00:11:28
menghancurkan lawannya, ingin
00:11:30
menghancurkan yang
00:11:34
lain karena tidak sesuai dengan
00:11:37
kehendaknya, tidak sesuai dengan
00:11:39
seleranya.
00:11:47
Itulah tujuan
00:11:50
emosi. Apakah emosi bertujuan untuk
00:11:54
memperbaiki yang
00:11:56
lain? Tidak sama sekali.
00:12:00
Emosi adalah melontarkan kemarahan,
00:12:06
kejengkelan, untuk menghancurkan, untuk
00:12:09
memojokkan orang
00:12:11
lain. Bukankah itu tujuan emosi?
00:12:23
Orang yang emosi itu
00:12:27
seperti orang yang dirinya sendiri minum
00:12:32
racun.
00:12:33
dirinya minum racun dengan tujuan
00:12:37
membunuh orang
00:12:40
lain. Apakah bisa,
00:12:44
Saudara, dirinya minum
00:12:47
racun untuk membunuh orang
00:12:50
lain? Itulah
00:12:54
emosi. Siapa yang akan
00:12:57
mati? Dirinya sendiri.
00:13:05
Di dalam Dhamapada disebutkan kayena
00:13:08
sang
00:13:13
waradu sangat baik
00:13:17
sadu menjaga
00:13:20
perilaku, menjaga jasmani
00:13:26
ini. Sadu wacaya sang waro. Sadu wacaya
00:13:32
sang waro. Sangat baik menjaga ucapan.
00:13:39
Manasak sang waro
00:13:41
sadu sangat baik amat
00:13:45
baik menjaga
00:13:49
pikiran saduk sabat sang
00:13:54
waru mengendalikan diri itu terpuji di
00:13:59
mana pun
00:14:04
juga mengendalikan diri memerlukan ganti
00:14:10
kesabaran. Mengendalikan emosi
00:14:12
memerlukan kesabaran.
00:14:16
Memang awalnya
00:14:17
gagal, tetapi berusaha kembali, berusaha
00:14:22
kembali, berusaha
00:14:28
kembali, saudara akan mampu
00:14:31
mengendalikan
00:14:39
emosi. Ibu, Bapak, dan
00:14:42
Saudara, dalam kalimat yang lebih
00:14:46
tajam guru agung kita menggunakan
00:14:51
kalimat sadu jiwa sang
00:14:56
waru. Sadu Jihway sang waru sangat baik.
00:15:02
Jihwayak mengendalikan lidah
00:15:08
Anda. Sekarang mungkin harus
00:15:12
ditambah saduk Anggulia sang
00:15:17
waru sangat baik mengendalikan jari-jari
00:15:21
Anda. Engguli jari
00:15:25
Anda. Kalau Anda tidak bisa
00:15:28
mengendalikan jari, Anda rajin
00:15:31
membuat
00:15:33
WA. Karena yang dihadapi itu hanya benda
00:15:36
mati. Dia menulis seenaknya saja. Tidak
00:15:39
sungkan lain. Kalau yang dihadapi sesama
00:15:43
manusia, sesama kita. Sungkan kalau yang
00:15:48
dihadapi benda yang kecil ini tidak
00:15:50
sungkan.
00:15:52
Tetapi kemudian
00:15:55
dikirim. Si
00:15:58
penerima belum tentu
00:16:01
siap menerima kiriman
00:16:07
Anda. Tidak hanya tulisan,
00:16:10
gambar-gambar, berita-berita yang tidak
00:16:12
pada
00:16:14
tempatnya yang membuat orang ngeri,
00:16:17
ketakutan, jangan dikirim.
00:16:21
Karena si penerima belum tentu
00:16:23
siap. Kengerian ketakutan yang
00:16:26
diciptakan atas kiriman Anda merugikan
00:16:29
pikiran
00:16:34
mereka. Sadu Anggulia Sang
00:16:38
Waru sangat baik mengendalikan jari-jari
00:16:42
kita.
00:16:49
Ibu, Bapak, dan
00:16:54
Saudara semuanya ini kita harus
00:16:58
melakukan,
00:17:00
melatih dengan tidak pernah berhenti
00:17:03
setiap
00:17:05
hari sepanjang kehidupan
00:17:09
ini untuk menjaga agar perbedaan dan
00:17:14
keberagaman
00:17:17
itu menjadi
00:17:20
kebersamaan yang membawa
00:17:28
kebahagiaan. Tetapi Ibu, Bapak, dan
00:17:30
Saudara, ada yang lebih penting
00:17:34
lagi,
00:17:37
caga. Dalam bahasa
00:17:40
Pali, dalam bahasa Sansekerta adalah
00:17:43
tiaga.
00:17:50
Ada kesepakatan, ada niat bagi kita
00:17:53
semua, dari kita
00:17:58
semua untuk berkorban.
00:18:04
Kalau tidak ada niat, tidak ada minat
00:18:07
untuk
00:18:10
berkorban, bagaimana
00:18:13
mungkin kebersamaan itu membawa
00:18:17
kebahagiaan?
00:18:25
Ibu, Bapak, dan
00:18:28
Saudara, arti yang yang
00:18:31
hakiki, arti yang sesungguhnya dari caga
00:18:35
atau tiaga itu adalah
00:18:40
memotong. Memotong apa? Bant memotong
00:18:44
ikatan.
00:18:48
Itulah arti yang sesungguhnya
00:18:50
sesungguhnya dari
00:18:54
caga. Apakah memotong ikatan itu kita
00:18:57
harus memotong semua yang kita
00:19:00
punya? Keluarga kita, anak-anak kita,
00:19:03
kemudian rumah kita, kemudian milik
00:19:06
kita, kita potong, kita buang
00:19:09
semua. Apa begitu Bhante berkorban
00:19:13
itu? Lalu kita menjadi miskin.
00:19:20
melarat tidak, Saudara?
00:19:24
Jaga yang di diterjemahkan diartikan
00:19:29
dengan memotong ikatan itu
00:19:34
adalah kalau saudara tidak mampu
00:19:36
mempertahankan
00:19:38
lagi. Kalau perubahan sudah terjadi dan
00:19:42
perubahan pasti
00:19:44
terjadi, Anda harus siap
00:19:48
memotong memotong ikatan.
00:19:54
Kalau Anda tidak siap memotong
00:19:57
ikatan, maka itulah
00:20:03
penderitaan. Dan ikatan yang paling
00:20:06
halus dalam
00:20:09
semua bencana adalah
00:20:15
keakuan. Merasa aku lebih, aku lebih,
00:20:18
aku sudah melakukan sesuatu. Aku sudah
00:20:23
berkorban. Atau sebaliknya, aku dihina,
00:20:26
aku disisihkan, aku difitnah, aku
00:20:29
disingkirkan, aku, aku, ak aku aku kapan
00:20:34
saudara memotong keakuan
00:20:38
itu? Keakuan itulah sumber kotoran
00:20:42
batin. Keakuan itulah sumber dari semua
00:20:46
kilisah.
00:20:49
Dan aku itu adalah
00:20:53
wipalasa. Aku itu adalah
00:20:56
khayalan yang dibuat oleh pikiran kita
00:21:00
sendiri yang menganggap aku itu ada.
00:21:07
milikku, hakku, diriku,
00:21:11
aku. Itulah
00:21:13
yang disebutkan oleh guru agung kita
00:21:16
sebagai sumber dari segala
00:21:22
malapetaka. Kalau di dalam perbedaan, di
00:21:25
dalam
00:21:27
keberagaman seseorang membesarkan
00:21:30
akunya, apa yang akan terjadi?
00:21:35
Dia menganggap dirinya lebih dari yang
00:21:38
lain. Yang lain
00:21:41
adalah tidak
00:21:46
berharga. Kalau di dalam
00:21:50
keluarga seorang suami, maaf seorang
00:21:54
ayah membesarkan
00:21:57
akunya, apa jadinya keluarga itu?
00:22:02
istrinya, anak-anaknya harus ikut
00:22:06
dia. Tidak ada pilihan
00:22:10
lain. Sebaliknya, kalau seorang istri
00:22:13
membesarkan
00:22:15
akunya, tidak mau mendengar suaminya,
00:22:18
tidak mau
00:22:19
mendengar anak-anaknya yang
00:22:22
berbeda, yang tidak
00:22:25
sama, hancurlah keluarga itu karena
00:22:28
keakuan.
00:22:32
Kalau suami istri, ayah, ibu, anak-anak
00:22:36
kita semua yang hidup di masyarakat bisa
00:22:39
mengecilkan
00:22:43
keakuan, kita akan hidup harmoni di
00:22:46
tengah-tengah
00:22:48
perbedaan. Karena sekali
00:22:51
lagi perbedaan
00:22:54
itu tidak bisa dihindari.
00:22:58
Perbedaan itu
00:23:00
adalah
00:23:01
alami dan mata.
00:23:07
Ibu, Bapak, dan
00:23:10
Saudara, oleh karena itu sangat
00:23:13
tepat seorang pujangga besar buddhis
00:23:17
emputan
00:23:18
tular yang umat Buddha juga banyak yang
00:23:22
tidak
00:23:24
mengerti bahwa kalimat bineka tunggal
00:23:27
ika
00:23:28
itu ditulis oleh seorang pujangga
00:23:31
buddhis
00:23:33
besar emputan.
00:23:36
tular di tulisan beliau yang disebut
00:23:39
dengan
00:23:41
suttaoma pada zaman kerajaan
00:23:45
Majapahit kurang lebih 600 tahun yang
00:23:49
lalu. Bineka berbeda-beda
00:23:53
benar, sangat
00:23:56
benar. Tidak ada yang istimewa di dalam
00:23:59
perbedaan.
00:24:02
Karena perbedaan itu sesuatu yang wajar,
00:24:05
yang alami, yang mata.
00:24:09
Tetapi kalimat yang selanjutnya, tunggal
00:24:14
ika. Kita adalah sesama
00:24:17
manusia yang tidak ingin
00:24:20
menderita, yang ingin hidup
00:24:23
bahagia. Karena itu kebinekaan harus
00:24:27
dijaga, keberagaman harus dijaga.
00:24:31
Perbedaan harus
00:24:34
dijaga. Jangan sampai menghancurkan kita
00:24:37
dan orang
00:24:40
lain. Marilah kita menjaga perbedaan itu
00:24:44
dalam kebersamaan untuk
00:24:47
kebahagiaan dengan kesungguhan menerima
00:24:50
kenyataan
00:24:54
perbedaan dengan menjaga emosi dengan
00:24:57
kesabaran.
00:25:00
dan
00:25:02
siap mengorbankan
00:25:04
keakuan demi
00:25:06
kebahagiaan banyak orang.
00:25:12
Ibu, Bapak, dan
00:25:15
Saudara, kalau ajaran Guru Agung kita
00:25:19
disingkat, maka mengendalikan emosi dan
00:25:23
sabar itu
00:25:26
adalah
00:25:28
sababaran. Jangan berbuat kejahatan.
00:25:34
Kemudian baru kusala supa
00:25:37
sampada menambah hal-hal yang baik.
00:25:44
Mana yang penting? Bante. Kedua-duanya
00:25:47
penting, Ibu, Bapak, dan Saudara. sangat
00:25:50
penting. Tetapi
00:25:55
tetapi kalau saudara belum bisa banyak
00:25:58
berbuat baik, menambah
00:26:03
kebaikan, kalau boleh dikatakan tidak
00:26:06
apalah,
00:26:08
tetapi tidak boleh
00:26:15
untuk
00:26:17
melakukan perbuatan yang buruk.
00:26:23
Kalau seandainya
00:26:25
ditimbang-timbang tidak berbuat
00:26:30
buruk, harus pertama dan
00:26:35
utama. Kalau boleh
00:26:40
dikatakan lebih penting dari banyak
00:26:43
berbuat
00:26:46
baik. Mengapa Bhante? Kalau Anda berbuat
00:26:49
buruk, keburukan itu membawa korban
00:26:52
orang lain selain merugikan Anda
00:26:58
sendiri. Kalau Anda kurang berbuat
00:27:01
baik, iya ditambahlah.
00:27:04
Tetapi tidak apalah untuk sementara,
00:27:07
tetapi
00:27:09
jangan jangan sampai
00:27:12
tidak mengendalikan
00:27:15
diri. Karena tidak berbuat jahat itu
00:27:18
pertama dan utama. Tidak berbuat buruk
00:27:22
itu adalah awal, pertama, utama, dan
00:27:26
penting. Karena dengan tidak berbuat
00:27:29
buruk, Anda tidak menyusahkan orang
00:27:32
lain. Dengan tidak berbuat
00:27:36
buruk, Anda tidak membuat orang lain
00:27:39
menderita. Dengan tidak berbuat
00:27:42
buruk, Anda tidak merugikan orang lain
00:27:47
dan tidak merugikan diri sendiri.
00:27:52
Oleh karena itu sangat penting untuk
00:27:55
tidak berbuat
00:27:57
buruk.
00:28:00
Syukur menambah
00:28:04
kebajikan. Apalagi membersihkan pikiran
00:28:07
dengan
00:28:09
meditasi. Karena semua yang kita
00:28:12
ucapkan, semua yang kita
00:28:15
lakukan muncul dari pikiran kita. Apa
00:28:20
toh, Ibu, Bapak, Saudara, yang tidak
00:28:22
datang dari pikiran kita?
00:28:24
Apa?
00:28:26
Semua susah, senang, kecewa,
00:28:31
bahagia, gembira, sedih,
00:28:35
semuanya adalah datang dari pikiran
00:28:38
kita.
00:28:40
kebaikan,
00:28:42
kejahatan, kasih sayang,
00:28:46
kekejaman, emosi atau bisa mengendalikan
00:28:50
diri, semua berasal dari pikiran
00:28:53
kita.
00:28:56
Sehingga membersihkan pikiran ini dengan
00:29:00
meditasi bukan
00:29:03
pilihan, tetapi keharusan.
00:29:06
Kalau pikiran kita
00:29:08
bersih, otomatis
00:29:12
otomatis ucapan kita dan perbuatan kita
00:29:15
menjadi
00:29:19
bersih.
00:29:20
Manasa sang
00:29:24
waroad sangat baik. Manasak sang waru
00:29:29
mengendalikan pikiran.
00:29:32
dengan mengendalikan pikiran
00:29:34
Anda, Anda mengendalikan jasmani Anda.
00:29:38
Anda mengendalikan ucapan
00:29:40
Anda. Dengan mengendalikan pikiran Anda,
00:29:44
Anda mengendalikan lidah
00:29:47
Anda. Dengan mengendalikan pikiran Anda,
00:29:50
membersihkan pikiran
00:29:52
Anda, otomatis Anda bisa mengendalikan
00:29:55
jari-jari Anda.
00:29:58
Anasak sang waro
00:30:01
sadu sadu sabata sang
00:30:04
waro sangat terpuji mengendalikan
00:30:08
pikiran
00:30:09
kita saduk sabat
00:30:13
sangwaru mengendalikan diri
00:30:16
itu sangat terpuji di mana pun juga.
00:30:23
Selamat memperingati Triisuci Waisaka
00:30:25
Puja dan juga Atami Puja Waisakari
00:30:31
keelapan. Semoga semua makhluk
00:30:34
berbahagia. Terima kasih. Yeah.