PPN & Fasilitas super mewah Pejabat Indonesia

00:16:26
https://www.youtube.com/watch?v=uoMGUhSqxOA

Resumen

TLDRIl video esamina l'aumento dell'IVA (PPN) in Indonesia dal 11% al 12% nel 2025, come parte di una legislazione governativa per stabilizzare il bilancio statale. La discussione si concentra su come questo aumento ha sollevato critiche significative da parte del pubblico che lo vede come un peso finanziario, dato l'apparente sfarzo eccessivo dei funzionari. Viene fatto un confronto con i paesi scandinavi, dove tasse elevate vengono accettate grazie ai servizi pubblici di alto livello forniti ai cittadini. Critiche sono dirette al governo indonesiano a cui si consiglia di adottare un'etica migliore e di sacrificare il lusso per avvicinarsi alla realtà sociale pubblica. Infine, si discute anche di come l'Indonesia aspira a diventare membro dell'OCSE, il quale richiede un sistema fiscale più ampio ed efficiente.

Para llevar

  • 📈 PPN di Indonesia akan naik menjadi 12% pada tahun 2025.
  • 🏛️ Kritik keras terhadap kemewahan fasilitas pejabat saat publik dibebani kenaikan pajak.
  • 🇸🇪 Contoh negara Skandinavia di mana pajak tinggi diimbangi dengan layanan publik berkualitas.
  • 🚗 Pejabat Indonesia menikmati fasilitas seperti rumah dinas dan mobil mewah.
  • 📉 Seruan agar pejabat menunjukkan etiket yang baik dengan mengurangi kemewahan.
  • 🧾 OECD merekomendasikan perluasan basis pajak Indonesia.
  • 💼 Ketimpangan fasilitas antara pejabat dan pegawai negeri biasa sangat mencolok.
  • 💰 Kesempatan menjadi anggota OECD mendorong Indonesia untuk mereformasi sistem perpajakannya.
  • 🛑 Tingginya tingkat korupsi meski ada fasilitas mewah bagi pejabat tetap jadi masalah.
  • 🗣️ Kritik dari isi video berasal dari rasa kepedulian, bukan kebencian pribadi.

Cronología

  • 00:00:00 - 00:05:00

    L'esordiu di discorsa si centra in d'una crescida di l'IVA à 12% chì ugo è impatta forti la vite d'ogni ghjornu in Indonesia, è l'idea di a resistenza è critica di a pupulazione quant'à sta decisione guvernativa. U prublema sormontatu hè a cunfusione trà u guvernu è i citadini nant'à l'effetti reali di a medìa, è l'importanza di fà capì i vantaghji è impacti di stu aumentu di tributura.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Si parla di e differenze trà i livelli di tassazione è di benessere societàle paragunendu Indonesia cun paesi di l'Scandinavu, chì, benchè i livelli di tassazione sianu alti, offrenu servizii pusitivi à a pupulazione, culla cuntrapruva chì in Indonesia, di i ricchì distini sò più centrati à i capi statali. L'attenta hè posta nantu à cume guverni in altrò paesi mantenenu una gestione di e ricchezze più equilibrata, mentre in Indonesia c'hè una spesa eccessiva per facilità per i funzionari.

  • 00:10:00 - 00:16:26

    A critica di lusso è privilegi di i funzionari indonesiani continua, paragunendu cun situazioni in altrò paesi induve e risorse sò gestione cun efficiency. Si dice chì a fiducia è l'accettazione pubbrica di e pulitiche fiscalità guvernative sò difese per via di a percezione di inghjistizia è disparità in u trattamentu di cummunità e statali. S'è ùn si face vede un impegnu validu da i funzionari, a resistenza pubbrica hè prejudiziale per e riforme neccessarie.

Mapa mental

Vídeo de preguntas y respuestas

  • Apa yang dibahas dalam video ini?

    Video ini membahas kenaikan tarif PPN di Indonesia menjadi 12% dan dampaknya terhadap masyarakat serta kritik terhadap fasilitas mewah pejabat.

  • Kenapa PPN di Indonesia dinaikkan menjadi 12%?

    Kenaikan PPN menjadi 12% diatur dalam undang-undang sebagai usaha pemerintah untuk menstabilkan anggaran negara tanpa terlalu bergantung pada utang.

  • Bagaimana reaksi masyarakat terhadap kenaikan PPN?

    Masyarakat menolak kenaikan PPN ini karena dianggap memberatkan, terutama saat melihat pejabat menikmati fasilitas mewah yang tidak sebanding.

  • Apa yang disarankan untuk pemerintah dalam video ini?

    Disarankan agar pemerintah menunjukkan etika yang baik dengan mengorbankan kemewahan demi membaur dengan masyarakat.

  • Mengapa kenaikan PPN ini dianggap tidak adil?

    Karena masyarakat merasa beban kenaikan PPN dibebankan kepada mereka, sementara pejabat menikmati kemewahan.

Ver más resúmenes de vídeos

Obtén acceso instantáneo a resúmenes gratuitos de vídeos de YouTube gracias a la IA.
Subtítulos
id
Desplazamiento automático:
  • 00:00:08
    [Musik]
  • 00:00:14
    halo warga sipil sekalian teman-teman
  • 00:00:15
    mungkin udah sadar ya Dan mungkin udah
  • 00:00:17
    paham akhir tahun ini kita dikejutkan
  • 00:00:18
    dengan banyak hal gitu salah satu yang
  • 00:00:20
    paling besar dan paling berdampak buat
  • 00:00:21
    kehidupan masyarakat jelas kenaikan PPN
  • 00:00:28
    12% si masyarakat Indonesia makin
  • 00:00:31
    meningkat lantaran sinyal pajak
  • 00:00:33
    pertambahan nilai atau PPN akan jadi
  • 00:00:36
    dinaikkan pada tahun 2025 menjadi 12%.
  • 00:00:40
    ya kalau dari saya sih sebenarnya enggak
  • 00:00:42
    setuju ya itu lumayan berkurang dong
  • 00:00:44
    nanti Gaji kita mendapatkan penolakan
  • 00:00:47
    dari masyarakat pemerintah tetap
  • 00:00:49
    memberlakukan tarif PPN sebesar 12%
  • 00:00:52
    mulai 1 Januari 2025 sesuai
  • 00:00:54
    undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
  • 00:00:57
    harmonisasi peraturan perpajakan video
  • 00:01:00
    ini gua tujukan untuk memberikan
  • 00:01:02
    pemahaman bukan cuma kepada masyarakat
  • 00:01:04
    tapi juga kepada pemerintah karena
  • 00:01:05
    pemerintah juga salah memahami Bagaimana
  • 00:01:07
    reaksi masyarakat atas dampak kenaikan
  • 00:01:09
    PPN 12% ini dan Apa masalah yang tidak
  • 00:01:12
    dilihat pemerintah yang dirasakan oleh
  • 00:01:13
    masyarakat sehingga pemerintah bertanya
  • 00:01:15
    kenapa sih masyarakat terlalu resisten
  • 00:01:17
    Kenapa sih masyarakat mempertanyakan ini
  • 00:01:19
    Seharusnya masyarakat sadar kalau kita
  • 00:01:20
    butuh ini dan lain sebagainya dan ini
  • 00:01:21
    bakal gua jawab selain itu juga kepada
  • 00:01:23
    masyarakat sendiri gua bakal ngasih
  • 00:01:25
    pemahaman yang komprehensif lengkap dan
  • 00:01:27
    mudah dipahami soal PPN 12% itu sendiri
  • 00:01:29
    bagaim baimana dampaknya buat kehidupan
  • 00:01:31
    kita Apakah bisa kita sppelekan Apakah
  • 00:01:33
    benar kalau PPN 12% itu cuma naik 1%
  • 00:01:36
    nanti kita break downown jadi Selamat
  • 00:01:38
    datang di Doku Vlog pembedah PPN 12%
  • 00:01:43
    [Musik]
  • 00:01:49
    [Musik]
  • 00:02:07
    ah udah lama sekali gua gak pakai batik
  • 00:02:09
    ya dan gua sengaja pakai batik di konten
  • 00:02:12
    kali ini karena gua mau mengenang
  • 00:02:14
    masa-masa gua jadi
  • 00:02:15
    PNS karena batik itu adalah jenis
  • 00:02:18
    pakaian yang paling sering digunakan
  • 00:02:20
    waktu gue jadi PNS sekitar 10 tahun dua
  • 00:02:22
    kali seminggu tuh kita pakai batik jadi
  • 00:02:24
    ya terasaan ya tapi ya
  • 00:02:27
    okelah oke teman-teman semua kita
  • 00:02:30
    langsung aja membahas soal PPN 12% Ini
  • 00:02:32
    pertanyaan paling simpel Apakah gua
  • 00:02:34
    setuju dengan kenaikan PPN dari 11
  • 00:02:36
    menuju 12% ini jawabannya tentu
  • 00:02:40
    tidak karena secara alamiah atau secara
  • 00:02:43
    natural enggak ada manusia yang suka
  • 00:02:44
    dipajakin lu kerja capek-capek terus
  • 00:02:46
    dipotong sama pemerintah atau dipotong
  • 00:02:47
    sama negara Ya jelas Siapa sih yang
  • 00:02:49
    bakal terima dengan hal seperti itu mau
  • 00:02:51
    lu cinta negara kayak gimana pun ya
  • 00:02:53
    Enggak bakal ada orang yang secara
  • 00:02:54
    lillahi taala ikhlas 100% dipotong pajak
  • 00:02:57
    no enggak akan ada gua bisa jamin Tapi
  • 00:03:00
    selama ini Aturan ini bisa diterima dan
  • 00:03:01
    diwajarkan karena apa ya karena timbal
  • 00:03:03
    balik yang diperoleh bapak ibu semua Oke
  • 00:03:06
    Langsung aja kita kasih contoh negara
  • 00:03:07
    Skandinavia negara Skandinavia itu
  • 00:03:09
    pajaknya luar biasa tinggi loh lebih
  • 00:03:11
    dari setengah penghasilan penduduk di
  • 00:03:13
    sana itu dipotong pajak belum lagi
  • 00:03:14
    pajak-pajak yang lain ya Ka ada 55% ada
  • 00:03:17
    58% ada 63%. nah yang jadi Pertanyaan
  • 00:03:19
    kenapa masyarakat di situ terima-terima
  • 00:03:21
    aja pertanyaan kedua Kenapa masyarakat
  • 00:03:23
    di situ bahagia-bahagia aja ya
  • 00:03:24
    jawabannya ya tak lain tak bukan adalah
  • 00:03:26
    karena fasilitas mewah yang diterima
  • 00:03:28
    oleh publiknya ya di situ jaminan sosial
  • 00:03:31
    diberikan pendidikan diberikan kesehatan
  • 00:03:33
    diberikan air dan listrik ditanggung
  • 00:03:35
    negara bahkan lapangan pekerjaan pun
  • 00:03:37
    disediakan gitu Nah apakah ini memiliki
  • 00:03:39
    kesamaan dengan Indonesia ternyata ada
  • 00:03:41
    tak lain tak bukan adalah fasilitas
  • 00:03:43
    mewah tapi yang jadi pembeda adalah
  • 00:03:45
    ketika di negara Skandinavia fasilitas
  • 00:03:47
    mewah itu diberikan kepada publik tapi
  • 00:03:49
    di Indonesia fasilitas mewah itu
  • 00:03:51
    diberikan kepada pejabatnya Selamat
  • 00:03:54
    datang di Indonesia negeri para
  • 00:03:56
    pejabat dari
  • 00:03:58
    l saudara-saudara dan saudari komisioner
  • 00:04:02
    tadi tidak pernah terucap anggota dewan
  • 00:04:06
    yang terhormat
  • 00:04:09
    Oke gua pernah bilang ke teman gua Kalau
  • 00:04:11
    jadi pejabat di Indonesia ini enak dan
  • 00:04:12
    paling enak di seluruh dunia ya Kenapa
  • 00:04:14
    demikian karena kalau lu jadi pejabat di
  • 00:04:16
    Indonesia lu akan merasakan serpihan
  • 00:04:18
    angin surga
  • 00:04:21
    gitu ya dan jumlahnya sangat banyak di
  • 00:04:23
    Indonesia kalau kita kelompokkan aja
  • 00:04:25
    misalnya pejabat yang kita hitung tu
  • 00:04:26
    eson 1 ke atas menteri Pimpinan lembaga
  • 00:04:30
    kepala daerah anggota dewan pusat dan
  • 00:04:32
    daerah maka jumlahnya mencapai puluhan
  • 00:04:34
    ribu orang dan puluhan ribu orang ini
  • 00:04:35
    menikmati kemewahan yang luar biasa
  • 00:04:37
    bapak ibu semua Oke sebelum kita
  • 00:04:39
    membbreakdown kemewahan-kemewahan yang
  • 00:04:41
    mereka terima ini kita komparasi dulu
  • 00:04:43
    nih dengan negara-negara baju karena kan
  • 00:04:44
    pemerintah kita sering banget
  • 00:04:45
    mengkoparasi kita dengan negara lain
  • 00:04:47
    gitu alah pajak segini masih kecil
  • 00:04:49
    dibandingkan pajak negara lain ya kan
  • 00:04:51
    Nah maka kita lakukan hal yang sama
  • 00:04:53
    kalian tahu di Swedia menteri dan
  • 00:04:54
    pejabat publiknya menggunakan kereta
  • 00:04:55
    dalam aktivitas mereka tanpa ajudan
  • 00:04:57
    tanpa pengawal mereka tinggal di rumah
  • 00:04:59
    sendiri menanggung air sendiri listrik
  • 00:05:01
    sendiri tidak ada mobil dinas yang mewah
  • 00:05:02
    atau rumah gendongan di pusak kota
  • 00:05:04
    dengan halaman yang luas di Amerika
  • 00:05:06
    Serikat anggota sennat cuma menerima
  • 00:05:08
    kurang lebih 2,7 miliar per tahunnya
  • 00:05:11
    nilai yang sangat kecil bila kita
  • 00:05:12
    bandingkan dengan apa yang diterima oleh
  • 00:05:14
    para anggota dewan kita di Inggris
  • 00:05:16
    anggota parlemen wajib melaporkan detail
  • 00:05:18
    penggunaan perjalanan dinas atau biaya
  • 00:05:20
    operasional mereka Dan ini menjadi
  • 00:05:23
    informasi publik yang bisa diakses oleh
  • 00:05:25
    seluruh publik nah di Norwegia Pejabat
  • 00:05:28
    itu memiliki gaji yang cukup tinggi atau
  • 00:05:30
    bahkan bisa kita bilang cukup besar tapi
  • 00:05:32
    mereka dipotong pajak yang lebih besar
  • 00:05:33
    lagi dari masyarakat biasa jadi net
  • 00:05:35
    income-nya kecil gitu dan sepertinya
  • 00:05:38
    semakin maju sebuah negara maka semakin
  • 00:05:41
    besar pula tingkat malu para pejabatnya
  • 00:05:44
    Lalu bagaimana dengan Indonesia Heeh
  • 00:05:47
    seperti yang gua bilang ada puluhan ribu
  • 00:05:48
    pejabat di Indonesia ini kalau kita
  • 00:05:49
    hitung dari level eson 1 ya menteri
  • 00:05:51
    Pimpinan lembaga
  • 00:05:53
    eksekutif legislatif dan itu bisa
  • 00:05:56
    mendapatkan penghasilan hingga ratusan
  • 00:05:57
    juta tiap bulan termasuk tunjangan Trans
  • 00:05:59
    transportasi komunikasi reses
  • 00:06:01
    operasional honor tetim penghasilan
  • 00:06:02
    sebagai komisaris dan penghasilan legal
  • 00:06:05
    lainnya dan mereka juga memperoleh
  • 00:06:06
    fasilitas rumah dinas beban isinya pun
  • 00:06:08
    ditanggung oleh negara dan rumah
  • 00:06:10
    dinasnya Enggak cuma satu Bos bisa jadi
  • 00:06:12
    seorang pejabat itu mendapatkan lebih
  • 00:06:14
    dari satu rumah dinas bisa tiga rumah
  • 00:06:16
    dinas bahkan lima rumah dinas dan ada
  • 00:06:18
    pejabat yang seperti itu dan gua siap
  • 00:06:20
    bertanggung jawab atas statement yang
  • 00:06:21
    gua keluarkan ini ada lebih dari satu
  • 00:06:24
    pejabat di Indonesia yang memiliki lebih
  • 00:06:26
    dari satu rumah dinas dan jelas rumah
  • 00:06:28
    dinas ini adalah lumayan nyaman dan
  • 00:06:30
    besar yang mana bebannya tidak satuun
  • 00:06:32
    mereka tanggung misalnya beban
  • 00:06:33
    listriknya beban airnya beban
  • 00:06:34
    securitynya beban protokolernya biaya
  • 00:06:37
    kesehatan pun juga ditanggung sama
  • 00:06:38
    negara difasilitasi sama Negara apa
  • 00:06:40
    enggak enak jadi pejabat di Indonesia
  • 00:06:41
    Nah selanjutnya mobil dinas mobil dinas
  • 00:06:44
    lebih mencenangkan lagi bapak ibu
  • 00:06:46
    semua jangan lu pikir mobil dinas di
  • 00:06:49
    Indonesia itu mobil-mobil di level
  • 00:06:51
    Avanza Senia atau Agia enggak mobil
  • 00:06:55
    dinas pejabat di Indonesia itu
  • 00:06:56
    mantap-mantap semua Luxury item semua
  • 00:06:59
    dari mulai alpard sampai Range Rover
  • 00:07:01
    dari mulai series 7 sampai S Class itu
  • 00:07:03
    ada semua dan mereka juga bisa
  • 00:07:05
    mendapatkan mobil dinas lebih dari satu
  • 00:07:07
    dan yang lebih enak lagi mobil dinas ini
  • 00:07:08
    tidak selalu berpat merah e karena
  • 00:07:10
    pejabat eselon 1 ke atas itu punya plat
  • 00:07:12
    khusus namanya rfs kalau ada rfo atau
  • 00:07:15
    rfh di bawahnya itu biasanya peenjabat S
  • 00:07:17
    sat ke bawah tuh dan platnya hitam dan
  • 00:07:18
    bisa digunakan untuk bertamasya atau
  • 00:07:21
    bersosiitas ya Menarik kan dan
  • 00:07:24
    Berdasarkan riset dan tembungan gua
  • 00:07:25
    ketika ketika gua mencari data di
  • 00:07:27
    lpsc-nya sasnik gua menemukan angka yang
  • 00:07:29
    fant fastis bapak ibu semua untuk sewa
  • 00:07:31
    mobil dinas bagi para pejabat publik di
  • 00:07:33
    Republik Indonesia ini setnik harus
  • 00:07:34
    mengeluarkan biaya hampir 20 m tepatnya
  • 00:07:37
    sekitar 19,2 atau 19,3 m dalam penyewaan
  • 00:07:41
    mobil dinas penyewaan mobil dinas dan
  • 00:07:44
    semua kemewahan ini bisa mereka nikmati
  • 00:07:46
    tanpa harus mereka tanggung pajaknya
  • 00:07:50
    berapa jadi enak banget jadi pejabat di
  • 00:07:52
    Indonesia ini dia bisa punya penghasilan
  • 00:07:54
    ratusan juta tapi di satu sisi
  • 00:07:55
    beban-beban hidupnya ditangguh sama
  • 00:07:57
    negara jadi net income-nya sangat-sangat
  • 00:07:59
    besar Itulah kenapa orang-orang
  • 00:08:00
    Indonesia lomba-lomba jadi pejabat
  • 00:08:01
    karena nikmat sekali dan kalau kalian
  • 00:08:03
    mau menelisik lebih dalam kalian lihat
  • 00:08:04
    data by datanya kalian akan menemukan
  • 00:08:06
    hal-hal yang mencengangkan karena setiap
  • 00:08:08
    tahun atau bahkan setiap bulan di
  • 00:08:09
    seluruh Kementerian lembaga selalu ada
  • 00:08:11
    biaya renovasi rumah dinas konstruksi
  • 00:08:14
    rumah dinas dan konsultasi rumah dinas
  • 00:08:16
    nah hampir setiap tahun belanja terbesar
  • 00:08:18
    dari APBN itu bukan berasal dari
  • 00:08:20
    infrastruktur tapi belanja pegawai yang
  • 00:08:22
    mana nilainya mencapai ratusan triliuni
  • 00:08:25
    terakhir Kalau enggak salah hampir Rp400
  • 00:08:27
    triliun ya sekitar 200 atau 300 triliun
  • 00:08:29
    rupiah gitu belanja pegawai fasilitas
  • 00:08:31
    semcam rumah dinas tadi atau bahkan
  • 00:08:33
    perjalanan dinas belum termasuk loh
  • 00:08:34
    nilainya aja sudah sebesar itu dan yang
  • 00:08:36
    lebih miris lagi adalah walaupun belanja
  • 00:08:38
    pegawai kita seraksasa itu sebesar itu
  • 00:08:41
    masih banyak pns-pns kita yang harus
  • 00:08:43
    hidup dalam garis kemiskinan dan berada
  • 00:08:45
    dalam tekanan ekonomi yang sangat berat
  • 00:08:47
    Kenapa demikian karena kesenjangan
  • 00:08:48
    vertikal dan horizontalnya luar biasa
  • 00:08:50
    sekali bapak ibu semua anggaran raksasa
  • 00:08:52
    itu hanya dinikmati Oleh segelintir
  • 00:08:55
    orang tapi lebih banyak lagi yang
  • 00:08:57
    menderita gitu
  • 00:08:59
    [Musik]
  • 00:09:01
    Belum lama ini pengadaan mobil dinas
  • 00:09:03
    Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera
  • 00:09:05
    Barat yang harganya paling tinggi Rp1
  • 00:09:08
    miliar menjadi sorotan tidak hanya itu
  • 00:09:11
    renovasi bagian dari rumah dinas ketua
  • 00:09:13
    DPRD Sumatera Barat yang mencapai 5,6
  • 00:09:17
    miliar turut menjadi perhatian Bupati
  • 00:09:19
    pole walim Mandar beli mobil dinas yang
  • 00:09:22
    lebih wah tak main-main ia pakai
  • 00:09:25
    Mercedes Benz dari gls yang harganya di
  • 00:09:28
    atas 2 miliar
  • 00:09:30
    berarti siap ya Pak Bupati kalaupnya
  • 00:09:31
    didesak untuk ini jadi polemik di
  • 00:09:33
    masyarakat Oh siap ada masalah sementara
  • 00:09:36
    di penajam pasar utara Kalimantan Timur
  • 00:09:40
    proyek pembangunan rumah dinas yang
  • 00:09:41
    meneran biaya sebesar Rp34 miliar turut
  • 00:09:45
    jadi sorotan rumah jabatan seluas 2
  • 00:09:48
    hektar ini berada di kawasan pesisir dan
  • 00:09:51
    memiliki pemandangan laut yang
  • 00:09:52
    dilengkapi dengan
  • 00:09:54
    Dermaga kontras sekali dengan rumah
  • 00:09:56
    rakyat jelata yang ada di sana
  • 00:10:00
    tentunya kalau perintah dari kami adalah
  • 00:10:02
    menyelesaikan dalam tahun ini dan jujur
  • 00:10:04
    hari di mana Hari gua memimpin negara
  • 00:10:06
    ini datang Entah dengan cara apapun maka
  • 00:10:09
    hal pertama yang gua lakukan adalah
  • 00:10:10
    membereskan dan menghancurkan semua ini
  • 00:10:12
    Kenapa demikian karena sebagus apapun
  • 00:10:15
    visi misi kebijakan program dan rencana
  • 00:10:17
    tidak akan pernah bisa mencapai outcome
  • 00:10:19
    yang maksimal kalau hal-hal seperti ini
  • 00:10:22
    masih diwajarkan masih dibenarkan dan
  • 00:10:23
    masih dilakukan seyokianya pejabat
  • 00:10:26
    publik adalah pelayan publik yang mana
  • 00:10:28
    kita akan membalikan lagi makam pejabat
  • 00:10:30
    publik menjadi pelayan publik
  • 00:10:33
    gitu agak ekstrem Terus apa hubungannya
  • 00:10:37
    dengan
  • 00:10:39
    PPN ini harus dilakukan untuk membuat
  • 00:10:41
    APBN lebih sehat dan tidak bergantung
  • 00:10:43
    dengan pembiayaan seperti hutang gua
  • 00:10:45
    setuju dan
  • 00:10:47
    sepakat tapi kenapa sehat dan stabilitas
  • 00:10:50
    APBN ini dibebankan pada kami masyarakat
  • 00:10:53
    menengah yang tiap hari harus bantti
  • 00:10:54
    tula mencukupi diri sementara di sisi
  • 00:10:56
    yang lain orang yang memberikan kami
  • 00:10:58
    beban ini sedang menikmati kehidupan
  • 00:11:00
    dengan kemewahan yang super tinggi gini
  • 00:11:04
    pemerintah sering bertanya dan heran
  • 00:11:05
    kenapa masyarakat tidak bisa menerima
  • 00:11:07
    kenaik ke PPN ini dengan legowo gitu
  • 00:11:10
    dengan berbagai macam narasi dengan
  • 00:11:11
    berbagai macam alasan dan lain
  • 00:11:13
    sebagainya nah seharusnya tidak perlu
  • 00:11:15
    menjadi seorang Einstein untuk paham
  • 00:11:17
    resistensi dari masyarakat penolakan
  • 00:11:19
    dari masyarakat ini bukan datang dari
  • 00:11:21
    kebodohan tapi ketidakadilan yang
  • 00:11:23
    terpampak gitu tentu gua paham tidak
  • 00:11:25
    semua kebijakan populer dan tidak semua
  • 00:11:27
    kebijakan bisa diterima dengan baik atau
  • 00:11:30
    diterima dengan begitu saja ya pahamlah
  • 00:11:32
    kadang ada urgensi yang harus dilakukan
  • 00:11:34
    kadang ada sesuatu yang harus ditempuh
  • 00:11:37
    dan kadang ada penolakan yang harus
  • 00:11:38
    diterima gu tapi yang harus pemerintah
  • 00:11:40
    juga paham gue yakin dan gua percaya dan
  • 00:11:43
    ini jadi masukan yang konstruktif untuk
  • 00:11:44
    pemerintah ya supaya program-program
  • 00:11:46
    bisa berjalan dengan baik tanpa hambatan
  • 00:11:47
    tanpa ada tentangan tanpa ada demo dan
  • 00:11:49
    protes maka yang pertama kali terlebih
  • 00:11:51
    dahulu bukan ngehire buzer influencer
  • 00:11:54
    mutar narasi ngerjain PR enggak yang
  • 00:11:57
    pertama kali dilakukan adalah pemerintah
  • 00:11:59
    menunjukkan etiket yang baik tersebut
  • 00:12:01
    mengorbankan fasilitas dan kemewahan
  • 00:12:02
    yang mereka terima untuk membaur dengan
  • 00:12:04
    masyarakat jadi ketika kita tahu ada
  • 00:12:06
    yang harus difik ya kita fight
  • 00:12:07
    bareng-bareng kalau pemerintah sudah
  • 00:12:09
    bisa menunjukkan hal seperti ini maka
  • 00:12:10
    Gua yakin masyarakat secara keseluruhan
  • 00:12:13
    pun akan menendukung program-program
  • 00:12:14
    bahkan program yang enggak populer
  • 00:12:16
    sekalipun jadi jangan pernah pemerintah
  • 00:12:18
    berharap masyarakat bisa menerima
  • 00:12:19
    program ini dengan logo dan begitu saja
  • 00:12:21
    ketika kami masih melihat betapa besar
  • 00:12:23
    dan betapa mewahnya fasilitas yang
  • 00:12:25
    diterima oleh Bapak Ibu yang terhormat
  • 00:12:27
    ini ketika kami bermacam macetan kami
  • 00:12:29
    diklason sama Patwal dengan mobil mewah
  • 00:12:32
    di belakangnya ketika kami sedang
  • 00:12:34
    membanting tulang bersusah-susah
  • 00:12:35
    anak-anak pejabat publik yang
  • 00:12:37
    bermewah-mewahan di Pulau pribadinya dan
  • 00:12:38
    lain sebagainya bayangkan dengan segala
  • 00:12:40
    kemewahan dan pendapatan yang tinggi ini
  • 00:12:42
    ikka korupsi masih ada tinggi kalau ini
  • 00:12:44
    tidak benahi maka enggak akan ada yang
  • 00:12:45
    berubah bapak ibu semua jadi Percayalah
  • 00:12:47
    ini Sebuah kritik dan masukan yang
  • 00:12:49
    sangat konstruktif dan mohon
  • 00:12:52
    dipertimbangkan kita belum ngomong soal
  • 00:12:54
    deflasi kita belum menurunnya daya beli
  • 00:12:56
    kita belum ngomong soal rendahnya tenaga
  • 00:12:59
    kerja kita belum ngomong soal tingkat
  • 00:13:01
    korupsi yang tinggi sampai lesunya
  • 00:13:03
    industri ya belum belum sampai di situ
  • 00:13:05
    belum hal-hal rumit kayak gitu Ini
  • 00:13:06
    sesederhana political will dan
  • 00:13:08
    pemerintah sampai sekarang belum
  • 00:13:09
    berhasil menunjukkan political will yang
  • 00:13:12
    baik sayang dan gue yakin kalau ini
  • 00:13:15
    sudahah dibenahin dan disadari good
  • 00:13:16
    governance itu bakal bisa tercipta
  • 00:13:22
    seenggaknya cuman ada satu topik yang
  • 00:13:25
    menarik untuk gua bahas Ya seperti yang
  • 00:13:26
    teman-teman ketahui pemerintah kita itu
  • 00:13:28
    punya Ambisi untuk menjadi anggota OECD
  • 00:13:30
    buat yang enggak tahu OECD Silakan cari
  • 00:13:31
    tahu sendiri ya itu organisasi soal
  • 00:13:34
    kebijakan publik soal rekomendasi dan
  • 00:13:35
    produknya banyak sekali digunakan oleh
  • 00:13:38
    negara-negara di dunia ya salah satu
  • 00:13:39
    produk terpopulernya ya apalagi kalau
  • 00:13:41
    bukan visa gitu yang ngomong soal
  • 00:13:43
    pendidikan jadi ya rata-rata anggotanya
  • 00:13:45
    rata-rata negara maju ada beberapa
  • 00:13:47
    negara berkembang dan diasa negara kalau
  • 00:13:48
    Indonesia masuk dan terpilih dan
  • 00:13:51
    mencapai kualifikasi maka Indonesia akan
  • 00:13:53
    jadi negara Asia Tenggara pertama yang
  • 00:13:54
    menjadi anggota OECD nah menteri air
  • 00:13:57
    langka ngomong Indonesia perlu jadi
  • 00:13:58
    anggota OECD buat pengaruh di ekonomi
  • 00:14:02
    global whatsoever lah Nah jadi gua
  • 00:14:04
    teliti nih semua dokumen OECD dari yang
  • 00:14:06
    berhubungan dengan Indonesia dan ini
  • 00:14:08
    menarik teman-teman Kenapa demikian
  • 00:14:09
    karena salah satu poin yang selalu dia
  • 00:14:11
    sorot adalah basis pajak Indonesia itu
  • 00:14:13
    rendah Which is true salah satu
  • 00:14:14
    rekomendasi OECD adalah APBN yang lebih
  • 00:14:16
    efisien belanja APBN yang lebih efisien
  • 00:14:18
    yang mana ya tadi sudah sempat kita
  • 00:14:20
    bahas kedua basis perpajakan yang
  • 00:14:22
    diperluas OECD yang merekomendasikan
  • 00:14:24
    kalau PPN itu harus naik basisnya harus
  • 00:14:26
    turun gitu dan ketika misisakkan tahun
  • 00:14:29
    2021 OECD mencatat itu sebagai
  • 00:14:31
    rekomendasi yang
  • 00:14:33
    ditindaklanjuti dan jangan kaget kalau
  • 00:14:36
    dalam beberapa tahun ke depan perubahan
  • 00:14:38
    itu Enggak cuman terjadi di PPN PPH bisa
  • 00:14:40
    saja berubah karena dalam rekomendasi
  • 00:14:41
    OECD juga tercantum bahwa Indonesia
  • 00:14:43
    perlu melakukan perubahan atas itu
  • 00:14:48
    gitu Sebenarnya bukan pertama kali ini
  • 00:14:50
    aja mengkritik kebijakan publik yang
  • 00:14:52
    berkaitan dengan keuangan gitu Silakan
  • 00:14:54
    lihat video gue yang lainah pandangan
  • 00:14:56
    gua terhadap musriim mlyani tidak
  • 00:14:58
    berubah sama sekali terlepas apapun
  • 00:15:00
    beliau adalah sosok yang sangat gua
  • 00:15:01
    hormati banyak hal yang gua pelajari
  • 00:15:03
    banyak hal yang ada di diri gua sekarang
  • 00:15:05
    karena bimbingan dan pelajaran dari
  • 00:15:07
    beliau karena banyak sekali hidup gua
  • 00:15:09
    terbantu juga sama beliau Jadi ya gua
  • 00:15:11
    sama sekali tidak punya masalah personal
  • 00:15:12
    atau kebencian personal Kepada beliau ya
  • 00:15:15
    gua masih melihat beliau dengan cara
  • 00:15:16
    yang sama dan menghargai beliau dengan
  • 00:15:18
    cara yang sama ketika gua membuat video
  • 00:15:19
    ini walaupun isinya misalnya kritik atas
  • 00:15:21
    kebijakan PPN 12% atau atau tentang
  • 00:15:24
    efisiensi agaran atau hal apapun yang
  • 00:15:25
    kita bahas di video ini ya bisa gua
  • 00:15:28
    lakukan karena apa yang beliau ajarkan
  • 00:15:30
    juga ke gua soal profesionalitas soal
  • 00:15:32
    integritas soal tidak takut untuk
  • 00:15:34
    mengatakan sesuatu walaupun itu tidak
  • 00:15:36
    populer gitu ya karena kan akan sangat
  • 00:15:38
    aman buat gua untuk enggak ngebahas ini
  • 00:15:39
    enggak perlu meresikokan diri gua untuk
  • 00:15:41
    friksi dan gua kira ini adalah bentuk
  • 00:15:43
    penghormatan tertinggi juga sekali lagi
  • 00:15:45
    gua tekan ke teman-teman namanya di
  • 00:15:47
    etika ya namanya kita hidup ya jangan
  • 00:15:49
    apa-apa dibawa personal gitu enggak
  • 00:15:50
    satuun konten yang gua buat yang gua
  • 00:15:52
    tujukan untuk menyorang menyerang
  • 00:15:54
    personality atau dasarnya kebencian
  • 00:15:55
    personal gitu jangkan Bu SMI yang gua
  • 00:15:57
    hormati ke pak Mardi gua aja gua sama
  • 00:15:59
    sekali enggak benci atau membawa
  • 00:16:00
    kehidupan personal beliau gitu Enggak
  • 00:16:01
    semua kritik itu dasarnya kebencian dan
  • 00:16:04
    bahkan enggak jarang kritik justru
  • 00:16:05
    berasal dari rasa kepedulian bapak ibu
  • 00:16:07
    semua jadi gitu Dan semoga ini bisa
  • 00:16:09
    dipahami dan jadi pelajaran buat
  • 00:16:11
    teman-teman semua oke itu aja konten
  • 00:16:13
    kali ini semoga konten ini bermanfaat
  • 00:16:15
    sampai jumpa di konten selanjutnya kalau
  • 00:16:17
    ada salah gua minta maaf silakan kita
  • 00:16:20
    berdiskusi di kolom komentar si
Etiquetas
  • PPN 12%
  • fasilitas mewah
  • pajak
  • Indonesia
  • kebijakan publik
  • Skandinavia
  • pejabat
  • ekonomi
  • kritik
  • OECD