00:00:00
clear lah sebenarnya kalau Pak Jokowi
00:00:02
cawe-cawe dalam proses pemenangan Pak
00:00:04
Prabowo saya mengatakan ucapan terima
00:00:06
kasihnya tuh entah hambar atau kemudian
00:00:09
kok telat gitu kita semua enggak tahu
00:00:11
apa perjanjian yang dibuat antara
00:00:13
Prabowo dengan Jokowi ucapan terima
00:00:15
kasih itu menurut saya menjadi simbol
00:00:17
bahwa ada hutang yang dipegang oleh Pak
00:00:19
Prabowo karena bantuan Pak Jokowi
00:00:22
[Musik]
00:00:36
bismillahirrahmanirrahim assalamualaikum
00:00:37
warahmatullahi wabarakatuh panjang umur
00:00:39
perjuangan teman-teman terima kasih kita
00:00:41
bisa ngobrol-ngobrol lagi hari ini ada
00:00:44
hal menarik barangkali yang mau saya
00:00:46
analisis berkaitan dengan dua hal
00:00:49
realitas yang juga menarik tapi sangat
00:00:51
berhubungan yang pertama adalah gerakan
00:00:53
Adili Jokowi saya lihat di banyak tempat
00:00:55
di banyak daerah di banyak ruang dan
00:00:58
pertemuan gerakan untuk Adili Jokowi itu
00:01:00
makin menguat dan pada saat yang sama
00:01:02
ada ucapan terima kasih yang disampaikan
00:01:06
oleh Pak Prabowo kepada Jokowi di acara
00:01:09
partai Gerindra nah menurut saya
00:01:11
teman-teman ini menarik untuk kita
00:01:12
analisis kita mulai dari yang pertama
00:01:13
Dulah yang soalan Bagaimana ucapan
00:01:16
terima kasih itu terjadi sesaat setelah
00:01:18
ucapan terima kasih itu disampaikan oleh
00:01:21
Pak Prabowo lalu Pak Prabowo
00:01:22
menyampaikan bahwa Pak Jokowi juga ikut
00:01:25
membantu proses pemenangan beliau
00:01:27
seketika saya lihat banyak sekali DM
00:01:30
banyak sekali Instagram lalu kemudian di
00:01:33
di banyak apa E media sosial itu
00:01:35
mengatakan artinya Dirty vote benar dong
00:01:38
karena kemudian bahasa yang disampaikan
00:01:40
dirtyot adalah Jokowi terlalu banyak
00:01:42
cawe-cawe dalam proses pemilu kemarin
00:01:44
Nah saya kira begini tanpa Pak Prabowo
00:01:47
sampaikan ucapan terima kasihnya kita
00:01:49
semua tahu itu kita semua tahu bahwa Pak
00:01:52
Jokowi itu turut campur kebanyakan
00:01:55
bahkan sangat banyak bahkan dapat
00:01:57
dikatakan dalam hal tertentu itu
00:01:59
rekayasa sebenarnya begitu banyak proses
00:02:02
dalam Pemilu untuk pemenangan bisa jadi
00:02:04
memang untuk Pak Prabowo penuh bisa jadi
00:02:06
juga untuk kemenangan anaknya yang
00:02:08
memang berpasangan dengan ee Pak Prabowo
00:02:10
kita bisa lihat kalau di dartifot itu
00:02:12
kan digambarkan mulai dari penempatan
00:02:15
anggaran Bansos penempatan orang
00:02:18
penggunaan lembaga ya kan lalu kemudian
00:02:21
ketidakseriusan penyelenggara lalu
00:02:24
kemudian ada juga yang berkaitan dengan
00:02:26
penempatan orang-orang tertentu lalu
00:02:28
kemudian menggunakan aparatur tertentu
00:02:31
untuk membantu pemenangan dan yang
00:02:33
paling besar yang banyak kita bahas juga
00:02:34
sebenarnya adalah betapa tidak netralnya
00:02:36
Pak Jokowi di dalam proses eh Pemilihan
00:02:40
Presiden kemarin bahwa seorang presiden
00:02:42
tidak Netral Saya kira tidak ada masalah
00:02:44
seorang presiden barangkali mau
00:02:46
mendukung satu paslon tertentu Tidak ada
00:02:49
masalah di dalam presistem presidensial
00:02:50
di Amerika presiden sebelumnya juga
00:02:52
memberikan endorse ya dukungan kepada
00:02:54
Presiden berikutnya walaupun biasanya
00:02:57
dalam satu partai yang sama nah ini yang
00:02:59
menarik nya di Indonesia dulu itu adalah
00:03:01
Jokowi berada di partai berbeda tapi
00:03:04
kemudian meng-endorse orang partai
00:03:06
berbeda yang kebetulan memang barangkali
00:03:08
karena ada anaknya di situ tetapi yang
00:03:10
paling penting dari endorsse
00:03:11
meng-endorse ini sebenarnya bukan hanya
00:03:13
sekedar soal endorse bukan hanya sekedar
00:03:15
soal dukungan tetapi soalan Bagaimana
00:03:18
negara digunakan sumber negara digunakan
00:03:21
pendanaan negara digunakan untuk
00:03:23
memenangkan Salah satu tindakan yang
00:03:25
paling jelas adalah melekatkan citra
00:03:28
diri Pak Joko owi kepada pasangan
00:03:31
Prabowo Gibran Siapa yang bilang itu
00:03:33
bukan sekedar Dir vote putusan Mahkamah
00:03:35
Konstitusi juga menyampaikan hal yang
00:03:37
sama mengatakan bahwa ada semacam
00:03:40
pelekatan citra diri yang dilakukan oleh
00:03:43
Pak Jokowi terhadap capres sayangnya
00:03:46
menurut mayoritas hakim MK itu tidak
00:03:48
dianggap sebagai sebuah pelanggaran
00:03:50
hukum bisa jadi itu pelanggaran etis
00:03:52
tetapi tidak punya parameter hukumlah
00:03:54
kira-kira begitu bahasa MK sehingga dia
00:03:56
mengatakan ke depan yang beginian
00:03:58
harusnya diatur supaya tidak
00:04:00
mempengaruhi hasil pemilu Tetapi kalau
00:04:01
kita lihat dienting opinion lagi-lagi
00:04:03
kalau kita buka putusan kasus itu
00:04:04
desenting opinionnya mengatakan bahwa ya
00:04:07
harus ada pemungutan suara ulang di
00:04:09
begitu banyak tempat artinya begini satu
00:04:11
yang saya mau bilang tadi saya kembali
00:04:13
clear lah sebenarnya kalau Pak Jokowi
00:04:15
cawe-cawe dalam proses pemenangan Pak
00:04:17
Prabowo nah kemarin ucapan terima
00:04:20
kasihnya itu cuma Begini saya mengatakan
00:04:22
ucapan terima kasihnya itu entah hambar
00:04:25
atau kemudian kok telat gitu sebenarnya
00:04:27
tanpa perlu mengucapkan itu orang semua
00:04:29
sudah tahu tapi kok kesannya dibuat agak
00:04:31
dibuat-buat ya di hadapan banyak orang
00:04:34
lalu kemudian mengucapkan terima kasih
00:04:36
untuk ikutnya pak Jokowi untuk
00:04:38
memenangkan Prabowo kesan saya adalah ya
00:04:41
bisa jadi itu disampaikan karena memang
00:04:44
ada relasi yang agak renggang nih antara
00:04:46
Pak Prabowo dengan Jokowi jadi ucapan
00:04:49
terima kasih itu jangan-jangan semacam
00:04:51
peneguh nih bahwa relasi kita harus
00:04:53
diperbaiki relasi kita yang tidak pas
00:04:55
ini harus dismooth kembali di dihaluskan
00:04:57
kembali tapi yang kedua yang paling
00:04:59
penting menurut saya kalau kita analisis
00:05:01
dari ucapan terima kasih itu sebenarnya
00:05:03
apa yang mau dikirimkan pesan dari Pak
00:05:05
Prabowo karena ucapan terima kasih itu
00:05:07
lagi-lagi ya seakan-akan mengatakan
00:05:09
Terima kasih sudah berperan tapi kalau
00:05:11
kita baca berikutnya itu agak berbeda
00:05:15
karena ada keinginan Pak Prabowo untuk
00:05:18
di hasil munaslub partai Gerindra untuk
00:05:20
mengatakan lanjut di tahun 2029 kita
00:05:23
semua enggak tahu apa perjanjian yang
00:05:25
dibuat antara Prabowo dengan Jokowi kita
00:05:27
enggak tahu wallahualam Saya tidak
00:05:28
merasa menjadi cenayang yang bisa tahu
00:05:31
tetapi dengan penegasan
00:05:32
2029 maknanya bisa banyak jangan-jangan
00:05:35
ya Cukup sekian e Terima kasih untuk
00:05:38
2024 tapi 2029 kami akan bertarung
00:05:41
sendirian jadi ada banyak kemungkinan di
00:05:44
balik ucapan terima kasih itu sebenarnya
00:05:46
nah saya akan nyambungkan ke satu hal
00:05:48
lagi yaitu Adili Jokowi gerakan Adili
00:05:51
Jokowi Saya kira bukan saya tidak tahu
00:05:53
ya Apakah itu digerakkan Apakah itu
00:05:56
purely Tapi kalau kita tarik ke belakang
00:05:58
keinginan untuk mengadili Jokowi itu kan
00:06:01
bukan hal yang baru mulai dari
00:06:03
2022 sebenarnya 2023 keinginan itu sudah
00:06:07
menguat khususnya dengan mendorongnya ke
00:06:09
arah impeachment Dorong ke arah
00:06:11
pemberhentian Presiden melalui
00:06:13
impeachment yaitu melalui majelis
00:06:15
permusyawatan rakyat didahului oleh DPR
00:06:18
lalu ke MPR lalu kemudian ada Mahkamah
00:06:20
Konstitusi di antaranya dalam proses itu
00:06:22
ya Tapi sayangnya kita semua tahu bahwa
00:06:24
proses politiknya tidak berjalan saya
00:06:26
selalu mengatakan bahwa pada saat itu
00:06:28
harusnya di inisiasi proses untuk
00:06:31
memakzulkan pak Jokowi Kenapa karena ada
00:06:33
banyak pelanggaran Saya kira kalau kita
00:06:35
lihat dokumen mahkamah rakyat yang
00:06:37
dibuat oleh teman-teman jaringan aktivis
00:06:40
dan lembaga bantuan hukum itu sebenarnya
00:06:42
gambarannya Cukup jelas untuk mengatakan
00:06:44
ada Nawa dosa Pak Presiden Jokowi ya
00:06:48
saat itu yang seharusnya menjadi bahan
00:06:50
menuju ke arah impeachment mulai dari
00:06:52
penegakan hukum yang direkayasa mulai
00:06:55
dari proses lingkungan hidup yang
00:06:56
berantakan lalu kemudian PSN yang
00:06:58
dipaksa pelanggaran ruang publik
00:07:01
pelanggaran hak asasi manusia dan banyak
00:07:02
sekali sebenarnya jenis-jenis yang bisa
00:07:04
dibawa ke arah mengadiri Jokowi dalam
00:07:06
proses impeachment sayangnya waktu itu
00:07:08
enggak bergerak bahkan partai ya
00:07:10
mencitrakan dirinya sebagai oposisi pada
00:07:12
saat itu khususnya PKS dan PDI Saya kira
00:07:15
juga tidak tidak pernah men-submit
00:07:17
apa-apa upaya untuk menuju ke hak
00:07:19
menyatakan pendapat yang di ujungnya
00:07:21
adalah memberhentikan Pak Jokowi Nah
00:07:23
sekarang ini menjadi menarik ketika Gema
00:07:26
bahasa untuk mengatakan Adili Jokowi itu
00:07:28
kembali naik Khususnya ketika Pemilu
00:07:31
sudah lewat presiden sudah dilantik yang
00:07:33
baru Maka Saya kira ada dua hal yang
00:07:36
paling menarik dari apa yang
00:07:37
dibincangkan oleh Adili Jokowi itu yang
00:07:40
pertama adalah Adili dalam kapasitas apa
00:07:44
Saya kira clear kita bisa membawanya ke
00:07:46
adalah e pelanggaran-pelanggaran yang
00:07:47
dia lakukan persis yang saya bilang di
00:07:49
Nawa dosa yang dibuat oleh teman-teman
00:07:51
itu tapi pada saat yang sama kita harus
00:07:54
lihat dengan detail Apakah itu bagian
00:07:56
dari kebijakan negara yang diputuskan
00:07:58
secara penuh ataukah itu kemudian bagian
00:08:01
dari proses yang memang koruptif dari
00:08:03
awal Nah itu tetap menarik saya selalu
00:08:05
mengatakan kebijakan Tentu saja tidak
00:08:06
bisa dipidanakan kebijakan murni tapi
00:08:09
ketika kebijakan itu diambil untuk
00:08:11
tujuan tertentu untuk kepentingan
00:08:14
tertentu dengan menggunakan mengharapkan
00:08:16
keuntungan tertentu menjanjikan sesuatu
00:08:19
hal yang tertentu Saya kira sangat mudah
00:08:22
sangat mungkin untuk kita bawa ke proses
00:08:24
mengadili mengatakan bahwa kebijakan
00:08:26
yang diambil tidak dalam ruang kedap
00:08:30
kebijakan tapi kebijakan yang diambil
00:08:32
itu untuk keuntungan pribadi dan
00:08:35
keuntungan-keuntungan tertentu bahkan
00:08:37
misalnya kalau kita periksa kembali Ada
00:08:39
banyak hal termasuk hal yang sederhana
00:08:42
pun misalnya dalam kasus gratifikasi
00:08:45
private jet untuk anaknya presiden
00:08:48
sebenarnya yang sangat mungkin diadili
00:08:50
kan adalah bapaknya karena bapaknya
00:08:52
adalah penerima gratifikasinya itu
00:08:54
bapaknya jadi gratifikasi yang diterima
00:08:55
anak itu sebenarnya sangat mungkin
00:08:57
dikaitkan dengan Bapaknya yang sedang
00:08:59
sedang menjabat karena fasilitas itu
00:09:01
diberikan bisa dikaitkan dengan jabatan
00:09:03
bapaknya Jadi sebenarnya spektrumnya itu
00:09:05
sangat banyak Nah persoalan keduanya
00:09:08
adalah institusi penegakan hukum
00:09:10
institusi pengadilan institusi yang bisa
00:09:13
melakukan proses untuk membawa dan
00:09:15
mengadili Jokowi itu seringki berada di
00:09:19
bawah ketiak dan pengaruh presiden
00:09:21
Pernahkah independen bisa jadi i dalam
00:09:23
kasus tertentu tapi secara overall
00:09:26
nyaris tidak pernah di Republik ini
00:09:28
catatnya tidak pernah ada penegakan
00:09:31
hukum yang berbau politik itu lepas dari
00:09:34
pengaruh dan intervensi atau perintah
00:09:36
langsung dari negara pemilik negara
00:09:38
dalam tanda kutip pemegang Kuasa negara
00:09:41
Jadi kalau gerakan Adili Jokowi itu naik
00:09:45
pertanyaan terbesarnya adalah Apakah
00:09:47
rezim Pak Prabowo memang mengizinkan itu
00:09:51
apakah rezim Pak Prabowo mau menggunakan
00:09:54
aparat negaranya untuk secara lebih
00:09:56
bebas mau menggunakan tidak juga harus
00:09:59
dalam mentuk cawe-cawe tapi paling tidak
00:10:01
membuat prosesnya menjadi nonintervensi
00:10:04
tidak ada intervensi terhadapnya kalau
00:10:06
misalnya aparat penegak hukumnya
00:10:08
independen sangat mungkin dikerjakan
00:10:10
kalau aparat penegak hukumnya mau
00:10:11
melakukan kerja-kerja yang panjang untuk
00:10:14
melakukan analisis terhadap perkaranya
00:10:17
ya sangat mungkin karena proses
00:10:18
pengadilan secara politiknya sudah lewat
00:10:21
momentumnya sudah lewat impeachment itu
00:10:23
adalah pengadilan politiknya maka
00:10:24
Sekarang pasti adalah pengadilan negara
00:10:27
pengadilan dalam proses negara penegakan
00:10:30
hukum pidana atau perdata atau apapun
00:10:32
yang berkaitan dengan itu lagi
00:10:34
pertanyaannya adalah Seriuskah rezim ini
00:10:38
dalam analisis yang kedua ini Saya kira
00:10:40
tidak ucapan terima kasih itu menurut
00:10:43
saya menjadi simbol bahwa ada hutang
00:10:45
yang dipegang oleh Pak Prabowo karena
00:10:47
bantuan Pak Jokowi dan yang kedua rasa
00:10:50
mustahil itu masih ada kenapa karena
00:10:52
wakilnya Pak Prabowo itu adalah anaknya
00:10:55
Pak Jokowi jadi ya kalau mengukur dua
00:10:58
hal itu tadi Mungkinkah dibawa ke dalam
00:11:00
sebuah proses penegakan hukum mungkin
00:11:02
tapi Mungkinkah tidak diintervensi oleh
00:11:04
kekuasaan untuk ditutup dan proses
00:11:06
pengadilan terhadap Pak Jokowi itu tidak
00:11:08
akan terjadi ya jauh lebih mungkin
00:11:10
makanya saya kira Apakah ini
00:11:12
mengira-ngira ya ini menerka-nerka ini
00:11:14
mencoba menganalisis ke depan mengadili
00:11:17
Jokowi itu sangat bergantung pada relasi
00:11:20
antara Prabowo dan Jokowi relasi antara
00:11:23
Prabowo dan Gibran kalau Prabowo dan
00:11:25
Gibran putus tengah jalan mirip seperti
00:11:27
yang terjadi di Filipina misalnya ya
00:11:30
dugaan saya bisa jadi pengadilan atau
00:11:32
mengadili Jokowi itu akan bukan sekedar
00:11:34
menjadi hashtag tapi kemudian menjadi
00:11:36
tindakan nyata Tapi sebaliknya kalau
00:11:38
hubungan itu tetap mesra hubungan itu
00:11:40
tidak ada masalah maka saya kira
00:11:42
mengadili Jokowi tidak akan pernah
00:11:44
terjadi paling tidak sampai 2029 Nah
00:11:47
kita tidak pernah tahu nih Apa yang akan
00:11:49
terjadi Kita tidak tahu apa yang terjadi
00:11:51
besok tapi dalam bahasa saya Pak Prabowo
00:11:54
tentu sudah mengirimkan signyal dibalik
00:11:57
ucapan terima kasih plus ucapan bahwa
00:11:59
bersiap untuk 2029 ya kalau pakai
00:12:03
istilah jangan-jangannya
00:12:05
jangan-jangannya nih oke silakan kita
00:12:08
tidak akan mengadili Pak Jokowi sampai
00:12:10
2029 relasi saya dengan Gibran akan kita
00:12:13
tetap jaga sampai 2029 komitmen sampai
00:12:16
2029 relasi kita tetap aman sampai 2029
00:12:19
tapi pasca 2029 ya wallahuam bawab
00:12:22
enggak ada yang bisa tahu paling tidak
00:12:24
relasi itu barangkali bisa dijaminkan
00:12:26
bahwa di 2029 Pak Joko enggak usah lagi
00:12:29
cawe-cawe apalagi bongkahan kasusnya itu
00:12:32
memang cukup banyak dan sangat mudah
00:12:34
untuk dibawa ke proses penegakan hukum
00:12:36
lagi-lagi ini kira-kira benar atau tidak
00:12:39
wallahuam dua hal yang berkaitan ini
00:12:41
menurut saya penting untuk dianalisis ke
00:12:44
depan ucapan terima kasih dan Adili
00:12:46
Jokowi sederhananya di balik ucapan
00:12:49
terima kasih ini dalam waktu dekat tidak
00:12:51
akan ada proses mengadili Jokowi
00:12:53
meskipun itu diminta oleh rakyat banyak
00:12:56
meskipun itu diteriakkan oleh orang
00:12:57
sekian sekian banyak orang bahkan bisa
00:12:59
jadi kalaupun aparat penegak hukum
00:13:01
memulai menginisiasi itu sangat mungkin
00:13:03
untuk diintervensi dan dihentikan untuk
00:13:06
tidak menuju ke arah mengadili Jokowi
00:13:08
Saya kira bukan berarti hentikan untuk
00:13:10
membahasakan mengadili Jokowi atau
00:13:12
hentikan upaya untuk terus mengawasi
00:13:15
pemerintahan Saya kira itu malah kayak
00:13:17
tagihan untuk semakin menguatkan semakin
00:13:20
meninggikan semakin menyuarakan
00:13:23
upaya-upaya untuk meneriakkan kritis
00:13:25
terhadap pemerintahan plus upaya untuk
00:13:27
mengoreksi kebijakan kan pemerintahan
00:13:30
yang sebelumnya panjang umur perjuangan
00:13:31
asalamualaikum warahmatullahi
00:13:33
wabarakatuh