Memasuki Pertumbuhan di Bawah 5%, Adakah Kabar Baik? #IntrigueRK

00:45:12
https://www.youtube.com/watch?v=xJkvmKCGjo4

Resumen

TLDRVideo ini membahas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin memburuk dibandingkan enam bulan sebelumnya. Banyak masyarakat yang merasakan kesulitan ekonomi, sementara pemerintah tampaknya tidak sepenuhnya menyadari situasi ini. Diskusi mencakup berbagai indikator ekonomi, termasuk penurunan daya beli masyarakat, pengangguran, dan dampak perang dagang. Para ekonom mengingatkan pentingnya respons pemerintah yang lebih baik dan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Para llevar

  • 📉 Ekonomi Indonesia memburuk dibandingkan enam bulan lalu.
  • 💰 Daya beli masyarakat menurun, banyak yang mengeluh.
  • 👥 Pengangguran meningkat, terutama di sektor manufaktur.
  • 📊 'K shape recovery' menunjukkan ketidakmerataan pemulihan ekonomi.
  • 🛒 Masyarakat lebih memilih barang terjangkau seperti kosmetik.
  • ⚠️ Pemerintah perlu merespons dengan lebih baik terhadap masalah ekonomi.
  • 🌾 Ketahanan pangan harus dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
  • 📈 Sektor informal semakin meningkat akibat kehilangan pekerjaan di sektor formal.
  • 🤝 Kerja sama bilateral perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan ekspor.
  • 🔍 Penting untuk memperhatikan karakteristik daerah dalam investasi pertanian.

Cronología

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda kemerosotan dibandingkan enam bulan lalu, dengan masyarakat merasakan kesulitan yang mungkin belum sepenuhnya disadari oleh pemerintah. Ada kebutuhan mendesak bagi pemerintah untuk mengakui masalah ini dan memberikan respons yang lebih baik.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Meskipun ada klaim bahwa ekonomi Indonesia baik-baik saja, kenyataannya banyak orang mengalami kesulitan ekonomi sehari-hari. Penurunan jumlah pemudik sebesar 34% menunjukkan dampak negatif pada kegiatan ekonomi, mirip dengan fenomena 'lipstick effect' di mana orang beralih ke barang-barang yang lebih terjangkau.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Situasi ekonomi saat ini diibaratkan sebagai suasana perang, dengan dampak dari perang dagang dan disrupsi teknologi yang menggantikan tenaga kerja manusia. Ada kekhawatiran bahwa fundamental ekonomi Indonesia tidak sekuat yang diperkirakan, mengingat pengalaman krisis sebelumnya.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Kondisi pemulihan ekonomi menunjukkan ketidakmerataan, di mana kelompok kaya semakin mampu berbelanja, sementara kelompok bawah mengalami penurunan daya beli. Ini menciptakan ketidakadilan dalam konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Indeks keyakinan konsumen menunjukkan penurunan, mencerminkan kecemasan masyarakat tentang masa depan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2025 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa pemerintah perlu merespons dengan lebih baik terhadap kondisi ini.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Pengeluaran pemerintah mengalami penurunan, yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Meskipun sektor lain seperti konsumsi dan investasi tumbuh, pengurangan pengeluaran pemerintah dapat memperlambat pemulihan ekonomi.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Tingkat pengangguran menunjukkan penurunan persentase, tetapi jumlah pengangguran meningkat, terutama di sektor manufaktur. Ini menunjukkan bahwa sektor formal semakin berkurang, dan banyak orang beralih ke sektor informal yang tidak memberikan jaminan pekerjaan yang stabil.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Kondisi ketenagakerjaan menunjukkan penurunan jumlah pekerja di sektor formal, yang berpotensi mengurangi daya beli masyarakat. Hal ini dapat berdampak negatif pada konsumsi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

  • 00:40:00 - 00:45:12

    Meskipun ada tantangan, ada harapan untuk perbaikan ekonomi jika pemerintah dapat merespons dengan kebijakan yang tepat dan memanfaatkan momentum global. Namun, tantangan struktural dan ketidakpastian politik tetap menjadi perhatian utama.

Ver más

Mapa mental

Vídeo de preguntas y respuestas

  • Apa yang menyebabkan ekonomi Indonesia memburuk?

    Ekonomi Indonesia memburuk karena penurunan daya beli masyarakat, pengangguran yang meningkat, dan dampak dari perang dagang.

  • Apa yang dimaksud dengan 'lipstick effect'?

    'Lipstick effect' adalah fenomena di mana konsumen memilih barang-barang yang lebih terjangkau, seperti kosmetik, saat menghadapi kesulitan ekonomi.

  • Bagaimana kondisi pengangguran di Indonesia saat ini?

    Meskipun persentase pengangguran turun, jumlah pengangguran meningkat, terutama di sektor manufaktur.

  • Apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi?

    Pemerintah perlu merespons dengan lebih baik terhadap masalah ekonomi dan mengimplementasikan strategi yang efektif.

  • Apa dampak dari perang dagang terhadap ekonomi Indonesia?

    Perang dagang menyebabkan ketidakpastian dan mengurangi potensi manfaat bagi Indonesia.

  • Mengapa sektor informal semakin meningkat?

    Sektor informal meningkat karena banyak orang kehilangan pekerjaan di sektor formal dan mencari alternatif untuk bertahan hidup.

  • Apa yang dimaksud dengan 'K shape recovery'?

    'K shape recovery' menggambarkan pemulihan ekonomi di mana sebagian kelompok mengalami peningkatan, sementara yang lain mengalami penurunan.

  • Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan?

    Pemerintah perlu mengevaluasi program ketahanan pangan dan mempertimbangkan skala yang lebih kecil dan teknologi yang tepat.

  • Apa yang menjadi tantangan utama bagi kelas menengah di Indonesia?

    Kelas menengah tertekan karena tidak mendapatkan bantuan sosial dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

  • Apa yang perlu diperhatikan dalam investasi di sektor pertanian?

    Investasi harus mempertimbangkan karakteristik daerah dan kebutuhan lokal agar lebih efektif.

Ver más resúmenes de vídeos

Obtén acceso instantáneo a resúmenes gratuitos de vídeos de YouTube gracias a la IA.
Subtítulos
id
Desplazamiento automático:
  • 00:00:00
    ekonomi Indonesia lebih buruk
  • 00:00:01
    dibandingkan dengan 6 bulan sebelumnya.
  • 00:00:03
    Semua orang mengalami kerusahan yang
  • 00:00:05
    sama, tapi itu mungkin belum sampai ke
  • 00:00:06
    pemerintah. Apa yang dipahami oleh
  • 00:00:08
    pemerintah dengan yang terjadi di
  • 00:00:09
    lapangan itu berbeda saat signifikan.
  • 00:00:12
    Dan tentunya pemerintah perlu juga
  • 00:00:14
    merespons dengan lebih baik ya. Harusnya
  • 00:00:15
    ada urgensi dari pemerintah untuk bisa
  • 00:00:18
    membuat ataupun bilang bahwa oke we are
  • 00:00:20
    aware with this issue dan kita akan
  • 00:00:22
    merespon sangat. Ada enggak sih kabar
  • 00:00:23
    gembira yang bisa kita andalkan? Kenapa
  • 00:00:26
    enggak ada ekonomi yang memberitahu saya
  • 00:00:28
    ya? karena enggak mau dengar
  • 00:00:32
    [Musik]
  • 00:00:43
    mungkin ekonomi ini seperti menipu kita
  • 00:00:47
    atau membuat kita bingung. Banyak yang
  • 00:00:50
    mengatakan baik-baik saja Indonesia.
  • 00:00:53
    Tapi kalau kita merasakan di bawah uang
  • 00:00:56
    susah, sehari-hari orang banyak
  • 00:00:58
    mengeluh, kegiatan ekonomi seperti
  • 00:01:00
    berhenti, liburan memang banyak orang,
  • 00:01:03
    tetapi begitu kita baca jumlah pemudik
  • 00:01:06
    turunnya 34%. Banyak loh 34% ini buat
  • 00:01:10
    ekonomi 0 kom sekian pers aja sudah
  • 00:01:12
    berarti sekali bagi kita. Lalu kemudian
  • 00:01:15
    kita lihat lagi yang pergi-pergi kok
  • 00:01:16
    perginya enggak jauh-jauh nih. Ini
  • 00:01:18
    seperti terjadi di Amerika Serikat
  • 00:01:22
    ketika mengalami tragedi ekonomi yang
  • 00:01:25
    disebabkan oleh peristiwa terorisme
  • 00:01:27
    tragedi 911. Di situ Stader melihat eh
  • 00:01:31
    penjualan lipstik naik. Maka peristiwa
  • 00:01:34
    itu dikenal sebagai lipstick effect.
  • 00:01:37
    Efek lipstick. Wah lipstik itu apa ya?
  • 00:01:40
    Itu satu kemewahan yang ternyata itu
  • 00:01:43
    adalah kemewahan yang terjangkau. Yang
  • 00:01:45
    bisa dibeli masyarakat saat itu adalah
  • 00:01:48
    lipstik. Bukan membeli sepatu mewah,
  • 00:01:50
    mobil baru dan sebagainya. Tapi yang
  • 00:01:52
    dibeli adalah lipstik oleh kaum
  • 00:01:54
    perempuan pada saat itu. Jadi ekonomi ya
  • 00:01:57
    bergerak ada orang beli, tetapi yang
  • 00:02:00
    dibeli itu adalah yang semakin
  • 00:02:02
    terjangkau. Karena itulah human needs,
  • 00:02:04
    kebutuhan manusia. Sebetulnya terjadi
  • 00:02:07
    apa sih dalam ekonomi kita? Ini kan
  • 00:02:09
    suasananya suasana perang ini. Ini
  • 00:02:11
    perangnya memang dari waktu ke waktu
  • 00:02:13
    berbeda. Kali ini perang dagang kita
  • 00:02:15
    mulai merasakan sakit kepalanya. Efeknya
  • 00:02:18
    di
  • 00:02:19
    ketenagakerjaan. Ada disrupsi lagi
  • 00:02:22
    teknologi yang menggantikan manusia.
  • 00:02:24
    Jadi gimana sih keadaan ekonomi
  • 00:02:25
    Indonesia ini? Kita benar-benar kuat
  • 00:02:27
    atau tidak? Seperti biasa menjelang
  • 00:02:29
    tahun 1998 dulu Indonesia semuanya
  • 00:02:33
    bilang fundamental kita bagus tapi
  • 00:02:35
    faktanya terjadi berkebalikan dalam
  • 00:02:37
    waktu singkat. rontok begitu dan
  • 00:02:40
    kemudian kita semua gelisah terjadi
  • 00:02:42
    keributan. Seperti apa fakta ekonomi
  • 00:02:44
    itu? Oleh karena itu, dunia memerlukan
  • 00:02:47
    ekonom untuk membaca petanya. Kali ini
  • 00:02:50
    saya sengaja mengundang saudara Jahen.
  • 00:02:53
    Terima kasih Jahen Fahrul Rezki. Anda
  • 00:02:56
    adalah wakil direktur riset di LPM UI.
  • 00:02:59
    APM. Benar, Prof. Iya. Selamat datang
  • 00:03:00
    kembali di kafe terima kasih diundang
  • 00:03:02
    kembali, Prof. Nah, yang kedua kali
  • 00:03:03
    sini. Kedua kali. Benar. masih dirkan
  • 00:03:05
    seperti sebelumnya.
  • 00:03:08
    Apa-apa orang muda itu yang penting
  • 00:03:10
    pengetahuannya, wawasannya, yang penting
  • 00:03:12
    kita mengedukasi masyarakat. Siap, Prof.
  • 00:03:14
    Sehingga kalaupun ada sesuatu masyarakat
  • 00:03:17
    itu sudah membaca sehingga lebih siap ya
  • 00:03:20
    harus begitu kan? Lebih siap kita semua
  • 00:03:22
    bisa menerima realita dan kemudian juga
  • 00:03:25
    bisa menyiapkan payung cadangan. Begitu
  • 00:03:27
    kan tujuan kita begitu ya. Oke, kita
  • 00:03:30
    bahas dulu tentang laporannya LPHM. Saya
  • 00:03:33
    baca begini. Di sini ada pertanyaan
  • 00:03:35
    sebetulnya yang diajukan. Apakah kondisi
  • 00:03:38
    saat ini mencerminkan ketahanan
  • 00:03:40
    struktural yang sesungguhnya atau justru
  • 00:03:42
    menyembunyikan kerentanan yang muncul?
  • 00:03:44
    Iya. Jadi gini, Prof. Ini kan ee mungkin
  • 00:03:48
    narasi yang selalu dibangun oleh
  • 00:03:49
    pemerintah adalah kita baik-baik saja.
  • 00:03:51
    Kita baik-baik saja. Jadi selalu kalau
  • 00:03:53
    kita mendengarkan mulai dari presiden,
  • 00:03:55
    ee menteri keuangan, senior kita di
  • 00:03:58
    Kementerian Keuangan ataupun semualah
  • 00:03:59
    policy maker akan su bilang don't worry.
  • 00:04:03
    Ya, domestic economy is doing well. Yang
  • 00:04:05
    bermasalah eksternal ya, internasional
  • 00:04:08
    karena trade wars dan sebagain
  • 00:04:11
    not here. Itu kan narasi yang selalu
  • 00:04:12
    dibangun sekarang. Sehingga kita juga
  • 00:04:14
    penasaran kita mencoba melihat benar
  • 00:04:16
    enggak sih argumen pemerintah tersebut.
  • 00:04:18
    Jadi di outlook yang sekarang kita coba
  • 00:04:20
    melihat beberapa indikator ekonomi ya.
  • 00:04:23
    Kita membandingkan kondisi sekarang
  • 00:04:26
    dibandingkan dengan mungkin ketika
  • 00:04:28
    krisis sebelumnya. I cuma saya selalu
  • 00:04:30
    ingat pernyataan dari Ratuabeth Ked ya
  • 00:04:33
    ketika di e apa ya global financial
  • 00:04:36
    crisis 2008 kan dia meeting dengan
  • 00:04:38
    Profesor LSI terus dia bilang how did no
  • 00:04:41
    one see this will come jadi yang namanya
  • 00:04:43
    krisis itu kan kalau semua bisa prediksi
  • 00:04:45
    enggak akan pernah muncul krisis ya Prof
  • 00:04:46
    ya sebetulnya sama dengan Prabowo
  • 00:04:48
    kemarin bilang kenapa enggak ada ekonomi
  • 00:04:50
    yang memberitahu saya gitu ya karena
  • 00:04:51
    enggak mau dengar mungkin oke jadi
  • 00:04:54
    berangkat balik lagi ke isu fundamental
  • 00:04:56
    kita coba lihat bagaimana sih kondisi
  • 00:04:58
    ekonominya Dan memang h ada beberapa
  • 00:05:00
    waring sign ya, Prof ya. Jadi yang
  • 00:05:02
    pertama kita melihat memang kemampuan
  • 00:05:04
    dari konsumsinya mulai jomplang. Jadi
  • 00:05:06
    ada yang namanya K shape recovery
  • 00:05:09
    setelah K ya. Jadi ada yang naik ada
  • 00:05:11
    yang turun. Ben ada yang naik ada yang
  • 00:05:12
    turun. Oke. Benar. Jadi bagi kelompok
  • 00:05:15
    10% teratas itu kemampuan konsumsinya
  • 00:05:17
    terus meningkat. Jadi mereka mampu K-nya
  • 00:05:20
    yang ke atas nih di sini. Betul. Mereka
  • 00:05:22
    masih terus bisa tumbuh konsumsinya.
  • 00:05:24
    Karena memang the nature of economy kan
  • 00:05:26
    membantu kelompok teratas untuk tumbuh
  • 00:05:28
    lebih tinggi. Tapi yang kelompok
  • 00:05:29
    terbawah itu malah mengalami penurunan
  • 00:05:31
    kemampuan. Dan mungkin berangkat dengan
  • 00:05:33
    isu lipstik yang Prof,
  • 00:05:35
    orang hanya bisa mampu untuk memenuhi
  • 00:05:37
    konsumsi untuk nondurable goods. Apa itu
  • 00:05:39
    non dururables? Buat e barang yang tidak
  • 00:05:42
    tahan lama. Jadi kayak kebutuhan pokok
  • 00:05:45
    mereka mungkin akan menunda pembelian
  • 00:05:47
    mobil. Makanya kemarin banyak isu kan
  • 00:05:49
    penjualan mobil turun karena masyarakat
  • 00:05:52
    akan semakin banyak menggunakan duitnya
  • 00:05:53
    untuk kebutuhan pokoknya konsumsi.
  • 00:05:56
    Betul. Nah, itu yang kita lihat di dalam
  • 00:05:58
    ee kondisi fundamental. Terus yang
  • 00:06:00
    kedua, kalau kita melihat biasanya
  • 00:06:03
    masyarakat kan kalau pengin konsumsi
  • 00:06:05
    melihat ke depan nih, Prof. Ya, kalau
  • 00:06:06
    saya merasa bahwa besok akan hujan, saya
  • 00:06:08
    siap-siap dari sekarang siapin payung
  • 00:06:10
    tadi jas hujan dan sebagainya. Nah, ini
  • 00:06:13
    ada namanya indeks yakinan konsumen.
  • 00:06:15
    Indeks yakinan konsumen itu adalah
  • 00:06:17
    indeks yang menggambarkan seberapa
  • 00:06:18
    optimis masyarakat terkait dengan
  • 00:06:20
    kondisi ke depan. Semenjak November 2024
  • 00:06:24
    indeksnya turun terus. Sudah mulai turun
  • 00:06:26
    ya masih positif. Bangsa kita terkenal
  • 00:06:28
    bangsa yang selalu optimis. Angkanya
  • 00:06:30
    paling tinggi di Asia dulu dan terus
  • 00:06:32
    turun Prof. Jadi ini mungkin yang
  • 00:06:34
    menggambarkan memang ada kecemasan yang
  • 00:06:36
    muncul dalam masyarakat terkait dengan
  • 00:06:38
    kondisi ke depan dan terbukti dari rilis
  • 00:06:41
    BPS kemarin. Jadi kalau kita lihat di
  • 00:06:43
    triwulan 1 2025 kita hanya mampu tumbuh
  • 00:06:47
    4,87% jauh lebih rendah ketimbang
  • 00:06:49
    triwulan 1 2024 sekitar 5,15 waktu itu.
  • 00:06:53
    Yang jadi masalah adalah gini, Prof.
  • 00:06:55
    Triwulan 1 kita punya apa? Lebaran. Hm.
  • 00:06:58
    Kita punya Ramadan. I itu harusnya kan
  • 00:07:01
    naik. harusnya naik sekarang malah
  • 00:07:02
    dibandingkan dengan tribulan 1 2024 kita
  • 00:07:05
    turun. Jadi ini mungkin memberikan
  • 00:07:07
    gambaran bahwa apa yang dipahami oleh
  • 00:07:09
    pemerintah dengan yang terjadi di
  • 00:07:11
    lapangan itu berbeda, sangat signifikan
  • 00:07:13
    dan tentunya pemerintah perlu juga apa
  • 00:07:15
    ya merespons dengan lebih baik ya, Prof.
  • 00:07:17
    ya. Kalau misalnya ada kondisi yang
  • 00:07:19
    kurang baik harusnya ada urgency dari
  • 00:07:21
    pemerintah untuk bisa membuat ataupun
  • 00:07:23
    bilang bahwa oke we are aware with this
  • 00:07:25
    issue dan kita akan merespons ba harus
  • 00:07:27
    ada e strategi yang shift yang
  • 00:07:29
    dipindahkan. Betul. Betul. Untuk
  • 00:07:31
    menyelamatkan ee keadaan ini. Nah, on
  • 00:07:34
    top of that spending perintah turun. H
  • 00:07:36
    ya kan kita mendengar ada yang namanya
  • 00:07:39
    efisiensi walaupun pemerintah bilang
  • 00:07:40
    realokasi anggaran ya. Dan kita lihat
  • 00:07:42
    kalau dari kontribusi PDB itu yang lain
  • 00:07:45
    tumbuh. Jadi konsumsi tumbuh, investasi
  • 00:07:47
    tumbuh, ee ekspor impor juga tumbuh.
  • 00:07:50
    Yang turun apa turun sekitar 1, sekian
  • 00:07:52
    pers. Ini bagi e awam ini saya mesti
  • 00:07:54
    jelaskan sedikit ya karena pendapatan
  • 00:07:57
    nasional itu ukurannya adalah ya
  • 00:08:00
    konsumsi ya berapa banyak uang yang
  • 00:08:02
    dispending oleh masyarakat ya C namanya
  • 00:08:05
    consumption. Oke. Terus kemudian ada
  • 00:08:08
    investasi I investasi. Kemudian ada lagi
  • 00:08:12
    yang namanya government spending ya. Ini
  • 00:08:15
    adalah anggaran pemerintah dipending apa
  • 00:08:17
    enggak dikeluarkan apa tidak digerakkan
  • 00:08:19
    enggak. He. Ini kalau misalnya para
  • 00:08:21
    pemimpin mengatakan enggak boleh pakai
  • 00:08:23
    hotel, enggak boleh jalan-jalan. Iya itu
  • 00:08:26
    efisiensi memang tapi hotel enggak punya
  • 00:08:28
    pekerjaan dan sebagainya. Terus kemudian
  • 00:08:30
    gubernurnya melarang ada wisuda di di
  • 00:08:33
    gedung-gedung, di luar dan sebagainya.
  • 00:08:35
    Spendingnya berkurang lagi tuh ya.
  • 00:08:36
    Sekolah tidak spending, consumption juga
  • 00:08:38
    turut terganggu begitu ya. Walaupun
  • 00:08:40
    barangkali dia bisa gunakan buat yang
  • 00:08:42
    lain, tapi kan ini ada masyarakat yang
  • 00:08:45
    di kota dan ada desa. Kalau di kota ya
  • 00:08:47
    konsumsi ini kan begitu ya. Oke. Jadi
  • 00:08:49
    tadi e dengan G-nya turun negatif. Nah,
  • 00:08:53
    ini kan seperti yang Prof bilang tadi,
  • 00:08:54
    Gung akan masuk ke sektor yang lainnya,
  • 00:08:57
    perhotelan. Jadi kita mungkin banyak
  • 00:08:59
    melihat sekarang banyak hotel yang sepi
  • 00:09:01
    di awal mulai terjadi. Betul. Dan dan
  • 00:09:03
    itu mungkin yang menjadi apa yang kita
  • 00:09:05
    sempat wanti-wanti ya sebelumnya,
  • 00:09:07
    Prof.nya. Kalau misalnya ini enggak
  • 00:09:08
    diadress dengan lebih baik, kita mungkin
  • 00:09:10
    ke depannya akan semakin melambat
  • 00:09:12
    perekonomiannya. Jadi even ambisi untuk
  • 00:09:15
    mencapai 8% mungkin perlu dibuang
  • 00:09:16
    jauh-jauh karena untuk dapatin L aja itu
  • 00:09:19
    sudahudah e susah buat pemerintah
  • 00:09:21
    sekarang. Kenapa? Karena nanti di
  • 00:09:22
    tribulan 2, Prof. Enggak akan punya
  • 00:09:24
    lebaran lagi ya. Kita enggak punya
  • 00:09:26
    Ramadan hilang itu. Jadi seasonal factor
  • 00:09:29
    yang membuat orang faktor musiman yang
  • 00:09:30
    orang berbelanja itu enggak ada. Betul.
  • 00:09:32
    Itu akan hilang. Kecuali liburan akhir
  • 00:09:34
    tahun. akhir tahun nanti ada Nataru.
  • 00:09:36
    Tapi Nataru biasanya enggak akan
  • 00:09:38
    sesignifikan di Ramadan karena biasanya
  • 00:09:40
    orang akan spending kan ada THR juga di
  • 00:09:42
    Q1. Jadi ini mungkin yang kita cukup
  • 00:09:46
    worry ya dengan kondisi ekonomi.
  • 00:09:48
    Ditambah juga sekarang isu pengangguran
  • 00:09:50
    yang banyak. Oh setiap hari tuh
  • 00:09:52
    beritanya tuh. Iya. Jadi kalau kita
  • 00:09:54
    lihat memang secara persentase ya
  • 00:09:56
    percentage itu unemployment-nya turun.
  • 00:09:59
    Oke. Tapi ada kenaikan jumlah
  • 00:10:01
    penganggurannya 800.000 orang
  • 00:10:03
    dibandingkan dengan tahun sebelumnya di
  • 00:10:05
    bulan Februari. Jadi in terms of rate
  • 00:10:07
    nih, Prof ya turun ya. Mungkin karena
  • 00:10:10
    semakin banyak dari e labor force kita
  • 00:10:12
    yang bertambah. Jadi kan kalau kita
  • 00:10:14
    menghitung unemployment itu jumlah
  • 00:10:15
    penganggur dibagi dengan angkatan kerja.
  • 00:10:18
    I kalau misalnya angkanya turun bisa dua
  • 00:10:20
    hal. Satu emang jumlah penganggurnya
  • 00:10:21
    turun atau pembaginya semakin besar ya
  • 00:10:24
    kan. Sehingga secara ee rasio dia akan
  • 00:10:27
    turun. Cuma kalau kita lihat sekarang
  • 00:10:29
    ada kenaikan jumlah pengangguran
  • 00:10:31
    sebanyak R800.000.
  • 00:10:32
    Dan yang kontribusinya paling besar
  • 00:10:34
    adalah manufacturing. Jadi manufacturing
  • 00:10:37
    sektor itu penurunan kemampuan mereka
  • 00:10:39
    untuk apa ya absorb more employment itu
  • 00:10:42
    terjadi sekarang. Dan ini cukup waring
  • 00:10:44
    karena juga konsisten dengan yang kita
  • 00:10:46
    sampaikan di berbagai macam outlook,
  • 00:10:48
    Indonesia mulai mengalami premature di
  • 00:10:50
    industrialization. He. Jadi, kontribusi
  • 00:10:52
    sektor manufakturnya turun signifikan e
  • 00:10:55
    ya, lebih cepat dibandingkan yang kita
  • 00:10:57
    harapkan dan tentunya akan mengurangi
  • 00:10:59
    jumlah pekerja di sektor manufacturing
  • 00:11:00
    nanti. Jadi, strategi pemerintah untuk
  • 00:11:02
    memilih industri juga penting ya,
  • 00:11:04
    terutama industri yang menciptakan
  • 00:11:05
    lapangan pekerjaan. Karena ee
  • 00:11:08
    manufacture tertentu itu memang lapangan
  • 00:11:10
    pekerjaannya banyak. Tekstil, garmen,
  • 00:11:13
    apalagi alas kaki ya. Dan itu yang
  • 00:11:15
    sekarang lagi bermasalah, jadi
  • 00:11:16
    bermasalah. Heeh. Oke. Kemarin kami
  • 00:11:18
    undang Seto dan ada data yang
  • 00:11:20
    menunjukkan bahwa Puma Adidas mulai
  • 00:11:22
    masuk ke kota-kota di luar kawasan
  • 00:11:24
    industri. Tetapi persoalannya adalah
  • 00:11:27
    PR-nya dikerjakan atau tidak,
  • 00:11:29
    perizinannya diberikan atau tidak,
  • 00:11:31
    begitu ya dengan cepat atau tidak. Dan
  • 00:11:33
    jangan sampai baru buka sudah disegle
  • 00:11:35
    sama preman. Preman. Iya. Itu juga
  • 00:11:37
    masalah lagi kan, Pak. Terus nanti
  • 00:11:39
    bupatinya ngatur, "Saya minta ini, minta
  • 00:11:41
    itu." Loh, di Indonesia kok ini kita mau
  • 00:11:43
    investasi di negara lain dibantu
  • 00:11:45
    disediakan tanahnya.
  • 00:11:47
    keamanan ya kita
  • 00:11:49
    malahai preman dan kemudian bupatinya
  • 00:11:52
    minta walikotanya minta dan sebagainya
  • 00:11:55
    ya i oke jadi efeknya ini adalah ke
  • 00:11:58
    tenaga kerja ya ke lapangan pekerjaan ke
  • 00:12:00
    pengangguran pengangguran dan sebagainya
  • 00:12:02
    dan selain itu juga yang menarik dari
  • 00:12:05
    data ketenagakerjaan kita, saya bukan
  • 00:12:06
    labor ekonomis ya Prof. Tapi saya coba
  • 00:12:08
    memahami apa yang terjadi kontribusi
  • 00:12:11
    dari sektor formal. Jadi, jumlah tenaga
  • 00:12:13
    kerja di formal sektor itu turun 2%
  • 00:12:15
    point dari 42 ke 40. Jadi, semakin
  • 00:12:18
    banyak orang yang bekerja di sektor
  • 00:12:20
    informal, gimana cara membacanya? Ketika
  • 00:12:23
    jumlah sektor formalnya turun, berarti
  • 00:12:25
    akan banyak orang yang bekerjanya itu
  • 00:12:27
    enggak tetap. Oke. Enggak tetap dan juga
  • 00:12:30
    mungkin mereka enggak punya health
  • 00:12:31
    insurance, pension, dan sebagainya. Dan
  • 00:12:33
    juga enggak punya THR, enggak punya THR.
  • 00:12:35
    Dan yang pasti gajinya juga mungkin
  • 00:12:37
    relatively lebih rendah ketimbang
  • 00:12:38
    ketimbang formal. Implikasinya apa?
  • 00:12:40
    kemampuan mereka untuk konsumsi juga
  • 00:12:42
    akan turun, Prof. Jadi, ketika misalnya
  • 00:12:44
    kan kita tahu dalam tadi yang Prof
  • 00:12:46
    bilang ee PDB itu dipengaruhi oleh
  • 00:12:48
    konsumsi, government, investasi dan
  • 00:12:50
    sebagainya, consumption itu 54% dari
  • 00:12:53
    total PDB kita. Kalau misalnya kemampuan
  • 00:12:56
    konsumsinya turun, sudah pasti nanti
  • 00:12:58
    akan berpengaruh terhadap total
  • 00:13:00
    perekonomian kita. Nah, ini yang mungkin
  • 00:13:02
    juga menjadi problem. Jadi semakin
  • 00:13:04
    sedikit orang yang bekerja di formal
  • 00:13:06
    sektor which is probably gna affect
  • 00:13:08
    their ability to consume dan nantinya
  • 00:13:11
    akan pengaruhi ekonomi kita. E saya
  • 00:13:13
    masih ingin meneruskan ee hal ini gitu
  • 00:13:15
    ya karena ada berita lain yang juga
  • 00:13:17
    bertumpuk yang bisa berakibat semakin
  • 00:13:20
    negatif kalau kita tidak perbaiki dan
  • 00:13:21
    tidak awas dalam hal ini. Tapi kita
  • 00:13:23
    ngopi dulu. Boleh. Siap. Kita mau ngopi
  • 00:13:26
    kopi apa? Jin mau kopi saya biasa
  • 00:13:28
    inspirasi. Inspirasi. Oke. Saya menemani
  • 00:13:30
    saja ya. Ya, ini memang inspirasi ini
  • 00:13:33
    semakin populer di sini ya. Mungkin ibu
  • 00:13:35
    bapak juga datang sudah ngopi inspirasi
  • 00:13:39
    sudah. Oke. Oke. Ya. Baik. Nanti coba
  • 00:13:44
    kopi inspirasi ya. Baik. sambil menunggu
  • 00:13:46
    kopi ini bicara tentang em sektor tadi.
  • 00:13:50
    Kalau dulu itu ee jaringnya dari sini
  • 00:13:54
    dia tumpah, dia kena PHK, pindah ke
  • 00:13:57
    sektor pertanian ya atau ke sektor
  • 00:13:59
    informal ada Gojek dan sebagainya.
  • 00:14:01
    Pertanian mulai ditinggalkan oleh
  • 00:14:03
    anak-anak muda. Walaupun startup sih
  • 00:14:05
    keren, tapi startup banyak yang kena
  • 00:14:07
    fraud sekarang ya. Nah, kemudian ini ada
  • 00:14:10
    sektor informal. Sektor informal yang
  • 00:14:11
    menonjol itu kan antar makanan dan UMKM.
  • 00:14:14
    Betul. yang low valid services. Iya kan?
  • 00:14:16
    I anak-anak muda bergairah dan banyak
  • 00:14:19
    yang datang ke sini. Pak, kasih tahu
  • 00:14:21
    saya gimana supaya saya bisa tumbuh dan
  • 00:14:22
    sebagainya. Bantu Bang Gojek ya. Oke.
  • 00:14:25
    Kabarnya Gojek mau dimerger dengan Grab.
  • 00:14:28
    Iya. Berarti kan terjadi konsolidasi
  • 00:14:30
    tuh. Iya. Tadinya 3 juta ee 3 juta
  • 00:14:35
    pengemudi gitu ya. Ini juga R3 juta.
  • 00:14:38
    Sekarang digabung dari 6 juta jadi Rp3
  • 00:14:40
    juta dong. Begitu kan. Saya bayangkan
  • 00:14:42
    sekarang ee ketika industri
  • 00:14:44
    telekomunikasi konsolidasi kemarin saya
  • 00:14:47
    diundang oleh salah satu perusahaan
  • 00:14:48
    tower. Pak, dulu perusahaan
  • 00:14:51
    telekomunikasi seluler itu ada 10. Iya.
  • 00:14:54
    Sekarang semakin tiga. Masalahnya.
  • 00:14:55
    Sekarang tinggal tiga. Merger manager.
  • 00:14:58
    Tadinya kami punya satu tower disewa
  • 00:15:00
    oleh empat orang. E, empat empat pelaku
  • 00:15:02
    di sini. Empat pelaku jarak di sini.
  • 00:15:03
    Mereka juga punya sendiri tower di situ.
  • 00:15:05
    Jadi kami bisa sewa di sini. Ee
  • 00:15:08
    masyarakat yang punya tanah dapat duit R
  • 00:15:10
    juta setahun.
  • 00:15:12
    ya tower kami ditawar Rp juta. Iya R
  • 00:15:16
    juta, Pak. Tadinya kami tawarin R juta
  • 00:15:18
    juga mereka merem. Sekarang R juta
  • 00:15:20
    berarti kan kami bayar ke pemilik tanah
  • 00:15:22
    berapa katanya begitu. Nah, ini
  • 00:15:25
    konsolidasi. Nah, kalau sektor informal
  • 00:15:27
    rontok ya kan ini kan sektor informal
  • 00:15:30
    nih dan kemudian ini kemudian dimerge
  • 00:15:32
    konsolidasi ryam negeri kita kan. Iya.
  • 00:15:36
    Iya. Ini juga menarik ya Prof ya.
  • 00:15:37
    Walaupun sebenarnya by the end of the
  • 00:15:39
    day ini juga data yang saya juga masih
  • 00:15:41
    mahami ya di rilisnya BPS kemarin itu
  • 00:15:44
    menunjukkan sektor yang paling banyak
  • 00:15:47
    menyerap tenaga kerja sekarang tuh
  • 00:15:48
    pertanian. Hm. Masih ya? Masih. Jadi
  • 00:15:51
    tadi yang yang turun kan kayak
  • 00:15:53
    konstruksi, manufacturing, ee jasa dan
  • 00:15:56
    sebagainya. Tapi ketika orang enggak
  • 00:15:59
    bisa bekerja mungkin mereka nanti akan
  • 00:16:01
    terpaksa balik ke pertanian, Prof. Gitu.
  • 00:16:03
    He. Cuma memang saya masih belum bisa
  • 00:16:05
    menjelaskan kenapa itu terjadi ya.
  • 00:16:07
    Karena kan tadi mungkin terpaksa ya,
  • 00:16:09
    terpaksa enggak ada pilihan ataupun juga
  • 00:16:11
    itu yang menjadi ee pilihan yang bisa
  • 00:16:14
    mereka lakukan gitu. Nah, ee tapi saya
  • 00:16:16
    menarik juga yang Prof. bahas soal
  • 00:16:18
    telekomunikasi nih, Prof. Jadi orang kan
  • 00:16:20
    bilang kondisi ekonomi kita baik-baik
  • 00:16:22
    aja. Iya. Data dari ee ini boleh nyebut
  • 00:16:26
    perusahaan enggak ya? Ee rilis rilis
  • 00:16:28
    boleh boleh Telkomsel. Telkomsel.
  • 00:16:30
    Telkomsel itu merilis e pendapatan ya
  • 00:16:34
    pendapatan di Q1 dan mereka menunjukkan
  • 00:16:36
    semakin banyak orang enggak mampu beli
  • 00:16:37
    pulsa, Prof. H padahal kan pulsa hampir
  • 00:16:40
    kayak kebutuhan sehari-hari ya buat bisa
  • 00:16:42
    telekomunikasi. Sama yang menarik kedua
  • 00:16:44
    adalah Indofood juga rilis semakin
  • 00:16:46
    sedikit orang yang konsumsi mie
  • 00:16:48
    sekarang. Jadi narasi yang dibilang oleh
  • 00:16:51
    pemerintah bahwa ekonomi kita itu
  • 00:16:53
    baik-baik aja ternyata juga di lapangan
  • 00:16:56
    enggak terbukti, Prof. Karena mungkin
  • 00:16:58
    enggak penyebabnya juga karena judi
  • 00:16:59
    online dibiarkan ini artinya e
  • 00:17:02
    penangkapan terjadi tetapi tidak tidak
  • 00:17:05
    secara teknologi dihentikan begitu. Iya.
  • 00:17:07
    Ya bisa jadi dikena kan ada duit yang
  • 00:17:09
    cukup signifikan ya Prof ya keluar dari
  • 00:17:12
    Indonesia dan harusnya kan kalau bisa
  • 00:17:14
    diputari di dalam negeri akan memberikan
  • 00:17:16
    apa ya likuiditas yang cukup baik buat
  • 00:17:18
    perekonomian kita gitu. Walaupun saya
  • 00:17:21
    belum ada studinya nih Prof. soal judi
  • 00:17:22
    online cuma pasti perlu itu serapannya
  • 00:17:24
    akan mengerikan triliunan.
  • 00:17:28
    sudah ada penangkapan tapi tekin tidak
  • 00:17:31
    pertanyaannya kalau di kita itu bisa e
  • 00:17:33
    di Singapura bisa diop di Malaysia bisa
  • 00:17:36
    kenapa enggak seperti mungkin ada yang
  • 00:17:38
    melindungi itu ini berbahaya bagi
  • 00:17:40
    ekonomi ini pemerintahan agar mendengar
  • 00:17:42
    mungkin Pak Perbowo bisa memperhatikan
  • 00:17:44
    aspek ini. Ini salah satu upaya untuk
  • 00:17:46
    memecahkan masalah ekonomi juga Pak
  • 00:17:48
    Prabowo. Jadi salah satu yang kita ini
  • 00:17:51
    harus diselesaikan tentu satu persatu
  • 00:17:52
    tentunya ya. Betul. Nah, nah menarik
  • 00:17:54
    juga Prof. Masalahnya pemerintah itu
  • 00:17:55
    punya saya sebut sebagai mixed message
  • 00:17:58
    kali ya. Jadi kalau Prof ingat kan
  • 00:18:00
    setelah lebaran ada apa serasehan Pak
  • 00:18:03
    Presiden dengan para ekonom itu ya di
  • 00:18:05
    mana beliau menyebutkan ada isu apa
  • 00:18:08
    deregulasi TKDN kuota dan sebagainya.
  • 00:18:12
    Tapi juga di sisi yang lain ketika
  • 00:18:13
    audiens-nya berbeda, Pak Prabu akan
  • 00:18:15
    berbeda lagi tuh statement-nya terkait
  • 00:18:17
    dengan kebijakan. Misalnya kita anti
  • 00:18:20
    dengan investasi asing, dengan kehadiran
  • 00:18:22
    asing dan sebagainya. Nah, ketakutan
  • 00:18:24
    kami adalah gini. Dalam teori ekonomi
  • 00:18:26
    kan maksudnya presiden berbeda lagi
  • 00:18:28
    mengikuti suara suara dari yang ramai.
  • 00:18:31
    Benar. Jadi mana mau didengerin nih
  • 00:18:33
    sebenarnya Prof. Karena kan kalau di
  • 00:18:34
    teori makro kan kita belajar kayak
  • 00:18:36
    government credibility I. Jadi ketika
  • 00:18:39
    misalnya pemerintahnya kredibel itu akan
  • 00:18:41
    direspon pasar dengan baik dan
  • 00:18:43
    konsistensi penting itu ya artinya
  • 00:18:45
    matang dibuat dengan analisa yang
  • 00:18:48
    mendalam yang sudah direncanakan. Jadi
  • 00:18:49
    bukan reaktif kan kebijakannya tapi
  • 00:18:51
    memang bas reaktif impulsif.
  • 00:18:53
    seperti kita belanja di supermarket,
  • 00:18:55
    kita belanja eh ada ini nih di depan
  • 00:18:57
    pintu lagi diskon kita ambil aja begitu
  • 00:19:00
    ya. Iya. Sehingga ketakutannya gitu,
  • 00:19:01
    Prof. Bisa jadi mungkin respons yang
  • 00:19:03
    diberikan itu tidak mengadress
  • 00:19:05
    masalahnya ya kan. Jadi misalnya mungkin
  • 00:19:08
    yang untuk TKDN dan kuota kita bisa
  • 00:19:11
    appreciate karena beapa hal itu juga
  • 00:19:13
    bermasalah ya. Tapi ketika misalnya IHSG
  • 00:19:16
    kemarin sempat ee turun ya pemerintah
  • 00:19:19
    memberikan respon saya menganggap itu
  • 00:19:20
    bukan satu hal yang waring gitu loh
  • 00:19:22
    Prof. Jadi ini yang menjadi apa ya bagi
  • 00:19:24
    kita di apa ya di akademik di kampus
  • 00:19:27
    merasa ini kayaknya ada satu yang harus
  • 00:19:29
    diperbaiki perintah dan mumpung masih di
  • 00:19:31
    awal nih Prof ya masih di awal mungkin
  • 00:19:34
    bisa diperbaiki sehingga nanti kita kan
  • 00:19:36
    pengin negaranya semakin bagus. Siapa
  • 00:19:38
    yang harusnya melakukan ini? Ee walaupun
  • 00:19:41
    Menteri Keuangan powerful pegang uang
  • 00:19:44
    tapi kan ada BAPENAS. Iya. Apakah
  • 00:19:46
    BAPENAS juga masih merencanakan ekonomi
  • 00:19:48
    kita? Kalau yang saya tahu masih ya.
  • 00:19:51
    Cuma mungkin kan planning tanpa eksekusi
  • 00:19:53
    yang bagus juga akan susah ya, Prof. ya.
  • 00:19:55
    Kalau enggak dikasih uangnya apagi,
  • 00:19:57
    enggak dikasih anggarannya apagi dan dan
  • 00:19:58
    mungkin memang beda dengan zaman ketika
  • 00:20:00
    senior kita dulu kayak Pak Wijoyo ya kan
  • 00:20:03
    Pak Sadli ataupun Pak Ali Wardana kan
  • 00:20:05
    mereka memang bisa bikin planning yang
  • 00:20:08
    bagus dan eksekusinya juga bisa jalan di
  • 00:20:09
    lapangan. Nah, hal ini yang yang menjadi
  • 00:20:12
    problem dan ini yang kita highlight di
  • 00:20:13
    outlook kemarin kan Prof. Gimana caranya
  • 00:20:15
    prosesnya bisa efisien ketika
  • 00:20:17
    kementeriannya nambah? H ya kan? He.
  • 00:20:19
    Jadi bisnis prosesnya akan mti berbagai
  • 00:20:21
    banyak kementerian yang akan semakin
  • 00:20:23
    complicated nantinya. Ini yang saya rasa
  • 00:20:26
    perlu jadi perhatian khusus karena kalau
  • 00:20:28
    enggak kayaknya aspirasi untuk jadi
  • 00:20:30
    negara besar akan akan sulit. Iya. Jadi
  • 00:20:32
    ekonom melihat bahwa ee konsistensi
  • 00:20:36
    belum kelihatan ee yang mau jadi
  • 00:20:38
    dipegang mana sehingga dampaknya ke
  • 00:20:41
    mana? Investor. Investor pasti asing
  • 00:20:43
    dalam negeri. Kalau dalam negeruanya
  • 00:20:45
    dalam negeri orang-orang sudah paham nih
  • 00:20:47
    pemerintahnya begini. Jadi politisi
  • 00:20:49
    begini gini ya zamannya Pak Wijs itu
  • 00:20:52
    panglimanya waktu Pak Harto mimpin
  • 00:20:53
    panglimanya ada dua militer dan ekonomi.
  • 00:20:56
    Iya, makanya dulu ada seminar ini
  • 00:20:58
    dilakukan di Angkatan Barat ya, Sesquad
  • 00:21:00
    masih tahu itu ya sejarah itu ya. Dan
  • 00:21:02
    kemudian dibuat ini kemudian militer
  • 00:21:04
    dengan ekonom panglimanya dua itu ya
  • 00:21:06
    pada waktu zaman paharto ee Habibi
  • 00:21:08
    mencoba masuk dengan era teknologi tapi
  • 00:21:10
    cuma sebentar tapi kemudian masuklah
  • 00:21:12
    hukum setelah itu karena diregulasi
  • 00:21:15
    kemudian kita dihajar oleh IMF dan World
  • 00:21:17
    Bank begitu ya. World Bank-nya bantu
  • 00:21:19
    kasih bantuan, IMF-nya kasih prasyarat
  • 00:21:22
    perusahaan kita diambil alih dan
  • 00:21:23
    sebagainya. I. Nah, ini hukum di depan.
  • 00:21:26
    Tapi sejak Pak Jokowi periode kedua itu
  • 00:21:28
    kan era politik. Betul ya. Dan sekarang
  • 00:21:31
    palimanya politik pengangkatan ee ini
  • 00:21:34
    politik e ya menteri menteri sih okelah
  • 00:21:38
    politis ya. Direksi juga direksi kalau
  • 00:21:40
    politis dan militer bagaimana ini begitu
  • 00:21:43
    ya. Benar. Jadi kalau kita lihat ya,
  • 00:21:46
    Prof ya, semenjak adanya UUK itu kan
  • 00:21:49
    harapannya cipta kerja, Undang-Undang
  • 00:21:51
    Cipta Kerja, Omnibus Law itu kan
  • 00:21:52
    harapannya meningkatkan jumlah investasi
  • 00:21:54
    yang masuk Indonesia. Iya. Lebih mudah
  • 00:21:56
    orang untuk investasi. Betul. Cuma
  • 00:21:57
    ketika kita lihat nilai FDI yang masuk
  • 00:22:00
    di Indonesia setelah ada investasi
  • 00:22:02
    asingnya masuk asingnya masuk benar itu
  • 00:22:04
    justru Indonesia semakin menurun
  • 00:22:06
    dibandingkan dengan negara lain ya kan.
  • 00:22:08
    Iya. Apa mungkin masalahnya? Atau yang
  • 00:22:10
    sudah janji masuk enggak jadi bisa jadi
  • 00:22:12
    pindah malah ke tempat lain. Betul.
  • 00:22:13
    Karena tadi kita baca misalnya em ada
  • 00:22:17
    preman ya kan mengganggu BYD kayak gitu
  • 00:22:19
    kan Prof. Ini kan kalau diganggu terus
  • 00:22:21
    orang akan menjadi uncertain kan menjadi
  • 00:22:23
    sangat takut worry dengan segala hal
  • 00:22:26
    sehingga mungkin mereka akan menunda
  • 00:22:27
    investasi ke suatu negara yang enggak
  • 00:22:29
    pasti. Ditambah juga misalnya kalau ada
  • 00:22:32
    ee IT militer ataupun politisi yang juga
  • 00:22:34
    ikut serta dalam berbagai macam
  • 00:22:36
    kegiatan, pasti ketakutan investor akan
  • 00:22:38
    muncul nanti, Prof. Ya, jadi di sini
  • 00:22:40
    kita melihat begitu aspek nonkonominya
  • 00:22:43
    sudah jelas harus ada begitu. Sektor
  • 00:22:45
    informal ini semakin banyak. Ee
  • 00:22:48
    pertanian harusnya bisa menjadi acuan,
  • 00:22:51
    tetapi apakah sektor pertanian ini masih
  • 00:22:53
    menarik bagi banyak orang? Ee eisury
  • 00:22:56
    mengalami kegagalan ya dan sebagainya.
  • 00:22:59
    Iya. Iya. Kalau misalnya kita melihat
  • 00:23:00
    memang kan balik lagi ke teori saya
  • 00:23:02
    ingat Prof. Arsyad Atwar ngajar ekonomi
  • 00:23:04
    Indonesia. Beliau ee guru kita semua ya,
  • 00:23:06
    Prof. Ya. Iya. input output biya itu kan
  • 00:23:09
    selalu teorinya adalah teori
  • 00:23:10
    transformasi ekonomi. Jadi negara itu
  • 00:23:13
    akan pindah dari pertanian. Ketika
  • 00:23:16
    pertaniannya semakin baik dia akan
  • 00:23:17
    diserap di manufacturing economic
  • 00:23:19
    development ini ya dan sebagainya.
  • 00:23:21
    Betul. Betul. Dan nanti akan ends up di
  • 00:23:23
    services di kita, Prof. kita terlalu
  • 00:23:26
    cepat pindah ke services sekarang. Jadi
  • 00:23:28
    manufakturnya belum kuat. Betul.
  • 00:23:32
    Mempusin buat PDB 30% itu setelah krisis
  • 00:23:36
    98 ya di 2000-an awal. Tapi seing waktu
  • 00:23:39
    sekarang sampai terakhir itu mungkin 18%
  • 00:23:41
    Prof. Dan dia pindah tadi ke services
  • 00:23:44
    cuma masalahnya di low value edit. Jadi
  • 00:23:46
    tidak mampu memberikan apa ya kenyamanan
  • 00:23:50
    ee pendapatan yang cukup buat
  • 00:23:52
    masyarakat. Nah, ini yang mungkin ya
  • 00:23:55
    mungkin PR juga buat kita semua yang
  • 00:23:56
    memikirkan bagaimana caranya agar
  • 00:23:58
    semakin banyak orang bisa mendapatkan
  • 00:24:00
    pekerjaan yang layar. Saya pikir juga
  • 00:24:02
    ini mungkin peran seperti ada investasi
  • 00:24:04
    buat pelatihan misalnya. Pelatihan kan
  • 00:24:07
    sekarang kita tahu adanya teknologi baru
  • 00:24:10
    disrupsi ya, Prof ya. Gimana caranya
  • 00:24:11
    agar adaptif dan resilien secara
  • 00:24:13
    perubahan ini? Ada yang isunya
  • 00:24:15
    reskilling, upskilling, gimana caranya
  • 00:24:17
    biar mereka bisa menyesuaikanlah skill
  • 00:24:19
    mereka dengan kondisi waktu Covid kan
  • 00:24:21
    semangat sekali tuh. Betul. prakerja
  • 00:24:23
    begitu ya, pelatihan sebagainya ya. Iya.
  • 00:24:25
    Iya. Nah, itu yang mungkin jadi salah
  • 00:24:26
    satu hal yang perlu diperhatikan
  • 00:24:27
    pemerintah ya, agar nanti kita punya
  • 00:24:29
    penduduk usia produktif yang sangat
  • 00:24:31
    besar dan nanti bisa menjadi penopang
  • 00:24:34
    dalam kegiatan ekonomi kita gitu, Prof.
  • 00:24:36
    Nah, ini yang mungkin perlu dijadikan
  • 00:24:39
    suatu gerakan khusus oleh pemerintah,
  • 00:24:40
    gitu. Ee kita ngopi dulu. Ee kita sini
  • 00:24:44
    menikmati kopi yang tadi dipesan dan
  • 00:24:46
    saya pikir ini ada benarnya juga sih
  • 00:24:48
    upskilling reskilling ini
  • 00:24:53
    masih oke ya. Selalu enak Prof. Oke ya.
  • 00:24:57
    Oke. Jadi ana sarankan justru kepada
  • 00:25:00
    masyarakat kita itu diajarkan skill yang
  • 00:25:03
    bisa digunakan dalam dunia kerja
  • 00:25:05
    sehingga kemudian investasi bisa masuk
  • 00:25:07
    karena masyarakatnya bisa terlatih bisa
  • 00:25:10
    digunakan. Benar. Bisa bisa nanti
  • 00:25:12
    memenuhi kebutuhan. Jadi ini kita juga
  • 00:25:14
    mungkin based on studi yang kami lakukan
  • 00:25:16
    ya, Prof. ya di LPM. Jadi kita ada studi
  • 00:25:18
    soal upskilling reskilling bagi beberapa
  • 00:25:21
    sektor di Indonesia. Em dan memang
  • 00:25:23
    isunya adalah ini tetap isu klasik ya.
  • 00:25:27
    Jadi antara skill yang dimiliki oleh
  • 00:25:30
    para lulusan BLU misalnya eh sori BLK
  • 00:25:33
    dan juga kebutuhan dari perusahaan itu
  • 00:25:35
    enggak match. Hm. I even BLK ya harusnya
  • 00:25:38
    BLK itu kan benar-benar vokasi yang siap
  • 00:25:40
    benar-benar. Betul. Karena memang gini
  • 00:25:42
    Prof. Jadi memang konsern dari para
  • 00:25:45
    lulusan adalah mereka membutuhkan
  • 00:25:46
    pengajar yang benar-benar pemain ataupun
  • 00:25:49
    pelaku di industrinya. Jadi mereka bisa
  • 00:25:52
    mengajarkan apa ya secara spesifik
  • 00:25:54
    kira-kira apa sih yang harus dilakukan
  • 00:25:55
    di pabrik itu kayak apa. Betul. Betul.
  • 00:25:57
    Nah, itu mungkin yang belum banyak
  • 00:25:59
    terjadi selama ini. Sama juga mungkin
  • 00:26:01
    proses updating kurikulum enggak cepat,
  • 00:26:03
    Prof. Misal kan kayak teknologi nih 5
  • 00:26:06
    tahun yang lalu kita enggak pernah tahu
  • 00:26:07
    ada CC GPT kan Prof ya. Sekarang
  • 00:26:08
    tiba-tiba ada itu gimana respons enggak
  • 00:26:11
    hanya BLK termasuk juga kampus kan
  • 00:26:13
    gimana cara kampus untuk adapt dengan
  • 00:26:15
    perubahan ini. Nah ini yang memang butuh
  • 00:26:18
    butuh apa ya proses yang cepat ya biar
  • 00:26:20
    nanti para pekerja ini mampu sesuai
  • 00:26:24
    dengan kebutuhan pasar gitu. Nah ini
  • 00:26:26
    yang belum terlihat sekarang atau
  • 00:26:27
    mungkin belum berjalan secara optimal
  • 00:26:28
    dalam kegiatan ekonomi kita ya belum
  • 00:26:30
    tampak ya dalam hal itu. Baik. ee di
  • 00:26:33
    tengah-tengah itu lalu kita juga membaca
  • 00:26:35
    situasi sekarang Bank Dunia tiba-tiba
  • 00:26:38
    melempar bomar bom bagi orang-orang yang
  • 00:26:41
    sensitif begitu ya walaupun bagi kita ya
  • 00:26:44
    data kan lu pakai kriteria baru ya pasti
  • 00:26:47
    hasilnya berbeda begitu ya tapi yang
  • 00:26:49
    menarik adalah ini soal data kemiskinan
  • 00:26:52
    tiba-tiba semua orang itu kemudian
  • 00:26:54
    berpaling gila tiba-tiba Bank Dunia
  • 00:26:56
    mengatakan angka kemiskinan di Indonesia
  • 00:26:58
    60% di atas
  • 00:27:00
    60% 60% Padahal menurut hitungannya
  • 00:27:03
    BAPENAS itu 8 kom ee BPS atau ya kalau
  • 00:27:07
    enggak salah ya 8,6 atau berapa persen
  • 00:27:10
    begitu ya kemiskinan kok lonjakannya
  • 00:27:12
    tinggi sekali. Itu yang tadi Anda bilang
  • 00:27:14
    ini yang sebetulnya terganggu yang ke
  • 00:27:16
    shape tadi yang di atas aman aman yang
  • 00:27:19
    di atas aman yang kelompok middle class
  • 00:27:22
    itu ataupun jadi kelompok middle class
  • 00:27:24
    kan turun semenjak sebelum COVID nih
  • 00:27:25
    Prof. Proporsinya ee kelas menengah ini
  • 00:27:28
    9,9 juta orang itu yang hilang itu. Iya.
  • 00:27:30
    Betul. dan kebanyakan pindahnya ke
  • 00:27:33
    aspiring middle class yang mungkin
  • 00:27:34
    vulnerable dan juga vulnerable group.
  • 00:27:36
    Artinya kelompok rentan. Kelompok rentan
  • 00:27:38
    gitu. Jadi ini memang kelompok
  • 00:27:39
    masyarakat yang akhirnya tadi makan
  • 00:27:41
    tabungan, Prof. ya. Makan tabungan
  • 00:27:43
    karena pendapatan mereka mungkin
  • 00:27:46
    melambat, menurun, tapi kan konsumsinya
  • 00:27:48
    enggak bisa dikurangi secara cepat gitu.
  • 00:27:50
    Tetap buat makan harus ada. Itu yang
  • 00:27:52
    satu. Yang kedua, Prof. memang ada isu
  • 00:27:54
    dengan garis kemiskinan kita selama ini.
  • 00:27:57
    Jadi kalau enggak salah ada satu studi
  • 00:27:58
    yang dilakukan oleh ee Profesor Arif
  • 00:28:01
    Ansori Yusuf kalau enggak salah itu
  • 00:28:03
    menunjukkan memang garis kemiskinan kita
  • 00:28:05
    itu terlalu rendah, Prof. Terlalu rendah
  • 00:28:07
    untuk kondisi ekonomi yang harusnya
  • 00:28:09
    sudah lebih baik. Kita berapa itu Rp.000
  • 00:28:11
    itu berapa itu? Nah, saya enggak ingat
  • 00:28:12
    tapi kita tuh ekivalen dengan Timor
  • 00:28:13
    Leste, Prof. Garis kemiskinannya.
  • 00:28:16
    Padahal kan kondisi ekonomi kita
  • 00:28:17
    relatively much better compared to Timor
  • 00:28:19
    Li. Nah, itu mungkin yang membuat kita
  • 00:28:21
    sangat sensitif tuh dengan kenaikan yang
  • 00:28:24
    besar tadi. Kalau pakai standar yang
  • 00:28:25
    rendah pasti kan kemiskinannya rendah
  • 00:28:27
    ya. Tapi ketika dinaikin dikit ee
  • 00:28:29
    standar kemiskinannya tadi kenaikan
  • 00:28:32
    jumlah orang miskinnya semakin
  • 00:28:34
    signifikan dan ini memang mungkin
  • 00:28:36
    implikasi dari kebijakan ekonomi yang
  • 00:28:39
    tidak apa ya tidak ee ee apa ya
  • 00:28:42
    memberikan kondisi yang layak buat semua
  • 00:28:45
    pihak tadi. Case tidak memacu diri
  • 00:28:46
    barangkali ya tidak memacu diri. Jadi
  • 00:28:48
    jadi hanya yang memberikan manfaat hanya
  • 00:28:50
    ke kelompok kaya yang mampu tapi yang
  • 00:28:53
    kelompok menengah ke bawah itu enggak
  • 00:28:55
    dibantu. Contohnya apa, Prof? I m ya
  • 00:28:58
    dulu waktu saya saya kan masih baru
  • 00:29:00
    ngajar dibandingkan dengan Prof. Tapi di
  • 00:29:01
    awal semester kan biasanya ada mahasiswa
  • 00:29:03
    yang namanya enggak muncul karena belum
  • 00:29:05
    mampu bayar uang kuliah. He. Ya kan dulu
  • 00:29:08
    tuh mungkin enggak banyak Prof yang
  • 00:29:09
    kayak gitu namanya diterima ada tapi
  • 00:29:12
    begitu punya langsung ada tapi orangnya
  • 00:29:14
    enggak ada. I. Nah sekarang itu even
  • 00:29:17
    namanya enggak ada, Prof. di awal
  • 00:29:19
    perkuliahan. Kenapa? Karena mereka belum
  • 00:29:21
    bayar SPP Prof. Oh. Jadi ini
  • 00:29:24
    sangat-sangat mungkin mencerminkan bahwa
  • 00:29:26
    memang semakin berat bagi masyarakat
  • 00:29:29
    untuk afford some basic needs ya
  • 00:29:32
    termasuk education maupun Anda benar
  • 00:29:34
    sekali uang kuliah seperti itu sekarang.
  • 00:29:36
    Iya. Dan dan itu mungkin yang makanya
  • 00:29:38
    kenapa banyak middle class yang
  • 00:29:40
    terabaikan ya karena kan mereka terlalu
  • 00:29:42
    kaya untuk mendapatkan subsidi jadi
  • 00:29:45
    enggak dapat tapi terlalu miskin untuk
  • 00:29:46
    afford everything. Oh, itu mungkin bukan
  • 00:29:49
    terlalu miskin ya, tapi belum mampu
  • 00:29:50
    untuk bisa afford so many things ya,
  • 00:29:52
    Prof ya. Dan dan ini yang kami rasa
  • 00:29:55
    cukup eh mengkhawatirkan dan ini kan
  • 00:29:57
    selalu pemerintah bilang we are doing
  • 00:29:59
    fine. Terus kita juga pernah bikin
  • 00:30:01
    survei expert jadi para ahli di tanah
  • 00:30:04
    para ahli ya kan ya kan kita ahya ni
  • 00:30:07
    ahli ekonomi atau ahli ekonomi, dosen,
  • 00:30:09
    pengajar terus juga pokoknya orang yang
  • 00:30:11
    bisa membaca analisis dan independen dan
  • 00:30:14
    yang berpengetahuan. Betul. Dan itu juga
  • 00:30:17
    dan enggak hanya orang Indonesia, Prof.
  • 00:30:18
    Ya. Jadi ada profesor dari Australia,
  • 00:30:20
    dari US yang kita undang untuk mengisi.
  • 00:30:22
    Dan memang juga mereka confirm keresahan
  • 00:30:24
    kita, Prof. Jadi dari ee 40-an lah
  • 00:30:27
    expert yang kita survei, 55% bilang
  • 00:30:30
    ekonomi Indonesia lebih buruk
  • 00:30:32
    dibandingkan dengan 6 bulan sebelumnya.
  • 00:30:34
    Mulai kapan lebih buruknya? Kita
  • 00:30:35
    dibandingkan dengan 6 bulan semenjak
  • 00:30:37
    survei berarti semenjak awal Presiden
  • 00:30:39
    Prabowo menjabat, Prof. Jadi dia ee
  • 00:30:42
    mereka bilang bahwa ee pertumbuhan
  • 00:30:44
    kurang meyakinkan, terus juga tingkat
  • 00:30:47
    pengangguran mungkin akan memburuk,
  • 00:30:49
    terus juga harga juga menjadi
  • 00:30:50
    problematik. Jadi ini juga semua orang
  • 00:30:53
    mengalami keresahan yang sama tapi itu
  • 00:30:55
    mungkin belum sampai ke pemerintah,
  • 00:30:56
    Prof. Ini yang kita perlu terus ingatkan
  • 00:30:59
    kali ya, Prof. ya, bagi pembuat
  • 00:31:00
    kebijakan. Saya juga bertanya kepada
  • 00:31:02
    sejumlah orang dan saya mendapat jawaban
  • 00:31:04
    begini, apakah ekonomi kita rentan? He.
  • 00:31:07
    Mereka menjawab kerentanan ini yang
  • 00:31:09
    ahli-ahli yang mengerti ya. E rentan
  • 00:31:11
    karena apa? Saya tanya karena apa? Terus
  • 00:31:13
    mereka jawab satu komoditas kita
  • 00:31:15
    kebanyakan bahan mentah. Yang kedua
  • 00:31:18
    adalah tekanan pada mid class-kelas
  • 00:31:19
    menengah tadi. Semakin semakin tertekan
  • 00:31:22
    kehidupannya. Mereka juga enggak dapat
  • 00:31:24
    bansos, enggak dapat tunjangan-tunjangan
  • 00:31:26
    begitu ya. Tapi di lain pihak mereka
  • 00:31:27
    juga ya tadi yang disebutkan ya ee
  • 00:31:30
    merasa juga ee bukan kelas di bawah
  • 00:31:32
    begitu. Saya spendingnya tidak bisa
  • 00:31:34
    berubah dengan cepat. I yang ketiga itu
  • 00:31:36
    adalah resiko fiskal I Indonesia coba
  • 00:31:39
    coba kita lihat pendapatan fiskal kita
  • 00:31:41
    ini nanti setelah ini kita bahas.
  • 00:31:42
    Kemudian volatilitas rupiah. I ya jadi
  • 00:31:45
    ee nilai rupiah terdepresiasi terus ee
  • 00:31:49
    ee sering dibantu tapi sampai kapan yang
  • 00:31:51
    bisa dibantu ditopang. Kemudian naiknya
  • 00:31:53
    biaya modal kalau mau pinjam sekarang
  • 00:31:55
    semakin mahal. Resiko capital flight
  • 00:31:58
    kemarin itu ada banyak sekali harus
  • 00:32:00
    keluar. Harus keluar begitu ya. Kemudian
  • 00:32:03
    ee tentu mereka juga menyebut judi
  • 00:32:04
    online, pengangguran kalangan terdidik.
  • 00:32:07
    Pengangguran ini siapa yang menganggur?
  • 00:32:08
    Benar kalangan terdidik. Mereka bilang
  • 00:32:10
    kalangan terdidik. Iya. Semakin banyak
  • 00:32:11
    yang higher educated people yang jadi
  • 00:32:13
    buat apa orang sekolah sampai sarjana
  • 00:32:15
    kalau begitu? Kalau kalau kalangan
  • 00:32:17
    terdiri kalau enggak bisa di ini kan
  • 00:32:19
    bayar biaya untuk kuliah itu 1 bulan
  • 00:32:21
    bisa R juta tapi kerja belum tentu dapat
  • 00:32:24
    Rp3 juta. Belum tentu bisa dapat
  • 00:32:25
    pekerjaan. Kalau kerja pun R juta begitu
  • 00:32:28
    banyak yang ya seperti itu pekerjaannya.
  • 00:32:31
    Iya. Jadi memang beberapa jadi mungkin
  • 00:32:33
    enggak semua indikator buruk ya, Prof
  • 00:32:35
    ya. Jadi kalau kita bisa bandingkan
  • 00:32:37
    seperti ee kalau di 9798 kan financial
  • 00:32:41
    sektor kita yang vulnerable I sekarang
  • 00:32:43
    kita relatively cukup oke ya tapi yang
  • 00:32:45
    di bidang tadi oke itu financial
  • 00:32:47
    sektornya financial sektornya relatively
  • 00:32:48
    lebih oke dibandingkan walaupun I HSG
  • 00:32:51
    sempat tapi orang kan selalu gitu udah
  • 00:32:53
    saatnya nyerok
  • 00:32:55
    tapi duit buat nyeroknya enggak ada,
  • 00:32:56
    Bro.
  • 00:32:58
    Iya iya iya. dan sebagian berpikir
  • 00:33:00
    mendingan beli emas saja mendingan beli
  • 00:33:02
    emas. Tapi untuk berapa yang Prof sebut
  • 00:33:04
    tadi misalnya kemampuan dari ee Bank
  • 00:33:07
    Indonesia untuk menjaga rupiah misalnya
  • 00:33:09
    ini kan cadangan devisa kita semakin
  • 00:33:11
    terus menurun I walaupun jumlahnya bagus
  • 00:33:13
    betul tapi turun kalau enggak salah kan
  • 00:33:16
    juta dolar kemarin penurunan cadangan
  • 00:33:17
    defis dan sebentar lagi bayar utang nih
  • 00:33:19
    betul betul itu betul buat SRBI juga kan
  • 00:33:22
    nanti itu yang mungkin menjadi salah
  • 00:33:24
    satu indikator yang perlu diperhatikan
  • 00:33:26
    karena kan BI mungkin enggak akan kuat
  • 00:33:28
    untuk melakukan ini semua kenapa Prof
  • 00:33:30
    karena secara global juga perdagangan
  • 00:33:32
    dunia lagi babak blur nih sekarang nih
  • 00:33:34
    kan ee kemungkinan ekspor kita akan
  • 00:33:37
    melambat karena demand globalnya pun
  • 00:33:38
    akan turun gitu sehingga implikasinya
  • 00:33:41
    apa devisa kita mungkin enggak akan naik
  • 00:33:43
    lebih cepat gitu itu yang pertama isu
  • 00:33:46
    yang kedua yang juga Prof pointing out
  • 00:33:47
    tadi adalah isu perpajakan pendapatan
  • 00:33:50
    kita iya pendapatan dari fiskal kita ini
  • 00:33:52
    ya betul ini kan selama awal tahun ini
  • 00:33:54
    kita selalu mendengarkan pendapatan kita
  • 00:33:57
    jauh di bawah target ya jadi kalau ini
  • 00:34:00
    enggak pernah di-share oleh teman-teman
  • 00:34:02
    Jadi sebetulnya efisiensi atau enggak
  • 00:34:03
    punya duit dua-duanya kayaknya. Jadi
  • 00:34:07
    pendapatan pajak kita itu dibandingkan
  • 00:34:09
    dengan ee 2024 awal turun 100 triliun,
  • 00:34:13
    Prof. Besar sekali. Iya karena ya saya
  • 00:34:16
    enggak tahu mungkin argumennya adalah
  • 00:34:18
    ada isu korteks ataupun isu eksternal
  • 00:34:20
    tapi kan ada masalah di pendapatan kita,
  • 00:34:22
    Prof. Iya. Kalau PPN juga turun artinya
  • 00:34:24
    transaksi kan habis, transaksi
  • 00:34:26
    berkurang. Iya. Betul. Cortex kayaknya
  • 00:34:28
    memang punya pengaruh cukup signifikan
  • 00:34:29
    sih. Nah, kalau misalnya pendapatannya
  • 00:34:31
    semakin turun, Prof. di saat yang sama
  • 00:34:33
    kan spendingnya enggak bisa diturunin
  • 00:34:34
    lebih dalam lagi kan. Itu yang mungkin
  • 00:34:37
    yang menyebabkan kenapa ekonomi kita
  • 00:34:39
    cukup ee sangat terdampak signifikan di
  • 00:34:41
    awal tahun ini. Jadi, ini beberapa hal
  • 00:34:44
    yang kami rasa memang perlu dipikirkan
  • 00:34:46
    dengan baik agar nanti kita kan enggak
  • 00:34:49
    pengin jadi buruk ekonominya ya. Kita
  • 00:34:51
    kan tetap pengin bilang pemerintah,
  • 00:34:53
    "Look, ini loh beberapa warning sign
  • 00:34:55
    yang perlu diantisipasi
  • 00:34:57
    dan kita perlu hati-hati gitu ya. Tapi
  • 00:35:00
    ada enggak sih kabar gembiranya kalau ee
  • 00:35:03
    kita tentu tidak ingin nakut-nakuti ya?
  • 00:35:05
    Karena ee saya dulu pesan sama
  • 00:35:07
    teman-teman pun termasuk sama Bang
  • 00:35:09
    Faisal Basri Mendang Faisal Basri ketika
  • 00:35:11
    saya menjadi moderator diskusi panel
  • 00:35:13
    ahli selalu saya sebelumnya saya setting
  • 00:35:15
    dulu kita jangan membuat orang jadi
  • 00:35:18
    takut dari percakapan kita ya tentu
  • 00:35:20
    percakapan ini bukan percakapan
  • 00:35:21
    menakut-takuti. Betul. Betul. Ada enggak
  • 00:35:23
    sih kabar gembira yang yang bisa kita
  • 00:35:25
    andalkan begitu ya? Mungkin kalau dari
  • 00:35:28
    segi ekonomi ya pasti jauh lebih baik
  • 00:35:31
    dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya,
  • 00:35:33
    Prof. ya. Keadaan hari ini, keadaan hari
  • 00:35:35
    ini gitu ya. Level of development income
  • 00:35:37
    kita jauh lebih tinggi. Tapi aspirasi
  • 00:35:38
    masyarakat kan juga naik. Sekarang yang
  • 00:35:40
    pergi ke luar negeri semakin banyak,
  • 00:35:42
    yang sekolah ke luar negeri juga makin
  • 00:35:43
    banyak. Betul. Jadi itu mungkin memang
  • 00:35:46
    ee kalau bisa dibilang juga tingkat
  • 00:35:48
    kemiskinan walaupun tadi dengan standar
  • 00:35:50
    yang berbeda akan berbeda, cuma we
  • 00:35:53
    manage to achieve eh apa ya tingkat
  • 00:35:55
    kemiskinan di bawah dua digit dalam
  • 00:35:57
    berapa tahun terakhir. Itu kan satu hal
  • 00:35:58
    yang cukup baik ya. Terus juga employ
  • 00:36:01
    unemployment juga menurun walaupun ya
  • 00:36:03
    tadi agak sedikit kontradiktif dengan
  • 00:36:05
    yang saya sampaikan di awal cuma kalau
  • 00:36:07
    kita lihat di jangka panjang cukup cukup
  • 00:36:08
    turun signifikan. He. Itu mungkin yang
  • 00:36:11
    beberapa hal yang mungkin positif sign
  • 00:36:13
    dari dari ee kondisi kita sekarang ya,
  • 00:36:16
    Prof. ya. Iya. Baik. Perang perang
  • 00:36:19
    dagang.
  • 00:36:21
    Ee kemarin kami bicara dengan Seto. Seto
  • 00:36:24
    mengatakan ini global resetting ini
  • 00:36:26
    merupakan suatu momentum. Indonesia
  • 00:36:28
    harus mengambil momentum. I karena
  • 00:36:30
    begitu kita masuk lagi ee dalam dunia
  • 00:36:33
    baru itu kondisinya sudah berbeda.
  • 00:36:34
    Berarti ada momentum di situ ya. Dan
  • 00:36:36
    kalau kita bisa menangkap momentum itu
  • 00:36:38
    kan baik. Karena tidak semua juga pengin
  • 00:36:41
    bertahan terus di Vietnam karena Vietnam
  • 00:36:43
    sudah dibidik oleh Amerika begitu
  • 00:36:45
    sehingga dikenakan tarif lebih besar
  • 00:36:48
    walaupun etos kerjanya menarik dan
  • 00:36:49
    skill-nya oke tapi kurang SDM juga di
  • 00:36:51
    sana ternyata ya. Nah, ada momentum yang
  • 00:36:53
    kita bisa tarik begitu ya. Tapi ada satu
  • 00:36:56
    statement yang menarik di laporannya LPM
  • 00:36:59
    gitu ya tentang perang dagang di situ.
  • 00:37:01
    Di sini saya baca ya. He. Indonesia
  • 00:37:03
    tidak berada pada posisi yang baik untuk
  • 00:37:06
    mera potensi manfaat dari perang dagang
  • 00:37:08
    yang terjadi.
  • 00:37:11
    What does it mean? Oke. Jadi gini, Prof.
  • 00:37:14
    Em, saya kalau melihat kami ya kami
  • 00:37:17
    melihat di LPM terkait dengan perang
  • 00:37:18
    dagang ini kan ini bukan hal yang baru.
  • 00:37:20
    He. Cuma nature-nya sedikit berbeda
  • 00:37:23
    dengan perang dagang yang pertama. Hm.
  • 00:37:25
    Jadi kalau yang pertama kan hanya Cina
  • 00:37:27
    yang affected. Jadi perang dagang US
  • 00:37:30
    tarif ke Cina, Vietnam enggak kenapa. Oh
  • 00:37:32
    sekarang 190 negara sekarang semua kena,
  • 00:37:34
    Prof. Semua kena. Makanya jadi minimum
  • 00:37:36
    10% dikenain sama TR. Betul. Betul. Jadi
  • 00:37:39
    dia pengin cepat kaya katanya. Betul.
  • 00:37:40
    Jadi landscape-nya mungkin akan berbeda
  • 00:37:43
    dibandingkan dengan Trum 1.0. Isunya
  • 00:37:46
    adalah ketika ada Trum 1.0 kita bukan
  • 00:37:48
    negara yang mampu memaksimalkan dengan
  • 00:37:50
    lebih baik. He. Yang mendapatkan
  • 00:37:52
    keuntungan itu tadi yang Prof bilang
  • 00:37:53
    Vietnam. I. terus juga Mexico, Kanada.
  • 00:37:57
    Mungkin karena faktor geografis ya,
  • 00:37:58
    Vietnam dekat sama Cina, Mexico dekat
  • 00:38:01
    dengan US dan ee Cina menggunakan
  • 00:38:04
    Vietnam untuk masukin barang ke US. Dari
  • 00:38:06
    dari made in China to made by China.
  • 00:38:08
    Betul. Nah, sekarang justru
  • 00:38:10
    landscape-nya berbeda. Semua negara kena
  • 00:38:12
    tarif ya. Dan ini mungkin juga masalah
  • 00:38:16
    berikutnya adalah kita less exposed
  • 00:38:18
    toward globalization. He. Jadi ketika
  • 00:38:20
    kita pengin masuk ke sana, kita mungkin
  • 00:38:22
    belum punya sistem ataupun ekosistem
  • 00:38:25
    yang men-support gitu, Prof. Jadi kalau
  • 00:38:27
    misalnya sekarang pemerintah mencoba
  • 00:38:29
    untuk apa ya diskusi ataupun melakukan
  • 00:38:33
    kerja sama dengan US, mungkin masih di
  • 00:38:35
    tahap zero nih, ya, masih di tahap awal
  • 00:38:38
    untuk bisa mencapai ke sana. kami
  • 00:38:40
    mungkin memandang bahwa gimana kalau
  • 00:38:42
    bisa memaksimalkan ee kerja sama
  • 00:38:44
    bilateral yang kita sudah punya
  • 00:38:45
    sebelumnya. Misalnya dengan ee dengan ee
  • 00:38:48
    Arsep ya, Ars itu kan China, terus juga
  • 00:38:51
    dengan ee Australia. Kita juga mungkin
  • 00:38:53
    bentar lagi dengan EU akan punya
  • 00:38:55
    sepanya. Ini kayaknya yang perlu
  • 00:38:57
    dimanfaatkan ketimbang kita berpikir
  • 00:38:59
    untuk masuk ke US. Karena kalau
  • 00:39:01
    dibandingkan Prof ya, ekspor kita ke US
  • 00:39:03
    cuma 2% over our GDP. Jadi enggak
  • 00:39:05
    terlalu signifikan. Tapi kalau ke Cina
  • 00:39:07
    itu besar. He. Nah, kalau Cinanya
  • 00:39:09
    melambat itu pasti akan memberikan
  • 00:39:11
    dampak yang signifikan buat ekonomi
  • 00:39:13
    kita. Apalagi kalau India juga India
  • 00:39:14
    kita juga lumayan dan kalau dia perang
  • 00:39:17
    dia
  • 00:39:18
    bisa gitu. Jadi memang identify di mana
  • 00:39:21
    misalnya sektor yang kita sebelumnya
  • 00:39:23
    masuk ke US dan memang coba untuk
  • 00:39:26
    memaksimalkan kerja sama-kerja sama yang
  • 00:39:28
    kita punya sebelumnya gitu. Baik,
  • 00:39:30
    terakhir pangan itu kan perlu sekali
  • 00:39:31
    bagi kita ya. Sementara sekarang ini
  • 00:39:34
    kita membuat giant food estate
  • 00:39:36
    besar-besaran. Tentu ini kan baik. Tapi
  • 00:39:38
    problemnya kalau saya lihat ini saya
  • 00:39:41
    memperhatikan gitu ya, petani dapatnya
  • 00:39:43
    sedikit, yang dapat banyak itu di sektor
  • 00:39:45
    transportasi dan jasanya. He. Jadi kalau
  • 00:39:48
    saya nonton atau ee belanja malam hari
  • 00:39:50
    ke pasar induk saya senang sekali. Ke
  • 00:39:52
    pasar tradisional tuh saya aduh yang
  • 00:39:54
    enggak beli yang enggak perlu dibeli pun
  • 00:39:55
    saya beli gitu ya. Saya lihat misalnya
  • 00:39:58
    impulsif. Jadi saya misalnya lihat oh
  • 00:40:00
    ada pandan nih. Yang saya lihat bukan
  • 00:40:02
    daun pandannya. Saya enggak perlu buat
  • 00:40:03
    di kafe berisi ini. Tapi saya lihat ada
  • 00:40:05
    akarnya. Oke. Ditanam gitu ya. Ditanam
  • 00:40:08
    karena pandan itu membuat lalat takut
  • 00:40:10
    kan ya. Saya tanam begitu jadi saya
  • 00:40:12
    lihat ada akarnya. Saya beli tuh satu
  • 00:40:14
    ini. Terus saya tanya ini Bang dari
  • 00:40:15
    mana, Bang? Ini dari Padang. Ah itu
  • 00:40:18
    malam hari itu datang dari Medan. Dari
  • 00:40:20
    Padang ke pasar tanah tinggi di daerah
  • 00:40:23
    Tangerang gitu ya. Dari Banyuwangi.
  • 00:40:26
    Datang masuk sini manggis dan
  • 00:40:28
    sebagainya. Saya tanya berapa ongkosnya?
  • 00:40:31
    Harganya berapa? Dijual dengan harga
  • 00:40:33
    murah. Iya. Ongkosnya itu kan yang besar
  • 00:40:35
    tu di perjalanan. Betul. Di perjalanan.
  • 00:40:37
    Nah, sementara kita membuat food estate
  • 00:40:39
    di Merauke. Iya. Saya bisa kebayang
  • 00:40:41
    Merauke itu jauh sekali ya. Dan
  • 00:40:43
    pelabuhannya itu kalau siang dan malam
  • 00:40:45
    kan air lautnya beda begitu ya. Sehingga
  • 00:40:47
    ongkos kirimnya kan tidak murah.
  • 00:40:50
    Sementara sekarang bangsa-bangsa lain
  • 00:40:51
    sudah membuat food estate dalam bentuk
  • 00:40:53
    skala kecil di dekat kota. Betul. Dengan
  • 00:40:56
    menggunakan teknologi yang dibiayai oleh
  • 00:40:58
    softbank dan sebagainya. Plany itu kan
  • 00:41:00
    contohnya itu gitu. Masuknya sedekat
  • 00:41:02
    mungkin. Singapura membuat di atas-atas
  • 00:41:04
    gedung-gedung begitu sehingga kemudian
  • 00:41:06
    masyarakatnya bisa dapat sayur, bisa
  • 00:41:07
    saya enggak tahu kalau beras mungkin
  • 00:41:09
    agak susah. Betul. Tapi kalau kita
  • 00:41:11
    membuat di tempat jauh, kenapa enggak
  • 00:41:12
    kita rubah cara berpikir transform
  • 00:41:14
    mindset para apa ya pemimpin di sektor
  • 00:41:18
    ini begitu. Iya. Ya, kalau kita isu soal
  • 00:41:22
    food security memang ee ini sudah jadi
  • 00:41:25
    isu yang cukup lama kali ya, Prof ya.
  • 00:41:27
    Karena memang ketahanan pangan menjadi
  • 00:41:29
    salah satu hal yang paling krusial
  • 00:41:30
    ketika perutnya sudah kenyang. semua
  • 00:41:32
    bisa dilakukan dan kita banyak impor
  • 00:41:34
    beras dan sebagain tapi yang menarik
  • 00:41:36
    gini Prof. Even satu negara seperti
  • 00:41:38
    China pun yang punya ambisi untuk food
  • 00:41:40
    security, self-sufficient itu enggak
  • 00:41:43
    mampu mereka. Tetap ada importnya ada
  • 00:41:46
    ya. Kedelai mereka impor. Enggak dapat
  • 00:41:47
    dari Amerika, ambil dari Brazil. Betul.
  • 00:41:49
    Betul. Jadi memang apa ya ee angan-angan
  • 00:41:52
    untuk menjadi negara yang semuanya bisa
  • 00:41:53
    diproduksi sendiri itu agak susah
  • 00:41:55
    sebenarnya, Prof. Kan ada isu musiman
  • 00:41:58
    juga kan. Kalau misalnya musimnya lagi
  • 00:42:00
    Elnino kemarin kan produksi berasnya
  • 00:42:03
    menjadi bermasalah. Dan itu yang leads
  • 00:42:04
    toward inflation kemarin kan. He. Jadi
  • 00:42:06
    mungkin gini, Prof. Kita tuh punya
  • 00:42:09
    pemerintah itu kita tuh senang bikin
  • 00:42:11
    program tuh gede langsung gede ya,
  • 00:42:13
    langsung besar ya. Langsung besar ya.
  • 00:42:15
    Tidak belajar dari kegagalan sebelumnya
  • 00:42:17
    tapi selalu bikin lagi yang baru lagi.
  • 00:42:18
    Betul. Nah, kenapa enggak tadi seperti
  • 00:42:19
    yang Prof bilang skalanya mungkin lebih
  • 00:42:21
    micro lagi micro dan tailer terhadap
  • 00:42:24
    kondisi daerahnya. Ya, kalau mungkin di
  • 00:42:26
    Merauke cocok dengan kondisi ini. Saya
  • 00:42:29
    bukan ahli pertanian nih, Prof. Ya, tapi
  • 00:42:30
    perlu melihat bagaimana sih
  • 00:42:31
    karakteristik daerah dan juga
  • 00:42:33
    kebutuhannya. Karena kalau misalnya
  • 00:42:35
    orang ee Papua misalnya disuruh makan
  • 00:42:38
    beras juga mungkin mereka akan enggan
  • 00:42:40
    kan. Itu yang menjadi salah satu tragedi
  • 00:42:42
    beras ini sudah pernah terjadi ketika
  • 00:42:44
    kita merubah orang di Pulau Madura biasa
  • 00:42:47
    makan jagung ee terus semua pegawai
  • 00:42:49
    negeri kita kita kasih beras. Orang di
  • 00:42:51
    Papua diganti sagu Ambon diganti e sagu
  • 00:42:54
    diganti beras. Ini juga dikasih beras.
  • 00:42:56
    Akhirnya import berasnya banyak sekali.
  • 00:42:58
    Betul. Betul. Jadi ee itu memang mungkin
  • 00:43:00
    pemerintah perlu mengevaluasi secara
  • 00:43:03
    reguler ya. Jadi kalau nanti enggak
  • 00:43:05
    berjalan dengan optimal kan bisa
  • 00:43:06
    diperbaiki dengan baik. Nah, ini yang
  • 00:43:08
    sepertinya belum terlalu banyak
  • 00:43:09
    dilakukan oleh pemerintah kita. Iya.
  • 00:43:11
    Kelihatannya ee ekonomi memang harus
  • 00:43:13
    disetel baik-baik ya, harus disusun,
  • 00:43:16
    direncanakan, dibuat blueprint yang
  • 00:43:18
    baik. Walaupun ee mungkin pada setiap
  • 00:43:22
    calon presiden atau ketika sedang ee
  • 00:43:25
    akan ee mengacukan diri menjadi presiden
  • 00:43:28
    selalu membuat rencana dengan tim
  • 00:43:29
    suksesnya. Betul. Tapi itu adalah tim
  • 00:43:31
    sukses yang mungkin juga terbatas yang
  • 00:43:33
    barangkali harus diuji dan dianalisis
  • 00:43:35
    lebih jauh. He. Dan ketika kita berjalan
  • 00:43:37
    tentu kita harus membuat kajian yang
  • 00:43:39
    lebih matang lagi. Sehingga tahap
  • 00:43:41
    pertama memang urutannya ini era fluk
  • 00:43:44
    namanya ya. Banyak hal kecil yang
  • 00:43:45
    bertambah besar yang kita mesti
  • 00:43:47
    waspadai.
  • 00:43:49
    Dan itulah maka setiap pemimpin harus
  • 00:43:51
    aware tahu masalah kemudian harus
  • 00:43:53
    menganalisa lebih dalam dan membuat
  • 00:43:55
    dalam pilot-pilot project sebelum
  • 00:43:57
    dilakukan dalam skala besar. Iya.
  • 00:43:59
    Kemudian eksen lagi kemudian
  • 00:44:02
    komersialkan itu sehingga kemudian bisa
  • 00:44:05
    digelontorkan dananya dan kemudian
  • 00:44:07
    akhirnya kalau ini sudah ee dijalankan
  • 00:44:10
    bisa lakukan secara bertahap dan
  • 00:44:11
    memberikan dampak yang bagus buat kita
  • 00:44:13
    semua dan setiap bangsa tentu tidak bisa
  • 00:44:15
    langsung membangun ekonominya sekejap.
  • 00:44:17
    Betul ya. Baik. Waktu Prof. Ya, kita
  • 00:44:19
    telah bicara panjang lebar tapi yang
  • 00:44:21
    mengkhawatirkan kita semua tentu adalah
  • 00:44:23
    lapangan pekerjaan. Jadi ekonomi ee di
  • 00:44:27
    atas kertas mungkin baik-baik, tetapi
  • 00:44:30
    kita mulai membaca gejala ada hal-hal
  • 00:44:34
    yang bisa menjadi fluk atau bisa
  • 00:44:36
    menimbulkan hal yang tidak beruntung
  • 00:44:39
    bagi kita ya. Tapi kalau kita bisa
  • 00:44:41
    memutar keadaan ini bisa menjadi suatu
  • 00:44:44
    keberuntungan bagi kita. Jadi terima
  • 00:44:46
    kasih Jahen sebagai ekonomi sudah
  • 00:44:48
    diundang telah memberikan
  • 00:44:50
    pandangan-pandangan. Mudah-mudahan
  • 00:44:51
    didengar oleh para pengambil kebijakan.
  • 00:44:54
    Mari kita perbaiki keadaan. Karena
  • 00:44:56
    ketika ekonomi ini terganggu, maka ada
  • 00:45:00
    banyak sekali orang yang akan menjadi
  • 00:45:03
    korban dan tugas kita adalah selalu
  • 00:45:05
    mengingatkannya. Stay relevant.
  • 00:45:10
    [Musik]
  • 00:45:11
    Yeah.
Etiquetas
  • ekonomi
  • Indonesia
  • pengangguran
  • perang dagang
  • daya beli
  • lipstick effect
  • sektor informal
  • ketahanan pangan
  • K shape recovery
  • strategi pemerintah