00:00:00
Ada satu perumpamaan yang bagus
00:00:04
sekali, simpel,
00:00:07
sederhana, tetapi mudah
00:00:10
diingat. Kalau saudara berada di jalan
00:00:13
raya yang ramai sekali, kehidupan ini
00:00:17
seperti jalan raya, ramai dengan
00:00:22
penderitaan. Saudara berada di seberang
00:00:25
ini akan menyeberang ke sana.
00:00:29
Tetapi saudara melihat di kanan kiri
00:00:31
juga ada orang yang mau
00:00:34
menyeberang. Saudara juga menolong yang
00:00:37
mau
00:00:39
menyeberang. Ayo kita nyeberang
00:00:44
bareng-bareng. Menolong yang lain untuk
00:00:46
menyeberang.
00:00:49
Kalau yang ditolong ini berhasil
00:00:53
menyeberang di jalan raya yang sangat
00:00:56
ramai
00:00:57
itu, saya ulang sekali
00:01:00
lagi, kalau yang lain kanan kiri ini
00:01:03
berhasil ditolong
00:01:06
menyeberang, saudara yang menolong itu
00:01:09
otomatis juga sudah ikut menyeberang.
00:01:17
Bukan saudara sendiri yang
00:01:19
menyeberang. Yang
00:01:21
menyeberangi lalu lintas
00:01:24
penderitaan. Kalau saudara menolong yang
00:01:26
lain untuk menyeberang, menolong yang
00:01:29
lain
00:01:30
menyeberang dan yang ditolong ini
00:01:33
berhasil ke
00:01:34
seberang, saudara sudah tentu ikut
00:01:40
menyeberang. Itulah yang dilakukan oleh
00:01:42
guru agung kita.
00:01:45
bukan hanya dirinya yang bebas dari
00:01:48
penderitaan, tetapi mengajarkan banyak
00:01:51
orang untuk juga bebas dari
00:01:55
penderitaan selama 45 tahun.
00:02:01
Ibu, Bapak, dan
00:02:04
Saudara, sekarang adalah waktu meskipun
00:02:08
hanya singkat bagi kami. Lalu Bhante,
00:02:13
apa yang menjadi sebab penderitaan
00:02:16
itu? Sebab penderitaan adalah nafsu
00:02:23
keinginan. Jadi, orang tidak boleh punya
00:02:26
keinginan. Pandai boleh.
00:02:31
Siapa yang melarang? Tetapi keinginan
00:02:38
yang sesuai dengan takaran.
00:02:44
Kalau Anda mempunyai keinginan yang
00:02:47
tidak sesuai dengan
00:02:50
takaran, keinginan yang tidak
00:02:54
terukur, keinginan itulah sumber
00:02:57
penderitaan yang ada yang kita buat
00:03:00
sendiri, bukan dari luar.
00:03:07
Oleh karena itu, guru guru agung kita
00:03:10
mengingatkan kepada
00:03:13
kita, kalau engkau sekalian ingin bebas
00:03:16
dari
00:03:17
penderitaan, mengurangi
00:03:20
penderitaan, bebas dari penderitaan yang
00:03:22
pertama
00:03:24
adalah haruslah berhenti berbuat jahat.
00:03:32
Karena kejahatan
00:03:34
itu membawa penderitaan, mengakibatkan
00:03:41
penderitaan. Bukankah ajaran ini
00:03:43
universal, Ibu, Bapak,
00:03:47
Saudara? Tidak usah diberi embel-embel.
00:03:50
Ini ajaran agama Buddha. Tidak
00:03:54
usah anjuran. Berhentilah berbuat jahat.
00:04:00
Karena kejahatan merugikan orang
00:04:03
lain dan menghancurkan diri Anda
00:04:06
sendiri.
00:04:07
[Tepuk tangan]
00:04:08
Kejahatan membuat
00:04:12
penderitaan. Bukankah ini anjuran untuk
00:04:15
semua orang?
00:04:18
Dia termasuk presiden-presiden dunia
00:04:23
itu yang suka berperang, suka membuat
00:04:27
kehancuran,
00:04:30
membunuh banyak sekali
00:04:33
manusia. Berhentilah berbuat kejahatan
00:04:36
karena
00:04:38
kejahatan mengakibatkan penderitaan.
00:04:44
Berhenti berbuat kejahatan itu membuat
00:04:47
keinginan
00:04:50
terukur. Karena kejahatan juga bisa
00:04:53
memberikan iming-iming
00:04:56
kenikmatan. Kejahatan bisa
00:05:01
memberikan
00:05:04
menjanjikan kesenangan.
00:05:07
Orang tertarik melakukan
00:05:10
kejahatan, membunuh, menyakiti, korupsi,
00:05:14
mencuri, selingkuh, berbohong
00:05:18
karena memberikan
00:05:21
kenikmatan. Berhentilah berbuat jahat
00:05:24
karena
00:05:25
akhirnya
00:05:27
ujung-ujungnya kejahatan itu berakibat
00:05:30
penderitaan.
00:05:33
Kemudian guru agung kita
00:05:37
melanjutkan haruslah mempunyai pikiran
00:05:39
yang
00:05:41
tenang. Kalau pikiran Anda kemerungsung,
00:05:45
kalau pikiran Anda
00:05:47
ribet, Anda tidak bisa mengukur
00:05:52
melihat tujuan ini benar atau tidak
00:05:55
bermanfaat atau merugikan.
00:05:58
Pikiran yang kacau tidak bisa melihat
00:06:01
yang
00:06:02
jernih. Pikiran yang tenang akan melihat
00:06:06
yang jernih. Oh, ini buruk. Oh, ini
00:06:10
merugikan. Ini baik. Ini bermanfaat.
00:06:15
Orang yang pikirannya tenang, dia
00:06:18
bisa mengukur
00:06:20
keinginannya supaya keinginannya tidak
00:06:23
menjadi
00:06:26
nafsu. Meskipun keinginan
00:06:29
baik, kalau menjadi
00:06:31
nafsu itu adalah sebab penderitaan.
00:06:36
Anda punya keinginan yang baik, tapi
00:06:38
tidak sesuai dengan ukuran kemampuan
00:06:41
Anda. Anda harus menakar diri Anda
00:06:45
sendiri. Saya mampu atau
00:06:49
tidak. Meskipun itu
00:06:52
baik, kalau Anda tidak mampu, Anda
00:06:55
paksakan. Timbullah keserakahan,
00:06:58
timbullah kejengkelan, timbullah
00:07:01
kemarahan. Itu penderitaan.
00:07:05
Tetapi bagaimana Bhante membuat batin
00:07:08
ini
00:07:10
tenang? Cobalah melatih
00:07:14
[Musik]
00:07:15
meditasi. Ajaran Guru Agung Buddha
00:07:17
Kotama sangat kaya dengan
00:07:23
meditasi. Kalau kami di Wihara membuat
00:07:26
program
00:07:28
meditasi yang ikut meditasi
00:07:31
saudara-saudara kami lintas agama.
00:07:35
Saudara kami lintas agama, peserta yang
00:07:37
paling banyak nomor satu, nomor
00:07:41
dua. Umat Buddha biasanya nomor
00:07:46
tiga. Mungkin sudah merasa pintar
00:07:50
meditasi atau mungkin malas
00:07:53
meditasi. Justru saudara kami umat
00:07:56
beragama yang lain ingin
00:07:59
meditasi. Meditasi membuat batin ini
00:08:02
tenang.
00:08:05
Anda harus melatih
00:08:08
itu sebagai umat Buddha.
00:08:12
Sayang kalau sebagai umat Buddha tidak
00:08:16
mengerti dan tidak pernah melatih
00:08:19
meditasi. Meditasi itu membuat pikiran
00:08:23
ini menap.
00:08:26
Kalau pikiran itu
00:08:28
menep, maka pikiran itu jadi
00:08:31
bening. Kalau pikiran itu bening, Anda
00:08:35
bisa melihat dengan
00:08:38
jelas. Bagaimana kalau air itu
00:08:41
butek,
00:08:43
keruh, Anda tidak bisa melihat apa-apa.
00:08:48
Buatlah air pikiran itu menep
00:08:51
bening meskipun hanya sementara tidak
00:08:55
apa. Ada cara untuk membuat
00:08:59
lerem
00:09:01
kelerem menek
00:09:04
bening supaya air itu menjadi
00:09:07
jernih. Air pikiran kita.
00:09:13
Yang ketiga, Guru Agung kita mengajarkan
00:09:17
kepada
00:09:18
kita harus siap menerima
00:09:23
perubahan. Kalau Anda tidak siap
00:09:26
menerima
00:09:27
perubahan, Anda sangat
00:09:32
menderita. Bante saya sudah tidak
00:09:35
berbuat jahat, bagus. Bante saya sudah
00:09:39
senang beramal, berbuat baik, mulia.
00:09:43
Tetapi apakah orang baik itu tidak
00:09:46
menjadi tua,
00:09:49
Saudara? Apakah orang baik itu tidak
00:09:52
akan pernah
00:09:56
sakit? Orang baik sekalipun juga akan
00:09:59
menjadi tua, akan menjadi sakit.
00:10:03
Apalagi kalau usia sudah
00:10:04
lanjut,
00:10:06
sakitnya
00:10:11
berganti-ganti. Kalau masih muda dengan
00:10:13
masih muda ketemu, kamu kerja di mana
00:10:16
sekarang? Kamu kedudukan kok,
00:10:18
kedudukanmu
00:10:20
apa? Tapi kalau sudah tua, ketemu tua,
00:10:24
eh obatmu sekarang apa saja?
00:10:28
Saya minum pil ini, minum pil ini. Saya
00:10:32
kena kencing
00:10:35
manis. Sudah suntik
00:10:37
belum? Pameran
00:10:40
obat, pameran
00:10:43
penyakit. Siapa yang bisa menghindari,
00:10:47
Saudara? Tidak bisa. Orang baik
00:10:50
sekalipun tidak bisa
00:10:54
menghindari. Akhirnya kematian.
00:10:58
Semua yang duduk di sini termasuk
00:11:00
kami-kami
00:11:01
ini satu saat tiba waktunya kalau tidak
00:11:05
dimakamkan
00:11:08
dikremasi. Gak usah
00:11:11
takut. Takut juga akan
00:11:14
terjadi. Jadi buat apa
00:11:17
takut? Apakah kematian tidak
00:11:20
wajar? Apakah kematiannya hanya spesial
00:11:24
untuk segelintir orang? Tidak.
00:11:28
Apakah kematian itu istimewa?
00:11:32
Tidak. Kematian adalah
00:11:35
wajar. Termasuk Guru Agung Buddha Gotama
00:11:39
juga
00:11:40
mangkat. Hanya kemangkatan beliau
00:11:43
kemangkatan yang
00:11:44
sempurna.
00:11:48
Parinibana. Jadi bagaimana Bhante? Siap
00:11:53
menerima perubahan.
00:11:57
Apakah menjadi proses menjadi tua,
00:11:59
sakit, dan
00:12:01
kematian. Kalau Anda tidak siap menerima
00:12:05
perubahan, proses itu menjadi
00:12:09
penderitaan. Kalau Anda siap menerima
00:12:12
perubahan, sakit, tua, mati hanyalah
00:12:18
perubahan.
00:12:19
Proses wajar.
00:12:22
Yang wajar tidak harus membuat
00:12:27
penderitaan. Wah, ya sulit
00:12:31
pante. Kalau masih muda ya ingin muda
00:12:35
terus. Kalau sudah senang ya ingin
00:12:37
senang
00:12:39
terus. Kalau sudah berpangkat ya ingin
00:12:41
berpangkat
00:12:42
terus. Kalau sudah sehat ya ingin sehat
00:12:46
terus. Apakah mungkin saudara?
00:12:50
Lah kalau sudah tua bagaimana? Ingin tua
00:12:54
terus, tidak ingin mati. Apakah mungkin,
00:12:59
Saudara? Tidak
00:13:02
mungkin. Siap menerima perubahan.
00:13:07
Satu ketika kehidupan saudara
00:13:10
menurun, ekonomi sekarang menurun,
00:13:13
efisiensi di mana-mana dan lain-lain dan
00:13:17
lain-lain. Hadapi itu sebagai
00:13:21
kenyataan. Apa toh, Saudara yang abadi
00:13:24
di dunia ini apa? tidak ada sama
00:13:33
sekali. Di awal uraian ini saya mengutip
00:13:36
kalimat bahasa Pali dari
00:13:40
Teragata. Siwa tewapi
00:13:44
sapanyo. Apik witak parikaya. Apik witak
00:13:49
parikaya.
00:13:53
Seandainya ekonomi Anda hancur,
00:13:56
seandainya, saya tidak
00:13:59
mengharap, seandainya ekonomi Anda
00:14:01
hancur, menurun atau
00:14:04
hancur, jiwa tewa pik sapanyu, kalau
00:14:08
Anda punya wisdom, punya
00:14:12
kebijaksanaan, Anda tetap bertahan.
00:14:17
Sebaliknya meskipun ekonomi Anda, materi
00:14:21
Anda sangat
00:14:24
berlebihan, kalau Anda tidak punya
00:14:27
kebijaksanaan saat itu sebenarnya Anda
00:14:30
sudah
00:14:32
hancur. Karena Anda akan menggunakan
00:14:34
fasilitas segalanya
00:14:36
itu untuk melakukan perbuatan-perbuatan
00:14:39
yang
00:14:40
buruk yang merugikan orang lain dan
00:14:44
merugikan dirinya sendiri.
00:14:47
jiwa tewapi apik
00:14:49
sapanyo orang bijak akan
00:14:53
bertahan apik wit parik kaya
00:14:58
meskipun kondisi hidupnya sedang menurun
00:15:02
dia bisa
00:15:04
bertahan salah satu kebijaksanaan yang
00:15:07
harus kita pegang adalah
00:15:10
siap menerima
00:15:13
perubahan jangan alergi dengan perubahan
00:15:17
Perubahan kesehatan, perubahan usia,
00:15:20
perubahan tinggal, perubahan perasaan,
00:15:22
perubahan pikiran, perubahan kedudukan,
00:15:26
perubahan ekonomi, perubahan keluarga,
00:15:29
segala
00:15:31
macam. Dan akhirnya perubahan hidup ini
00:15:35
menuju
00:15:37
kematian. Siapa yang bisa menyangkal
00:15:40
kasunyatan ini, Ibu, Bapak, dan Saudara?
00:15:44
Apa yang dibabarkan oleh guru agung,
00:15:48
Guru Agung Buddha Utama ini kenyataan
00:15:51
yang saudara bisa lihat setiap
00:15:54
hari. Perubahan-perubahan
00:15:57
perubahan-perubahan. Umur tua sakit
00:16:00
kematian. Umur tua sakit
00:16:04
kematian. Berpisah dengan orang yang
00:16:07
dicintai. Bertemu dengan orang yang
00:16:09
tidak disuka,
00:16:11
kegagalan, kekecewaan.
00:16:14
Itulah
00:16:16
penderitaan. Kalau saudara mempunyai
00:16:19
pikiran yang tenang, saudara akan
00:16:21
menghadapi itu dengan
00:16:24
bijak. Semuanya itu tidak
00:16:28
kekal. Kesehatan tidak kekal, umur
00:16:31
panjang tidak kekal, hidup juga tidak
00:16:35
kekal, pangkat tidak kekal, kesenangan
00:16:38
tidak kekal. Apa toh, Saudara yang kekal
00:16:41
di dunia ini? mboten wonten tidak
00:16:47
ada siap menghadapi perubahan akan
00:16:50
membuat saudara menjadi
00:16:53
tenang. Anda akan melihat semua
00:16:56
perubahan sebagai proses yang
00:16:59
alami. Tidak perlu perubahan membuat
00:17:03
penderitaan. Jangan sampai perubahan
00:17:06
membuat
00:17:08
penderitaan. Jaga diri dengan baik.
00:17:12
punya keinginan yang
00:17:14
terukur, punya batin yang tenang, dan
00:17:17
siap menerima
00:17:20
perubahan. Itulah jalan untuk mengatasi
00:17:23
penderitaan.
00:17:26
Semua orang bisa melakukan jalan ini
00:17:29
untuk kepentingan dirinya
00:17:32
masing-masing. Jadi,
00:17:34
Bhante, setelah Guru Agung, setelah
00:17:38
Pangeran Sidarta mencapai
00:17:41
pencerahan itu ya Pangeran Sidarta, sang
00:17:43
Buddha itu ya menjadi tua
00:17:45
juga. Apakah Sang Buddha itu juga kena
00:17:48
sakit? Apakah Sang Buddha itu juga
00:17:51
meninggal dunia?
00:17:55
Kalau jawaban anak muda ya
00:18:00
iyalah. Masa Sang Buddha tidak menjadi
00:18:03
tua, tidak sakit, tidak meninggal.
00:18:07
Tetapi ketuaan dan sakit dan meninggal
00:18:10
dunia yang dialami oleh guragung kita,
00:18:13
beliau terima, beliau alami,
00:18:19
beliau menyaksikan itu, mengalami itu
00:18:23
sebagai
00:18:26
perubahan, sebagai
00:18:29
proses, tidak perlu menderita.
00:18:32
Ya memang kehidupan begini menjadi tua,
00:18:36
sakit berproses akhirnya
00:18:39
meninggal. Oleh karena itu sering
00:18:41
dikatakan sudahama itu menyelesaikan
00:18:44
penderitaan
00:18:45
mental bukan penderitaan
00:18:50
fisik. Menjadi tua tetap, kena sakit
00:18:53
tetap meninggal dunia tetap, tetapi
00:18:56
menghadapi dengan bijak.
00:18:59
sehingga proses itu tidak berubah
00:19:02
menjadi
00:19:04
penderitaan. Mentalnya tidak menderita
00:19:07
meskipun fisiknya ini mengalami
00:19:11
perubahan. Budha Gotama menyelesaikan
00:19:13
penderitaan
00:19:15
mental bukan penderitaan
00:19:20
fisik. Karena tidak mungkin mencegah
00:19:23
bagaimana Bhante supaya tidak tua, tidak
00:19:26
sakit, tidak mati. Impossible. Gak
00:19:30
mungkin. Tidak pernah terjadi di dunia
00:19:32
ini orang yang tidak mati. Belum pernah
00:19:36
terjadi. Orang-orang suci, guru-guru
00:19:39
besar, para nabi, orang-orang agung,
00:19:43
semua meninggal dunia. Mengalami
00:19:45
ketuaan, sakit
00:19:49
meninggal. Agama Buddha juga tidak bisa
00:19:52
menolak perubahan.
00:19:55
Agama Buddha tidak bisa menghentikan
00:19:57
perubahan,
00:19:58
tetapi bisa menghentikan
00:20:03
penderitaan. Kalau Anda berusaha dengan
00:20:06
sungguh-sungguh, perubahannya tidak bisa
00:20:09
diop, tetapi
00:20:12
penderitaannya berhentilah.
00:20:14
Kalau Anda mau
00:20:17
berusaha menghentikan penderitaan tidak
00:20:20
bisa
00:20:22
dimohon. Menjaga diri jangan berbuat
00:20:24
jahat, tidak bisa
00:20:26
diminta. Anda sendiri harus berusaha.
00:20:30
Saya tidak akan berbuat
00:20:33
jahat. Anda mau minta pada
00:20:38
siapa? Perubahan tidak bisa dihentikan.
00:20:41
Perubahan tidak bisa diop.
00:20:44
Tetapi penderitaan bisa
00:20:48
dihentikan. Dan guru agung kita
00:20:50
mengajarkan cara untuk menghentikan
00:20:54
penderitaan meskipun perubahan berjalan
00:20:57
terus karena perubahan tidak bisa
00:20:59
dihentikan.
00:21:03
Ibu, Bapak, dan Saudara, saya ingin
00:21:06
menutup dengan kalimat ini, tetapi masih
00:21:09
ada
00:21:11
tetapi. Kalau seseorang sudah
00:21:14
membersihkan kotoran batin, keserakahan,
00:21:17
kebencian, iri hati, dendam, dan
00:21:20
keakuan.
00:21:24
Pada saat
00:21:26
meninggal dia tidak lahir
00:21:29
kembali, tidak mengalami tua lagi, tidak
00:21:32
mengalami sakit lagi, tidak mengalami
00:21:35
kecewa lagi, tidak mengalami penderitaan
00:21:38
lagi, tidak mengalami mati lagi. Karena
00:21:41
matinya mati yang terakhir.
00:21:45
Guru agung kita menyelesaikan
00:21:48
sekaligus penderitaan mental dan
00:21:52
penderitaan fisik.
00:21:55
Karena kalau sudah meninggal tidak lahir
00:21:57
kembali, fisiknya juga tidak menderita
00:22:02
lagi. Kalau kotoran batin belum habis,
00:22:06
meninggal lahir kembali, lahir kembali
00:22:08
ya mesti berproses
00:22:10
lagi. Jadi tua lagi, sakit lagi, kecewa
00:22:15
lagi, timbul nafsu keinginan bosan
00:22:20
marah, lalu meninggal lagi, menderita
00:22:24
lagi. Menderita fisik menderita mental.
00:22:28
Tetapi kalau kematian ini
00:22:31
selesailah, selesailah sudah tidak lahir
00:22:36
kembali, tidak mengalami penderitaan
00:22:38
lagi, tidak mengalami tua lagi, tidak
00:22:40
mengalami sakit lagi, tidak mati-mati
00:22:43
lagi, maka ajaran guru agung kita
00:22:46
menyelesaikan dua penderitaan
00:22:48
sekaligus. Penderitaan mental selesai,
00:22:52
penderitaan fisik juga selesai.
00:22:56
Itulah yang disebut dengan
00:22:59
parinibana. Selamat merayakan Tri
00:23:02
Wawaaka Puja tahun Buddhis
00:23:07
2569. Semoga kita bisa terbebas dari
00:23:12
penderitaan. Sabe sata sabaduka
00:23:17
Pujangku. Terima kasih. Yeah.