00:00:03
ini belinya r0
00:00:12
juta ibu ibu tulis berapa aja maunya 1
00:00:16
Seteng M apa mau 2 M minta satu aja saya
00:00:20
ajarin anak-anak yang di sana satu yang
00:00:22
di
00:00:23
Malaysia
00:00:25
anggota
00:00:27
MPR itu
00:00:30
songket senilai 200
00:00:34
[Musik]
00:00:41
juta Nah di situlah 100 orang ini butuh
00:00:45
kita yang tadi uang mau makan B buat
00:00:49
saudaranya sekolahnya Adya itu yang Ibu
00:00:53
pikirkan kalau udah di Malaysia sana
00:00:55
udah di luar misalnya diprinting orang
00:00:57
udah habis
00:01:23
[Musik]
00:01:35
[Musik]
00:02:04
perkenalkan namaku Talia Amanda Putri
00:02:08
kali ini aku ingin berbagi cerita
00:02:11
tentang Tanah Kelahiranku Kota
00:02:15
[Musik]
00:02:19
Palembang kota yang berada di tanah
00:02:22
Sriwijaya yang dijuluki Venesia dari
00:02:25
timur dengan keindahan Sungai Musi yang
00:02:27
serta menyimpan banyak alkult
00:02:30
[Musik]
00:02:34
dinya Sungai Musi yang membentang di
00:02:37
sepanjang kota ini menjadi saksi sejarah
00:02:40
peradaban manusia berabad-abad
00:02:44
[Musik]
00:02:46
lalu pada masanya sungai ini menjadi
00:02:50
jalur perdagangan internasional serta
00:02:54
pusat perekonomian di zaman kerajaan
00:02:56
Sriwijaya
00:03:01
[Musik]
00:03:02
kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan
00:03:05
maritim nan disegani yang dapat
00:03:08
menguasai Selat Malaka dan Selat Sunda
00:03:12
sejak abad keet7 hingga 13 masehi
00:03:16
sehingga membuat Tiongkok India Arab dan
00:03:20
Eropa dapat menjalin hubungan dagang di
00:03:23
jalur ini
00:03:26
[Musik]
00:03:29
jalur Sungai Musi ini Serta aktivitas
00:03:33
perdagangannya terciptalah
00:03:35
alkulturasi budaya seperti
00:03:39
tekstil India dengan emasnya dan
00:03:43
Tiongkok dengan benang sutranya berpadu
00:03:45
dalam budaya menenun khas melayu hingga
00:03:48
melahirkan songket
00:04:00
[Musik]
00:04:03
hasil alkulturasi budaya ini dibuktikan
00:04:06
dengan penemuan Arca dengan kain
00:04:09
bermotif songket di Kompleks percandian
00:04:12
Tanah Abang Kabupaten PALI Sumatera
00:04:16
Selatan bwa motif-motif songket itu
00:04:20
sudah ada di arca-arca Tanah Abang di
00:04:23
pedopok di pali sudah ada motif-motif
00:04:26
seperti itu itu menunjukkan bahwa itu
00:04:29
sekitar abad 10 ya kalau kita melihat
00:04:33
Arca di Tanah Abang itu berarti ee pakai
00:04:37
pakaian yang seperti itu motif seperti
00:04:39
[Musik]
00:04:41
itu di songket Palembang ini diduga
00:04:45
sudah ada sejak masa kedatuan Sriwijaya
00:04:48
Arya kalau kedatuan Sriwijaya tercatat
00:04:50
dalam sejarah itu abad-abad 7 itu sudah
00:04:53
sudah ada orang yang membuat tenunan
00:04:56
yang disebut
00:04:58
songket atau tenunan yang terbuat dari
00:05:01
bahan dasar Sutra dan benang emas
00:05:09
gitu Palembang ini atau Sriwijaya itu
00:05:13
kan strategis orang India mau ke Cina
00:05:17
Cina ke India kan itu Lewat sini lewat
00:05:20
Selat Malaka dan Selat Bangka kita Selat
00:05:23
Bangka dan kita punya Sungai Musi yang
00:05:25
besar dan itu menjadi tempat
00:05:28
persinggahan tempat transaksi antar
00:05:31
bangsa India Cina waktu itu yang
00:05:34
awal-awalnya itu kemudian Arab gitu ya
00:05:36
Nah Cina sudah
00:05:39
memproduksi benang sutra sedangkan India
00:05:42
membawa benang emas gitu tapi benang
00:05:44
sutra juga karena Sriwijaya juga
00:05:47
terkenal dengan satu negeri yang banyak
00:05:51
emasnya itu diolah lagi jadi benang
00:05:53
sutra dibalut dengan emas kemudian
00:05:57
ee pengetahuan untuk ee bertenun itu ee
00:06:03
atau menganyam benang menjadi satu kain
00:06:06
itu juga didapat dari bangsa-bangsa ee
00:06:09
Cina juga dari India juga dan kita juga
00:06:12
berkembang di
00:06:18
Sriwijaya Jadi kalau motif di masa
00:06:22
Sriwijaya masuk ke masa Kesultanan
00:06:24
Palembang Darussalam motif Kesultanan
00:06:26
Palembang menyesuaikan juga karena
00:06:29
Kesultanan Palembang berdasarkan syariat
00:06:33
Islam maka motif-motifnya lebih banyak
00:06:36
motif-motif yang tidak menunjukkan
00:06:39
gambar-gambar makhluk hidup yang
00:06:41
bernyawa jadi lebih banyak
00:06:43
tumbuh-tumbuhan misalnya kita kenal
00:06:45
misalnya ee pucuk rebung misalnya atau
00:06:49
bunga-bunga bunga mawar atau
00:06:52
bintang-bintang bintang delan yang kalau
00:06:53
ee di Palembang itu disebut bintang
00:06:55
Palembang motif-motif semacam itu nah
00:06:58
nama-nama motifnya misalnya kalau di
00:06:59
masa Sriwijaya itu ada naga bertarung
00:07:03
diubah naga bersaung disamarkan bentuk
00:07:07
naganya di masa Kesultanan itu perubahan
00:07:10
motif ada perubahan dari
00:07:12
ee keyakinan atau perubahan peradaban ya
00:07:16
nilai-nilai peradaban dari masa
00:07:18
Sriwijaya yang bebas menggambarkan
00:07:20
makhluk hidup sedangkan masa Kesultanan
00:07:22
ee berubah ee lebih banyak menggambarkan
00:07:26
tentang
00:07:26
ee tumbuh-tumbuhan misalnya
00:07:31
kalau emas ini kan tidak berubah dari
00:07:33
zaman ke zaman walaupun emas lama gitu
00:07:36
apalagi dulu ya di masa-masa Kesultanan
00:07:39
menjadi status sosial nah di
00:07:41
daerah-daerah itu banyak misalnya para
00:07:43
pangeran itu menyimpan songket-songket
00:07:46
itu para pangeran pesirah dia menyimpan
00:07:48
songket dan
00:07:51
eh menunjukkan status sosialnya sebagai
00:07:54
bangsawan di daerah
00:07:58
[Musik]
00:08:04
jadi kalau kita melihat di tari Gending
00:08:09
Sriwijaya itu di 4245 tari gending itu
00:08:12
diciptakan dan kemudian pada waktu itu
00:08:15
orang sudah punya misalnya Aisan gede
00:08:18
gitu ya jadi pakaieng segede itu merujuk
00:08:23
kepada mengenang kebesaran Sriwijaya
00:08:27
dengan pakaian yang Wah gitu ber apa
00:08:30
emas dengan merah marun atau merah
00:08:32
manggis itu ya kemudian Pak sangkong itu
00:08:36
baju kurung yang dihiasi dengan kemudian
00:08:39
ada songketnya juga Pak sangkung itu
00:08:42
atau selendang Mantri dan lain
00:08:45
sebagainya arti tahun 4245 itu ketika
00:08:48
orang ee pendahulu kita menciptakan tari
00:08:51
Gending Sriwijaya dan kemudian
00:08:53
menggunakan ee baju itu baju sudah ada
00:08:56
artinya itu memang sudah turuntemurun
00:08:58
dan tentu dipakai pada event-ent adat
00:09:01
tidak mungkin dipakai sehari-hari itu
00:09:03
karena berat dan panas maka itu
00:09:07
Ya orang Palembang Wu Palembang sendiri
00:09:10
sebenarnya lebih banyak perempuan yang
00:09:12
menggunakan songket sedangkan laki-laki
00:09:17
bagi yang taat dengan syariat islam itu
00:09:20
tidak menggunakan
00:09:22
songket sebagai karena dia mematuhi
00:09:25
syariat kita lihat misalnya
00:09:28
Sultan itu tidak menggunakan songket kan
00:09:30
ininya patanjanya Itu baru berkembang di
00:09:33
masa ee hind Belanda diduga seperti itu
00:09:36
keresidenan dan kemudian songket
00:09:40
digunakan pada waktu itu digunakan
00:09:43
misalnya untuk ee sukuran anak nyukur
00:09:47
anak Ya syukur anak itu dikredongkan
00:09:50
kalau Tong pelembang dikedongkan itu
00:09:51
yang pertama dalam ee penelusuran
00:09:55
putu-putu lama itu digunakan untuk itu
00:09:58
nah kemudian
00:10:00
berkembang karena dia menjadi status
00:10:02
sosial jadi orang-wong Palembang itu
00:10:04
sudah menggunakan tanjak songket
00:10:06
kemudian itu tanya itu sudahah mahal
00:10:09
juga sekarang ya kan walaupun dia bukan
00:10:11
ee Sutra misalnya Sutra biasa kalau
00:10:14
terbuat dari songket yang yang
00:10:16
benar-benar songket bukan
00:10:18
songket-songket pabrikan gitu itu kan
00:10:21
mahal bisa R juta ke atas harga songket
00:10:23
itu ya harga tanjak itu kan begitu juga
00:10:26
rumpa atau bumpa yang digunakan itu juga
00:10:28
sangat mahal apa Apalagi saya sepasang
00:10:30
dengan warna yang mirip gitu mahal nah
00:10:33
soket lama keunggulannya itu karena
00:10:36
menjadi satu Jadi makin padat makin
00:10:38
banyak benangnya benang emasnya misalnya
00:10:41
Limar itu semuanya tertutup atau tabur
00:10:44
semuanya tertutup oleh EE emas gitu itu
00:10:47
sangat mahal
00:10:49
sekali kualitas songket itu tergantung
00:10:52
dari beratnya Jadi kalau dia berat
00:10:55
artinya padat ketika orang nganyam itu
00:11:00
dengan tekanan yang kuat itinya sutranya
00:11:03
itu benangnya padat gitu ditambah lagi
00:11:06
kalau benangnya dibalut dengan em ya
00:11:10
dengan emas maka itu makin tinggi
00:11:14
nilainya secara nasional songket
00:11:17
Palembang itu sudah diakui tahun 2013
00:11:19
oleh kemendu sebagai warisan budaya tak
00:11:22
benda eh Indonesia yang berasal dari
00:11:25
Palembang dan e banyak pendapat mengatan
00:11:29
bahwa songket Palembang itu memang
00:11:31
paling istimewa itunya rajanya songket
00:11:33
di nusantara itu justru di
00:11:35
[Musik]
00:11:43
[Musik]
00:11:50
Palembang saya tertarik untuk mencari
00:11:53
tahu lebih dalam lagi mengenai songket
00:11:56
yang kini telah ditetapkan jadi warisan
00:11:58
budaya tak Bendar di
00:12:02
[Musik]
00:12:11
Indonesia beruntung saya berkesempatan
00:12:14
bertemu langsung dengan bapak kemas
00:12:16
Muhammad
00:12:19
Ali seorang Maestro songket di Palembang
00:12:22
yang telah berusia 70
00:12:25
tahun di usianya yang tidak muda lagi
00:12:29
tangannya masih cekatan menunun benang
00:12:32
emas menjadi kain
00:12:36
songket dengan pengalamannya setengah
00:12:39
abad sebagai pengrajin songket baginya
00:12:43
tak ada kesulitan yang berarti untuk
00:12:45
dapat merekondisi motif Law songket
00:12:48
menjadi songket baru
00:12:52
[Musik]
00:12:57
[Musik]
00:12:59
dihargai hingga mencapai ratusan
00:13:06
juta terlepas dari itu semua
00:13:09
perjalanannya yang telah dijalani sejak
00:13:12
di bangku SMA untuk meraih kesuksesan
00:13:15
sebagai pengrajin songket tidaklah
00:13:18
mudah dia bahkan sempat dipandang
00:13:21
sebelah mata akan pilihannya menjadi
00:13:24
penenun songket
00:13:27
[Musik]
00:13:30
saya mulai nyongken ini dari tahun
00:13:36
75 jadi Sudah 49
00:13:42
tahun pertama tu saya tuh tamat SMA tuh
00:13:47
tahun '4 tahun
00:13:49
'4 tahun 5 saya tuh mulai lihat-lihat e
00:13:55
yang tua-tua di kampung ini n
00:13:57
termasuklah ada Bib Saya di rumah
00:13:59
nenun jadi saya
00:14:01
perhatikan perhatikan dia istirahat Saya
00:14:05
nenun nah coba coba kan dari coba-coba
00:14:10
itu timbul keinginan untuk
00:14:14
menenun
00:14:17
jadi Belajarlah nenun ngambil upahan
00:14:20
nenunulai tahun5
00:14:24
itu jadi itu upah satu lembar kain itu
00:14:29
Rp7.000 jadi ee kalau kita waktu itu
00:14:34
harga emas masih murah harga emas itu
00:14:37
Rp3.000 jadi dapat dua suku emas
00:14:40
E masih punya uang 1000 itu dikerjakan
00:14:44
dengan waktu 15 hari satu
00:14:49
lembar ya oleh karena sangat menjanjikan
00:14:53
itu saya tekunin jadi e dari hasil e
00:14:57
upah itu saya kumpulkan saya beli bahan
00:15:01
baku saya
00:15:03
e ini sendiri bikin
00:15:06
sendiri sudah selesai dijual dengan yang
00:15:10
itu tadi dengan yang langganan
00:15:14
tadi jadi dari situ sudah kelihatan ada
00:15:17
upah ada
00:15:21
Untung saya tuh
00:15:24
eing ini suatu saat ini menjanjikan ini
00:15:28
kan ini ke
00:15:30
jadi saya
00:15:31
tekuni jadi sudah 3 tahun dari situ saya
00:15:36
di dipercaya untuk bikin songket songket
00:15:40
yang benang Mas
00:15:43
kuno jadi dari tahun 8 saya itu sudah
00:15:46
mengelola songket benang emas kuno
00:15:49
benang emas kuno itu dari kain-kainonget
00:15:53
yang sudah umurnya ratusan tahun
00:15:59
motif yang yang kain-kain itu kami bikin
00:16:06
baru ya itu kita kan Eh si motif tadi
00:16:10
kita upahkan dengan yang ahli untuk
00:16:13
bikin motif kalau istilah songket itu
00:16:15
nyukit nah kita cukit kita motif tadi
00:16:19
sesuai dengan motif asli yang kuno
00:16:23
itu nah dari situ berkembang berkembang
00:16:27
itu kan dari tahun 70 75 76 itu tuh kan
00:16:31
selendangnya kecil selendangnya 42
00:16:34
C mulai tahun 8 selendangnya lebar dikit
00:16:39
selendangnya 60 c jadi saya berpikir
00:16:43
kalau yang kuno gak ada yang
00:16:46
selendangini jadi saya mulai tahun
00:16:50
0-an saya bikin selendang lebar nah
00:16:53
selendang labar itu kalau istilah
00:16:55
songket selendang
00:16:56
dodot jadiang itu mulai saya
00:17:00
ee bikin dari tahun 90 sampai
00:17:04
sekarang Nah itu motifmotifnya motif
00:17:07
klasik motif yang kuno itu kami
00:17:10
lestarikan dibikin
00:17:15
terus kan kalau motif kuno tuh dia tuh
00:17:18
ada bagian-bagian ada motif lepus lepus
00:17:23
itu terdiri dari bungon ada nagup Saung
00:17:27
ada nampan perak ada kenango ada Bung
00:17:31
jatu ada mawar bintang itu motif lepus
00:17:35
ada lagi motif Beranti lepus Beranti Nah
00:17:39
itu berkandang-kandang gu Beranti ada
00:17:42
lagi Limar
00:17:43
Beranti ada lagi t
00:17:47
miderah itu ada lagi Limar itu
00:17:56
kan
00:17:57
dia Mungin motifnya semakin klasik
00:18:01
semakin banyak istilah kalau disongket
00:18:04
itu rakam rakam Tu warnawarni itu
00:18:07
semakin e membutuhkan waktu yang panjang
00:18:11
tapi hasilnya memang Istimewa Itu
00:18:14
tidakak semua pengrajin
00:18:21
bisa kalau untuk saya tuh kalau motif
00:18:24
itu
00:18:26
sama semakin sulit eh motifnya semakin
00:18:31
Saya senang
00:18:33
tantangan makin tantangan yang besar
00:18:36
semakin ya
00:18:42
itu kalau mereka tu ya memang yang
00:18:46
termasuk kolektor yang sudah senang
00:18:49
dengan songket Kalau dia mau songket
00:18:51
yang eksklusif dia ke
00:18:53
sini Apun yang di ee klien itu mau
00:18:59
dari motif dari corak ya kalau kita
00:19:01
sanggup ya kita
00:19:06
bikin kalau untuk jasa kalau songket
00:19:11
kuno tu satu pasang itu R
00:19:14
juta jasa tapi kalau untuk dijual itu
00:19:19
sudah nilainya 100 juta
00:19:21
lebih harganya soalnya bahan bakunya
00:19:26
untuk satu lembar kain ket yang kuno itu
00:19:31
yang sudah rapu itu minimal 35 juta
00:19:34
sampai R
00:19:39
juta ini minimal ini belinya r0 juta
00:19:45
jadi nanti di
00:19:46
[Musik]
00:19:48
ini nah ini yang yang
00:19:50
Eh Nak bisa dibohongi bahwa umur sket
00:19:54
ini sudah ratusan tahun tapi ini
00:19:59
emnya
00:20:00
[Musik]
00:20:03
tetap kualitasnya bukannya kuat namanya
00:20:07
benang emas lama kan agak tapi kualitas
00:20:10
emasnya Tu memang
00:20:13
benar-benar emas
00:20:17
tinggi kalau benang baru ya kami
00:20:19
produksi benang emas baru ada tapi
00:20:22
benang emas baru kami ini spesial
00:20:24
pengraajian lain gak ada
00:20:27
[Musik]
00:20:31
kalau cerita-cerita tuu memang emas ini
00:20:36
kan kalau dia bukan emas sudah ratusan
00:20:40
tahun jelas warnanya
00:20:42
berubah tapi bukan emas 24 ini mungkin
00:20:45
emas E 20 atau
00:20:50
22 ya ini benang emas kuno
00:20:54
ini dia ini si emas ini lapisannya
00:20:58
kertas
00:21:01
sering itu klien tuh ngomong kenapa
00:21:05
songket paembang ini harganya mahal gak
00:21:08
bisa
00:21:10
dicuci nah Apa
00:21:13
sebabnya saya jelaskan e benang Mas kuno
00:21:17
ini ini kan e lapisnya ini ini ni
00:21:23
kertas kertas ini kalau kena air
00:21:26
gimimana kira-kira
00:21:31
Sekarang saya sudah bikin benang emas E
00:21:36
sudah mirip e benang Mas kuno itu
00:21:38
namanya kalau songket kami istilahnya
00:21:40
itu J2 kalau J2 Itu keluaran
00:21:44
[Musik]
00:21:47
sini saya sudah mulai tahun berapa ini
00:21:51
ya
00:21:52
2000an ya tahun 2000-an saya bikin ini
00:21:56
sendiri ini awalnya cerita saya bikin
00:21:58
bendangw ini waktu itu tahun entah tahun
00:22:02
2000 berapa itu ada pelatihan pelatihan
00:22:06
itu di
00:22:08
Bandung pemerintah itu kan kerja sama
00:22:10
dengan Jepang jadi utusan seluruh
00:22:14
Indonesia pelatihannya di Balai Besar
00:22:17
Tekstil Bandung di jalan
00:22:20
Ayani jadi di antara peserta itu
00:22:24
ada yang bercerita Oh kami kami bikin
00:22:29
katanya Ini bedang emas langsung saya
00:22:32
Laca saya e waktu Sat hari dua hari saya
00:22:38
ke rumah ya saya lacak Jadi
00:22:42
[Musik]
00:22:48
dapatlah tapi kami wanti-wanti
00:22:50
E kamu produksi silakan tapi yang ini
00:22:54
jangan ini khusus untuk saya jadi sampai
00:22:57
sekarang saya yang punya jadi banyak
00:23:01
kawan-kawan pengrajin tuh yang mau beli
00:23:04
benang emasnya gak jual kalau kamu mau
00:23:07
beli beli songket jangan beli bahan
00:23:09
[Musik]
00:23:17
nah waktu itu tahun berapa itu ada
00:23:22
anggota
00:23:25
MPR itu mesen songk
00:23:29
senilai 200
00:23:34
juta itu untuk apa kegunaannya Saya
00:23:38
kurang
00:23:39
tahu
00:23:41
motif dia menentukan dia waktu itu dia
00:23:45
mesan songket e motifnya naga bersaung
00:23:49
lepus naga
00:23:51
[Musik]
00:23:55
bersaung dia cuman anuan katanya Saya
00:23:58
mau bikin songket yang paling
00:24:02
klasik motif apa Pak diku kalau yang
00:24:04
paling klasik naga pesaung naga bersaung
00:24:07
ni banyak tapi dia tu motifnya tuh e
00:24:11
tetap naga bersaung tapi ada yang kasar
00:24:14
ada yang bagus benar Nah itu padot
00:24:22
rapat Jadi gimana pak katanya diku ya
00:24:26
Bapak e kalau mau pesan ee Saya minta
00:24:33
75% masalahnya bahan baku ini bukan ada
00:24:37
di pasaran mau dicari ini dikasih
00:24:42
ee bahan baku ini gak bisa
00:24:45
ee sedikit-sedikit dia harus sama Sudah
00:24:49
berapa potong kita dapatkan baru kita
00:24:51
olah jadi dia gak ini dia kan rata gak
00:24:55
ada warna tu beda-beda
00:25:00
e pengerjaannya itu ya dari mencari
00:25:04
bahan sampai
00:25:07
eh proses pengerjaan selesai itu lebih
00:25:11
kurang 8
00:25:14
[Musik]
00:25:20
bulan kita patok harganya negu
00:25:25
sekian ya kalau sudah D ya kita kerja
00:25:30
nya risiko benang kuno tinggi kita beli
00:25:35
ini ya
00:25:36
bahan ini kan termasuk kuat bahannya
00:25:40
tapi kalau kita tebeli ininya sudah rapu
00:25:43
gak bisa lagi ruginya bukan
00:25:45
[Musik]
00:25:53
lain kita harus jeli beli bahan baku
00:25:56
yang ini tapi kalau Saya sudah
00:25:59
paham itu dia beli ini r0 jutaan dia
00:26:05
beli jasa saya untuk satu pasang itu R
00:26:13
juta kalau songket itu kalau di
00:26:16
pandangan saya
00:26:18
itu kain yang sangat istimewa dari
00:26:22
seluruh kain yang ada di
00:26:26
Indonesia saya tapiok nian bukan songket
00:26:30
umum songket memang khas songket
00:26:34
Palembang khas songket Palembang ini nih
00:26:37
dia tuh
00:26:39
Ee gimanaalah mau membayangkan itu dia
00:26:42
tuh
00:26:44
Ee seninya sangat tinggi kalau khas tapi
00:26:49
kalau songket-songket umum yang namanya
00:26:52
Umum songket ini di mesin itu lagi
00:26:55
ada nah Nah kalau motif lama tu sesuai
00:27:00
dengan yang asli
00:27:02
Nah Bentuknya itu kan Tapi kalau songket
00:27:06
yang modifikasi ya namanya modifikasi
00:27:09
dipentas-pentaskan yang penting 10 hari
00:27:12
1 minggu selesai jual Kalau kami gak
00:27:16
bisa paling cepat 1 bulan sampai 1 bulan
00:27:19
setengah satu
00:27:22
[Musik]
00:27:23
Lembah gak bisa dipentas-pentas
00:27:29
[Musik]
00:27:45
songket Palembang memanglah sebuah
00:27:47
mahakarya yang sangat menarik sehingga
00:27:50
membuat orang rela untuk mengeluarkan
00:27:53
uang ratusan juta rupiah hanya untuk
00:27:55
sebuah songket lama
00:27:59
bahkan Negara tetangga pun ingin
00:28:02
[Musik]
00:28:13
memilikinya Saya dari 6audara ini yang
00:28:17
terjun ke bidangnya kain warisan
00:28:20
Palembang yaitu kain songk Palembang itu
00:28:23
dinamakan biasanya ratunyah kain Nah di
00:28:26
situ saya berminatnya Pak Pas saya waktu
00:28:29
umur
00:28:32
[Musik]
00:28:38
SMP pas Mama ada ada yang nenun di rumah
00:28:42
terus sampai Mama ngambil upahan Ibu
00:28:45
saya bernama Ibunya yumauna sudah
00:28:48
Umurnya sekarang sudah 68 tahunah awal
00:28:52
mulanya dia ambil
00:28:54
upahan dari satu apa
00:28:58
yang punya kain yang tenun lama itu
00:29:03
dibongkar dan ditenun ulang lagi dari
00:29:06
situlah Mama berpikir untuk mengajak
00:29:08
orang yang memang enggak ada kerjaan
00:29:12
yang di pinggir-pinggir daerah
00:29:14
lingkungan gitu di situlah Mama yang
00:29:17
menciptakan ada suatu istilahnya tempat
00:29:20
usaha gitu sekecil-kecil tempat rumah ya
00:29:24
dari upahan sampai ke mulut-mulut
00:29:26
tetangga pemasaran
00:29:30
tongket lawas ini enggak banyak yang
00:29:33
nyari tapi tapi kalau orang tahu kain
00:29:37
itu nilainya sama kayak emas orang dulu
00:29:41
bilangnya gini emas
00:29:43
seharga 3.000 dulu zaman tahun 6-an itu
00:29:48
Kata Mamanya upah nenunnya itu 6.000
00:29:51
emnya r.000 Kanya mending
00:29:55
ditenun dengan lapis emas benang itu nah
00:29:58
yang itulah jadi nilainya lebih mahal
00:30:00
karena apa benangnya enggak ada lagi nah
00:30:03
dan juga nilai emas itu sekarang udah
00:30:06
berapa Kalau sekarang kan 8 juta ya satu
00:30:10
satu suku kalau itu orangnya kan
00:30:11
sekarang Nah di situlah terpikir sampai
00:30:14
sekarang orang penginnya investasi
00:30:16
selain emas itu songket berlapis emas
00:30:19
jadi warisan itu Gak adai kain itu
00:30:23
banyak
00:30:23
[Musik]
00:30:25
bereda ee Ci cirinya banyak macam
00:30:29
pertama dari benang emasnya itu nampak
00:30:33
nah pas kita akan ada banyak macamnya
00:30:35
itu dinamain benang em jantung benang em
00:30:39
jantung Tu kan ketika kita balik ada
00:30:40
yang tipis ada yang tebal nah yang tipis
00:30:43
itu kan namanya juga emas jantung tapi
00:30:46
belapisannya itu nilai kadarnya emas itu
00:30:53
ada ada orang Palembang asli tinggal nya
00:30:58
di jakarta dia mau nikahin anaknya
00:31:00
kepingin benar mau pakai kain
00:31:03
benar-benar
00:31:06
[Musik]
00:31:07
Lawasnya itu datang
00:31:10
belinya r0 juta jual dia Aku kan bilang
00:31:15
Ibu boleh lihat tapi engak boleh ditawar
00:31:18
gitu Saya bilang Kenapa katanya soalnya
00:31:21
kain ini punya Nenek Karena nenek cuman
00:31:24
e ini belum waktunya katanya gitu tapi
00:31:28
saya dia pertama awalnya itu beli beli
00:31:31
beli sudah beli-beli kain kita dia
00:31:34
mancing istilahnya mau ada kain lawasan
00:31:37
lagi enggak gitu kat kan ada yang lebih
00:31:40
antik lagi enggak saya bilang gitu saya
00:31:42
bukain cuman dilihat ya Enggak boleh
00:31:45
ditawar
00:31:47
tiga kali dia datang
00:31:48
[Musik]
00:31:49
diteleponnya berapa katanya harganya
00:31:52
Udah saya bilang aja segini r0 juta saya
00:31:56
bilang kemarin kan sudah katanya Nanti
00:31:59
bilang sama bapaknya dulu pas ah dibuka
00:32:01
wah tambah gila deh r0 juta dia dibaynya
00:32:06
dengan
00:32:07
cas
00:32:10
eh Kemarin orang luar tuh nawar 200
00:32:14
lebih
00:32:15
ini saya masih teringat waktu zaman Ibu
00:32:19
saya waktu itu dapat pesanan dari
00:32:20
Malaysia Penang kedutaan jadi dia pesan
00:32:24
50 stel awalnya yang motif baru dengan
00:32:28
Apa motif gak ada baru sih motif lama
00:32:31
dengan benang yang baru eh lanjut lagi
00:32:34
dia datang 3 bulan ke depan mau pesan
00:32:37
100 setel ketiga kalinya dia dikirimin
00:32:41
Cek tulis aja Bu Ibu mau
00:32:44
berapa dikirimin tiket ke Penang
00:32:47
penginapan sama biaya-biaya lain ini
00:32:51
mikir buat apa itu Bapak itu bilang I
00:32:56
ibuulis berap maunya 1,5 M apa mau 2 M
00:33:00
minta satu aja saya ajarin anak-anak
00:33:03
yang di sana sat yang di Malaysia nah di
00:33:06
situlah ibu-ibu pikir saya kapan aja
00:33:09
enggak mau pertama kain lawasan saya
00:33:11
enggak mau lepas ke orang Brunei
00:33:14
atauusia bukan kita milih-milih ya dan
00:33:17
kutip Kanda dua itulah yang pengecualian
00:33:20
tadi alasan Ibu enggak mau ngasih tadi
00:33:23
Nah di situlah
00:33:25
Ibu apa hatinya tadi kan Inya jangan
00:33:29
lepas ke orang lain kecuali
00:33:34
[Musik]
00:33:37
oranga Ibu bilang kasihan lihat
00:33:42
anak-anak di sini Ibu aja e belum di
00:33:47
daerah dia aja di rumahnya itu kan
00:33:49
sekitar orang dulu 15 yang di luarnya
00:33:52
itu 100 Jadi hampir 100 mengaji nah di
00:33:56
situlah 100 orang ini butuh kita ya tadi
00:34:01
Ang mau makan buat saudaranya sekolahnya
00:34:05
adrinya itu yang pikirkan kalau udah di
00:34:08
Malaysia sana udah di luar misalnya
00:34:10
diprinting orang udah
00:34:12
habis
00:34:14
[Musik]
00:34:19
orang potensi di k Palembang ini Lumayan
00:34:25
sudah bisa ghdupin banyak orang dan juga
00:34:30
saya juga terasa benar eh pergaulannya
00:34:34
sudah bebas istilahnya tu Ben arti
00:34:37
kalangannya begitu menengah ke atas ke
00:34:40
bawah itu ada semua kan istilahnya itu
00:34:43
eh lumayan Kalau saya bilang gitu
00:34:46
lumayan Ya saya di
00:34:49
sini 11 tahun tap kalau ngikut ibu tuh
00:34:53
udah lama dari pameran dari nol kan dari
00:34:56
awalnya ambil upah ambil pokoknya dari
00:35:00
nol ke bawah sampai ke sekarang nih
00:35:03
Sudah alhamdulillah gitu jadi dari warna
00:35:06
dari motif dari benang itu yang dia
00:35:08
bangganya cuman satu-satunya pula di
00:35:11
dunia bukan di
00:35:14
[Musik]
00:35:17
palemangesak salah ada
00:35:20
dua Limar ujung Pak bkot dia tuh
00:35:26
limarnya motifnya
00:35:28
ment ada yang Gajah Mada Sumping sama
00:35:31
ubur-ubur nah yang di situlah cuman ada
00:35:34
benang Masnya paling
00:35:37
ujung Lagi mo lepus l yang itu kalau gak
00:35:42
salah orang ibu bilangnya itu kain
00:35:46
[Musik]
00:35:51
Sriwijaya yang saya sangatih
00:35:56
yang pas itu kan karena ya bukannya
00:36:00
masah apa ya Ibu sama Nenek sama Ibu
00:36:03
juga bilang gini udahah kasih ke orang
00:36:07
yang tepat
00:36:08
[Musik]
00:36:12
aja kalau kita lihat songket ini kan
00:36:15
sebetulnya ini adalah Kya ya kerajinan
00:36:19
masyarakat Palembang yang memang sudah
00:36:23
familiar Dan ini juga sudah menjadi ikon
00:36:26
kita untuk rajinan di kota Palembang
00:36:29
jadi kalau kita melihat ke belakang
00:36:32
songket-songket lama ini masih ada difat
00:36:36
contohnya songket jenis jantung itu
00:36:39
umurnya sudah ratusan tahun mungkin
00:36:41
harganya juga sudah ratusan juta dan
00:36:44
banyak lagi ada Limar ada jando brais
00:36:48
ada ada songket motif jando brais Jadi
00:36:51
mungkin Banyak masyarakat enggak tahu
00:36:52
kan jadi di dalam pengembangan songket
00:36:55
ini memang saat ini motif-motif itu ee
00:36:59
dimunculkan kembali oleh pengrajin
00:37:02
tetapi kadang kala bahannya tidak sesuai
00:37:05
dengan bahan yang terdahulu kalau dulu
00:37:08
Memang benang emasnya asli benang emas
00:37:10
tapi sekarang tidak seperti itu lagi
00:37:12
sehingga E harganya tidak tidak sama
00:37:15
dengan harga yang dulu seperti
00:37:17
[Musik]
00:37:20
itu kita di dalam setiap o setiap
00:37:24
promosi baik itu keluar maupun
00:37:26
kegiatan-kegiatan EV kita kita selalu
00:37:29
melibatkan UMKM baik itu yang bentuk
00:37:32
kuliner keria atau bentuk-bentuk lain
00:37:36
nah ini kita
00:37:38
[Musik]
00:37:41
tampilkan Jadi kami berupaya eh di dalam
00:37:45
kegiatan mempopulerkan soket ini ya agar
00:37:48
tidak hilang Tidak Jangan sampai tidak
00:37:51
dikenal oleh generasi muda ini itulah
00:37:53
event-entnya kita lakukan
00:37:56
pameran-pameran
00:37:57
jadi ekspo-ekspo kita libatkan pengrajin
00:37:59
songket bahkan kita bawa kita bawa eh
00:38:03
pengrajinnya jadi cara pembuatannya kita
00:38:06
juga buat mungkin dalam bentuk film
00:38:08
dalam bentuk video terus juga dalam
00:38:11
bentuk promosi-promosi digital promosi
00:38:13
promosi yang lain terus kita sampaikan
00:38:15
untuk masalah songket ini jangan sampai
00:38:17
nanti padahal songket adalah dari
00:38:19
palimak berarti ee diakui oleh
00:38:23
daerah-daerah lain mungkin daerah lain
00:38:25
ada juga tetapi Palembang ada ciri khas
00:38:27
nya sesuai dengan e budaya
00:38:30
[Musik]
00:38:42
masyarakat songket bukan hanya sekedar
00:38:45
kain bagi
00:38:46
kami tetapi di dalamnya mempunyai makna
00:38:50
dan sejarah tentang Tanah
00:38:52
Kelahiranku tanah
00:38:55
sriwijayaang emasnya memancarkan kilau
00:38:58
di bawah sinar mentari yang memikat hati
00:39:01
bagi setiap orang yang
00:39:04
melihatnya dalam tenun halusnya terdapat
00:39:07
makna kesabaran kemegahan dan kejayaan
00:39:11
leluhur
00:39:14
[Musik]
00:39:20
kamiang emyam kejaya dan
00:39:26
AB ini adalah pesan dari leluhur yang
00:39:29
harus tetap dijaga agar
00:39:32
[Musik]
00:39:35
Abadi songket Ini bukan sekedar kain
00:39:38
yang berupa tetapi memiliki lambang
00:39:40
kejayaan yang tak akan pernah
00:39:43
sirna kain ini tak lekang oleh waktu dan
00:39:46
tak pula dimakan oleh
00:39:49
zaman tak mudah
00:39:51
menenunnya perlu dedikasi dan
00:39:53
ketelatenan untuk mencapai kejayaan yang
00:39:55
telah diisyaratkan
00:39:58
setiap helai benang kain songket ini
00:40:01
memiliki cerita tentang cinta dan cet
00:40:08
[Musik]
00:41:05
dikalahu
00:41:07
merindukan
00:41:10
keluhuran dahulu
00:41:12
[Musik]
00:41:16
kala
00:41:22
kutembangkan nyanyian lagu Gending
00:41:27
Sriwijaya
00:41:33
[Musik]