NGULIK ALKITAB #240 - MELIHAT SECARA BARU

Saulus menunjukkan sikap arogan dalam masyarakat yang menganggap orang yang berbeda sebagai kafir. Sikap ini yang mendorongnya untuk menganiaya orang Kristen, berusaha membenarkan tindakannya dengan alasan kebenaran. Program ini mengupas kisah Saulus dalam Kisah Para Rasul pasal 9, yang menggambarkan perjalanan iman dan transformasi.

Dalam tahap ini, program mengajak pendengar untuk mendalami kisah Saulus dan bagaimana keyakinan dan pemahaman doktrinnya mengganggu kekristenan awal, dilihat dari perspektif pemuka agama saat itu. Kesimpulan ditekankan pada ketidakpuasan pemuka terhadap kehadiran kekristenan.

Saulus yang berpendidikan tinggi dan sebagai ahli Taurat, merasa terancam oleh pengaruh Yesus yang dianggap merusak ajaran tradisional agama Yahudi. Ketegangan ini mengarah pada penganiayaan terhadap pengikut Kristus, menciptakan seakan-akan bahwa ajaran Kristus adalah ancaman bagi stabilitas iman Yahudi.

Kehadiran dan ajaran Yesus dianggap menghujat Tuhan oleh pemimpin agama, dengan Saulus menjadi salah satu agen kekuatan yang bentrok dengan ajaran Kristen. Hal ini membawa kepada pertanyaan teologis tentang sifat Yesus dan bagaimana ajarannya yang radikal berpengaruh pada pengetahuan keagamaan sebelumnya.

Saulus menghadapi tantangan dari pengajaran Kristen yang mengguncang pemahaman lama tentang Allah yang tunggal dan kehadirannya di dalam Yesus, yang menegaskan pengakuan keilahian-Nya, menciptakan konflik yang berdampak pada peran Saulus dalam gereja awal.

Kisah ini berlanjut pada transformasi Saulus di jalan menuju Damsyik, di mana cahaya terang dari langit mengubah segalanya. Pengalaman supranatural ini menawarkan perspektif baru pada Saulus tentang identitas Yesus yang ia aniaya sebelumnya.

Dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus mengalami penampakan Yesus yang mengubah pandangannya secara drastis, dari seorang penganiaya menjadi pengikut. Pertemuan ini menjadi momen kunci dalam sejarah Kekristenan dan membawa pergeseran besar dalam iman Saulus.

Kebutaan yang dialami Saulus setelah mengalami cahaya ilahi menjadi simbol dari penutupan informasi dan pemikiran lama yang harus dia lewati, menghasilkan refleksi mendalam dan pencarian kebenaran yang baru, mengarahkan pada tahap penemuan diri.

Setelah tiga hari dalam keadaan buta, Saulus menerima doanya oleh Ananias, membuka matanya, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara rohani, membawanya ke pengalaman baru dalam iman dan mengisi kembali kehidupannya dengan Roh Kudus.

Proses pertobatan Saulus menjadi cerminan bagi banyak orang dalam menemukan iman sejati, dari kepercayaan yang bisa dilandasi oleh fanatisme menjadi kedalaman iman yang dilandasi oleh relasi dengan Tuhan.