00:00:00
dalam lagu tombok Ati Ada Wong Saleh
00:00:02
kumpulono paling ora Eng ketularan
00:00:05
budaya Saleh paling ora budayane disik
00:00:08
sak durung Salleh tenanan kan gitu
00:00:10
kebiasaan badannya dulu
00:00:12
kesalahanku kesalahan kita semua terlalu
00:00:16
banyak sowan ke Kiai terlalu banyak
00:00:19
sowan ke Pandita terlalu banyak sowan ke
00:00:21
Pastur terlalu banyak sowan ke biksu
00:00:24
tapi lupa sowan pada diriku sendiri
00:00:38
sanutnya kita akan melanjutkan kepada ee
00:00:42
sesi diskusi dengan tema budaya menjaga
00:00:46
identitas bangsa kita akan berdiskusi
00:00:48
panjang dengan dua figur yang menurut
00:00:51
saya paling otoritatif untuk bicara ini
00:00:53
nanti kita akan bagi dua sesi yang
00:00:55
pertama kita akan meminta Mbah Tejo
00:00:58
untuk berbicara
00:01:01
Bagaimana kebudayaan dan bagaimana
00:01:03
identitas bangsa itu lalu
00:01:06
selanjutnya kita akan meminta Mas
00:01:08
Sabrang untuk mendiskusikan Bagaimana
00:01:11
teknologi dan hadirnya ruang publik baru
00:01:14
public digital public ruang publik
00:01:16
virtual mempengaruhi kebudayaan di
00:01:19
tengah-tengah masyarakat Indonesia
00:01:21
sebelumnya saya mau
00:01:25
mengajak-ri di
00:01:28
[Musik]
00:01:30
semua diskusi dan obrolan pada malam
00:01:31
hari ini dengan hati yang terbuka dan
00:01:33
pikiran yang terbuka karena hanya dengan
00:01:36
itu semuanya kita bisa menyerap apa yang
00:01:39
disampaikan oleh Eh Mbah Tejo dan Mas
00:01:42
Sabrang Saya rasa akan lebih baik Kalau
00:01:45
mengurangi eh main HP dan sebagainya
00:01:48
Jadi mari kita menikmati malam ini
00:01:50
sebagai malam yang EE yang malam
00:01:53
pengetahuan tapi juga pada saat yang
00:01:55
sama malam kebudayaan tadi Pak Kiai Pak
00:01:58
Kiai menurut saya ee memiliki alasan
00:02:01
yang kuat mengapa sebelum diskusi harus
00:02:04
dimulai dengan doa ee menuntut ilmu yang
00:02:07
begitu panjang artinya karena malam hari
00:02:09
ini Pak Kiai dan kita semua meyakini
00:02:11
akan banyak pengetahuan yang kita
00:02:12
dapatkan jadi Sekali lagi saya mengajak
00:02:14
semuanya yang hadir untuk Ayo kita fokus
00:02:17
mendengarkan mencermati kemudian ee
00:02:20
menjadikan diskusi kita pada hari ini
00:02:22
sebagai pengetahuan untuk kita semuanya
00:02:25
pengetahuan yang dijadikan sebagai ee
00:02:28
alat untuk berlaku ya atau bergaul di
00:02:31
tengah-tengah masyarakat kalau kita
00:02:34
ngaji eh di pesantren pasti kita dikasih
00:02:37
tahu bab tentang afalul Ibad tentang
00:02:40
perilaku hamba hamba itu bergerak
00:02:42
sebenarnya digerakkan oleh Tuhan atau
00:02:44
punya kuasa untuk bergerak
00:02:46
sendiri kemudian muncul beberapa
00:02:48
kelompok ya Ada kelompok yang Jabariah
00:02:50
yang Fatalis berpikir bahwa Allah yang
00:02:53
menggerakkan kita semuanya ada juga
00:02:55
kelompok yang muktazilah yang kita punya
00:02:57
free kita punya kuasa untuk bergerak
00:02:59
sendiri Allah hanya memberikan kekuatan
00:03:02
tapi yang menentukan nanti Allah tapi
00:03:03
kekuatan itu kita bisa ee dengan
00:03:06
kekuatan yang Allah berikan kita
00:03:07
bergerak sendiri kebaikan kita yang buat
00:03:09
keburukan kita yang buat kemudian hadir
00:03:11
juga ahlusunah Wal Jamaah sebagaimana
00:03:13
yang kita
00:03:14
ee yakini sebagai salah satu dari ee
00:03:17
sebagai satu keyakinan bahwa ini adalah
00:03:21
jalan yang paling paling baik untuk kita
00:03:23
ambil atau paling moderat untuk bisa ee
00:03:26
diyakini oleh masyarakat khususnya
00:03:29
Kalang nahdiin Nah kalau dalam teori
00:03:32
psikologi tentang perilaku manusia
00:03:34
tentang af'alul Ibad ini perilaku
00:03:38
seseorang itu dibentuk karena dua hal
00:03:40
pertama Karena personality karena
00:03:43
kepribadiannya jadi orang melakukan
00:03:45
sesuatu karena kepribadiannya Mbah Tejo
00:03:47
pernah bikin status yang saya eh
00:03:49
pelajari dalam-dalam tuh bedanya watak
00:03:51
sama
00:03:52
watuk nanti cari aja di Instagram ya Eh
00:03:56
kepribadian itu yang membentuk yang
00:03:57
membuat dia melakukan sesuatu
00:04:00
tapi yang kedua adalah value atau set
00:04:04
set of
00:04:05
values yaitu nilai-nilai yang diyakini
00:04:08
oleh seseorang itu yang membuat dia
00:04:10
melakukan sesuatu misalnya sejatinya
00:04:13
manusia itu serakah misalnya
00:04:15
personalitynya adalah serakah dia itu
00:04:16
maunya ngambil aja hak milik orang lain
00:04:19
tapi karena dia punya value yang
00:04:21
diajarkan nilai yang diajarkan di
00:04:22
pesantren misalnya untuk tidak serakah
00:04:25
nilai yang diajarkan oleh budaya
00:04:27
bangsanya juga untuk tidak boleh
00:04:28
mengambil hak orang lain akhirnya nilai
00:04:30
itu yang menahan untuk tidak melakukan
00:04:32
sesuatu artinya orang melakukan sesuatu
00:04:34
atau tidak melakukan sesuatu itu karena
00:04:36
personality-nya atau karena nilai
00:04:38
kepribadian dia atau karena nilai yang
00:04:41
dia miliki Nah nilai-nilai itu
00:04:44
dibentuknya bisa dari berbagai macam
00:04:47
tapi yang paling dominan adalah nilai
00:04:48
itu dibentuk oleh pemahaman tentang
00:04:51
kebudayaan pengalamannya berbudaya di
00:04:54
tengah-tengah masyarakat tradisi yang
00:04:55
dia yakini di tengah-tengah masyarakat
00:04:57
dan yang kedua adalah karena agama kalau
00:05:01
di Indonesia banyak sekali set of values
00:05:03
yang berasalnya dari pemahaman keagamaan
00:05:06
artinya biasanya misalnya gini kenapa
00:05:08
harus menghormati Ibu jawabannya
00:05:10
misalnya wahuin wanuma dan seterusnya
00:05:14
berarti kita harus menghormati orang tua
00:05:16
khususnya ibu kita tapi
00:05:18
eh budaya atau universal values tata
00:05:22
nilai universal itu juga sama
00:05:24
mengajarkan hal yang sama bahwa kita
00:05:26
harus memberikan balas budi yang baik
00:05:28
kepada orang tua yang kita berikan nah
00:05:30
itu yang kemudian menggerakkan kita Nah
00:05:31
nanti kita akan diskusikan Bagaimana
00:05:33
kemudian kebudayaan itu menggerakkan
00:05:36
manusia atau ee manusia dengan identitas
00:05:40
kebudaan yang dia miliki melakukan
00:05:43
sesuatu Dan bagaimana hal tersebut eh
00:05:46
relevan dengan keadaannya hari ini kita
00:05:48
akan diskusikan panjang bersama ee
00:05:51
beliau-beliau yang hadir di sini tapi
00:05:53
kita akan mulai dari Mbah sujio Tejo
00:05:56
dulu kita mau minta Mbah Tejo untuk
00:05:59
ngomong soal kebudayaan dulu nih Mbah
00:06:01
sebelum ngomongin soal e
00:06:04
bagaimana kebudayaan ini mempengaruhi
00:06:06
kehidupan berbangsa dan negara Ada apa
00:06:08
dengan budaya Indonesia hari ini Mbah
00:06:10
Monggo
00:06:13
Mbah asalamualaikum warahmatullahi
00:06:19
wabarakatuh Matur nuun Gus
00:06:24
R
00:06:25
jadi hal-hal yang
00:06:28
sifatnya nanti teman-teman bapak-bapak
00:06:31
ibu-ibu biar dijelaskan oleh anaknya
00:06:34
murid saya
00:06:35
ini
00:06:37
sabrak dulu karena dia itu ditakdirkan
00:06:41
dari ujung rambut sampai ujung kaki itu
00:06:43
isinya otak Mar I pintar tenan aku nek
00:06:48
wso are iki mending aku nyanyi a gak
00:06:50
usah so mesti salah-salah terus aku tapi
00:06:55
akan saya Awali juga dengan
00:06:58
nyanyian seharap nanti Masa prank nyanyi
00:07:01
juga ya aku senang iku
00:07:05
loh Sebelum Cahaya ya iso enggak nanti
00:07:07
kita todong itu ya masrang ya spontan ya
00:07:10
iso ya iso ku nyanyi nah di Surabaya
00:07:15
Saya pernah sepanggung sama dia sebelum
00:07:18
nyanyi dia menjelaskan
00:07:20
dulu aku dulu berpendapat bahwa
00:07:23
nyanyi-nyanyi a enggak usah
00:07:24
dijelas-jelaskan aja biar mereka yang
00:07:27
merasakan
00:07:29
lukisan Yao ngelukis saya enggak usah
00:07:31
dijelas-jelaskan apa biar melhat lukisan
00:07:34
itu yang
00:07:35
merasakan tapi mas Romzi ternyata aku
00:07:38
salah juga itu kan dulu ketika semua
00:07:42
masyarakat itu punya perasaan gitu loh
00:07:45
Nah sekarang zaman sudah berubah kakin
00:07:48
main medsos jarang orang yang
00:07:50
perasaannya masih bekerja
00:07:52
gu Nah aku sekarang mau menjelaskan lagu
00:07:55
yang akan aku bawakan ini hanya bagi
00:07:58
satu dua orang yang perasaannya harus
00:08:00
dibawa ke bengkel dulu karena wis gak
00:08:03
kerjo jadi lagu sing arep tak gawakno
00:08:06
iku tentang Urip iku nunggang pikiran
00:08:09
opo nunggang
00:08:11
raso aku berpendapat Urip nunggang Roso
00:08:16
ngadep Urip ngener ing panggayuh ngener
00:08:19
itu k berkiblat di citaacita
00:08:25
panggayo Kenapa kok nunggang Roso karena
00:08:28
menurut B berapak Ustaz nek nunggang
00:08:30
pikiran nanti jadi Jibril yang cuman
00:08:34
Terhenti Di sidratul muntaha enggak bisa
00:08:37
naik lagi kayak Nabi Muhammad Nabi
00:08:39
Muhammad yo nganggo pikiran nganggo
00:08:41
perasaan Jadi mungkin di dalam Nabi
00:08:44
Muhammad iki perumpamaan kecil-kecilan
00:08:46
OJ dipotong dipotong tok yo dipotong
00:08:49
bahaya mungkin di dalam Nabi Muhammad
00:08:52
ono Sabrang ono Tejo ono pikiran ono
00:08:55
perasaan ng l ngo l iki pikirani nangene
00:08:58
ngo l maka
00:09:00
anya lunging Gadung merambat krambel
00:09:04
Gading seperti lunging Gadung oyotnya
00:09:09
Gadung itu yang tawaf di kambil
00:09:14
Gading nanti kalau paduan suara mulai
00:09:20
bernyanyi iku ceritane
00:09:23
tentang guarso guarsi siksik ganteng
00:09:27
terus Dadi kteek kek Jen Subali sugriw
00:09:31
ditanting karo BAP ke pengin langsung
00:09:33
cepet Dadi menungsa
00:09:36
gak atau pengin ngikuti
00:09:39
proses kowe pengin Dadi menungso Ning
00:09:42
atimu ketek opo kowe pengin Dadi ketek
00:09:45
ningtimu
00:09:46
menungso terus akhir anaknya jawab kalau
00:09:49
gitu saya ngikuti Romo saya mengikuti
00:09:52
proses Subali bertapa 12 tahun di
00:09:57
alasingg bertap Ang topong
00:10:00
ngeramban dan satunya
00:10:03
lagi dewianjani bertapa jadi kodok yang
00:10:07
hanya makan segala sesuatu yang lewat
00:10:10
mulutnya itu nanti jadi ibunya Hanoman
00:10:13
ingsun
00:12:15
mambendang
00:12:19
[Musik]
00:12:27
sumul ikutin proses
00:12:31
proses
00:12:33
proses
00:12:38
proses
00:12:40
istikomah
00:12:42
istikomah
00:12:46
istikomah beginilah rasa istikamah
00:13:09
solan
00:13:13
Sal manungsoanahwane
00:13:15
[Musik]
00:13:52
[Musik]
00:13:58
ajurajurkah
00:14:07
e
00:14:09
talian
00:14:11
kegondelan Aduh gusti tak ada lagi yang
00:14:14
aku gondeli sekarang
00:14:17
kesalahanku kesalahan kita semua terlalu
00:14:20
banyak sowan ke Kiai terlalu banyak San
00:14:23
ke Pandita terlalu banyak San ke Pastur
00:14:26
terlalu banyak San ke biksu tapi lupa
00:14:29
sowan pada diriku
00:14:32
sendiri
00:14:35
Tan
00:14:36
kerambil kadting
00:14:40
[Musik]
00:15:05
paduan suara kiaim
00:15:10
mojoola
00:15:15
B jadi untuk nyambung ke diskusi lebih
00:15:18
lanjut Apa itu bangsa Apa itu identitas
00:15:21
saya merasa
00:15:22
masbrang Gus
00:15:24
RSI Karo obat nyamuku l itunya ada di
00:15:30
tengah-tengah identitas diri kita
00:15:32
sementara kita melingkarlingkar terus
00:15:34
kayak tawaf gole awake
00:15:36
dewe kalau menurut bapaknya sabrangle
00:15:40
awakeweu gak usah disengojo Tapi nek k
00:15:43
makar di bidang itu totalitas di situ l
00:15:46
ketemu awakmuwe gak usah diniatno iki
00:15:50
waktu beliau ngendan tubanak
00:15:53
usah aku tak awakwe
00:15:57
ask lut gawe nek dodolan este y dodolan
00:16:00
este ngo l ngo l
00:16:05
ne judule mau bisa dilihat di youtube di
00:16:09
juduknya ings
00:16:11
ings Sun kui aku Sun ing iku ing mungkin
00:16:15
karepe wong Jowo Nik ingsun kui gusti
00:16:18
Allah sing ono nang jurun aku insun qum
00:16:24
mungkin makanya ada istilah wis Quran
00:16:27
iku nek arep belajar monggo singak arep
00:16:29
belajar ya ora Poo koy mau sing
00:16:30
dingendegake Gus yang enggak ngerti
00:16:33
bahasa Arab gak apa karena al-qur'an itu
00:16:35
hati nurani sing sopo mlebu nang hati
00:16:38
nurani kui omongane wis koy Quran ngo
00:16:44
loh Kiai Buya sakur almarhum
00:16:50
eh buya buya sakur almarhum cadang
00:16:53
ptinggan nmayu pernah ngomong di forum
00:16:55
udah Mbah Tejo enggak usah belajar
00:16:57
Alqur'an Mbah Tejo ngomong aja asal
00:16:59
sesuai dengan hati nurani nanti saya
00:17:01
yang nyari pembelaannya ku omongane Mbah
00:17:04
Tejo wis
00:17:05
al-quran pokoknya tulus loh ya tulus
00:17:08
bukan untuk
00:17:09
gaya-gayaan kui mesti podo karena cuman
00:17:13
arep ngleki awake dewe
00:17:18
kui aku misalnya Gus romsi enggak pernah
00:17:23
tertarik dulu sama surat Maryam ayat 335
00:17:28
Wii
00:17:30
ini
00:17:31
abdullahi kitab
00:17:34
kitabi ini
00:17:36
abdullahiitabi apa
00:17:41
kitabab saya baru dan baru sen dan awaku
00:17:46
ketika orangorang sudanakah ini termasuk
00:17:49
padahal itu bukan Jawa tapi aku jatuh
00:17:52
cinta
00:17:57
dan
00:18:07
amatu wa BTI
00:18:18
wakatiumtuyaatinamajalni
00:18:22
jabbarqi was
00:18:37
[Musik]
00:18:38
maana lillahi
00:18:42
ayadin Subhana
00:18:46
Q Amr fainama yaquahu
00:18:54
Kun k boleh tepuk tangan Alquran
00:19:00
ak gak oleh Yo jari Bapakmu yo gak oleh
00:19:03
tepuk tangan Bapakmu soal nyindir
00:19:05
nyindir-nyindir Kiai sing gak oleh tepuk
00:19:06
tangane loh Bapakmu lak senengane
00:19:08
nyindir
00:19:09
wong tepuk tangane gak
00:19:13
Sindir Bapak iki kadang-kadang aku i gak
00:19:16
beracamah c karena nasabku duduk Iya
00:19:19
ng nyindir Gus kae ng
00:19:23
loh lho mok arep k ceramah nganggo nasab
00:19:27
bareng iki lho Ji nah nah aku terus
00:19:31
jatuh cinta sampai sekarang melekat
00:19:35
Apakah itu menyalahi dari ituu bukan
00:19:36
Jawa itu sudah
00:19:47
Monggo ng Mah tadi dibahas sama sama
00:19:54
batu jangan lupa sowan sama diri sendiri
00:19:58
sowan sama diri sendiri itu itu mungkin
00:20:01
jadi jawaban dari hal yang kita hadapi
00:20:05
hari ini khususnya anak muda setelah
00:20:07
adanya teknologi digital ini kita
00:20:09
menghadapi Apa yang disebut sebagai
00:20:11
krisis identitas kita lupa kita ini
00:20:15
bagian integral dari kelompok kebudayaan
00:20:18
yang mana karena terlalu banyak
00:20:20
pertukaran kebudayaan di sana kemudian
00:20:24
e sekat geografis juga sudah mulai
00:20:26
enggak ada orang sudah enggak lagi
00:20:28
ngomong saya adalah warga Jombang saya
00:20:30
adalah warga Surabaya tapi semuanya
00:20:32
menjadi warga digital yang saling
00:20:34
bertukar kebudayaan terus-menerus kita
00:20:36
mau minta mas Sabrang untuk coba
00:20:40
eh
00:20:42
menyampaikan sebenarnya di ruang digital
00:20:45
tuh apa yang terjadi sampai akhirnya
00:20:47
banyak orang yang lupa sowan sama diri
00:20:49
sendiri itu seperti yang tadi Mbah Tejo
00:20:51
sampai saya juga baru sadar juga Mbah
00:20:54
kita ini generasi yang sangat generasi
00:20:56
saya maksud saya Mbah generasi kita yang
00:20:58
muda muda itu les kemplatif enggak punya
00:21:01
ruang untuk merenung enggak pernah sowan
00:21:03
sama diri sendiri enggak pernah
00:21:05
Muhasabah Wong ke kamar mandi bawa HP
00:21:07
kan ya kita ya ke kamar kamar mandi bawa
00:21:10
HP kita sampai lupa kita nih sebenarnya
00:21:12
di mana sementara katanya teknologi
00:21:15
digital ini ruang publik jadi kalau kita
00:21:17
sudah masuk ke Instagram kita tuh ada di
00:21:18
tengah-tengah pasar di tengah-tengah
00:21:20
masjid di tengah-tengah perpustakaan di
00:21:22
tengah-tengah
00:21:23
terminal Jadi gimana nih Mas Sabrang
00:21:26
soal krisis identitas yang dihadapi sama
00:21:29
anak-anak muda dan sampai ya kita tadi
00:21:32
lupa sowan sama diri sendiri ini istilah
00:21:34
yang menarik banget dari Mbah Tejo
00:21:39
oke
00:21:40
cek oke cek Bismillahirrahmanirrahim
00:21:43
terlalu G Bismillahirrahmanirrahim
00:21:46
asalamualaikum warahmatullahi
00:21:48
wabarakatuh cek
00:21:51
oke penak i Bu Niki lebih jelas Nggih ng
00:21:56
Oke lebih jelas Neng nyamu
00:22:00
eh mungkin nyanyi dulu dong nyanyi dulu
00:22:04
dong Sebelum Cahaya sebelum
00:22:12
[Musik]
00:22:18
cahayai Ruang Rindu sebelum
00:22:23
[Musik]
00:22:25
cahayaaluk gu Sandaran Hati
00:22:30
[Musik]
00:22:36
[Tepuk tangan]
00:22:43
[Musik]
00:22:45
sepiro yo nadone
00:24:26
[Musik]
00:26:39
k
00:26:45
membalau
00:26:55
cinta nanti cek cek oke anda akan paham
00:27:01
betapa manusia seperti Mbah jiwotejo
00:27:04
yang berjalan dengan
00:27:06
Roso beliau meloncat dua langkah ke
00:27:10
depan padahal beliau sendiri enggak
00:27:11
paham apa
00:27:13
loncatannya tak Jelaskan nanti ini
00:27:15
karena Inun ini kemudian sama Sebelum
00:27:18
Cahaya nyambung ini dan sangat-sangat
00:27:20
kontekstual pada sebuah posisi sudut
00:27:22
pandang yang belum pernah digali
00:27:24
sebelumnya tapi nanti saya akan ke situ
00:27:26
Sebelumnya saya akan mencoba respon
00:27:28
tentang Kenapa anak
00:27:32
sekarang susah ngingsun susah ke dalam
00:27:36
ee pertama saya
00:27:39
harus Sepertinya saya perlu untuk
00:27:42
berbicara membedakan antara budaya dan
00:27:45
tradisi kadang-kadang itu dianggap sama
00:27:49
Padahal budaya dan tradisi itu ada
00:27:51
karena kata-katanya berbeda dia punya
00:27:53
delineasi perbedaan yang jelas tradisi
00:27:56
adalah hal-hal yang kita lakukan yang
00:27:59
kita mendapatkan ajarannya dari generasi
00:28:02
sebelumnya jadi vertikal alur informasi
00:28:07
kebiasaannya kalau budaya itu Walaupun
00:28:10
ada vertikalnya tapi utamanya adalah
00:28:13
horizontal kita belajar dari orang lain
00:28:16
kita belajar dari teman kalau istilah
00:28:18
modernnya memetik yang sekarang disebut
00:28:21
sebagai meme meme Nah itu tadinya
00:28:23
istilah apa namanya formal yang
00:28:25
mengatakan bahwa kebiasaan itu itu bisa
00:28:28
tertular satu sama lain itu sudah
00:28:31
diketahui oleh nenek moyang kita
00:28:33
sehingga ada dalam lagu tombok Ati Ada
00:28:36
Wong Saleh kumpulono paling ora Eng
00:28:40
ketularan budaya Saleh paling ora
00:28:42
budayane Nik sak durung Saleh tenanan
00:28:44
kan gitu kebiasaan badannya dulu nah eh
00:28:48
sosial media ini juga kemudian merambah
00:28:51
menjadi budaya baru dia menj kalau
00:28:54
sendiri yang melakukan jadinya Kebiasaan
00:28:57
kalau bareng bareng yang melakukan
00:28:59
kemudian jadinya budaya budaya apa bisa
00:29:03
lokal bisa regional bisa global semakin
00:29:07
banyak yang bersama-sama melakukan itu
00:29:09
Semakin
00:29:11
menjadi budaya
00:29:13
yang lebar kuatlah ciri-cirinya
00:29:16
sederhana kalau kita tidak perlu
00:29:18
Menjelaskan perilaku kita artinya itu
00:29:20
sudah budaya karena orang lain sudah
00:29:22
punya frame cara berpikir yang sama
00:29:24
artinya itu sudah jadi budaya nah salah
00:29:28
satu problemnya sekarang yang paling
00:29:31
populer ngangungngang Oke salah satu
00:29:34
yang sekarang sangat populer adalah
00:29:36
penggunaan sosial media penggunaan
00:29:39
sosial media itu sebagai alat komunikasi
00:29:41
sebenarnya tidak
00:29:43
buruk
00:29:45
tapi ini yang buruk kemudian adalah
00:29:49
ketika dia digunakan
00:29:51
untuk menghindar dari menghadapi diri
00:29:55
sendiri karena ngerasani wong Lio itu
00:29:58
lebih enak daripada ngerasani diri
00:29:59
sendiri melihat keburukan orang lain itu
00:30:03
leh mudah untuk di bad trending topik
00:30:07
daripada melihat diri sendiri zaman dulu
00:30:10
orang ke dalam ings itu karena tidak ada
00:30:14
pilihan lain nek wis rampung gaweane opo
00:30:19
meneh Yo sing digolei Yo hiburannya apa
00:30:22
ya Mencari ke mana ya seperti salah satu
00:30:25
kalimat orang laku lali sokrates apa
00:30:28
siapa ya beristrilah Kamu katanya gitu
00:30:31
karena kalau kamu dapat istri yang baik
00:30:34
kamu akan mendapatkan Surga Dunia kalau
00:30:37
kamu mendapatkan istri yang cerewet dan
00:30:39
bikin mumet kamu akan menjadi filosuf
00:30:41
katanya
00:30:42
gitu Kenapa karena dia harus mencari
00:30:45
cara agar membuat
00:30:47
pengalamannya tetap positif woh
00:30:50
mencari-cari makna woh daerah nyeneni
00:30:52
aku Dia sedang melatih saya agar sabar
00:30:56
sehingga masuk surga Pak padahal yo
00:30:58
mangkel hatine tapi kan golek-golek
00:30:59
alasan apa jadi filsuf filsafat tapi itu
00:31:03
langkah Kemudian untuk masuk ke dalam
00:31:05
karena Ketika kita melihat ke dalam diri
00:31:07
kita yang isinya yang kelihatan adalah
00:31:10
banyaknya keburukan keburukan
00:31:14
keburukan Mungkin orang lain tidak tahu
00:31:16
keburukan kita tapi kita tahu keburukan
00:31:20
kita dan Kalau ngelihat ke dalam Aduh
00:31:23
enggak enak yang dilihat itu sehingga
00:31:25
lebih memilih
00:31:26
untuk keluar lebih memilih untuk hiburan
00:31:30
Coba sekarang Ini sudah budaya Kok Anda
00:31:34
punya HP ada suara Ting sedikit berapa
00:31:38
lama Anda tahan enggak
00:31:42
buka Berapa lama Engak enggak tahan
00:31:44
enggak buka MTI Hah penasaran gerah kan
00:31:48
gitu ada Keadaan bosan sedikit langsung
00:31:52
gini tanya teman-teman yang sudah hidup
00:31:55
sudah pernah mengalami hidup sebelum
00:31:58
zaman smartphone seb sebelum zaman HP
00:32:02
ini mandi dan beol itu adalah tempat
00:32:06
inspirasi
00:32:09
utama kenapa ya karena enak ngelamun ono
00:32:13
kesempatan nih untuk mengolah tanpa
00:32:15
keluar sekarang bawa HP sudah enggak
00:32:18
sempat lagi dia ngobrol dengan dirinya
00:32:20
sendiri mungkin kalau mandi masih ya
00:32:23
karena agak susah tuh main Twitteran
00:32:26
sama mandi itu agak agak susah Nah
00:32:29
sebenarnya itu karena dorongan manusia
00:32:32
itu pengin lepas dari
00:32:35
ketidakenakan Jadi kalau ada alat ada
00:32:38
tempat untuk lepas dari ketidak enakan
00:32:40
dia pasti lebih mudah ke situ daripada
00:32:43
ngelihat diri mengkritik diri sendiri
00:32:46
enggak enak blas lebih baik keluar
00:32:49
ngritik orang
00:32:50
lain Nah itu iya yo ya memang nalurinya
00:32:56
manusia seperti itu itu yang ini
00:32:58
Seharusnya lebih kita
00:33:00
sadari ini tidak mudah menghadapinya
00:33:03
karena butuh inisiatif sistemik sistemik
00:33:07
yaitu pemerintah misalnya gini sekarang
00:33:10
ini alat paling efektif untuk membangun
00:33:16
generasi baru itu namanya
00:33:18
sekolahan karena dia bisa di tarik dari
00:33:22
satu tali pusat ke
00:33:24
mana-mana Dulu ketika J zaman SD itu ada
00:33:28
teknologi yang namanya
00:33:30
telegram dan saya diajari sama guru
00:33:33
bahasa Indonesia Gimana cara menulis
00:33:36
telegram sehingga saya tahu adabnya
00:33:39
nulis telegram gimana nulis telegram
00:33:41
yang baik sehingga saya bisa menggunakan
00:33:44
teknologi dengan benar sekarang ada
00:33:47
tiktok Facebook segala macam Apakah ada
00:33:51
pelajaran di SD untuk ngajari kita pakai
00:33:53
itu secara benar tidak ada
00:33:58
langsung coding kan gitu enggak
00:34:02
nyindir anak SD harus coding gundulmu
00:34:06
abuh idenya baik caranya tidak tepat
00:34:10
nomor pertama bukan urusan itu ayo jadi
00:34:13
manusiamu jangan tergantung sama
00:34:16
teknologi latihan dulu anak-anak dilatih
00:34:19
Kapan makai HP kapan bisa nyingkirin
00:34:22
HP tidak peduli kalau Ting gak peduli
00:34:25
hidupku yang ini aku tidak di dikontrol
00:34:28
oleh HP Nah karena tidak ada pelatihan
00:34:30
seperti itu secara naluriah kita semua
00:34:33
Kemudian menjadi budak dari teknologi
00:34:36
Kenapa karena dia yang paling manut sama
00:34:39
kita bisa memenuhi kebutuhan kita bisa
00:34:41
diajak lari dan seterusnya nah ini
00:34:44
nyambung dengan Sebelum Cahaya ku
00:34:47
teringat hati yang bertabur mimpi ke
00:34:49
mana kau pergi cinta menurut Anda siapa
00:34:52
yang ngomong dan ngomong kepada siapa
00:34:58
bayangkan sebuah situasi dan kita baca
00:35:01
[Musik]
00:35:04
kalimatnya seorang anak yang hidupnya
00:35:08
mengikuti perjalanan hidup orang lain
00:35:11
tidak punya kesempatan untuk membangun
00:35:13
mimpinya
00:35:15
sendiri ada seorang jabang bayi ngomong
00:35:18
sama Inun yang sedang hidup ku teringat
00:35:22
hati yang bertabur mimpi ke mana kau
00:35:25
pergi cinta itu diri ya ngomong sama
00:35:28
dirinya sendiri perjalanan sunyi yang
00:35:31
kau tempuh
00:35:32
sendiri Kuatkan hati cinta Ki sunyi Jane
00:35:37
Makane cari keramaian di sosial media
00:35:41
sehingga ketika likeennya sedikit
00:35:47
stres bikin posting susah-susah wa
00:35:50
centang 2 tapi enggak dibalas ituah
00:35:53
bikin stres kepala
00:35:54
itu orang zaman dulu di Kampleng lagi
00:35:57
stres saiki centang dua di ths down Wi
00:36:04
stres betapa mudah kita goyah perjalanan
00:36:07
su karena kamu merasa perjalanan itu
00:36:09
bareng-bareng padahal semua manusia itu
00:36:11
perjalanannya sunyi sendirian kamu yang
00:36:14
tahu perjalananmu kamu yang tahu burukmu
00:36:17
dan tidak mudah untuk melihat
00:36:20
Kediri
00:36:23
perjalan Ingatkah engkau kepada
00:36:26
mengingatkan UN pagi bersahaja yang
00:36:28
menemanimu Sebelum Cahaya sebelum kamu
00:36:32
sadar kamu dikasih banyak informasi
00:36:36
loh ilmu itu jatuh seperti air
00:36:40
hujan kebijaksanaan itu banyak jatuh
00:36:43
terpampang di mana saja yang bisa kau
00:36:46
ambil untuk mengantarkanmu menuju cahaya
00:36:50
mengantarmu menuju pemahaman pencerahan
00:36:54
terhadap diri itu nah teknologi membuat
00:36:58
kita jadi susah ke situ karena kemudian
00:37:02
kita tergantung sama teknologi kita
00:37:05
sudah kehilangan kemampuan menghadapi
00:37:08
diri sendiri padahal itu satu-satunya
00:37:12
cara untuk menguatkan hidup
00:37:14
manusia Gimana Anda bisa memperbaiki
00:37:17
diri Kalau tidak mau mengakui kekurangan
00:37:20
gimana kita bisa memperkuat tubuh kalau
00:37:23
enggak bisa mengetahui apa yang perlu
00:37:25
dikuatkan nah ini lumayan nih kita
00:37:29
ngobrol gini sebentar hiburannya di sini
00:37:32
tapi harapannya nanti ketika pulang ada
00:37:35
waktu untuk paling enggak sehari
00:37:37
minggirke HP enggak ngapa-ngapain duduk
00:37:41
pasti bosan setengah jam pertama ngopo
00:37:47
blonga-blongo pasti dan ini mengerikan
00:37:50
buat manusia Padahal kalau anda Biarkan
00:37:54
biarkan bosan otak itu pasti akan cari
00:37:56
cara biar enggak bosan
00:37:58
gimana caricanya mikir aku II ngopo yo
00:38:01
wingi yo Salahku Opo yo kok wingi aku
00:38:05
nesu ngopo yo mulailah dia Cari hiburan
00:38:08
dengan ke dalam kalau enggak disediakan
00:38:11
sesuatu dari luar makanya tirakat itu
00:38:15
modal tradisi yang luar biasa penting
00:38:19
dari yang diturunkan oleh nenek moyang
00:38:21
kita Yo tirakat nek biyen tirakate parah
00:38:23
Pati Geni ora mangan tutup moto gantung
00:38:26
sikile Ning segala macamlah sekarang
00:38:29
kita tirakatnya sederhana enggak makai
00:38:32
HP hadapi
00:38:34
bosanmu Wi satu modal dasar yang tidak
00:38:38
mudah tapi
00:38:40
Semoga dengan kesadaran mau ngumpul
00:38:43
bareng dengan kesadaran ingin
00:38:44
memperbaiki diri kita bisa menemukan
00:38:46
jalan dan mau menjalaninya untuk menjadi
00:38:49
manusia yang lebih baik Genzi yang lebih
00:38:51
sehat tidak mental health terus problem
00:38:54
ora baperan gitu matur nuwun awalnya itu
00:38:57
dulu Matur nuun asalamualaikum
00:38:59
warahmatullahi wabarakatuh
00:39:01
Waalaikumsalam warahmatullahi
00:39:03
wabarakatuh tapi saya juga ngerasain
00:39:06
saya sebenarnya agak nanggung nih
00:39:08
generasi milenial
00:39:09
eh belum masuk ke genens ya teman-teman
00:39:12
yang hadir nih kalau ngelihat ke
00:39:13
wajahnya kayaknya banyak yang genzet
00:39:14
juga yang yang mungkin Secara karakter
00:39:16
berbeda juga mau minta Mbah Tejo Mbak