Ngaji Jomblo 01: Biar Nggak Nyesel Setelah Nikah

00:17:34
https://www.youtube.com/watch?v=HeALyik8hZE

Résumé

TLDRThis video emphasizes the significance of having a clear understanding of the purpose of marriage and adhering to it while choosing a partner. The speaker uses an analogy of searching for firewood in a forest to illustrate how people often get distracted by the prospect of finding something better. He underscores the importance of setting personal and spiritual criteria to avoid future regrets and encourages viewers to reflect on their intentions for marriage. A Q&A session is offered to further clarify doubts and provide insights related to marriage.

A retenir

  • 💍 Understanding the purpose of marriage is crucial.
  • 🌳 Use of firewood analogy to illustrate partner search.
  • ❓ Reflect on why you want to marry before choosing a partner.
  • 📝 Set clear criteria for potential partners based on personal needs.
  • 🚫 Avoid the regret of not committing by recognizing what you need.

Chronologie

  • 00:00:00 - 00:05:00

    The speaker expresses gratitude to Allah for health and faith, emphasizing the importance of faith in Islam. He reflects on challenges posed by lockdowns but remains optimistic about sharing knowledge. He introduces the topic of finding a partner, illustrating it with a story about a man searching for firewood in a forest, where strict rules prevent him from retracing his steps. This allegory serves as a metaphor for people who constantly search for the perfect partner, often leading to regrets as they neglect good options in pursuit of idealized choices.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    The narrative continues by highlighting how the man leaves behind good options in the forest, reflecting the mindset of some individuals entering marriage without understanding why they seek a partner. The speaker criticizes those who lack clarity about their marriage goals, explaining that understanding the purpose of marriage is crucial to avoid confusion and ensure compatibility with potential partners. He stresses the importance of knowing what one wants in a partner after marriage to make informed choices and avoid a cycle of regret.

  • 00:10:00 - 00:17:34

    The speaker concludes by reiterating the importance of having clear criteria and understanding one's goals before entering marriage. He encourages individuals to focus on essential qualities rather than superficial attributes and emphasizes that marriage should align with one's spiritual and personal aspirations. The session ends with an invitation for questions, highlighting the hope that the discussion will inspire thoughtful consideration of relationships and future partnerships.

Carte mentale

Vidéo Q&R

  • What is the main topic of the video?

    The main topic is about understanding the purpose of marriage and how to choose a partner.

  • What analogy does the speaker use to explain the search for a partner?

    The speaker uses the analogy of searching for firewood in a forest to illustrate how people often seek better options while dating.

  • What should one know before deciding to marry?

    One should know why they want to marry and their criteria for choosing a partner.

  • How does the speaker suggest people avoid regret in marriage?

    By understanding the purpose of marriage and sticking to personal criteria when selecting a partner.

  • What is emphasized as a critical quality in choosing a partner?

    It is crucial to know what one needs in a partner based on personal and spiritual requirements.

Voir plus de résumés vidéo

Accédez instantanément à des résumés vidéo gratuits sur YouTube grâce à l'IA !
Sous-titres
id
Défilement automatique:
  • 00:00:00
    I
  • 00:00:01
    Baik Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah puji dan syukur kita senantiasa panjatkan kepada Allah subhanahuwata'ala
  • 00:00:09
    sampai pada hari ini kita masih bisa diberikan kesehatan kita diberikan
  • 00:00:14
    kelayakan kita diberikan
  • 00:00:16
    kesempatan untuk beramal sholeh Insyaallah
  • 00:00:19
    dan terutama kita diberikan keimanan dan keimanan ini adalah sesuatu yang paling berharga bagi kita semuanya sebagai seorang muslim
  • 00:00:27
    eh walaupun tentunya kita bertambah berat ya pada hari ini
  • 00:00:31
    bertambah besar bertambah lebar
  • 00:00:34
    inilah konsekuensi dari pada
  • 00:00:37
    di rumah aja ya daripada lockdown kalau istri sudah masa itu rasanya akan sangat sulit untuk bisa
  • 00:00:43
    menolak masakan istri dan itu adalah sesuatu yang lumrah ya, saya pikir sesuatu yang biasa
  • 00:00:48
    hari ini teman-teman sekalian s aya akan live dalam waktu kurang lebih 20 menit
  • 00:00:54
    Kenapa karena coba ini adalah live sekaligus ngerekam disaat yang sama
  • 00:00:58
    dan kita berharap ada kebaikan daripada rekaman ini yang nanti bisa di share kepada teman-teman yang lain
  • 00:01:03
    seperti janji saya saya coba akan share tentang
  • 00:01:06
    sebelum tanya jawab ya temen-temen sekalian saya akan coba share tentang
  • 00:01:11
    mencari pasangannya adi sesuatu yang sangat sering ditanya oleh teman-teman sekalian
  • 00:01:17
    Bagaimana cara kita untuk mencari satu orang pasangan sebelum saya berbicara tentang pasangan saya coba akan sedikit cerita tentang
  • 00:01:24
    mencari kayu di hutan
  • 00:01:26
    jadi gini temen-temen sekalian
  • 00:01:28
    ada seseorang yang ketika itu dia
  • 00:01:31
    diminta untuk mencari kayu bakar, enggak kayu bakar lah, mencari kayu dan dia
  • 00:01:37
    diminta masuk ke hutan dan disuruh untuk mencari kayu dan aturan cuma satu
  • 00:01:42
    kamu cuma boleh berjalan maju kedepan dan enggak boleh mundur lagi ke belakang
  • 00:01:47
    itu syaratnya satu-satunya. Jadi kalau seandainya dia itu dapat kayu, sudah dapat satu kayu, dan dia enggak boleh lagi mundur kebelakang
  • 00:01:55
    dia tetap maju terus dan gak boleh mundur. Ataurannya cuma satu ya masuk kehutan
  • 00:02:00
    lalu kemudian ambil kayu yang paling bagus menurutmu, tapi kamu tidak boleh lagi balik ke belakang kamu tetap harus jalan ke depan
  • 00:02:06
    dan hutan i tu ya.. ada awalnya pasti ada akhirnya.. dan dia mencari kayu, sekali lagi yang paling baik dan yang paling bagus, oke temen-temen sekalian
  • 00:02:14
    apa yang terjadi? yang terjadi seorang laki-laki ini, ketika dia masuk ke hutan dia jalan, dan kemudian dia cari kayu
  • 00:02:21
    dia dapat satu kayu
  • 00:02:23
    dan kali ini bagus banget, dia liat dan dia bilang: "wah kayu ini bagus nih", apa pikiran dia pikiran dia adalah:
  • 00:02:29
    "kayaknya di depan ada kayu lebih bagus"
  • 00:02:31
    "enggak apa-apa ini baru mulai baru awal nanti depan ada kan lebih bagus sayang nanti kalau aku dapatkan yang bagus aku akan nyesel"
  • 00:02:38
    setelah itu dia tinggalkan kayu tadi, karena aturannya tadi cuma boleh ngambil satu kayu dan
  • 00:02:43
    cuma boleh maju ke depan, dan enggak boleh mundur lagi, akhirnya dia maju lagi setelah dia maju lagi dia lihat lagi kayu lebih bagus lagi
  • 00:02:51
    katanya: "wah ini kayaknya lebih bagus lebih mulus lebih keren lebih indah"
  • 00:02:55
    "tapi ini kan baru belum juga setengah jalan, nantilah di depan kayaknya pasti ada kayu yang lebih bagus lagi"
  • 00:03:01
    "akan ada kayu lagi yang menanti yang lebih bagus", akhirnya dia tetap maju lagi dan benar
  • 00:03:08
    pertengahan jalan dia temukan kayu yang lebih bagus lagi, bentuknya lebih bagus, lebih lebih cerah warnanya, lalu kemudian secara
  • 00:03:16
    kekerasan lebih keras daripada kayu yang
  • 00:03:19
    diawal tadi, maka dia bilang "wah aku dapat kayu ini, apa aku ambil aja ya?", lalu kemudian dia pikir
  • 00:03:25
    "kalau seandainya trend-nya kayak begini nih", jadi kalau trend-nya ada kayu yang lebih bagus..
  • 00:03:32
    sorry, ada kayu bagus, ada kayu yang lebih bagus lagi, lalu ada kayak lebih bagus lagi, ada kayu yang lebih bagus lagi kayaknya di depan ini
  • 00:03:38
    mesti ada kayak lebih bagus lagi
  • 00:03:40
    dan ternyata betul dia dapat yang lebih bagus
  • 00:03:42
    dan dia berharap di depan dia akan mendapatkan kayu lebih bagus lagi, maka dia tinggalin kayu yang tadi, akhirnya dia jalan-jalan lagi
  • 00:03:50
    tanpa terasa dia sudah hampir sampai ke ujung, lalu kemudian dia dapat satu kayu, yang ternyata kayunya nggak sebagus yang ditemukan di tengah tadi
  • 00:03:58
    kayunya mungkin lebih retas (getas)
  • 00:04:00
    kayunya lebih getas, lebih kemudian gelap warnanya, dan mungkin gak seperti yang dia bayangkan, dia pikir: "harusnya aku ambil yang tadi..."
  • 00:04:08
    "tapi nggak papa, daripada aku ambil yang ini Ini downgrade, lebih baik aku cari yang di depan lagi"
  • 00:04:13
    akhirnya dia cari depan lagi dia dapat kayu yang bagus lagi dan dia bilang:
  • 00:04:17
    "ini bagus sih tapi nggak sebagus yang ditengah tadi.. aku akan cari lagi, kalau aku dapat yang kayak ditengah aku akan langsung
  • 00:04:22
    ambil lalu kemudian kelur dari hutan ini..", dia tinggalin lagi dan dia jalan.. terus-menerus begitu.. ternyata apa yang terjadi
  • 00:04:29
    sampai dia keluar daripada hutan tadi, dia tidak mendapatkan kayu satupun yang dia bisa bawa ke rumahnya
  • 00:04:37
    ini kayak apa sih? ini kayak orang yang ketika dia mau nikah tapi dia nggak ngerti kenapa dia mau nikah
  • 00:04:45
    ini yang saya maksud dengan orang-orang yang enggak ngerti
  • 00:04:48
    tujuan dia nikah tuh apa? karena itulah dia bingung karena itulah dia mungkin berada dalam dalam satu..
  • 00:04:55
    apa ya.. dalam satu keadaan dimana dia (bingung) "..ini iya atau enggak ya.." "aku harus enggak nih.. ini terima enggak ya ini.."
  • 00:05:00
    ".. ini ditolak tolak atau nggak nih..? atau seperti apa..?", ini yang saya bilang orang yang kayak ibarat nyari kayu dan dia terus-menerus berpikir nanti di depan ada
  • 00:05:07
    yang lebih baik.. nanti di depan ada yang lebih baik... nanti di depan, dia pikir lagi: "oh ternyata di belakang (yang lebih bagus), coba aku ambil!!!"
  • 00:05:12
    hidupnya akan penuh dengan penyesalan
  • 00:05:14
    dan hidupnya akan penuh dengan harapan-harapan yang nggak pasti, karena manusia itu senantiasa berada diantara dua, antara harapan dan antara
  • 00:05:22
    penyesalan, nah bagaimana supaya kita ini tetap punya harapan
  • 00:05:26
    dan harapan kita tuh tidak panjang angan-angan.. tidak masuk kesana.. dan bagaimana caranya agar kita tidak menyesal? nah ini ceritanya
  • 00:05:33
    yang menjadi kritik saya pada orang-orang yang mereka itu senantiasa bingung dalam dalam proses pernikahan, atau senantiasa mungkin
  • 00:05:41
    galau dalam proses penilaian adalah: seharusnya kita coba jelasin dulu kenapa kita mau nikah?
  • 00:05:46
    Kenapa kita mau melanjutkan ke jenjang pernikahan
  • 00:05:49
    akan sangat sulit kalo seandainya bayangan kita tentang pernikahannya adalah bukan sesuatu yang benar, bukan sesuatu yang tepat, bukan sesuatu yang memang
  • 00:05:56
    berlandaskan dengan syariat.. ini akan menjadi sangat sulit sekali
  • 00:05:59
    tapi apabila kita sudah tahu kenapa kita menikah
  • 00:06:02
    atas dasar apa kita menikah? dan apa yang mau kita lakukan setelah nikah? maka semuanya akan semakin mudah.. apa maksud saya di situ?
  • 00:06:09
    kejadian orang kaya orang yang nyari kayu di hutan tadi, nggak akan pernah terjadi kalau anda benar-benar
  • 00:06:14
    paham tentang kenapa anda nikah.. dan untuk apa nikah itu.. jadi, membayangkan nikah itu untuk apa
  • 00:06:20
    dengan itu semuanya maka teman-teman akan sudah punya yang namanya karakteristik yang diperlukan.. contoh misalnya, saya secara pribadi
  • 00:06:26
    saya pernah bilang sama @ummualila
  • 00:06:29
    kalau seandainya saya nyari kamu.. saya nikahin kamu mungkin gara-gara fisik
  • 00:06:33
    mungkin sekarang saya akan menyesal.. kenapa? akan ada banyak fisik yang lebih baik daripada istri kita.. kenapa bisa begitu? iya rumput tetangga
  • 00:06:41
    senantiasa lebih hijau.. karena yang namanya cantik itu kan bukan hanya berdasarkan fisik tapi berdasarkan perasaan..
  • 00:06:47
    berdasarkan penasaran dan seterusnya.. akan ada yang lebih baik akan ada yang lebih bagus
  • 00:06:51
    kalau saya nikahi dia karena fisik, mungkin saya sekarang merasa menyesal lalu kemudian berfikir "kenapa saya enggak sama orang yang ini aja (yang lebih baik fisiknya) ya..? coba dulu saya belum
  • 00:06:58
    menikah mungkin say a bisa sama ini.." kenapa (bisa kejadian begini)? karena dia enggak punya
  • 00:07:01
    karakteristik (wanita) yang dia nginkan dia nggak punya
  • 00:07:04
    apa namanya
  • 00:07:06
    orang yang dia yang dia jadikan sebagai
  • 00:07:09
    standar ketika dia mau nikah.. apa keinginan dia ketika nikah?.. saya nikah sama istrinya bukan karena itu semua
  • 00:07:15
    saya nikah sama istri saya jelas.. kenapa? karena saya menginginkan seorang
  • 00:07:19
    seorang perempuan yang bisa mendukung saya di dalam dakwah dan dia bisa menjadi ibu daripada anak-anak saya, that's enough, itu yang saya inginkan
  • 00:07:27
    jadi ketika saya ditanya pada diri saya
  • 00:07:29
    atau saya ditanya sama orang lain, atau saya bertanya pada diri saya sendiri, untuk apa sih kamu nikah lix? saya nikah untuk dakwah..
  • 00:07:35
    maka yang saya perlukan untuk dakwah adalah: 1) orang mau mendukung saya dalam dakwah saya
  • 00:07:40
    2) orang yang bisa mengurusi anak-anak saya kelak nanti akan meneruskan langkah langkah dakwah saya ini yang saya, perlukan dan ini yang saya cari
  • 00:07:48
    maka ketika saya cari, lalu kemudian saya lihat ada orang yang cantik, ada orang kemudian sangat
  • 00:07:54
    playfull, ada orang yang sangat-sangat
  • 00:07:57
    apa namanya ya.. pokoknya seksi misalnya taruhlah.. dan segala macemnya.. saya bilang dalam diri saya: "saya pengen orang kayak begini.. seksi,
  • 00:08:05
    playfull, putih.. lalu kemudian
  • 00:08:07
    apa namanya.. hidupnya main-main.. kaya.. dan segala macemnya.. anggaplah bisa ada yang kayak gini yang mau sama saya.. anggaplah begitu ya.. tapi saya pikir
  • 00:08:14
    "iya.. ini kalau untuk diajak main ya mungkin iya, kalau diajak pacaran mungkin iya, tapi yang saya perlukan, kan bukan pacaran..
  • 00:08:20
    yang saya perlukan adalah ibu daripada anak-anak saya.. makanya yang saya cari apa? yang saya cari adalah orang-orang yang keibuan, yang punya rasa feminim..
  • 00:08:28
    feminitas yang tinggi, rasa keibuan yang tinggi
  • 00:08:31
    saya bisa bayangin deh, ketika jadi ibu daripada anak-anak saya.. maka kemudian saya nikahi istri saya yang sekarang
  • 00:08:37
    @ummualila, karena saya punya standar seperti apa kehidupan saya di depan
  • 00:08:42
    apa yang saya cari ke depan.. ketika saya cari kedepan adalah orang-orang kayak begini maka saya nggak perlu yang lain selain apa yang saya perlukan
  • 00:08:49
    Adapun kalau saya dapat yang cantik ya.. itu adalah bonus
  • 00:08:52
    ya kan laki-laki pastinya yang cenderung dong.. dan yang cenderung termasuk secara wajah.. maka ketika saya ngelihat dia saya demen
  • 00:08:58
    saya ngeliat dia saya tenang.. saya melihat dia saya seneng.. itu cukup bagi saya
  • 00:09:02
    sakinah bagi saya selesai.. saya gak perlu lagi yang lain.. contoh misalnya: tingkat keputihan harus segini.. ya nggak perlu
  • 00:09:08
    makanya istri saya enggak putih.. dan bagi saya juga enggak ada masalah
  • 00:09:12
    dan saya enggak pernah menyesali sampai hari ini ketika enggak milih istri yang putih.. kenapa?
  • 00:09:16
    karena saya enggak mau jadi seperti orang yang disuruh nyari kayu
  • 00:09:19
    di hutan lalu kemudian dia maju terus maju terus untuk mengharapkan yang lebih baik lalu menjadi ujung dia berakhir dengan penyesalan
  • 00:09:26
    dan ini banyak yang terjadi pada zaman sekarang
  • 00:09:29
    Seperti apa zaman sekarang terjadi? nah.. coba lihat temen-temen sekalian.. ada orang-orang kadang-kadang ya.. ketika.. misal, contoh..
  • 00:09:35
    ada seseorang yang datang pada dia, atau ada seseorang yang mengkhitbah dia, anggaplah dia itu seorang perempuan misalnya
  • 00:09:40
    dia merasa: "ah nggak mau ah.. aku nggak mau..", kenapa? "karena aku sudah suka dengan seseorang" misalnya.. "aku cuma suka sama si sama si dia dan aku
  • 00:09:46
    mau dia untuk menjadi pasangan saya".. pertanyaan saya.. untuk apa Anda menikah?!
  • 00:09:52
    Kenapa Anda nikah? Kenapa Anda harus mengalami jenjang pernikahan? "Oh ini karena dakwah". Lalu kenapa harus sama dia?!
  • 00:09:59
    "oh karena dia memiliki kemampuan dengan Al-Quran" kalau yang lain juga punya kemampuan Al-Quran misalnya. apakah kita mau?
  • 00:10:05
    "nggak aku cuma maunya sama dia!" nah ini berarti bernafsu.. ini berarti bukan pertimbangan syariat
  • 00:10:10
    bukan kemudian dia menginginkan satu fase yang berbeda untuk ketaatan kepada Allah
  • 00:10:15
    ketaatan ini seharusnya menjadi pertimbangan paling utama ketika seseorang mau menikah
  • 00:10:20
    maka kadang-kadang ketika ada seorang akhwat, nanya pada saya, ustadz, kapan kita harus menerima seseorang? kapan kita menolak seseorang?
  • 00:10:27
    kita harus menerima seseorang kalau dia sudah memenuhi standar yang kita perlukan untuk masa depan
  • 00:10:31
    kalau memang cuma untuk dakwah, memang semuanya untuk lillahi ta'ala, maka ketika datang seorang laki-laki yang baik dan dia sudah
  • 00:10:38
    bersumpah punya komitmen di dalam dakwah, sudah punya komitmen dalam ketaatan pada Allah.. ya sudah nikah-lah kan enggak perlu harus ideal
  • 00:10:45
    Enggak semua.. nggak semua yang kita inginkan harus jadi nyata.. nggak semuanya kita mau harus kemudian
  • 00:10:51
    terealisasi.. tapi yang harus terealisasi adalah
  • 00:10:55
    apa yang kita niatkan dijalan Allah.. karena pernikahan adalah sebagai sebuah ibadah.. Nah jadi teman-teman sekalian
  • 00:11:01
    apa yang menjadi kesimpulannya? teman-teman harus tahu dulu nikahnya untuk apa
  • 00:11:05
    kalau teman-teman tahun nikah itu untuk apa, maka teman-teman tahu apa yang harus dilakukan setelah nikah
  • 00:11:10
    teman-teman tahu, setelah nikah mau ngapain.. maka tidak pernah akan ada kebingungan dalam menentukan siapa pasangan kita, begitupun juga dengan seorang laki-laki
  • 00:11:19
    ketika laki-laki itu tahu persis kenapa dia nikah, maka dia akan lepas daripada
  • 00:11:23
    pertanyaan-pertanyaan yang nggak penting.. yang seringkali ditanyakan kepada saya
  • 00:11:26
    "Ustadz saya suka dengan seseorang, saya mau ngajak dia nikah, tapi dia non-muslim gimana tadz ya?" Tergantung antum nikahnya untuk apa..
  • 00:11:33
    antum nikahnya itu tujuannya apa?.. "ustadz saya mau nikah saat tapi mohon maaf tadz,
  • 00:11:37
    gimana kalau seandainya dia bukan satu etnis dengan saya? dia orang Sunda tadz.. sedang saya orang Padang.. Emang Terus kenapa?
  • 00:11:44
    ya kamu nikahnya karena apa dulu gitu kan ya?.. Ustadz saya mau nikah sama dia tadz, tapi bagaimana kalau seandainya,
  • 00:11:51
    kalau saya tuh pengennya yang seksi? ini balik lagi.. jadi antum tuh nikah untuk apa? kalau orang nikah itu untuk Allah maka
  • 00:11:59
    pertimbangannya akan disesuaikan dengan itu.. kalau saya pengen pergi ke Turki, maka saya cari tiket ke Turki
  • 00:12:04
    kalau saya pengen pergi ke Bandung saya enggak usah beli pesawat, tiket pesawat
  • 00:12:07
    kalau saya pengen pergi ke Surabaya, saya akan cari tiket pesawat, tapi bukan pesawat internasional.. maka apapun yang akan kita lakukan
  • 00:12:15
    kriteria kriteria kita dalam memilih seorang pasangan sangat tergantung dengan bagaimana kehidupan yang kita inginkan pasca nikah.. ini yang paling penting dalam pernikahan
  • 00:12:23
    dan ini yang paling sering juga dilewatkan sama orang tanpa kita sadari
  • 00:12:28
    walaupun seolah kita merasa kita sudah ngaji.. kita merasa kita sudah punya pandangan
  • 00:12:32
    Islami.. kita merasa kita sudah orang dakwah.. tapi kadang-kadang
  • 00:12:36
    apapun yang kita putuskan itu ternyata tidak berdasarkan apa yang dakwah perlukan.. tapi berdasarkan mungkin hawa nafsu kita..
  • 00:12:43
    Karena itulah kita seringkali memilih dalam arti kemudian, kalau nggak sama dia, kita enggak mau
  • 00:12:49
    Padahal Ya..
  • 00:12:50
    emang harus begitu? kan enggak.. maka ada orang bilang: "tadz, gimana kalau saya
  • 00:12:54
    mau sama seseorang dia nggak mau sama saya? Ya mudah, antum pergi aja naik ke pohon kelapa.. lalu dari sana ngapain tadz? loncat? Nggak nggak
  • 00:13:02
    dari sana anda melihat masih banyak laki-laki yang lain, masih banyak perempuan-perempuan yang lain, kan nggak harus dia.. harus dia itu adalah
  • 00:13:10
    pandangan yang salah.. suatu waktu ada teman saya mau nikah.. ketika teman saya mau nikah, lalu kemudian dia suka dengan seorang akhwat
  • 00:13:17
    dia meng-khitbah akhwat tadi, kemudian akhwat tadi menolak
  • 00:13:21
    lalu temen saya ini stress, depresi.. Lah kenapa? Karena dia sudah membayangkan hidup dia sama akhwat yang tadi
  • 00:13:28
    akhwhat ini keren, akhwat ini cantik, akhwat ini
  • 00:13:31
    cerah kulitnya, lalu kemudian juga dari keluarga yang berada
  • 00:13:36
    jago lagi bahasa Arabnya.. Tapi dia nggak mau sama sama teman saya dan teman saya depresi
  • 00:13:41
    temen saya kemudian bilang tapi kan saya kan sudah berusaha untuk menikah karena Allah, dan segala macamnya.. saya bilang "bro.."
  • 00:13:47
    kamu benar-benar nikah karena Allah atau tidak? kenapa? karena kalau kamu nikah karena Allah, dan perempuan itu nggak mau sama kamu kamu nggak akan stress begini
  • 00:13:54
    kenapa? karena kan, nggak harus dia? kata-kata "harus dia", "pokoknya harus dia" itu sudah tanda bahwa anda tidak
  • 00:14:03
    menikah karena Allah.. mohon maaf banget.. tapi ini harus saya sampaikan.. juga sama seperti ada laki-laki kadang-kadang datang ke saya
  • 00:14:10
    tiba-tiba kemudian bilang: "ustadz, saya maunya sama perempuan yang ini"
  • 00:14:13
    dia cuma ayat fisiknya, tiba-tiba dia menentukan bahwa di harus sama perempuan ini
  • 00:14:17
    Dan dia enggak tahu tentang segala macam hal di belakangnya, dan ini adalah menurut saya bagian daripada orang enggak siap untuk nikah sebenarnya.. kenapa?
  • 00:14:24
    karena itu bukan siap nikah, bukan lillahi tapi..
  • 00:14:29
    nafsu.. dan nafsu itu mudah sekali dengan mata.. tapi
  • 00:14:32
    pertimbangan-pertimbangan yang lain itu harus bebas daripada nafsu.. saya enggak bilang bahwa antum gak boleh cari yang cantik.. saya nggak bilang bahwa nggak boleh
  • 00:14:40
    cari yang cakep, saya nggak bilang nggak boleh cari orang-orang yang ideal
  • 00:14:45
    ideal tuh boleh, nggak ada masalah tapi kita harus tahu kapan kita harus bertahan dengan
  • 00:14:49
    idealitas itu, kapan kita sebagai lagi pada standar kita bahwa itu adalah mencari kayu yang terbaik.. Apa itu kayu yang terbaik
  • 00:14:54
    kayu yang terbaik adalah kayu yang kita perlukan
  • 00:14:58
    bukan kayu yang harus memenuhi seluruh idealitas yang ada.. contoh mislanya ketika cari laki-laki..
  • 00:15:04
    apa ciri-ciri laki-laki yang kamu mau, mbak?
  • 00:15:07
    "seperti Rasulullah Muhammad".. Oh ya, semuanya juga mau, gitu kan ya.. cuman masalahnya adalah
  • 00:15:13
    bukan itu, tapi seberapa banyak..
  • 00:15:16
    laki-laki yang kayak Rasulullah Muhammad? kan gitu kan ya.. Ya sudah gini aja, yang kamu pikirin ke depan tuh maunya dakwahnya ke apa?
  • 00:15:23
    Oh saya mau dakwah sebagai seorang ibu rumah tangga
  • 00:15:25
    yang ibu rumah tangga ini punya kerjaan kerjaan adalah di bidang ini, ini, dan ini.. Oke carilah laki-laki yang bisa kemudian untuk
  • 00:15:31
    menerima itu.. carilah laki-laki yang bisa memenuhi kemudian dakwah-dakwah kita.. sama kayak laki-laki..
  • 00:15:36
    kamu mau apa masa depanmu? carilah perempuan yang kayak gitu.. kalau dia sudah memenuhi maka nggak ada alasan bagi kita untuk
  • 00:15:42
    menunda pernikahan, saya pikir.. atau ya tadi.. galau atau bingung ketika kita mau dengan seseorang, tapi orangnya enggak mau sama kita
  • 00:15:49
    jadi kira-kira gitu.. oke.. itu adalah yang paling saya sampaikan tentang kisah orang yang mencari kayu di hutan
  • 00:15:56
    artinya jangan sampai teman-teman jadi orang kaya gitu, kenapa dia bingung? karena dia enggak punya standar dari awal
  • 00:16:01
    kenapa dia bingung karena dia enggak tahu apa yang dia cari
  • 00:16:04
    gitu loh maksudnya.. sehingga dia enggak punya
  • 00:16:08
    batasan-batasan tertentu
  • 00:16:09
    kalau misalnya dia sudah punya batasan tertentu, dia sudah tahu apa yang dia cari, maka dia datang, begitu selangkah dua langkah
  • 00:16:16
    ia sampai di hutan itu kemudian dia sudah menemukan.. Oke.. kayaknya saya perlukan adalah kayu untuk menopang hidup saya
  • 00:16:22
    menopang hidup, menopang badan saya.. berarti kayunya harus keras, kayunya harus segede ini, karena supaya segede ini biar mudah dipegang
  • 00:16:29
    Kayaknya juga harus se-tinggi.. misalnya contoh ya.. minimal satu setengah meter biar saya bisa dijadikan pegangan
  • 00:16:35
    preferable kalau ada pegangan di atasnya
  • 00:16:36
    bentuknya begini, terus saya bisa pegang dan enggak terlalu capek.. tapi kalau nggak ada.. saya tahu apa yang saya cari
  • 00:16:42
    Oke.. begitu dia dapat, dia ambil.. dan ketika dia jalan ke depan dia cuma boleh ngambil satu
  • 00:16:46
    lalu kemudian dia jalan ke depan, dia menemukan yang lebih bagus, maka dia nggak akan ganti.. dia sudah puas dengan apa yang dia pilih.. Dia sudah content (puas)
  • 00:16:53
    dengan apa yang dia pilih.. Kenapa karena dia tahu untuk apa
  • 00:16:56
    dia
  • 00:16:57
    mencari kayu
  • 00:16:58
    sama kayak orang nikah maka ketika dia sudah tahu untuk apa dia nikah dia sudah tahu kontennya seperti apa.. eh bukan konten.. dia sudah tahu seperti
  • 00:17:06
    apa kriteria yang diperlukan maka dia akan segera untuk menikah ketika dia sudah menemukan
  • 00:17:11
    kriteria-kriteria seperti itu Jadi kalau menurut kalian nah silakan sekarang temen-temen punya WA kita 5-10 menit untuk Tanya dan jawab
  • 00:17:19
    mudah-mudahan ada kebaikan dari situ yang ketinggalan Insyaallah ini akan kita publish di YouTube jadi ini ini saya juga rekam
  • 00:17:27
    dan kita akan publish di YouTube dan mudah-mudahan teman-teman bisa menikmati di YouTube
  • 00:17:32
    karena ada kamera disitu kamera
Tags
  • marriage
  • partners
  • Islamic perspective
  • purpose of marriage
  • criteria
  • regret
  • firewood analogy
  • commitment
  • Q&A
  • spiritual needs