00:00:00
Jadi di awal tahun gua pernah bikin
00:00:03
sebuah video yang isinya 40 pelajaran
00:00:07
di umur 40 tahun. Dan di situ ada banyak
00:00:10
tuh gua ceritain apa aja pelajaran hidup
00:00:12
gua selama 40 tahun hidup di dunia ini.
00:00:14
Tapi ternyata yang paling beresonansi,
00:00:17
yang paling di-share orang, yang paling
00:00:19
sering dipotong orang, dikelip orang,
00:00:21
dibahas di mana-mana justru adalah
00:00:23
pelajaran nomor ke berapa gua lupa, tapi
00:00:25
pelajaran bahwa baca buku itu cara
00:00:28
terbaik untuk masuk ke pemikiran orang
00:00:30
lain, terutama buku nonfiksi. ya, bikin
00:00:33
buku nonfiksi pasti menghabiskan begitu
00:00:36
banyak waktu buat nulis, begitu banyak
00:00:38
waktu buat riset, bahkan sampai
00:00:41
bertahun-tahun. Tapi kita mengkonsumsi
00:00:43
buku itu. Nih salah satu buku nonfix ini
00:00:45
lagi gua pegang, mau gua bahas hari ini.
00:00:47
Ditulis bertahun-tahun melalui pelajaran
00:00:49
hidup yang sangat panjang, tapi kita
00:00:51
konsumsi itu paling cuman e 2 minggu
00:00:54
atau 3 minggu gitu ya. Jadi artinya
00:00:56
return on investment paling tinggi
00:00:59
adalah dengan membaca buku.
00:01:03
Nah, terus terang agak ngerasa terkejut
00:01:06
juga sih di antara semua pelajaran yang
00:01:08
gua share itu yang paling beresonansi.
00:01:10
Apakah memang buat nyadarin orang untuk
00:01:13
sering baca buku atau untuk me apa ya
00:01:18
meyakinkan diri mereka sendiri bahwa iya
00:01:20
emang paling benar Korint on universum
00:01:22
paling ya baca buku gitu. Tapi gua
00:01:23
senang karena seperti ada angin segar
00:01:26
lah gitu bahwa ternyata masih banyak
00:01:28
orang yang suka baca buku juga kayak
00:01:30
gua. Habis itu gua sering terima banyak
00:01:32
DM juga, "Bang, share dong buku favorit
00:01:34
lu. Ada yang minta rekomendasi buku."
00:01:37
Makanya gua mau bikin video ini. Gua mau
00:01:38
bikin video ini. Gua mau bahas salah
00:01:40
satu buku yang sebenarnya baru saja
00:01:42
selesai gua baca. Masih fresh ya. Tuh,
00:01:47
baru selesai gua baca dan sempat gua
00:01:49
bahas di beberapa podcast gua. Tapi hari
00:01:51
ini mau gua mau gua bahas lebih lebih
00:01:54
detail ya. Nah, ini judulnya adalah Die
00:01:57
with Zero. Ini ngasih pola pikir baru
00:02:00
soal uang, kerja, dan pensiun. Jujur,
00:02:04
gara-gara baca buku ini, apa yang gua
00:02:08
selama ini anut yakini soal pensiun,
00:02:12
soal menabung, soal investasi itu
00:02:15
lumayan berbalik tuh. Karena dari umur
00:02:18
21 tahun ee dari cek royalty pertama
00:02:21
gua, gua udah mikirin untuk disisihkan
00:02:23
dana pensiun gua gitu. itu gua mau
00:02:25
ngumpulin pensiun gua dan setelah
00:02:27
terkumpul di tahun 2019 gua masih
00:02:30
ngumpulin lagi, masih gua
00:02:32
tambah-tambahin lagi dana pensiun gua
00:02:34
dan gara-gara buku ini argumen dia
00:02:36
justru gimana caranya kalau kita
00:02:37
meninggal dunia itu uangnya harus nol.
00:02:40
Nah loh kok bisa gitu?
00:02:43
Jadi dia bikin lumayan banyak argumen
00:02:46
yang membuat gua jadi punya pemikiran
00:02:49
baru soal uang gitu. Tapi ini juga bukan
00:02:52
hanya buku yang khusus untuk orang yang
00:02:55
sudah mulai mengumpulkan pensiun. Karena
00:02:57
gua yakin banyak di luar sana yang masih
00:02:59
belum bisa mulai dengan berbagai macam
00:03:01
keterbatasan. Ee bukan hanya buku untuk
00:03:03
mereka yang sudah mulai mengumpulkan
00:03:05
atau sudah mengumpulkan, tapi ini untuk
00:03:07
semua orang yang pengin tahu hubungan
00:03:11
yang lebih lebih dalam ya soal dirinya
00:03:13
dan uang. Karena kan sehari-hari pasti
00:03:15
kita enggak lepas dari uang. Kayak
00:03:16
beberapa pelajaran ini ada lima yang gua
00:03:19
mau coba share hari ini dari buku Die
00:03:21
Zero. Gak terlalu tebal sebenarnya. Yang
00:03:23
nulis adalah Bill Perkins. Kalau gua
00:03:25
bacain ininya dia ya credensial dia.
00:03:27
Bill Perkins itu salah satu orang yang
00:03:29
paling sukses di energy eh trading gitu.
00:03:33
Trading energy. Dia juga hatch funer
00:03:35
Hollywood juga dan lain-lain gitu. Dia
00:03:38
juga sering menyumbang ke
00:03:39
yayasan-yayasan. Oke, pelajaran pertama
00:03:41
dari buku Die with Zero. Yang pertama,
00:03:44
tujuan hidup itu sebenarnya bukan
00:03:46
menabung uang sebaik-baiknya atau
00:03:49
sebanyak-banyaknya. Ini ini adalah
00:03:53
hal yang
00:03:55
cukup beda dari apa yang kita yakinin.
00:03:57
Ya, selama ini kita dibilang menabung
00:03:59
itu penting, menabung itu penting. Tapi
00:04:00
dia bilang, "Tapi tujuan hidup lu
00:04:02
sebenarnya bukan buat menabung
00:04:03
sebanyak-banyaknya." Argumen dari buku
00:04:04
ini adalah menabung itu penting. Tapi
00:04:06
kalau ujungnya uangnya tidak kepakai
00:04:09
sampai mati, artinya kita
00:04:13
kerja keras tapi kita tidak menikmati
00:04:15
uang, jadi buat dia hidup itu harus
00:04:18
dinikmati bukan ditunda. Nah, tapi bukan
00:04:21
artinya
00:04:22
artinya kita harus foya-foyain uang kita
00:04:25
gitu, tapi gimana caranya jangan sampai
00:04:27
pas kita meninggal dunia uangnya masih
00:04:29
banyak. Nah, itu tuh memang memang aneh
00:04:32
tuh ee argumenn dia tuh. Salah satunya
00:04:35
ada dia bahas soal spending uang yang
00:04:40
terkontrol dan terkonsep dan gimana
00:04:42
caranya kita menggunakan uang itu untuk
00:04:45
mendatangkan ee kualitas hidup yang
00:04:47
sebaik-baiknya tanpa berfoya-foya. Itu
00:04:50
satu argumen yang di buku ini juga. Oke,
00:04:52
yang nomor dua adalah argumen dia di
00:04:55
buku ini adalah gunakan waktu selagi
00:04:58
masih produktif. Contohnya kalau masih
00:05:01
muda dan punya banyak energi, jadi kita
00:05:03
masih bisa banyak luangin waktu karena
00:05:05
beberapa pengalaman hanya bisa dilakukan
00:05:07
atau maksimal dinikmati di usia
00:05:09
tertentu. Jadi jangan menunda. Dia
00:05:11
ilustrasiin bahwa kadang orang tuh
00:05:14
ngumpulin dan anak pensiun terus pas
00:05:16
udah tua dan udah sakit-sakitan ya
00:05:19
maksudnya jalan aja sakit, pergi ke
00:05:22
mana-mana udah susah, itu baru mikir gua
00:05:25
mau spending duit gua, duit pensiun gua.
00:05:27
Tapi dia udah telat argumennya dia udah
00:05:29
telat. Jadi boleh lu pending dari muda,
00:05:33
mumpung lu masih sehat, travel
00:05:35
sebanyak-banyaknya selama masih under
00:05:37
budget lu. Jadi jangan sampai
00:05:38
disimpan-simpan terus gitu. Terus terang
00:05:41
ini adalah salah satu kesulitan gua. Gua
00:05:44
itu sangat susah buat spending dan pas
00:05:46
baca buku ini lumayan membebaskan gua
00:05:49
untuk ya udah enggak apa-apa
00:05:50
sekali-sekali nikmatin hidup dari uang
00:05:52
yang kita kumpulkan gitu. Nah, itu dia
00:05:54
bilang gitu. Jangan sampai lu nanti umur
00:05:56
80, 90 atau 70 lu baru mikir, "Ah, gua
00:05:59
kayaknya mau traveling deh." Dan di saat
00:06:00
itu mungkin udah enggak sesehat sekarang
00:06:02
atau sekuat sekarang. Dan itu juga yang
00:06:05
ngebuat gua ngerasa bahwa mumpung masih
00:06:07
muda, energi masih banyak, kayaknya
00:06:08
mending waktu gua pakai untuk bikin
00:06:11
karya sebanyak-banyaknya mumpung masih
00:06:12
sanggup buat berdiri dan berjalan sih.
00:06:15
Jadi itu itu salah satu argumen yang
00:06:17
ngebekas dari dari buku ini. Terus
00:06:21
pelajaran yang ketiga dia juga ngasih ee
00:06:24
argumen adalah salah satu tujuan
00:06:26
investasi itu untuk membeli pengalaman.
00:06:29
Nah, katanya banyak orang nunda
00:06:31
kebahagiaan dan pengalaman sampai tua
00:06:33
dan pensiun, ya kan? Kayak gua bilang
00:06:35
tadi. Padahal momen menikmati hidup itu
00:06:37
sering pas kita masih muda dan masih
00:06:39
sehat. Dan kita
00:06:42
boleh spending waktu kita ketika masih
00:06:44
muda. Dan yang paling baik menurut dia
00:06:47
adalah pakai hasil investasi yang kita
00:06:49
kumpulin untuk membeli pengalaman. Ini
00:06:51
salah satu yang gua yakinin juga. Gua
00:06:54
lebih senang untuk spending di
00:06:56
pengalaman yang gua share dengan banyak
00:06:59
orang ketimbang e dengan barang. Jadi
00:07:02
kalau sekarang gaya gua adalah gimana
00:07:04
caranya gua bisa bikin core memori core
00:07:06
memori dari uang yang gua punya dan
00:07:07
enggak harus mahal ke datang ke toko
00:07:09
buku, beli-beli buku gitu. Kita
00:07:11
ngeluarin duit buat beli buku, kita
00:07:13
mampir ke sana. Ya udah, itu yang gua
00:07:15
yang kita lakuin. Kita jalan, kita
00:07:17
nonton pergi ke toko buku itu. Lalu
00:07:19
gimana kalau misalnya kita jalan-jalan
00:07:20
keliling-keliling daerah Blok M, daerah
00:07:22
Melawai, toko bukunya di Melawa. Nah,
00:07:23
malah akhirnya gua masuk ke pameran seni
00:07:26
anak sekolah. Dan di pameran seni anak
00:07:28
sekolah itu gua ngobrol sama anak-anak
00:07:30
sekolah. Dari obrolan bersama anak-anak
00:07:32
sekolahan itu gua ngelihat betapa
00:07:35
idealisme mereka masih utuh, betapa
00:07:37
mereka masih menggebu-gebu untuk membuat
00:07:40
sebuah karya. Terus gua berdiri depan
00:07:42
mereka, mereka cerita, mereka berbinar
00:07:44
matanya. Gua pun juga kayak gitu. Pulang
00:07:46
ke sana gua kerasa refresh banget. Dan
00:07:49
itu masuk ke core memory gua. Percakapan
00:07:51
di pameran seni anak sekolahan. Dan itu
00:07:54
enggak perlu duit banyak, enggak perlu
00:07:56
uang banyak. Nah, jadi gua mulai punya
00:07:58
apalagi terutama setelah baca buku ini
00:07:59
ya, ngeluarin uang itu investasi itu
00:08:01
enggak selalu soal duit lagi duit lagi
00:08:04
gitu. Akhirnya gua spending buat ikut
00:08:07
kelaskelas
00:08:09
yang mungkin gua enggak pernah kepikiran
00:08:11
buat ikutan. Kelas nulis lagu misalnya.
00:08:13
Anisa pun juga seperti itu. Gua bilang,
00:08:16
"Udah kamu ikutan kelas yang kamu pengin
00:08:17
gitu." Dan salah satu yang paling gua
00:08:19
rekomendasikan adalah ini karena ini
00:08:21
buku juga bahasa Inggris. Terus kita
00:08:23
sehari-hari ee internet itu membuka
00:08:26
gerbang dunia seluas mungkin dengan
00:08:28
konten-konten yang berbahasa Inggris
00:08:29
juga.
00:08:30
Lalu gua ngalamin ketika gua pergi ke
00:08:34
sebuah tempat atau tamu-tamu podcast gua
00:08:36
sekarang lagi banyak dari orang-orang
00:08:38
mancanegara. Ada Jackson Weng lah, ada
00:08:40
Fum lah.
00:08:42
Menurut gua investasi terbaik pada saat
00:08:44
ini salah satunya adalah belajar bahasa
00:08:46
Inggris. Itu menurut gua. Belajar bahasa
00:08:49
Inggris itu bukan cuman jadi tools buat
00:08:53
kerja juga gitu. Tapi menurut gua kalau
00:08:55
lu belajar bahasa Inggris, ada satu
00:08:58
kabut yang bisa lu buka dan lu akan
00:09:01
ngelihat di luar sana betapa luasnya
00:09:03
ilmu pengetahuan dan kesempatan hanya
00:09:06
karena lu bisa berbahasa Inggris dengan
00:09:08
fasih gitu menurut gua. Peluang jadi
00:09:10
terbuka. Kalau gua pribadi,
00:09:13
peluang-peluang itu adalah ya itu gua
00:09:14
bisa ngobrol sama tamu-tamu dari
00:09:16
mancanegara, gua bisa punya akses ke
00:09:19
buku-buku yang mungkin belum
00:09:20
diterjemahin. Gua enggak tahu kalau buku
00:09:21
ini. Dan mungkin kalau kalian bisa punya
00:09:23
peluang kerja di perusahaan yang global
00:09:25
atau lolos beasiswa ke luar negeri atau
00:09:28
mungkin di sebuah tempat sana, siapa
00:09:31
tahu bisa dapat opportunity karena lu
00:09:32
berani ngobrol sama orang-orang
00:09:34
internasional. Eh, menurut gua skill
00:09:37
yang ggak banyak orang paham bahwa itu
00:09:40
penting dan itu kelihatan dari
00:09:42
konten-konten gua yang ngobrol sama
00:09:45
artis-artis internasional tuh itu di
00:09:47
kolom komen banyak banget yang bilang
00:09:49
nyesal dulu enggak serius bahasa Inggris
00:09:51
jadi enggak enggak terlalu ngerti
00:09:53
obrolannya.
00:09:54
Terus ada yang pengin deh ngikutin
00:09:57
interview-nya si Fum misalnya kan gua
00:09:59
habis eh kedatangan FUM juga artis dari
00:10:02
Thailand di tempat lain tapi enggak
00:10:04
ngerti dia ngomong apa atau nyesal waktu
00:10:07
itu ada kesempatan disuruh ngobrol sama
00:10:10
rekannya bos dari kantor orang dari luar
00:10:13
negeri tapi enggak bisa ngomongnya gitu.
00:10:15
Jadi jadi jangan sampai kita pada suatu
00:10:18
hari merasa nyesal karena ada satu skill
00:10:20
yang kita enggak ambil. Sayangnya juga
00:10:23
banyak orang tuh ngerasa minder atau
00:10:25
bingung mulai dari mana. Dan biasanya
00:10:28
tuh orang mulai nyoba nonton film
00:10:30
biasanya pakai subtitle bahasa Indonesia
00:10:32
dulu, habis itu berubah jadi subtitle
00:10:34
bahasa Inggris. Habis itu masih
00:10:35
terbata-bata juga menyerapnya gitu kan.
00:10:38
Nyoba baca buku tapi enggak ngerti juga,
00:10:40
masih bingung juga. Dan ketika ngomong
00:10:42
juga bingung dan enggak pede gitu.
00:10:44
Karena membaca dan bicara itu kan dua
00:10:46
hal yang beda juga. Nah, makanya kalau
00:10:49
gua gua rekomendasikan ada sebuah
00:10:51
aplikasi berbasis e berbasis AI yang
00:10:54
menurut gua ngebantu banget. Nama
00:10:55
aplikasi yang dipakai ini adalah Elsa
00:10:58
Speak. Nah, kenapa gua suka Elsa Speak
00:11:01
ini? Karena Elsa itu enggak cuman
00:11:03
ngajarin teori, tapi langsung ngajak
00:11:05
latihan speaking lewat simulasi
00:11:07
percakapan real life dan ada feedback
00:11:10
pengucapan secara real time. Jadi kayak
00:11:12
lu beneran latihan punya speaking coach
00:11:15
pribadi. Di awal Elsa akan bantu kamu
00:11:18
nentuin tujuan dan kebutuhan belajar
00:11:20
lewat proses onboarding. Jadi
00:11:22
dipersilakan
00:11:24
dulu dan diajarin dulu dari awal. Karena
00:11:27
udah gua pakai ini tampilan awalnya.
00:11:30
Pembelajaran disesuaikan dengan minat,
00:11:32
pekerjaan, tujuan belajar, skills,
00:11:35
bahkan aksen yang diinginkan. Nah, dari
00:11:38
situ Elsa akan bikin personalized
00:11:40
learning pad yang disesuaikan dengan
00:11:43
hasil onboarding tadi. Nah, setelah itu
00:11:45
bisa langsung belajar. Banyak pelajaran
00:11:48
ada mulai dari grammar, vocabulary,
00:11:51
conversation, pronunciation, sampai word
00:11:54
stress juga ada. Ini ada contohnya. Ya,
00:11:57
jadi kita ini salah satu fiturnya adalah
00:12:00
kita disuruh ngomong frase atau kata
00:12:03
yang dia tampilin. Nanti dia akan ngecek
00:12:05
pronunciation kita. Sound.
00:12:10
Oh, excellent.
00:12:12
Tapi, tapi ternyata dia sesensitif itu
00:12:16
ya supaya kita jangan sampai kehilangan
00:12:18
huruf dari kata yang ada di sini.
00:12:21
Menarik banget nih. Share. Share
00:12:23
misalnya itu kan. Coba
00:12:26
share.
00:12:29
Oke, ini dia bilang cuman 70% benarnya.
00:12:32
Kita bisa klik di yang salahnya kenapa?
00:12:35
Your tongue is too far forward. It might
00:12:38
sound like s for tongue should be little
00:12:41
fter back up. Oh, harus di belakang
00:12:44
hair. Gimana ya?
00:12:59
Keselek gua. Coba ya. Share.
00:13:03
Coba
00:13:06
share.
00:13:07
[Musik]
00:13:09
Salah semua. Salah semua. Share. Ah,
00:13:13
excellent. Nah, ini ada fitur favorit
00:13:15
gua nih. Namanya fitur AI roleplay. Bisa
00:13:18
latihan ngobrol kayak di dunia nyata
00:13:19
misalnya. simulasi interview kerja,
00:13:21
meeting, atau sekedar cheat chat. Nah,
00:13:23
di akhir kita dikasih feedback langsung
00:13:25
buat ningkatin pelafalan grammar sama
00:13:27
vocab-nya. I'm having a podcast with an
00:13:30
international
00:13:32
singer. I am the interviewer and the
00:13:34
singer is the guest. Can you make that
00:13:36
scenario for me? The scene takes place
00:13:38
in a podcast studio. You will be the
00:13:41
interviewer hosting a podcast episode
00:13:44
with international singer as your guest.
00:13:52
Seru ben
00:13:55
oke start
00:13:59
thank you for dropping by so what's your
00:14:02
name Alex singer. What can you tell me
00:14:06
about your latest album Alex? This album
00:14:09
is very personal. I wrote about my life
00:14:12
experiences.
00:14:14
What is the title of the first song in
00:14:16
your album, Alex? The title is new
00:14:18
beginnings. Gokil.
00:14:20
So, how long have you been in Jakarta?
00:14:24
Been here for a week. It's a beautiful.
00:14:27
Have you tried any interesting food so
00:14:29
far? Yes, I had nasi goreng. Nasi
00:14:32
delicious Indonesia mansion.
00:14:36
Thank you. Bye bye. Have a great day.
00:14:40
Role play completed. Oke, feedback-nya
00:14:44
assessment summary. Your language skill
00:14:46
are improving and you engage well in the
00:14:48
conversation by asking relevant
00:14:50
questions. To enhance your communication
00:14:53
further, focus on incorporating
00:14:56
openended questions and refining your
00:14:58
sentence structure for clarity while
00:15:00
maintaining a friendly and engaging
00:15:01
tone. Vocabulary-nya intermediate
00:15:04
katanya. grammarnya advance
00:15:05
pronunciation advance full assessment
00:15:09
relevant and dia menilai pertanyaan
00:15:11
podcastnya juga ya menarik juga ya oke
00:15:15
seru seru seru kind of role play
00:15:18
scenario would you like to do oke kita
00:15:21
beli buah di pasar
00:15:24
buying fruits at the market
00:15:29
banget Tah
00:15:32
are
00:15:35
I am the buyer and wanting to buy banana
00:15:39
for my son.
00:15:56
Just start. I don't have much time.
00:15:59
Hello. How many bananas do you want?
00:16:02
100, please.
00:16:05
That's a lot of bananas. Are you having
00:16:07
a party?
00:16:09
Nah, itu tadi fitur role playay. Kalau
00:16:11
butuh belajar yang lebih spesifik kayak
00:16:13
IELTS atau TOEL, ada fitur kursus yang
00:16:16
udah dikurasi dan bisa dipakai sesuai
00:16:18
kebutuhan. Dan kalau mau lihat topik
00:16:21
lain, topiknya juga beragam mulai dari
00:16:22
karir, relationship sampai kehidupan
00:16:25
sehari-hari. Elsa speak ini menurut gua
00:16:27
ya benar-benar berguna buat ningkatin
00:16:29
kemampuan bahasa Inggris. Kalau upgrade
00:16:31
ke Elsa Premium, kamu bisa dapat akses
00:16:34
unlimited ke semua fitur tadi. Kalau
00:16:37
tertarik bisa langsung klik link di
00:16:39
deskripsi dan jangan lupa pakai kode
00:16:41
Raditia buat dapetin diskon eksklusif.
00:16:45
Nah, lumayan banget kan? Yuk, mulai
00:16:46
investasi ke diri sendiri. Karena skill
00:16:48
kayak gini efeknya bisa jangka panjang
00:16:50
bukan cuman buat kerja tapi juga buat
00:16:52
nambah kepercayaan diri dan buka lebih
00:16:54
banyak peluang. Oke, kita balik ke
00:16:55
bukunya pelajaran keempat. Jadi, kalau
00:16:57
dari buku ini argumennya adalah bagi
00:17:00
hidup jadi periode-periode atau konsep
00:17:03
time buckets namanya. Jadi dia
00:17:05
menyarankan gimana kalau lu ubah, kalau
00:17:07
lu bagi hidup lo jadi periode-periode.
00:17:09
Misalnya usia 20 sampai 30, 30 sampai 40
00:17:12
dan seterusnya. Nah, lu pengin ngapain?
00:17:14
Lu pengin ada pengalaman apa di
00:17:16
fase-fase itu sebelum waktunya lewat?
00:17:19
Misalnya lu pengen 2030 itu buat buat
00:17:23
begadang-begadang ningkatin skill lu,
00:17:25
buat e kerja lembur atau buat eksplorasi
00:17:30
hal-hal yang lu suka yang ada konteksnya
00:17:32
sama pekerjaan utama. baru usia 30 40
00:17:35
yang dibayangan lu adalah mungkin main
00:17:37
sama anak sambil ngurangin jam kerja dan
00:17:40
lain-lain. Nah, ini konsep yang menarik
00:17:42
karena enggak ngajarin kita cuman buat
00:17:44
ngerencanain uang, tapi lebih
00:17:47
terstruktur dan bisa lebih mudah untuk
00:17:50
dibayangkan dalam fase-fase hidup kita
00:17:52
tuh harus ngapain. Ini juga berguna
00:17:54
kayak tadi ya, takutnya kita udah
00:17:57
terlalu tua jadi enggak bisa traveling
00:17:58
lagi. mungkin ada time bucket yang
00:18:00
khusus di mana lu mau traveling eh di
00:18:04
usia yang spesifik gitu, di bracket yang
00:18:06
spesifik supaya lu bisa maksimalin
00:18:08
pengalamannya ketika lu masih mampu dan
00:18:10
masih sanggup. Nah, misalnya juga kalau
00:18:14
sekarang kalian nonton ini usia 20-an ya
00:18:16
ini mungkin waktu terbaik buat ngebangun
00:18:18
pondasi seperti belajar cari pengalaman
00:18:21
atau kayak tadi lewat Elsa ya misalnya
00:18:23
ningkatin skill seperti bahasa Inggris.
00:18:25
Nah, kenapa sekarang kalau untuk
00:18:27
ningkatin skill di umur-umur yang masih
00:18:28
muda ini? Karena makin mudah dimulai
00:18:30
makin panjang waktu buat nikmatin
00:18:32
hasilnya. Bayangin kalau tadi nih kita
00:18:35
udah role playay segala macam, udah
00:18:37
lancar ngobrol bahasa Inggris pas umur
00:18:39
25, berarti kan lu punya 30 sampai 40
00:18:41
tahun ke depan buat nikmatin skill itu
00:18:44
buat kerja e networking atau bikin
00:18:47
konten internasional. Nah, yang terakhir
00:18:49
ini agak kontroversial nih e menurut gua
00:18:52
pribadi ya eh apa yang gua dapat dari
00:18:54
buku ini yaitu berikan warisan saat
00:18:57
masih hidup. Ngasih uang ke anak,
00:18:58
keluarga atau amal atau donasi. Enggak
00:19:00
harus nunggu ketika kita sudah meninggal
00:19:03
dunia. Ngasih itu semua saat mereka
00:19:05
butuh dan masih butuh. Ngasih itu semua
00:19:08
ketika mereka masih bisa memanfaatkannya
00:19:11
itu mungkin jauh lebih bermakna buat
00:19:13
orang yang kita kasih. Ini yang gua
00:19:15
masih belum bisa mikirin dengan jernih
00:19:18
ya. Eh, kalau ini kan kalau di finance
00:19:20
namanya estate planning gitu. Ketika
00:19:21
sudah meninggal dunia, uangnya mau
00:19:23
seperti apa. Kalau dia argumennya adalah
00:19:26
lu harus meninggal, nol aja duit lu gitu
00:19:27
dan warisan dibagi sebelum lu meninggal
00:19:29
gitu. Jadi ee ini salah satu yang masih
00:19:32
gua back and forth masih berpikir dan
00:19:35
enggak tahu apakah gua ikutin atau
00:19:37
enggak. Tapi itu sebuah argumen yang
00:19:39
menarik dan membuka mata juga. Nah, itu
00:19:42
tadi beberapa pelajaran dari buku ini,
00:19:45
Die.
00:19:48
Poin-poin yang gua share tadi adalah
00:19:50
interpretasi bebas dari isi bukunya.
00:19:53
Kalau misalnya kalian baca bukunya
00:19:54
sendiri, bisa aja apa yang kalian
00:19:56
pelajarin tuh beda dari apa yang gua
00:19:57
pelajarin. Kalau ada yang mau nambahin
00:19:59
atau bagiin pelajaran dari buku lain,
00:20:01
silakan tulis di kolom komentar. Terima
00:20:04
kasih semua yang sudah nonton.