00:00:06
[Musik]
00:00:15
Tahukah kamu bahwa Jakarta menyumbang
00:00:17
2,5 juta ton sampah pada tahun 2021 dan
00:00:22
terbesar ketiga Sebagai penyumbang
00:00:24
sampah terbesar bagi Indonesia
00:00:26
[Musik]
00:00:32
setiap harinya sekitar 7.200 ton sampah
00:00:36
dihasilkan
00:00:38
sampah dengan klasifikasi sampah organik
00:00:42
yang seharusnya dapat dikelola menjadi
00:00:44
penyumbang terbanyak yaitu sekitar
00:00:47
3800 ton
00:00:55
[Musik]
00:00:58
data tersebut menunjukkan bahwa ada yang
00:01:01
tidak maksimal dalam pengelolaan sampah
00:01:03
di Jakarta
00:01:09
hal ini yang juga dirasakan oleh Sutarno
00:01:12
warga Sunter Jakarta Utara
00:01:15
pada umumnya kan Gang itu untuk buang
00:01:19
sampah kebiasaan buang sampah di Gang
00:01:21
itu
00:01:22
terlalu mudah kemudian got yang harusnya
00:01:26
untuk aliran air itu kami lihat waktu
00:01:30
itu banyak berbagai macam sampah yang
00:01:32
ada di got itu Nah ini kan satu hal yang
00:01:37
kok di kota besar seperti ini nah
00:01:40
keberhasilan itulah yang mendorong kami
00:01:43
untuk mencoba mengolah sampah
00:01:52
[Musik]
00:02:04
[Tepuk tangan]
00:02:13
pulang apa datang
00:02:18
[Musik]
00:02:21
tahun 2008 Sutarno mulai mencoba
00:02:24
mengelola sampah organiknya sendiri
00:02:27
mulai dari memisahkan hingga mengolahnya
00:02:33
pada umumnya sampah itu kan belum
00:02:36
seperti sekarang ada jenis-jenis pilahan
00:02:39
jadi semua sampah yang masuk
00:02:42
tempat yang sama Nah akhirnya kan dengan
00:02:46
tempat sampah yang campur berbagai macam
00:02:50
sisa sayur dan sisa makanan itu kan jadi
00:02:53
tikus
00:02:55
tikus di situ banyak terus nanti
00:02:58
belatung kemana-mana airnya meler ke
00:03:03
jalanan bau Nah akhirnya itu yang
00:03:06
mendasari saya untuk kita pilah organik
00:03:10
kita kelola Nah dengan organik tidak ada
00:03:13
di tempat sampah kan sampahnya nggak bau
00:03:16
lagi
00:03:20
[Tertawa]
00:03:25
Sutarno awalnya berprofesi sebagai guru
00:03:29
[Musik]
00:03:33
lalu Ia memutuskan untuk berhenti di
00:03:36
tahun 2015 dan fokus terhadap
00:03:38
pengelolaan sampah
00:03:40
saya lebih cenderung untuk memulai dari
00:03:43
diri sendiri jadi saya keluarga mulai
00:03:47
mengelola memilah Nah setelah saya sudah
00:03:51
mulai dan sudah ada hasilnya baru
00:03:54
mengajak tangga kanan kiri
00:03:57
sampah organiknya taruh di sini seperti
00:04:00
itu Nah baru Setelah itu kita melakukan
00:04:04
sosialisasi ke warga sekitar sebenarnya
00:04:07
warga sekitar sini jatuhnya belakangan
00:04:10
sebenarnya kita mulai dari luar dulu di
00:04:14
luar dikenal banyak Nah di sini ada
00:04:17
gerakan kami masuk
00:04:22
Om poster skala lingkungan
00:04:25
komposter ini volumenya 120 liter ini
00:04:31
untuk sampah organik sisa sayur kulit
00:04:35
buah jeroan ayam jeroan ikan kulit udang
00:04:38
apapun yang sifatnya organik caranya
00:04:41
mudah tinggal setiap sampah masukkan
00:04:45
plung selesai Tutup kembali kalau ada
00:04:49
waktu dijajah kalau nggak ada waktu
00:04:51
nggak dijajah tidak apa-apa
00:04:55
ini ini punya masyarakat ini punya
00:04:58
masyarakat betul jadi semua masyarakat
00:05:01
yang sekitar sini kalau membuang sampah
00:05:04
bisa ke tempat ini
00:05:06
nah ini berarti semua masyarakat boleh
00:05:09
menikmati pupuknya boleh jadi Gang ini
00:05:13
kan hijau sepanjang RW Nah ini bisa
00:05:16
dipupuk dengan menggunakan pupuk cair
00:05:19
yang nanti di bawah di bawah ini akan
00:05:22
ada pupuk cair kalau selang ini
00:05:25
diturunkan kalau sudah menghasilkan akan
00:05:28
keluar air sampah air sampah itu nanti 1
00:05:33
banding 25 digunakan untuk menyiram
00:05:36
tanaman yang ada di gagang ini dan
00:05:39
tanaman yang ditanam di tanaman yang
00:05:43
konsumsi juga tanaman obat
00:05:46
ini juga tanaman warga ini tanaman
00:05:49
masyarakat artinya siapapun yang mau
00:05:52
masak boleh saja metik jadi ada bayam
00:05:57
berhasil jarak Jepang ya Nah ini boleh
00:06:00
dikonsumsi pada masyarakat jika
00:06:04
membutuhkan
00:06:05
Nah kalau misalnya ada yang warga terus
00:06:09
ngambil pupuk cairan untuk dijual Gimana
00:06:11
pak ya lebih bagus artinya dampak
00:06:15
ekonomi itu tidak hanya dirasakan oleh
00:06:17
penggiatnya tapi juga oleh masyarakatnya
00:06:19
dan kalau perlu masyarakat itu sendiri
00:06:21
kami latih Kami beri pembekalan sampai
00:06:26
sampah itu air sampah itu tanpa bau
00:06:29
layak untuk standar penjualan
00:06:32
[Musik]
00:06:37
selain tong sampah yang terpusat ada
00:06:39
juga warga yang memiliki tong sampah
00:06:42
pribadi di rumahnya
00:06:51
siapa ini
00:06:57
apa namanya petugas hijau RT yang juga
00:07:00
mengelola sampah organik
00:07:05
[Musik]
00:07:17
sayur-sayuran basah begini ya
00:07:30
sampah-sampah begini nanti jadinya air
00:07:34
coklat coklat
00:07:45
[Musik]
00:07:50
kalau pengolahan sampah sih saya sudah
00:07:53
sekolah dasar ya di kampung itu memang
00:07:56
biasa untuk membuat kompos
00:07:59
di sekolah dasar membuat kompos di SMP
00:08:02
membuat kompos di SLTA kami pertanian
00:08:07
jadi ya untuk sampah sih kami sudah
00:08:10
akrab lah
00:08:11
[Musik]
00:08:24
[Musik]
00:08:28
Nah sekarang ini kita akan membuat
00:08:30
molase ekoenzim dengan ember 25 liter
00:08:35
maka airnya kita buat menjadi 15 liter
00:08:38
maka gulanya menjadi satu setengah kilo
00:08:42
satu setengah kilo gula kulit buahnya
00:08:45
menjadi 4 setengah kilo dan airnya
00:08:49
menjadi 15 liter
00:08:51
caranya sangat mudah
00:08:54
masukkan air masukkan air kemudian kulit
00:08:58
buahnya dimasukkan
00:09:01
kulit buah dimasukkan
00:09:03
[Musik]
00:09:06
kemudian
00:09:08
gula ini
00:09:10
dimasukkan
00:09:12
[Musik]
00:09:13
setelah gula dimasukkan habis sampai
00:09:16
habis nah kemudian
00:09:19
bisa diaduk ya bisa diaduk
00:09:23
[Musik]
00:09:27
nah selesai setelah diaduk ini tinggal
00:09:31
ditutup Jangan lupa nanti
00:09:35
botol ini diisi air penuh sehingga udara
00:09:38
gas keluar udara nggak masuk ditutup
00:09:42
lebih bagus nanti diberi tanggal tanggal
00:09:47
untuk panen atau tanggal pembuatan
00:09:49
sehingga 3 bulan nanti dipanen
00:09:55
sampah organik yang telah diolah
00:09:57
menghasilkan beberapa produk
00:09:59
pupuk padat endapan sampah dari tong
00:10:03
komposter pupuk cair air yang dihasilkan
00:10:06
dari endapan sampah dalam komposter Eco
00:10:09
enzim cairan hasil fermentasi dari kulit
00:10:12
buah atau sayur mayur selama 3 bulan
00:10:17
[Musik]
00:10:24
kita ambil tidak terlalu banyak Karena
00:10:27
airnya hanya
00:10:29
25 liter
00:10:31
kita campurkan ke air
00:10:36
Eco enzimnya
00:10:39
kita aduk sedikit
00:10:41
nah ini
00:10:43
dipakai untuk menyiram
00:10:47
tanaman
00:10:51
ekoenzim ini merangsang pertumbuhan
00:10:54
bunga
00:10:57
jadi ini jenis tanaman tabulampot
00:11:00
tanaman buah dalam pot yang kita kelola
00:11:04
untuk ketahanan buah Jadi
00:11:07
kami makan buah dari
00:11:09
tanaman-tanaman ada jeruk ada jambu
00:11:13
kristal ada jambu air ada asam nah ini
00:11:16
untuk
00:11:18
buah keluarga
00:11:20
kemudian ada tanaman obat
00:11:24
ini seperti ini Binahong ini untuk luka
00:11:32
ini tanaman obat juga untuk kanker
00:11:38
ini bisa untuk paru-paru
00:11:41
nah ini lemon Ball juga bisa untuk batuk
00:11:49
ini juga untuk stamina pria cabe gunung
00:11:57
nah ini kami pupuk dengan
00:12:00
POC dan ekoenzim
00:12:04
dari tanaman sayur ada Jadi kalau Kami
00:12:09
Perlu sayuran Tinggal pilih di sini
00:12:13
ada bayam bayam berhasil ada daun bawang
00:12:17
[Musik]
00:12:38
Saya mau bikin mie Jawa
00:12:41
dari semua bahan-bahan yang dibutuhkan
00:12:44
buat bikin mie Jawa yang beli apa aja
00:12:48
saya beli cuma bakso aja sama wortel
00:12:54
[Musik]
00:13:07
ini
00:13:11
[Musik]
00:13:22
[Tertawa]
00:13:29
[Musik]
00:13:51
ini sampah yang udah dipilah ya
00:13:55
[Musik]
00:14:05
sampah rumah tangga dipilah sesuai
00:14:07
jenisnya
00:14:09
sampah jenis anorganik disetor ke bank
00:14:12
sampah sedangkan sampah organik
00:14:14
dimasukkan ke dalam Tong komposter atau
00:14:17
diolah menjadi Eco enzim
00:14:20
dari sini terciptalah pupuk padat pupuk
00:14:23
cair dan Eco enzim yang digunakan untuk
00:14:25
menyuburkan tanaman baik sayur buah atau
00:14:29
tanaman obat
00:14:31
hasil dari tanaman ini digunakan untuk
00:14:34
konsumsi pribadi setelah itu Sisa
00:14:37
masakan dan makanan berakhir sebagai
00:14:40
sampah yang kembali dimanfaatkan
00:14:45
artinya kalau toh Cabe mahal saya ada
00:14:49
Kalau sayur mahal saya ada sehingga ini
00:14:52
akan memberikan sumbangan keluarga
00:14:55
terhadap krisis pangan secara nasional
00:14:58
dan global kemudian pengelolaan sampah
00:15:01
ini
00:15:02
dimana-mana di Indonesia kota-kota besar
00:15:05
Indonesia itu TPA rata-rata overload
00:15:09
sudah tidak mampu lagi mengolah sampah
00:15:11
Nah dengan gerakan mengolah sampah di
00:15:14
Sumber secara terpadu berkelanjutan
00:15:18
minimal yang bisa disumbangkan sampah ke
00:15:22
TPA itu tinggal 20% nah 80% nya itu
00:15:26
menjadi sumber ketahanan pangan juga
00:15:29
menjadi sumber ekonomi masyarakat Nah
00:15:32
ini kan satu hal yang bagi masyarakat
00:15:35
sendiri menyenangkan sebelum sampah ini
00:15:37
memang dikelola secara teknologi diserap
00:15:41
semuanya oleh negara lah katakan
00:15:43
[Musik]
00:15:52
[Musik]
00:15:55
selain untuk lingkungan Sutarno juga
00:15:58
menghasilkan nilai ekonomi dari kegiatan
00:16:00
yang dilakukannya
00:16:02
[Musik]
00:16:13
pupuk padat dijual 10.000 per 3 kilo
00:16:18
pupuk cair 20.000 per liter Eco enzim
00:16:23
20.000 per 600 ml
00:16:26
ditambah dengan media pengolahan sampah
00:16:29
yang dibuat Sutarno seperti komposter
00:16:31
bioponik
00:16:33
[Musik]
00:16:35
dan media pembuatan Eco enzim
00:16:39
belum lagi jika tanaman-tanaman yang
00:16:41
berhasil dibesarkan Sutarno dibeli oleh
00:16:44
warga sekitar
00:16:46
Jadi kalau dampak pengelolaan sampah ini
00:16:50
kami melihatnya luar biasa ya Mas dampak
00:16:54
ekonomi sendiri dengan sampah terkelola
00:16:57
itu minimal bisa menjadi bahan media
00:17:00
tanam bisa menjadi bahan untuk pupuk
00:17:04
lalu bahan cairnya itu juga bisa
00:17:06
digunakan untuk
00:17:10
pupuk cair organik mas Nah pupuk cair
00:17:13
ini kan bisa dari
00:17:15
Lindy dari air sampah bisa juga dari Eco
00:17:19
engine
00:17:20
Nah inilah yang diantaranya menjadikan
00:17:23
sumber ekonomi nah kemudian kalau Urban
00:17:26
farmingnya berhasil
00:17:28
selain sudah memanen mereka juga bisa
00:17:31
menjual
00:17:34
produk tanaman atau hasil dari pertanian
00:17:38
itu sendiri jadi
00:17:39
saya belain 2015 pensiun Dini Ya karena
00:17:45
memang
00:17:46
mengolah sampah itu sungguh-sungguh
00:17:48
menjanjikan baik dampak ekonomi dampak
00:17:52
kesehatan dampak edukasi juga dampak
00:17:55
sosialnya sangat-sangat luar biasa
00:18:00
berkat kegiatan yang dilakukannya
00:18:02
Sutarno tidak jarang diundang untuk
00:18:04
memberikan edukasi ke masyarakat yang
00:18:07
lebih luas
00:18:09
dan pada tahun 2020 Sutarno mendapatkan
00:18:12
penghargaan Kalpataru tingkat nasional
00:18:16
[Musik]
00:18:17
kota Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta
00:18:22
[Musik]
00:18:32
sekarang lahir robtop lahir juga
00:18:37
Urban gardening Urban farming yang
00:18:41
berbasis di kota besar Nah dari
00:18:44
pengolahan sampah ini memang berlanjut
00:18:47
ke roptop makanya pertemuan 2022 itu
00:18:52
kemarin
00:18:53
dari Apa dkpkp itu memberikan laporan
00:19:00
9% dari kebutuhan sayur DKI Jakarta bisa
00:19:04
dipenuhi dari kegiatan Rooftop
00:19:07
masyarakat
00:19:08
artinya pengolahan sampah tanpa lahan
00:19:11
dan ternyata bisa dilakukan dengan
00:19:14
komitmen yang sungguh-sungguh kemudian
00:19:17
berlanjut kepada robtop artinya menanam
00:19:20
itu ternyata bisa tanpa lahan Gang hijau
00:19:23
Taman hatinya PKK kemudian sudut-sudut
00:19:27
rumah yang masih ada tembok terbuka
00:19:31
kemudian atap rumah yang dikondisikan
00:19:34
tertentu ini menjadi model pertanian
00:19:37
modern yang bisa dilakukan di seperti
00:19:41
kota-kota Besar Jakarta dan
00:19:43
[Musik]
00:19:54
[Musik]