SENGKARUT URUSAN LAUT | INDONESIAKU (05/05/25) Part 1

00:19:05
https://www.youtube.com/watch?v=Nbo2d4MD79w

Ringkasan

TLDRVideo ini menyoroti masalah kelangkaan BBM di Kecamatan Weda, Halmahera Tengah, yang menyebabkan antrean panjang di SPBU. Masyarakat harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengisi BBM, sementara nelayan menghadapi pencemaran limbah yang mengancam hasil tangkapan mereka. Selain itu, pendidikan anak-anak nelayan terabaikan dan banyak rumah di pesisir terancam abrasi. Masyarakat berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk mengolah kelapa menjadi kopra. Video ini menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat pesisir dan perlunya perhatian pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Takeaways

  • ⛽️ Kelangkaan BBM menyebabkan antrean panjang di SPBU.
  • 🐟 Pencemaran limbah mengancam hasil tangkapan nelayan.
  • 🏠 Abrasi pantai mengancam rumah nelayan.
  • 🌴 Masyarakat mengolah kelapa menjadi kopra.
  • πŸ“‰ Harga kopra turun akibat mafia komoditas.
  • βš“οΈ Nelayan kesulitan menyimpan ikan karena pemadaman listrik.
  • πŸšΆβ€β™‚οΈ Masyarakat harus mengantri berjam-jam untuk BBM.
  • πŸ’° Pedagang kaki lima mendapat berkah dari antrean BBM.
  • 🌊 Pencemaran lingkungan mengurangi populasi ikan.
  • πŸ—οΈ Masyarakat membuat penahan ombak secara swadaya.

Garis waktu

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Kelangkaan BBM di Kecamatan Weda, Halmahera Tengah, menyebabkan masyarakat harus mengantri panjang untuk mengisi bahan bakar. Pencemaran limbah juga mengancam hasil tangkapan nelayan, dan pendidikan anak-anak nelayan terabaikan. Selain itu, abrasi air laut mengikis rumah nelayan, menambah kesulitan hidup mereka.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Masyarakat Weda menghadapi kesulitan dalam mendapatkan BBM, dengan antrian kendaraan yang panjang di SPBU. Hanya ada dua SPBU di daerah tersebut, dan pasokan BBM yang tidak tepat waktu membuat situasi semakin sulit. Pedagang kaki lima memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual makanan kepada pengendara yang mengantri, sementara nelayan harus mencari cara untuk mendapatkan BBM untuk perahu mereka.

  • 00:10:00 - 00:19:05

    Nelayan di Desa Nusliko mengeluhkan hasil tangkapan yang menurun akibat pencemaran limbah pertambangan. Mereka harus mengeluarkan biaya tinggi untuk melaut, dan kesulitan dalam penyimpanan ikan akibat pemadaman listrik. Selain itu, abrasi pantai mengancam rumah mereka, dan banyak yang tidak mampu pindah ke tempat yang lebih aman. Mereka berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk mengatasi masalah ini.

Peta Pikiran

Video Tanya Jawab

  • Apa yang menyebabkan kelangkaan BBM di Weda?

    Kelangkaan BBM disebabkan oleh keterlambatan distribusi dan jumlah SPBU yang terbatas.

  • Bagaimana dampak pencemaran limbah terhadap nelayan?

    Pencemaran limbah mengurangi hasil tangkapan ikan dan mengancam mata pencaharian nelayan.

  • Apa yang dilakukan nelayan untuk menyimpan ikan?

    Nelayan menyimpan ikan dalam pasir sebagai alternatif karena kesulitan listrik.

  • Mengapa harga kopra turun?

    Harga kopra turun karena faktor pasar dan mafia komoditas.

  • Apa yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi abrasi?

    Masyarakat membuat kayu penahan ombak secara swadaya.

Lihat lebih banyak ringkasan video

Dapatkan akses instan ke ringkasan video YouTube gratis yang didukung oleh AI!
Teks
id
Gulir Otomatis:
  • 00:00:01
    Kelangkaan BBM dirasakan seluruh
  • 00:00:03
    kalangan masyarakat di Kecamatan Weda
  • 00:00:05
    Halmahera Tengah. Mengisi BBM selalu
  • 00:00:09
    mengantri seperti ini atau gimana?
  • 00:00:12
    Sekarang susah kan. Pencemaran akibat
  • 00:00:15
    limbah pun mengancam tangkapan hasil
  • 00:00:17
    laut nelayan. Mencari jauh-jauh juga
  • 00:00:20
    setengah mati. Sedangkan pendidikan
  • 00:00:22
    anak-anak nelayan hampir terabaikan.
  • 00:00:26
    Pengin juga kembali sekolah lagi.
  • 00:00:30
    Seolah belum cukup, rumah nelayan di
  • 00:00:32
    pesisir pantai habis terkikis abrasi air
  • 00:00:35
    laut. Airnya sampai masuk ke dalam
  • 00:00:37
    rumah. Iya, karena masuk dalam rumah
  • 00:00:39
    itu. Saksikan sesaat lagi di
  • 00:00:42
    Indonesiaku.
  • 00:00:44
    [Musik]
  • 00:00:52
    79 tahun negeri ini merdeka. Tapi
  • 00:00:55
    kelangkaan BBM di wilayah Indonesia
  • 00:00:57
    Timur belum juga mereda. Itulah
  • 00:00:59
    kenyataan yang masih ditemui di
  • 00:01:01
    Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku
  • 00:01:05
    Utara. Mereka menyisihkan ekstra waktu
  • 00:01:07
    untuk bisa mengisi bensin kendaraan.
  • 00:01:12
    Yang ada di depan saya ini bukan macet
  • 00:01:14
    karena padatnya lalu lintas, tapi
  • 00:01:17
    mengantri BBM. Dan kami tim Indonesia
  • 00:01:20
    juga merasakan kesulitan atau kelangkaan
  • 00:01:23
    BBM yang ada di Weda ini. Saya mau coba
  • 00:01:28
    tanya langsung ke pengendara yang ada di
  • 00:01:31
    depan yang sedang mengantri juga sama
  • 00:01:32
    seperti kami.
  • 00:01:36
    Pemandangan seperti ini sudah menjadi
  • 00:01:38
    bagian dari masyarakat Hueda. Antrian
  • 00:01:41
    kendaraan sepanjang hampir 2 km mengular
  • 00:01:44
    sejak pagi hingga sore hari. Sebagian
  • 00:01:46
    dari mereka yang mengantri mematikan
  • 00:01:48
    mesin seperti sedang memarkir kendaraan.
  • 00:01:52
    Bang, ini mobilnya ee mengangkut apa?
  • 00:01:55
    Untuk Oh, untuk antar jemput ya. Oh,
  • 00:01:58
    gitu. Ee Bang Sarmin memang kalau apa
  • 00:02:02
    mengisi BBM selalu mengantri seperti ini
  • 00:02:05
    atau gimana? Kan sekarang susah kan? Oh,
  • 00:02:08
    gitu. Selalu seperti ini. Berapa lama,
  • 00:02:10
    Bang, kalau mengantri? Ya biasa dari jam
  • 00:02:13
    dari jam pulang jam 09.00. sampai
  • 00:02:15
    jamilah.
  • 00:02:18
    Oh, gitu. Tergantung juga datangnya ee
  • 00:02:22
    bahan bakar minyaknya itu kapan ya? Oh,
  • 00:02:25
    gitu. Masuk tiap hari Masterya begini
  • 00:02:28
    banyak kan. Oh, emang ada berapa SPBU di
  • 00:02:30
    sini, Bang? Dua.
  • 00:02:33
    Oh, gitu. Jadi cuma buka satu.
  • 00:02:35
    Satu-satunya nih SPBU Se Weda se
  • 00:02:39
    halaheraat tengah semua mengantri ke
  • 00:02:41
    sini. Berarti 2 jam ada, Bang, kalau
  • 00:02:44
    ngantri. Ah, lebih. Wow.
  • 00:02:50
    Jumlah penduduk dengan ketersediaan
  • 00:02:52
    bahan bakar di SPBU sangat tidak
  • 00:02:54
    sepadan. Setidaknya lebih dari 10.000
  • 00:02:57
    penduduk di Kecamatan Weda mulai dari
  • 00:02:59
    mobil operasional hingga mobil pribadi
  • 00:03:01
    harus rela mengantri demi mengisi BBM
  • 00:03:04
    kendaraan
  • 00:03:05
    [Musik]
  • 00:03:07
    mereka. Satu tangki penyimpanan biasanya
  • 00:03:09
    dapat menampung 10 hingga 60.000 L untuk
  • 00:03:12
    satu jenis bahan bakar. Namun problem
  • 00:03:15
    yang paling utama ialah pasokan bahan
  • 00:03:17
    bakar yang selalu datang tidak tepat
  • 00:03:20
    [Musik]
  • 00:03:23
    waktu. Di sisi lain, hal ini membawa
  • 00:03:25
    berkah bagi pedagang kaki lima yang
  • 00:03:27
    membuka lapak di sekitar SPBU. Isa
  • 00:03:30
    misalnya, ia tercetus untuk jualan
  • 00:03:33
    makanan karena melihat kondisi
  • 00:03:34
    pengendara yang mau tidak mau harus
  • 00:03:36
    bertahan di antre.
  • 00:03:40
    Ah, Mas Isa ee memang biasa jualan di
  • 00:03:43
    sini ya? Biasanya jual di sini kadang
  • 00:03:45
    kalau ada macet-macetan ya abangnya
  • 00:03:47
    turun beli gitu. Oh gitu. Karena ada
  • 00:03:49
    macet p bensin itu kan sempat jadi ee
  • 00:03:53
    pengendara mobil ini sampai turun sampai
  • 00:03:55
    sempat makan batagor dulu sambil nunggu
  • 00:03:58
    antrian BBM. Karena kelaparan kan sudah
  • 00:04:00
    panas-panas suara jadi panas. Oh gitu.
  • 00:04:04
    [Musik]
  • 00:04:06
    Secara geografis Provinsi Maluku Utara
  • 00:04:09
    berdiri sebagai gugusan kepulauan. Hal
  • 00:04:11
    ini menjadi salah satu faktor
  • 00:04:13
    keterlambatan distribusi BBM di gerbang
  • 00:04:15
    Indonesia
  • 00:04:17
    Timur. Selain itu, kondisi cuaca juga
  • 00:04:20
    menjadi penentu. Sebagian dari para
  • 00:04:22
    pemburu BBM rela menginapkan
  • 00:04:24
    kendaraannya di barisan antrean sejak
  • 00:04:27
    hari
  • 00:04:31
    sebelumnya. Bahan bakar minyak menjadi
  • 00:04:33
    salah satu kebutuhan utama. Tak hanya
  • 00:04:35
    untuk kendaraan bermotor, melainkan juga
  • 00:04:37
    untuk mesin yang digunakan di
  • 00:04:40
    perahu. Weda menjadi kecamatan dengan
  • 00:04:42
    wilayah pesisir yang tersebar. Hal itu
  • 00:04:45
    membuat tak sedikit warga yang
  • 00:04:46
    menggantungkan hidup dengan pergi
  • 00:04:48
    melaut.
  • 00:04:52
    Kebutuhan BBM-nya milik Bang Verdi ini
  • 00:04:55
    kan untuk perahu jadi menggunakan
  • 00:04:57
    jerigen. Sementara kalau di SPBU ini
  • 00:04:59
    tidak boleh ee mengisi bensin tidak
  • 00:05:03
    dengan kendaraannya gitu. Jadi ya mau
  • 00:05:06
    enggak mau ini kebetulan di sepanjang
  • 00:05:08
    SPBU juga banyak ya warung-warung
  • 00:05:09
    seperti ini ya, Dek ya. Iya. Yang
  • 00:05:11
    menjual ee bensin. Adik juga dapatnya
  • 00:05:13
    dari situ, beli di situ. Oh, gitu. Iya.
  • 00:05:19
    Berarti ini para pelaku usaha warung
  • 00:05:21
    memanfaatkan celah untuk mendapat BPM
  • 00:05:23
    dan menjualnya dengan harga sedikit
  • 00:05:25
    lebih tinggi. Di SPBU 1 liter bensin
  • 00:05:28
    dikenakan harga
  • 00:05:30
    Rp15.000. Sementara jika membeli di
  • 00:05:32
    warung harganya menjadi Rp18.000.
  • 00:05:35
    [Tepuk tangan]
  • 00:05:37
    Bapak kenapa belinya ke warung eceran
  • 00:05:39
    beli
  • 00:05:41
    bensinnya? Kita kan tunggu lama jadi
  • 00:05:43
    kita mulai beli eceran saja satu.
  • 00:05:46
    Walaupun lebih mahal enggak apa-apa.
  • 00:05:48
    Enggak apa-apa. Oh, emang kalau ngantri
  • 00:05:50
    di situ lamanya berapa lama sih, Pak?
  • 00:05:52
    Wih, ya sampai 6 malam. Hah? Malam nanti
  • 00:05:56
    sampai malam dari sore begini.
  • 00:06:01
    Kendala langknya BBM dirasakan hampir
  • 00:06:04
    merata di penjuru Provinsi Maluku Utara.
  • 00:06:06
    Seolah menjadi persoalan yang sulit
  • 00:06:08
    diatasi. Hal ini pun menuai langkah
  • 00:06:10
    antisipasi oleh pihak SPBU untuk
  • 00:06:13
    membatasi pembelian.
  • 00:06:22
    Usai membeli bensin di warung eceran,
  • 00:06:24
    saya meminta izin Ferdi untuk mengikuti
  • 00:06:26
    kegiatan melautnya. Hari
  • 00:06:29
    ini kami bergerak ke Desa Nusliko di
  • 00:06:32
    Kecamatan Weda. Hampir 90% masyarakat di
  • 00:06:35
    sini berprofesi sebagai nelayan.
  • 00:06:38
    Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan
  • 00:06:40
    fasilitas melaut yang memadai.
  • 00:06:44
    [Musik]
  • 00:06:46
    Nelayan Desa Nusliko tengah mengeluhkan
  • 00:06:48
    hasil tangkapan yang kian
  • 00:06:51
    berkurang. Hal ini terjadi beberapa
  • 00:06:53
    waktu ke belakang karena terindikasi
  • 00:06:56
    faktor pencemaran lingkungan dari limbah
  • 00:07:00
    pertambangan. Dampak pencemaran tersebut
  • 00:07:03
    menimbulkan bencana banjir yang baru
  • 00:07:04
    terjadi pada Juli lalu yang berimbas
  • 00:07:07
    terhadap menjauhnya ikan di laut.
  • 00:07:11
    Padahal lokasi kawasan industri
  • 00:07:13
    pertambangan terbilang lebih dari 30 km
  • 00:07:15
    jika dijangkau via daratan. Namun tak
  • 00:07:18
    dipungkiri masih berada dalam satu
  • 00:07:20
    wilayah kabupaten yang sama. Hal inilah
  • 00:07:23
    yang membuat lokasi perairan mereka
  • 00:07:25
    masih serumpun di lingkar Teluk Weda.
  • 00:07:27
    Tempat nelayan mencari nafkah.
  • 00:07:36
    Bang, ini kan kita udah beberapa kali
  • 00:07:38
    pindah tempat. Kalau misal sampai enggak
  • 00:07:41
    dapat juga gimana? Sementara kita harus
  • 00:07:42
    jual juga kan.
  • 00:07:44
    Iya.
  • 00:07:46
    Ya, gimana lagi ya? Kalau kita lihat
  • 00:07:49
    dengan berapa bulan
  • 00:07:51
    kemarin yang sebelum-sebelumnya itu kan
  • 00:07:54
    I ah itu orang mancing itu masih dapat.
  • 00:07:58
    Nah, setelah pada saat bencana itu
  • 00:08:00
    beberapa bulan
  • 00:08:02
    kemarin ee
  • 00:08:04
    hampir pada nelayan itu pindah profesi
  • 00:08:07
    semua. Nilai sampai biasanya mancing
  • 00:08:11
    sekitar sini. Heeh. Kadang sudah
  • 00:08:13
    memancing arah utara sana sehingga ee
  • 00:08:17
    pemakaian BBM juga akan besar. Hm. Oke.
  • 00:08:21
    Dan setelah kalau tidak dapat ya untuk
  • 00:08:25
    melunasi BM saja rugi
  • 00:08:27
    [Musik]
  • 00:08:29
    banyak. Meski sudah mengeluarkan biaya
  • 00:08:31
    untuk melaut, jerih payah Ferdi hari ini
  • 00:08:33
    terbilang tidak
  • 00:08:36
    menghasilkan. Sekali pergi ke tengah
  • 00:08:38
    laut biasanya membutuhkan sekitar 10
  • 00:08:40
    liter BBM. Sementara 1 liternya mencapai
  • 00:08:43
    Rp18.000. Hal ini membuat dirinya harus
  • 00:08:46
    menyiapkan setidaknya Rp180.000 R hanya
  • 00:08:49
    untuk sekali
  • 00:08:52
    [Musik]
  • 00:08:56
    jalan. Selain mahalnya ongkos, nelayan
  • 00:08:59
    di sini juga kesulitan akan tempat
  • 00:09:01
    penyimpanan. Kendala sering terjadinya
  • 00:09:03
    pemadaman listrik membuat mereka tidak
  • 00:09:05
    bisa mengandalkan kulkas.
  • 00:09:08
    Ferdi biasanya menimbun ikan di dalam
  • 00:09:10
    pasir sebagai alternatif penyimpanan
  • 00:09:12
    agar tidak bau. Namun cara seperti ini
  • 00:09:15
    tentu tidak bertahan lama, hanya kuat
  • 00:09:17
    sekitar 3 hari saja.
  • 00:09:20
    [Musik]
  • 00:09:21
    Nah, ini
  • 00:09:23
    dia ikan yang diawetkan di dalam
  • 00:09:28
    pasir. Ee sudah dari kemarin ya, Bang?
  • 00:09:31
    Iya, sudah dari kemarin dan ini mau kami
  • 00:09:33
    bawa nanti ke tempat pelelangan ikan.
  • 00:09:36
    [Musik]
  • 00:09:38
    Pasir laut diketahui memiliki kadar
  • 00:09:40
    garam yang bisa dimanfaatkan untuk
  • 00:09:42
    membunuh bakteri pembusuk pada ikan.
  • 00:09:44
    Cara seperti ini sudah digunakan sejak
  • 00:09:46
    lama dan mau tak mau diterapkan kembali
  • 00:09:48
    di era
  • 00:09:50
    sekarang. Seharusnya desa yang tergolong
  • 00:09:52
    dekat dari pusat kecamatan bisa merdeka
  • 00:09:55
    dari krisis aliran listrik. Namun
  • 00:09:57
    kenyataannya tidak. Padahal Kecamatan
  • 00:10:00
    Weda menjadi sentra kegiatan ekonomi
  • 00:10:02
    masyarakat di Halmahera Tengah.
  • 00:10:05
    [Musik]
  • 00:10:13
    Selain memancing, nelayan di Desa
  • 00:10:14
    Nusliko juga menggunakan cara lain untuk
  • 00:10:17
    bisa mendapatkan ikan. Pak Nus dan
  • 00:10:19
    kawan-kawannya masih bertahan dengan
  • 00:10:21
    cara menombak ikan dengan
  • 00:10:25
    menyelam. Lokasinya masih di perairan
  • 00:10:27
    yang sama. Namun sejatinya mencari ikan
  • 00:10:30
    dengan cara ini hanya dapat dijangkau di
  • 00:10:32
    area muara telaga atau titik perbatasan
  • 00:10:35
    laut dengan
  • 00:10:38
    danau. Target ikan yang disasar yakni
  • 00:10:41
    ikan layur atau sejenis barah kuda.
  • 00:10:44
    Dikenal akan melimpahnya endemik
  • 00:10:47
    tersebut. Namun kini butuh waktu yang
  • 00:10:49
    tidak sebentar baru bisa mendapatkan
  • 00:10:51
    tangkapan yang sesuai.
  • 00:10:54
    Karena sekarang ini kondisinya posisi
  • 00:10:57
    ikan semakin menjauh ke arah tengah
  • 00:10:59
    laut. Sebagian masyarakat pesisir di
  • 00:11:02
    sini akhirnya harus mencari ikan di area
  • 00:11:07
    muara telaga.
  • 00:11:09
    [Musik]
  • 00:11:12
    Meski sudah hampir seharian berada di
  • 00:11:14
    area menombak ikan, Pak Nus dan lainnya
  • 00:11:16
    belum mendapatkan hasil yang optimal.
  • 00:11:20
    Sekarang Bapak e ada kelompok nelayan
  • 00:11:22
    enggak sih di sini?
  • 00:11:24
    Tidak ada tangkapannya memang sedikit
  • 00:11:26
    ini, Pak. Iya. Hingga tu mencari
  • 00:11:29
    jauh-jauh juga setengah mati karena
  • 00:11:32
    tidak punya limbah. He limbah ikan jadi
  • 00:11:36
    jauh ikan.
  • 00:11:40
    Iya. Lagi-lagi pencemaran limbah
  • 00:11:42
    perusahaan tambang amat dirasakan
  • 00:11:43
    imbasnya bagi nelayan. Berada dalam satu
  • 00:11:46
    perairan yang sama, yakni di Teluk Weda
  • 00:11:49
    membuat mereka terancam kehilangan
  • 00:11:50
    sumber penghasilan.
  • 00:11:59
    Hasil yang didapat dari menombak dan
  • 00:12:01
    memancing ikan dikumpulkan untuk dijual
  • 00:12:03
    ke pasar. Dari Desa Nusliko butuh jarak
  • 00:12:06
    tempuh sekitar 10 km. Pasar inilah yang
  • 00:12:09
    menjadi satu-satunya tumpuan para
  • 00:12:11
    nelayan di seluruh weda untuk menjual
  • 00:12:13
    hasil
  • 00:12:14
    tangkapan. Setelah ditimbang, Ferdi
  • 00:12:17
    hanya mendapat 2 kg yang setara dengan
  • 00:12:20
    Rp60.000.
  • 00:12:21
    Sungguh hasil yang tak sepadai. Makasih,
  • 00:12:23
    Bu. Ya.
  • 00:12:24
    [Musik]
  • 00:12:27
    Para pedagang pun mengeluhkan pasukan
  • 00:12:29
    ikan yang justru datang dari Kecamatan
  • 00:12:31
    Gepat nang jauh dari jangkauan pasar.
  • 00:12:34
    Hal ini membuat para pedagang harus
  • 00:12:36
    menunggu lebih lama jika ingin
  • 00:12:38
    mendapatkan stok yang memadai.
  • 00:12:41
    Pasar ikan ini termasuk baru ya, Bu ya?
  • 00:12:43
    Katanya ya? Iya, baru. Oh. Oh, terus
  • 00:12:46
    kalau menurut Ibu sebagai pedagang ee
  • 00:12:49
    hasil tangkapan nelayan di Weda ini
  • 00:12:52
    seperti apa sih, Bu? Sekarang lagi
  • 00:12:54
    sedikit ikan. Kan kan sekarang banyak
  • 00:12:56
    dari luar dia istirahat. Oh, gitu. Jadi
  • 00:13:00
    ini ikan yang ada di sini suplainya
  • 00:13:02
    malah dari tempat yang jauh. Dari tempat
  • 00:13:03
    yang jauh.
  • 00:13:06
    [Musik]
  • 00:13:10
    Di wilayah pesisir, pohon kelapa menjadi
  • 00:13:12
    tanaman yang pasti ditemui. Di lahan
  • 00:13:14
    ini, kelapa sudah ditanam sejak puluhan
  • 00:13:16
    tahun silam. Selain fungsi pohon yang
  • 00:13:18
    teduh, tanaman kelapa disebut sebagai
  • 00:13:20
    pohon kehidupan karena hampir seluruh
  • 00:13:23
    bagiannya memiliki nilai
  • 00:13:25
    ekonomi. Seperti yang hendak dilakukan
  • 00:13:28
    Bu Samra dan keluarganya yang
  • 00:13:30
    sehari-hari mengolah kelapa menjadi
  • 00:13:32
    kopra. Keluarga Busamra menggantungkan
  • 00:13:34
    hidup mereka dari kelapa. Sejak awal
  • 00:13:37
    ditanam, kelapa baru bisa dipanen dalam
  • 00:13:39
    kurun waktu 5 tahun. Kini hamparan pohon
  • 00:13:42
    kelapa sudah mendominasi kebun sebagai
  • 00:13:44
    komoditas
  • 00:13:47
    utama. Yang diolah menjadi kopra itu
  • 00:13:50
    kelapa yang tua atau yang warnanya sudah
  • 00:13:52
    coklat. Nah, dalamnya itu dagingnya
  • 00:13:55
    sudah pasti lebih keras. Jadi sekarang
  • 00:13:58
    lagi
  • 00:14:00
    dicongkel-congkelin e untuk dikeluarkan
  • 00:14:02
    isinya baru dilakukan
  • 00:14:08
    pengasapan. Dalam setahun kelapa
  • 00:14:11
    memiliki dua kali fase panen. Lebih dari
  • 00:14:13
    lima karung kelapa bisa diolah per hari
  • 00:14:15
    ketika
  • 00:14:17
    panen. Di Kampung Payahe, rata-rata
  • 00:14:19
    masyarakat berpenghasilan dari kelapa
  • 00:14:21
    yang diolah menjadi kopra. Mereka tak
  • 00:14:24
    memiliki fasilitas untuk mengolah kopra.
  • 00:14:26
    Sebab kopra merupakan bahan baku
  • 00:14:28
    industri. Seusai dicongkel, buah kelapa
  • 00:14:31
    siap untuk
  • 00:14:33
    diasapkan. Proses ini memakan waktu yang
  • 00:14:35
    cukup lama, bisa sampai
  • 00:14:38
    seharian. Dari dulu sampai sekarang
  • 00:14:42
    harga kopra menurut Ibu gimana sih?
  • 00:14:44
    Koprak terlalu turun harga. Hm. Lalu ini
  • 00:14:47
    memang stabil, tapi saya anggap ini
  • 00:14:49
    belum stabil. Sekarang kenapa faktor ee
  • 00:14:53
    koperaturan harga kira-kira kenapa
  • 00:14:54
    menurut Ibu?
  • 00:14:56
    tahu itu semua dari pucat tuh bagaimana
  • 00:14:59
    ini sampai hasil tani sampai turun
  • 00:15:02
    seperti begitu. Hm. Gitu. Berapa sih Bu
  • 00:15:06
    sekarang? Sekarang Rp8.000 ada Rp10.000.
  • 00:15:09
    Jadi kalau dia harga bagus berarti kita
  • 00:15:11
    orang juga senang tung. He he he. Tapi
  • 00:15:14
    kalau harga turun berarti kita orang
  • 00:15:16
    juga sengsara.
  • 00:15:19
    Puluhan tahun bergantung pada hasil
  • 00:15:21
    kopra. Baru kali ini nilai jual terasa
  • 00:15:23
    sangat anjrlok. Tak ada yang bisa
  • 00:15:25
    dilakukan Samra selain berharap
  • 00:15:27
    pemerintah dengan tegas memberantas
  • 00:15:29
    cukong atau mafia commodity hasil bumi
  • 00:15:32
    dari
  • 00:15:35
    petani. Samra hanyalah satu dari ratusan
  • 00:15:38
    masyarakat di Kampung Payahe yang
  • 00:15:40
    menggantungkan hidup dari kelapa. Hari
  • 00:15:42
    ini kami berhasil mengumpulkan satu
  • 00:15:44
    gerobak penuh kopra yang sudah
  • 00:15:46
    diasapkan. Pengepul biasanya menjemput
  • 00:15:48
    bola dengan datang langsung ke kebun.
  • 00:15:51
    Pembagian kepada para petani baru bisa
  • 00:15:53
    diberikan hasilnya ketika kopra sudah
  • 00:15:56
    terjual ke pemasok.
  • 00:16:01
    [Musik]
  • 00:16:12
    Berada di wilayah pesisir, fenomena
  • 00:16:14
    abrasi menjadi hal yang ditakutkan oleh
  • 00:16:16
    masyarakat Desa Nusliko. Sejumlah rumah
  • 00:16:19
    bahkan sudah ditinggalkan oleh
  • 00:16:20
    pemiliknya karena merasa was-was jika
  • 00:16:23
    masih berada di wilayah dekat dengan
  • 00:16:25
    garis
  • 00:16:25
    pantai. Rata-rata mereka pindah ke desa
  • 00:16:28
    tetangga yang jauh dari bibir laut.
  • 00:16:32
    Namun tak semua warga mampu untuk
  • 00:16:34
    meninggalkan tempat tinggal mereka
  • 00:16:35
    begitu saja. Hermanus salah satunya
  • 00:16:38
    dirinya mengaku bertahan hanya dengan
  • 00:16:40
    mengupayakan berbagai cara swadaya
  • 00:16:44
    karena tak memiliki dana lebih untuk
  • 00:16:48
    pindah. Kayu-kayu penahan ombak dibuat
  • 00:16:50
    sekitar 8 tahun silam. Hal ini terlihat
  • 00:16:52
    dari kondisinya yang sudah semakin
  • 00:16:54
    memprihatinkan.
  • 00:16:56
    Ini kayu pembatasnya mulanya terpasang
  • 00:16:59
    di sini. Tapi karena semakin lama air
  • 00:17:03
    semakin mengikis daratan, jadi ee
  • 00:17:07
    berpindah lagi kayunya tuh ke sana. Dan
  • 00:17:09
    itu semua swadaya dipasang sendiri gitu.
  • 00:17:12
    Belum ada bentuk ee bantuan apalagi
  • 00:17:15
    mitigasi untuk penanganan abrasi di
  • 00:17:18
    [Musik]
  • 00:17:21
    sini. Hanya sebagian dari puluhan rumah
  • 00:17:23
    membentang di garis pantai yang sudah
  • 00:17:26
    terpasang tembok beton. sisanya hanya
  • 00:17:28
    bisa pasrah dan berserah. Tak ada alat
  • 00:17:31
    pemecah ombak membuat mereka merasa
  • 00:17:33
    sangat khawatir. Jika kondisi air laut
  • 00:17:36
    pasang, pohon yang berdiri di pantai pun
  • 00:17:38
    tak jarang tumbang.
  • 00:17:40
    Jadi ini dulu dipasang tahun berapa
  • 00:17:42
    kira-kira, Pak? Kayu ini di tahun di di
  • 00:17:46
    tahun 2017 ini. Oh, gitu. Udah sekitar 8
  • 00:17:50
    tahun lalu. Jadi kayunya tuh dipasang
  • 00:17:53
    sendiri di sini ee oleh pemilik rumah.
  • 00:17:57
    karena khawatir di sini enggak ada
  • 00:17:58
    enggak ada penahan atau pembatas air
  • 00:18:01
    dari laut sehingga langsung ke rumahnya.
  • 00:18:04
    Nah, waktu itu ee berapa apa meter
  • 00:18:07
    panjang yang dibuat kayaknya nih, Pak?
  • 00:18:10
    Mengelilingi rumah. Mengelilingi rumah
  • 00:18:11
    ini
  • 00:18:12
    sekitar 15 m. Oke. Nah, ee Pak pernah
  • 00:18:17
    airnya sampai masuk ke dalam rumah? Iya,
  • 00:18:19
    pernah masuk dalam rumah itu. Pernah.
  • 00:18:21
    Pernah.
  • 00:18:23
    [Musik]
  • 00:18:25
    Kekhawatiran menghantui sehari-hari.
  • 00:18:27
    Itulah gambaran bagi sebagian masyarakat
  • 00:18:29
    Desa Nusliko yang tak bisa berbuat
  • 00:18:31
    apa-apa karena adanya
  • 00:18:34
    abrasi. Pak Hermanus dan para
  • 00:18:36
    tetangganya hanya bisa berharap suatu
  • 00:18:38
    saat ada tindakan preventif dari
  • 00:18:40
    pemerintah daerah agar bisa mengatasi
  • 00:18:43
    rasa khawatir mereka.
  • 00:18:50
    Nah, kamu kalau kerja capek enggak sih?
  • 00:18:53
    Capek sih. Capek.
  • 00:19:00
    [Musik]
Tags
  • kelangkaan BBM
  • nelayan
  • pencemaran limbah
  • abrasi
  • kopra
  • masyarakat pesisir
  • Halmahera Tengah
  • Weda
  • pendidikan
  • ekonomi