00:00:00
Hai jika hari ini hujan maka jalanan
00:00:02
basah hari ini hujan maka saya ketiduran
00:00:06
Ini penyimpulan yang logis atau tidak
00:00:08
Dan Kenapa demikian apa yang sebetulnya
00:00:10
dimaksud dengan logis dan apa yang
00:00:12
sebetulnya dimaksud dengan tidak logis
00:00:14
simak terus video ini untuk melihat
00:00:16
jawabannya
00:00:17
[Musik]
00:00:23
kita biasa berpikir tentang yang logis
00:00:27
dan tidak logis ya kita merasa bahwa
00:00:29
pendapat orang itu tidak logis loh cara
00:00:31
berpikirnya nggak logis GTA misalnya
00:00:33
seperti contoh tadi di awal videonya
00:00:35
jika hari ini hujan maka Jalan basah
00:00:38
hari ini hujan kesimpulannya kan orang
00:00:40
biasanya mengharapkan jalanan basah
00:00:42
tetapi tadi muncul Saya ketiduran gitu
00:00:45
Ini kan satu hal yang nggak nyambung
00:00:46
dengan premis-premis di awal ya karena
00:00:50
diawal tadi dinyatakan bahwa jika hari
00:00:51
ini hujan maka jalanan basah bukan maka
00:00:54
saya tertidur gitu Kenapa orang bisa
00:00:55
menganggap bahwa penyimpulan seperti
00:00:57
tadi itu nggak logis ya Kenapa itu agak
00:01:00
gak nyambung ya Kenapa orang punya sense
00:01:03
punya perasaan atau kepekaan terhadap
00:01:06
apa yang logis dan tidak logis ya Dari
00:01:08
mana sebetulnya datangnya kepercayaan
00:01:10
kita pada logika itu tentunya saya
00:01:13
persoalkan disini adalah Apakah logika
00:01:15
itu bisa dipegang atau bisa dipercayai
00:01:19
100% ataukah Dia hanya bisa diandalkan
00:01:21
dalam kasus-kasus tertentu saja gitu
00:01:24
artinya ketika kita berbicara tentang
00:01:26
penyimpulannya bukan tentang perasaan
00:01:28
Kalau kita bicara tentang penyimpulan
00:01:30
Apakah kita dalam penyimpulan kita harus
00:01:32
berpegang pada logika atau sebetulnya
00:01:35
itu opsional saja sifatnya ada beberapa
00:01:38
argumen yang mau menunjukkan bahwa
00:01:40
logika itu sifatnya opsional saja dalam
00:01:42
penyimpulannya satu argumen misalnya
00:01:45
disebut sebagai argumen psikologi stick
00:01:47
ya yaitu argumen bahwa ia logikakan
00:01:49
sebetulnya bagian dari cara kita
00:01:51
merespon situasi di sekitar ya dia
00:01:54
adalah produk dari mentalitas kita gitu
00:01:56
cara kita mengalami sesuatu merasakan
00:01:58
menyimpulkan itu ndari proses yang tidak
00:02:01
terpisahkan itu tidak ada suatu hal yang
00:02:03
secara khusus bersifat logika gitu de
00:02:05
nyampur dengan keseluruhan hidup kita
00:02:07
gitu yang mengandung dimensi perasaan
00:02:09
mengandung dimensi yang lain-lainnya
00:02:11
bukan hanya rasionalitas gitu nah cara
00:02:14
berpikir yang psikologi stick seperti
00:02:16
ini mendudukkan logika sebagai sekedar
00:02:18
Yap konstruksi mental lah itu artinya
00:02:21
bahwa orang menciptakan pedoman untuk
00:02:24
menurunkan kesimpulan yang kemudian
00:02:26
disepakati oleh orang banyak duit ya
00:02:27
jadi didasarkan pada suatu Konvensi yang
00:02:30
pada dasarnya sifatnya psikologi semula
00:02:32
argumen semacam ini adalah suatu argumen
00:02:35
yang usianya tua dan sampai sekarang
00:02:37
masih percaya di kalangan tertentu
00:02:38
misalnya kalau orang studi tentang
00:02:41
psikologi atau neurosains itu biasanya
00:02:43
meneliti tentang proses kognitif yang
00:02:45
tentang bagaimana orang sampai pada satu
00:02:47
kesimpulan tertentu Sampai pada suatu
00:02:50
pengetahuan tertentu semua itu kan
00:02:51
didasari oleh proses-proses Halo guys
00:02:54
gitu nah dibalik semua itu sebetulnya
00:02:57
itu bisa dilihat sebagai proses proses
00:02:59
syaraf yang as yang terjadi di dalam
00:03:01
otak kita gitu Jadi bisa dibayangkan
00:03:03
bahwa kalau manusia ini terbentur buat
00:03:05
bukan berdasarkan komposisi kimia
00:03:08
organik seperti yang ada di dalam tubuh
00:03:09
kita sekarang tapi misalnya terbuat dari
00:03:11
seng atau dari besi itu maka mungkin
00:03:13
logikanya lain misalnya modus tollens
00:03:16
jika p maka q tidak key maka tidak P ini
00:03:21
adalah modus happen penyimpulan yang
00:03:23
shahih ya dia selalu benar diri
00:03:25
sembarang kesempatan itu tapi boleh jadi
00:03:28
ketika manusia itu struktur otaknya
00:03:31
proses neurofisiologis nya beda misal G
00:03:34
terbuat dari seng atau dari emas redanya
00:03:35
Apa yang disebut sebagai modus tollens
00:03:38
tadi bisa dianggap tidak sahih ya
00:03:39
mungkin saja gitu tidak tahu kan jadi
00:03:42
boleh jadi seluruh hukum logika yang
00:03:44
kita miliki itu didasarkan oleh tubuh
00:03:48
organik yang memang menteri desain
00:03:50
seperti ini itu yang Netter Arahkan
00:03:52
untuk berpikir dengan cara pola yang
00:03:55
seperti ini itu jangan-jangan
00:03:57
keseluruhan hukum logika itu tidak
00:04:00
ibadah fungsi dari saraf-saraf kita ini
00:04:02
inilah argumen kontemporer dari
00:04:05
psikologi tadi itu apa argumen psikologi
00:04:08
tadi itu nah argumen yang sifatnya
00:04:10
psikologi stick semacam ini mengalami
00:04:12
kendala ya dan dada ada cacatnya Anda
00:04:14
masalahnya yaitu ketika dia Berusaha
00:04:16
menjelaskan misalnya pengetahuan
00:04:18
matematisnya menonton matematis kan
00:04:20
sepenuhnya didasarkan pada logika Kenapa
00:04:23
orang bisa sampai pada kesimpulan satu
00:04:25
tambah satu sama dengan dua itu kan
00:04:27
tidak dipengaruhi oleh kultur ya orang
00:04:29
dimanapun diseluruh dunia ini dari zaman
00:04:31
kapanpun akan bisa sepakat do 1-1 = 2
00:04:35
tanpa ada yang ngajar Iya mereka sendiri
00:04:37
bisa mengkonfirmasinya gitu lewat
00:04:39
penjumlahan sederhana benda-benda di
00:04:40
sekitar kita gitu mereka akan sampai
00:04:42
pada konsep tentang dua yang didapat
00:04:45
dari penjumlahan satu dengan satu nah
00:04:48
dan artinya
00:04:50
ada suatu proses yang sifatnya objektif
00:04:52
ya bukan Smart semata subjektif berakar
00:04:55
pada mental kita tapi bagian dari satu
00:04:57
objektivitas gitu dan kau lagi kalau
00:05:00
misalnya matematika ini didasarkan pada
00:05:03
suatu proses saraf manusia kata-kata
00:05:05
seperti itu ya sesuatu yang sangat
00:05:07
subjektif ya yang tergantung dari
00:05:09
komposisi kimia organik Tadi kita itu
00:05:11
maka Kalian tentu saja punya matematika
00:05:14
yang berbeda ya kalau dia dibentuk oleh
00:05:16
misalnya silikon bukan dari karbon tapi
00:05:18
silikon gitu ya silikon best
00:05:20
organization gitu maka tentu saja
00:05:22
tentunya diampunya matematika yang
00:05:23
berbeda nah anehnya hukum mathematics
00:05:26
yang kita temukan lewat fisika kita ini
00:05:28
yang berlaku di bumi itu berlaku juga di
00:05:31
tempat-tempat lain di seluruh alam
00:05:32
semesta yang kita ketahui itu tidak ada
00:05:35
satu sudut alam semesta dimana hukum
00:05:37
matematikanya beda gitu dari situ kan
00:05:40
bisa disimpulkan bahwa kalaupun ada
00:05:42
makhluk alien yang
00:05:44
komposisi syaraf otaknya itu terbentuk
00:05:47
dari unsur-unsur kimiawi yang beda dari
00:05:49
manusia maka dia akan juga menghitung
00:05:52
satu tambah satu sama dengan dua ya
00:05:53
karena hukum Matematika itu berlaku
00:05:56
seluruh di seluruh saham semesta ini
00:05:58
gitu jadi bisa di akan dua argumen
00:06:01
psikologi stick tadi tidak memadai tidak
00:06:03
cukup kuat untuk menggagalkan keyakinan
00:06:06
kita pada logika tapi masih ada argumen
00:06:08
lainnya argumen kedua ini saya beri nama
00:06:10
argumen ontologis ini juga
00:06:13
mempertanyakan
00:06:14
kepercayaan kita pada logika jadi ketika
00:06:17
kita menyanggah argumen psikologi stick
00:06:19
kita Ingatkan kita menggunakan
00:06:21
alasan-alasan objektivitasnya jadi bahwa
00:06:24
Matematika itu berlaku di seluruh alam
00:06:26
semesta ini dan seterusnya jadi bahwa
00:06:28
Matematika itu dan logika yang mendasari
00:06:32
Matematika itu bukan hanya big produk
00:06:34
pikiran kita yang kebetulan makhluk yang
00:06:36
punya struktur kimia biologi seperti ini
00:06:39
tapi juga berlaku di semua makhluk yang
00:06:41
nantinya akan ada gitu yang akan
00:06:43
menghitung satu tambah satu sama dengan
00:06:44
dua dan menemukan hasil yang sama nah
00:06:47
tapi bagaimana jika alam semestanya kita
00:06:50
ubah ya pengandaian alam semesta kita
00:06:52
geser itu bayangkan suatu alam semesta
00:06:55
dimana modus ponens atau hukum-hukum
00:06:58
logika yang lain itu tidak pernah
00:07:00
pelaksana gitu pola pola penyimpulan itu
00:07:03
tidak akan pernah terkonfirmasi di
00:07:04
kenyataannya modus ponens tidak tahu itu
00:07:07
adalah suatu model penyimpulan yang kita
00:07:09
sebutkan di awal tadi sebetulnya yaitu
00:07:11
jika hari ini hujan maka Jalan basah
00:07:13
hari ini hujan maka jalanan basah itu
00:07:16
adalah modus ponens bentuk formalnya
00:07:18
jika p maka q p maka q ini adalah bentuk
00:07:22
penyimpulan logis yang diakui dimanapun
00:07:25
sebagai sesuatu yang shahih tidak pernah
00:07:27
ada modus ponens yang gagal gitu kalau
00:07:30
modus ponens gagal itu sama saja dengan
00:07:32
tidak ada logika sama sekali itu itu
00:07:34
saking fundamentalnya sampai bisa
00:07:36
dikatakan seperti itu Nah sekarang
00:07:38
bayangkan dunia dimana modus ponens itu
00:07:41
gagal redmi1 dunia dimana ketika kita
00:07:44
mau narik kesimpulan jika hari ini hujan
00:07:46
maka jalanan basah hari ini hujan trail
00:07:49
jalannya enggak basah gitu jadi misalnya
00:07:52
hal seperti itu terjadi di kenyataan dan
00:07:54
berulang-ulang sehingga membentuk satu
00:07:56
pola pola dimana modus ponens tidak
00:07:59
pernah tanah gitu ketika kita mau
00:08:01
mengambil kesimpulan modus ponens itu
00:08:04
kesimpulan akhirnya itu nggak pernah
00:08:05
ketemu sama kenyataan gitu Jadi
00:08:07
lama-kelamaan kita akan merasa bahwa
00:08:09
penyimpulan modus ponens ini salah
00:08:11
karena tidak sesuai dengan kenyataan
00:08:13
tantangan yang dikemukakan oleh argumen
00:08:16
ontologis ini adalah bahwa seberapapun
00:08:19
kita Yakin pada logika kita kalau
00:08:21
kenyataan berkata lain logika kita
00:08:23
pelan-pelan akan ikut berkata lain gitu
00:08:25
karena bahwa bagaimanapun logika adalah
00:08:28
cara kita mengerti kenyataan kan Kalau
00:08:31
kenyataannya tidak bisa kita mengerti
00:08:32
lewat logika yang satu misalnya modus
00:08:35
ponens itu maka ya kita ga akan percaya
00:08:37
bahwa modus ponens adalah suatu hukum
00:08:39
logika inilah cara berpikir dari argumen
00:08:42
ontologis tadi implikasinya Kalau dunia
00:08:45
ini bekerja dengan cara tertentu secara
00:08:47
reguler maka regularitas itu akan
00:08:50
Membekas pada pikiran kita sebagai
00:08:52
logika gitu jadi argumen ontologis ini
00:08:54
mengatakan persis seperti itu bahwa
00:08:56
segala macam hukum logika yang kita
00:08:59
bangun selama ini Sri modus ponens modus
00:09:01
tolens tuh semuanya itu didasarkan pada
00:09:03
berdasarkan pada pengalaman kita
00:09:05
berhadapan dengan dunia yang reguler
00:09:07
dunia yang memungkinkan suatu pola yang
00:09:10
teratur yang memungkinkan kita akhirnya
00:09:12
menarik satu kanon pemikirannya Pakem
00:09:15
pemikiran yang enggak bisa nggak pasti
00:09:17
kini karena dunia toh selama ini reguler
00:09:19
Jadi intinya adalah bahwa regularitas
00:09:21
dunia mengkondisikan regularitas
00:09:24
berpikir yang kemudian kita sebut
00:09:25
sebagai logika Nah kalau begitu caranya
00:09:28
argumen ontologis ini berkata yakin kita
00:09:31
enggak harus percaya sama logika yang
00:09:33
ini logika yang ini itu kita percaya
00:09:35
Karena kebetulan regularitas dunia
00:09:37
seperti ini itu sekarang kita bayangkan
00:09:39
suatu saat nanti dunia punya pola
00:09:42
regularitas yang berbeda ya dia
00:09:44
tiba-tiba Enggak seperti ini lagi gitu
00:09:46
dulu dan harus pergi sering terjadi ya
00:09:49
kayaknya Ketika kita melihat situasi di
00:09:51
sekitar kan musim hujan musim kemarau
00:09:54
itu kan geser ya berubah-ubah karena
00:09:56
perubahan iklim apa pemanasan global dan
00:09:59
seterusnya jadi hal-hal yang
00:10:00
berubah-ubah gitu nah bagaimana kalau
00:10:02
perubahan-perubahan semacam ini kita
00:10:04
bayangkan sebagai sesuatu yang lebih
00:10:05
ekstrim lagi itu bukan sekedar berubah
00:10:08
mengikuti hukum alam tetapi berubah
00:10:11
melampaui atau mengganti hukum alam
00:10:13
sehingga regularitas ke seluruh Kosmos
00:10:15
kenyataan ini berubah Nah apakah kita
00:10:18
akan menggunakan logika yang sama tentu
00:10:21
logika kita akan bergeser berubah
00:10:23
ngikutin kenyataannya cara kita
00:10:25
menyimpulkan pun akan berubah mengikuti
00:10:28
pola di kenyataan sehingga logika dalam
00:10:30
arti itu bisa dikatakan objektif dan
00:10:34
oleh karena itu tidak sepenuhnya bisa
00:10:35
dipercaya karena objektivitas ini punya
00:10:38
banyak versi ada versi objektivitas yang
00:10:40
berasal berangkat dari pola regularitas
00:10:43
tertentu dan ada versi objektivitas yang
00:10:45
berangkat dari pola regularitas yang
00:10:47
lain gitu nah di tempat yang mana gitu
00:10:50
jadi argumen objektivitas bisa
00:10:53
dibalikkan yeah sebagai satu Senjata
00:10:55
makan tuan ya dia bisa justru digunakan
00:10:57
untuk menggagalkan klaim
00:11:00
Nikita pada logika untuk mengekspresikan
00:11:03
poin ini kita bisa membayangkan misalnya
00:11:05
sekarang Wa ada Andaikan Tuhan ini
00:11:07
menciptakan dunia dengan satu logika
00:11:10
yang tidak mengenal modus ponens modus
00:11:12
tolens modus ponens Udah tahu tadi kan
00:11:15
itu adalah suatu pandangan bahwa jika p
00:11:18
maka q p maka q modus tollens itu
00:11:21
kebalikannya jika p maka q tidak kaki
00:11:24
maka tidak P ini modus tollens nah
00:11:28
bayangkan Tuhan ini menciptakan dunia
00:11:30
yang struktur logis yaitu bukan modus
00:11:33
ponens bukan modus tollens dua modus
00:11:36
yang dianggap sahih ini tidak berlaku
00:11:38
itu bayangkan dulu Tuhan menciptakan
00:11:40
dunia dengan model penyimpulan non
00:11:42
sequitur non sequitur adalah atur pola
00:11:45
penyimpulan yang dianggap salah Edi
00:11:47
semua diktat logika itu dianggap sebagai
00:11:49
sesuatu yang tidak Shahih karena dia
00:11:51
sifatnya kontradiktif ya contohnya
00:11:53
misalnya tadi itu yang di awalnya jika
00:11:56
hari ini hujan maka jalanan basah hari
00:11:58
ini hari ini hujan maka tertidur gitu
00:12:00
Ini kan enggak nyambung antara
00:12:02
kesimpulan selalu premis itu kayak
00:12:04
tiba-tiba ada lompatan-lompatan seperti
00:12:06
itu Nah bayangkan Tuhan bekerja dengan
00:12:08
cara seperti itu ketika menciptakan
00:12:10
dunia artinya hukum alam keseluruhan
00:12:13
dunia ini di Kediri wujudkan dengan pola
00:12:15
penyimpulan non sequitur yang sifatnya
00:12:18
random itu mengajak enggak ada bola sama
00:12:20
sekali Nah Apakah pertanyaannya logika
00:12:23
kita yang akan kita rumuskan sebagai
00:12:25
hukum logika adalah hukum logikane non
00:12:28
sequitur jika p maka q Untuk sembarang
00:12:31
p&q kita misalnya itu kan objek fitur ya
00:12:33
karena kita bisa berangkat dengan premis
00:12:36
apa saja dan keluar dengan kesimpulan
00:12:38
apa saja gitu Apakah kita akan percaya
00:12:40
pada logika semacam itu rasanya sulit ya
00:12:43
kita mempercayai suatu logika yang
00:12:45
bekerja atas dasar hukum non sequitur ya
00:12:48
karena persis nonce fitur itu adalah
00:12:51
ketiadaan logika itu kita berangkat
00:12:53
dengan premis ada apa aja sampai
00:12:55
kesimpulan apa aja Itu sama aja kita
00:12:57
nggak menggunakan logika apa-apa kita
00:12:59
ngomong baca itu berarti kan apakah
00:13:02
mungkin kita menjadikan cara ngomong
00:13:04
asal ini sebagai suatu logika kita
00:13:06
percayai sebagai logika rasanya tidak
00:13:09
mungkin berarti dari situ bisa kita
00:13:11
simpulkan bahwa logika itu kita percayai
00:13:14
karena kita mengantarkan kita pada saat
00:13:16
semacam regularitas nya logika yang
00:13:19
tidak mengantarkan kita pada kesadaran
00:13:21
atau pemahaman tentang regularitas tidak
00:13:23
bisa kita jadikan pedoman untuk
00:13:24
mengambil tindakan secara konsisten itu
00:13:27
tidak akan kita percayai Jadi sebetulnya
00:13:30
yang kita percayai ketika kita percaya
00:13:32
pada logika itu bukan logikanya
00:13:34
sebetulnya yang kita percayai adalah
00:13:36
manfaatnya konsistensinya
00:13:38
kemungkinan lu jadikan patokan pegangan
00:13:41
dan seterusnya itulah alasan kenapa kita
00:13:43
percaya betul pada logika Kenapa kita
00:13:46
sangat suka bilang kamu nggak logis kamu
00:13:48
logis dan seterusnya memilah-milah mana
00:13:50
yang logis yang tidak logis sebetulnya
00:13:52
semua itu adalah bahwa ekspresi dari
00:13:55
Keinginan kita untuk pegangan kita mau
00:13:57
membayangkan satu tatanan hidup India
00:14:00
yang teratur ya yang enggak Keo skrang
00:14:03
kacau non sequitur itu tidak nyambung
00:14:05
satu sama lainnya kita enggak mau itu
00:14:07
kita mau yang teratur tertata terpola
00:14:10
dan seterusnya yang bisa kita andalkan
00:14:12
gitu Nah inilah yang sebetulnya
00:14:14
melandasi kepercayaan kita pada logika
00:14:17
apa yang kita percayai Pada momen
00:14:20
seperti itu sebetulnya bukan logika
00:14:22
melainkan Keinginan kita sendiri untuk
00:14:25
mendapat pegangan untuk mendapatkan
00:14:27
keteraturan dan
00:14:32
[Musik]