00:00:00
Paul doa kita akan beralih kepada pasar
00:00:03
Villa mungkin akan banyak bicara
00:00:06
sekarang ini sejauh mana sebenarnya tadi
00:00:09
Pak Zainal Abidin Bagir itu sudah banyak
00:00:11
bercerita tentang beberapa aturan-aturan
00:00:15
yang khususnya pasca reformasi yang
00:00:18
setidaknya memberikan ruang kepada
00:00:20
agama-agama lokal itu enggak mungkin
00:00:23
kita mau dengar implementasinya Lebih
00:00:26
teknis lagi kebawa apakah mungkin sudah
00:00:29
ada aturan-aturan yang lebih teknis
00:00:30
misalnya untuk memberikan pengakuan
00:00:33
terhadap agama-agama lokal itu misalnya
00:00:35
dalam soal pendidikan dan lain
00:00:37
sebagainya setelah misalnya keluar
00:00:39
Keputusan MK kemarin dan Bagaimana
00:00:41
praktiknya di lapangan gitu karena dalam
00:00:43
banyak hal biasanya reaksi Aturannya
00:00:47
sudah ada tetapi implementasi di
00:00:49
lapangan itu tidak berjalan sebaik yang
00:00:51
kita harapkan sayangnya dulu kekhusyukan
00:00:53
khusyuk sudah diakui persamaan
00:00:56
pemerintahan Abdurrahman Wahid tetapi
00:00:59
kab
00:01:00
+ pelayanan terhadap Konghucu sendiri
00:01:02
belum berjalan maksimal di tingkat bawah
00:01:03
itu tak mungkin kita akan banyak
00:01:05
mendengarkan ini dari pasar Pilihlah
00:01:07
yang terakhir mungkin paksa pula mungkin
00:01:09
juga bisa mengurai bahwa selain itu tadi
00:01:12
ada problem besar sebenarnya di dalam
00:01:14
konteks pengakuan terhadap agama leluhur
00:01:16
karena ada aturan-aturan yang sangat
00:01:19
prinsip yang sampai saat ini masih tetap
00:01:22
ada saja di dalam konteks negara kita
00:01:24
nilainya pmps nomor satu itu 1965 yang
00:01:28
takut kalau kita lihat sejarahnya kan
00:01:30
latar belakang munculnya itu salah
00:01:31
satunya sebenarnya adalah bagaimana
00:01:34
membatasi keberadaan agama-agama dulu
00:01:36
begitu hingga muncul ini pmps nomor satu
00:01:39
1965 itu tetapi di PNP sini piala ada di
00:01:44
Sebutkan enam agama itu di dalam
00:01:46
penjelasannya ekonomi Desa labil
00:01:48
penjelasan pasal 1 itu disebutkan adanya
00:01:50
enam agama termasuk Khonghucu di
00:01:52
dalamnya memang ada agak dilematis juga
00:01:55
kalau misalnya ini bilang ke Kakak agama
00:01:57
yang Nam itu juga tidak pernah disebut
00:01:58
di dalam undang-undang atau
00:02:00
udah maturan negara kita gitu sayap
00:02:02
belakang kepada Pasa Villa yang 15 menit
00:02:05
Assalamualaikum Warahmatullahi hwat
00:02:09
malam Pak Zainal Abidin Bagir Pak bisa
00:02:11
dependen Ibu cantik semoga semoga
00:02:16
teman-teman yang hanya perlu banyak
00:02:18
sebetulnya Pak Zainal tadi memperkaya
00:02:20
saya sebetulnya tentang Blade politik
00:02:22
dibalik munculnya operasi caranya paksa
00:02:25
Tuhan banget suaranya halo sudah Oke
00:02:30
Berarti dekat Iya tadi Pak Zaini mau
00:02:34
memperkaya sebetulnya Babadan baru
00:02:36
tentang bagaimana situasi politik di
00:02:38
balik beberapa aturan yang muncul di
00:02:40
Indonesia tentang agama lokal Tetapi
00:02:44
kalau misalnya Faizal dan pas meminta
00:02:46
saya bicara ternama Kemenag tentunya
00:02:48
dilematis karena sebagian disebut Pak
00:02:51
Zainal target dari itu negara sebetulnya
00:02:53
punya definisi yang strip tentang bukan
00:02:56
definisi dalam pengertian definisi
00:02:59
tetapi
00:03:00
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
00:03:01
itu di Kementerian yang berbeda kalau
00:03:03
agama yang keenam itu meletakkan di
00:03:06
Menteri Agama sementara yang disebut
00:03:08
kepercayaan itu di meletakkan Direktorat
00:03:10
aliran kepercayaan dan Tuan Park yang
00:03:12
Indonesia dan masyarakat adat di bisa
00:03:15
Mendikbud sebetulnya tempatnya lagi dari
00:03:18
sini bersayap konstruksinya memang
00:03:20
negara dengan sengaja membedakan agama
00:03:22
termasuk dan menempatkanmu fakturnya
00:03:24
juga kemudian diskusi yang menarik
00:03:26
diperhatikan sendiri adalah bisakah
00:03:29
kemudian lemari kepercayaan kepotong apa
00:03:31
aliran kepercayaan itu masuk dalam ranah
00:03:33
pelayanan Kementerian Agama tahun 2013
00:03:36
sebetulnya Ketika pak mahasin menjadi
00:03:38
kepala Badan Litbang dan Diklat ada
00:03:40
upaya untuk meminta pembentukan
00:03:43
Direktorat Jenderal aliran dan
00:03:45
kepercayaan itu ada di Kementerian Agama
00:03:47
Tapi sayangnya juga tidak berhasil dan
00:03:49
awal tahun ini ombusman emas Swedia itu
00:03:54
memberi semacam apa namanya ada istilah
00:03:57
maladministrasi kepada negara
00:04:00
Hai lalai melayani masyarakat lokal lalu
00:04:04
kemudian merekomendasikan
00:04:05
restrukturisasi restrukturisasi
00:04:08
nomenklatur Kementerian termasuk mau
00:04:11
bekerjasama antara Kementerian Agama dan
00:04:13
kementerian pendidikan dalam soal
00:04:14
melayani umat beragama saya share anunya
00:04:18
apa namanya PowerPoint silahkan iya saya
00:04:26
cukup beruntung karena keberadaan dalam
00:04:29
28 namanya 22 Sisi ya ketika sebelum
00:04:33
masuk negara saya sebab dimentori nore
00:04:36
pagi seri untuk melihat komunitas lokal
00:04:38
termasuk ditonton dan menjadi salah tadi
00:04:40
diese saya termasuk bersama dengan Pak
00:04:43
Asman dan Pak Rizal nah saya melihat
00:04:46
sebetulnya kalau halo ya yang ini bagus
00:04:49
mungkin lebih dekat ininya ya Oke kalau
00:04:52
ndak pakai itu enggak pakai lebih kecil
00:04:57
sebetulnya orbital S
00:05:00
Pak musabaqah kali
00:05:06
kwik
00:05:08
Hai dadah pakai headset saja
00:05:13
di Batu itu mangga eh hutan lebat Halo
00:05:19
orangnya gede ya Udah Oke operator Digi
00:05:22
Oke ah Saya cukup beruntung sebetulnya
00:05:25
karena berada dalam dua sisi melihat
00:05:28
komunitas lokal dalam perspektif aktivis
00:05:31
ya boleh disebut satu tidak melihatnya
00:05:33
dalam sudut pandang negara Nah kalau
00:05:36
dari sudut normal klatur kenegaraan
00:05:39
sebetulnya disebut tolotang itu dalam
00:05:41
negara itu tidak ada sebetulnya karena
00:05:43
tolotang dalam kacamata negara adalah
00:05:45
Hindu karena itu kemudian pembimas agama
00:05:48
yang ada di Kabupaten Sidenreng sub itu
00:05:50
namanya pembimas agama Hindu sebagai
00:05:53
representasi orang tolotang Jenny
00:05:55
problematis nya sebetulnya jadi dalam
00:05:57
kacamata negara sudah ketika dia
00:05:59
melakukan yang nilai sebut strategi
00:06:02
integrasi dengan agama resmi ini negara
00:06:05
secara administratif tidak memandang
00:06:08
lagi tolotang sebagai kepercayaan lokal
00:06:11
Tetapi dia bagian dari agama Hindu
00:06:13
vaishnava menariknya menariknya adalah
00:06:16
orang tolotang sendiri sebagian yang
00:06:18
disebut hijau tadi merasa nyaman dengan
00:06:21
posisi itu sehingga ketika lmk
00:06:24
mengeluarkan keputusan tahun 2017 dan
00:06:26
teman-teman lapar kesana kembali
00:06:28
bertanya tentang sikap mereka sebetulnya
00:06:31
masyarakat atau lautan enggan sebetulnya
00:06:33
tidak terlalu antusias mungkin agak beda
00:06:35
dengan teman-teman komunitas Cigugur
00:06:37
yang kemudian rame-rame mendaftarkan apa
00:06:39
mengubah ktp-nya masyarakat colokan
00:06:41
sejauh yang saya ketahui sampai hari ini
00:06:43
tidak ada semacam gerakan ganti KTP
00:06:46
bukan karena tidak ingin eksis karena
00:06:50
saya tahu di tahun 2003 salah seorang
00:06:52
tokoh tolotang walau itu mengatakan
00:06:54
kalau boleh kami menjadi agama sendiri
00:06:56
tapi lebih pada bahwa jangan sampai
00:06:59
kebijakan itu nanti berubah-ubah dan eh
00:07:03
apa namanya kepentingan mereka untuk
00:07:05
mengalamatkan ad ritual mereka di hilang
00:07:08
gara-gara aturan yang berubah-ubah Oleh
00:07:11
karena itu mereka merasa sudah saya
00:07:13
dengan model seperti ini like apalagi
00:07:16
agama Hindu kelompok Hindu juga tidak
00:07:18
banyak melakukan penitrasi tidak ada
00:07:19
pura di sana guru agama Hindu juga tidak
00:07:22
dikirim ke sana pernah dicintai tertolak
00:07:24
Dan karena bingung juga mengajar apa
00:07:26
nota hutang itu Jadi mereka ketemu
00:07:28
sebetulnya apa namanya zona nyamannya
00:07:31
Tetapi kalau kelak nanti bisanya di
00:07:34
Hindu mengalami fundamentalis ASI
00:07:36
seperti yang dirental jadi di radityaz0
00:07:39
juga ekstensi tolong grup berbahaya dan
00:07:42
negara tentu tidak bisa memberi
00:07:44
perlindungan apa-apa terhadap polutan
00:07:46
karena itu dianggap bagian dari agama
00:07:48
Hindu yaitu posisinya menjadi menurut
00:07:50
saya meskipun Edison anyaman tapi the
00:07:52
kedepan akan mengalami dilematis
00:07:54
sebetulnya orang-orang tolotang itu nah
00:07:57
saya ke sungai ketiga Saya ingin
00:07:59
mengkonsumsi sebetulnya dari Pakde tadi
00:08:02
memberi banyak sekali pengayaan kalau
00:08:05
saya melihat sebetulnya pasal 29
00:08:06
undang-undang 45 dan amandemen lalu 2010
00:08:10
adalah fondasi kementerian negara
00:08:13
cara mengelola agama-agama dan
00:08:15
kepercayaan nah sayangnya di pnps nomor
00:08:18
satu tahun 65 itu sudah mengalami
00:08:21
pembatasan bau yang disebut agama adalah
00:08:23
yang keenam bahkan di era Orde Baru kita
00:08:26
yang SD tahun 90-an itu tidak dalam
00:08:29
agamanya lima Biasanya kita kalau hujan
00:08:31
itu ada berapa agama yang kita jawabnya
00:08:33
5 gitu tidak Nah nanti tahun 2001 baru
00:08:36
kembali menjadi enam nah saya sebetulnya
00:08:39
menottes ada beberapa aturan yang
00:08:41
menarik sebetulnya tapi levelnya rendah
00:08:43
yaitu Permendikbud nomor 77 Kalau tidak
00:08:46
salah tentang 2013 itu menurut saya agak
00:08:49
menarik isinya karena dia bicara tentang
00:08:51
perlindungan ekstensi perlindungan
00:08:53
tentang eksistensi lembaga kepercayaan
00:08:55
lembaga adat perlindungan dari
00:08:57
pencitraan dan stigma kurang baik
00:08:59
perlindungan terhadap kegiatan yang
00:09:00
diselenggarakan dan perlindungan
00:09:02
terhadap tempat-tempat yang diyakini
00:09:04
memiliki nilai sejarah dan nilai
00:09:06
spiritual oleh lembaga kepercayaan dalam
00:09:08
beradab dan menarikan terakhir
00:09:10
pencegahan perlakuan diskriminatif oleh
00:09:12
masyarakat dan apa
00:09:13
negara menurut saya itu menjadi
00:09:15
sebetulnya negara punya modalnya dalam
00:09:19
kolam and kelembagaan Tapi sayangnya itu
00:09:22
tidak terlalu banyak diketahui bahkan
00:09:25
kita rezekinya nah yang terakhir yang
00:09:30
saya ingin bahas mungkin agak panjang di
00:09:32
sini ada apa problem pelayanan yang saya
00:09:35
rasakan ketika menjadi bagian dari
00:09:37
negara adalah sebetulnya negara kita
00:09:39
melegitimasi paha moneter stick dengan
00:09:42
mengelapnya namanya disebut Pak Zainal
00:09:45
dari dengan Pancasila sila pertama
00:09:47
sebetulnya sudah menyingkirkan paham pak
00:09:50
kepercayaan-kepercayaan dalam definisi
00:09:52
agama bersih negara tampak menyebut
00:09:54
kepercayaan sekalipun karena dalam
00:09:55
konstruksi Negara yang sebagian besar
00:09:58
kelompok-kelompok agama my importer
00:10:01
bahasanya tadi itu memang setuju dengan
00:10:04
paha monoteistik sementara kelompok
00:10:05
lokal ini dipahami sebagai kelompok yang
00:10:08
bukan Oke mungkin politeis hal yang
00:10:11
membuat tolotang akhirnya
00:10:13
pintu diawal-awal adalah konstruksi
00:10:15
negara terhadap kepercayaan lokal
00:10:17
modelnya seperti ini mereka tidak
00:10:18
disebut sebagai bagian dari agama mereka
00:10:21
disebut penyembah Dewata politeis dan
00:10:24
tidak terdaftar Tuhannya dalam
00:10:26
administrasi negara untuk menyelamatkan
00:10:28
Dewa tasewai mereka berlindung kepada
00:10:30
Sanghyang Widhi wasa gitu nah Ep apa
00:10:35
namanya kepercayaan atau legitimasi
00:10:37
pamonte segini menjadi rujukan
00:10:40
sebetulnya sehingga mempengaruhi sistem
00:10:43
pelayanan selanjutnya termasuk ketika
00:10:44
mengabaikan akar kepercayaan komunitas
00:10:47
lokal termasuk menempatkan kepercayaan
00:10:49
di lembaga disebut sebetulnya
00:10:52
menempatkan kepercayaan sebagai bagian
00:10:54
dari kebudayaan dan sikap dari
00:10:55
Permendikbud nomor 77 tahun 2013
00:10:58
disebutkan tadi sebetulnya lebih pada
00:11:00
seperti sikap mengkonservasi
00:11:04
barang-barang yang datang dari abad yang
00:11:07
lama atau barang-barang yang kuno
00:11:09
spiritnya disitu kirinya bukan memajukan
00:11:12
yang kedua
00:11:13
er kita akan menganut mayoritarianisme
00:11:16
saya ingat sekali ketika MK ramai-ramai
00:11:19
mengutuk memutuskan itu atau perdebatan
00:11:21
terjadi MUI dan PG itu menolak menolak
00:11:24
diluar memberi penolakan dengan tegas di
00:11:26
media bahwa mereka menolak sangat
00:11:28
kepercayaan disebutkan dalam KTP
00:11:30
sebutnya penolakan adalah penolakan
00:11:32
terhadap kesetaraan karena seperti yang
00:11:34
tersebut dari kepercayaan oleh
00:11:36
kelompok-kelompok agama mayoritas di
00:11:38
Indonesia baik itu Islam Kristen Katolik
00:11:41
itu dianggap dia bukan bagian dari agama
00:11:43
dan kalau disebut dalam KTP mereka akan
00:11:46
berarti setara dengan agama dan itu
00:11:48
ditolak oleh MUI dan DGI nah yang ketiga
00:11:51
agama negara kita hanya mendukung agama
00:11:54
yang melempar yang mendukung logika
00:11:57
pembangunan terpikir diskusi Kemarin
00:11:59
banyak menyinggung soal ini bagaimana
00:12:03
sebetulnya negara tidak melihat secara
00:12:05
utuh kepercayaan lokal itu sebagai satu
00:12:08
sistem teologis dianya sebuah sistem
00:12:10
kepercayaan tidak melihat relasi antara
00:12:13
komunitas lokal misalnya dengan tanahnya
00:12:15
kalau saya sebetulnya lebih baik lebih
00:12:18
gue bukan soal kepercayaan karena
00:12:20
kepercayaan sudah habisnya disebutkan
00:12:22
ampir sebetulnya sudah kelompok Loka
00:12:25
komunitas lokal itu bisa menjalankan
00:12:26
dengan baik apa kepercayaannya tapi
00:12:29
sebetulnya adalah relasinya dengan
00:12:31
tanahnya yang kemudian tanah itu adalah
00:12:33
ruang spiritual saya pikir ini yang
00:12:35
tidak tidak terjaga dengan baik dan
00:12:38
negara tidak memberi perlindungan
00:12:40
terhadap itu bahkan kemudian tanah yang
00:12:42
relasinya sangat sakral dengan
00:12:44
masyarakat adat itu dihilangkan dan
00:12:47
punya diambil alih oleh kapitalis Happy
00:12:49
apa kelompok-kelompok kapitalis nah
00:12:51
menurut saya ini problem besarnya di
00:12:53
luar isu-isu yang sifatnya apa namanya
00:12:56
es sifatnya hubungan ketuhanan atau
00:12:59
sifat eskatologis juga ada persoalan
00:13:01
ekonomi dan persoalan lingkungan yang
00:13:03
menurut saya juga menjadi persoalan yang
00:13:05
menarik dan tidak mendapatkan pelayanan
00:13:07
yang atau tidak mendapatkan ruang dalam
00:13:09
kebijakan negara yang besar yang kedua
00:13:12
Saya sing
00:13:13
nyesal nomenklatur lembaga yang ia
00:13:16
karena definisinya tadi tidak terlalu
00:13:18
digit atau bahkan kemudian bukan hanya
00:13:21
tidak ridgid tapi memang secara sengaja
00:13:23
membedakan antara agama dan kepercayaan
00:13:25
maka kemudian Kementerian yang mengelola
00:13:30
pendidikan apa yang olala aliran
00:13:33
kepercayaan melayani aliran Kepercayaan
00:13:34
adalah Kemendikbud itu sampai sekarang
00:13:36
belum berubah Kemenag Bella tidak bisa
00:13:39
melakukan apa-apa Memang karena memang
00:13:40
tidak dalam literaturnya nah yang ketiga
00:13:43
yang terakhir saya soal implementasi
00:13:46
kasus yang terjadi di Semarang tahun
00:13:48
2016 ada seorang anak anak yang kemudian
00:13:52
tidak naik kelas gara-gara tidak ingin
00:13:53
ikut agama yang bukan agamanya dia
00:13:57
adalah salah satu anak dari komunitas
00:13:58
penghayat walaupun tidak naik kelas itu
00:14:01
kan terjadi 2016 sementara the
00:14:04
Permendikbud yang saya sebut tadi
00:14:06
ditandatangani oleh Muhammad Nuh tahun
00:14:08
2003 itu dibuat di tahun 2013 Jadi
00:14:11
intinya adalah a
00:14:13
banyak regulasi sebetulnya menarik
00:14:15
tetapi kemudian tidak mendapatkan
00:14:16
dukungan implementasi mungkin juga
00:14:19
pendanaan yang tidak terlalu berpihak
00:14:21
kepada kalau apa regulasi yang model
00:14:23
seperti ini atau karena ya saya karena
00:14:26
memimpin lembaga dan CY tahu seperti apa
00:14:29
adanya sebetulnya pendanaan itu berbasis
00:14:32
pada jumlah shutternya berbasis pada
00:14:34
jumlah jumlah yang kecil itu tidak
00:14:36
terlalu banyak mendapatkan perhatian
00:14:38
dalam APBN ke dalam soal-soal agama
00:14:40
bukan hanya agama non resmi atau agama
00:14:43
lokal bahkan di agama-agama yang resmi
00:14:45
sekalipun suara Jerry apa suara menuntut
00:14:49
negara lebih adil terhadap mereka juga
00:14:51
sangat sering terdengar begitu serius
00:14:53
sekali dalam selnya diskusi dengan
00:14:54
teman-teman Kristen dengan Katolik suara
00:14:57
bahwa negara tidak adil terhadap
00:14:58
kelompok mereka juga terlihat jadi
00:15:00
memang problem keadilan Beureum melayani
00:15:03
agama menjadi masih menjadi salah satu
00:15:05
problem yang besar dalam negara kita dan
00:15:08
kita bersama-sama saya pikir bisa
00:15:10
melakukan gerakan bersama-sama untuk
00:15:12
membuat
00:15:13
Lebih baik saya kira itu Pak Ical dari
00:15:15
saya akan ini sudah hampir