Prinsip Ketidak Pastian #Tbp 07/05/25 #dailyreflections #heisenberg
Sintesi
TLDRVideo ini membahas konsep kontrol dan melepaskan dalam konteks dualitas dan non-dualitas. Pembicara menjelaskan bagaimana kontrol sering kali muncul dari posisi korban dan penderitaan, sedangkan melepaskan (letting go) dapat membawa kebebasan dan aliran dalam hidup. Dengan pendekatan non-dual, individu diizinkan untuk mengalami dan membatalkan pola-pola kecanduan tanpa mengontrolnya. Pembicara juga menekankan pentingnya memahami konteks dan memiliki sanad dalam spiritualitas, serta bahaya kesombongan dalam ilmu.
Punti di forza
- 🧘♂️ Kontrol muncul dari posisi korban dan penderitaan.
- 🌊 Melepaskan membawa aliran dalam hidup.
- 🔄 Non-dualitas mengizinkan pengalaman tanpa kontrol.
- 📚 Sanad penting dalam spiritualitas.
- ⚠️ Kesombongan dalam ilmu dapat berbahaya.
Linea temporale
- 00:00:00 - 00:05:00
Pembukaan kelas dengan doa dan pengantar dari pengajar, menekankan pentingnya bersyukur atas nikmat dan pemahaman yang diberikan.
- 00:05:00 - 00:10:00
Diskusi tentang konsep 'letting go' dan bagaimana melepaskan kontrol dapat membawa kehidupan yang lebih mengalir. Penjelasan tentang dualitas dan bagaimana kontrol sering kali muncul dari rasa kekurangan dan penderitaan.
- 00:10:00 - 00:15:00
Menjelaskan bahwa menjadi korban dari situasi tertentu dapat menyebabkan mentalitas kontrol yang kuat. Jika seseorang berada dalam posisi dualitas, mereka cenderung mengontrol untuk menghindari penderitaan.
- 00:15:00 - 00:20:00
Perbandingan antara pendekatan kontrol dan 'letting go' dalam menghadapi kecanduan, dengan contoh kecanduan makanan dan narkoba. Menekankan bahwa pendekatan non-dual memungkinkan seseorang untuk mengizinkan keinginan muncul tanpa mengontrolnya.
- 00:20:00 - 00:25:00
Contoh ekstrem tentang kecanduan dan bagaimana mencatat pola konsumsi dapat membantu membatalkan pola kecanduan. Menekankan pentingnya niat untuk membatalkan pola tersebut.
- 00:25:00 - 00:30:00
Menjelaskan bahwa 'letting go' bukan berarti menghindari, tetapi mengizinkan pola muncul untuk dibatalkan. Menekankan pentingnya konteks dalam membatalkan pola kecanduan.
- 00:30:00 - 00:35:00
Membahas tentang pentingnya memahami konteks non-dual dalam menerapkan prinsip 'letting go'. Jika tidak memahami konteks ini, lebih baik menggunakan pendekatan kontrol.
- 00:35:00 - 00:40:00
Menjelaskan prinsip Heisenberg dan bagaimana setiap tindakan dalam membatalkan pola tidak dapat diprediksi, mirip dengan ketidakpastian dalam fisika kuantum.
- 00:40:00 - 00:45:00
Menekankan bahwa 'letting go' harus dilakukan dengan pemahaman yang mendalam dan tidak sembarangan. Menghindari kesalahpahaman bahwa 'letting go' adalah tindakan pasif tanpa ilmu.
- 00:45:00 - 00:50:00
Membahas tentang kesombongan dalam ilmu dan pentingnya menjaga hubungan dengan guru atau sanad dalam proses belajar. Menekankan bahwa ilmu harus dipahami dalam konteks hubungan non-dual.
- 00:50:00 - 00:57:34
Penutup dengan mengingatkan pentingnya menjaga sanad dan hubungan dalam belajar, serta mengajak peserta untuk terus belajar dan memahami konteks non-dual.
Mappa mentale
Video Domande e Risposte
Apa itu kontrol dalam konteks video ini?
Kontrol muncul dari posisi korban dan penderitaan, di mana individu merasa perlu mengendalikan segala sesuatu untuk menghindari penderitaan.
Apa yang dimaksud dengan melepaskan (letting go)?
Melepaskan adalah proses di mana individu mengizinkan pengalaman dan pola muncul tanpa mengontrolnya, yang dapat membawa kebebasan.
Apa perbedaan antara dualitas dan non-dualitas?
Dualitas melibatkan pemisahan dan kontrol, sedangkan non-dualitas mengakui kesatuan dan aliran tanpa kontrol.
Mengapa penting untuk memiliki sanad dalam spiritualitas?
Sanad menunjukkan hubungan non-dual yang penting dalam pembelajaran dan praktik spiritual.
Apa bahaya dari kesombongan dalam ilmu?
Kesombongan dalam ilmu dapat menyebabkan individu memutuskan hubungan dengan guru atau sanad, yang berbahaya bagi perkembangan spiritual.
Visualizza altre sintesi video
ILM PTM Ayo Cegah Hipertensi 60 detik
Dr Vito | Hipertensi, Begini cara mengatasinya
VIDEO EDUKASI HIPERTENSI/ TEKANAN DARAH TINGGI
Kehebatan dan Kekurangan AI di Kehidupan Masyarakat Sekarang #KICKANDY
CARA PERHITUNGAN PPN - PELAPORAN PPN - SIMULASI PERHITUNGAN PPN
MENINGGIKAN DIRI versus MERENDAHKAN DIRI
- 00:00:00[Musik]
- 00:00:22Bismillahir
- 00:00:24warahmatullahi warahmatullahi
- 00:00:25wabarakatuh.
- 00:00:27yang lagi ya diik balik program masih
- 00:00:30dengan edisi dari ref drfidokim.
- 00:00:34Baik, sebelum kita awali kelas kita pagi
- 00:00:35ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu
- 00:00:37sebagai kesyukuran atas nikmat, rahmat
- 00:00:39dan kepahaman dalam pagi ini. Berdoa
- 00:00:42silakan.
- 00:00:44Auzubillahyairim.
- 00:00:46Bismillahirrahmanirrahimbi ilma warzuqna
- 00:00:48fahma yaam. Amin. Monggo, Kang.
- 00:01:09Oke.
- 00:01:10Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum
- 00:01:12warahmatullahi wabarakatuh.
- 00:01:16Selamat pagi ya. kita
- 00:01:21lanjutin program
- 00:01:29kita bahwa
- 00:01:32ee jika kita
- 00:01:36melepaskannya
- 00:01:39lettingo jadi lawan dari melepaskan itu
- 00:01:46kontrol kontrol Ol.
- 00:01:49Jadi kita jika kita membebaskan diri
- 00:01:53dari upaya
- 00:01:56untuk
- 00:01:59mengendalikan
- 00:02:03mengendalikan maka kita akan hidupnya
- 00:02:06itu
- 00:02:13mengalir, hidupnya mengalir.
- 00:02:19Artinya
- 00:02:20gini,
- 00:02:24ee mengalir ini harus
- 00:02:30dipahami dalam konteks posisi aku gitu.
- 00:02:37harus dipahami dalam konteks posisi
- 00:02:45aku. Jadi
- 00:02:46kalau aku itu
- 00:02:50dia di posisi dualitas ya, maka memang
- 00:02:54mau enggak
- 00:02:55mau aku itu harus mengontrol segalanya
- 00:02:59gitu.
- 00:03:15Jadi apa
- 00:03:17namanya? Dia harus mengontrol segalanya.
- 00:03:20Kenapa? Karena aku itu sudah dalam
- 00:03:24posisi membawa beban gitu.
- 00:03:29Dia sebagai
- 00:03:30timpu banyak
- 00:03:33penderitaan. Jadi cirinya kontrol
- 00:03:36itu itu pasti ada
- 00:03:39penderitaan.
- 00:03:42Contoh contoh kalau apa orang tua itu
- 00:03:46dikit-dikit kontrol itu orang tua
- 00:03:48menderita itu di
- 00:03:50situ. Uangnya jangan boros-boros ya.
- 00:03:53Bilang aja uangnya sedikit.
- 00:03:55ada penderitaan karena uang gitu. Jadi
- 00:03:59ada beban di situ. Tapi kalau orang tua
- 00:04:04uangnya tidak ada lagi kayak Pak Margono
- 00:04:07lah itu gak pernah bilang nanti uangnya
- 00:04:10jangan dihabisin ya. Enggak
- 00:04:13los karena apa? Gak ada penderitaan lagi
- 00:04:16dalam
- 00:04:19uang. Enggak ada penderitaan dalam uang.
- 00:04:24Jadi kontrol itu menunjukkan adanya
- 00:04:28kekurangan. Nah, kalau tanpa nomor seri
- 00:04:30uangnya uang palsu masimam.
- 00:04:40seperti
- 00:04:51itu.
- 00:04:53Jadi
- 00:04:58ee ya
- 00:05:00jadi
- 00:05:02kekurangan atau korban. Jadi aku itu
- 00:05:05menjadi korban se korban dari
- 00:05:08uang. Jadi ketika aku itu menjadi
- 00:05:11korban, dia kan banyak
- 00:05:13mengontrol. Itu cirinya
- 00:05:17gitu. Jadi sudah aku itu sudah terjebak
- 00:05:21dalam mentalitas korban menjadi korban.
- 00:05:27menjadi
- 00:05:33korban. Jadi yang pernah menjadi korban
- 00:05:36akan
- 00:05:37punya
- 00:05:40punya apa ya mental kontrolnya kuat
- 00:05:43gitu.
- 00:05:48Tetapi ya,
- 00:05:52tetapi kalau akunya itu non
- 00:05:58dual. Ah, ini kan aku
- 00:06:01dualitas. Aku dualitas tuh menjadi
- 00:06:04korban yang korban yang harus bertahan
- 00:06:09hidup. Kalau aku dualitas
- 00:06:13tuh menjadi korban.
- 00:06:23menjadi korban yang
- 00:06:27harus jadi korban yang harus bertahan
- 00:06:33hidup. Makanya jatuhnya kontrol.
- 00:06:39Kontrol itu artinya aku enggak mau
- 00:06:40menderita lagi. Aku atau aku enggak mau
- 00:06:43ketambahan penderitaan
- 00:06:46lagi. Ya, aku enggak mau nambah derita
- 00:06:57lagi. Aku gak mau
- 00:07:01nambah penderitaan lagi. Maka dikontrol.
- 00:07:13K. Nah, itu konteks
- 00:07:27akualitas. Kemudian kalau akunya itu non
- 00:07:30duualitas.
- 00:07:34Oh, bukan kontrol dia. Let go
- 00:07:39gitu. Let's go tu
- 00:07:44mengizinkan. Mengizinkan.
- 00:07:49Contoh contoh
- 00:07:52yang paling ekstrem itu digambarkan oleh
- 00:07:58Haokin dalam kuliah videonya
- 00:08:04judulnya
- 00:08:06birg diceritakan di sana ada misalnya
- 00:08:10contoh
- 00:08:13kecanduan canduan kue
- 00:08:18ya kan atau k kecanduan judul lah biar
- 00:08:22kelihatan agak lanang
- 00:08:24dikit atau kecanduan narkoba biar
- 00:08:27kelihatan kriminal dikit gitu. Kalau
- 00:08:30kecanduan k kok kayaknya semining banget
- 00:08:33ya. Kecanduan kok kue gitu kan.
- 00:08:47seperti
- 00:08:56itu. Jadi dia kecanduan kue. Kalau pakai
- 00:09:01pendekatan aku dualitas, maka harus
- 00:09:04kontrol kue itu. Jangan masuk. Kalau
- 00:09:07nonalitas enggak.
- 00:09:09kuenya itu kumpulan. Kalau perlu rumahmu
- 00:09:12penuhin dengan
- 00:09:15kue. Penuhin dengan kue. Izinkan kamu
- 00:09:19makan
- 00:09:20kue. Tapi dengan posisi akunya sudah
- 00:09:23nonual. Aku
- 00:09:26dualitas ya nanti tambah
- 00:09:30kecanduan. Jadi pastikan kalau mau pakai
- 00:09:33caranya hawkin tuh akunya non dual.
- 00:09:38Ya, ini sering dimanfaatkan sama
- 00:09:41anak-anak nakal iki. Kata Bang Aswar,
- 00:09:43"Boleh loh boros lah." Iya, asalkan aku
- 00:09:47nonual. Aku dualitas kok
- 00:09:50boros. Harus dikontrol kalau akunya
- 00:09:53masih dualitas. Kalau akunya non dual,
- 00:09:56ya let's go gitu.
- 00:10:01Wah, kecanduan donat ini kayaknya
- 00:10:04nyindir
- 00:10:14ini. Jadi justru jangan
- 00:10:18dikontrol tetapi ini dengan catatan
- 00:10:21akunya non dual.
- 00:10:26Jadi di sediain aja kue baru nanti
- 00:10:31catat serialnya itu dicatat
- 00:10:36serialnya. Serial A katakan makan kuenya
- 00:10:41200 kebanyakan jugalah ini. Hantu ini
- 00:10:44yang makan ya 50
- 00:10:48lah. Serial
- 00:10:51B 14 karena banyak kelas.
- 00:10:56Serial C
- 00:10:5870 habis
- 00:11:02berantem. Nah, dicetat terus lama-lama
- 00:11:05itu nanti
- 00:11:07nol. Karena begini, dalam aku nonal itu
- 00:11:10kan dia di balik serial ini selalu ada
- 00:11:14pola pola ABC-nya gitu.
- 00:11:18Jadi
- 00:11:20ketika serialnya muncul, aku nonal itu
- 00:11:23justru memang sengaja memunculkan
- 00:11:26serialnya untuk membatalkan
- 00:11:30pola dari serial tadi. Emang
- 00:11:35dipancing, memang dipancing gitu ya.
- 00:11:38Bisa untuk merokok juga, Kang, ya? Oh,
- 00:11:41bisa.
- 00:11:43Asalkan akunya non du loh. Jangan ini
- 00:11:45persyaratan prinsip Henberg itu kalau
- 00:11:49akunya non dual. Kalau dualitas memang
- 00:11:51udah enggak usah dikasih duit, kontrol
- 00:11:54aja
- 00:11:55udah
- 00:11:58gitu. Jadi prinsip Heenb itu dengan
- 00:12:02catatan akunya non
- 00:12:06dual. Aku nonual itu gimana cara
- 00:12:09kerjanya? Memang dia yang penting itu
- 00:12:12sudah niat bahwa saya hadir di sini itu
- 00:12:14untuk membatalkan pola kecanduan ini
- 00:12:18gitu. Niatnya kan
- 00:12:20gitu. Jadi dia sudah pasang niat bahwa
- 00:12:23ini nol
- 00:12:25gitu, ini nol menuju nol. Di sebelah
- 00:12:29niat akunya itu hadir untuk
- 00:12:31membatalkan seluruh pola kecanduan gitu.
- 00:12:36seluruh serial kecanduan pada orang
- 00:12:40ini atau aku itu hadir untuk membatalkan
- 00:12:44seluruh apa? Membatalkan pola kecanduan
- 00:12:48secara kolektif yang muncul pada orang
- 00:12:51ini
- 00:12:53gitu. Maka misalnya catatan hariannya
- 00:12:55itu catatan serialnya
- 00:12:58kan serialnya harus dibikin grafik.
- 00:13:04Jadi
- 00:13:07ee modelnya itu
- 00:13:13gini, katakan hari ini 40. Jadi 40
- 00:13:17terhadap 0. Jadi polanya itu
- 00:13:20dibatalin 50 50 terhadap nol gitu. Itu
- 00:13:24kalau digambarkan ya. Jadi aku itu
- 00:13:27bekerja untuk membatalkan
- 00:13:30pola pola dari serial yang
- 00:13:36muncul dibatalkan. Pada akhirnya seluruh
- 00:13:39pola tadi itu
- 00:13:41sudah ya
- 00:13:43selesai. Kalau polanya selesai enggak
- 00:13:46ada
- 00:13:49serialnya. Nah, masalahnya itu
- 00:13:51kadang-kadang orang kita itu bahas
- 00:13:53lettingo itu artinya oraus. Enggak ada
- 00:13:57ilmu kok pakai leting go. Akhirnya apa?
- 00:13:59Akhirnya jatuhnya
- 00:14:02ke
- 00:14:05permisif. Permisif kata baru kata Bang
- 00:14:09Asarlo. Saya akan menjelaskannya dalam
- 00:14:11konteks ilmu bukan bebas dari konteks
- 00:14:16ilmu gitu.
- 00:14:28Jadi yang dibatalkan tuh
- 00:14:32pola pola
- 00:14:34ABC dari serial A, dari serial B, dari
- 00:14:39serial C
- 00:14:41gitu. Itu yang disebut dengan leting go
- 00:14:44gitu.
- 00:14:48diizinkan untuk
- 00:14:49dibatalkan gitu. Tapi yang membatalkan
- 00:14:52itu adalah kekuatan
- 00:14:56konteksnya. Makanya kelihatan tidak
- 00:14:58melakukan apa-apa. Iya. Yang bekerja itu
- 00:15:01konteks akunya.
- 00:15:06Ya, seperti
- 00:15:13itu yang membatalkan tuh konteks akunya
- 00:15:16pola itu. Jadi, izinkan dia muncul untuk
- 00:15:20dibatalkan polanya, serialnya biarkan
- 00:15:23dia
- 00:15:24muncul. Oh, ini pendekatan yang es krim.
- 00:15:29pendekatan yang es krim
- 00:15:31ini ekstrem
- 00:15:34gitu. Jadi bukan dihindari tapi sediakan
- 00:15:40kue. Misalnya orang mau
- 00:15:43membatalkan pola ngutang enggak. Kamu
- 00:15:46jangan menghindari hutang.
- 00:15:48Justru siapkan semua hal yang itu
- 00:15:51membuatmu bisa berutang.
- 00:15:55Ya, seperti
- 00:15:58itu. Makanya harus sadar miskin kalau
- 00:16:01mau kaya. Karena itu harus dibatalkan
- 00:16:05serial miskin, serial harus dibatalkan.
- 00:16:08Pola ABC dari setiap serial
- 00:16:12miskin harus dibatalin. Jadi miskin itu
- 00:16:15kayak apa? Itu harus kamu
- 00:16:19munculkan. Miskin itu pelit. Jadi harus
- 00:16:21pelit tiap hari.
- 00:16:23Ketika muncul pelitnya dibatalin
- 00:16:28polanya. Jadi jangan dikontrol
- 00:16:31serialnya. Justru serialnya itu izinkan
- 00:16:34saja muncul lalu batalkan polanya lah.
- 00:16:37Itu maksudnya leting go
- 00:16:41gitu kan. Itu dibahas di buku leting
- 00:16:44go kalau jadi jangan menghindari apapun
- 00:16:48izinkan itu lewat. Ketika dia
- 00:16:51lewat, pola itu lewat, maka dia akan
- 00:16:55mengalami
- 00:16:57reontekstualisasi,
- 00:17:02gitu. Jadi harus dipahami itu
- 00:17:05membatalkannya itu dalam konteks. Pahami
- 00:17:07dulu yang ini, pahami
- 00:17:09dulu konteks nondual gitu. Kalau enggak
- 00:17:12paham nonual ya gak bisa.
- 00:17:14Mendingan kontrol aja wes i kalau enggak
- 00:17:19paham nonual mau enggak mau harus pakai
- 00:17:21pendekatan kontrol. Jadi nonal itu bukan
- 00:17:24bodoh tapi dia bekerja di dengan
- 00:17:27epistemologi yang berbeda gitu. Jadi
- 00:17:31enggak sembarangan ini yang bisa
- 00:17:33menerapkan prinsip letingo harus akunya
- 00:17:36itu nonual gitu.
- 00:17:43Jadi enggak anu ya apa jangan dipahami
- 00:17:45dalam
- 00:17:47konteks tanpa ilmu. Kita sedang membahas
- 00:17:51aku dualitas dan aku non
- 00:17:56dual. Namanya saja prinsip Heenberg itu
- 00:17:59ahli fisika
- 00:18:01kuantum yang menemukan rumus
- 00:18:04ketidakpastian.
- 00:18:11Tidak. Prinsip nonlinear itu sebenarnya
- 00:18:15mirip dengan
- 00:18:17cerita
- 00:18:19memecahkan batu. Kamu gak tahu hentakan
- 00:18:24yang ke berapa batu itu akan terbelah.
- 00:18:27Tapi setiap hentakan itu menyumbang.
- 00:18:32kamu gak akan tahu membatalkan yang mana
- 00:18:35yang itu menjadi kritisnya. Tapi setiap
- 00:18:37pembatalan itu menyumbang kereta
- 00:18:42kami. Iya kan? Itu yang disebut dengan
- 00:18:47prinsip ketidakpastian.
- 00:18:53Ah, iya. Orang Indonesia itu baca buku
- 00:18:58Letinggo tapi gak paham bahwa itu kan
- 00:19:00ditulis dalam konteks nonual. Dia pikir
- 00:19:03itu letingo itu pokoknya enggak usah
- 00:19:05ngapa-ngapain. Wah,
- 00:19:09itu wong itu yang nulis itu ahli ilmu
- 00:19:13kok.
- 00:19:16Ya kan pantas baca populating enggak
- 00:19:20mudeng-mudeng itu diterangkan dalam
- 00:19:23konteks nonual.
- 00:19:25Hawkin itu ilmuwan toh
- 00:19:29itu. Jadi letinggo itu mirip dengan
- 00:19:32hentakan itu. Izinkan saja terus mukul,
- 00:19:36terus batalkan polanya, tapi kita enggak
- 00:19:39akan pernah tahu membatalkan yang mana
- 00:19:43yang itu sampai mencapai titik kritis
- 00:19:46retak terbelah.
- 00:19:49Apakah hentakan yang ke-100? Tapi enggak
- 00:19:51tahu. Jadi itulah prinsip
- 00:19:54ketidakpastiannya
- 00:19:56Heenberg. Sementara kontrol kan mencari
- 00:20:00kepastian ya
- 00:20:03toh. Jadi justru prinsip Henberg itu
- 00:20:06terbuka dulu. Buka semua kemungkinan,
- 00:20:10buka semua serial itu baru batalkan
- 00:20:13satu-satu. Pertanyaannya kapan akan
- 00:20:15selesai? Enggak
- 00:20:18tahu, enggak tahu. Karena kita enggak
- 00:20:20tahu
- 00:20:21berapa beban karmanya
- 00:20:24gitu. Kita enggak tahu berapa beban pola
- 00:20:29ABC-nya. Jadi, jangan tanya
- 00:20:34kapannya karena itu pola kolektif, pola
- 00:20:37bersama gitu.
- 00:20:42seperti
- 00:21:00itu. seperti
- 00:21:14itu. Jadi dia
- 00:21:20ee jadi letingo itu harus dengan
- 00:21:26ilmu ya. Gak bisa kok sembarangan itu.
- 00:21:30Itu itu kan apa? Metode spiritual
- 00:21:35ya. Nah, itu kadang-kadang itu
- 00:21:39tipuannya apa ilusinya gitu. Membaca
- 00:21:43membaca prinsip-prinsip spiritual yang
- 00:21:46penting kamu ikhlas nanti semua akan
- 00:21:48berubah ya. Enggak ada berubah-berubah.
- 00:21:50Wong itu kan ikhlas dalam konteks nonal
- 00:21:53bukan ikhlas dalam konteks dualitas
- 00:21:55gitu.
- 00:22:02Ya, jadi creation kan dia aku itu pada
- 00:22:04akhirnya itu mengevolusikan pola
- 00:22:08kan. Jadi yang dilakukan itu membatalkan
- 00:22:11pola yang ini gitu ya. Ini kan bukan
- 00:22:14doing toh ini. Tapi membuat pola baru
- 00:22:17dari pola lama lah. Kalau yang serial
- 00:22:20baru doing gitu. Ini baru yang doing.
- 00:22:26Nah, kita itu bekerja di level ABC.
- 00:22:29Letingo itu di level
- 00:22:36ABC seperti
- 00:22:42itu. Letingo itu di level ABC.
- 00:22:48Nah, jadi
- 00:22:50akunya harus
- 00:22:52nonual ini
- 00:22:54loh. Nanti ada pola ABC pada serial A,
- 00:22:58nanti ada pola ABC pada serial B. Gitu
- 00:23:02kira-kira tuh
- 00:23:05pemahamannya kan itu gak harus belajar
- 00:23:07teori-teorinya
- 00:23:09dulu. Iya toh. Harus
- 00:23:12paham pengetahuan non dual gitu.
- 00:23:19Kayak
- 00:23:23gitulah. Termasuk sakit
- 00:23:27sebenarnya. Termasuk sakit serial. Oh,
- 00:23:29hari ini masih sakit.
- 00:23:31Oke. Mampu enggak akunya itu
- 00:23:35membatalkan
- 00:23:37membatalkan pola ABC dari
- 00:23:41serial-sial harian itu. Makanya dalam
- 00:23:44prinsip Heisenberg itu disuruh catat,
- 00:23:47disuruh
- 00:23:49catat serialnya karena pada serial itu
- 00:23:52pasti ada pola ABC-nya
- 00:23:56gitu. Disuruh catat.
- 00:24:05seperti
- 00:24:07itu. Jadi yang kerja itu
- 00:24:10konteksnya. Jadi yang yang hidup itu
- 00:24:13konteks akunya itu loh. Dan itu kamu
- 00:24:16enggak boleh tanya gimana itu, Bang
- 00:24:18Aswar. Ya, kamu berarti gak tahu. Ah,
- 00:24:20gitu aja berarti akumu di dualitas.
- 00:24:23Kalau enggak tahu ini jangan tanyakan
- 00:24:25terus gimana, Bang Aswar? Enggak bisa
- 00:24:26ditanyakan begitu. Ini kan bukan
- 00:24:28pertanyaan bagaimana. Ini kan ontologi
- 00:24:31aku. Kalau akumu enggak tahu, ya sudah
- 00:24:34berarti bukan di situ. Kamu kerjanya di
- 00:24:36dualitas
- 00:24:37saja. Itu berarti bukan posisi
- 00:24:42akumu kayak gitu dia. Jadi enggak boleh
- 00:24:44tanya terus itu bagaimana Bang Aspar? Ya
- 00:24:47enggak bisa gitu. Ini kan bukan
- 00:24:49pertanyaan eimologi ya. itu entologi itu
- 00:24:53ya berarti akumu enggak di situ. Kamu
- 00:24:55berarti cari aku yang dualitas kamu
- 00:24:58kerja di situ
- 00:25:00gitu seperti itu
- 00:25:04dia caranya gimana? Enggak ada
- 00:25:06caranya. Aku kok ditanyain cara ya itu
- 00:25:09kan cara itu kan kesadaran aku gitu
- 00:25:13bukan kesadaran yang enggak ada caranya
- 00:25:16gitu. Jadi dalam kesadaran itu gak boleh
- 00:25:19tanya cara. Enggak boleh tanya cara.
- 00:25:23Cara itu kan untuk bikin kue. Kesadaran
- 00:25:26gimana bikin kesadaran? Enggak ada
- 00:25:30caranya. Enggak ada caranya
- 00:25:33dia. Jadi kamu di situ atau tidak? Kamu
- 00:25:37menjadi itu atau tidak? Kalau belum
- 00:25:39menjadi ya
- 00:25:40sudah berarti kamu bukan di situ,
- 00:25:44gitu. Jadi kesadaran itu gak ada caranya
- 00:25:48gitu.
- 00:25:50Enggak ada
- 00:25:52cara gimana cara menjadi pohonnya?
- 00:25:55Enggak
- 00:26:00ada. Tetapi kamu bisa
- 00:26:05transensi, kamu bisa menaikkan level
- 00:26:11kesadaranmu. Caranya apaang? Ah, itu
- 00:26:13kamu MT los mau tah caranya gitu pasti.
- 00:26:16Waduh, cari cara lainlah kalau kamu
- 00:26:18enggak tahu. Kamu harus transendensi.
- 00:26:21Itu caranya. Transendensikan posisi
- 00:26:26akumu. Ditransendikan, ditalkinkan. gitu
- 00:26:31lah. Itu yang harus kamu terlatih
- 00:26:34mentransendikan posisi
- 00:26:36akumu kamu harus belajar untuk
- 00:26:39mentransendensikan posisi
- 00:26:43aku. Jadi caranya itu kamu menjadi
- 00:26:46seperti aku yang saya ceritakan itu.
- 00:26:49Hanya itu
- 00:26:50caranya kamu menjadi seperti
- 00:26:57ini. Gitu.
- 00:27:00Dan itu belajarnya lewat
- 00:27:02transendensi. Saya enggak tahu yang lain
- 00:27:05gimana. Yang penting kalau saya dulu
- 00:27:07mengubah cara menjadi itu bukan cara
- 00:27:11sebenarnya. Way of
- 00:27:13being mengubah posisi kemenjadian gitu
- 00:27:19ya. Way of being itu
- 00:27:24mm ya apa ya? Jalur itu kan jalan
- 00:27:28spiritual
- 00:27:30itu jalur. Kamu harus punya jalur
- 00:27:33spiritualitas gitu bahasa. Kamu harus
- 00:27:37punya
- 00:27:38sanad. Kamu harus punya sanad yang bisa
- 00:27:41membawa akumu itu, mentransformasi
- 00:27:45akumu pindah posisi gitu caranya gitu.
- 00:27:49kamu harus punya
- 00:27:50sanad
- 00:27:52yang ee mampu mentransendikan posisi
- 00:27:58akun
- 00:28:01gitu. Jadi, kamu enggak bisa belajar
- 00:28:06sendiri. Enggak
- 00:28:09bisa kamu baca buku. Iya. Tapi itu
- 00:28:13berbeda dengan mentransendikan posisi
- 00:28:17aku
- 00:28:21itu. Ya, itu cara belajar yang seperti
- 00:28:23itulah yang kemudian tidak dikenal oleh
- 00:28:25masyarakat
- 00:28:29gitu. Seperti
- 00:28:33itu. Jadi harus ada konteks baru gitu
- 00:28:37kan. kamu belajar hadir pada konteks
- 00:28:40baru. Itu kan caranya begitu. Jadi, kamu
- 00:28:43harus menerima talkin
- 00:28:46konteks. Harus menerima talkin konteks
- 00:28:51gitu. Kamu harus menerima talkkin
- 00:28:53konteks
- 00:28:57nonual. Tanpa itu enggak bisa. Hanya
- 00:28:59begitu memang gaya belajarnya.
- 00:29:04gaya
- 00:29:06belajar. Jadi ketika kamu di aku
- 00:29:09dualitas, kamu talkin sendiri. Kamu
- 00:29:13talkin akumu dengan konteks baru lah itu
- 00:29:17dengan konteks non
- 00:29:21dual seperti
- 00:29:26itu gaya belajarnya begitu.
- 00:29:30Kalau kamu mampu lakukan ya lakukan.
- 00:29:33Kalau tidak mampu itu harus dibersamai.
- 00:29:38Dia harus
- 00:29:44dibersamai. Jadi mengubah posisi ya
- 00:29:48level kesadaran itu konteks namanya.
- 00:29:50Kalau di level kesadaran tuh
- 00:29:56konteks. Level kesadaran itu berarti
- 00:29:59konteks
- 00:30:02aku. Konteks keakuanmu harus
- 00:30:05berubah. Makanya ditalkin
- 00:30:09terus.
- 00:30:11Ada ada kayak misalnya yang WA tadi
- 00:30:15malam, "Bang, waduh saya ini panen
- 00:30:17penderitaan.
- 00:30:19Saya tolongin enggak kamu talkin dirimu
- 00:30:22dengan konteks
- 00:30:24nonual panen penderitaan tuh karena
- 00:30:27ribut dengan orang. Ah itu kan sudah
- 00:30:29konteks dualitas. Kamu talkin dirimu
- 00:30:31bahwa semua orang itu orang pada diriku
- 00:30:34sendiri. Kamu talkin
- 00:30:36itu. Itu nanti enggak akan
- 00:30:39confnya kamu menemukan kesalahan karena
- 00:30:42akumu itu ribut dengan dirinya sendiri
- 00:30:44gitu.
- 00:30:47Eh, hanya itu ya. Hanya itu kamu ulangi
- 00:30:49seumur hidup itu kalau kamu ribut kamu
- 00:30:52talkin bahwa semua orang itu adalah
- 00:30:56orang pada akuku
- 00:30:58sendiri. Tidak ada aku lain pada orang
- 00:31:01itu kecuali akuku sendiri. Jadi
- 00:31:03sebenarnya kamu ribut dengan orang itu,
- 00:31:05itu menunjukkan kekacauan akumu gitu.
- 00:31:09Luka-luka pada akumu sendiri. Gitu toh,
- 00:31:12Bang? Ya gitu toh. Mau apalagi?
- 00:31:15Tapi itu kamu harus lakukan ketika
- 00:31:18konflik atau ketika mau konflik, kamu
- 00:31:21talkin terus
- 00:31:23seperti
- 00:31:24berkonteks nonal
- 00:31:27gitu. Wih. Nah, gitu. Itu menunjukkan
- 00:31:31luka-luka pada akumu
- 00:31:35sendiri. Solusinya adalah kamu kembali
- 00:31:38kepada posisi kebenaran.
- 00:31:43Jadi
- 00:31:45stop ingin menyelesaikan
- 00:31:48konflik
- 00:31:51tapi talkin dirimu dengan konteks nonal.
- 00:31:56Kan sudah dikasih toh bahwa semua orang
- 00:31:58itu adalah orang pada akuku
- 00:32:01sendiri. Sudah selesai enggak ada
- 00:32:04konflik enggak ada lagi konflik A dengan
- 00:32:07B.
- 00:32:09Enggak. Jadi luka-luka ee luka-luka pada
- 00:32:12aku itulah
- 00:32:13yang muncul sebagai serial baku hantam
- 00:32:17misalnya
- 00:32:18[Musik]
- 00:32:21gitu. Hanya itu
- 00:32:24dia.
- 00:32:26Jadi
- 00:32:28ee kesadaran pada konteks dualitas dan
- 00:32:32kesadaran pada konteks nondual. ketika
- 00:32:34muncul konteks nonual serial itu membawa
- 00:32:38konteks dualitas gitu ya, batalkan
- 00:32:41dengan konteks
- 00:32:44nondual.
- 00:32:46Batalkan. Nah, itu kan namanya talkalkin
- 00:32:48itu kan membatalkan
- 00:32:52konteks. Membatalkan konteks. Makanya
- 00:32:55pola membatalkan konteks itu adalah pola
- 00:32:58nafi isbat kokamina gitu.
- 00:33:07Kamina itu kalau bahasa kampungnya
- 00:33:09begitu polanya selalu nafi isbat. Itu
- 00:33:12pola membatalkan konteks itu namanya
- 00:33:14nafi isbat itu kamu harus tahu konteks
- 00:33:18yang harus kamu nafi dan kamu harus tahu
- 00:33:21konteks yang kamu isbat. Itu kan gitu
- 00:33:24aja ya. Itu aja kan sepanjang seumur
- 00:33:28hidup tuh ya talkin tuh ya begitu
- 00:33:30itu polanya. nafi isbat. Konteks mana
- 00:33:35yang dinafi, konteks mana yang diisbat
- 00:33:40gitu.
- 00:33:44I seperti itu dia kesadaran nafi isbat
- 00:33:55gitu ya. Saya hanya seperti itu dia. Ah,
- 00:33:58kalau kamu enggak mampu nafikan sendiri
- 00:34:01itu kamu butuh mentor untuk menafikan
- 00:34:04konteks dualitasmu, gitu. Di situ kamu
- 00:34:08harus bayar
- 00:34:10itu. Kalau konteks nonual itu ambil aja
- 00:34:14bahwa oni
- 00:34:16gratisin bahwa semua orang-orang pada
- 00:34:19diriku. Coba pas itu pas muncul kamu
- 00:34:22lagi kecurian. Wah, enggak bisa ini,
- 00:34:24Bang. Ingin saya cari, saya tahu
- 00:34:27rumahnya pengin saya bakar
- 00:34:32ini. Nah, itu yang harus kamu
- 00:34:35tebus ya. Ya, itu dualitas. Saya enggak
- 00:34:38menghempu
- 00:34:39loh ke nonal ketika yang nyuri ini dulu
- 00:34:43pernah saya tolong, pengin saya
- 00:34:46pites. Nah, kayak gitu. Ada cerita gitu
- 00:34:49ya, ada cerita di buku Zero Limit.
- 00:34:54Jero limit itu ee yang cerita itu Jo
- 00:34:58Vital
- 00:35:00gitu. Jo vital. Jadi Jo Vital ini baru
- 00:35:04ditalin konteks nonar sama haulen
- 00:35:07ya. Jovital itu ada cerita yang lucu
- 00:35:10banget.
- 00:35:13Jadi ada dia baru ditalin konteks nonual
- 00:35:17sama
- 00:35:18haulen dan dia udah ngisi kelas juga.
- 00:35:22Ngisi kelas bersama
- 00:35:24Haulen. Pulang ke rumah asistennya itu
- 00:35:28sudah tidak ada di rumah. Padahal ada
- 00:35:32project yang deadline-nya itu
- 00:35:34membutuhkan kehadiran asistennya gitu.
- 00:35:38Hari pertama itu masih masih kuat
- 00:35:41talkinnya. Semakin dekat deadline-nya
- 00:35:44yang kebayang katanya ini asisten saya
- 00:35:46kepengin saya
- 00:35:49bunuh. Kepengin saya bunuh ini asisten
- 00:35:52ini. Tahu-tahu ada project kok dia
- 00:35:56menghilang gitu. itu baca di Jerolimin.
- 00:35:58Cerita itu. Bukan lagi saya mengasihimu,
- 00:36:02Bu, tapi saya pengin bunuh
- 00:36:07kamu. Ah, itu. Ah, itu masalahnya ketika
- 00:36:11deadline-nya makin dekat, dia sedang
- 00:36:14enggak mampu untuk menafikan
- 00:36:17kontekstualitas dan
- 00:36:19mengisbat nonual yang muncul. malah saya
- 00:36:23pengin menghajar asisten saya nih sudah
- 00:36:26tahu ada deadline dia malah
- 00:36:30kabur akhirnya kena denda dia kena rugi
- 00:36:34banyak dia dari proyek it
- 00:36:37gitu
- 00:36:39wah katanya berat juga ya ini ya
- 00:36:43menerapkan konteks dual nondual ini
- 00:36:46ketika ada
- 00:36:47tekanan project
- 00:36:50gitu ada tekanan Project dia marah.
- 00:36:53Pokoknya yang terbayang itu kepengin
- 00:36:55saya cekik lehernya anak ini gitu. Dasar
- 00:36:58karyawan enggak tahu untung sudah
- 00:37:00ditolong malah ke tanggung jawab. Enggak
- 00:37:03ada ubud
- 00:37:06dianya. Enggak ada ubud dianya
- 00:37:10gitu. Ah itu pertarungannya itu di
- 00:37:14situ. Sudah pokoknya tak pecat kalau
- 00:37:17kamu datang. Tak pecat potong gaji,
- 00:37:19tahan ijazah. Pokoknya ditambah dengan
- 00:37:21saya maki-maki yang terbayang
- 00:37:25begitu. Nah,
- 00:37:27itu akhirnya dia harus ikut ini lagi
- 00:37:30bayar lagi biar saya bisa keluar, biar
- 00:37:34saya bisa lulus dari karma dualitas ini.
- 00:37:36Itu
- 00:37:38bayar dan setiap sesi sama haulen harus
- 00:37:40bayar Rp.500 hanya untuk dialkin.
- 00:37:45Wah, kayak kaya
- 00:37:48haulen. Jadi, ada kasus-kasus tertentu
- 00:37:51itu kita gak bisa nalin diri kita
- 00:37:53sendiri. Wong saya aja. Itulah alasan
- 00:37:56pergi ziarah minta
- 00:37:59ditalkin ziarah.
- 00:38:02E jadi gak semua kasus itu kita mampu
- 00:38:05talkin sendiri.
- 00:38:08itu gunanya kita punya guru
- 00:38:11ya, punya amaliah. Amaliah itu gunanya
- 00:38:15itu
- 00:38:18gitu. Jangan
- 00:38:20kayak jangan kayak siapa?
- 00:38:24Qarun.
- 00:38:26Qarun. Jadi di Quran itu ada empat
- 00:38:30tokoh. Ada empat tokoh. Ada empat tokoh
- 00:38:33yang itu menunjukkan kesombongan.
- 00:38:38Salah satunya itu
- 00:38:41Qarun. Qarun itu setelah kaya dia
- 00:38:44bilang, "Ini kan saya kaya karena ilmu
- 00:38:46saya." Ah, itu sama itu. Oh, ini kan
- 00:38:49saya di nonual ini karena ilmu saya,
- 00:38:52bukan karena lagi hubungan dengan guru.
- 00:38:55Ah, itu kena korun. Itu hati-hati itu di
- 00:38:59Quran diceritakan. Jadi dia kemudian itu
- 00:39:02setelah dia apa ya? sekuler. Dia
- 00:39:06mensekularisasi
- 00:39:08konteks. Padahal konteks itu awalnya
- 00:39:10adalah
- 00:39:12hubungan bukan
- 00:39:14sekuler. Banyak itu. Setelah pintar dia
- 00:39:17mensekularisasi konteks itu diceritakan
- 00:39:20di Quran loh. Itu hati-hati itu yang
- 00:39:23sudah bisa nonual itu jangan kamu
- 00:39:27sekularisasi bahwa ini ilmuku gitu.
- 00:39:30ini adalah hubunganku dengan dengan
- 00:39:34guru kayak
- 00:39:36gitu. Ini adalah
- 00:39:38relasi hasil hubungan bukan pencapaian
- 00:39:43individu
- 00:39:45gitu. Jadi jangan sampai kemudian
- 00:39:48tuh mensekularisasi konteks dualitas itu
- 00:39:56gitu. Itu di Quran ada. Tapi
- 00:39:58jarang-jarang saya ee yang tiga yang
- 00:40:02lain tiga kesombongan kan ada empat pola
- 00:40:04kesombongan tuh
- 00:40:07ya ada
- 00:40:11empat. Hati-hati
- 00:40:18itu. Wah, ini nindir Mas Imam tadinya
- 00:40:21sabar banget habis ngisi kelas sabar.
- 00:40:23giliran anak numpahin adonan donat
- 00:40:27ngamuk-ngamuki Pak Suhadi nyindir masih
- 00:40:36imam setelah ana numpahin adonan donat
- 00:40:39nah oh iki wis tahun lalu Pak Oh
- 00:40:50terlampau jadi itu konteks non dual itu
- 00:40:53jangan
- 00:40:55disekularisasi dia gak boleh
- 00:41:00disekularisasi bahaya itu. Itu suatu
- 00:41:02bentuk kesombongan ilmu itu adalah
- 00:41:05mensekularis apa namanya sanad itu
- 00:41:08dihapus
- 00:41:10gitu. Sanadnya itu
- 00:41:12dihapus harus tetap
- 00:41:15bersanad. Kayak misalnya gini saya kasih
- 00:41:18contoh ya. itu bahayanya mensekularisasi
- 00:41:21sanad. Karena sanad itu bukan
- 00:41:24sekularisasi, dia
- 00:41:26hubungan hubungan nonal sebenarnya itu
- 00:41:29hubungan
- 00:41:32nondual. Jadi konteks nondual itu
- 00:41:35konteks hubungan nondual gitu, bukan
- 00:41:38konteks sekuler gitu. Kalau ee hubungan
- 00:41:42nondual itu, konteks hubungan nondual
- 00:41:44itu disekularisasi hanya ilmu nonal ya
- 00:41:49toh. Ah, itu
- 00:41:51sombong.
- 00:41:53Sombong itu. Sombong itu. Salah satu
- 00:41:57kesombongan yang diterangkan di Quran
- 00:42:00itu pada Karun. Qarun. Qarun. Bukan pada
- 00:42:04Karun. Kalau di sahabat Nabi itu
- 00:42:07Salabah.
- 00:42:09Salabah itu kemudian tuh
- 00:42:12mensekularisasi
- 00:42:15hasil. Tidak lagi bersanad, memutus
- 00:42:18sanad. Ya, memutus
- 00:42:23sanad gara-gara sudah 500. Ah, ini aku
- 00:42:26sudah konteks nonual ini. Diputus sanad
- 00:42:29itu. Itu diterangkan di Quran loh.
- 00:42:32Hati-hati ya. hati-hati memutus sanad
- 00:42:34itu. Padahal ini adalah sanad non dual
- 00:42:37sebenarnya, bukan ilmu non
- 00:42:42dual. Ilmu non
- 00:42:48duual itu kalau yang baca-baca kitab,
- 00:42:51kitab-kitab itu, itu banyak itu. Kenapa
- 00:42:54sih ee kayak Salabah, Qarun ini ada lagi
- 00:43:00kaum hawarin? itu mereka sudah telah
- 00:43:05berilmu memutus sanad ilmu itu
- 00:43:08gitu karena dia sudah kuasai gitu. Aku
- 00:43:12sudah kuasai. Ah itu sekuler namanya.
- 00:43:15Mensekularisasi
- 00:43:18ilmu jatuh di situ. Itu itu di ini ya.
- 00:43:21Jadi sanad itu jangan disekularisasi.
- 00:43:23Sanad itu artinya hubungan
- 00:43:26nonual. Hubungan nondual.
- 00:43:31Jadi nondual itu
- 00:43:34hubungan
- 00:43:37hubungan kalau bahasa itu bemo dia bemo
- 00:43:42maa gitu ya.
- 00:43:45Kalau bemo itu di Quran tuh maa misalnya
- 00:43:48ada
- 00:43:50mayah ya
- 00:43:53kan kalau di Quran tuh
- 00:43:57misalnya
- 00:43:58[Musik]
- 00:44:01ee banyak ayat-ayat maa
- 00:44:07itu
- 00:44:10banyak sebenarnya dia ee ee apa
- 00:44:16ya? Bahwa non dualitas itu
- 00:44:20hubungan bukan sekuler gitu. Jadi tidak
- 00:44:24ada justru yang dualitas itu sekuler.
- 00:44:27Tiada hubungan.
- 00:44:29Tiada
- 00:44:36hubungan seperti
- 00:44:38itu. Ajail jatuh itu karena
- 00:44:41mensekularisasi anu apa sanad
- 00:44:46itu qarun semuanya jatuh. Semuanya
- 00:44:49jatuh.
- 00:44:53Tapi itu kalau apa ya ya baca
- 00:44:56kitablah tanya-tanya Mas Rustam gitu
- 00:44:59yang yang membaca di Quran tuh ada empat
- 00:45:02kalimat
- 00:45:04kesombongan. Salah satunya itu
- 00:45:06mensekularisasi sanad. Sanad itu
- 00:45:12hubungan. Kan gak bisa saya bilang saya
- 00:45:15ini hanya aswar. Bukan aswar bin. Oh
- 00:45:18enggak. Enggak mungkin memutus bin itu
- 00:45:22sekularisasi
- 00:45:23itu. Iya
- 00:45:26toh? Memutus
- 00:45:31bin enggak bisa. Saya harus selalu
- 00:45:33bilang aswar bin ini
- 00:45:36gitu kan. Saya gak bisa mentang-mentang
- 00:45:39sudah punya KTP sendiri binnya ku hapus
- 00:45:42k ganti suka-suka. Enggak bisa begitu.
- 00:45:46Memutus hubungan itu berbahaya
- 00:45:50gitu. Memutus hubungan itu nanti muncul
- 00:45:53kalau itu bahaya loh. Itu nanti ada
- 00:45:56organ-organ kayak tangan, kaki itu bisa
- 00:46:00putus karena memutus bin
- 00:46:05mutus. Makanya hubungan itu jangan
- 00:46:07diputus walaupun sudah 900. Oh, 900.
- 00:46:11Wah, enggak ada guru itu. Wah, itu kamu
- 00:46:14lebih Qarun dari
- 00:46:16Qarun. Itu diterangkan di Quran. Tanya
- 00:46:19aja tuh yang yang bisa baca-baca kitab
- 00:46:22itu tanya aja kayak Mas Rustam nih tahu
- 00:46:25pasti karena pesantren itu tahu ada
- 00:46:28babnya sendiri.
- 00:46:30Itu seperti
- 00:46:32itu. Kalau sombong, jadi kesombongan itu
- 00:46:35ada empat
- 00:46:37jenis. Ada empat jenis.
- 00:46:42Firaun tuh satu jenis. Qarun itu satu
- 00:46:45jenis. Kalau iblis itu dia sombong
- 00:46:49karena
- 00:46:51zat. Dia sombong karena
- 00:46:55zat. Itu kesombongannya iblis. Itu mirip
- 00:46:58kesombongannya si siapa yang di Jerman
- 00:47:03itu. Mas Hitler. Nah, itu kesombongan
- 00:47:06iblis tuh kesombongannya Hitler.
- 00:47:09bahwa bangsa Arya itu adalah yang paling
- 00:47:12mulia di antara
- 00:47:14semua. Iya toh. Ah, ini orang Mah jangan
- 00:47:16sampai orang Muna ini orang yang paling
- 00:47:18ini. Ah, jangan. Itu
- 00:47:21kesombongannya
- 00:47:24iblis. Firaun saja bukan itu
- 00:47:30kesombongan gitu.
- 00:47:34Jadi kesombongannya iblis itu adalah
- 00:47:36kesombongan yang hanya bisa dimiliki
- 00:47:39oleh
- 00:47:40Tuhan. Ya kan? Kesombongan pada
- 00:47:44zat. Kalau Qarun itu kesombongan pada
- 00:47:51ilmu.
- 00:47:53Kalau ee Firaun itu kesombongan karena
- 00:47:57kekuasaan. Satu lagi ada lagi satu cari
- 00:48:00sendirilah.
- 00:48:02baca membaca
- 00:48:10gitu seperti
- 00:48:13itu. Hati-hati itu hati-hati karena non
- 00:48:16sebenarnya dualitas nonal itu non duual
- 00:48:19itu hubungan nonal hubungan dalam
- 00:48:22konteks. Makanya kita di dimensi 10-nya
- 00:48:27itu Abi gitu. AB itu hubungan nonal
- 00:48:30dengan sumber diri gitu gak
- 00:48:33putus. Termasuk dalam ilmu itu kan kita
- 00:48:37ya kalau sudah menerima talkinnya itu
- 00:48:39hubungannya harus nonual dengan pemberi
- 00:48:42talkin itu. Nah, ini yang kadang-kadang
- 00:48:45tuh berbahaya ya belajar
- 00:48:48kesadaran kemudian tuh ya tetap harus
- 00:48:53belajarlah terutama yang empat jenis.
- 00:48:59kesombongan yang ada di Quran gitu. Ada
- 00:49:02jenis-jenisnya
- 00:49:07gitu, ada
- 00:49:11jenis-jenisnya.
- 00:49:14Hati-hati yang berbahaya itu kesombongan
- 00:49:17karena ilmu. Ada itu Qarun, Salabah gitu
- 00:49:21kan.
- 00:49:24dia memutus sanad
- 00:49:27ilmu sama dengan memutus nasab
- 00:49:33itu seperti
- 00:49:37itu. Jadi di jadi amaliah itu sanadnya
- 00:49:41harus dirawat.
- 00:49:45amaliah itu sanate harus
- 00:49:49dirawat biar tidak mengalami kesombongan
- 00:49:52karena
- 00:49:59ilmu. Oke, saya kira itu ya. Ee jadi ee
- 00:50:03inilah masyarakat kita itu kalau
- 00:50:05mendengar metode apa? metode spiritual
- 00:50:09dikiranya gampang itu. Kamu ikhlas saja
- 00:50:12nanti seperti ini. Aduh gak ikhlas itu
- 00:50:15pekerjaan
- 00:50:17sulit kamu sabar aja itu pekerjaan sulit
- 00:50:20gitu. Nah semuanya mampu karena itu
- 00:50:24membutuhkan konteks yang jelas gitu.
- 00:50:27Jadi seolah-olah misalnya ya di
- 00:50:29masyarakat kita itu kamu cukup leting go
- 00:50:32letting go letting go piye gitu.
- 00:50:35teorinya itu harus harus harus mapan
- 00:50:39karena itu pekerjaan yang tidak bisa itu
- 00:50:43batiniah
- 00:50:44gitu minimal ya kalau teorinya harus
- 00:50:47bagus untuk melihat bahwa kamu menguasai
- 00:50:51konteks itu. Maka coba
- 00:50:53teoritisasi k lihat bagaimana caramu
- 00:50:55menteoritisasi konteks itu. Ah harus
- 00:50:59diuji begitu jangan. Jadi
- 00:51:01justru spiritual itu spiritualitas itu
- 00:51:06membutuhkan pemahaman
- 00:51:09teoritis yang
- 00:51:11fasih. Karena untuk mengujinya kamu
- 00:51:14menguasai kontes, coba teoritisasi.
- 00:51:17Tanpa kamu teoritisasi berarti kamu
- 00:51:19enggak menguasai konteks
- 00:51:23itu. Lah io masyarakat itu kan leting
- 00:51:27go tanpa konteks. Lalu merasa mereka
- 00:51:32keluar dari situ merasa
- 00:51:35sudah bisa itu kan itu kan ya biarin aja
- 00:51:40gitu. Asal jangan leas gimana share
- 00:51:44screen-nya lepas. ee pasang
- 00:51:48lagi. Jadi gitu. Jadi kalau mau jadi
- 00:51:52kalau spiritualitas itu karena barang
- 00:51:54itu barang tak kasat mata, maka uji dia
- 00:51:57secara
- 00:51:59teoritis. Iya kan? Bagaimana memastikan
- 00:52:02bahwa kamu mempraktikkan letingo itu
- 00:52:04sudah
- 00:52:06benar? Jangan sampai kayak kebanyakan
- 00:52:09orang letingo itu apa? Mbuh raw weru.
- 00:52:12Alah wes wes enggak jelas.
- 00:52:17jelas. Apalagi sampai ada istilah gimana
- 00:52:20sprit itu jangan dibahasakan. Ah, itu
- 00:52:22nak gak ngerti konteks
- 00:52:25dia. Apa sih wong wahyuat terbahasakan
- 00:52:30kok percakapan Allah dengan Nabi
- 00:52:34terbahasa kan
- 00:52:35apalagi cuma
- 00:52:43letingo. Jadi cara memeriksa konteks itu
- 00:52:46konteks subjektif di teoritisasi gitu.
- 00:52:48Periksa dia di teorinya.
- 00:52:52Kalau enggak ada teorinya berarti dia
- 00:52:53belum menguasai konteks itu. Gitu
- 00:52:56aja. Tidak mudah itu. Tidak
- 00:53:00mudah. Saya dulu ya belajar teori itu
- 00:53:03selesai 14 tahun
- 00:53:05gitu. 9 tahun pertama itu saya tahu
- 00:53:07konteksnya. Tapi untuk
- 00:53:10mororitisasinya itu sampai tambah lagi 5
- 00:53:12tahun.
- 00:53:15itu untuk untuk memastikan bahwa kita
- 00:53:17sudah menguasai konteks itu. Coba
- 00:53:20teoritisasi, coba tulis, coba
- 00:53:23modelkan, coba
- 00:53:25potret. Konteks itu difoto dengan model
- 00:53:28gitu. Harus
- 00:53:33begitu. Iya. Adam saja disuruh
- 00:53:35membahasakan gitu nama-nama
- 00:53:38itu, disuruh membahasakan konteks itu
- 00:53:41gitu. diuji baru malaikat pancen ngeten.
- 00:53:45Pancen ngeten malaikat sujud karena apa?
- 00:53:48Dia mampu menteoritisasi
- 00:53:54konteks itu kalau kamu bisa teoritisasi
- 00:53:57itu sudah menjadi hakmu,
- 00:54:00gitu. Nah, kalau sudah menjadi hakmu,
- 00:54:02jangan lupa
- 00:54:04sanad. I toh jangan lupa sanad gitu.
- 00:54:08Amaliah-amaliah itu ada sanadnya.
- 00:54:11Kirimin Fatihah itu menunjukkan hubungan
- 00:54:13nonal gitu. Seram juga ini belajar
- 00:54:16kesadaran. Lalu kemudian itu nanti ada
- 00:54:19kesombongan nanti ku iniin nih aku
- 00:54:21petain tapi harus bayar
- 00:54:24itu. Ah iya bikin ilmu kok harus bayar
- 00:54:28itu. Nanti Mas Imam itu bisa pakai buat
- 00:54:30ceramah di kabupaten, di
- 00:54:32provinsi. Ee harus bayar itu karena
- 00:54:36nulisnya butuh listrik.
- 00:54:39ngambilnya itu butuh kopi.
- 00:54:43Wah, butuh kopi itu nulis saya, Pak.
- 00:54:45Pagi-pagi saya kopinya sudah dua
- 00:54:51gelas ya gitu, Mas Imam ya. J ku
- 00:54:56bikininlah
- 00:54:57modelnya. Menarik itu menarik. Makanya
- 00:55:01di Tariqah itu sanad itu dijaga karena
- 00:55:05itu sebenarnya hubungan nonual.
- 00:55:07hubungan
- 00:55:09nonal hubungan ilmu tapi eh ilmu tetapi
- 00:55:13dalam kerangka hubungan nonual
- 00:55:17gitu ilmu tapi hubungannya non karena
- 00:55:20ada ilmu yang tidak nondual itu
- 00:55:23contohnya Qarun salabah ngeri itu.
- 00:55:28Ngeri yang
- 00:55:33ngeri seperti
- 00:55:37itu di dibahas di Quran gitu.
- 00:55:40Besok-besok kalau kelas sebelum bahas
- 00:55:43ilmu belajar dulu bab
- 00:55:45kesombongan. Tapi itu harusnya diini
- 00:55:47sendirilah itu
- 00:55:48ya. Itu di di dikaji sendiri.
- 00:55:55Bayangkan Salabah itu sampai Khalifah
- 00:55:57Umar
- 00:55:58ditolaknya. Jadi dia sudah tidak ada
- 00:56:00hubungan lagi karena sudah menguasai
- 00:56:03ilmunya. Sekuler namanya. Itu kan
- 00:56:06sebenarnya yang terjadi pada ilmuwan
- 00:56:09Barat. Ketika mereka mengambil ilmu di
- 00:56:11Kordova, di Spanyol, mereka memutus
- 00:56:14sanad karena sudah dapat
- 00:56:17ilmunya. Sampai sekarang sekuler.
- 00:56:20Iya, sampai sekarang.
- 00:56:26Nah, Salabah itu yang kambingnya banyak
- 00:56:28tapi lupa gurunya gitu. Hati-hati, Mas
- 00:56:30Imam. Kambingmu banyak, kamu lupa.
- 00:56:33Kamu mentang-mentang kambingmu udah
- 00:56:35banyak ya. Kamu lupa sama ayah misalnya,
- 00:56:40ya kan? Ah, saya sudah kaya, saya tanpa
- 00:56:43tanggungan ayah ibu, saya sudah berdiri
- 00:56:46di atas kaki sendiri dalam kurung
- 00:56:47berdikarya itu. Kamu hubunganmu dualitas
- 00:56:51gitu.
- 00:56:59itu salah satu bentuk
- 00:57:02kesombonganah. Saya kira itu dulu.
- 00:57:04Terima kasih. Asalamualaikum
- 00:57:05warahmatullahi wabarakatuh. Oke, terima
- 00:57:08kasih Bang Aswar. Terima kasih
- 00:57:10teman-teman ya. Bagi teman-teman yang
- 00:57:12mau nyimak ulang TBP bisa ini ya lihat
- 00:57:17di channel YouTube Evolusi Jiwa. Jangan
- 00:57:19lupa subscribe dan nyalakan tombol
- 00:57:22loncengnya biar nanti dapat
- 00:57:24pemberitahuan ketika upload video
- 00:57:27terbaru. Terima kasih, kita bertemu
- 00:57:29minggu insyaallah. Alalamualaikum
- 00:57:30warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi
- 00:57:32dan selamat beraktivitas. Yeah.
- kontrol
- melepaskan
- dualisme
- non-dualisme
- sanad
- spiritualitas
- kesombongan
- pola kecanduan
- penderitaan
- kebebasan