video pendidikan

00:05:52
https://www.youtube.com/watch?v=h0YEKCh91Ms

概要

TLDRCerita ini berfokus pada perjuangan dua siswi, Nadiah dan temannya, yang menghadapi pandangan masyarakat terhadap pendidikan perempuan. Mereka berusaha untuk mencapai cita-cita yang tinggi di tengah stigma sosial. Disisi lain, ada kisah Afan yang mengalami penurunan prestasi di sekolah dan konflik dengan ayahnya. Adiknya berusaha membantu Afan dengan memberikan buku yang menginspirasi untuk memotivasi dan memperbaiki prestasinya. Keduanya menunjukkan pentingnya pendidikan dan perjuangan untuk hak-hak perempuan, terinspirasi oleh RA Kartini.

収穫

  • 🎓 Pendidikan penting bagi perempuan.
  • 💪 Perempuan mampu meraih cita-cita tinggi.
  • 📚 RA Kartini sebagai teladan perjuangan pendidikan.
  • 👩‍⚕️ Nadiah ingin menjadi dokter.
  • 🚫 Stigma negatif mengenai pendidikan perempuan harus diubah.
  • 👨‍👦 Konflik antara ayah dan anak dapat terjadi akibat tekanan akademis.
  • 📖 Buku bisa menjadi sumber motivasi yang baik.
  • 🤝 Mendukung sesama dapat mengubah nasib seseorang.
  • 🗣️ Diskusi mengenai hak dan kedudukan perempuan perlu diperluas.

タイムライン

  • 00:00:00 - 00:05:52

    Video ini bermula dengan seorang ustaz yang mengumumkan pelajar dengan nilai tertinggi di sekolah. Ustaz mengecam pelajar yang tidak disiplin, dan memperlihatkan harapan agar para pelajar memiliki cita-cita tinggi. Salah satu pelajar, Nisyaah, menyatakan keinginannya untuk menjadi dokter, tetapi merasakan tekanan dari norma sosial yang mengatakan bahwa wanita seharusnya tidak mengejar pendidikan tinggi. Ia berbincang dengan temannya, yang juga merasakan hal sama, tetapi mereka bertekad untuk menunjukkan bahwa wanita mampu mencapai cita-cita yang tinggi, terinspirasi oleh Kartini, seorang pahlawan wanita. Seterusnya, seorang ayah dipanggil ke sekolah kerana prestasi anaknya yang menurun. Meskipun ada kerisauan, ayah bersepakat untuk membantu anaknya belajar lebih baik. Anak tersebut merasa tertekan dan tidak ingin dibantu oleh adiknya, tetapi setelah mendapat dorongan dari adik, dia menjadi bersemangat untuk berubah dengan bantuan buku tentang Kijar Dewantara. Mereka berdua berbenah dan berusaha untuk memenuhi harapan yang mereka miliki, terinspirasi oleh semangat Kartini.

マインドマップ

ビデオQ&A

  • Siapa yang mendapat nilai tertinggi di kelas?

    Ay dan Azra.

  • Mengapa Afan dipanggil ke sekolah?

    Karena nilai Afan menurun.

  • Apa cita-cita Nadiah?

    Dia ingin menjadi dokter.

  • Siapa RA Kartini?

    Seorang pahlawan wanita yang memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan.

  • Apa yang dilakukan adik Afan untuk membantunya?

    Adiknya memberikan buku agar Afan muncul kembali motivasi belajar.

  • Apa yang dirasakan Nadiah tentang pendapat orang lain mengenai pendidikan perempuan?

    Dia merasa semua orang meremehkan kemampuan perempuan untuk mendapatkan pendidikan tinggi.

  • Apa yang menyebabkan konflik antara Afan dan ayahnya?

    Ayahnya merasa malu karena Afan tidak berprestasi di sekolah.

  • Mengapa Nadiah dan temannya percaya bahwa mereka bisa mencapai cita-cita tinggi?

    Mereka percaya bahwa perempuan bisa menunjukkan bahwa mereka tidak lemah.

  • Apa yang Nadiah inginkan dari pendidikan?

    Dia ingin membanggakan orang tuanya.

  • Apa yang Afan pelajari dari buku yang diberikan adiknya?

    Ia mulai termotivasi untuk berubah dan belajar lebih giat.

ビデオをもっと見る

AIを活用したYouTubeの無料動画要約に即アクセス!
字幕
id
オートスクロール:
  • 00:00:14
    Ini
  • 00:00:18
    ada hati-hati ya.
  • 00:00:22
    Asalamualaikum warahmatullahi
  • 00:00:24
    wabarakatuh semuanya.
  • 00:00:26
    Waalaikumsalam, Ustaz.
  • 00:00:30
    Baik, karena kita sudah mau memasuki
  • 00:00:32
    semester baru, saya akan mengumumkan
  • 00:00:36
    siswa dan siswi yang mendapat nilai
  • 00:00:38
    tertinggi di semester ini. Saya
  • 00:00:40
    mengucapkan selamat kepada Ay dan
  • 00:00:47
    Azra. Ah, pagi masih tidur aja,
  • 00:00:51
    udah enggak pakai seragam, nilai
  • 00:00:53
    kangurun. Kalau begini terus saya
  • 00:00:54
    panggil orang tua kamu. Nadiah pastikan
  • 00:00:58
    dia tidak lagi di kelas. Iya ustaz
  • 00:01:02
    Nisyaah. Saya lihat kamu kok rajin kali
  • 00:01:04
    belajarnya. Ya memangnya apa yang mau
  • 00:01:06
    kamu capai? Ih, saya mau jadi dokter
  • 00:01:08
    Ustaz biar saya bisa membantu banyak
  • 00:01:10
    orang. Buat apa sih belajar dan punya
  • 00:01:13
    cita-cita itu
  • 00:01:16
    tinggi? Adik nanti kerjanya di dapur.
  • 00:01:19
    Sudahlah kamu enggak usah belajar yang
  • 00:01:21
    rajin-rajin kali. Ya udahlah saya pergi
  • 00:01:23
    dulu
  • 00:01:25
    kenapa ya aku merasa semua orang di
  • 00:01:28
    sekitar aku itu meremehkan aku.
  • 00:01:30
    Orang-orang pada bilang perempuan itu
  • 00:01:32
    enggak pantes untuk mendapatkan edukasi
  • 00:01:34
    yang tinggi karena akhir-akhirnya pasti
  • 00:01:37
    di dapur ngurus suami, ngurus anak.
  • 00:01:41
    Padahal aku juga pengin punya cita-cita
  • 00:01:43
    dan pekerjaan yang bagus agar bisa
  • 00:01:45
    membanggakan orang tua aku. Ya kan Nes?
  • 00:01:49
    Aku juga ngerasa gitu kok sebagai
  • 00:01:50
    perempuan.
  • 00:01:52
    Tapi aku yakin kita sebagai perempuan
  • 00:01:56
    bisa menunjukkan bahwa kita tuh enggak
  • 00:01:57
    selemah itu. Kita tuh bisa mendapatkan
  • 00:02:01
    cita-cita yang tinggi dan edukasi yang
  • 00:02:04
    bagus kayak RA Kartini. Kartini? Iya.
  • 00:02:09
    Temanmu yang mana lagi tuh? Bukan, itu
  • 00:02:12
    loh salah satu toko pahlawan wanita.
  • 00:02:15
    Coba deh kamu baca-baca lagi. Oke deh,
  • 00:02:17
    Serah. Nanti ya aku pulang duluan ya.
  • 00:02:20
    Oke, dadah.
  • 00:02:25
    Hati-hati. Bapak Afan, silakan duduk.
  • 00:02:28
    Ada yang mau saya sampaikan kepada kamu
  • 00:02:30
    dan bapak
  • 00:02:34
    kamu? Selamat siang, Pak. Saya
  • 00:02:36
    mengucapkan terima kasih atas waktunya
  • 00:02:38
    dan mohon maaf karena telah mengganggu
  • 00:02:40
    waktu Anda di kantor. Tidak apa-apa,
  • 00:02:42
    Pak. Ee saya mau bertanya, Pak. Kenapa
  • 00:02:45
    ya sampai saya harus dipanggil ke
  • 00:02:47
    sekolah? Jadi begini, Pak. Nilai siapkan
  • 00:02:49
    di semester ini menurun sekali. Jadi
  • 00:02:52
    kami dari pihak sekolah memutuskan untuk
  • 00:02:54
    men-scor staf selama 2 minggu. Mohon
  • 00:02:58
    maaf sekali kami harus menggambarkan
  • 00:03:00
    info ini. Tapi ini pihak sekolah yang
  • 00:03:02
    memutuskan. Oh, begitu ya, Pak.
  • 00:03:05
    Astagfirullahalazim. Eh, ya sudah, Pak.
  • 00:03:07
    Kalau gitu saya akan pastikan saya
  • 00:03:09
    memberikan pelajaran agar dia bisa
  • 00:03:11
    menjadi lebih baik lagi. Terima kasih
  • 00:03:13
    ya, Pak, atas beritanya. Kalau begitu
  • 00:03:15
    saya izin pamit ya, Pak. Asalamualaikum.
  • 00:03:20
    Hei, sini Om. Kenapa? Sini
  • 00:03:28
    se kamu tuh kenapa sih? Papa tuh capek
  • 00:03:31
    loh lihat kamu di
  • 00:03:34
    sekolah. Papa tuh malu dipanggil ke
  • 00:03:36
    sekolah cuma untuk dikasih tahu ke kamu
  • 00:03:38
    tuh kayak badan
  • 00:03:39
    dalam. Gimana kalau mama masih ada? Mau
  • 00:03:42
    ngomong apa?
  • 00:03:44
    Mama, semenjak mama enggak ada, tingkah
  • 00:03:46
    kamu itu makin enggak benar. Cobalah
  • 00:03:48
    kamu contoh adik kamu. Dia rajin di
  • 00:03:51
    sekolah, enggak berandalan kayak kamu.
  • 00:03:53
    Capek, Pak.
  • 00:03:55
    Kata
  • 00:03:57
    kau terserah kamu lah ngapain di
  • 00:03:59
    sekolah. Papa enggak
  • 00:04:06
    malam, Bang? Tadi papa ada cerita pasal
  • 00:04:09
    abang kena discor saya dari sekolah.
  • 00:04:11
    Adik mau bantu abang biar abang bisa
  • 00:04:13
    buku ini. Ngapain kau di sini? Aku
  • 00:04:15
    enggak ada butuh bantuan darimu. Enggak.
  • 00:04:17
    Kayak mana papa bisa tahu aku di kayak
  • 00:04:19
    mana di sekolah? Enggak loh, Bang. Aku
  • 00:04:20
    nyelam kau kan yang cerita ke papa.
  • 00:04:22
    Enggak loh, Bang. Astagfirullah. Bukan
  • 00:04:24
    kayak gitu loh, Bang. Ini beneran adik
  • 00:04:25
    mau bantu Abang biar Abang bisa baca
  • 00:04:27
    buku ini. Ah, enggak usahlah. Tinggi kau
  • 00:04:29
    sana.
  • 00:04:32
    Ih, kok ada buku situ? Pasti siat
  • 00:04:36
    diletaknya bukunya di sini.
  • 00:04:52
    Ah si
  • 00:05:00
    entar bangun sekolah
  • 00:05:05
    ya kenapa Bang Dik? Maaf ya, semalam
  • 00:05:07
    abang sudah marah-marah sama adik,
  • 00:05:08
    padahal ee adik cuma mau bantuin Abang.
  • 00:05:11
    Iya, dan berkat buku tentang Kijar
  • 00:05:13
    Dewantara ini, Abang mulai termotivasi
  • 00:05:15
    untuk berubah. Alhamdulillah, Bang.
  • 00:05:18
    Enggak tahulah, Bang. Emang niat adik
  • 00:05:19
    cuma mau biar Abang berubah aja. Mana
  • 00:05:21
    tahu Abang adik ngasih buku itu Abang
  • 00:05:23
    bisa berubah, ya kan? Oke, ya. Mandilah
  • 00:05:26
    nanti telat. Oh, iya, Bang. Makasih ya,
  • 00:05:28
    Bang. Eh, aku udah baca yang tentang
  • 00:05:31
    Kartini kemarin. Nah, gimana? Ternyata
  • 00:05:34
    Kartini itu wanita yang hebat ya. Dia
  • 00:05:36
    berani memperjuangkan hak kita sebagai
  • 00:05:38
    wanita sehingga kita mendapatkan edukasi
  • 00:05:41
    yang tinggi. Hmm. Aku merasa aku harus
  • 00:05:44
    lebih rajin deh biar hak Kardin itu
  • 00:05:48
    enggak sia-sia. Nah, bagus itu. Gitulah.
  • 00:05:51
    Yeah.
タグ
  • Pendidikan
  • Perempuan
  • RA Kartini
  • Cita-cita
  • Konflik Keluarga
  • Motivasi
  • Edukasi
  • Siswa
  • Sekolah
  • Inspirasi