Punya 100jt di Umur 25 itu WAJIB di 2025!

00:09:29
https://www.youtube.com/watch?v=TWgI55WNSto

概要

TLDRThe video addresses the issue of unrealistic financial expectations among Indonesian youth, particularly the idea that one should have IDR 100 million in savings by age 25. It discusses the challenges faced by young people, including limited job opportunities, rising costs, and the influence of social media on financial habits. The speaker emphasizes the need for financial literacy and realistic goal-setting, suggesting strategies such as starting early with side jobs, budgeting tightly, and focusing on building skills. The video encourages viewers to set achievable financial goals and not to compare themselves to the often unrealistic standards portrayed on social media.

収穫

  • 💰 Many young Indonesians lack IDR 100 million savings due to unrealistic expectations.
  • 📉 Average income for ages 25-30 is IDR 2.6 million per month.
  • 🏦 Average household savings in Indonesia is only IDR 4 million.
  • 🧠 Financial literacy is crucial for setting realistic savings goals.
  • 🚀 Starting early with side jobs can help build savings.
  • 📊 Tight budgeting is essential for financial success.
  • 💼 Side hustles can provide additional income opportunities.
  • 📉 Social media often sets unrealistic financial standards.
  • 💡 Prioritize saving first, then spend what's left.
  • 🤝 Avoid comparing yourself to others on social media.

タイムライン

  • 00:00:00 - 00:09:29

    The video discusses why the majority of young Indonesians do not have savings of IDR 100 million by the age of 25, highlighting that only a small percentage of the population achieves this. It critiques the unrealistic financial expectations set by social media, emphasizing that individual circumstances vary widely. The speaker points out the economic challenges faced by young people, including limited job opportunities and rising costs, which make it difficult to save substantial amounts. The average income for those aged 25 to 30 is around IDR 2.6 million per month, which is insufficient for achieving the savings goal. The video stresses the importance of financial literacy, noting that only 44% of Gen Z understand basic financial concepts. It also addresses the negative impact of social media on spending habits, leading to poor financial health. The speaker encourages viewers to set realistic expectations and offers strategies for saving, such as starting early with side jobs and maintaining a strict budget. The video concludes by urging viewers to focus on their own financial goals rather than comparing themselves to others on social media.

マインドマップ

ビデオQ&A

  • Why do most young Indonesians not have IDR 100 million in savings?

    Many young Indonesians face unrealistic expectations set by social media, limited job opportunities, and rising living costs.

  • What is the average income for Indonesians aged 25 to 30?

    The average income for this age group is around IDR 2.6 million per month.

  • What is the average household savings in Indonesia?

    As of November 2024, the average household savings per bank account is only IDR 4 million.

  • How can young people realistically save IDR 100 million by age 25?

    Starting early with side jobs, budgeting tightly, and focusing on financial literacy are key strategies.

  • What is the importance of financial literacy for young people?

    Financial literacy helps young people manage their finances better and set realistic savings goals.

  • What are some recommended side hustles for young Indonesians?

    Freelancing, selling services, and starting small businesses like dropshipping are good options.

  • How can young people improve their financial habits?

    They should prioritize saving first, create a budget, and avoid comparing themselves to unrealistic social media standards.

  • What mindset should young people adopt regarding financial goals?

    They should set realistic expectations and not let social media dictate their financial standards.

  • Is it possible to achieve financial success without a high income?

    Yes, through side hustles and smart budgeting, financial success is achievable even with a lower income.

  • What role does social media play in shaping financial expectations?

    Social media often presents unrealistic financial success stories that can lead to unhealthy comparisons and expectations.

ビデオをもっと見る

AIを活用したYouTubeの無料動画要約に即アクセス!
字幕
id
オートスクロール:
  • 00:00:00
    Kenapa mayoritas anak muda Indonesia
  • 00:00:01
    enggak punya tabungan R00 juta? Kalau
  • 00:00:03
    kalian umur 25 dan punya tabungan di
  • 00:00:05
    atas R00 juta, kalian masuk di 0,2
  • 00:00:08
    sampai 0,5% populasi
  • 00:00:13
    Indonesia. Gua pengin revisit topik yang
  • 00:00:16
    waktu itu viral di tahun 2021. Umur 25.
  • 00:00:19
    Kalau lu belum punya tabungan Rp100
  • 00:00:20
    juta, belum hampir lunas cicilan
  • 00:00:23
    mobilnya, dan belum mulai KPR, artinya
  • 00:00:25
    lu bodoh. Dan ini menurut gua salah satu
  • 00:00:27
    fenomena yang toxic banget. Gua kira
  • 00:00:29
    udah ngilang gitu aja dari 2021. Orang
  • 00:00:32
    sadar gak realistis, setiap orang punya
  • 00:00:34
    standarnya masing-masing. Cuma a di
  • 00:00:36
    video ini gua bakal bahas strategisnya
  • 00:00:38
    dan realistisnya gimana cara kalian
  • 00:00:40
    nomur 25 punya Rp100 juta. Karena di era
  • 00:00:42
    sosial media unrealistic standard sama
  • 00:00:44
    toxic goals itu yang bikin kebanyakan
  • 00:00:46
    orang tuh malah pasrah sama situasi. You
  • 00:00:48
    guys will have a very tough time.
  • 00:00:50
    Kenapa? Soalnya lapangan pekerjaan
  • 00:00:51
    sempit, market finansial dunia lagi
  • 00:00:54
    tidak pasti, biaya-biaya naik, pajak
  • 00:00:56
    naik. Sebelum gua bahas strateginya,
  • 00:00:57
    kita bahas fakta lapangan
  • 00:01:02
    dulu. Dan ini sedihnya ya, kalian kalau
  • 00:01:05
    mikir punya tabungan Rp100 juta mikirnya
  • 00:01:07
    harus nabung berapa banyak. Kalau mau
  • 00:01:09
    nabung sekian banyak harus punya income
  • 00:01:11
    berapa banyak. Sedangkan data dari BPS
  • 00:01:13
    rata-rata pendapatan umur 25 sampai 30
  • 00:01:15
    ini untuk seluruh masyarakat Indonesia
  • 00:01:17
    ya, itu sekitar 2,6 juta per bulan.
  • 00:01:20
    Karena kalian harus lihat Indonesia
  • 00:01:21
    benar-benar sampai ke kota dan desa-desa
  • 00:01:24
    paling pelosok. Hei, Indonesia tuh bukan
  • 00:01:25
    cuma Jakarta dan kota-kota besar yang
  • 00:01:28
    kalian daftar kerja bisa langsung
  • 00:01:29
    gajinya di range 10 sampai R juta. Dan
  • 00:01:31
    pas statement viral 25 R100 juta itu tuh
  • 00:01:34
    dengan asumsi gaji udah di range 8
  • 00:01:36
    sampai belasan juta. Realistis enggak
  • 00:01:38
    untuk semua masyarakat Indonesia punya
  • 00:01:39
    target itu? Sebenarnya enggak realistis.
  • 00:01:41
    Habis itu kita bahas ke topik kedua,
  • 00:01:43
    yaitu rata-rata tabungan di Indonesia.
  • 00:01:45
    Ini data per November 2024. Tabungan
  • 00:01:48
    rumah tangga per rekening bank cuma Rp4
  • 00:01:50
    juta. Kita bisa produktif, kita punya
  • 00:01:52
    target gede, tapi masalahnya situasinya
  • 00:01:55
    enggak mumpuni. Nah, tapi sebelum gua
  • 00:01:57
    bahas strategi realistisnya, kalau
  • 00:01:59
    kalian masih mau berjuang nih, kita
  • 00:02:01
    harus bahas
  • 00:02:05
    kenapanya? Kenapa mayoritas anak muda
  • 00:02:08
    Indonesia enggak punya tabungan R00
  • 00:02:09
    juta? Hal pertama yang harus dipatahin
  • 00:02:11
    adalah ekspektasi psikologis yang muncul
  • 00:02:14
    dari sosial media. karena ngelihat ada
  • 00:02:15
    satu influencer, uh gila gua umur segini
  • 00:02:17
    punya duit berapa? Itu cuma terjadi 0
  • 00:02:19
    kom sekian pers untuk orang-orang
  • 00:02:21
    Indonesia. Dan itu enggak boleh dijadiin
  • 00:02:23
    standar realistis, cuma boleh dijadiin
  • 00:02:26
    harapan yang ambisius. Kalau lihat dari
  • 00:02:28
    data-datanya, it's almost impossible
  • 00:02:30
    untuk kita berharap mayoritas warga
  • 00:02:32
    Indonesia punya tabungan segitu. Jadi,
  • 00:02:34
    pertama yang kalian harus ngerti itu
  • 00:02:35
    yang namanya literasi keuangan. Tahun
  • 00:02:36
    2023 OJK keluarin tingkat literasi
  • 00:02:39
    keuangan Jenzy. Yes, kita fokus ke Jenzy
  • 00:02:41
    karena umurnya 25 itu tuh cuma 44%.
  • 00:02:43
    Artinya kalau misalnya ada 100 genzy di
  • 00:02:46
    satu ruangan, cuma 44 orang yang ngerti
  • 00:02:49
    konsep keuangan dasar. Gua ulangin ya,
  • 00:02:52
    konsep keuangan dasar, which is
  • 00:02:54
    catat-catat, hitung-hitung, pengeluaran
  • 00:02:57
    pemasukan. Ditambah sosial media itu
  • 00:02:59
    bikin mayoritas generasi muda spend
  • 00:03:02
    money yang mereka enggak punya. Jadi,
  • 00:03:03
    literasinya udah buruk, habitnya yang
  • 00:03:06
    kebangun karena influence sosial media
  • 00:03:08
    itu enggak memposisikan mereka untuk
  • 00:03:09
    punya finansial yang sehat. hal-hal
  • 00:03:11
    basic kayak sisihkan bukan sisakan.
  • 00:03:13
    Punya dana darurat kalau situasi lagi
  • 00:03:15
    enggak pasti. Punya financial goal atau
  • 00:03:17
    financial target yang kalian dollar cost
  • 00:03:19
    averaging setiap bulan. Itu habit-habit
  • 00:03:21
    yang belum kebangun. Cuma mayoritas
  • 00:03:23
    orang kalau di negara maju mau punya
  • 00:03:25
    tabungan gede simpelnya harus punya
  • 00:03:27
    pendapatan yang mumpuni. Dan itu
  • 00:03:29
    problemnya di Indonesia. Karena lapangan
  • 00:03:31
    kerja formal kita itu terbatas. Ada
  • 00:03:32
    aspek pemerintah gagal ngebangun
  • 00:03:34
    lapangan dan ketenagakerjaan yang bisa
  • 00:03:36
    menyerap warga-warga muda di Indonesia.
  • 00:03:38
    So, untuk beberapa orang kalau kalian
  • 00:03:40
    mau bergantung ke sistem untuk bisa
  • 00:03:42
    punya aset dan tabungan di luar dari
  • 00:03:44
    rata-rata, kalian harus punya privilege
  • 00:03:46
    untuk tinggal dan punya pendidikan di
  • 00:03:48
    kota-kota besar atau kota-kota
  • 00:03:49
    metropolitan. Itu baru secara persentase
  • 00:03:51
    kalian ada kemungkinan untuk bisa punya
  • 00:03:53
    finansial yang baik. Kenapa di awal
  • 00:03:55
    video ini gua banyak bahas tentang
  • 00:03:57
    realitanya dulu? Karena poin yang gua
  • 00:03:58
    bilang tadi untuk mayoritas anak muda
  • 00:04:00
    kalau punya target yang disodorin sama
  • 00:04:02
    sosial media yang ternyata itu gak
  • 00:04:04
    realistis, ekspektasinya kebentuk sampai
  • 00:04:07
    di titik orang tuh udah pasrah duluan
  • 00:04:09
    dan jadi enggak mau berjuang. Kenapa?
  • 00:04:10
    Soalnya standarnya diset sama sosial
  • 00:04:12
    media. Nanti bercabang ke mental health,
  • 00:04:14
    semangat untuk berjuang. Cuma gua mau
  • 00:04:15
    ngasih tips kalau misalnya kalian udah
  • 00:04:17
    patahin dulu semua stigma di kepala
  • 00:04:19
    bahwa kita harusnya enggak membandingkan
  • 00:04:21
    karena kebetulan statementnya itu cuma
  • 00:04:23
    berlaku di kota-kota metropolitan. Buat
  • 00:04:25
    kalian yang masih nonton video ini
  • 00:04:26
    sampai detik ini, bisa enggak punya
  • 00:04:28
    Rp100 juta di umur 25? Bisa. Bahkan
  • 00:04:30
    kalau kalian enggak terprivilege di
  • 00:04:33
    lingkungan yang memudahkan kalian untuk
  • 00:04:34
    make money. Gua mau ngasih beberapa tips
  • 00:04:36
    dan langsung aja ini di chapter
  • 00:04:41
    3. Kalau kalian ah punya ekspektasi
  • 00:04:43
    realistis dan udah punya teman yang
  • 00:04:44
    misalnya di bawah umur 20 lah dan mereka
  • 00:04:46
    udah beraspirasi umur 25 udah punya R00
  • 00:04:48
    juta. Tips nomor satu adalah hal yang
  • 00:04:50
    jarang direkomendasiin orang nih. Karena
  • 00:04:53
    ini melanggar nilai-nilai hassle culture
  • 00:04:56
    yaitu mulai lebih mudah. Karena situasi
  • 00:04:58
    sekarang gak oke untuk ngikutin sistem
  • 00:05:01
    kalian tuh harus punya mindset bisa
  • 00:05:03
    memulai bahkan di masa pendidikan. Dan
  • 00:05:05
    orang-orang yang jadi outlier atau 0 kom
  • 00:05:07
    sekian pers di Indonesia memang terbukti
  • 00:05:09
    memulai lebih awal dibanding mayoritas
  • 00:05:11
    workforce. Mereka enggak tunggu lulus
  • 00:05:13
    cari kerja baru oke itu day one-nya gua
  • 00:05:15
    berkarir. Karena kalian tinggal di zaman
  • 00:05:16
    digital dan realisasinya kalian enggak
  • 00:05:18
    bisa berharap dari pekerjaan formal.
  • 00:05:20
    Starting early berarti ngambil
  • 00:05:22
    kerjaan-kerjaan informal. Misalnya
  • 00:05:24
    kalian dari SMP, SMA atau kuliah mulai
  • 00:05:26
    ngebangun skill-skill digital di mana
  • 00:05:28
    kalian bisa mulai either freelance atau
  • 00:05:30
    kalian cari kerjaan job-job sampingan
  • 00:05:33
    pas kalian kuliah. Dan itu yang gua
  • 00:05:34
    lakuin. Waktu itu gua dapat banyak
  • 00:05:36
    kerjaan dari dosen gua. Rute yang satu
  • 00:05:38
    lagi starting early adalah cari posisi
  • 00:05:40
    intern atau side job yang biasanya bisa
  • 00:05:42
    dikasih sama tempat-tempat kerja formal.
  • 00:05:44
    Dan kalau kalian mulai dari 18 sampai 20
  • 00:05:46
    ini mungkin untuk adik kalian atau anak
  • 00:05:48
    kalian ke depannya itu udah misahin
  • 00:05:50
    kalian dari mayoritas tenaga kerja di
  • 00:05:52
    Indonesia. Jadi secara development sama
  • 00:05:55
    periode menabung itu lebih realistis pas
  • 00:05:57
    nanti umur 25 jadi R juta. Nah, kalau
  • 00:05:59
    udah punya stable income dan udah start
  • 00:06:01
    early, pertama budgetingnya harus tight.
  • 00:06:04
    Ngelihat dari data lapangan dan
  • 00:06:06
    startingnya dari umur 20, kalian harus
  • 00:06:08
    nabung sekitar antara 2 sampai R juta
  • 00:06:10
    per bulan. Nah, ini mindset sisihkan
  • 00:06:12
    bukan sisakan ini harusnya dipertegas
  • 00:06:14
    lagi. Setiap dapat income, cara paling
  • 00:06:16
    bodohnya adalah ditabung dulu yang
  • 00:06:18
    kalian punya target. Terus mau enggak
  • 00:06:20
    mau hidup dengan uang sisanya. bukan
  • 00:06:22
    hidup dulu dengan uang yang kalian
  • 00:06:23
    punya, terus tabung sisanya. Karena
  • 00:06:25
    tanpa budgeting yang ketat untuk
  • 00:06:26
    mayoritas kalian kemungkinan besar susah
  • 00:06:29
    untuk hit 100 juta di bawah umur 30.
  • 00:06:31
    Mulai bikin pola hidup yang didesain
  • 00:06:33
    berdasarkan budgeting, bukan budgeting
  • 00:06:35
    yang menyesuaikan dengan pola hidup.
  • 00:06:36
    Yaitu kalau kalian mau jalan-jalan beli
  • 00:06:38
    konser, beli gadget baru, mindsetnya tuh
  • 00:06:40
    harus dibalik. Jadi, dua tips pertama
  • 00:06:42
    ini itu cara yang boring dan pasti untuk
  • 00:06:45
    jadi outlier. Nah, tapi yang sering
  • 00:06:46
    digaung-gaungin dan menjadi standar baru
  • 00:06:48
    adalah ada enggak cara lain untuk ya
  • 00:06:51
    udah gua enggak bergantung dengan income
  • 00:06:52
    stabil, yaitu gaji sekitar 8 sampai
  • 00:06:54
    belasan juta lah. Tips yang paling
  • 00:06:56
    realistis adalah side hassle. Kita
  • 00:06:58
    enggak usah mikir bisnis dulu, enggak
  • 00:06:59
    usah mikir investasi lu tiba-tiba
  • 00:07:01
    jackpot. Karena di skenario apapun kalau
  • 00:07:03
    kalian punya mindset, oke udah punya
  • 00:07:05
    tabungan kecil nih, gua pengen taruh
  • 00:07:06
    yolo ke crypto yang bisa 10 sampai 100
  • 00:07:09
    kali lipat, bisa enggak jadi Rp100 juta?
  • 00:07:10
    Bisa. Tapi bisa enggak 3 tahun kalian
  • 00:07:12
    kerja keras duitnya hilang semua? Bisa.
  • 00:07:14
    Jadi gua enggak pernah rekomendasiin
  • 00:07:16
    investment sebagai cara untuk
  • 00:07:17
    mendapatkan active income. Tapi yang
  • 00:07:19
    lebih realistis adalah ngejalanin side
  • 00:07:21
    hassle di atas kerjaan utama kalian
  • 00:07:24
    mulai bisa alokasi waktu di luar jam
  • 00:07:25
    kerja untuk step satunya adalah ngejual
  • 00:07:28
    jasa. Apapun skill yang kalian bangun di
  • 00:07:30
    dunia profesional mulai punya cara untuk
  • 00:07:32
    bikin lapak. Misalnya gua pernah bahas
  • 00:07:34
    di video sebelumnya di marketplace
  • 00:07:35
    freelance atau bahkan ng-DM-DM nge-cold
  • 00:07:37
    call bisnis butuh jasa atau enggak.
  • 00:07:39
    Terus kalau misalnya udah ngelewatin
  • 00:07:40
    fase jasa, yang kedua adalah bikin
  • 00:07:42
    produk. Biasanya kalau gak bisa bikin
  • 00:07:44
    produk, mulai dari dropshipping dulu,
  • 00:07:46
    yaitu ngejualin produknya orang, habis
  • 00:07:48
    itu nanti nge-wh label produknya orang,
  • 00:07:50
    habis itu nanti baru ngebangun brandnya
  • 00:07:51
    sendiri. Karena untuk variabel tabungan
  • 00:07:53
    cuma ada dua yang bisa dikontrol, income
  • 00:07:56
    sama expense, pendapatan sama
  • 00:07:58
    pengeluaran. Dan side hassle ini enggak
  • 00:08:00
    ada enggak habis sih kok idenya. Mau
  • 00:08:01
    jadi YouTuber juga bisa. Tapi harus ada
  • 00:08:04
    waktu yang dialokasiin untuk ngebangun
  • 00:08:06
    income tambahan. Dan ini sor itu sih di
  • 00:08:08
    zaman sekarang itu wajib. Kita gak bisa
  • 00:08:09
    bergantung sama again kalian udah lihat
  • 00:08:11
    datanya gaji bulanan. Nah, cara kedua di
  • 00:08:14
    tips ketiga ini ada dua cara nih. Yang
  • 00:08:15
    satu income tambahan melalui Site
  • 00:08:17
    hassle. Yang satu adalah kalian harus
  • 00:08:19
    mulai berani negosiasi dan cari
  • 00:08:21
    kesempatan karir. Walaupun ada masalah
  • 00:08:23
    etis yaitu pindah-pindah kerjaan. Tapi
  • 00:08:25
    hal yang pertama kalian harus lakuin
  • 00:08:26
    misalnya kalian karyawan dan kalian
  • 00:08:28
    doing well, kalian harus punya mindset
  • 00:08:30
    untuk bisa proaktif negosiasi karir
  • 00:08:32
    leader dengan atasan kalian. Dan karena
  • 00:08:34
    video ini gua pengen lebih topiknya
  • 00:08:37
    merealiskan ekspektasi sosial media
  • 00:08:40
    secara garis besar itu yang kalian bisa
  • 00:08:41
    lakuin. Kalau secara statistik target
  • 00:08:43
    itu enggak pernah realistis. Dari awal
  • 00:08:45
    gua dengar itu enggak realistis, tapi
  • 00:08:46
    bisa dengan kacamata untuk kalian yang
  • 00:08:48
    punya privilege tinggal di kota-kota
  • 00:08:50
    besar atau metropolitan. Jadi titipan
  • 00:08:51
    gua hal pertama untuk mindset. Bisa
  • 00:08:53
    enggak itu dicapai? Bisa. Tapi jangan
  • 00:08:55
    dijadiin standar. Apapun yang kalian
  • 00:08:56
    lihat dari sosial media itu most likely
  • 00:08:58
    enggak realistis dan itu cuma jargon
  • 00:09:00
    yang dipakai untuk orang cari tenar. Ya,
  • 00:09:02
    mungkin video ini lebih banyak curhatan
  • 00:09:04
    karena gua perlu ngingetin orang-orang
  • 00:09:05
    yang tinggal di sosial media bahwa
  • 00:09:07
    hampir 99% yang kalian lihat yang
  • 00:09:10
    berhubungan dengan finansial itu enggak
  • 00:09:11
    realistis buat masyarakat luas di
  • 00:09:13
    Indonesia. Gua sengaja bikin video ini
  • 00:09:15
    open ended. Kalian ada kalau ada saran
  • 00:09:17
    atau sanggahan di komen feel free di AD
  • 00:09:19
    di bawah atau mungkin mau sharing
  • 00:09:20
    pengalaman pribadi kalian punya tips
  • 00:09:22
    lain enggak? See you guys next video.
  • 00:09:23
    Bye- byye.
タグ
  • financial literacy
  • youth savings
  • Indonesia
  • realistic goals
  • social media influence
  • budgeting
  • side hustles
  • income strategies
  • financial expectations
  • economic challenges