00:00:00
Belakangan ini lebih susah cari kerja.
00:00:02
Apalagi kalau kalian lihat headline ini.
00:00:04
9,9 juta gen Z itu sekarang pengangguran.
00:00:07
Either mereka gak punya kerjaan
00:00:08
atau mereka gak ngincar edukasi atau training tertentu.
00:00:11
Awalnya pas gw ngelihat news ini—
00:00:12
oh ya udah mungkin emang karena banyakan gen Z kan masih muda
00:00:15
dan emang butuh waktu aja buat penyerapan.
00:00:16
Ternyata enggak.
00:00:17
Ternyata kalau kalian riset semakin dalam,
00:00:19
problem-nya itu lebih gede dari yang kalian kira.
00:00:20
Bisa dibilang salah satu masalah yang bakal gw bahas di video ini
00:00:23
ini salah satu yang bakal ngehambat kita
00:00:25
buat sampai Indonesia Emas 2045.
00:00:27
Dan wajar kenapa kebanyakan orang permasalahin ini.
00:00:30
Karena mereka takut, masa depan mereka tuh aman atau gak?
00:00:32
Bahkan ada survei dari BI bilang—ini pas Januari ya—
00:00:35
Selama 6 bulan ke depan itu bakal ada penurunan
00:00:37
dari ketersediaan lapangan kerja.
00:00:38
Belum lagi statement dari sekjen kemendikbud.
00:00:41
Dia bilang edukasi tersier itu opsional, jadi gak wajib dipenuhin.
00:00:44
Belum lagi survei dari talent acquisition.
00:00:46
Banyak banget perusahaan di Indonesia itu lagi freeze hiring.
00:00:49
Gak mau hire karyawan baru
00:00:50
karena takut ke depannya mereka harus PHK.
00:00:52
Belum lagi faktanya—ini survei di luar ya—
00:00:54
40% employer itu gak mau nge-hire employee gen Z.
00:00:57
Jadi sebenarnya problem-nya di mana?
00:00:59
Apa benar gen Z kita tuh sekarang agak f*cked up?
00:01:01
Dan sebenarnya kita harus ngapain?
00:01:03
Soalnya kalau negara sampai gak bisa nyediain
00:01:05
lapangan pekerjaan buat warga-warganya,
00:01:07
ya artinya itu udah situasi yang fatal banget.
00:01:09
Kalau kalian gen Z, gw saranin klian nonton sampai habis.
00:01:11
Soalnya ini buat kalian lebih ngerti
00:01:13
dan siapin diri lah buat ke depannya nanti—
00:01:14
masa depan kalian kayak gimana.
00:01:15
Dan salah satu problem paling gede yang gw spot
00:01:18
adalah mereka gak subscribe—
00:01:20
Oke bercanda.
00:01:20
Sebenarnya ada 4 masalah gede yang gw spot.
00:01:22
Masalah negara, masalah edukasi,
00:01:24
masalah pekerjaan, baru yang terakhir masalah dari gen Z itu sendiri.
00:01:27
And yes, kita mulai dari yang paling hot dulu.
00:01:29
Gw yakin mayoritas dari kalian tuh gak tahu
00:01:31
asal-usulnya kenapa Indonesia ketinggalan banget tuh dari mana.
00:01:33
Masuk ke Chapter 1 Masalah Negara.
00:01:37
Kalian tahu gak sih kenapa Indonesia tuh ketinggalan?
00:01:38
Karena kalau kita kita ngomong pekerjaan,
00:01:40
kita harus ngukur dari produktivitas negara itu sendiri.
00:01:42
Kalian tahu gak kenapa Apple ujung-ujungnya invest ke Vietnam, bukan ke Indonesia?
00:01:46
Kalau belum tahu, kalian nonton video gw yang ini.
00:01:48
Tapi basically gini.
00:01:49
Ini ilmu yang menurut gw kalian harus tahu.
00:01:51
Kalau kita ngomong produktivitas, harus ada tangganya.
00:01:54
Gak bisa tuh skip warganya yang sebelummnya petani
00:01:56
tiba-tiba semuanya jadi AI engineer.
00:01:58
Dan ternyata udah ada roadmap-nya.
00:02:00
Untuk hampir semua negara maju di dunia
00:02:02
selalu ngelewatin 3 sektor ini dulu.
00:02:04
Agrikultur, manufaktur, baru service.
00:02:06
Simpelnya gini, kita berkaca sama negara yang—
00:02:08
sekarang kelihatannya powerful banget yaitu China.
00:02:10
Hampir mayoritas dari negara berkembang itu harus mulai dari agrikultur dulu.
00:02:13
Dimana warga-warganya—
00:02:14
intinya walaupun low skill, mereka tuh diarahin buat bertani.
00:02:18
Menanam, panen—yang output-nya tuh ngasih basic necessity kita.
00:02:21
Jadi makanan, bahan untuk pakaian, untuk rumah.
00:02:24
Dan itu yang dialamin sama negara-negara maju
00:02:26
pas di awal mereka lagi berkembang.
00:02:28
Nah baru step 2-nya itu manufacturing.
00:02:30
Nah di step ini China itu gila banget.
00:02:32
Pas mereka sudahah ngelewatin fase agriculture,
00:02:33
China benar-benar ngebuka pintu buat seluruh foreign nation
00:02:36
(untuk) investasi di negaranya biar
00:02:38
warganya yang waktu itu kategorinya masih low skill—
00:02:40
at least bisa kerja mengoperasi mesin.
00:02:43
Dan itu harus tersebar di banyak banget industri.
00:02:44
Jadi yang sebelumnya bahan mentah,
00:02:46
negara dan warganya bisa memproses bahan itu jadi barang jadi.
00:02:49
Tangganya gitu ya, dari bertani sampai mengoperasikan mesin.
00:02:52
Baru sektor terakhir yang namanya sektor tersier itu sektor service.
00:02:55
Dimana warganya kalau di rantai value chain
00:02:57
itu bisa kasih nilai tambah dengan memberi service ke orang lain.
00:03:00
Cara paling gampang buat ngertiin step by step-nya—
00:03:02
basically kayak analogi padi.
00:03:04
Orang bertani hasil akhirnya jadi padi.
00:03:06
Misalnya keluar value-nya 1.000.
00:03:07
Padi itu masuk ke manufacturing jadi beras yang ada brand-nya
00:03:10
atau tepung deh yang harganya naik jadi 10.000.
00:03:12
Lalu masuk ke sektor service.
00:03:13
Dimana ada chef yang bikin resepnya,
00:03:15
masak jadi kue yang enak banget—dijual harganya 100.000.
00:03:18
Jadi itu namanya value chain.
00:03:20
Tapi makin ke sini, semua 3 sektor tadi
00:03:22
lama-lama tuh berkembang gara-gara teknologi.
00:03:24
Dan semuanya jadi butuh high skill labor.
00:03:26
Dimana agriculture udah demand-nya ke arah AOT AI, automation.
00:03:30
Manufacturing udah ke arah chip-chip AI
00:03:33
yang udah gak bisa lagi tuh orang low skill nge-operate mesin-mesinnya.
00:03:35
Service business yaitu IT, nge-develop AI itu sendiri.
00:03:38
Dan Indonesia itu sebenarnya
00:03:40
yang namanya premature deindustrialization.
00:03:43
Dimana sebelumnya pas kita perkembangan ekonomi itu naik sampai 8%
00:03:46
dan kita ada di masa kejayaan manufakturnya—
00:03:48
itu terlalu prematur dimatiinnya
00:03:50
dan orang terlallu cepat pindah ke service sector.
00:03:52
That's why kalau kalian lihat negara kita dan warga-warganya,
00:03:55
gak banyak yang bisa produksi produk-produk terlalu bervariasi.
00:03:58
Ujung-ujung yang banyak kita harus rely impor ke negara-negara tetangga
00:04:01
karena ya sesimpel manufacturing kita tuh ketinggalan.
00:04:04
Ini sebenarnya ceritanya panjang banget.
00:04:05
Kalian bisa baca dari artikel ini.
00:04:07
Tapi kalau ini menarik buat kalian,
00:04:08
gw bisa bikin video terpisah buat ngejelasin secara full.
00:04:10
Dan gara-gara Indonesia gagal untuk ngebangun
00:04:13
industri manufaktur yang strong,
00:04:14
skill gap kita ketinggalan.
00:04:16
Dan mau gak mau gara-gara digitalisasi dan globalisasi,
00:04:18
banyaknya kebutuhan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan multinasional,
00:04:21
udah gak bisa ngejar.
00:04:22
Permintaan high skill ini gak bisa dipenuhin
00:04:25
sama mayoritas warga-warga kita yang masih di kategori low skill.
00:04:28
That's why kombinasi manufaktur
00:04:30
sama kemampuan SDM kita yang bikin—
00:04:31
salah satunya Apple lebih pilih invest ke Vietnam daripada Indonesia.
00:04:35
Masuk ke problem kedua,
00:04:36
Kenapa SDM kita besa secupu itu
00:04:39
dan kesannya susah buat bersaing sama SDM-SDM luar?
00:04:42
Problem-nya ada di edukasi.
00:04:43
Kita masuk ke Chapter 2.
00:04:46
Di chapter 1 sebenarnya kita udah bahas,
00:04:47
pertama kita udah ketinggalan dan demand-demand pekerjaan sekarang itu—
00:04:50
mau gak mau udah butuhin orang-orang yang high skill.
00:04:53
Balik lagi, kita masuk ke statement-nya sekjen kemendikbud.
00:04:55
Beliau bilang pendidikan tinggi itu kebutuhan tersier.
00:04:58
Jadi itu opsional, gak perlu dipenuhin.
00:05:00
Jujur pas gw dengar itu sebenarnya agak kecewa.
00:05:02
Walaupun gw ngerti itu taken out of context.
00:05:04
Karena memang definisinya tersier, memang sebenarnya opsional.
00:05:07
Gak wajib.
00:05:08
Tapi masalahnya Indonesia butuh.
00:05:09
Karena kita ke-skip tangga manufacturing,
00:05:11
beberapa pekerjaan ke depannya itu bakal lebih butuh warga yang high skill.
00:05:14
Dan jujur perguruan tinggi itu masih relevan
00:05:17
buat menuhin demand itu.
00:05:18
Nah gini, faktanya di Indonesia itu
00:05:20
cuma 10% yang punya akses ke perguruan tinggi.
00:05:23
Itu masih jauh banget dibanding negara-negara tetangga ya.
00:05:25
Yang top-top kayak Emirat Arab 47%,
00:05:28
Singapura 33%, Amerika 37%.
00:05:31
Yang padahal sebenarnya ada aturan dari 2003,
00:05:33
APBN kita itu minimal 20% spending untuk pendidikan.
00:05:36
Di tahun 2024 ini pengeluarannya tuh sampai Rp665 T.
00:05:41
Salah satunya kayak program LPDP.
00:05:43
Program-program beasiswa, belajar di negara tetangga.
00:05:45
Tapi kok kesannya kayak masih kurang?
00:05:47
Padahal kalau dilihat dari Vietnam,
00:05:49
alokasi 20% dari APBN.
00:05:51
Karena sebenarnya problem-nya bukan cuma budget yang dilontarin,
00:05:54
tapi kualitas dari budget itu.
00:05:55
Nah kalian harus ngerti istilah ini,
00:05:57
namanya return on education.
00:05:58
Yes, dan sebenarnya ini diukur.
00:06:00
Untuk setiap warga yang sukses menempuh pendidikan tertentu,
00:06:03
return-nya tuh berapa persen sih untuk penghasilan negara?
00:06:05
Umumnya semakin banyak yang di-invest ke pendidikan,
00:06:07
warga-warganya jadi high skill labor.
00:06:09
Semakin high skill, semakin gede pendapatannya.
00:06:11
Dan Vietnam yang lagi dipanas-panasin—
00:06:14
malah mereka yang bakal emas 2045, bukan kita.
00:06:16
Di tahun 1990 dinobatin sebagai negara yang
00:06:19
return of education-nya paling tinggi dibanding negara Asia lainnya.
00:06:22
Asia Timur itu di sekitar 9-10%.
00:06:25
Hitungan cara kerjanya kayak gini.
00:06:26
Setiap $1 yang di-invest untuk pendidikan
00:06:28
menghasilkan berapa persen peningkatan pendapatan setiap tahunnya?
00:06:31
Nah lantas Indonesia return on education-nya berapa?
00:06:33
Menurut studi terakhir di tahun 2015, itu sekitar 5%.
00:06:36
Menurut gw masih kurang efektif.
00:06:38
Padahal budget-nya segede itu.
00:06:39
Salah satu fakta yang menarik lagi—
00:06:40
yang gw akuin gw waktu itu gak dapet full context-nya.
00:06:43
Kuliah atau pendidikan tersier yang lainnya
00:06:45
itu ngehasilin return on education yang jauh lebih tinggi dibanding pendiikan primer.
00:06:49
Dimana rata-rata pendidikan primer itu 10%
00:06:51
dan teriser itu 17% dalam rata-rata.
00:06:53
Dan jeniusnya Vietnam karena mereka tahu ini,
00:06:56
mereka lebih banyak invest di tingkat edukasi yang lebih tinggi.
00:06:58
So, sebenarnya mau gak mau
00:06:59
gara-gara globalisasi sama digitalisasi,
00:07:01
permintaan pekerjaan ke depannya bakal lebih butuh high skill—
00:07:04
kita harus akuin ternyata pendidikan tersier ini masih penting.
00:07:07
Dan ini kedua—Indonesia yang ketinggalan.
00:07:09
Nyambung ke problem ketiga, masalah lapangan pekerjaan.
00:07:13
Faktanya, emang penyerapan kerja di Indonesia tuh jelek.
00:07:16
Indonesia tuh gak bisa secepat itu membuka lapangan pekerjaan
00:07:19
secepat perkembangan dari tenaga kerja yang ada.
00:07:21
Bahkan kalau kita lihat dari 15 tahun terakhir,
00:07:22
sektor formal itu mengalami penurunan terus.
00:07:25
Apalagi buat gen Z.
00:07:26
Ini gw sengaja bikin urutan jelasin chapter 1 sama chapter 2.
00:07:29
Dulu setiap setiap 1% perkembangan ekonomi
00:07:31
tercipta lah 600.000 pekerjaan baru.
00:07:33
Sekarang pas naik 1% cuma 200.000.
00:07:35
Ini karena kita ke-skip masa kejayaan manufaktur kita di tahun 1990an itu.
00:07:39
Kedua pekerjaan-pekerjaan yang sekarang—
00:07:41
terutama di sektor formal nih—itu lebih butuh high skill labor.
00:07:44
Dan kenyataannya gen Z sekarang tuh belum semuanya masuk kategori itu.
00:07:47
Buat yang gak ngerti, sektor formal itu—
00:07:49
simpelnya dibilang sebagai white collar worker
00:07:52
atau orang-orang yang kerja di kantor, terstruktur, 9 to 5.
00:07:55
Sedangkan sektor informal itu biasanya pekerja-pekerja kasar
00:07:57
yang gak terlalu terstruktur kayak kategori freelancer, content creator.
00:08:00
Dan problem-nya tuh ada di sini.
00:08:02
Ditambah faktor ketiga, seluruh negara di dunia dan situasi global sekarang—
00:08:06
ekonomi itu lagi sow down.
00:08:07
Makanya benar, nyambung ke statement
00:08:09
kenapa banyak perusahaan di dunia itu lagi freeze hiring.
00:08:11
Bahkan PHK lagi banyak.
00:08:12
Cara simpel buat jelasin lingkarannya,
00:08:14
kita lihat dari konsumsinya dulu.
00:08:15
Konsumsi melemah bikin produksinya melemah.
00:08:17
Produksi melemah bikin pekerjaan menurun.
00:08:20
Pekerjaan menurun bikin income-nya menurun,
00:08:21
yang bikin konsumsinya menurun lagi.
00:08:23
Nah ini lingkaran setan.
00:08:24
Mau gak mau ini harus kita lewatin sekarang.
00:08:26
Pekerjaan-pekerjaan yang ada sekarang—
00:08:27
kalau masalah lapangan pekerjaan kayaknya kita gak bisa tackle itu.
00:08:30
Karena emang itu udah kesalahan yang dialami Indonesia
00:08:32
pas mereka nge-skip growth dari masa kejayaan mereka
00:08:35
pas manufaktur itu kuat banget di tahun 1990an.
00:08:37
Cuma kita harus tackle problem yang kedua ini.
00:08:39
Dimana pekerjaan-pekerjaan masa depan itu bakal
00:08:41
jauh lebih banyak involve high skill labor.
00:08:43
Atau pekerja-pekerja yang punya skill lebih tinggi dibanding
00:08:46
lu cuma disuruh kerjaan administrasi aja.
00:08:47
Dan di sini role-nya menurut gw mau gak mau
00:08:50
harus embrace pendidikan tersier.
00:08:52
Gimana caranya gen Z bisa transformasi jadi high skill labor
00:08:55
yang ke depannya itu bakal jadi mayoritas workforce kita
00:08:57
Itu tuh jadi kendaraan paling penting
00:08:59
buat mencapai Indonesia Emas 2045 nanti.
00:09:01
Dan kalau gak ngejar, mayoritas penduduknya bakal pengangguran.
00:09:04
Hal yang paling on demand sekarang untuk jadi high skill labor
00:09:07
itu pendidikan sama skill di dunia digital.
00:09:09
Prediksinya setiap tahun demand itu bakal naik terus.
00:09:11
Makanya sekarang faktanya kalau startup-startup banyak di Indonesia—
00:09:14
jujur banyak banget yang nyari programmer ke Vietnam,
00:09:17
India, China, Singapura.
00:09:19
Kenyataannya skill digital di Indonesia tuh masih rendah banget.
00:09:21
Setengah dari masyarakat kita itu gak punya skill digital.
00:09:23
Dan gak nyampai 1% yang punya skill-nya sampai level advance.
00:09:26
Biasanya pekerja-pekerja yang skill digital-nya rendah
00:09:29
itu bakal masuk ke sektor informal.
00:09:31
Spesifiknya sebagai unskilled labor.
00:09:33
Jadi sebenarnya di sini kelihatan.
00:09:34
Salah satu ancaman paling gede di ketenagakerjaan masa depan
00:09:37
adalah kita gak bisa nge-fill supply dan demand-nya.
00:09:40
Yang kita udah ketinggalan—demand-nya sekarang untuk high skill labor,
00:09:42
warga-warga kita tuh belum melek
00:09:44
dan belum mau cukup belajar untuk penuhin skill-skill digital itu.
00:09:47
Jadi summary-nya dar masalah ketiga ini,
00:09:49
emang lapangan pekerjaan kita kurang bisa menyerap,
00:09:51
low skill labor-nya banyak dan gak bisa penuhin
00:09:54
demand dari pekerjaan yang skill-skill tinggi.
00:09:56
Dan emang sekarang ekonomi lagi uncertain.
00:09:57
Cuma gak fair kalau dari tadi kita cuma ngalahin faktor luar doang.
00:10:00
Karena realitanya problem terakhir yang menurut gw lumayan substansial
00:10:04
adalah dari gen Z-nya itu sendiri.
00:10:06
Masuk ke chapter 4, teruntuk kalian gen Z yang lagi nonton video ini,
00:10:09
salahnya juga ada di kalian.
00:10:10
Yang mungkin ke depannya bikin banyak pengangguran
00:10:13
Ternyata dari pekerjanya sendiri yang salah.
00:10:15
Masuk ke Chapter 4.
00:10:19
Ada alasannya kenapa di luar sana ada survei—
00:10:21
40% employer itu gak mau nge-hire gen Z.
00:10:24
Di sini gw bagi jadi 2 bagian.
00:10:25
Yang pertama traits dari gen Z itu sendiri.
00:10:27
Dan gw gak capek-capek bahas ini.
00:10:29
Gen Z, kalian yang nonton, dibanding sama generasi sebelumnya—
00:10:32
itu punya trits yang jauh lebih susah buat
00:10:34
nyesuaiin diri sama pekerjaan dibanding generasi-generasi sebelumnya.
00:10:37
Generasi yang paling ke-expose sama informasi,
00:10:40
sama yang ditodong paling pinter,
00:10:41
itu ternyata generasi yang mentalnya paling gak tertempa.
00:10:44
Dan kebanyakan dari survei itu
00:10:45
nunjukin traits gen Z yang sebenarnya kurang oke dari interview.
00:10:47
Banyak yang gak berpakaian rapih,
00:10:49
ngomongnya pakai bahasa-bahasa informal.
00:10:51
Dianggap kurang serius lah untuk dapat pekerjaan itu.
00:10:53
Mungkin karena masih muda, urgensinya itu kayak,
00:10:55
"Gw belum terlalu perlu nih pekerjaan ini."
00:10:56
Bikin kebanyakan employer jadinya tuh ngerasa kayak,
00:10:58
"Lu tuh serius gak sih nyari kerja?"
00:11:00
Ditambah kalau misalnya pekerjanya udah keserap,
00:11:02
gen Z emang udah pada dasarnya paling peduli dengan metal health.
00:11:05
Tren-tren kayak quietquitting,
00:11:06
paling gampang ngerasa overwork,
00:11:08
dikit-dikit butuh healing, paling harus sesuai apa yang dia suka.
00:11:11
Dan traits-traits ini yang sebenarnya jadi problem kalian sendiri
00:11:14
uuk bisa nyesuaiin sama demand kebutuhan kerja di luar sana.
00:11:17
Cuma kalau kita balik lagi ke statistik ya,
00:11:18
kita ngomong tentang preferensi dari gen Z itu sendiri.
00:11:21
Kenapa sektor informal itu melonjak banget?
00:11:23
Dan sebelumnya gw ngomongin tentang 3 sektor di industri ya.
00:11:25
Dari agrikultur, manufatur, sampai service—
00:11:27
gen Z itu preferensinya kebanyakan ke service sector.
00:11:30
Kebanyakan gak suka dikekang dengan kerjaan full time
00:11:33
dan lebih suka jadi part time.
00:11:34
Lebih pengen punya kebebasan sendiri.
00:11:36
"Mendingan gw freelance dibanding gw harus ngantor tiap hari."
00:11:38
Walaupun ini gak berlaku buat semuanya,
00:11:40
kenyataannya stigma behavior gen Z di workforce itu
00:11:43
udah kebentuk dari banyak banget employer dan HRD di seluruh dunia.
00:11:47
Kalian harus mulai sadar dan ingetin ke diri sendiri ya.
00:11:49
Kalau misalnya udah ngikutin dari chapter 1 sampai chapter 3,
00:11:51
you know nyari kerjaan tuh sekarang bakal lebih
00:11:53
challenging dibanding masa-masa sebelumnya.
00:11:55
Dari ketersediaan, dari kebutuhan high skill labor,
00:11:58
dari situasi ekonomi sekarang.
00:11:59
Apa ini waktunya buat workforce anak muda sekarang harus direformasi?
00:12:03
Harus diubah mindset-nya.
00:12:04
Bahwa ini sesuatu yang urgent dan harus serius dibenahin
00:12:07
kalau misalnya masa depan dari mayoritas gen Z di Indonesia
00:12:10
itu punya kepastian yang lebih jelas.
00:12:12
Tapi salah satu good news-nya,
00:12:13
walaupun ada masalah di sektor formal,
00:12:14
beberapa dari gen Z bisa thriving
00:12:16
dan sukses di sektor informal.
00:12:18
Dan ini kenapa align sama banyak banget perusahaan global
00:12:20
sekarang prefer buat hire pekerja lepasan.
00:12:23
Kita lihat service sektor dari creative industry, entertainment—
00:12:26
dimana sebenarnya itu bisa jadi nilai tambahnya kalian.
00:12:28
Asalkan aware sama demand yang dibutuhin sama masyarakat sekarang.
00:12:31
Tapi kalau menurut gw pribadi,
00:12:32
balik lagi ke seluruh tesis dari awal video.
00:12:34
Apa yang kalian harus lakuin sebenarnya
00:12:36
untuk bikin Indonesia maju—
00:12:38
Itu jangan lupa untuk kejar sektor-sektor
00:12:40
kayak manufacturing dan agriculture.
00:12:41
Kedua, jangan ngerasa edukasi itu scam.
00:12:44
Karena mau gak mau sekarang kebutuhan kerja
00:12:46
makin ke depan itu makin dibutuhin
00:12:48
yang jauh lebih high skill dibanding masyarakat kita sekarang.
00:12:51
The only way to solve this adalah semua kalian yang nonton
00:12:54
sadar situasinya sekarang dan mau ngejar gap
00:12:56
yang ada di industri ketenagakerjaan kita sekarang.
00:12:58
Hopefully ini bisa ngebuka mata kalian.
00:13:00
Dan semangat buat yang lagi cari kerja.
00:13:02
Ayo kita sama-sama wujudin Indonesia Emas 2045.
00:13:04
Mulai dari kalian yang bakal jadi tulang punggung SDM kita ke depannya.
00:13:07
I guess I'll see you guys on the next video, bye-bye!