Membenahi diri sebelum berkeluarga - Be;Mindful Eps. 8

00:51:29
https://www.youtube.com/watch?v=bhbIyHs0lIs

Resumo

TLDRVideo ini membahas pentingnya mengenal diri sendiri dan mengelola emosi dalam konteks parenting. Pasangan berbagi pengalaman pribadi dan strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi trauma masa lalu, dan menemukan cara parenting yang sesuai. Diskusi mencakup cara-cara untuk berkomunikasi dengan baik, mengelola emosi saat menghadapi tantangan, dan pentingnya ikhlas dalam pengasuhan. Mereka juga menekankan bahwa tidak ada satu cara yang benar dalam parenting, dan setiap orang tua harus menemukan metode yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan keluarga mereka.

Conclusões

  • 🧠 Kenali diri sendiri untuk mengelola emosi.
  • 💪 Terima kelemahan dan fokus pada pengembangan diri.
  • 🗣️ Komunikasi yang baik dengan pasangan penting dalam parenting.
  • 🧘‍♀️ Gunakan teknik pernapasan untuk mengatasi emosi.
  • 📜 Catat kemampuan dan minat untuk memahami diri.
  • 🤝 Cari dukungan dari orang terdekat saat merasa tidak percaya diri.
  • 💖 Ikhlas dalam parenting membantu menerima keadaan.
  • 🛠️ Belajar dari kesalahan dan jangan ragu untuk meminta maaf.
  • 🌱 Setiap orang tua harus menemukan cara yang sesuai untuk keluarga mereka.
  • 🔄 Lepaskan trauma masa lalu untuk menjadi orang tua yang lebih baik.

Linha do tempo

  • 00:00:00 - 00:05:00

    Dalam segmen ini, pembicara membahas tantangan menjadi orang tua dan pentingnya mengenali diri sendiri untuk mengelola emosi. Mereka menyadari bahwa orang tua juga belajar dan tidak sempurna, dan penting untuk menerima posisi kita saat ini.

  • 00:05:00 - 00:10:00

    Pembicara menjelaskan cara mengenali diri sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri. Mereka menekankan pentingnya menerima keadaan saat ini dan mencatat kekuatan serta kelemahan untuk memahami diri lebih baik.

  • 00:10:00 - 00:15:00

    Mereka membahas tentang ketidakpastian yang sering muncul ketika memulai sesuatu baru, termasuk keraguan dari orang lain. Penting untuk menemukan dukungan dari orang terdekat dan memulai perjalanan dengan percaya diri.

  • 00:15:00 - 00:20:00

    Pembicara mengingatkan bahwa kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa belajar dari pengalaman tersebut. Mereka menekankan pentingnya menyelesaikan luka emosional sebelum menjadi orang tua.

  • 00:20:00 - 00:25:00

    Mereka membahas bagaimana orang tua tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas kesalahan masa lalu, karena mereka juga belajar. Penting untuk mengambil pelajaran dari pengalaman orang tua dan berusaha untuk memperbaiki diri.

  • 00:25:00 - 00:30:00

    Pembicara menjelaskan pentingnya menyelesaikan trauma masa lalu dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi cara kita mendidik anak. Mereka menekankan pentingnya komunikasi dengan orang tua jika memungkinkan.

  • 00:30:00 - 00:35:00

    Mereka membahas pentingnya menyepakati cara mendidik anak dan bagaimana emosi kita dapat mempengaruhi hubungan dengan anak. Penting untuk mengelola emosi agar tidak berdampak negatif pada anak.

  • 00:35:00 - 00:40:00

    Pembicara menjelaskan cara mengelola emosi dalam situasi sulit, termasuk teknik pernapasan dan memahami pemicu emosi. Mereka menekankan pentingnya kesadaran diri dalam mengelola emosi.

  • 00:40:00 - 00:45:00

    Mereka membahas pentingnya ikhlas dalam hidup dan bagaimana melepaskan keterikatan pada hal-hal duniawi. Kesadaran akan tujuan hidup dapat membantu kita lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan.

  • 00:45:00 - 00:51:29

    Pembicara menekankan pentingnya memaafkan diri sendiri dan orang tua atas kesalahan masa lalu. Mereka mengingatkan bahwa kita memiliki kekuatan untuk memilih cara mendidik anak yang lebih baik.

Mostrar mais

Mapa mental

Vídeo de perguntas e respostas

  • Bagaimana cara mengenal diri sendiri sebagai orang tua?

    Terima diri sendiri, catat kemampuan dan minat, serta evaluasi apa yang ingin diperbaiki.

  • Apa yang harus dilakukan jika merasa tidak percaya diri sebagai orang tua?

    Cari dukungan dari orang terdekat dan fokus pada pengembangan diri.

  • Bagaimana cara mengelola emosi saat menghadapi anak?

    Kenali pemicu emosi, gunakan teknik pernapasan, dan cari cara untuk menenangkan diri.

  • Apa yang harus dilakukan untuk melepaskan trauma masa lalu?

    Diskusikan dengan orang tua jika memungkinkan, atau cari cara untuk memahami dan memaafkan mereka.

  • Bagaimana cara menemukan cara parenting yang baik?

    Tidak ada satu cara yang benar, sesuaikan dengan nilai dan kebutuhan keluarga.

  • Apa pentingnya ikhlas dalam parenting?

    Ikhlas membantu kita menerima keadaan dan fokus pada pengasuhan yang baik.

  • Bagaimana cara mengatasi kesalahan dalam parenting?

    Belajar dari kesalahan, minta maaf kepada anak, dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

  • Apa yang harus dilakukan jika merasa tertekan sebagai orang tua?

    Cari waktu untuk diri sendiri, berbagi dengan pasangan, dan jangan ragu untuk meminta bantuan.

  • Bagaimana cara menjaga hubungan baik dengan pasangan dalam parenting?

    Komunikasi yang baik dan saling mendukung dalam pengasuhan anak.

  • Apa yang harus dilakukan jika merasa tidak mampu mengatasi emosi?

    Latih diri untuk mengenali emosi dan gunakan teknik relaksasi.

Ver mais resumos de vídeos

Obtenha acesso instantâneo a resumos gratuitos de vídeos do YouTube com tecnologia de IA!
Legendas
id
Rolagem automática:
  • 00:00:00
    kita enggak bisa sepenuhnya nyalain
  • 00:00:01
    mereka gitu. Mereka juga pertama kali
  • 00:00:03
    jadi orang tua gitu. Walaupun ada
  • 00:00:06
    statement gua tahu yang baik, gua udah
  • 00:00:09
    hidup lebih duluan gitu kan. Gua tahu
  • 00:00:10
    yang baik buat lu, buat anak lu. Orang
  • 00:00:12
    tua kita itu operation systemnya mentok.
  • 00:00:15
    First signs of emotions yang di mana aku
  • 00:00:17
    tuh mulai kayak panas, aku mulai rasanya
  • 00:00:19
    pengen say diam kok buat aku ya itu
  • 00:00:23
    sebuah kegagalan aku di track record
  • 00:00:27
    parenting aku sendiri gitu. maksudnya on
  • 00:00:29
    my own self reflection I feel like a
  • 00:00:31
    failure lah at that moment
  • 00:00:36
    [Musik]
  • 00:00:41
    gimana kita caranya mengenal diri
  • 00:00:43
    sendiri dengan lebih baik supaya kita
  • 00:00:46
    bisa mengelola emosi sebagai parents
  • 00:00:49
    kepada anak dan juga keluarga.
  • 00:00:52
    Oke, jadi welcome to Beforia Media where
  • 00:00:56
    we talk about some stuff dan juga be
  • 00:00:58
    mindful together sama Babeh dan Mama.
  • 00:01:01
    Hari ini mau tanya-tanya sama sayangku.
  • 00:01:06
    Silakan. Makasih ya sudah undang.
  • 00:01:09
    Oke, jadi gini sayang ya
  • 00:01:13
    ee di segmen kali ini jadi berbeda sama
  • 00:01:17
    segmen-segmen biasanya di mana kita ee
  • 00:01:20
    bertanya sama narasumber. ini kita
  • 00:01:22
    diskusi sebagai dua pasangan, sebagai
  • 00:01:26
    babeh dan mama dengan pertanyaan yang
  • 00:01:28
    sudah diberikan sama
  • 00:01:29
    kesayangan-kesayangan kita My Love
  • 00:01:31
    secara online. H. Jadi, ada pertanyaan
  • 00:01:35
    nih, Beh, gitu.
  • 00:01:38
    Gimana sih cara
  • 00:01:40
    kita mengenal diri sendiri dan
  • 00:01:45
    juga bisa lebih percaya diri sebagai
  • 00:01:49
    manusia?
  • 00:01:52
    Hm. Kalau aku itu yang penting saat kita
  • 00:01:56
    mau beneran mengenal diri kita dan juga
  • 00:01:59
    apa satu lagi tadi? Bisa lebih percaya
  • 00:02:01
    diri. Bisa lebih percaya diri ya kita
  • 00:02:03
    harus terima dulu bahwa hari ini kita
  • 00:02:06
    lagi di posisi apa, lagi di level apa,
  • 00:02:10
    dan kita tuh bisanya apa dan enggak
  • 00:02:13
    bisanya apa. Nah, itu yang pertama kita
  • 00:02:14
    harus menerima itu dulu, gitu. di mana
  • 00:02:18
    itu enggak apa-apa, enggak enggak harus
  • 00:02:21
    cepat-cepat kita bisa kayak teman kita
  • 00:02:23
    atau kita harus lebih tinggi atau lebih
  • 00:02:25
    rendah, enggak. Jadi yang penting hari
  • 00:02:26
    ini kita tahu posisi kita baru di situ
  • 00:02:30
    kita list untuk apa aja tuh yang dilis.
  • 00:02:33
    Nah, itu itu kita perlu list sebenarnya
  • 00:02:35
    kita tuh sukanya apa, enggak sukanya
  • 00:02:38
    apa. Karena untuk beneran mengenali diri
  • 00:02:42
    kadang suka di luar alam bawah sadar.
  • 00:02:45
    Jadi misalkan aku suka main basket, tapi
  • 00:02:48
    sebenarnya aku main basket karena sama
  • 00:02:51
    teman-teman aja gitu. Sebenarnya
  • 00:02:52
    ternyata aku lebih suka main bola gitu.
  • 00:02:54
    Nah, itu itu perlu dicatat tuh sendiri.
  • 00:02:56
    sukanya apa, enggak sukanya apa, baru
  • 00:02:59
    bisanya apa dan enggak bisanya apa. Nah,
  • 00:03:01
    nanti dari situ baru kita kita kaji lagi
  • 00:03:05
    tuh beneran enggak kita mau
  • 00:03:08
    memaksimalkan bagian yang kita suka dan
  • 00:03:10
    kita bisa apa yang ini mau kita stop,
  • 00:03:12
    kita mau fokus ini, kita mau fokus itu.
  • 00:03:14
    Karena ngomongin passion
  • 00:03:17
    itu sampai sekarang, sampai hari ini
  • 00:03:19
    nonton di YouTube, nonton di Instagram
  • 00:03:22
    kayaknya ee agak sulit buat nemuin
  • 00:03:25
    jawaban cara menemukan passion yang
  • 00:03:28
    benar-benar sampai kita ketemu passion
  • 00:03:30
    kita passion kita itu apa gitu. Sampai
  • 00:03:32
    akhirnya kita nyoba ini, nyoba itu atau
  • 00:03:36
    mungkin kita sudah suka sesuatu, coba
  • 00:03:38
    kita maksimalin apakah kita akan
  • 00:03:39
    berhenti, apakah kita akan capek, apakah
  • 00:03:41
    kita akan kesal dalam hal tersebut. Jadi
  • 00:03:44
    ee yang penting ee saran dari Babeh itu
  • 00:03:47
    yang pertama ya sadar diri bahwa kita
  • 00:03:49
    posisinya lagi di mana. Terus juga kita
  • 00:03:51
    catat kemampuan kita, sukanya apa,
  • 00:03:54
    sukanya apa, baru kita jalanin lagi.
  • 00:03:56
    Oke. Nah, kalau misalkan em kita sudah
  • 00:03:59
    tahu nih kesukaan kita apa, kita sudah
  • 00:04:02
    tahu ee kita tuh jagonya apa, strength
  • 00:04:05
    and weaknesses-nya apa, tapi ee
  • 00:04:08
    sepertinya weaknesses kita nih kadang
  • 00:04:10
    suka bikin kita jadi insecure, suka
  • 00:04:13
    bikin kita jadi cap diri kita tuh kayak,
  • 00:04:16
    "Ah, aku kayaknya enggak bisa deh nih em
  • 00:04:20
    kerja sama dalam tim karena aku tuh
  • 00:04:22
    orangnya emosian." Let's say. Nah,
  • 00:04:24
    gimana tuh
  • 00:04:26
    ee kira-kira menurut kamu ee supaya kita
  • 00:04:30
    tuh enggak jadi ngehakimin diri sendiri
  • 00:04:32
    gitu, supaya kita bisa mencintai diri
  • 00:04:34
    sendiri dan juga bisa jadi lebih percaya
  • 00:04:37
    diri dalam artian bahwa it's okay if I
  • 00:04:40
    have some weaknesses. misalkan aku perlu
  • 00:04:44
    lagi melatih
  • 00:04:47
    em team managerial aku, time management
  • 00:04:51
    atau juga mungkin eh emotional
  • 00:04:54
    intelligence aku gitu. Gimana supaya
  • 00:04:56
    kita tuh enggak jadi malah keburu down?
  • 00:05:00
    Hm. Yang aku sudah lewatin ya. Yang aku
  • 00:05:03
    sudah lewatin ee memang paling berat itu
  • 00:05:08
    sebenarnya bukan caranya atau kapan kita
  • 00:05:11
    mau mulai gitu. Karena itu semua banyak
  • 00:05:13
    banget di internet caranya gitu kan.
  • 00:05:15
    Tapi yang agak berat tuh ya ketika kita
  • 00:05:18
    ngerasa eh nanti teman gua ngomong apa
  • 00:05:20
    ya, teman gua ngeledekin apa ya kalau
  • 00:05:22
    lagi mau memulai sesuatu ya. Iya kalau
  • 00:05:23
    lagi mau memulai sesuatu atau bahkan
  • 00:05:25
    keluarga sendiri gitu. Keluarga sendiri,
  • 00:05:27
    orang tua sendiri gitu. Kadang kan ada
  • 00:05:28
    ya beberapa yang keraguan dari luar. Iya
  • 00:05:31
    keraguan dari luar gitu atau bahkan
  • 00:05:32
    keluarga sendiri gitu kayak kita mau
  • 00:05:35
    ngelakuin sesuatu tapi orang tua udah
  • 00:05:37
    ngapain itu emang kamu bisa dan segala
  • 00:05:39
    macam. memang yang berat itu ee jadi
  • 00:05:42
    enggak PD ya, jadi enggak PD gitu. Jadi
  • 00:05:45
    balik lagi tuh kalau memang mau kejar
  • 00:05:47
    itu mau PD tentang itu ada step-stepnya,
  • 00:05:51
    ada jurninya, ada yang harus dilakuin.
  • 00:05:54
    Nah, kalaupun misalkan ee yang ditakuti
  • 00:05:57
    atau yang menjadi hambatan itu
  • 00:05:59
    sebenarnya
  • 00:06:00
    validasi dari orang iya sesuatu yang
  • 00:06:02
    kita enggak bisa kontrol dari diri kita
  • 00:06:04
    gitu ya. Yang di luar ya, which is
  • 00:06:05
    pendapat orang lain ya. Ya, ya udah
  • 00:06:07
    mulai aja dulu sendiri. Habis itu cari
  • 00:06:10
    satu orang, teman, saudara, atau apapun
  • 00:06:12
    yang kira-kira sekiranya dia bisa
  • 00:06:14
    support, ajak nih gua mau presentasi.
  • 00:06:17
    Dengerin ya coba ada feedback enggak?
  • 00:06:20
    Dia nih orang ini itu orang yang tidak
  • 00:06:22
    akan pernah ee ngeledekin kamu lah
  • 00:06:25
    ibaratnya gitu ya. Oh, so basically you
  • 00:06:28
    have to find your safe space dulu. Kalau
  • 00:06:30
    kamu lagi mencoba memperbaiki diri dalam
  • 00:06:32
    satu hal. Kalau berat, kalau berat kalau
  • 00:06:34
    misalnya mau langsung, kalau berat
  • 00:06:35
    menerima kriticism, iya. He. Nah, kalau
  • 00:06:37
    dari tadi kan contoh kamu nih dalam
  • 00:06:39
    bentuknya passion which is yang
  • 00:06:41
    sebenarnya resiko dalam hidupnya mungkin
  • 00:06:44
    tidak se em apa ya? Tidak sepermanen itu
  • 00:06:49
    dalam artian kalau misalkan ee kamu
  • 00:06:51
    gagal dalam suatu hobi, you can start
  • 00:06:54
    another hobby. Kalau misalkan kamu gagal
  • 00:06:55
    dalam satu karir, walaupun itu berat
  • 00:06:58
    tapi sebenarnya masih bisa kan kita coba
  • 00:06:59
    lagi. Iya. start another career. Nah,
  • 00:07:03
    gimana kalau misalkan konteksnya ini
  • 00:07:05
    dalam parenting, dalam hidup? H. Jadi,
  • 00:07:09
    ada pertanyaan, gimana cara kita
  • 00:07:13
    berdamai sama diri sendiri dan lepas
  • 00:07:16
    dari masa
  • 00:07:17
    lalu? Karena jadinya tuh selalu emosi
  • 00:07:21
    sama anak karena ee punya ya background
  • 00:07:26
    yang mungkin enggak enak gitu,
  • 00:07:27
    experience enggak enak sebagai seorang
  • 00:07:29
    anak dulunya. H.
  • 00:07:31
    Nah, itu kan enggak bisa direstart as a
  • 00:07:33
    parent sudah lewat ya. Ya, bukan
  • 00:07:35
    maksudnya kita life lesson-nya keep
  • 00:07:38
    going. Kita enggak bisa ulang jadi anak
  • 00:07:40
    kecil lagi ber. Iya. Kalau misalkan tadi
  • 00:07:42
    your argument is to find a trial and
  • 00:07:45
    error gitu ya. Coba dulu supaya kita
  • 00:07:47
    bisa percaya diri sampai kita bisa
  • 00:07:49
    perfect our craft.
  • 00:07:52
    Tapi kan anak bukan objek untuk kita
  • 00:07:54
    mencoba dan
  • 00:07:57
    kita trial and error. Anak itu dia
  • 00:08:00
    manusia yang punya jiwanya sendiri.
  • 00:08:02
    Gimana tuh? Ini aku nangkapnya ada dua
  • 00:08:04
    ya. Jadi yang pertama soal ya kita
  • 00:08:07
    bilangnya sebutnya luka lama lah gitu
  • 00:08:09
    ya. Luka lama dan yang kedua adalah
  • 00:08:11
    project barunya yaitu ke anak kita. Oke,
  • 00:08:14
    aku ngebagi pertanyaan itu jadi dua.
  • 00:08:16
    Yang pertama, luka lamanya dulu ini
  • 00:08:18
    memang perlu dikelarin lah. Perlu
  • 00:08:20
    dikelarin dalam arti gini, eh inner
  • 00:08:23
    child ya, we can say that gitu. Inner
  • 00:08:26
    child w trauma pengasuhan dan lain-lain
  • 00:08:29
    gitu ya. Oke, trauma pengasuh itu perlu
  • 00:08:31
    di perlu dibereskan. Nah, bereskannya
  • 00:08:33
    gimana sih? Ya, yang pertama kalau
  • 00:08:36
    memang bisa ngobrol dengan orang tua
  • 00:08:39
    dulu gitu ya, bahwa ya dulu kenapa sih
  • 00:08:42
    mama sama papa gini ke aku gini gini
  • 00:08:45
    gini segala macam. Karena kan pasti
  • 00:08:48
    banyak orang yang bilang kelakuan el ke
  • 00:08:50
    orang tua lu akan rasain nanti di anak
  • 00:08:52
    lu gitu kan misalkan. Oke. Nah, kalau
  • 00:08:55
    misalkan
  • 00:08:57
    argumennya tapi orang tuanya sudah
  • 00:08:59
    meninggal atau he orang tua saya udah
  • 00:09:02
    enggak bisa nih
  • 00:09:04
    udah cut off banget deh gitu. Oke. I
  • 00:09:07
    jadi ketika kalau memang bisa diajak
  • 00:09:10
    ngobrol untuk diskusi will be better
  • 00:09:12
    gitu kan. Maksudnya mungkin kita malu
  • 00:09:15
    enggak enak tapi ketika kita hajar buat
  • 00:09:16
    ngobrol pasti pasti ada jalan untuk
  • 00:09:18
    saling diskusi, saling negosiasi. Tapi
  • 00:09:21
    memang ada beberapa kasus yang enggak
  • 00:09:24
    bisa orang tuaku orangnya gini, dia
  • 00:09:26
    strik kayak gini misal atau sudah
  • 00:09:28
    meninggal jadi aku enggak dapat apa-apa
  • 00:09:30
    itu gini-gini segala macam. Nah, itu
  • 00:09:32
    juga dua kasus yang berbeda. Kalau
  • 00:09:34
    misalkan yang ee sudah meninggal,
  • 00:09:37
    sebenarnya kita kan juga tetap dapat ee
  • 00:09:40
    kita mungkin ayah atau ibu sudah
  • 00:09:42
    meninggal, tapi kita sebenarnya dapat
  • 00:09:44
    keayahan dan keibuan dari mungkin om
  • 00:09:47
    tante kita, dari saudara kita atau guru
  • 00:09:50
    di sekolah dan lain-lain. Itu kan
  • 00:09:51
    sebenarnya kita dapat ya dan kita bisa
  • 00:09:53
    ambil baiknya. Nah, ketika orang tua
  • 00:09:57
    yang ee enggak bisa dia kayak gini nih
  • 00:09:59
    orang tua kayak orang tua gua gini ya.
  • 00:10:02
    Memang kita yang posisinya lagi di zaman
  • 00:10:06
    sekarang itu kan kita enggak bisa
  • 00:10:09
    sepenuhnya nyalain mereka gitu. Mereka
  • 00:10:10
    juga pertama kali jadi orang tua gitu.
  • 00:10:13
    Walaupun ada statement gua tahu yang
  • 00:10:16
    baik, gua udah hidup lebih duluan gitu
  • 00:10:18
    kan. Gua tahu yang baik buat lu, buat
  • 00:10:19
    anak lu dan segala macam. Dari orang tua
  • 00:10:21
    nih ceritanya gitu. Tapi ya kita tahu
  • 00:10:24
    dulu orang tua informasi enggak seluas
  • 00:10:28
    kita sekarang gitu. Mungkin ee ada cuman
  • 00:10:32
    dari TV atau mungkin dari radio gitu
  • 00:10:34
    bahkan atau mungkin bahkan dari kakeknya
  • 00:10:36
    atau dari bapaknya dapatnya dari situ
  • 00:10:38
    aja gitu. Di mana ee kalau kita
  • 00:10:41
    ngomongin agama, ngomongin teori
  • 00:10:43
    psikolog, dokter dan segala macam
  • 00:10:45
    mungkin belum sev
  • 00:10:47
    advance hari ini gitu. Jadi ya memang
  • 00:10:51
    ee perlu di perlu di tanamkan dari diri
  • 00:10:56
    kita bahwa ya udah aku suka waktu itu
  • 00:10:59
    ada quotes dari salah satu standup
  • 00:11:00
    comedian bahwa orang tua kita itu
  • 00:11:03
    operational operation systemnya mentok
  • 00:11:07
    update gitu. Jadi misalnya sampai berapa
  • 00:11:11
    sedangkan kita 12 kita memaksa dia untuk
  • 00:11:13
    update jadi 12 juga belum tentu bisa.
  • 00:11:16
    Oke gitu. Jadi ya udah oke sementara
  • 00:11:18
    kita yang masih bisa update ya. Kita
  • 00:11:21
    masih punya kesempatan untuk upgrade.
  • 00:11:23
    Iya. Dan kita kan sebenarnya masih ada
  • 00:11:25
    yang bisa ambil baik-baiknya dari mereka
  • 00:11:27
    gitu ya. Nah itu perlu dikelarin dulu
  • 00:11:29
    yang penting gitu ya. Apakah mau
  • 00:11:31
    didiskusikan, apakah mau di ee luruskan
  • 00:11:35
    dan lain-lain baru masuk ke anak gitu
  • 00:11:39
    kan. Nah masuk ke anak
  • 00:11:40
    ini kalau kita itu kan kita sepakati
  • 00:11:44
    bahwa kita mau ke anak kita gimana.
  • 00:11:46
    Apakah kita akan mengeluarkan emosi?
  • 00:11:48
    Apakah kalau lagi emosi kita harus
  • 00:11:50
    gimana? Itu kan harus disepakatin. Nah,
  • 00:11:52
    terkhusus buat yang yang mungkin
  • 00:11:54
    emosinya ee kita pun yang sudah gede
  • 00:11:57
    tapi emosinya masih suka susah buat kita
  • 00:12:00
    handle. Maksudnya to be fair aja kamu
  • 00:12:02
    masih, aku masih gitu kan. Kita sampai
  • 00:12:05
    hari ini masih learning learning how to
  • 00:12:07
    control our emotion gitu kan. Nah, ee
  • 00:12:12
    yang penting disepakati dulu ke anak mau
  • 00:12:14
    gimana gitu ya. Karena parenting itu kan
  • 00:12:18
    ee tujuan utamanya adalah bikin anak ini
  • 00:12:22
    siap, bikin anak ini ngerti, bikin anak
  • 00:12:25
    ini ya bisa menjalani hidup gitu.
  • 00:12:28
    Mungkin kayak Seji gitu. Seji bakal jadi
  • 00:12:31
    suami orang gitu kan, bakal jadi bapak
  • 00:12:34
    seorang bapak gitu. Bahkan jadi
  • 00:12:36
    teman-teman di sekolah atau di jalanan
  • 00:12:37
    misalnya kayak kita kan di jalanan suka
  • 00:12:39
    ada yang kesal nih bawa motornya enggak
  • 00:12:41
    benar nih gua takut ke serempet
  • 00:12:42
    gini-gini segala macam. Nah, ya itu
  • 00:12:44
    sebenarnya kita bisa mulai dari itu.
  • 00:12:46
    Kita bisa mulai bahwa anak gua, gua
  • 00:12:49
    harus harus siap menjadi manusia siap
  • 00:12:51
    menjadi manusia yang akan hidup di dunia
  • 00:12:53
    ini. Nah, tujuannya kan intinya itu.
  • 00:12:56
    Nah, mau pakai cara keras, tegas, gentle
  • 00:12:59
    parenting, gentle, tiger parenting,
  • 00:13:02
    tiger, whenever you name it, itu
  • 00:13:04
    sebenarnya tujuannya kan untuk itu i
  • 00:13:06
    untuk menyiapkan anak kita. Oke. Yang
  • 00:13:09
    berbeda itu hanya efek samping-efek
  • 00:13:11
    sampingnya. Mungkin ada yang cepat,
  • 00:13:14
    mungkin ada yang lama. H mungkin ada
  • 00:13:17
    yang perlu jadi nangis dulu segala
  • 00:13:20
    macam. Nah, kalau memang konteksnya di
  • 00:13:23
    sini mau yang kita enggak mau pakai
  • 00:13:25
    emosi, ya kan? Benar enggak? Yes. Yang
  • 00:13:28
    ditanya kita ngomong emosi ya berarti
  • 00:13:29
    kita harus kelar dulu nih sama emosi
  • 00:13:31
    kita send. Sama emosi kita sendiri.
  • 00:13:33
    Emotional baggage se apa tuh artinya?
  • 00:13:36
    Jadi itu apa yang kita bawa dari masa
  • 00:13:39
    lalu kita misalkan ada unresolve trauma.
  • 00:13:41
    Heeh. Eh unresem kayak yang tadi kamu
  • 00:13:45
    bilang misalkan kayak ee sorry to say
  • 00:13:49
    misalkan orang tuanya sudah pergi duluan
  • 00:13:52
    gitu ya sebelum dia mendapatkan
  • 00:13:54
    kebutuhan dan juga em kasih sayang yang
  • 00:13:58
    dia butuhkan. Kayak ini ada pertanyaan
  • 00:14:00
    ya. Cara parenting untuk anak yang bagus
  • 00:14:02
    meskipun orang tuanya kurang kasih
  • 00:14:04
    sayang. Maksudnya kurang kasih sayang
  • 00:14:06
    dari orang tua tuh bagaimana gitu ya.
  • 00:14:08
    itu kan eh sebuah emotional baggage.
  • 00:14:11
    Jadi itu
  • 00:14:12
    kayak sebuah beban bawaan dalam bentuk
  • 00:14:16
    emosi, bawaan sebelumnya, bawaan dari
  • 00:14:19
    masa lalu kita, dari orang tua atau dari
  • 00:14:21
    generasi sebelumnya. Siapapun yang
  • 00:14:23
    membuat kita menjadi kayak kura-kura nih
  • 00:14:25
    yang bawa terus something heavy,
  • 00:14:29
    something yang kayaknya bagian dari diri
  • 00:14:31
    kita. Tapi sebenarnya kita punya the go.
  • 00:14:33
    Oh, aku pernah lihat tuh gambarnya
  • 00:14:35
    misalnya neneknya bawa beban terus ke
  • 00:14:38
    anaknya, ke ibunya sampai terakhir beban
  • 00:14:40
    ini enggak mau memutuskan untuk
  • 00:14:42
    melepaskan beban tersebut baru itu akan
  • 00:14:44
    berhenti di anaknya. Makanya kan
  • 00:14:46
    disebutnya generational trauma dan juga
  • 00:14:49
    cycle breaker ya kan. Oke. Nah,
  • 00:14:54
    em
  • 00:14:56
    gimana cara
  • 00:14:59
    kita ee kalau tadi kan kamu sudah bahas
  • 00:15:02
    bahwa oke kita pertama nih memang punya
  • 00:15:05
    PR untuk resolve our trauma gitu kan.
  • 00:15:08
    And then kita harus membenahi dan juga
  • 00:15:12
    membereskan apa yang belum selesai.
  • 00:15:15
    Kalau misalkan orang tuanya memang sudah
  • 00:15:18
    pergi duluan atau tidak ada father
  • 00:15:21
    figure atau mother figure ee memang itu
  • 00:15:24
    PR-nya lebih ke dalam diri sendiri ya
  • 00:15:26
    kan. Gimana cara kita membenahi diri
  • 00:15:29
    sendiri benar-benar istilahnya clear of
  • 00:15:33
    emotional baggage itu supaya kita tuh
  • 00:15:35
    kayak enggak jadi orang tua yang
  • 00:15:39
    sebenarnya tangkinya kosong tapi mencoba
  • 00:15:43
    sekuat tenaga buat menuangkan air cinta
  • 00:15:46
    kasih kepada anak kita yang which is I
  • 00:15:48
    think impossible gitu
  • 00:15:51
    ya. Sebenarnya banyak sekali kasus kayak
  • 00:15:55
    termasuk diri aku gitu ya yang
  • 00:15:57
    ngerasanya dulu tangki cinta gua kosong
  • 00:16:00
    tapi setelah gua ketemu om gua atau gua
  • 00:16:03
    ketemu bapak gua yang sekarang setelah
  • 00:16:05
    gua ajak ngobrol ternyata mereka asyik
  • 00:16:07
    ternyata mereka bisa diajak ngobrol gitu
  • 00:16:09
    kan karena memang selama ini kita
  • 00:16:11
    ngerasa eh ada gap antara orang tua dan
  • 00:16:14
    anak which is it's ok walaupun ada
  • 00:16:17
    beberapa case memang harus ada gap harus
  • 00:16:20
    ada gap gitu ya untuk respect untuk ee
  • 00:16:23
    appreciate dan lain-lain sehingga kita
  • 00:16:26
    ee enggak tahu ternyata Bapak gue juga
  • 00:16:28
    seasik ini ya gitu. Ternyata Bapak gua
  • 00:16:30
    bisa ngomongin ee bisnis ya, musik ya
  • 00:16:33
    atau olahraga dan segala macam.
  • 00:16:39
    Ee
  • 00:16:40
    [Musik]
  • 00:16:41
    ya itu harus diselesai. Diselesai pun
  • 00:16:44
    diselesaikannya itu pun enggak harus
  • 00:16:46
    langsung gitu. Tangki kosong itu pun
  • 00:16:48
    enggak harus gua harus selesai dulu baru
  • 00:16:50
    gua nikah baru gua punya anak gitu ya.
  • 00:16:52
    Macam-macam ada yang harus selesaiin
  • 00:16:54
    dulu boleh mau selesaiinnya ngisinya pas
  • 00:16:59
    oke gue sekalian belajar deh nikah sama
  • 00:17:01
    pasangan gue. Belajar ngisi
  • 00:17:03
    sedikit-sedikit gitu atau entar pas
  • 00:17:05
    punya anak ngisi sedikit-sedikit. Oke.
  • 00:17:07
    Berarti memang kalau pertanyaan tadi
  • 00:17:10
    adalah cara parenting untuk anak yang
  • 00:17:11
    bagus. He. Kalau misalkan orang tuanya
  • 00:17:14
    nih yang kurang kasih sayang gitu ya.
  • 00:17:16
    itu memang jawabannya balik lagi
  • 00:17:18
    ke diri sendiri, treatment terhadap diri
  • 00:17:22
    sendiri ee sebagai orang tua dan sebagai
  • 00:17:25
    manusia ya sebelum jadi orang tua ya.
  • 00:17:27
    maksudnya eh ya at the end of the day
  • 00:17:30
    cara parenting yang bagus untuk anak
  • 00:17:33
    kembali lagi tergantung orang tuanya
  • 00:17:36
    masing-masing apa yang what works for
  • 00:17:38
    you tergantung your value what works for
  • 00:17:41
    your family mungkin tidak baik kalau
  • 00:17:45
    diterapkan di keluarga lain jadi kalau
  • 00:17:47
    misalkan dibilang ada satu cara
  • 00:17:48
    parenting yang paling bagus sebenarnya
  • 00:17:50
    enggak juga ya iya enggak ada enggak ada
  • 00:17:52
    yang bisa diklaim paling bagus sih gitu
  • 00:17:54
    iya well mungkin nanti seiring
  • 00:17:56
    berjalanan waktu ada research to prove
  • 00:17:58
    that kita enggak tahu ya. Tapi so far ya
  • 00:18:00
    aku setuju sih memang sepertinya tidak
  • 00:18:02
    ada cara parenting yang saklek untuk
  • 00:18:04
    membuktikan bahwa eh this is the best
  • 00:18:07
    way to do parenting. Tapi cuman ada
  • 00:18:09
    references ya, references bahwa oh ada
  • 00:18:12
    cara parenting, gentle parenting, ada
  • 00:18:15
    cara eh tiger parenting, ada cara VOC
  • 00:18:19
    parenting gitu. Nah, memang tapi kalau
  • 00:18:22
    misalkan kita sebagai orang tua punya
  • 00:18:24
    kesadaran atau punya rasa bahwa
  • 00:18:28
    hei aku nih orang tua yang sebenarnya
  • 00:18:32
    punya kebutuhan inner child yang tidak
  • 00:18:35
    terpenuhi. Aku kurang kasih sayang dari
  • 00:18:37
    orang tuaku, gitu ya. Dan aku kepengin
  • 00:18:40
    menerapkan parenting yang tanda kutip
  • 00:18:43
    bagus terhadap anak gitu. itu kayaknya
  • 00:18:46
    memang kita harus tanya lagi ya ke diri
  • 00:18:48
    kita sendiri sebagai anak dulu kita tuh
  • 00:18:51
    butuhnya apa sebenarnya? Iya. Iya.
  • 00:18:53
    Karena ada yang gini, ada yang dulu
  • 00:18:55
    dikerasin terus akhirnya dia mutusin ke
  • 00:18:57
    anaknya untuk enggak gua enggak mau
  • 00:18:58
    keras ke anak gue. Tapi ada juga yang
  • 00:19:01
    dulu di di dibaikinasin. Oh, dibaik
  • 00:19:04
    bahkan dibaikin tapi dia merasa orang
  • 00:19:06
    tua gua kurang nih. Harusnya bisa lebih
  • 00:19:08
    keras lagi sama lebih strik lagi gitu.
  • 00:19:10
    At the end tergantung kebutuhan Mas.
  • 00:19:12
    Iya. Iya. Hmm. Oke. Nah, kalau misalkan
  • 00:19:15
    kita ngomongin soal kebutuhan ini ee
  • 00:19:18
    yang berarti memberikan sebuah kebebasan
  • 00:19:22
    di kutub lainnya gitu ya. Misalkan kayak
  • 00:19:24
    oke ee let's say enggak usah ngomongin
  • 00:19:27
    hal yang luas lah di marriage kita aja
  • 00:19:29
    nih. Misalkan kayak aku butuhnya dulu
  • 00:19:31
    sebenarnya untuk diide,
  • 00:19:34
    dikasih emm
  • 00:19:37
    ya aku mungkin distrikin gitu ya. Kalau
  • 00:19:39
    kamu mungkin malah ee aku penginnya
  • 00:19:41
    lebih dilembutin gitu. He. Nah, menurut
  • 00:19:44
    kamu gimana cara kita sebagai pasangan
  • 00:19:47
    to find the middle groundnya and like
  • 00:19:50
    kayak oke this is the best parenting
  • 00:19:52
    untuk kita terapin di keluarga kita gitu
  • 00:19:56
    ya. Kita harus punya tujuan dulu. Kita
  • 00:19:58
    mau punya tujuan anak kita untuk bisa
  • 00:20:00
    apa? Misalkan ya kita
  • 00:20:03
    pengin anak kita
  • 00:20:05
    itu ee bisa sopan santun sama orang tua
  • 00:20:09
    misalnya ya. Ya, kita cari cara cari
  • 00:20:13
    kita akan cari cara untuk gimana caranya
  • 00:20:15
    dia bisa sopan satun sama orang tua.
  • 00:20:17
    Misalkan menurut kamu harus keras,
  • 00:20:21
    menurut aku harus lembut gitu. Enggak
  • 00:20:24
    enggak jadi apa ya, enggak jadi
  • 00:20:26
    perdebatan harusnya. Enggak jadi kayak
  • 00:20:28
    tuh kan kalau keras enggak bisa, tuh kan
  • 00:20:30
    kalau lembut enggak bisa. Ya gabung aja
  • 00:20:32
    why not gitu. Iya. Karena eh oh this is
  • 00:20:35
    just a method ya. I disebutnya juga cara
  • 00:20:38
    parenting. Iya. kan sering sering bilang
  • 00:20:41
    orang
  • 00:20:42
    ibu takut anaknya kenapa-kenapa gitu
  • 00:20:45
    atau takut ee seorang bapak takut
  • 00:20:48
    anaknya enggak bisa apa-apa anaknya
  • 00:20:49
    enggak bisa apa-apa gitu. Tapi kan kalau
  • 00:20:51
    misalnya kita gabung ya udah kita
  • 00:20:54
    sampaikan ke anak kita. Jadi anak kita
  • 00:20:56
    harusnya dengan dua punya keduanya. Jadi
  • 00:20:59
    dia akan lebih berhati-hati sama yang
  • 00:21:00
    buat dia kenapa-kenapa dan dia juga jadi
  • 00:21:03
    semangat lebih semangat untuk bisa
  • 00:21:05
    apa-apa gitu supaya bisa jadi apa-apa.
  • 00:21:08
    Iya. Berarti kesimpulannya ya memang
  • 00:21:13
    kayak kebebasan dalam memilih parenting
  • 00:21:16
    ini berarti pertama kita harus tahu dulu
  • 00:21:19
    kebutuhan iya fokusnya tujuannya anaknya
  • 00:21:22
    mau kebutuhannya apa, terus bagaimana
  • 00:21:26
    cara mendapatkan kebutuhan itu menjadi
  • 00:21:28
    sebuah keberhasilan gitu ya. Maksudnya
  • 00:21:31
    cara untuk usaha apa sih, effort apa sih
  • 00:21:33
    yang harus kita laku? Ikhtiar dan
  • 00:21:34
    problem solvingnya. Oke. Emm berarti
  • 00:21:38
    kalau misalkan
  • 00:21:40
    mm kita sebagai parents, let's say gitu
  • 00:21:45
    ya, ee kita punya banyak
  • 00:21:51
    sekali kegalauan he gitu ya dalam
  • 00:21:54
    raising kids dan juga apa yang kita
  • 00:21:57
    sudah alami selama ini sebagai anak dan
  • 00:21:59
    lain-lain
  • 00:22:00
    gitu-gitu. Emm apa sih namanya?
  • 00:22:04
    eh algojonya maksudnya yang penentu
  • 00:22:08
    akhirnya hakimnya. Oke, jadinya kayak
  • 00:22:10
    begini aja. Menurut kamu should that be
  • 00:22:13
    our partner, our
  • 00:22:15
    parents, our God?
  • 00:22:19
    Ya, our God sih harusnya langsung Allah
  • 00:22:21
    sih. Karena ee aku sering dengar juga
  • 00:22:24
    bahwa apalagi anak-anak gitu, mereka kan
  • 00:22:27
    belum dihisab, belum di belum diambil
  • 00:22:30
    dosanya eh maksudnya belum dihitung
  • 00:22:31
    dosanya gitu. Nah, itu belum diambil ee
  • 00:22:34
    dihitung dosanya. Maksudnya who we are,
  • 00:22:37
    siapa kita untuk Who are we? Oh, who are
  • 00:22:40
    we? Ya, I who are we? To
  • 00:22:45
    make them eh ya to decide bahwa dia
  • 00:22:47
    salah apa enggak, dia dia dosa apa
  • 00:22:50
    enggak gitu kan. Kita marahin misalnya,
  • 00:22:52
    kita hisab gitu ya, kita siksa, kita
  • 00:22:54
    marahin. Kita siapa emang orang Tuhan
  • 00:22:57
    aja enggak ngasih azab pada waktu itu
  • 00:23:01
    kok gitu. Masa kita mau azab anak kita
  • 00:23:02
    ibaratnya that makes sense ya. Mungkin
  • 00:23:04
    kan karena anak itu adalah amanah. Anak
  • 00:23:06
    adalah titipan dari Tuhannya kita. Jadi
  • 00:23:09
    kalau misalkan memang kita sudah sadar
  • 00:23:14
    bahwa at the end of the day perspektif
  • 00:23:16
    validasi dan juga penilaian dari Tuhan
  • 00:23:18
    yang paling penting ya pasti kita bisa
  • 00:23:20
    membesarkan anak kita sesuai kemauan
  • 00:23:22
    Tuhan kita. Ya, jaga titipannya lah.
  • 00:23:25
    Ibaratnya ee ada orang gitu kan, "Nih
  • 00:23:27
    gue titipin motor gue sebulan sama lu
  • 00:23:30
    gitu kan. balikin ya. Pasti kan yang
  • 00:23:32
    punya penginnya bensinnya keisi udah
  • 00:23:35
    dicuci enggak ada lecet. Enggak ada
  • 00:23:37
    lecet. Bahkan kalau bisa lu mau modif
  • 00:23:38
    lebih bagus ya udah enggak apa-apa gitu.
  • 00:23:40
    Oke makes sense. Oke. Jadi ya mungkin
  • 00:23:45
    punya kesadaran itu akan mempermudah
  • 00:23:46
    kita untuk mengelola emosi dan juga ee
  • 00:23:49
    menentukan cara parenting seperti apa
  • 00:23:51
    yang kita mau ya dalam membesarkan anak.
  • 00:23:54
    I see kita kan dimintain
  • 00:23:56
    pertanggungjawaban juga pasti nanti
  • 00:23:57
    kayak lu sudah ngajarin dia ini belum?
  • 00:23:59
    Hah? dikasih tahu belum kalau gini tuh
  • 00:24:01
    enggak boleh, kalau kayak gini boleh.
  • 00:24:03
    Yaah, itu kan kita dimintain
  • 00:24:04
    pertanggungjawaban pasti. Iya, ya. I
  • 00:24:07
    think kalau misalkan kita percaya sama
  • 00:24:09
    Tuhan, sama Allah memang itu ya bentuk
  • 00:24:11
    ketakwaan membesarkan anak yang
  • 00:24:13
    sebenarnya itu. Nah, ngomongin ketakwaan
  • 00:24:17
    soal membesarkan anak nih kan enggak
  • 00:24:19
    enggak satu dua kali ya anak tuh membuat
  • 00:24:22
    kita emosi, membuat kita kayak
  • 00:24:25
    questioning ini gimana nih caranya gitu
  • 00:24:27
    kan. Handle dia kayak gini. Kadang
  • 00:24:29
    bahkan kita tuh sudah keburu capek,
  • 00:24:32
    keburu eh overwhelm sama other aspects
  • 00:24:36
    atau factors dalam hidup gitu. Nah,
  • 00:24:38
    gimana ada pertanyaan cara mengelola
  • 00:24:40
    emosi dalam menjaga anak
  • 00:24:43
    sehari-hari? Cara mengelola emosinya itu
  • 00:24:46
    sendiri. When it comes unexpectedly,
  • 00:24:49
    tiba-tiba atau bahkan kayak kita
  • 00:24:51
    ngerasanya baik-baik aja, tapi tiba-tiba
  • 00:24:52
    kok kayak, "Hah, kamu kenapa kayak gitu
  • 00:24:55
    gitu." Iya. I ya.
  • 00:24:57
    Ibaratnya mau disuruh sabar juga lah gua
  • 00:25:00
    lagi pusing lagi capek suruh sabar gitu
  • 00:25:01
    kan. Kan kadang kan kalau aku notisnya
  • 00:25:03
    kita tuh kadang kalau lagi emosi yang
  • 00:25:05
    benar-benar emosi kita tuh kadang enggak
  • 00:25:06
    sadar kita tuh
  • 00:25:08
    lagi enggak stable. Hm. Iya. Kayak
  • 00:25:11
    ibaratnya kita habis amit-amit gitu ya,
  • 00:25:14
    rumah kebakaran, terus ada orang datang,
  • 00:25:16
    sabar, sabar, sabar gimana gitu. Gimana
  • 00:25:20
    cara sabar gitu kan. Nah, ya ee yang
  • 00:25:23
    pertama kita ya harus selalu ingat bahwa
  • 00:25:25
    di dunia ini enggak ada yang milik kita,
  • 00:25:28
    gitu. Jadi kalau aku menerapkannya itu
  • 00:25:31
    ee kita semua di dunia ini cuman ya
  • 00:25:33
    dititipin, dipinjamin. Kebetulan aja ada
  • 00:25:36
    namanya atas nama Babeji, atas nama
  • 00:25:39
    Muhammad Nica gitu. Tapi pada akhirnya
  • 00:25:42
    itu kan sebenarnya kita dititipin gitu.
  • 00:25:44
    Jadi ketika kita dititipkan sesuatu
  • 00:25:47
    terus kita emosi sama hal tersebut ya
  • 00:25:50
    harus ditinjau lagi nih kita
  • 00:25:52
    emosinya akan ngerusak si titipan ini
  • 00:25:56
    enggak. Oke. Nah, ngomongin masalah kita
  • 00:25:59
    meninjau emosinya kenapa itu kayaknya
  • 00:26:02
    memang kita harus tinjau dulu ya nomor
  • 00:26:04
    satunya ketika kita merasakan emosi.
  • 00:26:06
    Emosi itu kenapa sih gitu ya? Emosi itu
  • 00:26:07
    kenapa gitu. Nah, itu tuh aku tuh pernah
  • 00:26:10
    dijelasin sama psikolog aku kalau
  • 00:26:12
    misalkan kamu ee
  • 00:26:15
    jadi waktu itu mama pernah consult
  • 00:26:19
    gara-gara ee lagi kayak emotion terus
  • 00:26:23
    sama Babeh. Terus suruh apa? Suruh napas
  • 00:26:25
    ya. Oh ya, itu breathing techniques of
  • 00:26:29
    course. Cuman dia e memang meninjaunya
  • 00:26:31
    itu dia ngejelasin soal emotional
  • 00:26:33
    intelligence dan juga yang paling
  • 00:26:35
    pentingnya itu adalah emotional
  • 00:26:37
    regulations. Jadi ketika kita emosi
  • 00:26:41
    misalkan nih ya kita ngerasain em
  • 00:26:44
    triggers yang pertama tuh triggers.
  • 00:26:46
    Misalkan untuk aku triggersnya itu
  • 00:26:49
    adalah suara kencang. H misalkan anak
  • 00:26:51
    aku nangis, teriak, terus aku ngerasain
  • 00:26:55
    first signs of emotions yang di mana aku
  • 00:26:56
    tuh mulai kayak panas, aku mulai rasanya
  • 00:26:59
    pengin say diam, diam atau aku pengin
  • 00:27:03
    kenapa sih startled gitu ya. Nah, itu
  • 00:27:06
    tuh kita harus understand dulu bahwa
  • 00:27:08
    pertama regulasi emosi itu kita
  • 00:27:11
    understand triggers, mengerti apa yang
  • 00:27:14
    mengganggu
  • 00:27:16
    istilahnya jadi alarm buat kita. Kedua,
  • 00:27:19
    kita harus tahu kenapa that bothers us,
  • 00:27:23
    kenapa itu mengganggu kita. Misalkan aku
  • 00:27:25
    ternyata enggak suka ngedengar bising,
  • 00:27:28
    teriak-teriak mungkin gitu ya. Karena
  • 00:27:32
    em aku tuh keburu overwhelm secara
  • 00:27:35
    auditory visual gitu maksudnya dan juga
  • 00:27:38
    ttile di rumah. Aku udah sebagai ibu
  • 00:27:39
    rumah tangga tuh dengar suara mainan,
  • 00:27:43
    dengar suara kompor, heksos,
  • 00:27:46
    bersih-bersih. Jadi aku overwhelm. Hm.
  • 00:27:49
    Nah, aku udah enggak bisa lagi nih
  • 00:27:52
    secara biology dan juga secara memang
  • 00:27:56
    human nature aku udah enggak bisa lagi
  • 00:27:58
    menerima input sensori lain, which is
  • 00:27:59
    teriakan anak. Hm. Atau aku punya trauma
  • 00:28:02
    masa kecil kayak misalkan aku enggak
  • 00:28:04
    suka diteriakin karena itu pernah
  • 00:28:07
    menyakiti perasaan aku dulu. pas aku
  • 00:28:08
    kecil. Jadi, itu kan aku ngerti. Oke.
  • 00:28:11
    Sebenarnya yang aku enggak suka adalah
  • 00:28:13
    dengar teriakan anaknya, bukan aku
  • 00:28:15
    enggak suka sama anaknya, gitu. Ketiga,
  • 00:28:19
    itu
  • 00:28:20
    understand why it's important for me
  • 00:28:24
    untuk tidak seperti itu. Kenapa sih aku
  • 00:28:27
    tuh kepenginnya semua orang ngomongnya
  • 00:28:29
    baik-baik, tidak teriak-teriak, termasuk
  • 00:28:32
    anak kecil. He. Padahal anak kecil belum
  • 00:28:34
    bisa menjaga intonasinya dia, belum
  • 00:28:38
    punya kecerdasan emosional itu. Nah,
  • 00:28:40
    ternyata memang kan ee kalau ditinjau
  • 00:28:44
    lagi ya itu aku penting untuk tidak
  • 00:28:47
    dengar ee teriakan itu karena memang aku
  • 00:28:51
    nih hatinya lembut sih ceritanya. Aku
  • 00:28:55
    sukanya tuh memang kasih sayang gitu kan
  • 00:28:57
    ya, kelembutan.
  • 00:28:59
    It's important for me. Nah, tapi
  • 00:29:04
    dalam mengerti ketiga itu yang which is
  • 00:29:07
    final step-nya adalah
  • 00:29:09
    menyampaikan eh menyampaikan kebutuhan
  • 00:29:12
    aku gitu ya. Itu kan keempat adalah eh
  • 00:29:16
    bundle emotional regulations. He. Tapi
  • 00:29:20
    gimana cara regulate-nya ketika itu on
  • 00:29:24
    fire? Hm. Nah, itu yang diajarin sama si
  • 00:29:28
    psikolog aku
  • 00:29:30
    untuk itu yang diajarin sama psikolog
  • 00:29:32
    aku untuk breathing techniques.
  • 00:29:35
    Ada macam-macam, tarik nafas, ee
  • 00:29:39
    stabilisasi emosi
  • 00:29:43
    dulu empat del terus atau stepping away
  • 00:29:49
    pindah dulu. misalkan anak aku lagi
  • 00:29:51
    teriak dan aku kayak ah enggak bisa,
  • 00:29:52
    enggak bisa, enggak bisa. Ya udah
  • 00:29:54
    bergeser gitu. Atau ee
  • 00:29:59
    aku apa sih
  • 00:30:01
    namanya? Ngajak dia untuk melakukan
  • 00:30:04
    suatu hal lain yang sebagai distraksi.
  • 00:30:08
    Kayak misalkan kalau kasusnya di luar
  • 00:30:10
    ruangan di mall gitu. Dia teriak gitu
  • 00:30:14
    ya. Tapi kan aku enggak bisa menjauh kan
  • 00:30:15
    karena aku harus keep him safe. Itu aku
  • 00:30:17
    dikasih tahu kayak coba ajak dia untuk
  • 00:30:20
    fokus sama hal lain supaya yang penting
  • 00:30:22
    dia berhenti dulu teriak-teriaknya
  • 00:30:25
    karena itu mengganggu aku sebagai orang
  • 00:30:26
    tua. Baru di situ ketika tenang aku baru
  • 00:30:32
    mere regulate my emotions.
  • 00:30:35
    Kayak kelola emosinya. Oh iya tadi aku
  • 00:30:39
    kesal karena gini ya aku begini ya gitu
  • 00:30:42
    gitu. Nah, kalau aku sih
  • 00:30:44
    kata dokter Heeh heeh gitu dokter
  • 00:30:48
    psikolog aku kayak gitu. Kalau kamu
  • 00:30:51
    gimana tuh cara kamu sendiri? Kalau aku
  • 00:30:54
    tuh ngelihatnya kita setiap manusia
  • 00:30:56
    memang diciptain punya emosi gitu ya.
  • 00:30:59
    Pas semua orang pasti punya emosi. Cuman
  • 00:31:02
    beda-beda. Ada yang pas emosi itu datang
  • 00:31:04
    langsung keluar meledak lah kita
  • 00:31:06
    sebutnya ya. Langsung meledak. Ada yang
  • 00:31:09
    kita kaget dulu jeda sekian baru
  • 00:31:12
    meledak. Ada yang bisa dia nahan dulu
  • 00:31:14
    agak lama terus dia pindah ke kamar baru
  • 00:31:17
    meledak gitu. Ada yang paling perfectnya
  • 00:31:20
    dia enggak pakai meledak.
  • 00:31:22
    Masyaallah. Itu itu itu step-stepnya dan
  • 00:31:24
    semua enggak tahu aku enggak ngomong
  • 00:31:26
    siapa-siapa gitu. Dan tiap orang
  • 00:31:28
    beda-beda. Dan ini bisa dilatih, semua
  • 00:31:30
    bisa dilatih. Aku yakin semua ini bisa
  • 00:31:32
    dilatih sampai di titik bahwa kita tuh
  • 00:31:35
    otomatis ada orang ngeselin, ada anak
  • 00:31:38
    teriak, kita tuh enggak marah. Ada suami
  • 00:31:40
    enggak taruh anduk pada
  • 00:31:43
    itu aku yakin walaupun yang ganggu lagi.
  • 00:31:44
    Walaupun mungkin aku belum di titik itu
  • 00:31:46
    ya, tapi aku yakin ada pasti ada titik
  • 00:31:49
    di mana kita tuh enggak terganggu sampai
  • 00:31:51
    akhirnya emosi kita meledak. Nah, ee
  • 00:31:54
    kamu ingat enggak kalau dulu zaman
  • 00:31:57
    misalnya disuruh maju ke depan kelas
  • 00:32:00
    atau misalnya datang ke mana disuruh
  • 00:32:02
    tarik napas? Tarik napas dulu, atur
  • 00:32:04
    napas dulu, tenangin diri. Ya, karena
  • 00:32:07
    memang otak kita kan kerjanya cet ketika
  • 00:32:10
    napas kita enggak enggak teratur, darah
  • 00:32:13
    itu juga jadi ngebut, ngepompa. Jadi
  • 00:32:17
    ngepompa. Nah, tapi ketika kita nyantai,
  • 00:32:19
    kita tarik napas, oksigen masuk ke otak.
  • 00:32:22
    Habis itu darah kita jadi bisa lebih
  • 00:32:24
    santai, otak juga jadi lebih plong untuk
  • 00:32:27
    mikir. Nah, ini aku dapat dari Gobin
  • 00:32:29
    Fast
  • 00:32:30
    Dev. Buka yo, teknik untuk napas gitu.
  • 00:32:33
    Jadi ee itu konsep utamanya dulu. Konsep
  • 00:32:37
    dari segi fisikal. Iya. Itu soal
  • 00:32:40
    pernapasan, soal badan kita, bloodstam
  • 00:32:42
    kita itu lagi kencang apa enggak. Karena
  • 00:32:44
    semakin kita kencang, semakin kita
  • 00:32:46
    deg-degan, semakin otak kita enggak
  • 00:32:47
    lowong, ya kita akan semakin cepat
  • 00:32:49
    meledaknya. Oke, yang kedua dari sisi
  • 00:32:53
    logic. What about it? Logic and heart
  • 00:32:56
    lah gitu ya. Logic and heart. Aku mau
  • 00:32:58
    nanya dulu sama kamu
  • 00:33:00
    kira-kira
  • 00:33:02
    ee ada enggak sih suatu emosi yang
  • 00:33:07
    keluar tapi enggak ada sebabnya gitu?
  • 00:33:09
    Enggak ada kayak tiba-tiba eh gua kesal
  • 00:33:13
    aja nih gitu tapi enggak tahu gara-gara
  • 00:33:15
    apa gitu. Pernah enggak kayak gitu? Apa
  • 00:33:18
    selalu
  • 00:33:19
    ada alasan gitu? Misalnya kesal di jalan
  • 00:33:22
    ada di motornya Lip, kesal anak teriak,
  • 00:33:25
    selalu ada alasan atau ada yang enggak
  • 00:33:28
    bisa kok gua kesal tiba-tiba tanpa
  • 00:33:30
    alasan gitu?
  • 00:33:33
    I don't think so. Kayaknya semua emosi
  • 00:33:36
    yang ada atau keluar di dalam diri aku
  • 00:33:40
    itu kalau diruntutin lagi semua ada
  • 00:33:42
    alasannya. Dan kalau misalkan aku coba
  • 00:33:46
    pikirin sekarang biasanya emosi itu
  • 00:33:49
    keluarnya karena yang pertama it's
  • 00:33:51
    important for me. Yang kedua
  • 00:33:54
    I have some expectations.
  • 00:33:57
    Yang
  • 00:34:00
    ketiga di inside aku punya feel the need
  • 00:34:03
    to control the situation.
  • 00:34:05
    Oke, true. Sekarang kita harus sepakat
  • 00:34:08
    dulu. Kita bisa enggak
  • 00:34:11
    kontrol apa yang ada di luar diri kita?
  • 00:34:14
    Enggak bisa. Enggak bisa ya. Angin atau
  • 00:34:18
    orang
  • 00:34:19
    lain atau situasi situasi gitu. Tapi
  • 00:34:22
    kita bisa ikhtiar. Kita bisa ikhtiar.
  • 00:34:25
    Kita mau istri kita ambilin minum. Ya
  • 00:34:28
    ikhtiarnya minta tolong ya kan. Saya
  • 00:34:30
    yang tolong ambilin minum dong. Tapi kan
  • 00:34:32
    ada kemungkinan kamu enggak mau
  • 00:34:33
    ngambilin. Iya. Kita mau ikhtiar eh kita
  • 00:34:36
    maunya anak kita enggak ngomong
  • 00:34:40
    teriak-teriak. Kita ikhtiarnya kasih
  • 00:34:41
    tahu dia kalau misalkan teriak-teriak
  • 00:34:43
    itu enggak baik i atau enggak mau makan
  • 00:34:45
    gitu. Oke. Misalnya tapi ya kita tetap
  • 00:34:47
    enggak bisa ke troll walaupun kita kasih
  • 00:34:49
    tahu dia
  • 00:34:51
    untuk em ada cara yang lebih baik
  • 00:34:54
    ngomong pelan-pelan. Tapi kalau misalkan
  • 00:34:55
    dia lagi mau teriak ya tetap dia akan
  • 00:34:58
    teriak. Nah, sekarang kita lagi
  • 00:34:59
    ngomongin balik ke diri kita sendiri nih
  • 00:35:01
    bahwa gimana nih cara kita regulate
  • 00:35:03
    emosinya nih diri kita sebelum kita
  • 00:35:06
    meledak ke orang lain atau ke lingkungan
  • 00:35:09
    lain. Jadi yang aku tangkap aku juga
  • 00:35:12
    habis mentafakuri ini gitu ya bahwa
  • 00:35:15
    kayaknya kalau kita emosi itu pasti ada
  • 00:35:18
    sesuatu yang kita enggak suka atau kita
  • 00:35:21
    tadi kayaknya penting buat kita tapi
  • 00:35:22
    kita tuh enggak bisa kontrol gitu.
  • 00:35:25
    Misalkan gua tuh sebenarnya pengin nilai
  • 00:35:28
    gua bagus, tapi kan kita enggak bisa
  • 00:35:30
    kontrol guru mau ngasih nilai berapa,
  • 00:35:32
    kita semalam belajarnya berapa banyak.
  • 00:35:34
    Nah, itu kan kita cuma bisa ikhtiar aja.
  • 00:35:36
    Gua ikhtiar belajar, gua ikhtiar tidur
  • 00:35:38
    yang cukup. Besok gua ujian bisa
  • 00:35:41
    maksimal, bisa maksimal. Sisanya yang
  • 00:35:43
    nilai guru gitu kan, primanya kita
  • 00:35:46
    besok, primanya kita kayak gimana segala
  • 00:35:48
    macam. Atau di jalan. Di jalan kita kan
  • 00:35:50
    enggak bisa maksa orang kayak, "Eh, lu
  • 00:35:52
    bawa motornya benar dong." Walaupun di
  • 00:35:55
    dunia ini, walaupun di dunia ini sudah
  • 00:35:57
    ada aturannya gitu bahwa motor
  • 00:35:59
    kecepatannya sekian, enggak boleh gini,
  • 00:36:00
    enggak boleh gitu, tapi kan tetap aja
  • 00:36:02
    ada. Nah, kita akan kesal ketika
  • 00:36:05
    kita menemukan sesuatu yang kita enggak
  • 00:36:07
    bisa kontrol. Oke. Nah, jadi ee mindset
  • 00:36:10
    yang pertama adalah harus sepakat dulu
  • 00:36:13
    dan ingat-ingat terus bahwa oke, gua
  • 00:36:15
    enggak bisa kontrol ini apapun yang ada
  • 00:36:18
    di dunia ini kecuali diri aku sendiri.
  • 00:36:19
    Kecuali diri gua. Gua bisa ngapain nih?
  • 00:36:22
    Apakah gua marah? Apakah gua teriak?
  • 00:36:25
    Kalau gua marah dan teriak, baik enggak
  • 00:36:26
    ya buat gua? Baik enggak ya buat orang
  • 00:36:28
    lain? Bisa solve problem enggak? Solve
  • 00:36:30
    problem enggak sih gitu kan? Misalnya
  • 00:36:31
    panik gitu kan. Eh gimana nih mau ini
  • 00:36:34
    gitu. Itu kan enggak enggak solve
  • 00:36:35
    problem gitu. Iya. Action yang solve
  • 00:36:37
    problem right? Ikhtiar yang solve
  • 00:36:38
    problem. Jadi eh aku latihannya gitu.
  • 00:36:42
    Ketika aku sudah mau mulai emosi, aku
  • 00:36:45
    tarik napas, aku ingat, "Oh, iya gua
  • 00:36:48
    enggak bisa kontrol ini." Sesimpel orang
  • 00:36:51
    tua sendiri gitu. Orang tua enggak usah
  • 00:36:54
    orang tua deh. Kita berdua ya. Kamu
  • 00:36:57
    misalnya gitu ya, kamu lagi nyerocos
  • 00:37:00
    gitu kan. Arda kamu
  • 00:37:01
    tuh gitu ya. Untuk untuk laki dimarahin
  • 00:37:07
    cewek gitu pasti kan pride pasti kayak
  • 00:37:09
    apa nih harga diri gua gua marahin
  • 00:37:11
    baliklah gitu kan. Tapi ketika kita
  • 00:37:14
    mikirnya muter bahwa ya gua kan enggak
  • 00:37:17
    bisa kontrol dia nih dia mau marah apa
  • 00:37:19
    enggak. Kemungkinan ada something is
  • 00:37:21
    going on with her.
  • 00:37:23
    Iya. Dan apa nih yang gua bisa lakuin
  • 00:37:25
    selain marah? I action apa yang gua bisa
  • 00:37:27
    lakuin? Diam, napas, ngomong, nunggu dia
  • 00:37:31
    tenang baru bisa ngobrol, tegur, negur
  • 00:37:34
    gitu. Nah, itu aku latihannya gimana
  • 00:37:37
    caranya selalu ingat pokoknya apapun
  • 00:37:40
    yang terjadi ini gua enggak usah
  • 00:37:42
    kontrol, gua cuma bisa ikhtiar dan semua
  • 00:37:44
    tuh kuasa Allah gitu ya. Misalnya anak
  • 00:37:47
    mau baik, anak mau pintar makan, mau
  • 00:37:49
    sopan, ya kita cuman ikhtiar sisanya
  • 00:37:51
    rahmat Allah lah, gitu. H. Oke. Oke.
  • 00:37:53
    Oke. Jadi memang ee nih pertanyaan
  • 00:37:57
    terakhir. He. Hidup yang ikhlas tuh
  • 00:37:59
    bagaimana sih, Mama? Katanya. Berarti
  • 00:38:02
    memang itu kuncinya ya, hidup yang
  • 00:38:06
    ikhlas melepaskan keterikatan dan
  • 00:38:09
    kemelekatan terhadap apapun yang kita
  • 00:38:11
    punya di dunia ini. Baik itu pasangan,
  • 00:38:14
    harta, anak,
  • 00:38:19
    idealisme,
  • 00:38:21
    keinginan. Kita lepasin aja dulu ya. Ya,
  • 00:38:24
    sebelum itu awalnya kita hidup harus
  • 00:38:26
    based on tujuan. Tujuan kita hidup di
  • 00:38:29
    dunia ini apa? mau kaya misalnya, terus
  • 00:38:31
    entar kalau enggak kaya-kaya lu stres
  • 00:38:33
    enggak? Atau bahkan banyak artis yang
  • 00:38:36
    sudah kaya tapi tetap enggak happy ya
  • 00:38:39
    gitu kan atau pengin punya pasangan
  • 00:38:41
    cakep gitu misalnya kan udah cakep masih
  • 00:38:44
    selingkuh juga gitu kan. Jadi sebelum
  • 00:38:47
    melepas keterikatan semua itu kita harus
  • 00:38:48
    tahu dulu tujuan hidupnya apa. Kalau
  • 00:38:50
    misalnya kita yang beragama bertuhan
  • 00:38:52
    punya ketuhanan ya one day we will go
  • 00:38:55
    back to him. DPS dunia bahagia akhirat
  • 00:38:58
    surga. dunia akhirat surga gitu. Di mana
  • 00:39:02
    sebelum kita balik ke dia, kita harus
  • 00:39:05
    sama kayak waktu kita lahir, suci,
  • 00:39:06
    bersih, tanpa dosa, bahkan kalau bisa
  • 00:39:09
    pahalanya lebih banyak. Dan kalau kita
  • 00:39:12
    dititipin things, bits and pops di dunia
  • 00:39:14
    ini, kita sebisa mungkin ee
  • 00:39:19
    memperlakukan apapun yang dititipkan
  • 00:39:21
    sama dia itu sebagai titipannya, bukan
  • 00:39:24
    kepemilikan kita sama sekali. Iya sih
  • 00:39:26
    kayaknya memang kalau misalkan ya well I
  • 00:39:30
    think tapi memang itu namanya disebutnya
  • 00:39:33
    perjalanan hidup dan ujian hidup ya
  • 00:39:35
    karena mungkin tidak ada orang yang bisa
  • 00:39:37
    menyempurnakan itu semua ee sampai
  • 00:39:42
    kemungkinan dia meninggal. Tapi ya Allah
  • 00:39:45
    kan memang maha besar dan maha pemaaf
  • 00:39:47
    ya. Tapi what I was
  • 00:39:50
    saying mungkin
  • 00:39:52
    memang
  • 00:39:54
    itu misteri hidup yang sebenarnya gitu.
  • 00:39:57
    Kayak kita ya sudah diperintahkan untuk
  • 00:40:02
    ee Allah decide kita lahir hari ini.
  • 00:40:06
    Allah perintahkan kita untuk hidup di
  • 00:40:09
    keluarga ini. Sekolah the us untuk lahir
  • 00:40:12
    di keluarga ini. Punya ibu begini ya,
  • 00:40:14
    ayah begini. kita kuliah, kerja, nikah,
  • 00:40:19
    punya
  • 00:40:19
    anak, itu sebenarnya semua titipan yang
  • 00:40:24
    it seems like it's ours, tapi it's not.
  • 00:40:29
    Dan mungkin kalau misalkan kita bisa
  • 00:40:33
    dengan secara sadar dan juga aware,
  • 00:40:37
    benar-benar meyakini bahwa this is his.
  • 00:40:40
    He gitu. Pasti lebih ikhlas. Kita pasti
  • 00:40:43
    ikhlas ya. Pasti on apapun
  • 00:40:46
    decreas-nya Allah tuh ya mungkin itu im
  • 00:40:49
    ini ya. Makanya rukun iman qadain qadar.
  • 00:40:52
    Iya. I kan dan ya Allah enggak akan
  • 00:40:55
    merubah suatu kaum kalau kaum yang
  • 00:40:56
    enggak mau usaha kan ibaratnya. Jadi
  • 00:40:58
    hidup
  • 00:40:59
    ikhlas
  • 00:41:01
    itu bukan hanya di omongan iya gua
  • 00:41:03
    ikhlas kok gitu gua terima kok. Tapi ya
  • 00:41:06
    memang harus otomatis di jalan kena
  • 00:41:09
    macet. Oh, ya udah konsekuensi gue tadi
  • 00:41:12
    berangkat telat atau oh ya emang Allah
  • 00:41:15
    bikin macet dulu nih biar gua bisa lebih
  • 00:41:17
    napas gitu ya. Jadi atau punya anak,
  • 00:41:20
    punya suami, punya istri dan segala
  • 00:41:23
    macamnya. Ee ya itu kalau target
  • 00:41:27
    utamanya adalah ikhlas. Ikhlas dan
  • 00:41:30
    otomatis punya kesadaran yang tadi kamu
  • 00:41:32
    bilang gitu.
  • 00:41:33
    Bahwa oh ya udah. Jadi setiap apapun tuh
  • 00:41:36
    kita tahu, oh ini power of Allah nih
  • 00:41:39
    gitu. Atau ada masalah Allah nyuruh kita
  • 00:41:42
    untuk ee usaha ikhtiar menyelesaikan
  • 00:41:45
    masalah itu. Termasuk ketika misalkan
  • 00:41:48
    anak bikin kita emosi gitu ya dalam
  • 00:41:50
    parenting. Ya Allah cuman mintanya kita
  • 00:41:52
    untuk jaga anak kita sebaik mungkin.
  • 00:41:55
    Tidak ee menyiksa, tidak menelantarkan,
  • 00:42:00
    He. Tidak menyia-nyiakan. Iya. Dan yang
  • 00:42:03
    punya power kan Allah semua power nih
  • 00:42:06
    kita nih ini bisa geser gitu kan ini
  • 00:42:09
    Allah semua nih power nih kebetulan aja
  • 00:42:12
    kamu bisa sayang sama aku begitu. Iya.
  • 00:42:14
    Jadi makanya kamu kalau sayang sama aku
  • 00:42:15
    harus karena Allah gitu jangan karena
  • 00:42:18
    aku kenapa aku kenap aku kenapa gitu.
  • 00:42:20
    Itu kan dari Allah juga. Semua kita
  • 00:42:23
    enggak usah ngadi-ngadi ngerasa bisa gua
  • 00:42:25
    bisa nyelesain ini. Enggak usah enggak
  • 00:42:28
    usah ngadi-ngadi gitu. enggak usah
  • 00:42:29
    ngerasa kuat karena yang the most
  • 00:42:31
    powerful, the most menyelesaikan masalah
  • 00:42:33
    semua kan cuma Allah. Tapi kita memang
  • 00:42:35
    di wajibkan untuk terus ikhtiar di
  • 00:42:40
    jalannya. Aku tadi bilang itu pertanyaan
  • 00:42:42
    terakhir, tapi nih jadi ee ada
  • 00:42:46
    se topik lagi ya, gabungan sih dua
  • 00:42:49
    pertanyaan cuman ini gabungan aja nih
  • 00:42:51
    dari pelanjutan yang tadi. Jadi ada yang
  • 00:42:54
    nanya juga nih, Mama pernah enggak sama
  • 00:42:56
    Pabe tuh marah yang sampai
  • 00:42:58
    meledak-ledak?
  • 00:42:59
    gitu ya. Dan ada lagi yang nanya
  • 00:43:02
    pertanyaan lain, gimana agar
  • 00:43:04
    bayang-bayang parenting yang sudah salah
  • 00:43:07
    dari orang tua yang zaman dulu ini tidak
  • 00:43:10
    membebani dan terjadi lagi gitu.
  • 00:43:15
    Nah, kalau tadi kamu bilang ketika kita
  • 00:43:19
    sudah menyadari tujuan hidup kita
  • 00:43:21
    apa? Ketika kita nih walau-wual
  • 00:43:25
    kelepasan gitu ya. Karena aku pernah is
  • 00:43:28
    manusia normal manusia which is normal
  • 00:43:30
    kan karena aku pernah kalau to be honest
  • 00:43:32
    nih untuk menjawab pertanyaan yang
  • 00:43:34
    pertama kamu juga pernah kan ya kita
  • 00:43:36
    pernah kok kita pernah kok marah
  • 00:43:37
    meledak-ledak kalau aku waktu itu ee
  • 00:43:40
    ketika
  • 00:43:43
    babeh ee lagi event sibuk rame banget 1
  • 00:43:48
    minggu tuh dia ee lembur terus seji
  • 00:43:52
    kayaknya 1 tahunan deh belum bisa
  • 00:43:53
    ngomong tuh isingat aku babeh lembur
  • 00:43:57
    Terus ee SeJi tuh waktu itu lagi diare
  • 00:44:02
    gitu. Terus aku posisinya waktu itu
  • 00:44:05
    masih WFH di rumah. Dan sebenarnya waktu
  • 00:44:08
    ketika aku mengingat lagi ya, kenapa aku
  • 00:44:10
    waktu itu bisa meledak-ledek? Jadi itu
  • 00:44:12
    ee kamu lembur terus pas kamu libur udah
  • 00:44:15
    besokannya hari Minggu kamu tidur siang.
  • 00:44:18
    He kamu tidur siang tapi
  • 00:44:21
    Seji ee apa sih namanya?
  • 00:44:24
    dia pup di pas aku mandiin di kamar
  • 00:44:28
    mandi terus di situ tuh aku kayak yang
  • 00:44:31
    udah taking time bom tahu enggak sih
  • 00:44:33
    setelah 1 minggu tahan itu dan di
  • 00:44:36
    posisinya kamu nih lagi ada di rumah
  • 00:44:38
    tidur lagi tidur lag walaupun sebenarnya
  • 00:44:40
    aku tahu ya kamu capek gitu tapi aku
  • 00:44:42
    kayak ingat enggak yang aku kayak enggak
  • 00:44:46
    enggak kuat kayak gini gitu ini enggak
  • 00:44:48
    kelar-kelar aku kayak bawa seji ke kamar
  • 00:44:51
    ingat enggak kamu terus aku kayak
  • 00:44:54
    bangun dong bantuin aku. Aku enggak bisa
  • 00:44:56
    kayak gini, aku capek dan lain-lain
  • 00:44:57
    gitu. Lupa aku kalau memori-memori buruk
  • 00:44:59
    gitu aku lupa. Terima kasih ya, sayang.
  • 00:45:02
    Nah, itu kan waktu itu tuh ee aku buat
  • 00:45:06
    aku ya itu sebuah kegagalan aku di track
  • 00:45:10
    record parenting aku sendiri gitu.
  • 00:45:12
    Maksudnya on my own self reflections. I
  • 00:45:15
    feel like a failure lah at that moment.
  • 00:45:16
    Karena aku ee masalahnya tahu gitu ya
  • 00:45:20
    kondisinya kayak gimana, aku tahu kamu
  • 00:45:22
    kayak gimana, anak aku. Dan aku
  • 00:45:24
    sebenarnya hanyalah seorang ibu yang
  • 00:45:27
    sedang kelelahan saat itu. Tapi aku
  • 00:45:29
    tidak bisa mengontrol emosiku sendiri
  • 00:45:31
    untuk sekedar bangunin kamu dengan baik
  • 00:45:33
    kayak sayang, "Aku capek banget, enggak
  • 00:45:35
    kuat, tolong bantuin aku," gitu.
  • 00:45:38
    Nah, gimana cara kita untuk terlepas
  • 00:45:43
    dari
  • 00:45:44
    bayang-bayang kesalahan kita di masa
  • 00:45:46
    lalu, kesalahan orang tua kita di masa
  • 00:45:48
    lalu supaya bisa optimis gitu loh.
  • 00:45:51
    Setiap harinya tuh menjalani hari as a
  • 00:45:54
    parent, as a human being gitu. Kita tuh
  • 00:45:57
    kayak punya motivasi untuk be better dan
  • 00:46:01
    enggak pasah sama keadaan bahwa kayak ya
  • 00:46:04
    aku mah emosian. Hmm. H. Aku mah emang
  • 00:46:08
    gini broken home. Enggak ada hope untuk
  • 00:46:12
    aku family gitu
  • 00:46:16
    ya. Oke, balik lagi semua manusia wajar
  • 00:46:19
    ya punya emosi itu, punya
  • 00:46:21
    kekesalan-kekesalan itu. Ee
  • 00:46:24
    bahkan ee orang sekaya apapun gitu ya,
  • 00:46:28
    background seperti apapun pasti pernah
  • 00:46:30
    punya emosi-emosi kayak gitu. Jadi
  • 00:46:31
    enggak enggak ngaruh mau tinggal di
  • 00:46:34
    mana, kerjanya apa, terus ee duitnya
  • 00:46:37
    berapa. Ya kalau marah marah aja gitu
  • 00:46:40
    kan. Kalau marah marah aja. Yang paling
  • 00:46:42
    sempurna ya cuman Nabi kita Muhammad
  • 00:46:44
    sallallahu alaihi wasallam gitu. Kalau
  • 00:46:46
    salah turun ayat gitu kan langsung turun
  • 00:46:49
    ayat. Terus dia juga pasti beliau juga
  • 00:46:52
    dia tahu dia sudah otomatis kesadaran
  • 00:46:53
    hidup di dunia ini harus seperti apa.
  • 00:46:55
    Nah kalau kita ngomongin emosi itu
  • 00:46:58
    sebenarnya gini. Kayak tadi misalnya
  • 00:46:59
    kamu mau bangunin aku ya, kamu punya dua
  • 00:47:03
    cara untuk bangunin aku. Yes. Yaitu
  • 00:47:05
    dengan
  • 00:47:06
    pelan-pelan dengan marah-marah.
  • 00:47:09
    Kemungkinannya sama. Antara aku tidur
  • 00:47:11
    lagi atau aku bangun. Pilihannya kan
  • 00:47:13
    cuman itu. Nah, dan itu kamu enggak bisa
  • 00:47:15
    kontrol sebenarnya gitu kan. Kamu enggak
  • 00:47:17
    bisa kontrol what I do what I did. Jadi
  • 00:47:20
    kamu mau marah terus aku bangun atau
  • 00:47:24
    kamu marah terus aku kayak kok bangunin
  • 00:47:27
    gue malah marah-marah sih? Bodo ah. gua
  • 00:47:28
    tidur lagi gitu kan atau baik-baik Arda
  • 00:47:30
    bangun yuk. Entar aku bangun atau aku
  • 00:47:32
    enggak kebangun karena saking halusnya
  • 00:47:33
    kamu gitu kan. Jadi ya ee kamu pilihlah
  • 00:47:37
    kamu mau mau ikhtiar yang mana yang
  • 00:47:41
    bikin kerutan kamu tambah banyak.
  • 00:47:44
    Aku langsung aware sama wrinkles aku.
  • 00:47:47
    Atau mau pilih yang enggak ngabisin
  • 00:47:50
    energi kamu. I ya. Jadi ee silakan
  • 00:47:54
    choose your ikhtiar lah ibaratnya kalau
  • 00:47:55
    di game, choose your ikhtiar mau apa
  • 00:47:57
    gitu kan. Kalau kalau pilih ini ya
  • 00:48:01
    konsekuensinya ini, kalau pilih ini
  • 00:48:04
    konsekuensinya ini gitu. Jadi enggak ada
  • 00:48:05
    enggak ada pilihan yang salah lah. Yang
  • 00:48:07
    salah itu kalau kita sudah milih tapi
  • 00:48:08
    kita enggak terima konsekuensinya gitu.
  • 00:48:11
    Ee ya berarti
  • 00:48:14
    kayak ee soal kita melepaskan diri dari
  • 00:48:18
    banyak-banyak parenting orang tua kita
  • 00:48:19
    yang salah gitu ya. Kalau tadi kan dari
  • 00:48:21
    kita yang salah. Kalau dari yang orang
  • 00:48:23
    tua kita yang salahnya ya, kita bisa
  • 00:48:27
    anggap itu adalah pilihan mereka. Hm.
  • 00:48:30
    Gitu ya. Pilihan mereka. Dan mungkin
  • 00:48:32
    kalau aku atau pilihan mentok mereka
  • 00:48:34
    gitu kan bisa aja gitu. Husnuzonnya ya
  • 00:48:38
    kan. Iya. Tapi kalau aku memang ee
  • 00:48:41
    sepertinya cara aku melepaskan diri dari
  • 00:48:44
    misalkan ya kekecewaan aku atau misalkan
  • 00:48:47
    keinginan inner child aku yang belum
  • 00:48:49
    terpenuhi atau gimana gitu.
  • 00:48:52
    Eh, sepertinya adalah understanding dan
  • 00:48:55
    mereka juga adalah manusia yang sama
  • 00:48:57
    seperti aku. Mereka buat kesalahan yang
  • 00:48:59
    sama.
  • 00:49:01
    Mereka
  • 00:49:03
    ee sorry to say, bodohnya sama seperti
  • 00:49:06
    aku gitu ya. Yang di mana mereka juga
  • 00:49:09
    adalah hamba dari Allah yang sama. Ya,
  • 00:49:12
    mereka berhak mendapatkan em kesempatan
  • 00:49:16
    dan juga ya forgiveness dari Allah yang
  • 00:49:20
    sama. gitu kan.
  • 00:49:23
    Jadi kalau aku sih cara aku
  • 00:49:26
    melepaskan trauma dari ee pola
  • 00:49:30
    pengasuhan orang tua yang mungkin
  • 00:49:33
    menurutku salah yaitu dengan ee
  • 00:49:37
    menempatkan diri mereka sebagai manusia
  • 00:49:40
    yang satara sama aku. Cuman kebetulan
  • 00:49:42
    dulu mereka adalah orang tua aku.
  • 00:49:44
    Maksudnya ya sampai sekarang sih cuman
  • 00:49:47
    kebetulan aja mereka adalah orang tuaku.
  • 00:49:50
    Ya, kalau kita ada
  • 00:49:52
    salah ya istigfarlah gitu. Allah maha
  • 00:49:56
    pemaaf maha penyayang. Kita minta maaf
  • 00:50:00
    dengan tulus insyaallah dimaafin dan
  • 00:50:03
    kita enggak ulangin lagi gitu ya. Dalam
  • 00:50:05
    arti bayang-bayang dulu kita pernah
  • 00:50:07
    marah-marah misalnya atau pernah
  • 00:50:08
    ngelakuin kesalahan tapi kayaknya kok
  • 00:50:10
    ngeganjil sampai sekarang ya. Kayaknya
  • 00:50:13
    ee gua merasa bersalah banget tuh gua
  • 00:50:14
    ngelakuin itu gitu ya. Ya mungkin orang
  • 00:50:16
    tua kita juga dulu gitu enggak sih?
  • 00:50:17
    Pasti mereka udah feel guilty before
  • 00:50:19
    sebenarnya ya. Mungkin mereka gengsi
  • 00:50:22
    atau enggak pun itu
  • 00:50:24
    mereka yang tahu. Tapi kita maafin diri
  • 00:50:26
    kita maafin minta maaf sama Allah dan ya
  • 00:50:30
    kita juga harus bisa maafin dan mengerti
  • 00:50:32
    orang tua kita. Kita atur siapapun yang
  • 00:50:35
    kita orang Allah aja maha pemaaf. Masa
  • 00:50:37
    kita hak kita apa enggak maafin orang.
  • 00:50:39
    Iya. Lagian itu balik lagi kayak yang
  • 00:50:41
    tadi kamu bilang kayak itu udah beyond
  • 00:50:43
    our control. What people do kita bisa
  • 00:50:46
    ikhtiarnya apa? apa yang orang tua kita
  • 00:50:48
    lakukan itu sudah di luar kuasa kita.
  • 00:50:50
    Tapi ketika kita menjadi orang tua, kita
  • 00:50:53
    yang jadi sekarang punya kuasa. Kita mau
  • 00:50:55
    memilihnya menjadi orang tua yang sama,
  • 00:50:58
    orang tua yang lebih buruk, atau orang
  • 00:50:59
    tua yang lebih baik.
  • 00:51:02
    Thank you so much for the mindfulness
  • 00:51:04
    session. My love.
  • 00:51:07
    Hopefully that answers all of your
  • 00:51:10
    questions. Sampai ketemu di be Mindful
  • 00:51:13
    episodes yang selanjutnya.
  • 00:51:16
    Ah.
  • 00:51:18
    [Musik]
Etiquetas
  • parenting
  • emosi
  • kepercayaan diri
  • trauma
  • komunikasi
  • ikhlas
  • pengasuhan
  • strategi
  • self-reflection
  • hubungan pasangan