00:00:06
Mungkin saya mulai dari pengalaman saya
00:00:08
jalan-jalan ya ee
00:00:11
ke Ital Jepang gitu ya. itu saya
00:00:15
lihat pas tadi malam saya lihat data
00:00:18
dari ILO itu ternyata eh produktivitas
00:00:22
orang Jepang yang etos kerjanya tinggi
00:00:25
itu ternyata masih kalah daripada
00:00:27
produktivitas orang Itali yang saya
00:00:29
lihat kalau saya ke sana kok hobinya
00:00:31
ngave gitaran gitu ya apalagi
00:00:34
dibandingin Indonesia gitu ya orang
00:00:36
Jepang aja kalah sama orang Ital ee
00:00:39
tentu akhirnya ini semua sangat terkait
00:00:42
dengan Mbak bagaimana produktivitas itu
00:00:45
dihitung dan apa-apa faktor yang
00:00:46
mempengaruhinya. Cuma yang pasti
00:00:48
negara-negara Eropa seperti Itali mereka
00:00:50
produktivitasnya meningkat simply justru
00:00:54
bukan karena mungkin mereka lebih rajin,
00:00:56
lebih pintar, not necessary like that,
00:00:58
tapi karena mereka mengakumulasi wealth
00:01:00
yang sudah cukup lama dan salah satunya
00:01:02
karena juga hasil merampok dari
00:01:05
negara-negara kita gitu. Jadi, jadi
00:01:07
banyak faktor dalam menentukan
00:01:08
produktivitas. Nah, nah selanjutnya
00:01:11
mungkin. Nah, ini ini data yang saya
00:01:14
saya sampaikan tadi dari ILO itu kita
00:01:17
mungkin di ASEAN ya tidak yang terjelek
00:01:21
gitu ya, tapi tentu kalau visi kita
00:01:23
untuk menjadi negara yang lebih baik
00:01:26
dalam produktivitas tentu kita masih
00:01:28
jauh gitu ya. Nah, cuman masalahnya
00:01:31
produktivitas ini dihitung berdasarkan
00:01:34
GDP per ee hour of work ya. Jadi masih
00:01:39
sama
00:01:40
problemnya beware dengan the tiran of
00:01:43
the average gitu ya. Jadi eh ini
00:01:46
rata-rata gitu ya. Itu distribusinya
00:01:48
juga penting gitu ya. Nah,
00:01:51
next. Nah, mohon maaf kalau saya sedikit
00:01:53
teknis ya ee tapi mudah-mudahan saya
00:01:56
bisa untuk menterjemahkan bahasa planet
00:01:58
ini ke dalam bahasa manusia gitu ya. Ee
00:02:00
tapi menurut saya konsep seperti ini
00:02:02
penting gitu ya. Jadi untuk memahami
00:02:05
produktivitas tentu
00:02:08
konsep teoritisnya kita harus tahu dulu
00:02:10
yaitu teori produksi gitu ya. Nah teori
00:02:13
produksi yang paling sederhana itu
00:02:14
diwakilkan oleh fungsi produksi gitu.
00:02:16
Jadi suatu produksi itu fungsi dari
00:02:19
inputnya dan dan juga bagaimana
00:02:21
teknologi di dalam proses produksi.
00:02:24
Jumlah inputnya itu kapital ada labor.
00:02:26
Sisanya itu teknologi mewakili
00:02:27
teknologi. Jadi ada faktor teknologi ini
00:02:29
Pak Mentik dari ITB tahu persis gitu ya.
00:02:32
Nah, komponen teknologi ini juga
00:02:34
penting. Ada beberapa parameter di dalam
00:02:36
komponen teknologi ini. Pertama itu
00:02:38
adalah alfa dan beta, ya. Alfa dan beta
00:02:41
itu seberapa penting input itu, seberapa
00:02:43
penting labor itu, seberapa penting
00:02:44
kapital itu. Itu menentukan output. Lalu
00:02:47
ada juga A dan B. A dan B itu adalah
00:02:51
baru masuk ke produktivitas input
00:02:53
masing-masing. A itu
00:02:55
berapa berapa produktif kapitalnya? B
00:02:57
itu berapa produktif labelnya yang
00:02:59
inherent di dalam labelnya. Lalu ada T.
00:03:02
T itu seberapa produktif input secara
00:03:05
umum gitu yang tidak bisa diattach kever
00:03:08
dan capital gitu. Nah, kalau diwakilkan
00:03:10
oleh fungsi seperti ini gambarnya.
00:03:12
Gambarnya seperti ini. Nah, posisi
00:03:16
productivity itu sebenarnya bisa diukur
00:03:18
dari kemiringan garis yang lurus ini,
00:03:22
yang hitam ini, gitu. Nah, makanya
00:03:25
kemudian saya buat gambar dalam dua
00:03:27
jenis.
00:03:28
Yang satu kalau B-nya 1, yang satu kalau
00:03:31
B-nya 3. B itu apa? Produktivitas yang
00:03:34
inherent di tenaga kerja gitu loh. Jadi
00:03:37
kalau lebernya tambah rajin, tambah
00:03:40
pintar, tambah sehat, bayinya naik jadi
00:03:42
satu dan 3 dan produktivitasnya akan
00:03:45
meningkat bergeser ke situ seperti itu
00:03:49
ya.
00:03:51
Nah, ini kalau produktivitas itu seperti
00:03:55
didefinisikan oleh ILO sebagai output
00:03:57
dibagi jumlah tenaga kerja gitu ya. Nah,
00:04:00
itu yang di atas eh yang sebelah kanan.
00:04:02
Jadi, output dibagi jumlah tenaga kerja.
00:04:05
Nah, cuma di sini kita harus paham bahwa
00:04:08
yang menentukan output per worker itu
00:04:10
bukan hanya produktivitas
00:04:14
labornya. Semua parameter yang ada di
00:04:16
kanan persamaan kiper L itu mets gitu.
00:04:21
misalkan yang tadi dulu B. Nah, itu
00:04:24
betul. Sehingga kalau B-nya naik maka
00:04:27
produktivitas meningkat. Bagaimana
00:04:29
naikin
00:04:30
B? Education and training
00:04:33
policies, improve education attainment.
00:04:36
Tadi yang Pak Menteri sampaikan,
00:04:38
upskilling, reskilling, only job
00:04:40
training, termasuk nutrition
00:04:42
intervention and health care misalkan.
00:04:45
Eh, next slide
00:04:48
please. Nah, ini contoh kalau kita
00:04:51
eradicate stunting itu bisa menaikkan
00:04:55
produktivitas menjadi 10% untuk
00:04:58
Indonesia. Ini
00:04:59
studi ini B. Oke, next.
00:05:06
MBG ini studi yang dari tahun 2022 di
00:05:09
review of economic studies bilang MBG
00:05:13
program itu ini pakai studi difference
00:05:16
ya jadi ini kausal
00:05:18
inference orang yang terekspos dengan
00:05:22
freelunch itu akan rata-rata 3% higher
00:05:26
income in the
00:05:27
future. Itu kalau dia rata-rata, kalau
00:05:29
dia miskin lebih lagi dia naiknya sampai
00:05:31
6%. Ini studi causal inference.
00:05:35
Next. Nah, ini semua itu menaikkan B,
00:05:38
menaikkan produktivitas gitu loh ya.
00:05:41
Cuman untuk menaikan produktivitas kan
00:05:43
hanya P K. Kalau K naik kip/ L naik loh.
00:05:48
Apa itu K? K itu menaikkan banyak
00:05:50
mesinnya dinaik
00:05:52
mesinnya dinaik. Bagaimana cara
00:05:54
menaikkan kapital? Itu investment
00:05:56
policies. Jadi bukan hanya education
00:05:58
policy, investment policies. the
00:06:00
regulation yang sedang kita
00:06:02
galakkan. Bisnis permit
00:06:05
streamlin financing supaya bunganya
00:06:07
murah, FDI supaya masuk bahkan dan
00:06:12
antara dan antara itu pada akhirnya
00:06:14
naikin productivity of workers.
00:06:16
Naikin productive workers kenapa? Karena
00:06:19
akan invite investment from abroad K
00:06:23
naik gitu. Lalu apa?
00:06:25
A itu adalah produktivitas yang inherent
00:06:28
di kapital. Misalkan, misalkan
00:06:30
mesin-mesinnya lebih canggih. Nah,
00:06:32
sekarang tekstil mau di pencangkihan
00:06:35
mesin-mesin gitu. itu pada akhirnya akan
00:06:37
menaikkan capital e productivity per
00:06:39
worker. Bagaimana pemerintah melakukan
00:06:42
insentif kebijakannya insentif untuk
00:06:44
automation misalkan ya ini saya tidak
00:06:46
menyarankan seperti itu, tapi incentive
00:06:48
automation, incentive robotization,
00:06:50
incentive digitalization itu semua
00:06:52
teknological policy yang menaikkan A
00:06:55
yang pada akhirnya naikin productivity
00:06:56
per
00:06:58
worker. Bukan bukan ranah kembaker loh.
00:07:01
Jadi kenaker tidak bisa berdiri sendiri
00:07:03
untuk menunaikan produktivitas. No way.
00:07:06
Begitu fakturnya. Termasuk misalkan yang
00:07:08
T
00:07:09
kecil itu total faktor productivity. Ini
00:07:13
produktivitas yang inherent di semua
00:07:15
input ya. Apa itu
00:07:18
konkretnya? Infrastruktur jalannya
00:07:21
diperbaiki,
00:07:23
R&D misalkan invest di R&D yang general
00:07:26
purpose technology atau misalkan special
00:07:29
economic zone itu TFP itu naikin
00:07:32
productivity. Jadi message-nya adalah
00:07:35
menaikkan productivity itu PR bersama,
00:07:38
bukan PR Kemenaker, bukan PR education
00:07:40
department, tapi PR bersama karena semua
00:07:44
berperan gitu loh ya. Jadi itu. Nah,
00:07:47
next. Nah, sekarang masuk ke tahap
00:07:51
berikutnya. Ini selalu ramai selalu
00:07:54
ramai ketika UMP Kung. Nah, sekarang
00:07:56
pertanyaannya apakah produktivity
00:07:59
terkait dengan upah dan kalau iya
00:08:01
sebagaimana keterkaitannya? Apakah kalau
00:08:03
productivity per worker keep per L naik,
00:08:05
upah harus naik? Itu pertanyaannya,
00:08:08
jawabannya sederhana. Iya,
00:08:10
tapi tidak tidak semerta-merta gitu loh.
00:08:14
Kenapa? Sederhana. Karena kalau
00:08:17
productivity itu diukur dari slop garis
00:08:19
yang hitam. Oke. Tapi kalau upah itu
00:08:23
slop garis yang merah. Beda,
00:08:27
Pak. Apa itu slop garis yang merah? Itu
00:08:29
adalah marginal productivity. Jadi kalau
00:08:33
Bapak pengusaha omsetnya R miliar gitu
00:08:36
ya, jumlah pekerjanya ada 100, tidak
00:08:39
berarti upahnya R miliar per orang, Pak.
00:08:42
Ya enggak? Tidak kan? Nah, itu persis
00:08:44
karena upah itu dihitung dengan
00:08:46
produktivity tapi garisnya hitam tapi
00:08:48
garis yang merah. Atau kalau di gambar
00:08:50
yang sebelahnya, maka upah itu adalah di
00:08:52
marginal productivity garis yang merah
00:08:54
bukan garis yang hitam. Itu beda antara
00:08:57
ya kenapa?
00:08:58
Karena pengusaha kalau dia profit
00:09:01
maximizer, dia akan membayar
00:09:04
upah sebesar marginal productivity.
00:09:07
Buruh yang dia sewa terakhir. Buruh yang
00:09:10
dia sewa pertama itu jadi
00:09:12
korban. Mungkin ketika dia tahun lalu
00:09:15
menyewa buruh, dia dikasih kontrak R
00:09:17
juta per bulan. Tapi ketika di akhir
00:09:19
tahun dia ngambil kontrak lagi, dia
00:09:21
bayar Rp100.000. Yang belakang juga
00:09:25
harus Rp100.000 bayarnya. Turun nih
00:09:27
gajinya.
00:09:28
prinsip se seperti itu kalau dia
00:09:30
maximizing profit gitu loh. Nah, cuman
00:09:33
still kalau Bapak Ibu lihat gambar yang
00:09:35
atas itu marginal productivity. Di sini
00:09:37
kita lihat bahwa baik average
00:09:39
productivity maupun marginal
00:09:40
productivity itu fungsi dari faktor yang
00:09:42
sama gitu loh. Cuman besarannya yang
00:09:44
berbeda tergantung yang penting adalah
00:09:47
betanya. Itu beta itu apa? Seberapa
00:09:49
penting tenaga kerja di
00:09:51
dalam ee proses produksi gitu. Next.
00:09:58
ya. Nah, di sinilah contoh yang terjadi
00:10:00
gitu ya
00:10:03
di periode 2019 sampai 2023 misalkan
00:10:06
kita lihat bahwa kalau productivity itu
00:10:09
kita lihat dari JDB per kapita gitu ya,
00:10:12
nampak bahwa upah tidak
00:10:14
align ya, tidak align. Jadi dia tumbuh
00:10:18
lebih pelan daripada productivity.
00:10:21
ini menunjukkan mengkonfirmasi bahwa
00:10:23
tidak one tuan ya tidak one tuan dan
00:10:26
tergantung berbagai faktor dan kita
00:10:29
lihat kalau kita bandingkan periode
00:10:31
2015-21 dan 202122 itu jelas sesuatu
00:10:34
yang sangat kontras terjadi di mana di
00:10:36
periode
00:10:38
2015-219 itu real wage itu tumbuh lebih
00:10:41
cepat daripada GDP per capita tapi di
00:10:44
tahun 2019-22 real wage turun GDP per
00:10:47
capita
00:10:48
naik something very
00:10:51
different gitu. Jadi faktor itu semua
00:10:54
main gitu loh. Jadi tidak selalu
00:10:56
produktivitas sejalan ee rata-rata ya.
00:10:59
Produktivitas rata-rata sejalan dengan
00:11:01
eh wage. Makanya di periode belakangan
00:11:04
real wage itu kok turun terus gitu ya.
00:11:07
Oke,
00:11:09
next. Nah, oke sekarang baru ke tahap
00:11:13
hampir terakhir. Jadi kalau gitu
00:11:15
bagaimana upah itu ditentukan?
00:11:18
Ya, upah itu ditentukan tadi ada kalau
00:11:20
kalau menurut saya tadi upah tidak
00:11:22
ditentukan oleh average productivity
00:11:23
tapi oleh marginal productivity tetapi
00:11:26
prosesnya juga ternyata tidak hanya itu.
00:11:28
Karena pada akhirnya upah ditentukan di
00:11:30
pasar Pak. Bagaimana upah ditentukan di
00:11:32
pasar? Pertama struktur pasar penting
00:11:34
karena perusahaannya kan enggak satu dua
00:11:37
digabung dulu gitu ya tergantung berapa
00:11:40
banyak perusahaannya. Lalu kemudian
00:11:42
membentuk market demand for labor. di
00:11:45
mana di dalam market demand for labor
00:11:46
kalau kita mau nominalkan itu harus
00:11:48
dikaliin harga dulu, harga
00:11:50
komoditasnya. Makanya upah itu
00:11:52
tergantung juga dari harga
00:11:54
barangnya. Kalau produktivitas kan dari
00:11:57
unit
00:11:57
barangnya. Ini menjelaskan kenapa kita
00:12:00
perlu upah sektoral. Kenapa?
00:12:03
Karena pekerja di sektor pertambangan
00:12:06
gajinya bakal lebih tinggi on daripada
00:12:08
pekerja di sektor lain karena simply
00:12:10
kena P-nya lebih
00:12:12
tinggi. P* MPL P-nya P main di sini.
00:12:16
Makanya UMP pun banyak yang bilang harus
00:12:20
sektoral ya, simply for that specific
00:12:22
reason gitu. Karena upah tergantung
00:12:25
harga barang yang diproduksinya gitu di
00:12:27
sini. Nah, cuman pada akhirnya juga
00:12:29
ditentukan oleh supply-nya.
00:12:32
Kalau kita di Indonesia, kita kan selai
00:12:34
bersplus ekonomi. Kalau surplus ekonomi
00:12:37
suplannya banyak di kanan. Itu akan
00:12:39
mendve upah ke bawah. Kecuali kalau kita
00:12:41
bukan ekonomi pasar. Tapi suka otis suka
00:12:44
kita ekonomi pasar gitu. Nah, jadi kalau
00:12:47
boleh disimpulkan apa faktor-faktor yang
00:12:49
menentukan upah
00:12:51
teknologi, teknologi produksi
00:12:53
parameter-parameter itu ya bukan hanya
00:12:56
produktivitas buruhnya aja, bukan. Bukan
00:12:59
hanya seberapa rajin dia, bukan. Orang
00:13:01
Indonesia yang pemalas kalau kita
00:13:03
pindahin ke Itali lebih lebih produktif
00:13:05
dia
00:13:06
pasti. Orang Itali yang paling rajin
00:13:10
suruh datang ke sini ini produktif juga
00:13:13
tergantung what he work with. Ya. Lalu
00:13:16
apa struktur pasar tentunya bagaimana
00:13:19
struktur pasarnya? Banyak enggak
00:13:20
perusahaannya dan lain-lain. Lalu, label
00:13:22
supply-nya seperti apa
00:13:24
kondisinya? Kemudian harga barangnya
00:13:26
bagaimana di barang tersebut?
00:13:29
Dan terakhir yang belum adalah
00:13:31
regulation.
00:13:34
Next. Nah, karena di kita ada
00:13:37
regulation, regulation itu yang paling
00:13:40
penting di market setting adalah UMP,
00:13:42
kan. Maka di kita ada UMP yang membatasi
00:13:46
supaya kalau katakanlah labor market
00:13:49
clearing wage-nya itu ada di bawah, maka
00:13:52
UMP menahan supaya tidak masuk ke situ
00:13:53
gitu loh ya.
00:13:57
itu. Nah, apa yang ini kemudian
00:13:59
bagaimana
00:14:01
dampaknya? Nah, di Indonesia sayangnya
00:14:04
market kita masih
00:14:06
dualistik. Bahkan tadi kata Pak
00:14:08
Menteri besar sekali. Apalagi dengan
00:14:10
definisi ILO yang baru itu informal
00:14:12
ekonomi itu lebih besar lagi gitu ya.
00:14:15
Eh, BPS sekarang sedang mengexercise eh
00:14:18
mengadopt ILO yang baru ya dan itu akan
00:14:20
mungkin 70% informal, 80% informal gitu.
00:14:24
Nah, jadi kita dualistik. Nah,
00:14:25
problemnya informal itu dia minimum
00:14:28
wage-nya
00:14:31
noncliance. Sementara di formal wage dia
00:14:33
compliance. Makanya di Indonesia itu
00:14:35
aneh ya. Kenapa aneh? Yang namanya
00:14:38
minimum wage itu selalu di atas
00:14:40
rata-rata
00:14:41
upah. Kalau di negara-negara yang lebih
00:14:44
settingan marketnya lebih benar atau
00:14:46
sudah lebih establish, yang namanya
00:14:48
minimum upah itu pasti di bawah
00:14:49
rata-rata upah. Kalau di Indonesia
00:14:52
minimum wage itu di atas rata-rata upah.
00:14:55
ini terjadi karena ada sektor yang besar
00:14:57
di sini yaitu sektor informal yang non
00:14:58
compliance. Jadi ketika ada UMP maka dia
00:15:02
hanya bisa meng-hire sebatas demand-nya.
00:15:04
Sisanya dilempar ke sini Pak. Dilempar
00:15:07
ke sini menyebabkan upah yang di sektor
00:15:10
formal down.
00:15:13
ini teoritis tapi faktanya terjadi
00:15:15
nampaknya seperti itu gitu loh. Sehingga
00:15:18
next
00:15:21
ee ini yang menjelaskan fenomena yang
00:15:24
terjadi selama 5 tahun terakhir ya,
00:15:26
yaitu misalkan penciptaan lak pangan
00:15:29
kerja formal di Indonesia itu sekarang
00:15:30
10% di bawah
00:15:32
normal. Nanti saya lihat datanya ya.
00:15:34
Atau dengan kata lain misalkan saya
00:15:36
ambil tahun 2023 itu ada 6 juta pekerja
00:15:39
informal yang gagal bekerja di sektor
00:15:41
formal.
00:15:42
Artinya kalau dalam kondisi formal
00:15:44
seharusnya dia masuk sektor formal tapi
00:15:45
enggak kejadian gitu loh selama 5 tahun
00:15:47
terakhir ini. Nah, sehingga mungkin itu
00:15:49
juga yang
00:15:50
menyebabkan ee ada 9 juta kelompok kelas
00:15:54
menengah berkurang atau ada 13 juta
00:15:58
kelompok miskin dan miskin bertambah
00:16:00
selama periode yang sama ya. Nah,
00:16:03
bagaimana UMP? UMP buasalakama karena
00:16:06
dia bisa menaikkan upah, menaikkan daya
00:16:08
beli, tapi dia hanya aplikable ke 57
00:16:11
juta orang pekerja formal. Selebihnya
00:16:14
kalau dia resiko mengurangi kesempatan
00:16:16
kerja, dia akan menambah beban ke 82
00:16:19
juta pekerja informal kalau si X ini
00:16:21
bergeser akibat dari UMP. Makanya UMP
00:16:24
itu intricate balancing-nya
00:16:28
gitu ya. Next. Nah, ini kejadiannya kan
00:16:33
setelah COVID itu nampak terjadi mungkin
00:16:35
yang sini saja ya yang
00:16:37
share itu share dari informal sektor di
00:16:40
Indonesia itu belum kembali ke level
00:16:41
sebelum krisis share-nya yang paling
00:16:44
atas belum kembali. Itu yang saya bilang
00:16:48
penyerapan tenaga kerja formal di
00:16:49
Indonesia sekarang itu masih 10% di
00:16:51
bawah
00:16:52
normal gitu. Dan ada fenomena lain yang
00:16:55
menarik tadi yang disampaikan Pak
00:16:56
Menteri adalah fenomena gig
00:16:58
ekonomi. Bapak, Ibu lihat yang atas nih,
00:17:00
yang
00:17:02
ini. Ini ini tiba-tiba meningkat pesat
00:17:05
setelah 2017 unpaid eh sori on account
00:17:09
worker. Tebakan saya mungkin mohon
00:17:13
dikonfirmasi ini
00:17:16
ojol
00:17:18
tua. Is it a good thing or bad thing?
00:17:21
Let's discuss. Tapi ini fenomena
00:17:24
langkanya gitu. Nampaknya bisa jadi gig
00:17:26
ekonomi yang lain tapi sebagian besar
00:17:28
saya yakin ojo ini fenomena selama 5
00:17:30
tahun terakhir. Next.
00:17:33
Nah,
00:17:34
lalu topik terakhir yang ingin saya
00:17:36
sampaikan yang juga bidang yang juga
00:17:38
saya geluti dalam ekonomi
00:17:40
pembangunan adalah
00:17:42
bahwa pekerja akan meningkat
00:17:45
kesejahteraannya karena mendapatkan upah
00:17:46
yang lebih tinggi karena dia berpindah
00:17:49
dari sektor yang marginal
00:17:50
produktivity-nya rendah ke sektor yang
00:17:51
marginal produktivitynya tinggi.
00:17:53
Misalkan ya dari agriculture ke industri
00:17:56
dalam ekonomi pembangunan itu namanya
00:17:57
structural transformation.
00:18:00
Perpindahan tenaga kerja dari low
00:18:03
productivity sector ke high productivity
00:18:04
sector itu structural transformation.
00:18:07
Dalam dalam model kita itu diwakili oleh
00:18:10
beberapa parameter
00:18:12
P kan barang yang manufacturing nilai
00:18:15
tinggi nilainya nilai tambahnya tinggi,
00:18:16
harganya tinggi gitu berarti upahnya
00:18:18
akan lebih tinggi dong kalau dia pindah
00:18:20
ya enggak? Lalu apalagi? Kapitalnya
00:18:22
lebih tinggi, lebih kapital intensif,
00:18:23
teknologinya lebih tinggi. Nah, itu
00:18:25
structural transformation. Nah,
00:18:27
problemnya
00:18:28
adalah proses ini sekarang agak
00:18:32
terganggu.
00:18:35
Jadi, bagaimanapun juga teman-teman di
00:18:38
Kemanaka harus punya pemahaman bahwa
00:18:41
tantangan untuk menaikan produktivitas,
00:18:43
penaikkan upah, menaikan kesejahteraan
00:18:44
buruk itu sangat dipengaruhi oleh
00:18:46
bagaimana kita meng-handle stagnation in
00:18:49
the structural transformations. Ya,
00:18:51
next.
00:18:52
Nah, ini yang mau saya
00:18:55
maksud dari semenjak tahun 2 biasanya
00:18:57
kan dulu kalau
00:18:59
sebelum di tahun 90-an ketika sektor
00:19:02
pertanian itu value edit-nya menambah eh
00:19:04
berkurang itu yang naik industri gitu
00:19:07
loh. Demikian juga di employment
00:19:10
share-nya. Jadi ketika agriculture
00:19:12
agriculture itu share employment-nya
00:19:14
rendah ini nilai tambah ya itu yang naik
00:19:17
industri. Industri itu produktivitasnya
00:19:20
paling tinggi Pak.
00:19:22
di situ disusul oleh jasa baru pertanian
00:19:26
gitu. Yang baik berarti apa? Yang baik
00:19:28
adalah kalau kalau sienak kerja itu
00:19:30
pindah dari agriculture ke industri.
00:19:33
That's structural
00:19:34
transformation. Problemnya adalah
00:19:36
setelah tahun 2000-an something going
00:19:38
on. Tiba-tiba turun tuh industri value
00:19:43
edit-nya eh employment-nya dia start.
00:19:46
yang lebih pesat itu di services sector
00:19:49
yang di mana services sector itu dia
00:19:51
tidak setinggi manufacturing atau
00:19:54
industri dalam productivity-nya dan
00:19:56
sangat besar.
00:19:58
Jadi kalau ada yang bilang negara kita
00:20:00
agraris itu sudah jadi hoak sejak tahun
00:20:03
2010, Pak.
00:20:05
Enggak bukan bukan negaris lagi. Kita
00:20:07
kita negara jasa gitu. Nah, nah jasanya
00:20:11
sendiri kalau Bapak Bapak Ibu lihat yang
00:20:12
sebelah kanan itu bervariasi ya. finance
00:20:14
itu paling tinggi. Cuma saking tingginya
00:20:16
saya tidak tunjukin di situ ya. Tapi itu
00:20:18
bisnis service lah itu yang paling
00:20:19
tinggi gitu ya. Tapi yang di mana para
00:20:22
tenaga kerja itu banyak terkonsentrasi
00:20:25
itu produktivitasnya di bawah rata-rata
00:20:27
produktivitas nasional. Rata-rata itu
00:20:29
yang biru, Pak. Itu total. Yang bawah
00:20:32
jasa itu di situ di bawah semua, Pak.
00:20:36
Jadi orang desa kalau niat bekerja di
00:20:38
Starbucks di Jakarta akhirnya di
00:20:41
Starling atau
00:20:43
Starbike didorong. Nah, itu yang terjadi
00:20:46
gitu sekarang tertiarization-nya. Nah,
00:20:49
next. Nah, ini enggak usah.
00:20:52
Terus. Nah, ini juga ini mohon maaf ini
00:20:55
putri Pak yang bikin gambar ini. Ee jadi
00:20:58
juga nah dari sini lihat kalau kita plot
00:21:01
kabupaten kota di Indonesia di data
00:21:03
terakhir ya.
00:21:05
eh share dari service-nya lalu kita plot
00:21:08
dengan informality memang menunjukkan
00:21:11
semakin semakin daerah perkotaan itu
00:21:13
semakin expos to service dia
00:21:15
informalitasnya memang berkurang ya
00:21:17
karena kan dia getting away from
00:21:19
agriculture. Tetapi kalau kita lihat
00:21:21
gambar sebelahnya ternyata ada
00:21:22
kerentanan di situ. Semakin ekspos
00:21:25
kabupaten kota terhadap services semakin
00:21:29
beresiko dia kena tingkat pengangguran
00:21:30
yang tinggi di sini.
00:21:34
Jadi ada risk ya.
00:21:37
Next. Selanjutnya
00:21:40
aja. E ini Indonesia mengalami st
00:21:44
industrialization. Mungkin selanjutnya
00:21:45
enggak
00:21:46
usah.
00:21:48
Next. Nah, ini mungkin
00:21:50
sedikit seberapa parah Indonesia dalam
00:21:54
fenomena premature the
00:21:55
industrialization. Premature the
00:21:57
industrialization itu konsep yang
00:21:58
pertama kali dikemukakan oleh ekonomet
00:22:00
dan Rodrick di tahun 2012. Dan Rodi
00:22:02
kebetulan bikin gambar ini titiknya.
00:22:05
Jadi kata dia dulu titik belok the
00:22:09
industrialization itu lebih tinggi
00:22:10
daripada sekarang. Jadi sekarang itu the
00:22:13
industrialisasi terjadi ketika income
00:22:15
perkapitannya lebih rendah dari biasanya
00:22:17
gitu. Namanya prematur the
00:22:19
industrialization. Nah, ini ada dua
00:22:21
indikator. Titik belok di value edit,
00:22:23
titik belok di employment share. Nah,
00:22:27
untuk
00:22:28
Indonesia kan sekarang pemerintah ingin
00:22:30
menggalakkan reindustrialisasi,
00:22:32
reindustrialisasi misalkan dengan
00:22:33
downstreaming, mineral dan lain-lain lah
00:22:35
ya atau merevitalisasi sektor ee tenaga
00:22:38
kerja eh sori padat karya gitu ya. Nah,
00:22:40
itu. Nah, itu gimana sih? Apakah
00:22:44
prospektif ya? Saya tidak seprospektif
00:22:47
dulu gitu loh. Kenapa ya? Karena dulu
00:22:50
enggak ada Cina zaman 90-an gitu ya.
00:22:52
Nah, sekarang agak berat. Nah, sehingga
00:22:54
at best menurut saya kalau kita lihat
00:22:56
gambar ini gitu ya, Indonesia masih
00:22:58
punya room untuk melakukan
00:22:59
industrialisasi kalau dari kacamata
00:23:02
value edit share karena masih jauh titik
00:23:04
beloknya. Tetapi kalau dari value dari
00:23:06
employment share dia sudah
00:23:08
dekat. Jadi artinya apa? Artinya bisakah
00:23:12
kita melakukan industrialisasi,
00:23:14
reindustrialisasi? Bisa. But most likely
00:23:17
will be less pro
00:23:20
jobs gitu dibanding dulu. Nah, ini
00:23:23
tantangan berat buat teman-teman di
00:23:25
Kemenaker mau melakukan industrialisasi
00:23:28
tapi kayaknya sekarang menjadi lebih
00:23:31
less pro job bahkan mungkin enggak pro
00:23:32
jobs karena sudah dekat ke titik belok.
00:23:34
Ini menurut Dani Rodri ini tantangan
00:23:36
kita semua.
00:23:38
Next. Selanjutnya tantangan selain itu
00:23:42
yang yang juga sekarang recent itu
00:23:44
adalah tantangan tentang routinization.
00:23:48
Jadi, chat GPT dan lain-lain ini
00:23:51
kebetulan hasil riset kami itu
00:23:53
menunjukkan bahwa sudah mulai kelihatan
00:23:55
ada
00:23:56
tanda-tanda Indonesia itu pekerjaannya
00:23:58
sudah lebih banyak ke abstrak. Sementara
00:24:00
yang rutin manual itu berkurang lebih ke
00:24:03
abstrak dan kognitif rutin gitu loh.
00:24:06
Nah, ini ini menunjukkan tantangan juga
00:24:08
yang harus kita capai. Selanjutnya
00:24:10
kemudian slide
00:24:12
terakhir. Nah, ini kalau boleh
00:24:15
eh final recommendation ya. Ee
00:24:20
jadi intinya meningkatkan produktivity
00:24:23
itu harus holistik dan juga tugas Pak
00:24:27
Menteri bukan hanya duduk di kantor ini,
00:24:30
ternyata harus banyak jalan-jalan ke
00:24:33
kementerian lain karena sifatnya yang
00:24:35
holistik gitu.
00:24:37
Jadi untuk meningkatkan worker ware
00:24:41
welfare kesejahteraan itu harus holistik
00:24:44
tadi structur structural transformation
00:24:47
itu the biggest contributor of
00:24:48
development the biggest contributor of
00:24:50
productivity berarti kita harus enhan
00:24:52
structural transformation either
00:24:54
denganomot industrializations atau kalau
00:24:57
tangannya terlalu berat kita terpaksa
00:24:59
harus mencari tertiarization yang lebih
00:25:02
high quality jadi Bapak Ibu jangan
00:25:05
terlalu fokus
00:25:06
ke manufacturing, lihat service sector
00:25:09
bagaimana caranya karena trennya terlalu
00:25:11
kuat untuk kita deflect, Pak gitu ya.
00:25:14
Jadi service sektor harus dilihat untuk
00:25:16
meningkatkan produktivitas buruk. Lalu
00:25:18
tentu social protection terutama health.
00:25:21
Jadi sekarang itu kita harus artinya
00:25:24
kalau tenaga kerja itu kan dia kalau
00:25:25
sosial proteksinya bagus ya dia welfare
00:25:27
tidak harus dari upah itu juga
00:25:28
kelihatan. Lalu tax ratio ini bagian
00:25:32
Kementerian Keuangan karena nanti fiscal
00:25:34
space untuk social protection untuk
00:25:36
meningkatkan health buruh itu kan dari
00:25:39
situ harusnya gitu. Tapi yang jelas
00:25:42
syaratnya yang pertama yang harus kita
00:25:43
kikis itu adalah paradigma bahwa social
00:25:46
protection itu cost. Enggak. Social
00:25:48
protection atau social assistant itu
00:25:49
adalah investment untuk meningkatkan
00:25:51
produktivitas worker gitu loh. Itu
00:25:55
investment untuk meningkatkan
00:25:56
produktivitas worker karena dia lebih
00:25:58
health nutrition investment gitu ya, MBG
00:26:02
gitu ya, salah satunya gitu ya. Lalu,
00:26:05
nah yang keempat ini mungkin
00:26:07
teman-teman, saya juga perlu bantuan
00:26:08
dari teman-teman selama ini saya
00:26:10
perhatikan di pemerintah itu selalu ada
00:26:13
road map untuk menaikkan TS ratio, Pak.
00:26:16
tahun sekian ada renstranya. Tahun
00:26:17
sekian tax rasionya segini harus naik
00:26:19
segini, naik segini, naik segini mungkin
00:26:21
di akhir 2030 harus 16% misalkan ya. Itu
00:26:23
ada tuh roadmap-nya tapi saya enggak
00:26:25
ngelihat, belum melihat enggak ada
00:26:28
roadmap. Kalau iya nanti dapat mau
00:26:30
diapain tambahan uangnya mau diapain
00:26:34
belum. Tidak ada roadmap structure
00:26:37
spending Indonesia kalau sudah mendapat
00:26:38
tambahan uang itu enggak ada. Saya
00:26:40
enggak lihat loh. Nambari kesempatan,
00:26:43
Teman-teman. Buat kami dong kalau gitu.
00:26:45
misalkan ya itu karena belum ada yang
00:26:47
bilang dan menurut saya harusnya itu
00:26:50
harus untuk menutup gap apa yang kurang
00:26:52
nanti ke depan tentu adalah dua poin ya
00:26:56
sosial progresif harus jadi si anggaran
00:26:58
itu harus dibuat lebih progresif secara
00:26:59
sosial dan progresif secara lingkungan
00:27:02
nah itu. Nah ini belum ada yang
00:27:04
menyentuh gitu ya baru target uangnya
00:27:06
aja tapi belanjanya diapain belum ada. E
00:27:08
lalu government efisiency penting karena
00:27:10
ini meningkatkan productivity overall.
00:27:12
meningkatkan produktivity overall
00:27:13
menaikkan produktivity dan kerja kan
00:27:16
education system harus agile karena di
00:27:19
era II dan lain-lain kalau enggak rusak.
00:27:22
Nah, ini yang kurang sekarang kita lagi
00:27:24
masa suram adalah research and
00:27:26
technology
00:27:28
RnD karena efisiensi RnD jadi berkurang
00:27:31
untuk government. Nah, ini menurut saya
00:27:32
suram. Ini penting mungkin kalau kita
00:27:35
sudah punya ruang fiskal yang lebih
00:27:37
tinggi ini harus dienhance. terakhir
00:27:39
institusi harus kita perbaiki karena
00:27:41
intinya ee apa namanya ee inovasi
00:27:44
inovasi itu hanya terjadi di negara yang
00:27:48
institusinya baik gitu ya. Karena apa?
00:27:50
Karena kalau institusinya enggak baik
00:27:52
inovasi akan bersaing dengan r seeking.
00:27:54
Kalau bersaing dengan R seeking kalah
00:27:55
sudah inovasi selesai uang R triliun mau
00:27:58
R seing mau inovasi ya mending R seing
00:28:00
return-nya cepat gitu ya. Tapi kalau
00:28:01
universitas itinya lambat jadi institusi
00:28:03
penting karena kalau enggak hanya hanya
00:28:05
semu aja produktivitasnya semu mungkin
00:28:08
itu aja saya dari saya nanti selebihnya
00:28:11
kita bisa berdiskusi. Terima kasih.
00:28:12
Asalamualaikum warahmatullahi
00:28:13
wabarakatuh.
00:28:14
[Tepuk tangan]