00:00:00
Kita lihat India misalnya, kenapa dia
00:00:03
bisa keluar dengan angka nol gitu pada
00:00:05
waktu itu yang kemudian diadopsi oleh
00:00:07
orang Arab dan dibawa ke Eropa. Kita
00:00:09
semua bisa belajar kalkulus kalau enggak
00:00:11
enggak bisa gitu kan. Itu semua lahir
00:00:13
dari spiritualitas gitu loh. Bahwa
00:00:16
mereka percaya bahwa nol itu punya
00:00:18
makna. kekosongan itu punya makna
00:00:20
seperti itu. Maka diberikanlah angka nol
00:00:22
seperti itu. Nah, Nyayoro Kidul itu
00:00:25
sebenarnya fungsinya seperti itu. H
00:00:27
memberikan narasi untuknya bisa
00:00:29
bertindak bukan untuk dipercayai sebagai
00:00:32
entitas yang objektif real seperti itu.
00:00:35
Iya. Iya. I bukan itu poinnya. percaya
00:00:38
bahwa itu harus dikemas oleh
00:00:40
birokrat-birokrat yang paham tentang
00:00:42
kekuatan epistemologis dari
00:00:44
cerita-ceritanya sendiri untuk diangkat
00:00:47
menjadi landasan bukan hanya ilmu
00:00:49
pengetahuan tapi
00:01:04
bertindak chronicles
00:01:06
ya itu punya misi gitu ya. Chronicles
00:01:10
punya misi untuk memberikan narasi baru
00:01:12
buat
00:01:15
Indonesia. Di dunia ini tidak ada
00:01:19
binding morality. I don't believe
00:01:21
there's a binding morality.
00:01:23
people, orang-orang bahkan negara itu
00:01:26
bertindak berdasarkan national interest,
00:01:29
nasionalisme. Walaupun di tataran
00:01:31
filosofis mereka bisa bilang bahwa
00:01:32
liberalisme kah atau sosialisme oke.
00:01:34
Tapi begitu ada konflik
00:01:37
national interest. Oke. Nah, dan saya
00:01:40
percaya bahwa apapun yang berada di
00:01:44
dalam
00:01:46
negeri, permasalahan ekonomi ya,
00:01:48
permasalahan sosial sangat dipengaruhi
00:01:50
oleh apa yang terjadi di luar Indonesia.
00:01:52
Heeh. Sangat. Kemerdekaan kita pun juga
00:01:55
sangat dipengaruhi oleh perang Napoleon.
00:01:58
Itu dari dulu itu apalagi dari sekarang.
00:02:00
Jadi, we're not alone. Everything happen
00:02:03
abroad have great implication in
00:02:05
Indonesia. Jadi untuknya bisa relevan di
00:02:08
tengah ketiadaan moral absolut,
00:02:09
Indonesia harus punya narasi yang kuat.
00:02:12
Karena rakyat digerakkan oleh narasi,
00:02:14
bukan dengan logika. H walaupun logika
00:02:17
itu penting gitu, tapi mereka bergerak
00:02:18
dengan cerita, dengan narasi ee apa yang
00:02:21
baik, apa yang buruk. Anak kecil tidak
00:02:23
baca jurnal paper, mereka baca cerita.
00:02:26
Indonesia tuh misinya apa? Saya sebagai
00:02:27
orang Indonesia misinya apa di dunia?
00:02:30
Apakah kita penjaga lingkungan hidup?
00:02:33
Apakah kita poros maritim? Pick one. H.
00:02:36
Dan saya merasa ada kekosongan seperti
00:02:38
itu. Di Indonesia di ketika bicara di
00:02:40
kanca nasional e internasional tidak
00:02:43
punya narasi. Chronicles percaya bahwa
00:02:46
narasi itu datangnya dari
00:02:48
identitas. Kita enggak bisa ke luar
00:02:51
negeri pakai baju militer
00:02:53
bergagah-gagahan bilang kita negara
00:02:55
besar. No, no. Enggak ada yang percaya.
00:02:58
Enggak ada yang percaya. Negara besar
00:03:00
itu lahir dari identitas dan dari track
00:03:02
record tindakannya.
00:03:04
Jadi seperti itu. Nah, saya percaya
00:03:08
identitas itu ada di level lokal. H
00:03:10
Chronicles mencoba untuk mengeluarkan to
00:03:14
earth apa yang menjadi local identity of
00:03:18
the Bugis, Padang people or Javanese,
00:03:23
Sunda. Mereka sudah punya cerita-cerita
00:03:25
itu sendiri dan mereka sangat setia
00:03:27
kepada suku-sukunya, bahasanya, dan
00:03:30
warisan dari leluhurnya. tapi tidak
00:03:32
pernah
00:03:33
diangkat di level
00:03:35
internasional sedemikian hingga mereka
00:03:37
merasa bahwa mereka itu warisan
00:03:39
leluhurnya punya signifikansi di dunia
00:03:41
akademik. Hm. Bisa menyelesaikan
00:03:44
masalah-masalah praktis bahwa orang Bali
00:03:46
yang katanya sistem irigasinya itu
00:03:49
berdasarkan hal-hal mistis seperti itu,
00:03:52
itu sebenarnya punya efikasi yang jauh
00:03:54
lebih tinggi daripada sistem irigasi
00:03:56
yang lain. Mereka bisa secara
00:03:58
natural menghentikan hama.
00:04:01
segala macam itu. Hal-hal seperti itu
00:04:03
yang kita mau angkat. Nah, ketika
00:04:05
Indonesia sadar akan identitasnya, punya
00:04:08
narasi global, baru tindakannya
00:04:11
sinkron seperti itu. Dan saya melihat
00:04:14
sekarang belum seperti itu. Jadi, kita
00:04:16
melihat
00:04:17
ketika representasi dari Indonesia pergi
00:04:20
ke luar negeri menyampaikan pesannya,
00:04:23
tidak didukung oleh orangnya
00:04:25
sendiri gitu loh. Tidak didukung oleh
00:04:27
orangnya sendiri. Indonesia pesannya
00:04:28
apa?
00:04:30
kita penjaga lingkungan hidup. Bagaimana
00:04:32
dengan sawit? Bagaimana dengan lahan
00:04:34
gambut? Hal seperti itulah ada
00:04:38
ketidaksinkronan. Kalau kita tanya
00:04:40
mahasiswa-mahasiswa tingkat 1 atau anak
00:04:42
SMA, apa narasi
00:04:45
Indonesia? Narasi itu harus
00:04:48
punya basis untuk melakukan tindakan.
00:04:50
hal-hal yang seperti kita dengar seperti
00:04:53
poros maritim atau pelumbung pangan
00:04:57
internasional atau paru-paru dunia
00:04:59
negara besar paru-paru dunia
00:05:02
itu belum komplit negara besar terus mau
00:05:06
diapain maksudnya negara besar jangan
00:05:08
kritik diri kita sendiri maksudnya itu.
00:05:11
Atau kita paru-paru dunia jadi apa
00:05:13
maksudnya? Jadi kita harus nanam sawit
00:05:16
kan nanam sawit atau kalau paru-paru
00:05:19
dunia kok nanam sawit. No no people
00:05:21
people people
00:05:22
people buy authenticity.
00:05:25
Oke. Pesan kita harus sesuai dengan pola
00:05:29
hidup dan tindakan yang
00:05:32
otentik. Dan otentisitas itu lahir dari
00:05:35
identitas gitu. Kita enggak mengenal
00:05:38
orang Jawa, kita enggak mengenal orang
00:05:41
Bugis. Di level pusat kita enggak
00:05:44
mengenal mereka.
00:05:47
Contohnya Yogyakarta itu
00:05:51
punya pepatahnya sendiri
00:05:54
ya. Memayu Hayuning Bawono. Eh, manusia
00:05:58
itu untuk mempercantik alam semesta yang
00:06:02
sudah cantik. Ada semacam etos
00:06:05
lingkungan hidup di situ ya kan. Mereka
00:06:07
sangat
00:06:09
menghormati sumbu kosmologikal dari ee
00:06:12
Gunung Merapi sampai ke laut selatan.
00:06:14
Nah, sekarang dengan Omnibus Law
00:06:16
misalnya ya kan ee izin-izin untuk
00:06:20
melakukan
00:06:22
eksplorasi pasir di Gunung Merapi itu
00:06:25
langsung dari pusat bukan dari mereka.
00:06:28
Dan hal-hal detail seperti itu harus
00:06:31
menghormati kebudayaan lokal. Karena
00:06:34
pada dasarnya saya enggak akan menikmati
00:06:36
ilmu bumi di Imperial College atau di UK
00:06:39
tanpa ketika pada zaman 1800-an,
00:06:43
19100-an itu para naturalis belajar
00:06:45
tentang volkanologi, tentang the earth
00:06:47
crust itu dari masyarakat Jawa.
00:06:50
Narasi-narasi seperti itulah yang
00:06:53
kita bukan mungkin malu kali, Mas.
00:06:56
mungkin malu untuk keluarkan gitu bahwa
00:06:58
sebenarnya kita sebenarnya punya jawaban
00:06:59
akan masalah-masalah
00:07:01
praktis. Kenapa malu Mas?
00:07:05
Kalau menurut saya sih New Jerk reaction
00:07:06
saya tuh
00:07:09
karena centuries long
00:07:11
feudalism. Oke.
00:07:14
Take H Malaka. He Tan Malaka. Heeh.
00:07:20
Historical eh Marxis materialism. Maris,
00:07:24
Mars mau ngomong
00:07:26
Marxismak materialism. Historical
00:07:28
materialism. Iya. Ide ee dia bicara
00:07:31
banyak tentang feodalisme ya kan. Dia
00:07:35
mengadopsi materialisme Marxis dari
00:07:38
tadinya kelas karena kapitalisme tapi
00:07:40
diaplikasikan dalam konteks feudalisme
00:07:43
feodalisme gitu. dan ide tentang di mana
00:07:46
lokasi Indonesia
00:07:48
dalam conversation global itu lahirnya
00:07:52
dari centuries long class warfare.
00:07:57
Antara yang menjajah dengan yang dijajah
00:07:59
itu kita tidak bisa singkirkan dalam
00:08:01
semalam itu. Heeh. Oh, penjajahnya pergi
00:08:04
idenya hilang begitu. No, no, no. Jadi
00:08:07
ratusan tahun class warfare itu membekas
00:08:10
di dalam diri kita sampai sekarang tuh
00:08:12
termanifestasi dari cara kita berdiri
00:08:14
kalau ngambil foto, cara kita
00:08:16
memposisikan diri ketika ngomong dengan
00:08:18
orang luar negeri itu tidak hilang
00:08:20
serta-merta.
00:08:22
Mental inlander, hal-hal seperti mental
00:08:24
seperti itu enggak hilang dalam semalam.
00:08:27
Oke, ini menarik nih, Mas. Aku sepakat
00:08:29
dengan bagian oh kita kekurangan narasi
00:08:31
sebagai sebuah bangsa. I kurang lebih
00:08:33
seperti itu kan dan eh banyak hambatan
00:08:36
obstacle seperti rasa malu tadi ee
00:08:38
ratusan tahun feodalisme dan lain
00:08:40
sebagainya. Nah ee di beberapa aspek
00:08:44
ketika kita membicarakan sesuatu apalagi
00:08:45
membicarakan budaya lokal ini kan
00:08:47
sentuhannya banyak sekali kan. Iya.
00:08:49
Termasuk hal yang sering yang belakangan
00:08:50
aku bahas itu hal-hal yang berurusan
00:08:52
sama klinik mistik dan segala macam.
00:08:54
Betul. Betul. Betul. Aku against sama
00:08:57
hal kayak gitu tapi orang sering salah
00:08:59
memahami oh berarti lu mau membunuh
00:09:00
budaya lokal. No. Enggak. enggak seperti
00:09:02
itu. Nah, cuman aku mau nanya ke Mas
00:09:04
Bagus yang memang lebih lebih mendalami
00:09:07
hal-hal seperti ini kan lebih lebih
00:09:09
memang intuah dengan budaya lokal which
00:09:12
is aku orang Minang yang emang sudah
00:09:14
hidup dengan budaya seperti itu juga.
00:09:15
Iya. Nah, ada hal-hal yang emang ketika
00:09:19
kita mau ngambil ngambil hal baiknya
00:09:22
ini, Mas, gimana kita
00:09:23
memitigasi memitigasi hal-hal buruk yang
00:09:26
bisa terjadi atas itu. Misalnya
00:09:27
miskonsepsi ilmiah. Nah, kayak gimana
00:09:31
caranya? Apa solusi yang bisa kita ambil
00:09:33
ketika kita tidak melukai ini. Tapi di
00:09:36
satu
00:09:37
sisi kayak aku pernah dengar Mas Bagus
00:09:39
cerita soal laut adalah Nyi Roro Kidul
00:09:41
itu sendiri, which is itu sebuah sebuah
00:09:44
statement yang luar biasa dan bagus
00:09:45
sekali gitu. Dan aku yakin orang intu
00:09:48
sama itu. Tapi bagaimana mitigasi yang
00:09:51
harus kita lakukan supaya orang memahami
00:09:54
itu sebagai bentuk preventif atas
00:09:56
kerusakan alf dan lain sebagainya. I
00:09:57
bukan memahami itu dengan oh berarti gua
00:09:59
harus menumbalkan sapi di laut. Iya. Ini
00:10:03
ini sangat sulit dipahami karena
00:10:04
layer-layernya beda-beda. Ada ada yang
00:10:07
paham bahwa yang saya maksud itu adalah
00:10:09
epistemolical epistemological utility
00:10:11
gitu. Bukan berarti saya bilang bahwa
00:10:13
nyari Ro Kidul itu pada waktu itu betul
00:10:15
ada gitu ya. Seperti itu ya. Em nomor
00:10:17
satu ini karena para akademisi tidak
00:10:20
mendidik masyarakat ee dengan
00:10:23
seharusnya. Em saya tahu persis dan saya
00:10:26
ngikutin tuh Mas Seri segala macam itu.
00:10:28
I I like that. I like that very much.
00:10:31
Itu juga saya merupakan korban ya. Waktu
00:10:32
kecil juga banyak orang kesurupan segala
00:10:34
macam orang percaya itu kita tahu kita
00:10:36
paham dan kerugian bahkan kerugian nyawa
00:10:40
oleh orang-orang Indonesia yang
00:10:41
percayaakan hal itu. Akhirnya kehilangan
00:10:43
nyawanya banyak sekali.
00:10:45
Jadi
00:10:47
begini, bisakah kita nomor satu sebelum
00:10:50
saya jawab ke solusinya, bisakah kita
00:10:52
menghilangkan
00:10:53
100% emm spiritualitas dalam Indonesia?
00:10:57
Tidak mungkin. Tidak mungkin. Iya kan?
00:11:00
Universitas lahirnya dari mana? Maksud
00:11:02
saya begini, ketika kita bicara tentang
00:11:04
masalah real seperti climate change,
00:11:07
ilmu pengetahuan tidak bisa berdiri
00:11:09
sendiri. ilmu pengetahuan dalam hal ini
00:11:11
fisika, biologi, matematik tidak pernah
00:11:14
masuk ke dalam domain etis.
00:11:17
Enggak mau ke situ ya saya banyak. Ah,
00:11:19
tapi oke fine ngerti ngerti. Tapi
00:11:21
poinnya adalah untuk mereka bisa menjadi
00:11:24
potent force harus ada etical underlying
00:11:29
di situ bahwa oke kita tahu caranya
00:11:31
menyerap karbon dan kita punya tanggung
00:11:35
jawab. Dan kita punya tanggung jawab.
00:11:37
Kata siapa? Gimana caranya membuktikan
00:11:39
kita punya tanggung jawab di dalam
00:11:41
laboratorium? No, we cannot do that. Itu
00:11:45
lahir dari etos, etik, spiritualitas.
00:11:48
Itu enggak bisa dibuktikan dalam
00:11:50
laboratorium. Enggak bisa enggak bisa
00:11:51
dijelaskan dalam empiris. Enggak bisa
00:11:53
dijelaskan dalam empiris gitu. Emm.
00:11:55
Terus kalau pawang hujan
00:11:57
gimana? Berarti enggak bisa dijelaskan.
00:12:00
Berarti kita harus percaya. Nah, ini
00:12:02
begini. Bagaimana cara kita menentukan
00:12:05
probabilitas sebuah klaim supernatural?
00:12:09
mana yang harus dipercaya, mana yang
00:12:11
tidak bisa
00:12:12
dipercaya. Sebagai seorang matematik,
00:12:14
kawan gitu, salah satu yang saya jadikan
00:12:17
rujukan itu yang disebut basion theory.
00:12:19
Hm. Basion theory. Bukan orang matematik
00:12:21
sih, mungkin orang ekonomi juga tahu ya.
00:12:23
Basan theory itu kan eh landasannya
00:12:25
touring machine gitu ya. Ya, waktu Alan
00:12:28
Turouring mecahin Enigma itu dia pakai
00:12:31
Basion theory. Ini agak teknis tapi saya
00:12:35
ngomong begini dalam konteks seperti
00:12:36
pawang hujan. Pertanyaannya
00:12:39
adalah betapa berapa besar kemungkinan
00:12:42
hipotesa sang pawang hujan itu benar
00:12:45
melihat bukti-bukti yang ada.
00:12:49
Oke, fair question. Gimana cara
00:12:51
ngukurnya? Kemungkinan adanya hujan itu
00:12:56
harus dikalikan dengan probabilitas
00:12:59
adanya hujan karena hipotesanya benar
00:13:03
dibagi probabilitas adanya hujan
00:13:06
walaupun hipotesanya salah. Itu baru
00:13:09
menurut ods of basion theory hasilnya
00:13:13
probabilitas hujan karena hipotesa sang
00:13:16
pawang hujan itu. Betul. Ini agak
00:13:17
kompleks mungkin nanti bisa
00:13:19
ditulis persamaannya begitu ya. Nah,
00:13:22
yang orang lihat di lapangan adalah sang
00:13:25
pawang hujan menaruh pasak atau naruh
00:13:27
apa kemudian hujan maka dia benar. Yang
00:13:31
tidak pernah dimasukkan dalam persamaan
00:13:34
itu adalah nomor satu. Apakah hari itu
00:13:36
toh akan
00:13:37
hujan? Apakah hujan walaupun hipotesanya
00:13:41
salah? Dua pembanding ini enggak pernah
00:13:44
dimasukkan. Dan secara saentifik kita
00:13:46
bisa uji klaim-klaim seperti itu. Enggak
00:13:48
cuman sekali, tapi bisa diuji. Misalnya
00:13:51
dia bikin klaim sekali, he hujan atau
00:13:53
tidak. Dia bikin klaim sekali ternyata
00:13:55
hujan. Probabilitasnya naik di atas 20%.
00:13:58
Tapi kedua kali dia klaim dan tidak
00:14:00
hujan, probabilitasnya turun dari 20
00:14:03
bisa jadi di bawah 1% seperti itu. Nah,
00:14:06
nah hal-hal seperti itu mestinya
00:14:09
dikomunikasikan kepada masyarakat.
00:14:12
Itulah yang membedakan
00:14:13
mengapa pawang hujan itu tidak kredibel
00:14:17
secara saentifik. Tapi klaim-klaim
00:14:19
supernatural seperti adanya Tuhan
00:14:23
atau kalau di dunia Kristen kebangkitan
00:14:25
Yesus segala macam berbeda dari segi
00:14:29
probabilitas itu dan dari itu agak
00:14:31
kompleks begitu ya Mas ya.
00:14:32
Poin saya adalah dari segi matematis
00:14:36
orang harusnya bisa
00:14:38
punya alat untuk berpikir menganalisa
00:14:42
apakah ini masuk akal atau
00:14:44
tidak. Ketika sang di
00:14:48
dunia hukum misalnya
00:14:52
emm kamu membunuh
00:14:55
A karena apa argumennya karena pada
00:14:58
waktu jam 09.00 malam kamu ada di situ.
00:15:03
Sidik jari kamu ada di dalam pisau yang
00:15:05
masuk ke dalam badan dia yang
00:15:06
menyebabkannya mati dan kamu stay di
00:15:09
situ selama 10 menit. Ya kan? Oke.
00:15:12
Sebenarnya bukan begitu, Mas. Waktu itu
00:15:14
saya memegang-pegang pisaunya tapi
00:15:17
tiba-tiba alam semesta bergetar. Terus
00:15:20
kemudian hujan lebat turun. Ada petir
00:15:22
menyambar-nyambar. Kemudian ada suara
00:15:24
aneh dari langit yang kemudian mengambil
00:15:27
pisau dari tangan saya. Kemudian dengan
00:15:29
sendirinya dia masuk ke dalam si A itu
00:15:32
sebenarnya
00:15:34
penjelasannya. Kemudian jadi oh itu
00:15:37
tidak bisa dibuktikan di dalam
00:15:38
laboratorium tidak untuk dipercaya.
00:15:40
Bukan begitu. Dunia hukum mengerti bahwa
00:15:42
itu itu tidak bisa dipercaya bukan
00:15:45
karena tidak ada spiritualitas tapi
00:15:47
karena penjelasannya miskin dengan
00:15:50
rasional gitu. Adw contrived
00:15:53
mengada-ada. Dan kalau kita lihat
00:15:55
persamaan Basisian itu terlihat di situ
00:15:58
loh, berapa besar kemungkinan bahwa pada
00:16:01
waktu itu ada hujan menyambar segala
00:16:04
macam. Anything can be explain
00:16:07
logically. Tapi akademisi tidak mendidik
00:16:10
orang untuk percaya seperti itu untuk
00:16:14
bisa menganalisa secara real bet berapa
00:16:16
besar kemungkinannya. Jadi hal-hal
00:16:18
seperti itulah. Nah, mengenai Nyai Roro
00:16:20
Kidul, heeh.
00:16:23
Saya enggak pernah punya argumen bahwa
00:16:24
Nyay Roro Kidul itu betul-betul ada.
00:16:26
Oke, poinnya bukan di situ. Tapi ketika
00:16:29
ada orang yang nangkap argumen-bagus
00:16:31
kayak
00:16:33
gitu, apa yang harus kita lakukan gitu
00:16:35
loh. Apa bagaimana memitigasi hal
00:16:36
seperti itu?
00:16:38
Orang harus mengerti apa yang disebut
00:16:40
ontologi, apa yang disebut epistemologi
00:16:42
seperti itu ya. bahwa ee
00:16:45
oke kita lihat India misalnya dan Tan
00:16:50
Malaka nulis tentang India juga gitu
00:16:51
kan. Em, kenapa dia bisa keluar dengan
00:16:54
angka nol gitu pada waktu itu yang
00:16:56
kemudian diadopsi oleh orang Arab dan
00:16:59
dibawa ke Eropa. Kita semua bisa belajar
00:17:01
kalkulus kalau enggak enggak bisa gitu
00:17:02
kan. Itu semua lahir dari spiritualitas
00:17:05
gitu loh. Bahwa mereka percaya bahwa nol
00:17:08
itu punya makna. kekosongan itu punya
00:17:10
makna seperti itu. Maka diberikanlah
00:17:12
angka nol seperti itu. Nah, Nyayoro
00:17:15
Kidul itu sebenarnya fungsinya seperti
00:17:16
itu. Memberikan narasi untuknya bisa
00:17:20
bertindak, bukan untuk dipercayai
00:17:22
sebagai entitas yang objektif real
00:17:25
seperti itu. I. Iya. Iya. Nah, seperti
00:17:28
itu. Nyanyi Rock itu jelas-jelas tidak
00:17:29
bisa dibuktikan secara historis.
00:17:32
Betul-betul ada gitu loh. Tapi poinnya
00:17:36
bukan di situ. Poinnya adalah dia
00:17:38
membuat orang pada waktu itu mengerti
00:17:40
caranya bertindak gitu. Dengan
00:17:43
eksistensi dia dalam narasi, akhirnya
00:17:46
orang tahu apa yang mau dilakukan di
00:17:48
zaman itu ya, Mas? Iya. Di zaman itu dia
00:17:50
bisa melakukan dia bisa memitigasi
00:17:52
bencana alam. Heeh. Karena dipandang
00:17:54
bahwa Nyar Ro Kidul dengan penunggu
00:17:55
Gunung Merapi itu berhubungan beraliansi
00:17:58
dibilangnya. Ketika ada gemuruh dari
00:18:00
laut maka sebentar lagi akan disusul
00:18:01
oleh gunung berapi. Dan kemudian tahun
00:18:04
1960-an kapal ekspedisi sains dari
00:18:07
Amerika menemukan bahwa di sekitaran
00:18:10
sungai Opak di situ yang di antara sumbu
00:18:13
aksis kosmologi dari Yogyakarta ada
00:18:16
jalur magmatik di situ. Oh. Kita mesti
00:18:19
sadar scientific enterprise yang kita
00:18:21
mengerti sekarang itu umurnya belum lama
00:18:23
loh, Mas. Oh iya, tapi yang hal-hal
00:18:25
kayak gini nih iya 200 tahun
00:18:26
dibandingkan 300 juta sejarah manusia
00:18:29
200 tahun just thin venear 0,00 sekian.
00:18:33
Oke. Pada waktu itu orang mengerti alam
00:18:35
semesta itu bukan dengan metode yang
00:18:37
kita pelajari sekarang. Ada zamannya
00:18:39
dulu orang mengerti alam semesta dengan
00:18:41
memberikan entitas humanis humanoid gitu
00:18:44
ya. Diberikan nama gitu ya. Tapi mereka
00:18:47
mengerti
00:18:48
tentang gerakan-gerakan tektonik dengan
00:18:51
mengambil sampel di tempat-tempat yang
00:18:53
ada sesajannya di situ.
00:18:55
Namanya Nyai Roro
00:18:57
Kidul. Lantas kita mau buang itu semua.
00:19:02
Kita mau buang itu semua dan
00:19:03
mereduksinya menjadi semacam hal yang
00:19:06
tidak
00:19:07
berguna. Dan saya percaya bukan itu
00:19:10
poinnya. percaya bahwa itu harus dikemas
00:19:13
oleh birokrat-birokrat yang paham
00:19:15
tentang kekuatan epistemologis dari
00:19:17
cerita-ceritanya sendiri untuk diangkat
00:19:21
menjadi landasan bukan hanya ilmu
00:19:23
pengetahuan tapi bertindak. Hm. Gitu.
00:19:26
Landasan Sultan Hameng Kubuono keesemb
00:19:30
itu lulusan Leiden loh, Mas. Heeh. Dia
00:19:32
bukan oke. Oke. Bukan not well educated
00:19:36
people lah ya. Oke. Western educated.
00:19:38
Iya. Western educated. Iya. Dia bukan e
00:19:41
sesajenan. Terusak. No, no, no, no. Dia
00:19:43
mengerti bedanya
00:19:45
emm narasi mistis dengan dunia modern.
00:19:50
Javan orang Jawa tidak bingung
00:19:53
sebenarnya bedanya antara sesajenan
00:19:56
dengan hal-hal praktis. Mereka enggak
00:19:58
bingung. Nah, kalau mereka sekarang yang
00:20:01
masih berada di
00:20:02
tataran tidak teredukasi kemudian
00:20:06
termakan para dukun segala macam. Nah,
00:20:08
itu sebenarnya refleksi yang lebih besar
00:20:10
dari ketidakfektifan pendidikan
00:20:13
Indonesia. Oh, ya. Berarti berarti
00:20:15
bottom line sama benang merahnya
00:20:18
nyambung nih, Mas. Iya. And you're doing
00:20:20
a great
00:20:21
job. You challenge that, right? Siapa
00:20:23
yang mau santet saya? Silakan. Itu
00:20:25
that's very admirable. Very nice. Karena
00:20:27
aku nonton konten-konten Mas bagus juga
00:20:29
karena aku menganalisis ya, Mas.
00:20:32
Menganalisis market, viewer dan dari
00:20:34
narasumbernya sendiri gitu. Apa yang
00:20:36
dimasukkan sama Mas Bagus tadi? kan
00:20:37
sudah dijelasin secara jelas tuh kayak
00:20:39
gimana narasi itu dibungkus bukan juga
00:20:41
bukan dimatikan total, bukan direduksi
00:20:43
total. Ini kan sudah ratusan juta tahun
00:20:45
dan itu juga jadi basis-basis orang yang
00:20:48
tidak sekolah untuk bertindak yang
00:20:49
terbaik dalam semua pilihan tindakan dan
00:20:51
lain sebagainya. Aku paham sekali itu.
00:20:54
Terus ketika aku melihat sama kayak
00:20:56
gini, Mas. Oke, aku kasih kasih
00:20:58
penjelasan yang lebih enak mungkin. Ada
00:21:00
satu channel di YouTube itu namanya
00:21:02
Rumah Editor, tapi yang dia bahas itu
00:21:04
fisika. fisika lanjutan bahkan kuantum
00:21:07
mekanika kuantum dan dia udah paham tuh
00:21:10
ketika gua mau ngejelasin mekanika
00:21:11
kuantum dengan enak dan bisa enjage sama
00:21:14
orang gua bahas santet i iya banyak
00:21:18
jadi jutaan yang lihat spooky spooky
00:21:21
distance-nya Einstein sama sama ya
00:21:24
beberapa beberapa teori-teori kuantum
00:21:26
lainnya ya kan kan kita yang belajar
00:21:28
kuantum kan ngerti enggak enggak kayak
00:21:29
gitu sih sebenarnya nah akhirnya dia
00:21:32
menjelaskan gitu loh secara fisik itu
00:21:34
mungkin kok mungkin Mungkin kok antara
00:21:36
satu atom sama satu atom lainnya tuh
00:21:37
terkoneksi. Bukan mungkin terlihat tuh
00:21:40
sama tuh kalau penjelasan via kuantum
00:21:43
lah. Iya. Ternyata di Indonesia video
00:21:47
itu ramai Mas. Bayangin kita bahas
00:21:49
fisika quantum bisa dapat 4 juta views.
00:21:51
Iya. Tapi aku safe to say lah 90% orang
00:21:56
yang ngomen di video itu ya akhirnya
00:21:58
nangkapnya melakukan simplifikasi.
00:22:00
Akhirnya nangkap tuh kan santet ada.
00:22:02
Iya. Nah, dari situ aku ngelihat
00:22:04
kayaknya memang metod paling benar ya
00:22:07
narasi counter narasi gitu. Betul. Jadi
00:22:09
narasi kounter narasi kalau aku
00:22:11
menjelaskan pakai pendekatan antrop ya
00:22:13
enggak akan selesai gitu. Maksudnya
00:22:15
dengan society yang segede ini kan ya
00:22:18
dengan society yang kayak gini ya secara
00:22:21
si Solomon sudah ngomong kayak gini ini
00:22:23
ngomong kayak gini akhirnya orang ah
00:22:25
udahlah skip aja ada gitu. Betul.
00:22:28
Radikalisme itu tidak dilawan dengan
00:22:30
memberikan akses informasi
00:22:32
sebesar-besarnya. Bukan justru malah
00:22:35
makin radikal gitu loh. Radikalisme itu
00:22:38
dilawan seperti yang Mas Feri bilang,
00:22:39
counter narratif. Iya, counter naratif.
00:22:42
Narasi dilawan narasi gitu loh. Justru
00:22:45
inilah misi dari yang saya lakukan di
00:22:48
Indonesia bersama teman-teman dosen yang
00:22:50
lain. Oke, Nyai Ruki dulu. What are we
00:22:52
gonna do about it? Well, it's the place
00:22:54
where earth sciences first emerged,
00:22:57
right? Ini
00:22:59
ada landasan yang elegan dari situ. Ilmu
00:23:02
bumi yang modern itu tumbuh dari situ
00:23:04
supaya masyarakat mengerti. Jadi,
00:23:06
narasi-narasi seperti inilah yang harus
00:23:08
mengimbangi bahwa ada santet Tuhan
00:23:11
segala macam. Mereka harus dididik untuk
00:23:14
memahami budaya mereka sendiri gitu loh.
00:23:17
Bukan diberikan semata-mata walaupun
00:23:19
baik ya. Akses ni semuanya punya
00:23:21
internet. semuanya punya akses ke
00:23:23
Twitter. No, Twitter is a really wild
00:23:26
world. Justru narasi-narasi di situ
00:23:27
makin makin riwah begitu kan. Kalau
00:23:30
misalnya di UK ada radikalisme, ada juga
00:23:34
di UK radikalisme orang ee
00:23:36
masalah-masalah yang garis keras segala
00:23:38
macam gitu ya. Nomor satu kata pertama
00:23:40
yang berada di dalam saya punya anak.
00:23:42
Jadi dia di dalam sekolah publik di situ
00:23:44
ya. di situ ditulis kita akan melawannya
00:23:47
dengan counter narratif dan UK itu punya
00:23:50
counter narratif karena identitasnya
00:23:52
kuat sekali. Bagaimana dia punya etos
00:23:55
tentang apa yang baik dan benar. Oke.
00:23:58
Dari Hamlet misalnya, perjuangan seorang
00:24:01
pangeran yang dikhianati oleh pamannya.
00:24:05
Kemudian dia melakukan perjalanan
00:24:07
lainnya seorang pahlawan. Dia melakukan
00:24:09
hal-hal yang mulia. Akhirnya dia
00:24:10
mendapatkan glory itu Hamlet karya
00:24:13
Shakespeare diturunkan menjadi Lion King
00:24:17
buat anak-anak. Lion King itu Hamlet.
00:24:19
Oh, itu basisnya Hamlet ya? Basisnya
00:24:21
Hamlet. Cuman dirubah aja dari orang
00:24:22
jadi singa gitu kan. Oke. Oke. Itu sama
00:24:25
persis ya? Iya. Enggak sama persis ya.
00:24:28
Ada abubu ada romantisnya.
00:24:31
Ada babinya segala macam kayak gitu kok
00:24:34
aku iya baru notes. Thank you, Mas. itu.
00:24:36
Nah, cerita-cerita itu dikultivasi.
00:24:38
Anak-anak tahu misalnya pada waktu itu
00:24:40
Inggris punya kegelapan di mana wah
00:24:43
jutaan orang, enggak tahu jutaan atau
00:24:44
ribuan meninggal karena black plague,
00:24:47
black death dibilang ya. Black death.
00:24:48
Iya. Nyanyian anak-anak itu itu ada yang
00:24:52
berdasarkan hal itu. Kalau udah kalau si
00:24:54
Mary melakukan sudah memulai tanda-tanda
00:24:57
seperti ini, sebentar lagi dia akan mati
00:24:58
segala macam itu loh. Nah, Indonesia
00:25:01
kekurangan cerita-cerita kayak gitu,
00:25:02
Mas. Hm. Makanya saya bicara dengan
00:25:04
Prof. ee Nuryati Rahman dari
00:25:08
Makassar. Seumur hidupnya di dedikasikan
00:25:12
untuk menterjemahkan,
00:25:14
mendigitalisasikan kitab
00:25:16
lagaligo. Di situ dia pakai hidupnya
00:25:20
untuk mengunarth gitu ya. Sebuah kitab
00:25:23
yang panjangnya 1 seteng kali lipat dari
00:25:25
Mahabarata. Di dalamnya ada etos orang
00:25:27
Bugis. Di dalamnya ada jawaban tentang
00:25:30
apa yang harus orang Bugis lakukan
00:25:31
terhadap masalah klimate. Sebenarnya
00:25:34
bahwa manusia itu
00:25:35
[Musik]
00:25:37
diciptakan sebagai produk dari
00:25:39
menikahnya penunggu atau dewa dari
00:25:42
langit dengan dewa dari bawah
00:25:45
laut. Permasalahannya bukannya apakah
00:25:47
benar demikian. Oke. Oh ya sudahlah ya.
00:25:50
Sudah kita sudahud gitu loh. Poinnya
00:25:52
adalah orang tahu fungsinya adalah untuk
00:25:55
menjaga keseimbangan laut dan langit.
00:25:58
Bahkan untuk buang air kecil pun di laut
00:26:01
dia enggak berani apalagi mencemarinya
00:26:03
dengan minyak gitu loh. Oke. Sor sori
00:26:05
Kotong seperti itu. Yang menarik itu di
00:26:07
Indonesia itu Mas ketika kita bikin di
00:26:09
tong sampah tuh di tempat pembuangan
00:26:11
sampah di hutan lah misalnya. Jangan
00:26:13
buang sampah di sini jaga kebersihan.
00:26:15
Orang masih buang sampah tapi kalau
00:26:17
ditulis yang buang sampah di sini banyak
00:26:18
kuntilanak bersih itu tempat.
00:26:22
Iya. Nah, itu refleksilah. Jadi, saya
00:26:25
juga masih belajar gitu apa sih yang
00:26:27
membuat orang melakukan sesuatu? Apa sih
00:26:28
basis dari tindakannya gitu loh. Dan
00:26:31
waktu saya pertama kali belajar
00:26:33
matematik segala macam, saya juga
00:26:35
melalui fase di mana oh orang harus tahu
00:26:37
tentang ilmu pengetahuan segala macam.
00:26:39
Ujung-ujungnya ilmu pengetahuan itu satu
00:26:41
dari berbagai variabel dalam persamaan
00:26:43
yang membuat orang melakukan tindakan.
00:26:45
Variabel yang lebih besar itu adalah
00:26:46
narasinya. Oke. Sebenarnya landasan
00:26:49
etisnya.
00:26:54
[Musik]