00:00:08
[Musik]
00:00:14
halo warga sipil sekalian teman-teman
00:00:15
mungkin udah sadar ya Dan mungkin udah
00:00:17
paham akhir tahun ini kita dikejutkan
00:00:18
dengan banyak hal gitu salah satu yang
00:00:20
paling besar dan paling berdampak buat
00:00:21
kehidupan masyarakat jelas kenaikan PPN
00:00:28
12% si masyarakat Indonesia makin
00:00:31
meningkat lantaran sinyal pajak
00:00:33
pertambahan nilai atau PPN akan jadi
00:00:36
dinaikkan pada tahun 2025 menjadi 12%.
00:00:40
ya kalau dari saya sih sebenarnya enggak
00:00:42
setuju ya itu lumayan berkurang dong
00:00:44
nanti Gaji kita mendapatkan penolakan
00:00:47
dari masyarakat pemerintah tetap
00:00:49
memberlakukan tarif PPN sebesar 12%
00:00:52
mulai 1 Januari 2025 sesuai
00:00:54
undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
00:00:57
harmonisasi peraturan perpajakan video
00:01:00
ini gua tujukan untuk memberikan
00:01:02
pemahaman bukan cuma kepada masyarakat
00:01:04
tapi juga kepada pemerintah karena
00:01:05
pemerintah juga salah memahami Bagaimana
00:01:07
reaksi masyarakat atas dampak kenaikan
00:01:09
PPN 12% ini dan Apa masalah yang tidak
00:01:12
dilihat pemerintah yang dirasakan oleh
00:01:13
masyarakat sehingga pemerintah bertanya
00:01:15
kenapa sih masyarakat terlalu resisten
00:01:17
Kenapa sih masyarakat mempertanyakan ini
00:01:19
Seharusnya masyarakat sadar kalau kita
00:01:20
butuh ini dan lain sebagainya dan ini
00:01:21
bakal gua jawab selain itu juga kepada
00:01:23
masyarakat sendiri gua bakal ngasih
00:01:25
pemahaman yang komprehensif lengkap dan
00:01:27
mudah dipahami soal PPN 12% itu sendiri
00:01:29
bagaim baimana dampaknya buat kehidupan
00:01:31
kita Apakah bisa kita sppelekan Apakah
00:01:33
benar kalau PPN 12% itu cuma naik 1%
00:01:36
nanti kita break downown jadi Selamat
00:01:38
datang di Doku Vlog pembedah PPN 12%
00:01:43
[Musik]
00:01:49
[Musik]
00:02:07
ah udah lama sekali gua gak pakai batik
00:02:09
ya dan gua sengaja pakai batik di konten
00:02:12
kali ini karena gua mau mengenang
00:02:14
masa-masa gua jadi
00:02:15
PNS karena batik itu adalah jenis
00:02:18
pakaian yang paling sering digunakan
00:02:20
waktu gue jadi PNS sekitar 10 tahun dua
00:02:22
kali seminggu tuh kita pakai batik jadi
00:02:24
ya terasaan ya tapi ya
00:02:27
okelah oke teman-teman semua kita
00:02:30
langsung aja membahas soal PPN 12% Ini
00:02:32
pertanyaan paling simpel Apakah gua
00:02:34
setuju dengan kenaikan PPN dari 11
00:02:36
menuju 12% ini jawabannya tentu
00:02:40
tidak karena secara alamiah atau secara
00:02:43
natural enggak ada manusia yang suka
00:02:44
dipajakin lu kerja capek-capek terus
00:02:46
dipotong sama pemerintah atau dipotong
00:02:47
sama negara Ya jelas Siapa sih yang
00:02:49
bakal terima dengan hal seperti itu mau
00:02:51
lu cinta negara kayak gimana pun ya
00:02:53
Enggak bakal ada orang yang secara
00:02:54
lillahi taala ikhlas 100% dipotong pajak
00:02:57
no enggak akan ada gua bisa jamin Tapi
00:03:00
selama ini Aturan ini bisa diterima dan
00:03:01
diwajarkan karena apa ya karena timbal
00:03:03
balik yang diperoleh bapak ibu semua Oke
00:03:06
Langsung aja kita kasih contoh negara
00:03:07
Skandinavia negara Skandinavia itu
00:03:09
pajaknya luar biasa tinggi loh lebih
00:03:11
dari setengah penghasilan penduduk di
00:03:13
sana itu dipotong pajak belum lagi
00:03:14
pajak-pajak yang lain ya Ka ada 55% ada
00:03:17
58% ada 63%. nah yang jadi Pertanyaan
00:03:19
kenapa masyarakat di situ terima-terima
00:03:21
aja pertanyaan kedua Kenapa masyarakat
00:03:23
di situ bahagia-bahagia aja ya
00:03:24
jawabannya ya tak lain tak bukan adalah
00:03:26
karena fasilitas mewah yang diterima
00:03:28
oleh publiknya ya di situ jaminan sosial
00:03:31
diberikan pendidikan diberikan kesehatan
00:03:33
diberikan air dan listrik ditanggung
00:03:35
negara bahkan lapangan pekerjaan pun
00:03:37
disediakan gitu Nah apakah ini memiliki
00:03:39
kesamaan dengan Indonesia ternyata ada
00:03:41
tak lain tak bukan adalah fasilitas
00:03:43
mewah tapi yang jadi pembeda adalah
00:03:45
ketika di negara Skandinavia fasilitas
00:03:47
mewah itu diberikan kepada publik tapi
00:03:49
di Indonesia fasilitas mewah itu
00:03:51
diberikan kepada pejabatnya Selamat
00:03:54
datang di Indonesia negeri para
00:03:56
pejabat dari
00:03:58
l saudara-saudara dan saudari komisioner
00:04:02
tadi tidak pernah terucap anggota dewan
00:04:06
yang terhormat
00:04:09
Oke gua pernah bilang ke teman gua Kalau
00:04:11
jadi pejabat di Indonesia ini enak dan
00:04:12
paling enak di seluruh dunia ya Kenapa
00:04:14
demikian karena kalau lu jadi pejabat di
00:04:16
Indonesia lu akan merasakan serpihan
00:04:18
angin surga
00:04:21
gitu ya dan jumlahnya sangat banyak di
00:04:23
Indonesia kalau kita kelompokkan aja
00:04:25
misalnya pejabat yang kita hitung tu
00:04:26
eson 1 ke atas menteri Pimpinan lembaga
00:04:30
kepala daerah anggota dewan pusat dan
00:04:32
daerah maka jumlahnya mencapai puluhan
00:04:34
ribu orang dan puluhan ribu orang ini
00:04:35
menikmati kemewahan yang luar biasa
00:04:37
bapak ibu semua Oke sebelum kita
00:04:39
membbreakdown kemewahan-kemewahan yang
00:04:41
mereka terima ini kita komparasi dulu
00:04:43
nih dengan negara-negara baju karena kan
00:04:44
pemerintah kita sering banget
00:04:45
mengkoparasi kita dengan negara lain
00:04:47
gitu alah pajak segini masih kecil
00:04:49
dibandingkan pajak negara lain ya kan
00:04:51
Nah maka kita lakukan hal yang sama
00:04:53
kalian tahu di Swedia menteri dan
00:04:54
pejabat publiknya menggunakan kereta
00:04:55
dalam aktivitas mereka tanpa ajudan
00:04:57
tanpa pengawal mereka tinggal di rumah
00:04:59
sendiri menanggung air sendiri listrik
00:05:01
sendiri tidak ada mobil dinas yang mewah
00:05:02
atau rumah gendongan di pusak kota
00:05:04
dengan halaman yang luas di Amerika
00:05:06
Serikat anggota sennat cuma menerima
00:05:08
kurang lebih 2,7 miliar per tahunnya
00:05:11
nilai yang sangat kecil bila kita
00:05:12
bandingkan dengan apa yang diterima oleh
00:05:14
para anggota dewan kita di Inggris
00:05:16
anggota parlemen wajib melaporkan detail
00:05:18
penggunaan perjalanan dinas atau biaya
00:05:20
operasional mereka Dan ini menjadi
00:05:23
informasi publik yang bisa diakses oleh
00:05:25
seluruh publik nah di Norwegia Pejabat
00:05:28
itu memiliki gaji yang cukup tinggi atau
00:05:30
bahkan bisa kita bilang cukup besar tapi
00:05:32
mereka dipotong pajak yang lebih besar
00:05:33
lagi dari masyarakat biasa jadi net
00:05:35
income-nya kecil gitu dan sepertinya
00:05:38
semakin maju sebuah negara maka semakin
00:05:41
besar pula tingkat malu para pejabatnya
00:05:44
Lalu bagaimana dengan Indonesia Heeh
00:05:47
seperti yang gua bilang ada puluhan ribu
00:05:48
pejabat di Indonesia ini kalau kita
00:05:49
hitung dari level eson 1 ya menteri
00:05:51
Pimpinan lembaga
00:05:53
eksekutif legislatif dan itu bisa
00:05:56
mendapatkan penghasilan hingga ratusan
00:05:57
juta tiap bulan termasuk tunjangan Trans
00:05:59
transportasi komunikasi reses
00:06:01
operasional honor tetim penghasilan
00:06:02
sebagai komisaris dan penghasilan legal
00:06:05
lainnya dan mereka juga memperoleh
00:06:06
fasilitas rumah dinas beban isinya pun
00:06:08
ditanggung oleh negara dan rumah
00:06:10
dinasnya Enggak cuma satu Bos bisa jadi
00:06:12
seorang pejabat itu mendapatkan lebih
00:06:14
dari satu rumah dinas bisa tiga rumah
00:06:16
dinas bahkan lima rumah dinas dan ada
00:06:18
pejabat yang seperti itu dan gua siap
00:06:20
bertanggung jawab atas statement yang
00:06:21
gua keluarkan ini ada lebih dari satu
00:06:24
pejabat di Indonesia yang memiliki lebih
00:06:26
dari satu rumah dinas dan jelas rumah
00:06:28
dinas ini adalah lumayan nyaman dan
00:06:30
besar yang mana bebannya tidak satuun
00:06:32
mereka tanggung misalnya beban
00:06:33
listriknya beban airnya beban
00:06:34
securitynya beban protokolernya biaya
00:06:37
kesehatan pun juga ditanggung sama
00:06:38
negara difasilitasi sama Negara apa
00:06:40
enggak enak jadi pejabat di Indonesia
00:06:41
Nah selanjutnya mobil dinas mobil dinas
00:06:44
lebih mencenangkan lagi bapak ibu
00:06:46
semua jangan lu pikir mobil dinas di
00:06:49
Indonesia itu mobil-mobil di level
00:06:51
Avanza Senia atau Agia enggak mobil
00:06:55
dinas pejabat di Indonesia itu
00:06:56
mantap-mantap semua Luxury item semua
00:06:59
dari mulai alpard sampai Range Rover
00:07:01
dari mulai series 7 sampai S Class itu
00:07:03
ada semua dan mereka juga bisa
00:07:05
mendapatkan mobil dinas lebih dari satu
00:07:07
dan yang lebih enak lagi mobil dinas ini
00:07:08
tidak selalu berpat merah e karena
00:07:10
pejabat eselon 1 ke atas itu punya plat
00:07:12
khusus namanya rfs kalau ada rfo atau
00:07:15
rfh di bawahnya itu biasanya peenjabat S
00:07:17
sat ke bawah tuh dan platnya hitam dan
00:07:18
bisa digunakan untuk bertamasya atau
00:07:21
bersosiitas ya Menarik kan dan
00:07:24
Berdasarkan riset dan tembungan gua
00:07:25
ketika ketika gua mencari data di
00:07:27
lpsc-nya sasnik gua menemukan angka yang
00:07:29
fant fastis bapak ibu semua untuk sewa
00:07:31
mobil dinas bagi para pejabat publik di
00:07:33
Republik Indonesia ini setnik harus
00:07:34
mengeluarkan biaya hampir 20 m tepatnya
00:07:37
sekitar 19,2 atau 19,3 m dalam penyewaan
00:07:41
mobil dinas penyewaan mobil dinas dan
00:07:44
semua kemewahan ini bisa mereka nikmati
00:07:46
tanpa harus mereka tanggung pajaknya
00:07:50
berapa jadi enak banget jadi pejabat di
00:07:52
Indonesia ini dia bisa punya penghasilan
00:07:54
ratusan juta tapi di satu sisi
00:07:55
beban-beban hidupnya ditangguh sama
00:07:57
negara jadi net income-nya sangat-sangat
00:07:59
besar Itulah kenapa orang-orang
00:08:00
Indonesia lomba-lomba jadi pejabat
00:08:01
karena nikmat sekali dan kalau kalian
00:08:03
mau menelisik lebih dalam kalian lihat
00:08:04
data by datanya kalian akan menemukan
00:08:06
hal-hal yang mencengangkan karena setiap
00:08:08
tahun atau bahkan setiap bulan di
00:08:09
seluruh Kementerian lembaga selalu ada
00:08:11
biaya renovasi rumah dinas konstruksi
00:08:14
rumah dinas dan konsultasi rumah dinas
00:08:16
nah hampir setiap tahun belanja terbesar
00:08:18
dari APBN itu bukan berasal dari
00:08:20
infrastruktur tapi belanja pegawai yang
00:08:22
mana nilainya mencapai ratusan triliuni
00:08:25
terakhir Kalau enggak salah hampir Rp400
00:08:27
triliun ya sekitar 200 atau 300 triliun
00:08:29
rupiah gitu belanja pegawai fasilitas
00:08:31
semcam rumah dinas tadi atau bahkan
00:08:33
perjalanan dinas belum termasuk loh
00:08:34
nilainya aja sudah sebesar itu dan yang
00:08:36
lebih miris lagi adalah walaupun belanja
00:08:38
pegawai kita seraksasa itu sebesar itu
00:08:41
masih banyak pns-pns kita yang harus
00:08:43
hidup dalam garis kemiskinan dan berada
00:08:45
dalam tekanan ekonomi yang sangat berat
00:08:47
Kenapa demikian karena kesenjangan
00:08:48
vertikal dan horizontalnya luar biasa
00:08:50
sekali bapak ibu semua anggaran raksasa
00:08:52
itu hanya dinikmati Oleh segelintir
00:08:55
orang tapi lebih banyak lagi yang
00:08:57
menderita gitu
00:08:59
[Musik]
00:09:01
Belum lama ini pengadaan mobil dinas
00:09:03
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera
00:09:05
Barat yang harganya paling tinggi Rp1
00:09:08
miliar menjadi sorotan tidak hanya itu
00:09:11
renovasi bagian dari rumah dinas ketua
00:09:13
DPRD Sumatera Barat yang mencapai 5,6
00:09:17
miliar turut menjadi perhatian Bupati
00:09:19
pole walim Mandar beli mobil dinas yang
00:09:22
lebih wah tak main-main ia pakai
00:09:25
Mercedes Benz dari gls yang harganya di
00:09:28
atas 2 miliar
00:09:30
berarti siap ya Pak Bupati kalaupnya
00:09:31
didesak untuk ini jadi polemik di
00:09:33
masyarakat Oh siap ada masalah sementara
00:09:36
di penajam pasar utara Kalimantan Timur
00:09:40
proyek pembangunan rumah dinas yang
00:09:41
meneran biaya sebesar Rp34 miliar turut
00:09:45
jadi sorotan rumah jabatan seluas 2
00:09:48
hektar ini berada di kawasan pesisir dan
00:09:51
memiliki pemandangan laut yang
00:09:52
dilengkapi dengan
00:09:54
Dermaga kontras sekali dengan rumah
00:09:56
rakyat jelata yang ada di sana
00:10:00
tentunya kalau perintah dari kami adalah
00:10:02
menyelesaikan dalam tahun ini dan jujur
00:10:04
hari di mana Hari gua memimpin negara
00:10:06
ini datang Entah dengan cara apapun maka
00:10:09
hal pertama yang gua lakukan adalah
00:10:10
membereskan dan menghancurkan semua ini
00:10:12
Kenapa demikian karena sebagus apapun
00:10:15
visi misi kebijakan program dan rencana
00:10:17
tidak akan pernah bisa mencapai outcome
00:10:19
yang maksimal kalau hal-hal seperti ini
00:10:22
masih diwajarkan masih dibenarkan dan
00:10:23
masih dilakukan seyokianya pejabat
00:10:26
publik adalah pelayan publik yang mana
00:10:28
kita akan membalikan lagi makam pejabat
00:10:30
publik menjadi pelayan publik
00:10:33
gitu agak ekstrem Terus apa hubungannya
00:10:37
dengan
00:10:39
PPN ini harus dilakukan untuk membuat
00:10:41
APBN lebih sehat dan tidak bergantung
00:10:43
dengan pembiayaan seperti hutang gua
00:10:45
setuju dan
00:10:47
sepakat tapi kenapa sehat dan stabilitas
00:10:50
APBN ini dibebankan pada kami masyarakat
00:10:53
menengah yang tiap hari harus bantti
00:10:54
tula mencukupi diri sementara di sisi
00:10:56
yang lain orang yang memberikan kami
00:10:58
beban ini sedang menikmati kehidupan
00:11:00
dengan kemewahan yang super tinggi gini
00:11:04
pemerintah sering bertanya dan heran
00:11:05
kenapa masyarakat tidak bisa menerima
00:11:07
kenaik ke PPN ini dengan legowo gitu
00:11:10
dengan berbagai macam narasi dengan
00:11:11
berbagai macam alasan dan lain
00:11:13
sebagainya nah seharusnya tidak perlu
00:11:15
menjadi seorang Einstein untuk paham
00:11:17
resistensi dari masyarakat penolakan
00:11:19
dari masyarakat ini bukan datang dari
00:11:21
kebodohan tapi ketidakadilan yang
00:11:23
terpampak gitu tentu gua paham tidak
00:11:25
semua kebijakan populer dan tidak semua
00:11:27
kebijakan bisa diterima dengan baik atau
00:11:30
diterima dengan begitu saja ya pahamlah
00:11:32
kadang ada urgensi yang harus dilakukan
00:11:34
kadang ada sesuatu yang harus ditempuh
00:11:37
dan kadang ada penolakan yang harus
00:11:38
diterima gu tapi yang harus pemerintah
00:11:40
juga paham gue yakin dan gua percaya dan
00:11:43
ini jadi masukan yang konstruktif untuk
00:11:44
pemerintah ya supaya program-program
00:11:46
bisa berjalan dengan baik tanpa hambatan
00:11:47
tanpa ada tentangan tanpa ada demo dan
00:11:49
protes maka yang pertama kali terlebih
00:11:51
dahulu bukan ngehire buzer influencer
00:11:54
mutar narasi ngerjain PR enggak yang
00:11:57
pertama kali dilakukan adalah pemerintah
00:11:59
menunjukkan etiket yang baik tersebut
00:12:01
mengorbankan fasilitas dan kemewahan
00:12:02
yang mereka terima untuk membaur dengan
00:12:04
masyarakat jadi ketika kita tahu ada
00:12:06
yang harus difik ya kita fight
00:12:07
bareng-bareng kalau pemerintah sudah
00:12:09
bisa menunjukkan hal seperti ini maka
00:12:10
Gua yakin masyarakat secara keseluruhan
00:12:13
pun akan menendukung program-program
00:12:14
bahkan program yang enggak populer
00:12:16
sekalipun jadi jangan pernah pemerintah
00:12:18
berharap masyarakat bisa menerima
00:12:19
program ini dengan logo dan begitu saja
00:12:21
ketika kami masih melihat betapa besar
00:12:23
dan betapa mewahnya fasilitas yang
00:12:25
diterima oleh Bapak Ibu yang terhormat
00:12:27
ini ketika kami bermacam macetan kami
00:12:29
diklason sama Patwal dengan mobil mewah
00:12:32
di belakangnya ketika kami sedang
00:12:34
membanting tulang bersusah-susah
00:12:35
anak-anak pejabat publik yang
00:12:37
bermewah-mewahan di Pulau pribadinya dan
00:12:38
lain sebagainya bayangkan dengan segala
00:12:40
kemewahan dan pendapatan yang tinggi ini
00:12:42
ikka korupsi masih ada tinggi kalau ini
00:12:44
tidak benahi maka enggak akan ada yang
00:12:45
berubah bapak ibu semua jadi Percayalah
00:12:47
ini Sebuah kritik dan masukan yang
00:12:49
sangat konstruktif dan mohon
00:12:52
dipertimbangkan kita belum ngomong soal
00:12:54
deflasi kita belum menurunnya daya beli
00:12:56
kita belum ngomong soal rendahnya tenaga
00:12:59
kerja kita belum ngomong soal tingkat
00:13:01
korupsi yang tinggi sampai lesunya
00:13:03
industri ya belum belum sampai di situ
00:13:05
belum hal-hal rumit kayak gitu Ini
00:13:06
sesederhana political will dan
00:13:08
pemerintah sampai sekarang belum
00:13:09
berhasil menunjukkan political will yang
00:13:12
baik sayang dan gue yakin kalau ini
00:13:15
sudahah dibenahin dan disadari good
00:13:16
governance itu bakal bisa tercipta
00:13:22
seenggaknya cuman ada satu topik yang
00:13:25
menarik untuk gua bahas Ya seperti yang
00:13:26
teman-teman ketahui pemerintah kita itu
00:13:28
punya Ambisi untuk menjadi anggota OECD
00:13:30
buat yang enggak tahu OECD Silakan cari
00:13:31
tahu sendiri ya itu organisasi soal
00:13:34
kebijakan publik soal rekomendasi dan
00:13:35
produknya banyak sekali digunakan oleh
00:13:38
negara-negara di dunia ya salah satu
00:13:39
produk terpopulernya ya apalagi kalau
00:13:41
bukan visa gitu yang ngomong soal
00:13:43
pendidikan jadi ya rata-rata anggotanya
00:13:45
rata-rata negara maju ada beberapa
00:13:47
negara berkembang dan diasa negara kalau
00:13:48
Indonesia masuk dan terpilih dan
00:13:51
mencapai kualifikasi maka Indonesia akan
00:13:53
jadi negara Asia Tenggara pertama yang
00:13:54
menjadi anggota OECD nah menteri air
00:13:57
langka ngomong Indonesia perlu jadi
00:13:58
anggota OECD buat pengaruh di ekonomi
00:14:02
global whatsoever lah Nah jadi gua
00:14:04
teliti nih semua dokumen OECD dari yang
00:14:06
berhubungan dengan Indonesia dan ini
00:14:08
menarik teman-teman Kenapa demikian
00:14:09
karena salah satu poin yang selalu dia
00:14:11
sorot adalah basis pajak Indonesia itu
00:14:13
rendah Which is true salah satu
00:14:14
rekomendasi OECD adalah APBN yang lebih
00:14:16
efisien belanja APBN yang lebih efisien
00:14:18
yang mana ya tadi sudah sempat kita
00:14:20
bahas kedua basis perpajakan yang
00:14:22
diperluas OECD yang merekomendasikan
00:14:24
kalau PPN itu harus naik basisnya harus
00:14:26
turun gitu dan ketika misisakkan tahun
00:14:29
2021 OECD mencatat itu sebagai
00:14:31
rekomendasi yang
00:14:33
ditindaklanjuti dan jangan kaget kalau
00:14:36
dalam beberapa tahun ke depan perubahan
00:14:38
itu Enggak cuman terjadi di PPN PPH bisa
00:14:40
saja berubah karena dalam rekomendasi
00:14:41
OECD juga tercantum bahwa Indonesia
00:14:43
perlu melakukan perubahan atas itu
00:14:48
gitu Sebenarnya bukan pertama kali ini
00:14:50
aja mengkritik kebijakan publik yang
00:14:52
berkaitan dengan keuangan gitu Silakan
00:14:54
lihat video gue yang lainah pandangan
00:14:56
gua terhadap musriim mlyani tidak
00:14:58
berubah sama sekali terlepas apapun
00:15:00
beliau adalah sosok yang sangat gua
00:15:01
hormati banyak hal yang gua pelajari
00:15:03
banyak hal yang ada di diri gua sekarang
00:15:05
karena bimbingan dan pelajaran dari
00:15:07
beliau karena banyak sekali hidup gua
00:15:09
terbantu juga sama beliau Jadi ya gua
00:15:11
sama sekali tidak punya masalah personal
00:15:12
atau kebencian personal Kepada beliau ya
00:15:15
gua masih melihat beliau dengan cara
00:15:16
yang sama dan menghargai beliau dengan
00:15:18
cara yang sama ketika gua membuat video
00:15:19
ini walaupun isinya misalnya kritik atas
00:15:21
kebijakan PPN 12% atau atau tentang
00:15:24
efisiensi agaran atau hal apapun yang
00:15:25
kita bahas di video ini ya bisa gua
00:15:28
lakukan karena apa yang beliau ajarkan
00:15:30
juga ke gua soal profesionalitas soal
00:15:32
integritas soal tidak takut untuk
00:15:34
mengatakan sesuatu walaupun itu tidak
00:15:36
populer gitu ya karena kan akan sangat
00:15:38
aman buat gua untuk enggak ngebahas ini
00:15:39
enggak perlu meresikokan diri gua untuk
00:15:41
friksi dan gua kira ini adalah bentuk
00:15:43
penghormatan tertinggi juga sekali lagi
00:15:45
gua tekan ke teman-teman namanya di
00:15:47
etika ya namanya kita hidup ya jangan
00:15:49
apa-apa dibawa personal gitu enggak
00:15:50
satuun konten yang gua buat yang gua
00:15:52
tujukan untuk menyorang menyerang
00:15:54
personality atau dasarnya kebencian
00:15:55
personal gitu jangkan Bu SMI yang gua
00:15:57
hormati ke pak Mardi gua aja gua sama
00:15:59
sekali enggak benci atau membawa
00:16:00
kehidupan personal beliau gitu Enggak
00:16:01
semua kritik itu dasarnya kebencian dan
00:16:04
bahkan enggak jarang kritik justru
00:16:05
berasal dari rasa kepedulian bapak ibu
00:16:07
semua jadi gitu Dan semoga ini bisa
00:16:09
dipahami dan jadi pelajaran buat
00:16:11
teman-teman semua oke itu aja konten
00:16:13
kali ini semoga konten ini bermanfaat
00:16:15
sampai jumpa di konten selanjutnya kalau
00:16:17
ada salah gua minta maaf silakan kita
00:16:20
berdiskusi di kolom komentar si