00:00:14
Halo apa kabar asalamualaikum
00:00:16
warahmatullahi wabarakatuh saya Ben Arif
00:00:18
bersama dengan Bung Roki Gerung dari
00:00:20
forum news Network respon publik atau
00:00:23
tepatnya lebih tepat eh persepsi pasar
00:00:26
terhadap pembentukan dana anara itu
00:00:27
masih e terus negatif ya Dan ini
00:00:30
tercermin dari indeks harga saham
00:00:31
gabungan yang terbakar termasuk ini e
00:00:34
saham-saham bank milik pemerintah yang
00:00:36
selama ini relatif Perkasa otoritas
00:00:38
Bursa Efek itu sampai mengumpulkan
00:00:40
sejumlah bos emiten besar ini untuk
00:00:43
mencari jalan
00:00:44
keluar memang
00:00:47
seringki struktur persoalan
00:00:50
itu
00:00:52
tidak dipahami itu dan karena itu reaksi
00:00:56
persepsional itu yang lebih dominan itu
00:01:00
yang terjadi juga pada soal
00:01:02
danantara kan diterangkan berkali-kali
00:01:04
bahwa danantara itu akan
00:01:08
memanfaatkan dividen untuk dikumpulkan
00:01:11
jadi modal untuk investasi itu oke itu
00:01:15
sederhana Kita paham di situ tetapi
00:01:17
kemudian yang sederhana itu justru
00:01:21
jadi kecurigaan karena dianggap bahwa
00:01:24
seluruh BUMN akan disatukan di situ lalu
00:01:28
akan dipakai sebagai modal dasar untuk
00:01:32
menyelamatkan ekonomi Indonesia dan
00:01:34
bahkan menjadikan danantara satu-satunya
00:01:36
peralatan untuk mewujudkan kemakmuran di
00:01:39
depan Nah di sini bagian yang e saya
00:01:42
sebutkan tadi di dalam persepsi publik
00:01:45
itu langsung jadi semacam kecurigan
00:01:46
Apakah itu satu-satunya cara dengan
00:01:50
eh keyakinan bahwa Indonesia akan terang
00:01:53
berenderang nanti setelah ada danantara
00:01:56
kan itu intinya tuh jadi komunikasi
00:01:59
publik ini itu harus dipahami dengan
00:02:03
baik bahwa masyarakat Indonesia
00:02:05
menganggap bahwa ya Justru karena
00:02:08
terlalu besar maka e mengucapkannya
00:02:11
justru terlalu gampang kan jadi Justru
00:02:14
karena dia besar maka orang menganggap
00:02:16
ini juga sama dengan Titanic yang
00:02:19
disebut sebagai
00:02:20
unsrinkable tidak tidak dapat tenggelam
00:02:23
karena terlalu besar untuk tenggelam
00:02:25
ternyata tenggelam juga kan jadi kita
00:02:27
sebut aja ini semacam eh
00:02:31
dilema dilema titanik itu kapal yang
00:02:34
sangat kuat justru dianggap
00:02:38
eh tidak mungkin ada kesempurnaan
00:02:42
ka dikuat-kuatkan sekalipun jadi juga
00:02:45
demikian halnya dalam soalantara tu
00:02:48
modal yang sangat besar selalu dianggap
00:02:51
sebagai berisiko tu betul bahwa adainsip
00:02:56
bahwa modal besar Ris besar tapi
00:02:59
untungnya juga bisa besar Nah kita mau
00:03:01
baca itu sebagai upaya pemerintah tentu
00:03:04
untuk meyakinkan publik bahwa tidak akan
00:03:07
ada semacam permainan kekuasaan di situ
00:03:10
tapi publik justru menganggap bahwa
00:03:12
sebesar ini modalnya artinya ada
00:03:14
kekuasaan besar yang mengincar e dana
00:03:17
semikian besar itu itu sebetulnya yang
00:03:19
harus di diluruskan atau dijernihkan
00:03:22
oleh para komunikator politik e istana
00:03:25
dan itu gagal diterangkan tuh sehingga
00:03:27
persepsi bahwa danantara itu akan jadi
00:03:29
di umpan besar untuk menangkap ee ee
00:03:34
ikan-ikan kecil atau sebaliknya dia
00:03:36
adalah ikan besar yang hendak menelan
00:03:39
ikan-ikan kecil kan itu sebetulnya yang
00:03:41
jadi problem sebulnya problem perseptual
00:03:44
atau problem persepsi di dalam eh
00:03:49
menerima komunikasi politik atau
00:03:51
headline yang mengatakan bahwa danantara
00:03:54
akan jadi semacam warisan anak cucu kita
00:03:57
kira-kira itu dilema Ner ya dimulai di
00:04:00
situ saya kira publik atau pasar sampai
00:04:02
sekarang masih belum bisa diyakinkan
00:04:04
karena terutama ini melihat struktur
00:04:07
danentara yang diisi oleh mereka-mereka
00:04:09
yang
00:04:11
ya ya orang ngertilah Siapa mereka itu
00:04:14
apalagi yang e misalnya yang mengelola
00:04:16
BUMN kan Di situ ada Erik thhir menteri
00:04:20
BUMN yang menjadi ketua dewan pengawas
00:04:23
kemudian ada Don oskaria ini wakil
00:04:25
menteri negara BUMN yangjadi Cenya dan
00:04:29
Bun Kita H kan sekarang ini benar-benar
00:04:31
hancur-hancuran Bapak blur ya Mulai dari
00:04:33
kalau BUMN infrastruktur karena diberi
00:04:36
penugasan e sekarang ini malah E
00:04:39
untangnya menggunung dan ada juga yang
00:04:41
sudah terancam pilot gitu kemudian e
00:04:44
BUMN pengelola dana-dana investasi
00:04:47
termasuk asuransi misalnya Asabri
00:04:49
jiwaaya tas dan sebagainya juga dilanda
00:04:52
skandal Jadi bagaimana publik mau
00:04:55
diyakinkan terutama karena publik
00:04:57
melihat
00:04:59
Sisi mereka yang hendak mengendalikan
00:05:02
atau diminta untuk mengendalikan
00:05:04
aktivitas bisnis dari danantara ini juga
00:05:07
adalah orang-orang yang dicurigai atau
00:05:10
dipersepsikan sebagai mereka yang gagal
00:05:13
untuk membersihkan BUMN mereka yang
00:05:16
gagal untuk menghalangi korupsi
00:05:18
berlangsung di perusahaan-perusahaan
00:05:20
negara kan itu satu paket berpikir
00:05:22
dianggap
00:05:23
bahwa mimpin BUMN aja atau menteri yang
00:05:27
seharusnya mengawasi BUMN itu atau
00:05:29
mengkori BUMN itu gagal untuk membuat
00:05:31
BUMN ini sehat karena dianggap atau
00:05:35
kadang kala memang faktanya banyak BUMN
00:05:38
yang harusnya sudah di dihilangkan nilai
00:05:42
nilai bisnisnya tuh apa istilahnya di
00:05:46
off jadi secara akuntan sebetulnya dia
00:05:49
sudah tidak berfungsi lagi sebagai
00:05:52
pembuat profit itu kecuali direkayasa
00:05:55
laporan keuangannya lalu dicari cara
00:05:57
dengan cara menyembunyikan e hutang
00:05:59
dalam bentuk e ee merger segala macam
00:06:03
tetapi yang jadi inti persoalan kita
00:06:05
adalah cara publik memandang mereka yang
00:06:08
eh terutama yang berasal dari wilayah
00:06:12
BUMN yang mengawasi atau bahkan menjadi
00:06:17
ee pasukan yang
00:06:20
akan membawa danantara ini kan jadi
00:06:23
sekali lagi kita masuk di dalam satu
00:06:25
wilayah yang memang bukan soal Ekonomi
00:06:27
bukan juga soal politik tapi soal
00:06:29
persepsi publik nah persepsi publik ini
00:06:31
berkembang terus atau tumbuh terus
00:06:33
karena perubahan-perubahan di dalam
00:06:36
konsep danantara itu sendiri kan
00:06:38
komposisi yang berubah dan mungkin juga
00:06:40
ee kejelasan siapa yang akan atau
00:06:44
lembaga mana yang akan nimbrung di situ
00:06:46
buwn mana aja yang akan dipastikan jadi
00:06:50
Core bisnis dari danantara apakah
00:06:53
perbankan itu dianggap ee bahkan mungkin
00:06:56
terlalu berbahaya kalau perbankan
00:06:57
dimasukkan di situ karena Sistem
00:06:59
perbankan itu punya semacam kepekaan
00:07:02
yang berbeda dengan perusahaan yang e
00:07:05
non finansial jadi semua hal
00:07:08
itu berputar di dalam pikiran publik dan
00:07:11
menimbulkan sinisme tetapi harus
00:07:14
dianggap Bah sinisisme publik itu
00:07:15
berdasar juga karena kepercayaan pada
00:07:17
pejabat-pejabat negara pejabat UMN
00:07:19
terutama pada kasus-kasus belakangan ini
00:07:24
asuransiabri pertaminan macam-macam itu
00:07:27
kemudian wikal Jadi segala macam hal hal
00:07:29
yang ada di publik itu justru dicurigai
00:07:32
sebagai
00:07:33
eh problem yang tidak atau bukan
00:07:36
dicurigai di dianggap tidak bisa
00:07:38
diselesaikan oleh BUMN sendiri lalu
00:07:40
sekarang mau digabung jadi semacam
00:07:42
gabungan dari mereka yang bermasalah
00:07:43
kira-kira itu persepsi publik terhadap
00:07:46
danantara danantara seperti yang
00:07:48
dikatakan oleh Hasim adiknya Pak Prabowo
00:07:50
itu adalah mimpi Pak Sumitro ayah dari
00:07:53
Presiden Prabowo tapi apakah benar
00:07:55
danentara seperti yang sekarang ini yang
00:07:58
dibayangkan oleh Pak Sumitro
00:07:59
yang selama ini pemikiran-pemikiran
00:08:01
ekonominya kan ee ini ya namanya seorang
00:08:04
sosialis ya ini lebih berpihak kepada
00:08:06
rakyat termasuk juga soal koperasi
00:08:09
misalnya Apalagi setelah danantara ini
00:08:12
dikaitkan dengan ide besar presiden
00:08:14
Prabowo yang bersumber pada ide ya
00:08:17
Ayahnya di tahun 080-an dan orang
00:08:21
akhirnya mencoba membaca apa sebetulnya
00:08:24
ide awal dari danantara ini kalau
00:08:26
dilihat dari historisitasnya itu dan Pak
00:08:28
Sumitro ternyata menginginkan danantara
00:08:31
itu jadi semacam modal dasar untuk
00:08:34
mengumpulkan uang dan keuntungannya
00:08:36
dipakai untuk membiayai koperasi k itu
00:08:39
filosofi yang orang anggap Oke itu bagus
00:08:41
betul bahwa negara bertanggung jawab
00:08:43
terhadap kehidupan rakyat dan karena itu
00:08:45
diperlukan satu super holding untuk
00:08:48
membiayai justru mereka yang tercecer
00:08:50
tertinggal yaitu rakyat karena itu
00:08:52
koperasi harus di digerakkan dan betul
00:08:55
bahwa presiden Prabowo akhirnya
00:08:57
menggerakkan koperasi berapa 70 Rib unit
00:09:00
koperasi akan dibangun di Indonesia
00:09:02
tetapi pertanyaannya Apakah danadana
00:09:05
nentara ini hasil investasinya itu akan
00:09:07
disalurkan E atau akan menguntungkan
00:09:10
perusahaan-perusahaan yang sifatnya
00:09:11
kepemilikan koperatif karena itu juga
00:09:14
yang belum diterangkan oleh pemerintah
00:09:16
sementara isu sudah berkembang bahwa ee
00:09:19
sebetulnya yang akan diuntungkan adalah
00:09:22
bukan koperasi tapi
00:09:23
perusahaan-perusahaan lain yang
00:09:25
memungkinkan nilai tambahnya itu
00:09:27
dinikmati oleh kalangan oligarki kan itu
00:09:30
sebetulnya yang yang harus diterangkan
00:09:32
secara ideologis bahwa itu penting untuk
00:09:35
memperlihatkan bahwa ada aspek
00:09:36
sosialisme di dalam ide Pak Sumitro itu
00:09:39
apakah juga dengan antara hari ini ada
00:09:42
di dalam ee ingatan sejarah yang sama
00:09:44
jadi kita harus jujur mengatakan bahwa
00:09:47
bukan jujur terus terang mengatakan
00:09:49
bahwa kecemasan publik kegelisahan
00:09:52
publik itu yang belum mampu untuk
00:09:54
ditangani oleh
00:09:55
EE bahkan petinggi-petinggi danantara
00:09:58
sendiri kan kan beberapa petinggi
00:10:00
danantara atau mereka yang membel
00:10:02
danantara masih bersikap defensif gitu
00:10:05
menganggap bahwa sudahud lihat aja
00:10:06
enggak usah banyak ngomong lihat aja
00:10:08
nanti bukan itu soalnya harus diletakkan
00:10:10
di dalam e kalkulasi dan analisis akal
00:10:14
pikiran bahwa kritik publik itu harus
00:10:17
dijaminkan pada argumentasi baru bahwa
00:10:20
danantara kami Perlihatkan akan
00:10:23
memunculkan ide-ide inovatif akan mampu
00:10:26
untuk mengatasi kusan ekonomi itu yang
00:10:28
harus di diterangkan pada publik bukan
00:10:30
sekedar mengatakan Bu ini adalah warisan
00:10:32
yang akan berguna ini adalah temuan
00:10:35
peradaban yang luar biasa kalau itu
00:10:36
semuanya itu namanya harapan atau bahkan
00:10:39
bisa jadi ilusi sebetulnya karena para
00:10:43
penjelas keadaan pun justru membuat
00:10:46
keterangan mereka itu menyebabkan
00:10:48
ketidakjelasan baru dan antara ini akan
00:10:52
jadi salah satu pertaruhan terbesar
00:10:54
presiden Pak Prabowo ee Jadi tidak boleh
00:10:57
gagal bukan hanya Pak ee Pak Prabowo
00:11:00
tapi bangsa ini ya karena duit bummn
00:11:02
semua ditumpuk dikumpulkan di dalam satu
00:11:05
keranjang ibarat telur itu telurnya itu
00:11:07
yang tadinya terpisah-pisah di berbagai
00:11:08
keranjang sekarang dalam satu keranjang
00:11:10
kalau keranjangnya tumpah ya itu hancur
00:11:12
semua telurnya masalahnya sekarang ini
00:11:14
kan puik masih belum bisa diyakinkan dan
00:11:17
pasar terlanjur negatif reaksinya
00:11:20
sementara komunikasi publik pemerintah
00:11:22
itu sangat buruk ini kan seperti e apa
00:11:25
ini judul film seingat saya ya satu
00:11:27
bantal beda mimpi gu antara Presiden
00:11:30
Prabowo dengan rakyat itu berbeda memang
00:11:33
ada sentimen negatif terhadap ee sesaat
00:11:37
setelah peluncuran dana Tara tapi biasa
00:11:39
aja itu kan semacam keraguan dari
00:11:42
investor asing untuk melihat apakah ini
00:11:44
betul-betul mampu jadi e tempat mereka
00:11:47
berinvestasi itu sementara peringkat
00:11:50
Indonesia itu diturunkan terus oleh para
00:11:52
pemeringkat dunia bahwa subaiknya jangan
00:11:53
investasi di Indonesia ini juga jadi
00:11:56
jadi beban psikologi bukan beban
00:11:58
psikologi
00:12:01
eh manajemen Danar tapi beban psikologi
00:12:05
rakyat sebetulnya kan kan rakyat juga
00:12:07
membaca bahwa kalau negative campaign
00:12:09
atau eh negative impression ditularkan
00:12:14
melalui media-media sosial dari luar
00:12:17
negeri itu
00:12:18
juga membuat rakyat semakin lama makin
00:12:21
ragu terhadap e kondisi ekonomi
00:12:23
Indonesia jadi saya kira itu juga perlu
00:12:27
semacam koordinasi sebnya koordinasi
00:12:30
public opinion yang memang hari-hari ini
00:12:32
terlihat lemah dari pihak pemerintah
00:12:34
sementara rakyat semakin lama makin
00:12:37
menduga berkejaran dengan waktu Kalau
00:12:39
tidak ada satu konsep yang utuh yang
00:12:42
bisa diterangkan untuk dijadikan patokan
00:12:44
publik dalam berkomentar tentang tentang
00:12:45
eh danantara maka publik menganggap
00:12:48
bahwa ini ada satu satu proyek yang e
00:12:52
kelihatannya berbahaya itu atau bahkan
00:12:54
ada yang mulai menyebut bahwa ini proyek
00:12:56
ugal-ugalan kita ingin keterangan itu
00:13:00
diucapkan dalam satu bantahan yang
00:13:02
argumentatif dari pihak pemerintah dan
00:13:05
selama itu Belum diucapkan itu penanda
00:13:08
bahwa kecemasan di dalam kabinet sendiri
00:13:11
mungkin sedang berlangsung tuh atau
00:13:13
orang menduga bahwa pasti masih ada
00:13:16
perselisihan ideologis atau
00:13:20
perselisihan teknis tentang kedudukan
00:13:23
danantara ini
00:13:25
sebagai sebagai mesin penggerak
00:13:28
pertemuhan ekonomi dan mesin penjamin
00:13:32
kemakmuran di masa depan Kara ini
00:13:34
pentingnya aspek pertengkaran ideologis
00:13:36
ini yang diterangkan pada publik supaya
00:13:39
publik bisa berpartisipasi secara
00:13:40
maksimal atau kalau ada semacam keraguan
00:13:43
ya bisa ditunda atau diperbaiki
00:13:46
sistemnya atau apapun tetapi sekali lagi
00:13:48
yang dituntut oleh publik adalah satu
00:13:50
keterangan yang yang imperatif artinya
00:13:54
keterangan dominan yang masuk akal
00:13:57
supaya penerimaan terhadap danantara ini
00:13:59
ini bisa menjadi semacam optimisme
00:14:02
publik bahwa akan ada betul-betul
00:14:04
Indonesia yang terang di masa depan akan
00:14:06
ada bonus demokraf n selama itu tidak
00:14:09
bisa diyakinkan oleh para komunikator
00:14:11
istana maka publik akan ya makin lama
00:14:14
akan melecehkan sebetulnya upaya untuk
00:14:17
ee memuja barang baru ini tapi sekali
00:14:20
lagi kita ingin lihat Bagaimana
00:14:22
sebetulnya pemerintah dengan cara yang
00:14:24
kuat itu datang ke publik dan Terangkan
00:14:27
apa sebetulnya yang dimaksud dengan
00:14:29
super holdolding ini sampai sekarang
00:14:31
orang masih merah-ber apakah ini jenis
00:14:33
gajah memang kakinya sudah kelihatan
00:14:36
ekornya E belalainnya tapi apakah
00:14:38
betul-betul gajah ini dimaksudkan untuk
00:14:41
ee menarik gerbong yang sangat besar
00:14:45
yaitu kemiskinan dan ketidakadilan atau
00:14:47
justru Ini gajah yang e akan dilumpuhkan
00:14:50
sendiri oleh lingkungannya tu sementara
00:14:53
ee pikiran yang lain menganggap bahwa
00:14:56
Apakah danantara dengan dengan Skala
00:15:00
yang sangat besar dan masif itu sudah
00:15:03
dihitungk impactnya pada lingkungan
00:15:05
misalnya kalau investasinya digencot
00:15:07
habis-habisan itu ada pemanasan ekonomi
00:15:10
misalnya sekaligus pemanasan lingkungan
00:15:12
karena sifat dari modal itu selalu akan
00:15:15
mengambil risiko berlawanan dengan
00:15:18
eh prinsip-prinsip ekologi Saya kira itu
00:15:21
soal yang e sebiknya di diulas secara
00:15:25
terus-menerus oleh EE lembaga-lembaga
00:15:27
kritis dari masyarakat sipil tetapi
00:15:30
sekali lagi dengan argumentasi akademis
00:15:32
yang kuatap salam kas
00:15:38
[Musik]