00:00:00
kali ini kita akan sharing membedah
00:00:01
dikit mengenai jurnal atau paper saya
00:00:03
kalian bisa download sebenarnya papernya
00:00:05
di sini dan ini sebenarnya Sinta 3 atau
00:00:07
Sinta 4 dan jurnal ini saya buat dalam
00:00:09
rangka untuk memenuhi gelar MBA saya di
00:00:12
ITP pada waktu setahun yang lalu jadi
00:00:15
judul jurnal ini adalah sesuatu yang
00:00:17
saya hadapi Tapi saya enggak bisa
00:00:19
meneliti diri saya sendiri karena itu
00:00:20
akan bias jadi saya meneliti
00:00:22
membandingkan antara makro call atau
00:00:24
micro call call itu adalah influencer
00:00:27
dan itu gara-gara sesimpel karena banyak
00:00:29
teman-teman saya pengusaha sepatu dan
00:00:31
pengusaha fashion yang ngetik di X pada
00:00:34
waktu itu belum ada threads mereka
00:00:36
ngeluh bahwa call itu sudah enggak
00:00:38
efisien tapi Beberapa brand di dunia itu
00:00:42
masih menggunakan influencer So sesuatu
00:00:45
pertanyaan itu bisa dijawab kalau ada
00:00:46
datanya kalau enggak ada datanya bagi
00:00:48
saya itu adalah asumsi dan semua asumsi
00:00:50
itu ada hipotesa semua asumsi dan
00:00:52
hipotesa harus dibuktikan dengan resarch
00:00:54
Nah itu alasan kita akan belajar di sini
00:00:57
di kelas pakar Malaka bersama dengan
00:01:00
Tirta
00:01:03
[Tepuk tangan]
00:01:04
[Musik]
00:01:17
[Tertawa]
00:01:18
citok Aduh jangan merasa pintar ya
00:01:21
tetaplah merasa bodoh karena orang bodoh
00:01:23
yang mau belajar itu lebih bagus
00:01:25
daripada orang pintar yang merasa cukup
00:01:27
kepentok nanti Oke sudah bisa di di
00:01:29
mulai kelasnya ya Jadi pada dasarnya
00:01:32
gini Buat teman-teman sekalian yang
00:01:34
nonton mungkin akan bingung ya Bagi saya
00:01:37
influencer buzer pet promoter Itu semua
00:01:40
adalah sama Mereka menjual awareness
00:01:43
dengan berbagai macam strateginya jadi
00:01:46
dari beberapa jurnal kalian bisa baca
00:01:49
saya sudah ngasih referencesnya tuh di
00:01:51
jurnal saya juga Jadi kalian cek di
00:01:52
bagian bawah tuh banyak influencer itu
00:01:54
sebenarnya dibedakan sekarang menjadi
00:01:56
empat yang pertama adalah Nano
00:01:57
influencer micro influencer makro
00:01:59
influencer dan Mega influencer dan ini
00:02:02
sebenarnya sama Nano influencer itu
00:02:03
dikategorikan kalau followernya dari
00:02:05
1.000 sampai 10.000 kalau micro
00:02:08
influencer itu dari 10.000 sampai
00:02:09
Rp100.000 sedangkan makro influencer itu
00:02:12
dibagi menjadi dua makro yang tier awal
00:02:14
itu adalah 100.000 sampai r500.000 dan
00:02:16
makur kod adalah r500.000 sampai R juta
00:02:19
di atas R juta itu disebut Meg call
00:02:22
clear sampai situ trend influencer
00:02:24
marketing itu berdasarkan kalau kalian
00:02:26
baca berb jurnal itu sudah tren dari
00:02:28
tahun 2003
00:02:30
semenjak Instagram pertama kali muncul
00:02:32
ketika kita menjual yang namanya
00:02:33
fotografi dan by visual Why itu kita
00:02:36
akan turunkan menjadi sebuah teknik
00:02:38
marketing yang kita namakan Aas dan Aida
00:02:40
Apa itu Aas dan Aida Google sendiri atau
00:02:43
pakai Chat GPT biar kalian belajar itu
00:02:45
PR pertama apa itu aisas dan Aida tulis
00:02:48
di kolom komentar itu dulu PR pertama
00:02:50
kalau saya jelasin semua kalian enggak
00:02:52
akan pernah belajar jadi itu dari Aas
00:02:55
dan Aida kita akan turunkan lagi menjadi
00:02:57
teknik yang namanya community driven
00:02:59
marketing atau omity driven marketing
00:03:00
atau kita bisa bilang cdm jadi si call
00:03:04
atau key opinion leader atau kita bisa
00:03:06
bilang influencer ini itu digunakan
00:03:09
brand untuk Partnership untuk yang
00:03:11
namanya menggiring opini Oke menggiring
00:03:14
opini untuk mmaintain trust dan
00:03:16
kredibilitas dari sebuah brand sehingga
00:03:18
terjadi bonding seolah-olah organik dan
00:03:20
akhirnya si customer tersebut akan
00:03:22
membeli barang cuma dengan berkembangan
00:03:25
teknologi cara penyampaian influencer
00:03:27
dibagi menjadi dua oke Ada hardsell dan
00:03:30
soft selling hard selling itu adalah
00:03:31
ketika Si influencer tersebut
00:03:32
jelas-jelasan terang-terangan melakukan
00:03:34
cte atau call to action-nya Halo
00:03:36
kawan-kawan semua jangan lupa beli ya
00:03:38
produk ini karena ini produk yang paling
00:03:39
keren ya contohnya seperti itu kalau
00:03:42
soft selling itu yang dinamakan dengan
00:03:44
namanya dia pura-pura organik testimoni
00:03:48
testimoni yang sangat soft tidak ada pet
00:03:51
promote-nya Jadi benar tidak ada call
00:03:52
talk action-nya jadi sofs itu rata-rata
00:03:54
enggak ada cta nah dua hal ini akhirnya
00:03:57
dibandingkan ya sebenarnya efektif mana
00:03:59
sih antara hard selling language atau
00:04:03
bahasa yang to the point straight to the
00:04:04
point dengan Soft selling dan itu tidak
00:04:06
bisa dibandingkan kalau baya asumsi
00:04:08
banyak orang dari agensi yang menuliskan
00:04:11
bahwa lebih mudah hard selling lebih
00:04:13
mudah soft selling di zaman sekarang
00:04:15
bagi saya mereka sebenarnya orang-orang
00:04:17
yang gak pernah belajar soal data dan
00:04:18
itu terbukti hanya asumsi part of
00:04:21
hipotesis dan mereka hanya by
00:04:23
berdasarkan pengalamanku Mas pengalaman
00:04:26
pribadi itu tier terbawah di dalam
00:04:27
ilmiah Mas tier ter atas itu adalah
00:04:30
systematical review metaanalisis Jadi
00:04:33
kalau ada orang-orang dari sor konsultan
00:04:35
marketing tiba-tiba ngomong agensi
00:04:37
Berdasarkan pengalaman saya dah
00:04:39
testimonial bias jadi semua itu
00:04:43
dibandingkan dengan data Akhirnya saya
00:04:45
membandingkan saya bertemu dengan dosen
00:04:47
dosen saya lebih pintar dari saya
00:04:49
ternyata dosen saya adalah bu Nila
00:04:50
beliau PHD seumuran sama saya 91 Tapi
00:04:54
beliau PSD di usia
00:04:56
27 ya 27 dan jadi guru di UGM dari umur
00:05:01
29 jadi bayangkan Nur 27 dia ada PHC
00:05:04
sepintter apa tuh di dunia marketing dan
00:05:06
fellowhship terus bu Nila akhirnya
00:05:08
mengusulkan sama saya kenapa enggak
00:05:09
dibandingkan Akhirnya saya membandingkan
00:05:11
dua hal paling segmentasi jadi adalah
00:05:14
perbandingan antara mikro call dan macro
00:05:16
call menggunakan soft selling dan hard
00:05:19
selling language terhadap efektivitas
00:05:21
Decision Making pada pembelian purching
00:05:23
decision pada sepatu Piero hanya sepatu
00:05:26
jadi jelas dalam penelitian apa yang
00:05:27
dibandingkan makronya saya menggunakan
00:05:30
arilis mana sebagai sampel tahu arilis
00:05:33
mana Google Pertanyaan nomor dua
00:05:35
kebangetan Kalau Anda enggak tahu ya
00:05:36
lagunya aja Anda dengar terus kok terus
00:05:38
habis itu yang kedua adalah adialogi
00:05:40
untuk microinfluencernya di tinis
00:05:43
setelah dibandingkan saya meng-ghire eh
00:05:46
328 sampel menggunakan metode slofin
00:05:48
analisis dan akhirnya saya menggunakan
00:05:51
perbandingannya menjadi empat jadi macro
00:05:53
call diperlakukan dengan hard selling
00:05:55
language macro call dengan Soft selling
00:05:57
language micro call dengan hard selling
00:05:59
language microoc softselling language
00:06:01
empat-empatnya di random dan randomized
00:06:03
dan kita bandingkan dan kita buat
00:06:05
perlakuan perlakuannya akhirnya
00:06:07
menggunakan multi Anova dan regri
00:06:09
analisis dan akhirnya kita akan
00:06:10
bandingkan sebenarnya efektif yang mana
00:06:13
berdasarkan penelitian Dari jurnal
00:06:15
tersebut Anda bisa cek saya menggunakan
00:06:16
SPSS 22 di situ ternyata hasilnya unik
00:06:20
unik ini yang pertama
00:06:23
makrol apapun penyampaian bahasanya itu
00:06:26
ternyata berguna banget untuk instant
00:06:28
sales Jadi kalau misalkan ada Maro call
00:06:31
followernya di atas 1 juta sampai 2 juta
00:06:35
atau r00.000 itu ternyata berguna banget
00:06:38
buat boosting instant sales dan
00:06:41
penyampaian paling efektifnya adalah
00:06:43
hard selling itu alasan kenapa Beberapa
00:06:46
brand besar lebih menggunakan macro call
00:06:49
di era boosting instan salales Contohnya
00:06:51
apa Ramadan Berapa banyak Mega Call yang
00:06:54
di highire brand untuk posting seperti
00:06:56
ini halo kawan-kawan Ini aku baru dapat
00:06:59
brand loh baju koko keren dari cut off
00:07:01
jangan lupa ya selama bulan Ramadan ada
00:07:03
P1 G2 di Raya collection itu H selling
00:07:06
language dan rata-rata yang di higher
00:07:07
sama cutof adalah follower 500.000 ke
00:07:09
atas itu jadi macroc itu memaintain
00:07:12
untuk dua hal awareness dan instanal
00:07:14
boost dan itu proven di data nomor dua
00:07:17
ternyata micro call dan soft selling
00:07:21
language itu sangat efektif untuk
00:07:22
memaintain trust dan credibility dari
00:07:24
brand itu alasan kenapa Beberapa brand
00:07:27
contoh di Twitter
00:07:31
guys
00:07:33
edukasi bawahnya cta terjadi di mana
00:07:38
brand contohnya grab grab
00:07:42
rbnba Kenapa diaemaintain trust jadi
00:07:46
microc itu memiliki penganut yang
00:07:49
engagementnya rata-rata average di atas
00:07:51
4% jadi ada interaksi yang kuat antara
00:07:53
follower
00:07:55
dan sehingga Mr ini cocok untuk
00:07:58
membangun
00:07:59
dari sebuah brand jadi microc dan ST
00:08:01
selling itu cocok Anda higher kalau
00:08:03
brand Anda krisis kepercayaan dan
00:08:06
kredibilitas nomor ini yang micro call
00:08:09
dan hard selling language bisa terjadi
00:08:11
di mana Story taling jadi banyak topad
00:08:15
rata-rata yang paling menemukan ini dan
00:08:17
sekarang tiktok shop dan shopee
00:08:19
menghirenya dalam bentuk apa affiliate
00:08:21
dan taling jadi ternyata efektif untuk
00:08:24
apa boot untuk awareness salah satu poin
00:08:28
dari isas dan Aida dan untuk Sharing dan
00:08:30
action ternyata micro call dan hard
00:08:32
selling language itu paling mempengaruhi
00:08:36
purchasing decision dari
00:08:39
customer itu alasan banyak foot bloger
00:08:41
yang followernya di bawah 200.000 lebih
00:08:43
Superior dibandingkan megacol di food
00:08:45
bloger karena ternyata netizen itu lebih
00:08:48
percaya kalau microc yang dibaah
00:08:49
Rp200.000 eh dibaah rp00.000 itu dengan
00:08:51
hard selling dan mereka menganggap Oh
00:08:52
ini keren nih Anda bisa hitung fashion
00:08:55
tiktok yang dibawah r.000 yang dia tap
00:08:57
link keranjang kuning dan sesnya
00:08:59
gede-gede semua karena memang betul
00:09:00
micro call yang dib.000 dengan
00:09:02
hardselling language itu by data
00:09:04
ternyata lebih bisa mmaintain untuk
00:09:07
purchasing decision dan impulsifnya dari
00:09:09
customer yang paling enggak efektif dan
00:09:12
paling tidak dipercaya sama customer
00:09:14
adalah makro call dengan Soft selling
00:09:16
language jadi followernya 2 juta atau
00:09:19
sejuta kayak saya misal terus pura-pura
00:09:22
guys aku habis beli loh Enggak mungkin
00:09:24
enggak mungkin karena kalau anda habis
00:09:26
beli ternyata netizen di zaman sekarang
00:09:28
memiliki krisis kepercayaan pada macro
00:09:30
call yang soft selling Jadi kalau Anda
00:09:33
punya brand Anda krisis instant sales
00:09:35
dan anda butuh revenu secepatnya untuk
00:09:37
opex dan kesloow anda higher macro call
00:09:39
untuk instan l kasih promo jadi
00:09:42
kombinasi Advertising dan macro call
00:09:44
Processing decision akan naik Kalau Anda
00:09:46
krisis kepercayaan Anda harus micro call
00:09:48
dan penyampainya saling language tapi
00:09:51
kalau anda memiliki Pengin impulsivitas
00:09:54
dari purchasing decision masyarakat kamu
00:09:57
harus menghir micro call dengan hard
00:09:58
selling
00:09:59
terlihat di gadget fashion topad
00:10:02
affiliate shopee nah tiga ini kalau di
00:10:05
combo akan memiliki hal yang bagus tapi
00:10:09
ada tapinya setelah jurnal ini rilis
00:10:11
tahun 2024 aku publish muncul marketing
00:10:16
yang baru yang itu membuat aku belajar
00:10:18
lagi namanya adalah koc key opinion
00:10:22
consumer jadi setiap customer adalah
00:10:25
brand Ambassador perusahaannya jadi si
00:10:27
customer ini diberikan insentif agar
00:10:29
mereka memberikan
00:10:30
testimonial dan ini yang
00:10:33
ternyata lumayan tinggi yang sudah
00:10:35
menggunakan adalah brand lokal yang
00:10:37
pernah ke sini Humans itu menggunakan
00:10:39
strategi koc yang sangat kuat dengan cdm
00:10:41
atau community driven marketing so so
00:10:44
adalah dan ini masih belum efektivitas
00:10:48
call dibandingkan dengan Advertising nah
00:10:49
ini yang harus anda tahu untuk Beberapa
00:10:52
brand yang memang boostingnya awareness
00:10:55
butuhnya awareness kombinasi antara Mega
00:10:58
Call Mega call dengan instant sales dan
00:11:01
Advertising itu bisa ngebost revenue
00:11:05
patokannya pakai ras Apa itu Ras itu
00:11:07
pertanyaan nomor tiga Anda ketik aja
00:11:09
Jadi kalau marketing itu bukan by
00:11:11
intuisi men itu creative director jadi
00:11:14
ada perbedaan bagiku marketing strategi
00:11:17
analisis dengan eh creative director
00:11:20
creative director itu adalah yang
00:11:21
menurunkan campaign ya menurunkan
00:11:23
campaign ide kreatif namaj creative
00:11:25
director tapi kalau marketing strategy
00:11:27
analysis itu berhubungan sama angka
00:11:29
ada yang namanya Return of marketing
00:11:32
jadi biaya marketing itu harus
00:11:34
kembali
00:11:36
misalkan saya memasarkan cut off nih
00:11:40
dengan harga membayar Dokter Tirta
00:11:42
misalkan R
00:11:44
juta 40 juta do Tita Ini bisa
00:11:47
menghasilkan salesnya berapa
00:11:49
dibandingkan perbandingan rasio itulah
00:11:52
Oh ternyata dengan aku bayar R juta
00:11:54
tilta aku mendapatkan revenue r60 juta
00:11:57
atau 20 juta berarti 1 banding 6 berarti
00:12:00
rasnya 6 nah perbandingan itulah yang
00:12:03
harus ada angkanya jadi creative
00:12:05
director itu akan bertanggung jawab pada
00:12:08
marketing strategi analisis ka direct
00:12:10
membuat campaign maka marketing strategy
00:12:12
analisis akan bertanya seberapa besar
00:12:14
dan yakin camu ini akan balik modal
00:12:17
kalau targetnya instant sales dan
00:12:18
revenue Nah kalau trust tidak bisa
00:12:21
diukur pakai revenue ini yang
00:12:22
teman-teman sering Salah kaprah aku
00:12:24
menghire X kok enggak balik modal karena
00:12:27
targetmu kan trust sama kredit ity Bos
00:12:30
brand identity is part of investment
00:12:33
your investment IP intellectual property
00:12:36
Ketika anda membayar influencer untuk
00:12:37
meningkatkan trust is part of strategy
00:12:40
untuk boosting brand identity dan brand
00:12:42
identity itu bukan expenses brand
00:12:43
identity itu investment jadi patokannya
00:12:46
dari microinluencer yang meningkatkan
00:12:47
trust dan credibility adalah reach er
00:12:51
dan Insight Jadi kalau anda ageny tolong
00:12:54
patokannya berbeda kalau memang si call
00:12:56
ini dihire untuk instan sales patokannya
00:12:58
adalah ras perbandingan efektivitas dia
00:13:01
ketika ngupdate s-s aku Berapa revenue
00:13:04
dibandingkan biaya rasionya berapa tapi
00:13:06
kalau pengin meningkatkan trust dan
00:13:08
credibility apalagi awareness itu
00:13:10
patokannya Ir dan itu jadinya investmen
00:13:13
kamu buang untuk meningkatkan awareness
00:13:15
brandmu Jangan dianggap expenses berarti
00:13:18
kalau investment apa yang dikurangi
00:13:20
future profit dengan kita m-maintain
00:13:22
trust maka kita berharap akan ada future
00:13:24
profit yang kita raih maka pentingnya di
00:13:27
sini penutupnya adalah pentingnya
00:13:28
kesadaran dari sini adalah Saya berharap
00:13:30
semua pengusaha berpikir sangat mudah
00:13:32
untuk membuat bisnis Betul tapi sangat
00:13:36
sulit untuk mempertahankan dan sangat
00:13:38
sulit lagi untuk mempertahankan momentum
00:13:41
Jadi kalau teman-teman memiliki bisnis
00:13:43
Tolong kalau mau barangnya laku budget
00:13:46
itu dibagi menjadi tiga ada opex ada
00:13:48
kapex dan ada variableel cost marketing
00:13:52
itu masuk variableel cost Mas ya gaji
00:13:54
pegawai itu F cost Mas ya itu masuk opex
00:13:57
dan kapex itu contoh nya Dep ya bunga
00:14:00
dari equity nah ini beda semua Mas ya
00:14:03
bisnis sudah sesimpel itu Tapi kalau
00:14:05
kalian tidak siap gini berarti kalian
00:14:06
gak siap scale
00:14:08
up dan kesalahan pebisnis adalah
00:14:12
buru-buru scale up buru-buru ke kolam
00:14:15
yang besar Padahal kolamnya masih kecil
00:14:18
Kalau masih enjoy di kolam kecil gak
00:14:19
apa-apa dan yang terakhir adalah banyak
00:14:22
owner yang merasa sok pintar karena
00:14:23
mereka merasa jadi owner Jadi mereka
00:14:25
malas untuk
00:14:27
belajarer itu harus lebih dia harus
00:14:30
paham dia harus paling tajam karena dia
00:14:32
memahami dia nahkodanya kalau anda tidak
00:14:34
mau belajar perusahaan anda akan jatuh
00:14:36
ke jurang Jadi kalau anda merasa diri
00:14:38
Anda owner anda merasa Anda memikan
00:14:40
mayoritas Anda harus lebih pintar dari
00:14:42
pegaya Anda Anda harus rajin membaca
00:14:43
lebih dari pegaya Anda kalau anda tidak
00:14:45
lebih pintar Anda harus resen dari CEO
00:14:47
menyerahkan CEO itu kepada orang yang
00:14:49
lebih pintar dan anda jadi komisari saja
00:14:51
that's it jadi kesalahan owner rata-rata
00:14:53
adalah selain enggak mau scelap dia
00:14:54
merasa dirinya lebih jago lebih pintar
00:14:57
dan lebih pintar itu enggak mau mau
00:14:59
belajar dan itu betul karena dia enggak
00:15:00
mau belajar akhirnya membawa perusahaan
00:15:02
tersebut jadi down dan itu yang kur
00:15:03
rasain di susen care dengan aku belajar
00:15:05
ke ITB aku menganggap Oh ternyata ilmu
00:15:08
tuh banyak ternyata banyak orang lebih
00:15:09
pintar dan Akir aku membaca membaca
00:15:11
membaca sehingga meminimalisir filer
00:15:14
jadi owner itu ada dua yang percaya sama
00:15:17
growth sama yang percaya sama failer aku
00:15:20
lebih percaya yang kedua meminimalisir
00:15:22
failer karena filer itu pasih akan ada
00:15:24
dan kemungkinannya ada jika kita menekan
00:15:27
filer tersebut less than 5%
00:15:29
itu akan membuat kemungkinan kita di
00:15:31
masa yang akan datang lebih bagus Nah
00:15:33
tapi akan ada owner yang percaya dengan
00:15:37
Dream Saya tidak percaya dengan Dream
00:15:40
mimpi itu tidak bisa diukur mimpi itu
00:15:43
akan membutakan owner dan membawa
00:15:44
perusahaan tersebut jatuh ke curang yang
00:15:46
mereka enggak tahu banyak kok owner yang
00:15:49
percaya sama mimpi ya berujung
00:15:51
resign Steve Jobs
00:15:53
resign ya Google ceo-nya diganti orang
00:15:57
yang lebih proper why
00:15:59
karena nahkoda itu tidak percaya mimpi
00:16:00
Coy nahoda itu percaya Kompas noda itu
00:16:03
percaya angka jadi mimpi itu boleh
00:16:05
Bermimpi itu boleh tapi bisa diukur
00:16:08
mimpi yang bisa diukur itu realistis
00:16:10
mimpi yang gak bisa diukur maka anda
00:16:12
Ming jadi freelancer saja